Disusun oleh:
Arini Putri Siti Rohani
Wulan Ramdhan Yulianti
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci bagi umat Islam dan merupakan
kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
pedoman hidup bagi umat Islam.1 Al-Qur’an diturunkan secara bertahap dan
berangsur-angsur melalui proses dan kurun waktu yang cukup lama, dari
ayat pertama sampai ayat terakhir memakan waktu selama kurang lebih 23
tahun.2 Meskipun begitu, kemurnian dan keotentikan Al-Qur’an akan
senantiasa terjaga dan terpelihara, sesuai dengan apa yang telah Allah SWT
jaminkan.3
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. tidak berupa
tulisan atau berbentuk satu jilid yang tersusun rapi, melainkan berupa
wahyu. Untuk itu, ada dua cara yang dilakukan oleh umat Islam untuk
menjaga dan kitab suci tersebut dari kemusnahan, yakni dengan cara hafalan
dan penulisan. Dua cara tersebut telah dilakukan sejak zaman Nabi
Muhammad SAW. dan masih berlangsung hingga saat ini.4
Pada masa Nabi Muhammad SAW penulisan mushaf Al-Qur’an yang
dipegang oleh para sahabat tidak memiliki pola standar, sehingga mushaf
tersebut berbeda satu dengan yang lainya, karena memang dikhususkan
untuk kebutuhan pribadi dan tidak direncanakan untuk diwariskan ke
generasi setelahnya. Namun, banyaknya tragedi-tragedi sejarah umat Islam
sehingga mengharuskan untuk menyamaratakan tulisan Al-Qur’an.
1
Nasruddin, Sejarah Penulisan Al-Qur’an (Kajian Antropologi Budaya), Jurnal rihlah, Vol. 2, No. 1,
2015, hal. 53.
2
Manna Khalil al-Qattan, Studi ilmu-ilmu Qur’an, (Bogor: Litera Antar Nusa,2010), hal. 154.
3
Q.S al-Hijr (15) ayat 9, yaitu: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan
sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.”
4
Billy Muhammad R, Sejarah Penulisan Al-Qur’an, (Bandung: UIN Sunan Gunung Djati, 1997), hal.
26.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad
SAW?
2. Bagaimana Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah Abu Bakar
Ash-Shidiq?
3. Bagaimana Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah Utsman bin
‘Affan?
4. Apa saja Kaidah Penulisan Al-Qur’an ?
5. Apa saja Kehebatan Rams Utsman?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi
Muhammad SAW.
2. Untuk Mengetahui Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah Abu
Bakar Ash-Shidiq.
3. Untuk Mengetahui Penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khalifah
Utsman bin ‘Affan.
4. Untuk Mengetahui Kaidah Penulisan Al-Qur’an.
5. Untuk Mengetahui Kehebatan Rams Utsman.
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
Shubhi Al-Shalih, Mabahis fi Ulum Al-Qur’an, (Beirut: Dar al-‘Ilm, al-Malayin, 1977)
6
Muhammad Abd Al-‘Adzim Al-Zarqaniy, Manahil Al-Irfan fi Ulum Al-Qur’an, (Beriut: Dar Al-
Kutub Al-Ilmiyyah, 1971), hal. 204.
7
Az-Zarqani Muhammad Abd Al-Azhim, Manahil al-‘Irfan fi Ulum Al-Qur’an, (Beriut: Jami ‘al-
Huquq Makhfudzah, Dar al-Kitab, 1415 H. 1995 M), hal. 240.
8
M.M Azami, The history the Qur’anic text (From relevation to complication), (Jakarta: Gema
Insani, 2015), hal. 73.
3
Pertama metode Penghafalan. Jadi, sebelum Nabi Muhammad
menyampaikan kedapa para sahabat, Nabi menghafalkan terlebih dahulu
sampai benar-benar hafal. Kedua metode penulisan. Setelah mendapatkan
wahyu Nabi Muhammad menunjuk para sahabat untuk menulisnya. Dan pada
masa Nabi Muhammad menulis Al-Qur’an bukan dari kertas, melainkan dari
bahan-bahan yang memang dapat digunakan pada saat itu, seperti: pelepah
daun kurma, batu-batu, daun, kulit binatang, dan tulang-tulang.
9
Widya Lestari Ningsih, Perang Yamamah Pertempuran Abu Bakar Melawan Nabi Palsu, 2021,
kompas.com, 12 oktober 2021.
10
Muhammad Quraish Shihab, Sejarah dan Ulum Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), hal. 28
4
desakan Umar bin Khattab, akhirnya Abu Bakar menyetujui dan menunjuk
Zayd bin Thabit sebagai ketua tim pengumpulan Al-Qur’an.11
Adapun karakteristik penulisan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar,
yaitu:
1. Mushaf telah mempertemukan semua ayat Al-Qur’an dengan cara
yang sangat teliti, ayat dan surat telah tersusun menurut susunan yang
sebenarnya seperti yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW.
2. Meniadakan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah di mansukh
3. Mushaf ini mencakup tujuh bahasa sebagaimana Al-Quir’an
diturunkan.
