Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HADITS SEBAGAI SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu: Rd. M. Ilham Saeful Milah, S.Pd

Disusun oleh:
Arini Putri Siti Rohani
Wulan Ramdhan Yulianti

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
STAI RIYADHUL JANNAH SUBANG
2022 M / 1443 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil ‘alamin senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Ulumul Qur’an, dengan judul: Sejarah Penulisan Al-Qur’an.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini memberi manfaat bagi perkembangan duni pendidikan.

Subang, 4 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................................
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................
A. Sejarah Penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi SAW ............................................
B. Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq ..............
C. Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah Utsman bin ‘Affan .....................
D. Kaidah Penulisan Al-Qur’an ................................................................................
E. Kehebatan Rams Utsman ......................................................................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................................
Kesimpulan .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci bagi umat Islam dan merupakan
kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
pedoman hidup bagi umat Islam.1 Al-Qur’an diturunkan secara bertahap dan
berangsur-angsur melalui proses dan kurun waktu yang cukup lama, dari
ayat pertama sampai ayat terakhir memakan waktu selama kurang lebih 23
tahun.2 Meskipun begitu, kemurnian dan keotentikan Al-Qur’an akan
senantiasa terjaga dan terpelihara, sesuai dengan apa yang telah Allah SWT
jaminkan.3
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. tidak berupa
tulisan atau berbentuk satu jilid yang tersusun rapi, melainkan berupa
wahyu. Untuk itu, ada dua cara yang dilakukan oleh umat Islam untuk
menjaga dan kitab suci tersebut dari kemusnahan, yakni dengan cara hafalan
dan penulisan. Dua cara tersebut telah dilakukan sejak zaman Nabi
Muhammad SAW. dan masih berlangsung hingga saat ini.4
Pada masa Nabi Muhammad SAW penulisan mushaf Al-Qur’an yang
dipegang oleh para sahabat tidak memiliki pola standar, sehingga mushaf
tersebut berbeda satu dengan yang lainya, karena memang dikhususkan
untuk kebutuhan pribadi dan tidak direncanakan untuk diwariskan ke
generasi setelahnya. Namun, banyaknya tragedi-tragedi sejarah umat Islam
sehingga mengharuskan untuk menyamaratakan tulisan Al-Qur’an.

1
Nasruddin, Sejarah Penulisan Al-Qur’an (Kajian Antropologi Budaya), Jurnal rihlah, Vol. 2, No. 1,
2015, hal. 53.
2
Manna Khalil al-Qattan, Studi ilmu-ilmu Qur’an, (Bogor: Litera Antar Nusa,2010), hal. 154.
3
Q.S al-Hijr (15) ayat 9, yaitu: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan
sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.”
4
Billy Muhammad R, Sejarah Penulisan Al-Qur’an, (Bandung: UIN Sunan Gunung Djati, 1997), hal.
26.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad
SAW?
2. Bagaimana Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah Abu Bakar
Ash-Shidiq?
3. Bagaimana Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah Utsman bin
‘Affan?
4. Apa saja Kaidah Penulisan Al-Qur’an ?
5. Apa saja Kehebatan Rams Utsman?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi
Muhammad SAW.
2. Untuk Mengetahui Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah Abu
Bakar Ash-Shidiq.
3. Untuk Mengetahui Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah
Utsman bin ‘Affan.
4. Untuk Mengetahui Kaidah Penulisan Al-Qur’an.
5. Untuk Mengetahui Kehebatan Rams Utsman.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW


Pada masa Nabi Muhammad SAW ketika ayat Al-Qur’an turun, terdapat dua
metode pengumpulan wahyu yaitu metode penghafalan dan penulisan.
Penghafalan Al-Qur’an sudah berlangsung ketika Allah SWT melimpahkan
wahyu kedalam lubuk hati Nabi Muhammad SAW sebelum orang lain
menghafalkannya terlebih dahulu.5
Penulisan Al-Qur’an dilakukan dengan penunjukan para sahabat Nabi
yaitu; Zayd bin Thabit, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, dan
Ubay bin Ka’ab untuk menuliskan ayat Al-Qur’an 6 dengan dalil bahwa Zayd
bin Thabit berkata “Rasulullah memberi petunjuk kepada mereka letak atau
surat yang harus mereka tulis. Sehingga mereka menuliskannya pada apa
saja yang dapat digunakan untuk menulis. seperti: pelepah daun kurma,
batu-batu, daun, kulit binatang, dan tulang-tulang. Kemudian semua yang
sudah ditulis dikumpulkan di rumah Rasulullah, sehingga ketika Rasulullah
wafat Al-Qur’an telah terkumpul” 7
Penulisan Al-Qur’an yang biasa terjadi dikalangan para sahabat
menyebabkan Nabi Muhammad SAW melarang para sahabat menulis sesuatu
darinya kecuali Al-Qur’an. Maka apabila ada sahabat yang menulis sesuatu
apapun ungkapan dari Nabi Muhammad SAW selain dari Al-Qur’an, maka
harus dihapus. Hal ini dikarenakan agar tidak tercampur antara ungkapan
Nabi yaitu Hadits dengan Al-Qur’an.8
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penulisan Al-
Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW yaitu menggunakan dua metode.

