Anda di halaman 1dari 10

GELAR DAN ISTILAH-ISTILAH TERKAIT PERIWAYATAN HADITS

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur


dalam Mata Kuliah “Ulumul Hadits I”

Disusun Oleh Kelompok I:

Ahmad Fadhli : 2019.2336

Khalid Qalbi Alfaruq : 2019.2377

Muhammad Abdul Aziz : 2019.2388

Dosen Pembimbing:

Linda Suanti, M.A

JURUSAN IQT/TTQ SEMESTER II

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN

ILMU AL-QUR’AN (STAI-PIQ) SUMATERA BARAT

1441 H /2020M
PENDAHULUAN

Bismillahirrahmanirrahim, salah satu pokok ajaran islam selain al-Qur’an adalah

hadis Rasulullah saw, dan dengan seiring berkembang dan tersebarnya islam diseluruh

wilayah, dan banyak juga orang-orang islam yang masih awwam dengan istilah-istilah ilmu

keislaman, seperti ilmu-ilmu yang berkautan dengan hadis Rasulullah saw.

Dengan adanya pembelajaran tentang hadis ini, maka kita akan lebih merasa dekat

dan kenal dengan agama dan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. Kita akan lebih

mengerti dan faham tentang suatu hukum yang tidak ditemuai didalam al-Qur’an dan dapat

menyeleksinya.

Dengan demikian kami sebagai pemakalah akan mencoba membahas dan meluaskan

wawasan serta berbagi ilmu yang berkaitan dengan ilmu-ilmu hadis (ulum al-Hadits).

Semoga pada pembahasan ini diridhai oleh Allah swt, dan diberikan ilmu yang bermanfaat

oleh-Nya.

1
PEMBAHASAN

A. Thalib al-Hadits, al-Musnid dan al-Muhaddits

1. Thalib al-Hadits

Para ahli hadits memakai beberapa istilah laqab bagi orang-orang yang

berkecimpung dalam bidang hadits.

Laqob yang pertama, ialah tholibul hadits yaitu orang yang sedang mencari hadits

atau yang sedang mempelajarinya.

Inilah laqob yang diberikan kepada orang yang memulai karirnya dalam bidang

hadits.1

2. al-Musnid

Laqob yang kedua adalah musnid, yaitu orang yang meriwayatkan hadits dengan

menyebut sanadnya, baik dia mengetahui benar tentang keadaan sanad itu atau pun tidak.

3. al-Muhaddits

Laqob yang ketiga ialah muhaddits, yaitu orang yang telah mahir dalam bidang

hadits, baik dalam bidang riwayat , maupun dalam bidang dirayat, dia telah dapat

membedakan mana yang dho’if dari yang shohih, dia mengetahui ilmu-ilmu hadits dan

istilah istilah ahli hadits, mengetahui mu’talif dan mukhtalif dari perawi-perawi hadits.

Dia telah mempelajari yang demikian itu dari para imam-imam ilmu hadits, sebagaimana

dia telah mengetahui ma’na-ma’na yang gharib dari lafadh-lafadh hadits, hingga dia telah

dapat mengajarkan hadits kepada orang lain.

1 Hasbi ASh-Shiddieqy, pokok-pokok ilmu dirayah hadis,(Jakarta: Bulan bintang, 1981), cet. 5, h. 384

2
3

B. Al-Hafizh, Al-Hujjah, Al-Hakim dan Amir Al-Mukminin fi Al-Hadits

1. Al-Hafizh

Laqab ini lebih tinggi dari al-muhaddits. Yang mendapat laqab ini sebagai yang

diterangkan oleh ibnu saiyidin nas, ialah orang yang tekun mempelajari hadits dari segi

riwayat dan dirayat, mengetahui para perawi dan hadits-hadits yang diriwayatkan di

masanya, serta mengetahui guru-guru hadits dan guru-guru dari guru-guru itu, thabaqat

demi thabaqat hingga orang yang dikenal pada tiap tiap thabaqat. Dan yang diketahui itu

lebih banyak dari orang yang tidak diketahuinya.

Sebagian ulama mengatkan bahwa orang yang dipandang al-hafizh ialah orang yang

menghafal seratus ribu hadits dengan dapat mengetahui sanad-sanadnya, rijal-rijalnya,

baik dari segi jarah maupun dari segi ta’dil.

