Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nyalah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Perawi al-Kutub al-Sittah (kitab induk yang enam) . Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Hadist
Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada Bpk. sebagai dosen pembimbing mata
kuliah Studi Quran dan Hadits, serta kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini, penulis dapat menyelesaikan dengan baik, namun
penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber dari segala sumber hukum yang utama atau yang pokok di dalam agama Islam
adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selain sebagai sumber hukum, Al-Qur’an dan As-Sunnah
juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang universal. Isyarat sampai kepada ilmu yg
mutakhir telah tercantum di dalamnya. Oleh kerananya siapa yang ingin mendalaminya, maka
tidak akan ada habis-habisnya keajaibannya.
Untuk mengetahui As-Sunnah atau hadits-hadits Nabi, maka salah satu dari beberapa
bahagian penting yang tidak kalah menariknya untuk diketahui adalah mengetahui profil atau
sejarah orang-orang yang mengumpulkan hadith, yang dengan jasa-jasa mereka kita yang hidup
pada zaman sekarang ini dapat dengan mudah memperoleh sumber hukum secara lengkap dan
sistematis serta dapat melaksanakan atau meneladani kehidupan Rasulullah untuk beribadah
seperti yang dicontohkannya.
Dalam literatur islam, hadis nabi Muhammad SAW menempati urutan kedua setelah Al
Quranul karim sebagai sumber utama Syariat Islam, Fungsi hadist nabi tidak saja sebagai
penjelas terhadap hal-hal yang masih sangat umum dalam Al qur’an,tapi juga menjadi sumber
agama baru di dalam hal-hal yang tidak di jelaskan di dalam alqur’an, dalam hal ini menjadi
sangat penting untuk mengetahui dan mendalami permasalahan2 yg ada di dalam hadist nabi
Muhammad SAW.
Berbicara tentang Hadist nabi maka kita juga harus berbicara tentang kitab2 yang
memuat hadist2 nabi tersebut, maka dalam hal ini Kutubussittah (kitab yang enam) adalah
pedoman utama mereka yang hendak atau sedang mendalami hadist2 nabi Muhammad SAW
tsb. Kutub al-Sittah merupakan istilah dalam dunia Islam yang merujuk kepada enam kitab
koleksi hadis yang dianggap sebagai sumber penting dalam ajaran dan praktik keagamaan umat
Islam. "Kutub al-Sittah" secara harfiah berarti "enam kitab" dalam bahasa Arab.Keenam kitab
ini dikenal karena keotentikan dan keandalannya dalam merekam riwayat-riwayat (hadis) yang
diatributkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kutub al-Sittah ini dianggap sebagai salah satu
dari sumber kedua yang paling penting dalam agama Islam setelah Al-Qur'an
Makalah ini berikhtiar memperkenalkan secara singkat Istilah Kutubus Sittah dan siapa saja
perawi dari kutubusittah tersebut serta karya-karyanya.
B. RumusanMasalah
1. Al-Kutub Al-Sittah
2. Menjelaskan Para Perawi Kutubu Sittah.
3. Karya-karya para perawi Kutubu Sittah.
BAB II
PEMBAHASAN

BIOGRAFI IMAM 6

A. Imam Bukhari
Namanya Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin
Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhari. Lahir di Bukhara, hari jim’at 13 syawal 194 H, wafat di
Samarqand, malam sabtu hari raya waktu isya’ 256 H. Beliau dikenal sebagai al-Bukhori,
Tidak lama setelah beliau lahir, beliau kehilangan penglihatannya. Dia didik dalam keluarga
yang taat beragama, ayahnya adalah seorang ulama’ bermazhab Maliki dan merupakan murid
dari imam Malik, seorang ulama’ besar dan ahli fiqih, ayahnya wafat ketika beliau masih kecil,
beliau mulai menuntut ilmu sejak usia dini tahun 205 H, beliau berguru kepada as-syaikh ad-
dakhili ulama’ ahli hadis yang masyhur di Bukhoro, pada usia 16 tahun dia bersama
keluarganya mungunjugi kota Makkah dan Madinah, dikedua kota tersebut dia mengikuti
kuliah para guru besar hadis. Bukhori pergi menjumpai guru guru hadis diberbagai negri, dia
pergi ke Bagdad, Basrah, Kuffah, Makkah, Madinah, Syam, Mesir. Dia belajar dari banyak
guru dan menulis dari seribu guru, kecintaan beliau terhadap ilmu yang mengantarkan beliau ke
puncak keilmuan saat itu, bahkan sampai menjadi imam kaum muslimin dalam bidang hadis.