5
Shubhi Al-Shalih, Mabahis fi Ulum Al-Qur’an, (Beirut: Dar al-‘Ilm, al-Malayin, 1977)
6
Muhammad Abd Al-‘Adzim Al-Zarqaniy, Manahil Al-Irfan fi Ulum Al-Qur’an, (Beriut: Dar Al-
Kutub Al-Ilmiyyah, 1971), hal. 204.
7
Az-Zarqani Muhammad Abd Al-Azhim, Manahil al-‘Irfan fi Ulum Al-Qur’an, (Beriut: Jami ‘al-
Huquq Makhfudzah, Dar al-Kitab, 1415 H. 1995 M), hal. 240.
8
M.M Azami, The history the Qur’anic text (From relevation to complication), (Jakarta: Gema
Insani, 2015), hal. 73.

3
Pertama metode Penghafalan. Jadi, sebelum Nabi Muhammad
menyampaikan kedapa para sahabat, Nabi menghafalkan terlebih dahulu
sampai benar-benar hafal. Kedua metode penulisan. Setelah mendapatkan
wahyu Nabi Muhammad menunjuk para sahabat untuk menulisnya. Dan pada
masa Nabi Muhammad menulis Al-Qur’an bukan dari kertas, melainkan dari
bahan-bahan yang memang dapat digunakan pada saat itu, seperti: pelepah
daun kurma, batu-batu, daun, kulit binatang, dan tulang-tulang.

B. Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq


Pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq, setelah Nabi Muhammad SAW
wafat terjadi perselisihan tentang pergantian kekuasaan. Hingga memperoleh
satu keputusan yaitu Abu Bakar diangkat sebagai Khalifah pengganti
Rasulullah. Terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah, lantas memunculkan
pembangkangan terhadap Khalifah, yaitu banyak orang-orang Arab yang
kembali murtad dan memberontak terhadap Abu Bakar, beberapa
pemberontak juga menginginkan harta rampasan dan kedudukan Nabi
Muhammad SAW.
Abu Bakar kemudian memerangi orang-orang murtad diberbagai
wilayah, termasuk di Yamamah, dan mengirimkan pasukan untuk memerangi
Musailamah Al-Kazzab, yang mengaku sebagai Nabi.9 Dalam peperangan
tersebut ada 70 penghafal Al-Qur’an yang gugur, bahkan dalam satu riwayat
disebutkan sekitar 500 orang,10 dan mengakibatkan sebagian Al-Qur’an
musnah.
Berawal dari peristiwa ini lah Umar bin Khattab mengusulkan agar
dilakukan pembukuan Al-Qur’an. Hal ini dikhawatirkan Al-Qur’an akan
berangsur-angsur hilang bila hanya mengandalkan hafalan. Dalam
menanggapi usulan Umar bin Khattab, Abu Bakar merasa ragu lantaran pada
masa Rasulullah hal tersebut tidak biasa dilakukan. Akan tetapi, karena

9
Widya Lestari Ningsih, Perang Yamamah Pertempuran Abu Bakar Melawan Nabi Palsu, 2021,
kompas.com, 12 oktober 2021.
10
Muhammad Quraish Shihab, Sejarah dan Ulum Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), hal. 28