Menurut pendapat al-mizzi, yang dikatakan al-hafizh ialah orang yang sedikit saja

yang tidak diketahuinya. Apabila dia telah menghafal dan memahami lebih dari seratus

ribu hingga sampai tiga ratus ribu, maka dipandanglah dia hafizh dan hujjah.2

Ulama-ulama yang mendapat gelar al-hafizh:

1. al hafiz abu bakar muhammad ibn muslim, ibn ‘ubaidulah ibn abdullah ibn

syihab azzhuhri almadani, wafat pada tahun 121 h.

2. Alhafizh abdur rahman ibnul qasim ibn muhammad almadani, ibn quhafa abu

muhammad alquraisyi al taimi, al madani, wafat pada tahun 136 H.

3. Al hafizh Ibnu Juraij, yaitu Abu Khalid Abdul Malik ibn Abdul Aziz ibn Juraij

Ar Rumi, wafat pada tahun 150 H.

2Ibid, h. 386
4

4. Al Hafizh Nafi ibn Umar Al Quraisyi Al Yaamani, ahli hadits dimekah, wafat

pada tahun 179 H.

5. Al Hafizh Abdullah ibn Wahab ibn Muslim Abu Muhammad Al Fihri Al

Mishri

6. Al Hafizh Jarir ibn Hazim ahli hadits di Basrah, wafat pada tahun 170 H

7. Al Hafizh Abdur Rahman ibn Mahdi, wafat pada tahun 198 H

8. Al Hafizh Al Firyabi, Abu Abdullah ibn Muhammad ibn Yusuf ibn Waqib Adl

Dlabbi, wafat pada tahun 213 H.

9. Al Hafizh Abu Nu’aim Al Fadl-lu Ibnu Dikkin, wafat pada tahun 219 H.

10. Al Hafizh Abdur Rahman ibn Abu Hatim Ar Rawi, wafat pada tahun 327 H.

2. Al Hujjah

Laqab Al Hujjah lebih tinggi dari laqab Al Hafizh yaitu orang yang hafalannya dan

keteguhan hafalannya telah memungkinkan dia untuk kita berhujjah dengan hafalannya

dan telah menjadi tempat kembali para hafizh.

Ada yang mengatakan bahwa yang dinamakan hujjah ialah orang-orang yang

menghafal tiga ratus ribu hadits beserta sanad-sanadnya dengan mengetahui pula

keadaan perawi-perawinya, baik dari segi ta’dil maupun sari segi tajrih

Ulama-ulama yang mendapat gelar Al Hujjah:


5

1. Al Hafizh Al Hujjah, Hisyam ibn ‘Urwah ibn Az Zubair ibn Al ‘Auwam, Abdul

Mundzir, Al Quraisyi, Al Madani, wafat pada tahun 164 H.

2. Al Hafizh Al Hujjah, Hisyam ibn Dzakwan, Al Bashari, wafat pada tahun 140 H.

3. Al Hafizh Al Hujjah, Abdul Huzail, Muhammad Ibnul Walid Az Zabith, wafat

pada tahun 153 H.

4. Al Hafizh Al Hujjah, Ma’mar ibn Rasyid, Abu “Urwah Al Azdi, wafat pada

tahun 153 H.

5. Al Hafizh Al Hujjah, Basyar ibn Al Mufadldlil ibn Lahiq, salah seorang guru

Ahmad, wafat pada tahun 183 H.

6. Al Hafizh Al Hujjah, Jarir ibn Abdul Hamid, ahli hadits di Rai’, wafat pada tahun

188 H.

7. Al Hafizh Al Hujjah, Ma’an ibn Isa, qafat pada tahun 198 H.

8. Al Hafizh Al Hujjah, Al Hajjaj ibn minhal, wafat pada tahun 217 H.

9. Al Hafizh Al Hujjah, Abdullsh ibn Yusuf Al Kila’I Ad Dimasyqi, wafat pada

tahun 218 H.

10. Al Hafizh Al Hujjah, Malik ibn Isma’il Al Kindi, wafat pada tahun 280 H.

3. Al Hakim

Laqab ini adalah laqab yang diberikan kepada orang yang paling tinggi derajatnya

dalam ilmu hadits. Dia mengetahui segala hadits yang diriwayatkan para ahli hadits, baik

secara matan maupun sanad, baik Ta’dil, maupun Tajrih, serta mengetahui pula sejarah-
6

sejarah perawi-perawi hadits dengan selengkapnya, baik mengenai pertumbuhan perawi

itu, perlawatannya, guru-gurunya, sifat-sifatnya maupun kedaan-keadaannya.

Ulama-ulama yang mendapat gelar Al Hakim:

1. Abu ‘Ammar, Amir ibn Syuranbih Al Hamdani, lahir dalm masa khilafah umar,

guru terbesar bagi Abu Hanifah dan ibnu ‘Aun.