Tokoh tokoh memberikan julukan kepada beliau amirul mu’minin fi al-hadi, beliau sangat
terkenal waro’ ahli ibadah selain ahli ilmu.
Beliau dalam penelitian hadis untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadis shohih
menghabiskan waktu 16 tahun untuk mengunjungi diberbagai kota untuk menemui para perawi
hadis, mengumpulkan dan menyeleksi hadisnya. Ketika di bagdad tidak semua hadis yang
beliau hafal kemudian diriwayatkan, tetapi diseleksi terlebih dahulu dengan penyeleksian yang
ketat, apakah sanad dari hadis tersebut bersambung dan apakah perawi hadis itu terpercaya dan
tsiqah (kuat).akhirnya bukhari menulis sebanyak 9082 hadis dalam kitabnya aljami’ussohih,
karyanya antara lain: sohih bukahari, al-adab al mufrod, ad-du’afa’ as-soghir, at-tarikh as-
soghir, a-ttarikh al ausath. Beliau seorang imam yang tidak tercela hapalan hadisnya dan
kecermatannya, beliau mulai menghapal hadis ketika umurnya belum mencapai 10 tahun, dia
mencatat dari 1000 guru lebih, hapal 100.000 hadis shahih dan 200.000 hadis yang tidak
shahih. Dialah pengarang kitab besar Al-jami’ as-shahih yang merupakan kitab paling sahih
sesudah alQur’an.1
Dalam kitab jami’nya, beliau menuliskan 6.397 buah hadits, dengan yang terulang.
Yang muallaq sejumlah 1.341 buah, dan yang mutabi’ 384 buah, jadi seluruhnya berjumlah

1Dr. Subhi as-shalih, membahas ilmu ilmu hadis, (Jakarta: pustaka firdaus, 2007), hlm:280
8.122 buah. Beliau wafat pada malam Sabtu selesai shalat Isya’, tepat pada malam Idul Fitri
tahun 252 H/870 M dan dikebumikan di Khirtank, kampung yang tidak jauh dari Samarkand.
B. Imam Muslim
Namanya Abu Husain Muslim bin al-Hajaj bin Muslim al-Qusairi an-Naisaburi, Lahir
dalam bulan rajab 204 H, wafat sore ahad, bulan rajab 261 H, dan dikubur di Naisaburi.2
Kecenderungan imam muslim terhadap ilmu hadis tergolong luar biasa, keunggulannya
dari sisi kecerdasandan ketajaman hafalan dia manfaatkan dengan sebaik mungkin, pada usia
10 tahun dia sering datang berguru pada imam ad-dakhili seorang ahli hadis dikotanya, satu
tahun kemudian dia mulai menghafal hadis dan berani mengoreksi kekeliruan gurunya ketika
salah dalam periwayatan hadis. Perjalanan kenegri lain menjadi kegiatan rutin bagi imam
muslim untuk mendapatkan silsilah yang benar sebuah hadis.
