Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH TURUN DAN PENULISAN AL-QUR’AN


Untuk memenuhi tugas kuliah Ulum Alqur’an
Dosen pengampu: Ibu Ade Irma M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 2

Faridatul Hilmiyah 221220034


Nabila Aulia Afandi Putri 221220014
Indah Permatasari 221220029

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTAN MAULANA HASSANUDIN BANTEN
2023-2024
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji kita panjatkan kehadiratan Allah Swt. Yang dengan taufiq dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah limpahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad Saw. Karena atas perjuangan
beliau yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang seperti
saat ini.sehingga kita semua dapat berkumpul ditempat yang sangat mulia ini. Aamiin.Kami
mengucapkan terimakasih Kepada Ibu Ade Irma M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah
“Ulumul Quran” serta teman-teman semua yang membantu kami dan memberikan motivasi
kepada kami selama penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk masukan, saran, dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Serang, 11 September 2023

Kelompok Dua

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. ii


Daftar Isi ............................................................................................................. iii
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
3. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1
BAB 2: PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
A. Pengertian Al-Qur’an dan sejarah turunya Al-Qur’an…………………2
B. Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur………….3
C. Pemeliharaan Al-Qur’an pada masa nabi………………………………..4
D. Penulisan Al-Qur’an pada masa khulafaur rasydin……………….....…4
E. Pemeliharaan Al-Qur’an pasca khulafaur rasyidin………………….….5
BAB 3: PENUTUP ................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Al-qur’an adalah wahyu Ilahi (kitab suci) yang diturunkan kepada nabi
Muhammad s.a.w. sebagai pedoman bagi umat manusia. Untuk memahami Al-qur’an
diperlukan berbagai ilmu antara lain adalah “‘ulum Al-qur’an”. Ilmu-ilmu ini
mencakup pembahsan-pembahsan yang berhubungan dengan Al-qur’an dari segi sebab
turunnya, pengumpulan dan urutan-urutannya pengetahuan tentang ayat-ayat makkiyah
dan madaniyah, nasikh dan Mansukh dan lain-lain. Ulum Al-qur’an dan dengan
berbagai cabang dan macamnya tidak lahir sekaligus, tetapi melalui proses dan
perkembangan yang dapat dibagi ke dalam fase periwayatan dan fase kodifikasi.
Sampai saat ini telah lahir puluhan tokoh dibidang Ulum Al-qur’an, diantara mereka
yang paling masyhur adalah Jalaluddin Al-Suyuthi yang menulis kitab Al Itqan fi
`Ulumul Al- Qur’an dan Al Zarqany dengan karyanya Al Burhan fi `Ulumul Qur-an.
Kedua kitab ini selalu menjadi rujukan dalam kajian-kajian Ulumul Qur-an.

2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Al-Qur’an
b. Bagaimana sejarah turunya Al-Qur’an

3. Tujuan Penulisan
a. Mendeskripsikan pengertian Al-Qur’an
b. Menjelaskan bagaimana sejarah turunya Al-Qur’an

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Quran Dan Sejarah Turunnya Al-Quran


Secara etimologi al-Qur’an berasal dari kata qara-a, yaqra-u, qira’atan atau
qur-anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dhammo) huruf-
huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian lain secara teratur. Sedangkan menurut
istilah, Al-Quran adalah sebuah kitab yang berisi kalam Allah yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk
bagi umat Islam.
Al-Quran Allah turunkan menggunakan bahasa Arab kepada masyarakat Arab
yang manyoritas buta huruf dan bahkan hanya sedikit yang bisa menulis dan membaca.
Pada saat itu juga mereka belum mengenal kertas yang kita pakai untuk menampung
tulisan di masa sekarang, melainkan mereka hanya menggunakan batu, tulang, kelopak
kurma dan kulit binatang untuk menulis Al-Quran. Tetapi mereka adalah pakar bahasa
dan sastra. Meskipun bangsa Arab masa itu masih buta huruf, tapi ingatan mereka
sangatlah kuat. Ketika Al-Quran turun kepada Nabi Muhammad Saw, beliau
menyampaikannya kepada para sahabat secara perlahan-lahan agar mudah dihafal
lafaznya, dan mampu dipahami maknanya. Nabi Muhammad SAW sangat perhatian
dalam menghafal Al-Quran dan dalam memperolehnya. Al-Quran sepenuhnya hanya
bisa diapresiasikan dalam bahasa Arab. Al-Quran adalah sebuah dokumen hukum suci
yang terdiri dari peraturan-peraturan tentang perkawinan, perceraian, wasiat, warisan,
gharimah, qishash dan sebagainya, meskipun tampaknya ia mengandung ikonsistensi
dan kode hukum yang diberikan, dilakukan secara tidak lengkap dan sistematis.
Peraturan-peraturan individu sepertinya dinyatakan dari waktu kewaktu dengan
kebutuhan yang ada, dan mennaskh beberapa peraturan yang mendahuluinya.
Al-Quran pertama kali turun pada tanggal 17 Ramadhan tahun pertama
kenabian atau di waktu Nabi Muhammad SAW telah diangkat menjadi Rasul di gua
Hira. Sampai sekarang, tanggal tersebut diperingati oleh umat Islam Indonesia setiap
tahunnya sebagai malam peringatan Nuzulul Quran. Ayat pertama yang pertama kali