4
desakan Umar bin Khattab, akhirnya Abu Bakar menyetujui dan menunjuk
Zayd bin Thabit sebagai ketua tim pengumpulan Al-Qur’an.11
Adapun karakteristik penulisan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar,
yaitu:
1. Mushaf telah mempertemukan semua ayat Al-Qur’an dengan cara
yang sangat teliti, ayat dan surat telah tersusun menurut susunan yang
sebenarnya seperti yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW.
2. Meniadakan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah di mansukh
3. Mushaf ini mencakup tujuh bahasa sebagaimana Al-Quir’an
diturunkan.
4. Mushaf ini telah diterima secara luas dan semua ayat-ayat juga
bersifat mutawatir.12

C. Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah Utsman bin ‘Affan


Pada masa Utsman bin ‘Affan dunia Islam sudah mengalami banyak
perkembangan. Banyak penghafal Al-Qur’an yang ditugaskan ke berbagai
wilayah untuk menjadi imam sekaligus mengajarkan Al-Qur’an sesuai
daerahnya masing-masing. Dalam proses penyebarannya, masing-masing
sahabat memilki versi qira’at yang beragam, dan berlainan satu sama lain.
Bahkan saling membenarkan versi qira’at masing-masing, sehingga
menimbulkan pertikaian sesama umat.
Dari peristiwa inilah kemudian Utsman berinisiatif untuk menyalin
kembali Al-Qur’an, dengan menunjuk Zayd bin Thabit sebagai ketua.
Penyusunan Al-Qur’an pada masa Utsman bin ‘Affan ini hanya menyalin dari
mushaf Abu Bakar yang dijaga oleh Hafshah ke dalam beberapa mushaf.13
Utsman memberi pengarahan sebelum tim penyusunan berkerja sesuai
tugasnya masing-masing. Agar berpendoman kepada bacaan mereka yang
hafal Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dan jika ada perbedaan pendapat
11
Mustafa Murad, kisah hidup Umar bin Khattab, (Jakarta: Zaman, 2013), hal. 72.
12
Mawardi Abdullah, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal. 27
13
Ibnu Kasir, Perjalanan Hidup, hal. 453

5
tentang bacaan yang digunakan, maka harus ditulis menurut dialek Quraisy,
karena Al-Qur’an diturunkan menurut dialek mereka.
Dari penyalinan mushaf pada masa Utsman ini, kaum muslimin
diseluruh pelosok menyalinnya dengan bentuk yang sama. Sementara metode
yang digunakan disalam mushaf Utsman ini kemudian dikenal dengan
sebutan “Rams Utsmani”.14 Dengan demikian, penulisan Al-Qur’an di masa
Utsman memiliki manfaat besar, diantaranya:
1. Menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushaf seragam dalam
ejaan tulisanya.
2. Menyatukan bacaan yang berlawanan dengan mushaf-mushaf Utsman.
3. Menyatukan tertib susunan surat-surat menurut urutan seperti yang
terlihat pada mushaf-mushaf sekarang.

D. Kaidah Penulisan Al-Qur’an


Kaidah penulisan Al-Qur’an atau biasa disebut Rams Utsmani adalah jenis
tulisan Al-Qur’an yang secara khusus diatur oleh Utsman bin ‘Affan pada
masanya berdasarkan pelafalan qira’at Al-Qur’an yang berbeda.15 Secara
bahasa Rasm berasal dari kata rasama, yasrumu, rasma ,yang berarti
menggambar atau melukis.16 Kata rasm ini juga bisa diartikan sebagai sesuatu
yang resmi atau menurut aturan Rasm berarti tulisan atau penulisan yang
mempunyai metode tertentu.
Kaidah-kaidah Rasm Utsmani dan mushaf Utsmani ditulis menurut
kaidah-kaidah tulisan tertentu yang berbeda dengan kaidah tulisan imlak. Para
ulama merumuskan kaidah-kaidah tersebut menjadi 5 istilah, yaitu:
1. Kaidah Al-Hadzf (membuang huruf)
Macam-macam kaidah membuang huruf, yaitu:

14
Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulum Qur’an, (Riyad: Mansurat al-Hasr wa al-Hadits, 1393
H/ 1973 M.), hal. 146.
15
Fathul Amin, kaidah Penulisan Al-Qur’an Indonesia sebagai Sumber Belajar Baca Tulis Al-
Qur’an, 2020, (Tadris: Jurnal penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam), Vol. 14, No. 1.
16
Quraish Shihab, Sejarahdan Ulumul Qur’an, hal. 91