Beliau dalam menetapkan kesohihan hadis yang diriwayatknya selalu mendepankan
ilmu jarh wa ta’dil, metode inidigunakan untuk menilai cacat tidaknya suatu hadis dan juga
menggunkan metodesghot at-tahammul (metode-metode penerimaan riwayat), dalam kitabnya
dijumpai istilah haddasanii, haddasana, akhbarani, akhbarona, qala, dengan metode ini
menjadikan beliau sebagai orangkedua terbaik dalam masalah hadis dan selul beluknya setelah
imam bukahari. Imam muslim wafat dengan mewariskan sejumlah karyanya yang sangat
berharga bagi kaum muslimin: Al-Jamius Syahih, Al-Musnadul Kabir Alar Rijal, Kitab al-
Asma' wal Kuna, Kitab al-Ilal, Kitab al-Aqran, Kitab Sualatihi Ahmad bin Hanbal, Kitab al-
Intifa' bi Uhubis Siba'. Kitab al-Muhadramain, Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahidin,
Kitab Auladus Sahabah, Kitab Auhamul Muhadisin.
Kitabnya yang paling terkenal sampai kini ialah Al-Jamius Syahih atau Syahih Muslim. 3
Para ulama’ sepakat atas keimamannya dalam hadis dan kedalaman pengetahuannya tentang
periwayatan hadis, dia melakukan banyak perjalanan dalam mencari hadis. Di Khurasan dia
mendengar hadis dari Yahya bin Yahya, Ishaq bin Rahawaih, dan lain lain.4
Beliau wafat pada hari Minggu, Rajab tahun 261 H/875 M dan dikebumikan pada hari
Senin di Nisabur. Beliau menulis Kitab Shahih Muslim yang terdiri dari 7180 Hadits. Guru-
guru beliau: Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Bukhari. Adapun murid murid beliau: Imam
at-Tirmidzi, Abū Hatim ar-Razi dan Abū Bakr bin Khuzaimah termasuk. Buku beliau memiliki
derajat tertinggi di dalam pengkategorisasian (tabwib).

2 A. Qadir Hassan, ilmu musthalahul hadis, (Bandung: CV. Diponegoro), hlm: 440
3 http://nippontori.multiply.com/reviews/item/9 (diakses pada 26 April 2014)
4 Dr. Subhi as-shalih, membahas ilmu ilmu hadis, (Jakarta: pustaka firdaus, 2007), hlm:366
Kedua Ulama Ahli hadits ini biasa disebut dengan As Syaikhani (‫ ) الشيخان‬dan kedua
kitab Shahih beliau berdua disebut Shahihain (‫ )الصحيحين‬sedangkan hadits yang diriwayatkan
oleh mereka berdua dari sumber sahabat yang sama disebut muttafaq ‘alaih (‫) متفق عليه‬.5
C. Imam Nasa’i
Namanya Abu ‘Abdirrahman ahmad bin su’aib bin ali bin bahr bin sinan bin dinar an-
nasai al-kurasani. Dilahirkan dalam tahun 215 H, wafat di ramlah pada tahun 303 H dan
dikuburkan di baitil maqdis.6 Beliau adalah sorang ulama hadis yang terkenal, beliau juga
seorang yang berpegang teguh pada madzhab syafi’i dan mengarang sebuah kitab manasik haji
atas dasar madzhab syafi’i.
Riwayat beliau sedikit menyedihkan, pada tahun 302 H beliau datang kedamaskus,
dimana ketika itu yang berkuasa adalah pengikit sayyidina mu’awwiyah yang membenci
sayyidina aly, ketika itu banyak orang yang menghina sayyidina aly, imam nasai bukan kaum
syi’ah tetapi beliau mencintai ahli bait khususnya sayyidina aly. Beliau mengarang sebuah
kitab untuk menerangkan kelebihan-kelebihan sayyidina aly, dengan beredarnya kitab ini
menjadikan penguasa damaskus marah kepada beliau, akhirnya beliau diusir dari didamaskus
sampai kabarnya dipukuli sehingga beliau wafat disuatu tempat yang bernama ramlah disiria. 7
Sedangkan karya-karyanya yang lain yaitu:
o As Sunan Al Kubra (Sunan-sunan yang Agung).
o As Sunan Al Mujtaba (Sunan-sunan Pilihan).