2
turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah Surat
Al-Maidah ayat 3 tentang kesempurnaan agama.1
B. Hikmah Diturunkannya Al-Quran Secara Berangsur-angsur
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwasanya AlQuran Allah turunkan secara
berangsur-angsur atau bertahap. Hal itu dilakukan Allah dengan beberapa tujuan,
diantaranya yaitu:
1. Untuk memperkuat jiwa Rasulullah SAW. Dalam menyebarkan agama Islam, Rasulullah
mendapatkan beberapa hambatan dari kaum kafir Quraisy yang menentang ajaran islam
karena mereka menganggap islam merusak ajaran nenek moyang yang menyembah
berhala. Hal yang mereka coba lakukan untuk menghalangi dakwah Rasul, mulai dari
mencaci maki, memfitnah, mengancam, menyiksa, bahkan mencoba membunuh Nabi
Muhammad SAW. Dari kejadian tersebut, maka Allah menurunkan wahyu-Nya secara
berangsur-angsur dengan tujuan meneguhkan hati dan keimanan Rasulullah agar terus
menyebarkan syiar islam tanpa menghiraukan hambatan-hambatan tersebut.
2. Tantangan dan mukjizat. Kaum kafir selalu berbuat dalam kesesatan dan kesombongan
yang melampaui batas. Bahkan mereka seringkali bertanya perihal sesuatu kepada Nabi
dengan tujuan mengolok-olok Nabi, terutama bertanya hal-hal yang ghaib, di luar akal
manusia. Namun Allah berfirman kepada Nabi dalam surat Al-Furqan ayat 33, yang
artinya, “Dan tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu dengan membawa
sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang
paling baik penjelasannya. Maka Allah menurunkan Al-Quran secara berangsur-angsur
sebagai tantangan kepada mereka yang keheranan dengan hal tersebut namun tidak
mampu membuat hal yang serupa, juga sebagai bukti mukjizat Rasulullah SAW.
3. Untuk mempermudah hafalan. Al-Quran diturunkan kepada ummat yang tidak bisa
membaca sama sekali, maka ketika turun satu ayat, para sahabat akan menghafal,
mempelajari, dan mengamalkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.2

1
Ajahari, Ulumul Qur’an (Ilmu-Ilmu Al-Qur’an), Ulumul Qur’an (Ilmu-Ilmu Qur’an, 2018.

2
Maulana Dwi Kurniasih, Dyah Ayu Lestari, and Ahmad Fauzi, ‘Hikmah Penurunan Al-Qur’an Secara
Berangsur’, Mimbar Agama Budaya, 37.2 (2020), 11–20 <https://doi.org/10.15408/mimbar.v37i2.18914>.