2. As Sya’bi berjumpa dengan 500 orang sahabat, wafat pada tahun 303 H.

3. Syufyan As Tsauri, yaitu Syufyan ibnu Sa’id ibn Masruq Abu ‘Abdullah Ats

Tsauri, salah satu golongan dari mudkar wafat pada tahun 161 H.

4. Al Hakim Muhammad ibn Salamah Ibn Dinar, Abu Salam Ar Rib’I, permulaan

ulama yang menyusun kitab, wafat pada tahun 163 H.

5. Al Hafidh Al Laits ibn Sa’ad, Abdul Harits ibn Abdur Rahman Al Fahmi,

pengembangan mahzab Al Laitsi di Mesir, yang mahzabnya tidak berkembang,

wafat pada tahun 175 H.

6. Al Hakim Malik ibn Anas ibn Abu ‘Amir, Abu Abdullah Al Ashabahi,

pembangga mahzab Maliki, wafat pada tahun 175 H.

7. Al Hakim Muhammad ibn Idris ibn’ Abbas ibn Umar Al Quraisyi Al Muththalib,

Abu Abdullah As Syafi’I. pembangun mahzab Asy Syafi’I, wafat pada tahun 204

H.

8. Al Hakim Yahya ibn Ma’in Ibn Aun Al Ghathfani, Abu Zakaria Albaghdadi,

wafat pada tahun 233 H.

9. Al Hakin Ali ibn Madini yaitu Ali ibn Abdullah ibn Ja’far ibn Nujaib At Tamini

Al Sa’di, wafat pada tahun 254 H.


7

10. Al Hakim Muhammad ibn Hambal yaitu Abu Abdullah ibn Ahmad ibn Hambal

Ibn Hilal Adz Dzuhali Asy Syaibani wafat pada tahun 241 H.

4. Amirul Mu’minin Fil Hadits

Laqab yang tertinggi dalam ilmu hadits ini ialah laqab Amirul Mu’minin Hadits,

yaitu orang yang dimasanya sebagai seorang penghafal hadits dan mengerti ilmu-ilmu

dirayahnya, sehingga menjadilah dia imam yang terkenal dikagumi para ulama dan

menjadi ikutan umat dalam massanya.

Ulama-ulama yang mendapat gelar Amirul Mu’minin Fil Hadits:

1. Abdur Rahman ibnu Mahdi ibn Zakwan Al MAdani yang terkenal dengan nama Abuz

Zinad, wafat pada tahun 131 H.

2. Syu’bah ibn Al HAjjaj, wafat pada tahun 160 H.

3. Syufyan Ats Tsauri, Wafat pada tahun 161 H.

4. Malik ibn nas Al Imam, wafat pada tahun 179 H.

5. Al Imam Al Bukhari, wafat pada tahun 256 H

C. Muttafaq `Alaih, Rawahu Syaikhan, Rawahu Ashhab Al-Sunan/Al- Arba`ah dan

Rawahu al-Jama`ah

1. Muttafaq `Alaih

Muttafaq `Alaih adalah istilah bagi hadis-hadis yang di takhrij oleh imam al-

Bukhari dan imam Muslim dengan periwayat dan matan yang sama dalam arti

kedua imam tersebut memiliki jalur periwayatan sanad yang bersumber dari satu

sahabat Rasulullah dan redaksi matan yang sama.


8

jadi, muttafaq `alaih adalah hadis yang diriwayatkan oleh imam al-bukhari dan

muslim bukan hanya sama redaksi matan hadisnya tetapi adanya kesamaan paa

periwayat pertama dari Rasulullah (sahabat).

2. Rawahu Syaikhan

Rawahu Syaikhan adalah hadis-hadis yang diriwayatkan oleh imam al-bukhari dan

imam muslim, tetapi sanadnya berbeda pada tingkatan sahabat, yaitu ditingkat

sahabat kedua sanad tersebut tidak bertemu.

3. Rawahu ashhab as-Sunan/al-arba`ah

Rawahu ashhab as-Sunan adalah hadis-hadis yang diriwayatkan oleh empat orang

imam hadis yaitu penyusun kitab-kitab sunan, yang terdiri atas Abu Daud, At-

Tirmidzi, An-Nasa`i, dan Ibnu Majjah.

4. Rawahu al-Jama`ah

Rawahu al-Jama`ah adalah hadis yang diriwayatkan oleh seluruh jama`ah ahli

hadis.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

ASh-Shiddieqy , Hasbi. 1981. pokok-pokok ilmu dirayah hadis. Jakarta: Bulan bintang.

Anda mungkin juga menyukai