o Kitab At Tamyiz (Pembeda)
o Kitab Ad Du’afa (Tentang Orang-orang Kecil).
o Khasais Amir Al Mu’minin Ali ibn Abi Thalib.
o Manasik Al Hajj (Cara Ibadah Haji).
o Tafsir
Dari kitab-kitab tersebut, As-Sunan Al Kubra merupakan karya terbesarnya. Beliau
memiliki guru-guru dalam bidang hadits antara lain: Qutaibah bin Sya’id, Ishaq bin Ibrahim,
Ahmad bin Abdul Amru bin Ali, Hamid bin Mas’adah, Imran bin Musa, Muhammad bin
Maslamah, Ali bin Hajar, Muhammad bin Mansyur, Ya’kub bin Ibrahim, dan Haris bin Miskin.
Imam Nasa`i mempunyai hafalan dan kepahaman yang jarang di miliki oleh orang-
orang pada zamannya, sebagaimana beliau memiliki kejelian dan keteliatian yang sangat
mendalam. maka beliau dapat meriwayatkan hadits-hadits dari ulama-ulama, berjumpa dengan

5 http://ri4nkece.blogspot.com/2009/07/kutubus-sittah-dan-katagorinya.html, dikutip pada tanggal


15 Desember 2023@13.00 PM
6 A. Qadir Hassan, ilmu musthalahul hadis, (Bandung: CV. Diponegoro), hlm: 440
7 http://mbahman.gadingmangu.blogspot.com/biografiimam bukhari.html. (diakses pada 15
Desember 2023)
para imam huffazh dan yang lainnya, sehingga beliau dapat menghafal banyak hadits,
mengumpulkannya dan menuliskannya, sampai akhirnya beliau memperoleh derajat yang
pantas dalam disiplin ilmu ini. Beliau telah menulis hadits-hadits dla’if, sebagaimana beliaupun
telah menulis hadits-hadits shahih, padahal pekerjaan ini hanya di lakukan oleh ulama
pengkritik hadits, tetapi imam Nasa`i mampu untuk melakukan pekerjaan ini, bahkan beliau
memiliki kritik yang detail dan akurat.
D. Imam Abu dawud
Namanya Sulaiman amr-asy-‘aus’aq-sikistini bin Iskhaq bin bisyr bin Syaddad bin amr
bin Imran al-azti, lahir pada 202 H, wafat di Basrah tahun 275 H ,8 beliau salah seorang perowi
hadis yang mengumpulkan 50.000 hadis lalu memilih dan menuliskan 4800 diantaranya dalam
kitab sunan abu daud. Untuk mengumpulkan hadis beliau berpergian ke arab Saudi, irak, kufah,
khurasan, siria, nisapur, dan tempat tempat lain yang menjadikannya salah satu orang ulama’
yang paling luas perjalanannya. Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadis sejak berusia
belasan tahun, beliau mengunjungi berbagai Negara untuk memetik kandungan ilmu dari
sumbernya, dia langsung berguru selama belasan tahun, beliau menyusun kitabnya di Bagdad,
minat utamanya dibidang syari’at, jadi kumpulan hadisnya terfokus pada syari’at, setiap hadis
dalam kumpulannya diperiksa kesesuaiannya dengan alqur’an, begitu pula sanadnya, dia
pernah memperlihatkan kitab tersebut kepada imam ahmad untuk meminta saran perbaikan,
didalam kitab tersebut mengandung beberapa hadis lemah (yang sebagian ditandai beliau
sebagian tidak).9
Dia berguru kepada para pakar hadits, seperti: Ibnu Amr Ad Darir, Qa’nabi, Abi Al
Walid At Tayalisi, Sulaiman bin Harb, Imam Hambali, Yahya bin Ma’in, Qutaibah bin Sa’id,
Utsman bin Abi Syaibah, Abdullah bin Maslamah, Musaddad bin Marjuq, Abdullah bin
Muhammad An Nafili, Muhammad bin Basyar, Zuhair bin Harb, Ubaidillah bin Umar bin
Maisarah, Abu bakar bin Abi Syaibah, Muhammad bin Mutsanna, dan Muhammad bin Al Ala.