6
a. Hazf Isyaroh yaitu membuang huruf dengan tujuan menunjukan
adanya huruf lain. Adanya pembuangan huruf alif itu agar dua bacaan
menjadi satu kata.
b. Hazf Ikhtisar yaitu membuang huruf dengan tujuan meringkas tulisan,
seperti membuang alif pada setiap jama’ mudzakar salim, atau
semisalnya jika huruf setelah alif bukanlah hamzah atau tasydid.
c. Membuang alif pada kata tertentu saja.
Huruf-huruf yang dibuang dalam Rams Utsmani ada 5, yaitu alif,
wawu, ya, la, dan nun.17

2. Kaidah Al-Ziyadah (penambahan)


Penambah (al- ziyadah) disini berarti penambah huruf alif atau ya atau
hamzah pada kata-kata tertentu:
a. Sesudah wau pada akhir setiap isim
b. Penambahan huruf alif sesudah hamzah
c. Beberapa kalimat yang keluar dari kaidah

3. Kaidah Al-Hamzah
a. Jika huruf hamzah sakinah (mati) maka ditulis sesuai dengan harakat
huruf sebelumnya.
b. Jika huruf hamzah berharakat dengan perincian.

4. Kaidah Al-Badal (penggantian)


a. Huruf alif diganti dengan huruf wawu untuk menunjukan
keagungan.
b. Alif ditulis dengan ya jika asal kalimatnya dari ya
c. Nun ditulis dengan alif pada nun taukid khafifah

5. Kaidah Washal (penyambung dam pemisah)


17
Abdul Hakim, Perbandingan Rams Mushaf Standar Indonesia, Mushaf Pakistan, dan Mushaf
Madinah: Analisis Rams Kata Berkaidah Hazf al-Huruf, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur’an, 2017), hal. 6.

7
Dimaksudkan metode penyambungkan kata yang mengakibatkan hilang
atau dibuang huruf tertentu seperti Min yang disususn dengan man ditulis
bersambung dengan menghilangkan huruf nun sehingga menjadi
mimman,bukan minman.

E. Kehebatan Rams Utsman


Beberapa kehebatan mushaf Utsmani lainnya adalah :
1. Mushaf ini ditulis berdasarkan kepada riwayat yang mutawatir bukan
riwayat ahad. Persambungan sanad sampai kepada Rasulullah merupakan
keistimewaan umat islam yang tidak dimiliki oleh umat lain. Adapun
periwayatan mursal dan mu’dhal dijumpai dalam kitab-kitab yahudi
begitu juga dengan kaum nasrani keduanya banyak sekali mengandung
perawi majhul dan kadzab ,perowayatan mereka tidak sampai kepada
tingkatan sahabat dan tabi’in, sebagai mana yang dikatakan oleh ibnu
hazm.18
2. Dalam mushaf utsmani hanya di tulis al-qur’an yang tetap dibaca sampai
wafatnya rasulullah saw dan meninggalkan ayat yang di nasakh
bacaannya , meskipun hukumnya masih tetap berlaku ,sedangkan yang
mansukh hukumnya tetapi tilawahnya tidak mansukh ,maka tetap masuk
dalam mushaf
3. Terbit susunannya sesuai dengan terbit ayat dan surat yang di kenal
sekarang
4. Penulisannya berdasarkan cara yang dapat menghimpun segi bacaan
yang berbeda-beda dan huruf-hurufnya sesuai dengan diturunkannya Al-
Quran tujuh huruf.
5. Menjauhkan segala sesuatu yang bukan al-quran,seperti tafsirnya yang
ditulis sebagian sahabat dalam mushaf pribadinnya seperti ibnu mas’ud
dan lainnya.19

18
Syeikh Muhammad Abdul Adzim Al-Zarqani, Manahil Al-Ulrfan fi Ulum Al-Qur’an, (Gaya Media
Pratama: Jakarta, 2001), hal. 913.
19