3
C. Pemeliharaan Al-Quran Pada Masa Nabi
Pemeliharaan Al-Quran terdiri dari dua kata, yaitu pemeliharaan yang berarti
proses menjaga dan merawat, juga kata Al-Quran itu sendiri. Pada masa awal Islam,
pemeliharaan Al-Quran dilakukan dengan dua cara, yaitu menghafal dan
menuliskannya setiap kali turun satu atau beberapa ayat. Namun pada masa itu, para
sahabat menuliskannya bukan di kertas apalagi buku seperti sekarang ini, melainkan
hanya menuliskannya pada barang-barang yang ada di sekitar mereka, seperti pelepah
kurma, batu, dan barang semisal itu yang sekiranya bisa ditulis.
Setiap kali Rasulullah menerima wahyu dari Allah, maka beliau segera
menyampaikannya kepada para sahabat dan memerintahkan mereka untuk
menghafalnya sebagai upaya pemeliharaan Al-Quran. Karena hal itu pulalah, hafalan
daya ingat para sahabat sangatlah kuat. Selain itu, Rasulullah juga membuat peraturan
bahwa para sahabat tidak boleh menulis selain daripada Al-Quran. Apabila para
sahabat menulis selain dari Al-quran, maka harus dihapus. Begitulah cara Rasulullah
dan para sahabat memelihara kemurnian Al-quran.
Diantara sahabat-sahabat yang menjadi para penulis wahyu pada masa
Rasulullah ialah Ubay ibn Ka‟ab (w.645), Mu‟adz ibn Jabal (w.639), Zaid Ibn Tsabit,
Abu Zaid Al-Ashari (w.15H), Ali bin Abi Talib, Sa‟ad Ibn Ubayd (w.637), Abu Al-
Darda (w.652), Ubayd Ibn Muawiyah, Tamim Al-Dari (w.660), Abd Allah Ibn
Mas‟ud (w.625),Salim Ibn Ma‟qil (w.633),Ubadah ibn Shamit, Abu Ayyub (w.672),
dan Mujammi’ Ibn Jariyah. Sementara Abdullah Umairah dalam bukunya tokoh-
tokoh yang diabadikan Al-Quran, menyebutkan lebih dari 20 nama sahabat Rasulullah
yang terkenal sebagai penghafal dan penulis Al-Quran.3
D. Pemeliharaan Al-Quran Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Setelah Rasulullah wafat, tampuk kepemimpinan dipegang oleh Abu Bakar As-
shidiq tahun 11 H. Dalam masa pemerintahannya selama 2 tahun 3 bulan itu, terjadi
beberapa peperangan melawan musuh-musuh Islam. Diantaranya adalah perang
Yamamah, yang mengakibatkan tewasnya 1000 orang dari pasukan Islam, yang mana
di antaranya ada 70 orang qori dan para hafiz Quran yang wafat, bahkan ada riwayat

3
M.Ag Dr. H. Nurdin, Ulumul Qur ’ An, Ulumul, 2015, III.

4
yang mengatakan lebih banyak. Atas kekhawatiran Abu Bakar akan hilangnya Al-
Quran dan desakan Umar bin Khattab, Abu Bakar kemudian memrintahkan untuk
mengumpulkan Al-Quran.
Pengumpulan tersebut diakomodir oleh Zaid bin Tsabit, dengan proses
pengecekan dan pengerjaan yang sangat ketat, karena hanya menerima catatan dari para
huffadz yang benar-benar dicatat di depan Rasulullah. Selain daripada itu, tidak akan
diterima. Namun pada masa ini Al-Quran hanya ditulis dan dikumpulkan dalam satu
tempat saja, tidak sampai pembukuan.
Kemudian pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan diadakan
kodifikasi atau pembukuan Al-quran. Hal ini dikarenakan terjadinya keributan akibat
perbedaan lembaran yang digunakan oleh bangsa Irak dan Huzaifah di Yaman.
Kemudian Usman membentuk panitia yang bertugas menulis dan membukukan Al-
quran, terdiri dari Zaid bin Tsabit (sebagai ketua/sebagai penulis Al-Qur‟an), Abdullah
bin Zubair, Said bin al-Ash (sahabat yang pintar bahasa arab dan sekaligus pendekte
dalam hal penulisan Al-Qur‟an), dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam. Catatan
tersebut dibuat tujuh Salinan dan disebarkan oleh Usman ke berbagai daerah. Lalu
semuanya menyalin dari catatan yang ada tersebut. Maka selesailah perseteruan
mengenai Al-quran.
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Aswad Ad-
Duali untuk menyusun kaidah Bahasa Arab seperti titik pada huruf dan harakat. Hal ini
dikarenakan terjadinya perbedaan dalam membaca Al-quran dan kesalahpahaman atas
bacaan Al-quran.4
E. Pemeliharaan Al-Quran Pasca Khulafaur Rasyidin
Pada abad ke III dan X Hujriah, kajian studi alquran sudah mulai berkembang
yang ditandai dengan banyaknya ulama yang mengkhususkan kajian studi alquran pada
satu pokok pembahasan, seperti pembahasan tentang asbabun nuzul, nasikh dan
mansukh, gharibil quran dan ilmu-ilmu lainnya yang menyangkut tentang alquran.
Tidak ketinggalan pembahasan terhadap tafsir alquran pada masa ini juga telah
menjamur. Dengan meluasnya pengkajian terhadap studi alquran maka para ulama