Abu Dawud menghasilkan sebuah karya terbaiknya yaitu Kitab Sunan Abi Dawud.
Kitab ini dinilai sebagai kitab standar peringkat 2 (kedua) dalam bidang hadits setelah kitab
standar peringkat pertama yaitu Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Dalam kitabnya tersebut
Abu Dawud mengumpulkan 4.800 buah hadits dari 500.000 hadits yang ia catat dan hafal.
Karangan Abu Dawud yang berjumlah 20 judul dan tidak kurang dari 13 judul kitab telah
mengulas karya tersebut dalam bentuk syarh (komentar), mukhtasar (ringkasan), tahzib (revisi)
dll.
E. Imam Tirmidzi

8 http://mbahman.gadingmangu.blogspot.com/biografiimam bukhari.html. (diakses pada 25


April 2015)
9 A. Qadir Hassan, ilmu musthalahul hadis, (Bandung: CV. Diponegoro), hlm: 441
Namanya Abu ‘Isa muhammad bin ‘isa bin surrah at-turmudzi, lahir pada tahun 200 H,
wafat di turmudz dalam bulan rajab, tahun 279 H, 10 Beliau adalah imam, hafiz dan kritikus
hadis, beliau sejak kecilnya sudah gemar mempelajari ilmu dan mencari hadis untuk keperluan
inilah dia mengembara keberebagi Negara Hijaz, irak, khurasan, dalam periwayatannya dia
banyak mengunjungi banyak ulama’ besar dan guru guru hadis untuk mendengar hadis dan
kemudian dihafal dan dicatat dengan baik diperjalanan atau tiba disuatu tempat. Dia belajar dan
meriwayatkan dari ulama’ kenamaan diantaranya imam bukhari, kepadanya dia mempelajari
hadis dan fiqih, dia juga belajar dari imam muslim dan abu daud.11
F. Imam Ibnu Majah
Namanya Abu ‘Abdillah Muhammad bin Yazid bin ‘Abdillah bin Majah al-Qazwini,
lahir pada 207 H, wafat dalam bulan Ramadan 275 H, 12 beliau dikenal sebagai ahli hadis yang
banyak meriwayatkan sabda sabda nabi SAW, beliau mulai belajar sejak usia remaja, namun
baru mulai menekuni dibidang ilmu hadis pada usia 15 tahun, bakat dan minatnya dibidang
hadis makin besar, hal inilah yang membuat ibnu Majah berkelana kebeberapa daerah dan
Negara guna mencari, mengumpulkan dan menulis hadis puluhan Negara dia kunjungi antara
lain Ray (Teheran), Basrah, kufah, Bagdad, khurasan, suriyah, Mesir. Dengan cara inilah beliau
dapat menghimpun dan menulis puluhan bahkan ratusanhadis dari sumber sumber yang
dipercaya keshahihannya, tidak hanya itu dalam berbagai kunjungannya dia juga berguru pada
banyak ulama’ setempat, seperti Abu bakar bin abi syaubah, sepanjang hayatnya beliau telah
menulis puluhan buku baik dalam bidang hadis, sejarah, fiqih, maupun tafsir, seperti tafsir
alqur’anul karim, at-tarikh karya sejarah yang memuat bigrafi para perawi hadis sejak awal
hingga kemasanya yang menjadi popular dikalangan muslim, karya beliau adalah kitab sunan
ibnu majah di bidang hadis, beliau telah meriwayatkan sedikitnya 4000 hadis, didalam kitab
hadis tersebut juga membahas masalah akidah dan muamalah atas ketekunan dan
kontribuisinya dibidang ilmu ilmu islam itu, khususnya disiplin ilmu hadis, banyak ulam’ yang
kagum dan membahasnya sebagai salah seorang ulama’besar islam yang disepakati tentang
kejujurannya.13

G. KUTUBUS SITTAH

10 A. Qadir Hassan, ilmu musthalahul hadis, (Bandung: CV. Diponegoro), hlm: 441
11 Dr. Subhi as-shalih, membahas ilmu ilmu hadis, (Jakarta: pustaka firdaus, 2007),
hlm:368
12 A. Qadir Hassan, ilmu musthalahul hadis, (Bandung: CV. Diponegoro), hlm: 437
13 http://mbahman.gadingmangu.blogspot.com/biografiimam bukhari.html. (diakses pada
15 Desember 2023)
Istilah Kutubus Sittah digunakan untuk menyebut enam kitab induk hadits, yaitu Shahih
Al Bukhari, Shahih Muslim, Sunan An Nasa`I, Sunan Abi Dawud, Sunan At Tirmidzi, dan
Sunan Ibni Majah. Mari kita mengenalnya secara ringkas.