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pada masa Nabi Muhammad SAW ketika ayat Al-Qur’an turun, terdapat dua
metode pengumpulan wahyu yaitu metode penghafalan dan penulisan.
Penghafalan Al-Qur’an sudah berlangsung ketika Allah SWT melimpahkan
wahyu kedalam lubuk hati Nabi Muhammad SAW sebelum orang lain
menghafalkannya terlebih dahulu.
Pada masa Abu bakar Ash-Shidiq, pembukuan Al-Qur’an berawal dari
peristiwa perang Yamamah. Karena banyak penghafal Al-Qur’an yang gugur
dalam perang Yamamah, maka Umar bin Khattab mengusulkan agar dilakukan
pembukuan Al-Qur’an. Hal ini dikhawatirkan Al-Qur’an akan berangsur-angsur
hilang bila hanya mengandalkan hafalan.
Pada masa Utsman bin ‘Affan dunia Islam sudah mengalami banyak
perkembangan. Banyak penghafal Al-Qur’an yang ditugaskan ke berbagai
wilayah untuk menjadi imam sekaligus mengajarkan Al-Qur’an sesuai daerahnya
masing-masing. Dalam proses penyebarannya, masing-masing sahabat memilki
versi qira’at yang beragam, dan berlainan satu sama lain. Bahkan saling
membenarkan versi qira’at masing-masing, sehingga menimbulkan pertikaian
sesama umat. Dari peristiwa inilah kemudian Utsman berinisiatif untuk menyalin
kembali Al-Qur’an.
Kaidah penulisan Al-Qur’an atau biasa disebut Rams Utsmani adalah jenis
tulisan Al-Qur’an yang secara khusus diatur oleh Utsman bin ‘Affan pada
masanya berdasarkan pelafalan qira’at Al-Qur’an yang berbeda. Secara bahasa
Rasm berasal dari kata rasama, yasrumu, rasma ,yang berarti menggambar atau
melukis. Kata rasm ini juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang resmi atau
menurut aturan Rasm berarti tulisan atau penulisan yang mempunyai metode
tertentu.

9
Kehebatan Rams Utsmani yaitu Mushaf yang ditulis berdasarkan kepada
riwayat yang mutawatir bukan riwayat ahad. Dalam mushaf Utsmani hanya di
tulis al-qur’an yang tetap dibaca sampai wafatnya Rasulullah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Nasruddin, 2015, Sejarah Penulisan Al-Qur’an (Kajian Antropologi


Budaya), Rihlah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan.
Khalil, Manna al-Qattan, 2010, Studi ilmu-ilmu Qur’an, Bogor: Litera Antar
Nusa.
Muhammad, Billy R, 1997, Sejarah Penulisan Al-Qur’an, Bandung: UIN Sunan
Gunung Djati.
Al-Shalih, Shubhi, 1977, Mabahis fi Ulum Al-Qur’an, Beirut: Dar al-‘Ilm, al-
Malayin.
Abd, Muhammad Al-‘Adzim Al-Zarqaniy, 1971, Manahil Al-Irfan fi Ulum Al-
Qur’an, Beriut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah.
Muhammad, Az-Zarqani Abd Al-Azhim, 1415 H, 1995 M, Manahil al-‘Irfan fi
Ulum Al-Qur’an, Beriut: Jami ‘al-Huquq Makhfudzah, Dar al-Kitab.
Azami, M.M, 2015, The history the Qur’anic text (From relevation to
complication), Jakarta: Gema Insani.
Lestari, Widya Ningsih, 2021, Perang Yamamah Pertempuran Abu Bakar
Melawan Nabi Pals, kompas.com, 12 oktober 2021.
Quraish, Muhammad Shihab, 2008, Sejarah dan Ulum Qur’an, Jakarta: Pustaka
Firdaus.
Murad, Mustafa, 2013, kisah hidup Umar bin Khattab, Jakarta: Zaman.
Abdullah, Mawardi, 2011, Ulumul Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Katsir, Ibnu, 1342 H, 1923 M, Perjalanan Hidup, Jakarta: Gema Insani Press.
Khalil, Manna al-Qattan, 1393 H, 1973 M, Mabahis fi Ulum Qur’an, Riyad:
Mansurat al-Hasr wa al-Hadits.
Amin, Fathul, 2020, kaidah Penulisan Al-Qur’an Indonesia sebagai Sumber
Belajar Baca Tulis Al-Qur’a, Tadris: Jurnal penelitian dan Pemikiran
Pendidikan Islam.
Quraish Shihab, 2007, Sejarahdan Ulumul Qur’an, Bandung: Mizan.
Hakim Abdul, 2017, Perbandingan Rams Mushaf Standar Indonesia, Mushaf
Pakistan, dan Mushaf Madinah: Analisis Rams Kata Berkaidah Hazf al-
Huruf, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.
Abdul, Muhammad Adzim Al-Zarqani, 2001, Manahil Al-Ulrfan fi Ulum Al-
Qur’an, Gaya Media Pratama: Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai