Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU

Disusun Untuk Memeuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah : Hadits II dan
Pembelajarannya

Dosen Pengampu : M. Ginanjar Pratama, M.Pd

Disusun Oleh :

Siti Maria Ulfa

Wulan Ramadani

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

RIYADHUL JANNAH SUBANG

2023/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah "Kewajiban Menuntut Ilmu”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah Hadits I1 Dan Pembelajarannya yang telah memberikan
tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini Kami jauh dari
sempuma. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya.

Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat
berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada

Subang, 10 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu ................................................................3


B. Rawi dan Sanad Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu .....................................3
C. Kualitas Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu..................................................5
D. Syarah Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu ...................................................5

BAB III PENUTUP ................................................................................................7

A. Kesimpulan ..................................................................................................7
B. Saran............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Satu hal yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah ilmu dan
akal. Hanya manusia makhluk yang diberi ilmu pengetahuan, akal pikiran, dan
nafsu. Dengan akal manusia dapat mencari ilmu pengetahuan. Namun, tidak ada
manusia yang terlahir dan hidup di dunia ini langsung dalam keadaan pandai.
Mereka harus melewati tahapan belajar dan fase-fase perkembangan otak
sehingga manusia itu menjadi pandai.

Pendidikan pertama manusia adalah lingkungan keluarga, kemudian


sekolah dan masyarakat. Mereka memilih bidang yang mereka sukai dan tekuni
sehingga ahli dalam bidangnya. Ilmu dan zaman akan terus berkembang
sehingga manusia dituntut untuk dapat mengikutinya. Bagi yang tidak dapat
mengikutinya maka ia hanya akan menjadi penonton perkembangan ilmu dan
zaman.

Oleh karena itu, Islam mewajibkan kepada pemeluknya supaya menuntut


ilmu dari buaian sampai liang lahat. Jadi tidak ada kata terlambat untuk mencari
ilmu. Meskipun usia sudah tua, tetapi jika belum memahami suatu ilmu
hendaknya selalu berusaha menguasai ilmu itu, terutama ilmu agama. Dengan
menguasai ilmu agama dan mengamalkannya berarti kita telah berusaha untuk
taat kepada Allah SWT sehingga akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.

B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan makalah ini tidak melenceng dari pembahasan, maka
penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa Teks Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu?
2. Bagaimana Rawi dan Sanad Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu?
3. Bagaimana Kualitas Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu?
4. Bagaimana Syarah Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu?
C. Tujuan
1. Mengetahui Teks Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu

1
2. Mengetahui Rawi dan sanad Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu
3. Mengetahui Kualitas Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu
4. Mengetahui Syarah Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teks Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu

‫ش ْنظِ ير ع َْن ُم َح َّم ِد ب ِْن‬ِ ‫ حدثنا كثير بن‬، ‫ قال حدثنا حفص بن سليمان‬,‫حدثنا هشام بن عمار‬
َ ‫طلب ال ِع ْل ِم َف ِريضَة‬:‫للا صلى للا عليه وسلم‬
‫علَى ك ُِل‬ ِ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ قَا َل‬، ‫ِيرينَ ع َْن أَنَ ِس ب ِْن َمالِك‬ ِ ‫س‬
1( ‫هب )رواه ابن ماجه‬
ِ ‫ َك ْمقَ ْل ِد ا ْل َخنَ ِاز‬، ‫غي ِْر أ َ ْه ِل ِه‬
َ َ َّ‫ير ا ْلج َْو َه َر َواللُّؤْ لُ َو َوالذ‬ َ ‫اض ُع ا ْل ِع ْل ِم ِع ْن َد‬
ِ ‫وو‬
َ ‫سلِم‬
ْ ‫ُم‬

Hisham Ibn Ammar telah menceritakan kepada kami. Ia berkata Hafs


Ibn Sulayman telah menceritakan kepada kami, ia berkata Katsir Ibn Shinzir,
telah menceritakan kepada kami dari Muhammad Ibn Sirin dari Anas Ibn Malik
ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi
setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya,
seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi.
(HR. Ibnu Majah)

B. Teks Rawi dan Sanad Hadist Kewajiban Menuntut Ilmu

Daftar rawi dan sanad riwayat Ibnu Majah No.224 digambarkan pada
tabel 1 di bawah ini :

No Rawi/Sanad Lahir Wafat Komentar Ulama


1 Hisham Ibn 153 245 H Hafsh Ibn ‘Umar al-Bazzaz, al-
‘Ammar2 H3 Hikam Ibn Hisham al-Thaqafi,
Hammad Ibn ‘Abd al-Rahman
alKalabi. 4
2 Hafs Ibn 90 H 180 H Isma’il Ibn ‘Abd al-Rahman al-
Sulayman5 Sadi, Ayyub al-Sakhtayani, Thabit

1
Muhammad Ibn Yazid Abu Abd Allah al-Qazwayni, Sunan Ibn Majah (Beyrut: Dar al-fikr, t.th),
Juz 1, 81. Maktabah Syamilah
2
Yusuf Ibn al-Zaki Abd al-Rahman Abu al-Hujjaj al-Muzi, Tahzib al-Kamal Ma’a Hawashihi, juz
31,h. 401.
3
Ahmad Ibn ‘Ali Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahzīb al-Tahzīb, Juz 10,35.
4
Yusuf Ibn al-Zaki Abd al-Rahman Abu al-Hujjaj al-Muzi, Tahzib al-Kamal Ma’a Hawa shihi, Juz
30, h. 242-243.
5
Ahmad Ibn ‘Ali Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahzib al-Tahzib, Juz 1.h. 268.