1. Shahih Al Bukhari
Diceritakan, Imam Bukhari berkata: “Aku bermimpi melihat Rasulullah SAW.;
seolah-olah aku berdiri di hadapannya, sambil memegang kipas yang kupergunakan untuk
menjaganya. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebahagian ahli ta’bir, ia
menjelaskan bahawa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan dari hadith
Rasulullah SAW. Mimpi inilah, antara lain, yang mendorongku untuk melahirkan kitab Al-
Jami’ as-Shahih.”14
Kitab ini diberi judul Al Jami’ Ash Shahih oleh penyusunnya. Beliau menyeleksi
hadits yang tercantum dalam kitab ini dari 600 ribu hadits. Beliau rahimahullah bersusah
payah dalam memilih, menyeleksi dan mencari hadits yang shahih. Beliau menyelesaikan
penyusunan kitab tersebut selama enam belas tahun. Setelah itu, beliau mengajukan
kitabnya itu kepada Imam Ahmad, Yahya bin Ma’in, ‘Ali bin Al Madini, dan selain mereka,
kemudian mereka menilainya sebagai kitab yang bagus dan memberi
rekomendasi/persaksian akan keabsahan hadits dalam kitab tersebut.15
Para ulama di setiap zaman menerima kitab tersebut dengan sepenuh hati. Al Hafizh
Adz Dzahabi berkata, “Ini adalah salah satu kitab dalam ilmu Islam yang paling bagus dan
paling utama setelah kitab Allah ta’ala.” Jumlah hadits dalam Shahih Al Bukhari termasuk
yang terulang berjumlah 7397 buah dan jika tidak termasuk yang terulang berjumlah 2602
buah. Demikianlah yang disebutkan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah.
2. Shahih Muslim
Di antara kitab-kitab imam muslim yang paling agung dan sangat bermanfat luas,
serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al-Jami’ as-Shahih, terkenal dengan Shahih
Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling shahih dan murni
sesudah Kitabullah. Kedua kitab Shahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.16
Kitab ini adalah kitab yang telah terkenal dan disusun oleh Muslim bin Al Hajjaj
rahimahullah. Beliau mengumpulkan hadits-hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam menurut penilaiannya di dalam kitab ini. An Nawawi berkata, “Di dalam kitab ini

14 http://madrasahmassahar.blogspot.com/2010/04/para-imam-penghimpun-hadits-al-
kutubus.html (diakses pada 15 Desember 2023)
15 http://ikhwanmuslim.com/kaidah-dan-faidah/mengenal-kutubus-sittah-enam-kitab-induk-
hadits (diakses pada 15 Desember 2023)
16 http://madrasahmassahar.blogspot.com/2010/04/para-imam-penghimpun-hadits-al-kutubus.html
(diakses pada 15 Desember 2023)
beliau menerapkan metode yang sangat bagus dalam hal ketelitian, kesempurnaan, wara’,
dan ma’rifah dimana sangat jarang seorang mendapatkan petunjuk untuk melakukan hal
tersebut kecuali beberapa orang saja di beberapa masa.”17
Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan
mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadith-hadith yang diriwayatkan,
membandingkan riwayat-riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam
menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara
lafaz-lafaz itu. Dengan usaha yang sedemikian rupa, maka lahirlah kitab Shahihnya. Bukti
konkrit mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di mana Muslim menyaring isi
kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan, bahawa ia pernah
berkata: “Aku susun kitab Shahih ini yang disaring dari 300.000 hadith.” 18 Beliau
mengumpulkan hadits-hadits yang sesuai dalam satu tempat dan menyebutkan berbagai jalur
dan lafadz-lafadz hadits yang dia susun per-bab. Hanya saja, beliau tidak menyebutkan
judul-judul bab tersebut. Mungkin karena khawatir akan menambah tebal kitab tersebut atau
karena terdapat alasan yang lain. Tetapi setiap bab dalam kitab ini kini telah diberi judul
oleh sejumlah ulama yang menjelaskannya. Di antara syarah yang paling bagus adalah yang
disusun oleh An Nawawi rahimahullah. Jumlah hadits dalam kitab ini adalah 7275 buah,
termasuk hadits yang terulang dan jika dibuang, hanya berjumlah 4000 buah.
Apabila ditinjau dari segi keabsahannya, maka mayoritas atau seluruh ulama telah
sepakat bahwa Shahih Muslim menduduki tingkat kedua setelah Shahih Al Bukhari.19
3. Sunan An Nasa`i
Karya beliau yang utama adalah Sunanulkubro yang akhirnya terkenal dengan nama
sunan An-Nasaiy. Kitab sunan ini adalah kitab Sunan yang muncul setelah shahihain yang
paling sedikit hadits dha’ifnya, tetapi paling banyak perulanganya . Misalnya hadits tentang
niat, diulangnya sampai 16x.20
Nasa’i menerima hadith dari sejumlah guru hadith terkemuka. Di antaranya ialah
Qutaibah Imam Nasa’i Sa’id. Ia mengunjungi kutaibah ketika berusia 15 tahun, dan selama
14 bulan belajar di bawah asuhannya. Guru lainnya adalah Ishaq bin Rahawaih, al-Haris bin

17 http://ikhwanmuslim.com/kaidah-dan-faidah/mengenal-kutubus-sittah-enam-kitab-induk-
hadits
(diakses pada 15 Desember 2023)
18 http://madrasahmassahar.blogspot.com/2010/04/para-imam-penghimpun-hadits-al-
kutubus.html
19 http://ikhwanmuslim.com/kaidah-dan-faidah/mengenal-kutubus-sittah-enam-kitab-induk-hadits
(diakses pada 15 Desember 2023)
20 http://humbud.uin-malang.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=199:mengenal-kitab-kitab-hadits&catid=79:ilmu-hadist&Itemid=127
(diakses pada 15 Desember 2023)
Miskin, ‘Ali bin Khasyram dan Abu Dawud penulis as-Sunan, serta Tirmidzi, penulis al-
Jami’. Hadits-haditsnya diriwayatkan oleh para ulama yang tidak sedikit jumlahnya. Antara
lain Abul Qasim at-Tabarani, penulis tiga buah Mu’jam, Abu Ja’far at-Tahawi, al-Hasan bin
al-Khadir as-Suyuti, Muhammad bin Mu’awiyyah bin al-Ahmar al-Andalusi dan Abu Bakar
bin Ahmad as-Sunni, perawi Sunan Nasa’i.21
An Nasa`i rahimahullah menyusun kitabnya As Sunan Al Kubra dan memasukkan
ke dalamnya berbagai hadits shahih dan cacat. Kemudian beliau meringkasnya dalam kitab
As Sunan Ash Shughra dan beliau beri judul Al Mujtaba yang di dalamnya beliau hanya
mengumpulkan berbagai hadits shahih menurut penilaiannya. Kitab inilah (Al Mujtaba –
pent.) yang dimaksud jika ada hadits yang riwayatnya dinisbatkan kepada An Nasa`i. Al
Mujtaba adalah kitab Sunan yang paling sedikit mengandung hadits dla’if dan perawi yang
dijarh. Derajat kitab ini berada setelah Ash Shahihain. Ditinjau dari sisi para perawinya,
kitab ini didahulukan daripada Sunan Abi Dawud dan Sunan At Tirmidzi karena beliau
sangat berhati-hati dalam memilih para perawi.22
4. Sunan Abi Dawud
Abu Dawud menyusun kitabnya, khusus hanya memuat hadith-hadith hukum dan
sunnah-sunnah yang menyangkut hukum. Ketika selesai menyusun kitabnya itu kepada
Imam Ahmad bin Hanbal, dan Ibn Hanbal memujinya sebagai kitab yang indah dan baik.