4. Mushaf ini telah diterima secara luas dan semua ayat-ayat juga
bersifat mutawatir.12
5
tentang bacaan yang digunakan, maka harus ditulis menurut dialek Quraisy,
karena Al-Qur’an diturunkan menurut dialek mereka.
Dari penyalinan mushaf pada masa Utsman ini, kaum muslimin
diseluruh pelosok menyalinnya dengan bentuk yang sama. Sementara metode
yang digunakan disalam mushaf Utsman ini kemudian dikenal dengan
sebutan “Rams Utsmani”.14 Dengan demikian, penulisan Al-Qur’an di masa
Utsman memiliki manfaat besar, diantaranya:
1. Menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushaf seragam dalam
ejaan tulisanya.
2. Menyatukan bacaan yang berlawanan dengan mushaf-mushaf Utsman.
3. Menyatukan tertib susunan surat-surat menurut urutan seperti yang
terlihat pada mushaf-mushaf sekarang.
14
Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulum Qur’an, (Riyad: Mansurat al-Hasr wa al-Hadits, 1393
H/ 1973 M.), hal. 146.
15
Fathul Amin, kaidah Penulisan Al-Qur’an Indonesia sebagai Sumber Belajar Baca Tulis Al-
Qur’an, 2020, (Tadris: Jurnal penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam), Vol. 14, No. 1.
16
Quraish Shihab, Sejarahdan Ulumul Qur’an, hal. 91
6
a. Hazf Isyaroh yaitu membuang huruf dengan tujuan menunjukan
adanya huruf lain. Adanya pembuangan huruf alif itu agar dua bacaan
menjadi satu kata.
b. Hazf Ikhtisar yaitu membuang huruf dengan tujuan meringkas tulisan,
seperti membuang alif pada setiap jama’ mudzakar salim, atau
semisalnya jika huruf setelah alif bukanlah hamzah atau tasydid.
c. Membuang alif pada kata tertentu saja.
Huruf-huruf yang dibuang dalam Rams Utsmani ada 5, yaitu alif,
wawu, ya, la, dan nun.17
3. Kaidah Al-Hamzah
a. Jika huruf hamzah sakinah (mati) maka ditulis sesuai dengan harakat
huruf sebelumnya.
b. Jika huruf hamzah berharakat dengan perincian.
7
Dimaksudkan metode penyambungkan kata yang mengakibatkan hilang
atau dibuang huruf tertentu seperti Min yang disususn dengan man ditulis
bersambung dengan menghilangkan huruf nun sehingga menjadi
mimman,bukan minman.
18
Syeikh Muhammad Abdul Adzim Al-Zarqani, Manahil Al-Ulrfan fi Ulum Al-Qur’an, (Gaya Media
Pratama: Jakarta, 2001), hal. 913.
19
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada masa Nabi Muhammad SAW ketika ayat Al-Qur’an turun, terdapat dua
metode pengumpulan wahyu yaitu metode penghafalan dan penulisan.
Penghafalan Al-Qur’an sudah berlangsung ketika Allah SWT melimpahkan
wahyu kedalam lubuk hati Nabi Muhammad SAW sebelum orang lain
menghafalkannya terlebih dahulu.
Pada masa Abu bakar Ash-Shidiq, pembukuan Al-Qur’an berawal dari
peristiwa perang Yamamah. Karena banyak penghafal Al-Qur’an yang gugur
dalam perang Yamamah, maka Umar bin Khattab mengusulkan agar dilakukan
pembukuan Al-Qur’an. Hal ini dikhawatirkan Al-Qur’an akan berangsur-angsur
hilang bila hanya mengandalkan hafalan.
Pada masa Utsman bin ‘Affan dunia Islam sudah mengalami banyak
perkembangan. Banyak penghafal Al-Qur’an yang ditugaskan ke berbagai
wilayah untuk menjadi imam sekaligus mengajarkan Al-Qur’an sesuai daerahnya
masing-masing. Dalam proses penyebarannya, masing-masing sahabat memilki
versi qira’at yang beragam, dan berlainan satu sama lain. Bahkan saling
membenarkan versi qira’at masing-masing, sehingga menimbulkan pertikaian
sesama umat. Dari peristiwa inilah kemudian Utsman berinisiatif untuk menyalin
kembali Al-Qur’an.
Kaidah penulisan Al-Qur’an atau biasa disebut Rams Utsmani adalah jenis
tulisan Al-Qur’an yang secara khusus diatur oleh Utsman bin ‘Affan pada
masanya berdasarkan pelafalan qira’at Al-Qur’an yang berbeda. Secara bahasa
Rasm berasal dari kata rasama, yasrumu, rasma ,yang berarti menggambar atau
melukis. Kata rasm ini juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang resmi atau
menurut aturan Rasm berarti tulisan atau penulisan yang mempunyai metode
tertentu.
9
Kehebatan Rams Utsmani yaitu Mushaf yang ditulis berdasarkan kepada
riwayat yang mutawatir bukan riwayat ahad. Dalam mushaf Utsmani hanya di
tulis al-qur’an yang tetap dibaca sampai wafatnya Rasulullah.
10
DAFTAR PUSTAKA
11