3
al-Banani, Hammad Ibn Abi
Sulayman, Hamid al-Khassaf,
Salim alAftas, Sammak Ibn Hizb,
Talhah Ibn Yahya Ibn Talhah Ibn
‘Ubayd Allah, ‘Ashim al-Ahwal,
‘Abd Allah Ibn Yazid al-Nakha’I,
‘Abd al-Malik ‘Umayr, Abi
Husayn, Uthman Ibn ‘Ashim,
‘Alqamah Ibn Mursthid, Qays Ibn
Muslim, Katsir Ibn Zadhan,6
3 Katsir Ibn - - Anas Ibn Sirin, al-Hasan al-
Shinzir7 Bashriy, ‘Ata’ Ibn Abi Ribah,
Mujahid, Muhammad Ibn Sirin,
Yusuf Ibn Hikam,
4 Muhammad 110 H. Anas Ibn Malik, Jundub Ibn ‘Abd
Ibn Sirin Allah al-Bahjili, Hudhayfah Ibn al-
Yama n, al-Hasan Ibn ‘Ali Ibn Abi
Talib, Hamid Ibn ‘Abd al-Rahman
al-Hamiri, Khalid al-Hadha’.
5 Anas Ibn 92 H. Nabi Muhammad saw, Abi Ibn
Malik Ka’ab, Asid Ibn Hadir, Thabit Ibn
Qays Ibn Shamas, Jarir Ibn ‘Abd
Allah al- Bajili,

Setelah menguraikan data-data yang berhubungan dengan kesiqah an


para periwayat dan persambungan sanad, maka dapat disimpulkan semua
periwayat yang berjumlah lim aperiwayat, ada yang berkualitas siqah dan ada

6
Yusuf Ibn al-Zaki Abd al-Rahman Abu al-Hujjaj al-Muzi, Tahzib al-Kamal Ma’a Hawa shihi, Juz
30, h. 242-243.
7
160Yusuf Ibn al-Zaki Abd al-Rahman Abu al-Hujjaj al-Muzi, Tahzib al-Kamal Ma’a Hawashihi,
Juz 7, 11.

4
pula yang tidakberkualitas siqah, yaitu katsir ibn Shinzir dam Hafs Ibn
Sulayman.

C. Kualitas Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu

Setelah dilakukan penelusuran sanad, dalam hadis yang diriwayatkan


oleh Ibnu Majah ini terdapat penilaian negatif terhadap salah satu periwayat.
Yaitu Hafsh bin Sulaiman. Beliau dinilai dhoif oleh ulama kritikus hadis
sehingga hadis tersebut mencapai derajat dhoif.8

D. Syarah Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu

Berdasarkan Pemetaan kata-perkata dari hadits di atas dapat diperoleh


pemahaman bahwa: kata memiliki makna menuntut, mencari sesuatu
maksudnya ilmu itu akan kita peroleh dengan mencari bukan dengan melamun
dan beranda-andai. Kata bermakna ilmu yang dimaksud oleh hadis di atas bukan
saja ilmu agama, tetapi ilmu apa pun yang bermanfaat. Selanjutnya kata
memiliki makna kewajiban dalam arti kata keharusan yang harus dilakukan atas
setiap muslim dan muslimah.

Kata yang orang meletakkan ilmu kepada selain ahlinya maksudnya


‫ ووضع العلم عند غير أهله‬adalah dalam realita sekarang ilmu yang digunakan tidak
sesuai dengan tempatnya maka ilmu pengetahuan itu tidak akan membawa
manfaat. Maka ia seperti mengalungi babi ‫ َك َمقلد الخنازير الجوهر واللولو والذهب‬Dan
kata dengan permata, mutiara dan emas. Maksudnya ilmu pengetahuan yang
kita peroleh tidak akan membawa manfaat. Dengan demikian, dari keseluruhan
hadits di atas menunjukkan makna adanya korelasi antara satu dengan yang lain.
Bahwa menuntut ilmu wajib atas setiap mulim dan muslimah, dan orang yang
berilmu menempatkan dirinya tidak sesuai dengan keahliannya maka ilmuanya
tiada berguna (tidak bermanfaat).

Nabi Muhammad dalam hadis ini menegaskan bahwa menuntut ilmu


adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dengan diwajibkannya menuntut ilmu,
maka bahwa agama Islam memposisikan ilmu pengetahuan dalam posisi yang

8
Salah al-Din al-Adlabi, Manhaj Naqd al-Matan ‘Inda Ulama’ Al-Hadith al-Nabawi (Beirut : Dar
al-Afaq al-Jadidah, 1983), h. 239.

5
sangat penting dalam kehidupan beragama. Urgensitas ilmu pengetahuan dalam
Islam tidak hanya tercermin dari kewajiban menuntut ilmu saja, tapi juga dari
diangkatnya kedudukan orang-orang alim sebagaimna firman Allah QS. Al-
Mujadilah: 11, yang artinya: Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-
orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan
Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.

Kewajiban dalam agama Islam ada yang personal (‘aini) dan ada yang
Kifayah. Kapan menuntut ilmu fardhu ain dan Kapan menuntut ilmu Farddu
Kifayah?. Menurut Al-Qarafi Ilmu yang wajib diketahui oleh orang Islam
secara fairdu ain adalah Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kondisi
dimana seseorang berada (Al-Qarafi, 1973).

Misalnya ketika seseorang memasuki usia baligh, maka kewajibannya


adalah mengetahui tentang cara berwudhu’ dan shalat, ketika seseorang hendak
menikah maka dia harus belajar tentang nikah dalam Islam, ketika hendak mau
haji maka dia wajib belajar tentang haji dan lain sebagainya. Pendapat ini
senada dengan yang diungkap oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin
beliau menulis “Ilmu yang fardhu ‘ain adalah ilmu tentang cara amal yang
diwajibkan, sehingga ketika seseorang tahu tentang amal yang diwajibkan
danwaktu kewajibannya, maka dia telah tahu tentang ilmu yang hukumnya
fardhu ain. (Al-Ghazali, 2011) Menurut Imam Al-Ghazali ilmu-ilmu yang
fardhu kifayah adalah ilmu yang dibutuhkan untuk tegak dan berlangsungnya
kehidupan manusia seperti ilmu kedokteran, matematika, pertanian,
keterampilan menjahit, politik bahkan ilmu tentang hijamah. (Al-Ghazali, 2011)
Ilmu- ilmu ini penting, tapi tidak wajib diketahui oleh setiap orang, ketika
sebagian orang tahu tentang-tentang ilmu-ilmu ini maka kewajiban gugur dari
yang lainnya. Selain tentang kewajiban menuntut ilmu, hadis ini juga
membahas tentang potensi-potensi atau bakat keilmuan seseorang, dimana
pelajar yang potensial dan memiliki passion dalam ilmu agama jangan sampai
dipaksa untuk belajar ilmu-ilmu umum dan begitu juga sebaliknya. Karena
hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan, sebagaimana digambarkan
dalam hadits bagaikan seorang yang mengalungkan hiasan dari mutiara, intan
dan emas ke leher babi

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hadis tentang kewajiban menuntut ilmu yang diriwayatkan oleh
Ibnu Majah ini digolongkan hadis dho if karena terdapat satu perawi yang
dinilai dho if pada sanadnya. Namun tidak menutup kemungkinan hadis ini
bisa naik derajatnya menjadi hadis hasan apabila dilihat dari jalur sanad
lainnya ataupun dari segi matan. Menuntut ilmu itu sendiri diwajibkan
dalam Islam.
Hadis tentang menuntut ilmu bukan hanya sekedar perintah wajib
menuntut ilmu saja, melainkan juga mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, hendaknya kita mengambil nilai dari ilmu yang
kita miliki dan memahami tujuan dari pendidikan karena pada dasarnya
pendidikan itu untuk memanusiakan manusia dan menjadikan kehidupan
lebih baik.
B. Saran
Demikian makalah yang kami sajikan, semoga bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan bagi kita semua. Kami mohon maaf atas
kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami menyadari dalam makalah
ini jauh dari kata sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mundiri Hafidz, Terjemah Attarghib wat tarhib. (Surabaya: Al-Hidayah Al


Qur’an Al Karim, 2000)

As Shobuni, Muhammad ‘Ali, Min Kunuz As Sunnah. (Jakarta: Dar Al Kutub Al


Islamiyah, 1999)

Az-zarnuzi. Ta’limul Muta’allim. (Surabaya: Al-Hidayah, tt)

Hadits Riwayat Sunan Ibnu Majah, Kitab Al-ilmi. (Beirut: Dar Al-Fikri, 2001) Jilid

Ibnu Hajar Al-asqani, Al Imam Al Hafidz, Fathul Baari Syarah. (Jakarta : Pustaka
Azzam, 2002) Jilid 5.

Muhammad Zuhri, Terjemah Jawahirul Bukhari. (Indonesia: Darul Ihya’, 1993)

M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-qur’an. (Jakarta: Paramida, 1996)

Sunan Ibnu Majah, Kitab al-ilmi. Bab Keutamaan Ulama’ dan anjuran mencari ilm.
(ttp: Dar Al Fikri, 2001) Jilid 1

Anda mungkin juga menyukai