4
Abdul Rahman, ‘Pembukuan Al-Quran Dalam Perspektif Historis’, Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2.3 (2023),
2023.

5
alquran pada saat itu bersepakat untuk menggabungkan seluruh kajian-kajian mereka
dalam satu bentuk pembahasan yang dinamakan dengan Ulumul Quran. Terlebih lagi
pada abad V!! Hijrah, dimana pada masa ini muncul istilah Ulumul Quran yang
mudawwan (terpadu). Maksudnya adalah Ulumul Quran yang sistematis, ilmiah, dan
integrative yang perkembangannya disempurnakan oleh seorang ulama Al quran pada
abad X Hijrah yang bernama Imam Asy-Syuyuthi
Setelah wafatnya Imam As-Syuyuthi (911 H), perkembangan studi Al-quran
mengalami kemundurun, yaitu dengan terhentinya gerakan penulisan Ulumul Quran.
Baru setelah abad XV! Hijrah atau abad modern gerakan penulisan dan pengkajian
tersebut muncul dan berkembang kembali. Hal ini ditandai dengan banyak
bermunculan ulama yang mengarang Ulumul Quran dan menulis kitab-kitabnya, baik
tafsir maupun macam-macam kitab Ulumul Quran lainnya. Diantara para ulama yang
menulis Tafsir / Ulumul Quran pada abad modern ini adalah sebagai berikut:
• Ad-Dahlawi; al- Fauzul Kabir fi Ushulit Tafsir
• Thahir al-Jazari; at-Thibyan Fi Ulumul Quran
• Abu Daqiqah; Ulumul Quran
• M. Ali Slamah; Minhaajul Furqan Fi Ulumul Quran
• Muhammad Bahist; Nuzulul Quran ala Sab'ati Ahrufin5

5
Muhammad Roihan Daulay, ‘Studi Pendekatan Al-Quran’, Jurnal Thariqah Ibniah, 01.01 (2014), 31–45.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Quran Allah turunkan menggunakan bahasa Arab kepada masyarakat Arab
yang manyoritas buta huruf dan bahkan hanya sedikit yang bisa menulis dan membaca.
Al-Quran pertama kali turun pada tanggal 17 Ramadhan tahun pertama kenabian atau
di waktu Nabi Muhammad SAW telah diangkat menjadi Rasul di gua Hira. Al-Quran
adalah hasil dari proses penurunan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, yang
kemudian ditulis oleh para sahabatnya dan disusun menjadi satu kitab suci yang
menjadi panduan utama dalam kehidupan umat Islam.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ajahari, Ulumul Qur’an (Ilmu-Ilmu Al-Qur’an), Ulumul Qur’an (Ilmu-Ilmu Qur’an, 2018

Daulay, Muhammad Roihan, ‘Studi Pendekatan Al-Quran’, Jurnal Thariqah Ibniah, 01.01
(2014), 31–45

Dr. H. Nurdin, M.Ag, Ulumul Qur ’ An, Ulumul, 2015, III

Kurniasih, Maulana Dwi, Dyah Ayu Lestari, and Ahmad Fauzi, ‘Hikmah Penurunan Al-
Qur’an Secara Berangsur’, Mimbar Agama Budaya, 37.2 (2020), 11–20
<https://doi.org/10.15408/mimbar.v37i2.18914>

Rahman, Abdul, ‘Pembukuan Al-Quran Dalam Perspektif Historis’, Jurnal Ilmiah


Multidisiplin, 2.3 (2023), 2023

Anda mungkin juga menyukai