Abu Dawud dalam sunannya tidak hanya mencantumkan hadits-hadits shahih semata
sebagaimana yang telah dilakukan Imam Bukhari dan Imam Muslim, tetapi ia memasukkan
pula kedalamnya hadith shahih, hadith hasan, hadith dha’if yang tidak terlalu lemah dan
hadith yang tidak disepakati oleh para imam untuk ditinggalkannya. Hadith-hadith yang
sangat lemah, ia jelaskan kelemahannya.23
Kitab ini adalah kitab yang berisi 4800 hadits yang diseleksi oleh penyusunnya dari
500.000 hadits. Sunan Abi Dawud ini sangat terkenal di kalangan ahli fiqih (fuqaha`) karena
kitab ini mengumpulkan hadits-hadits hukum. Penyusunnya mengatakan bahwa dia telah
menyodorkan kitabnya tersebut kepada Imam Ahmad bin Hambal dan beliau menilainya
sebagai kitab yang bagus dan baik.24
5. Sunan At Tirmidzi

21 http://madrasahmassahar.blogspot.com/2010/04/para-imam-penghimpun-hadits-al-
kutubus.html (diakses pada 15 Desember 2023)
22 http://ikhwanmuslim.com/kaidah-dan-faidah/mengenal-kutubus-sittah-enam-kitab-induk-hadits
(diakses pada 15 Desember 2023)
23 http://madrasahmassahar.blogspot.com/2010/04/para-imam-penghimpun-hadits-al-
kutubus.html (diakses pada 15 Desember 2023)
24 http://ikhwanmuslim.com/kaidah-dan-faidah/mengenal-kutubus-sittah-enam-kitab-induk-
hadits (diakses pada 15 Desember 2023)
Kitab ini adalah salah satu kitab karya Imam Tirmidzi terbesar dan paling banyak
manfaatnya. Ia tergolong salah satu “Kutubus Sittah” (Enam Kitab Pokok Bidang Hadith)
dan ensiklopedia hadith terkenal. Al-Jami’ ini terkenal dengan nama Jami’ Tirmidzi,
dinisbatkan kepada penulisnya, yang juga terkenal dengan nama Sunan Tirmidzi. Namun
nama pertamalah yang popular.
Sebaagian ulama tidak berkeberatan menyandangkan gelar as-Shahih kepadanya,
sehingga mereka menamakannya dengan Shahih Tirmidzi. Sebenarnya pemberian nama ini
tidak tepat dan terlalu gegabah.25
Imam Tirmidzi di dalam Al-Jami’-nya tidak hanya meriwayatkan hadith shahih
semata, tetapi juga meriwayatkan hadith-hadith hasan, da’if, garib dan mu’allal dengan
menerangkan kelemahannya.
Dalam pada itu, ia tidak meriwayatkan dalam kitabnya itu, kecuali hadith-hadith
yang diamalkan atau dijadikan pegangan oleh ahli fiqh. Metode demikian ini merupakan
cara atau syarat yang longgar. Oleh kerananya, ia meriwayatkan semua hadith yang
memiliki nilai demikian, baik jalan periwayatannya itu shahih ataupun tidak shahih. Hanya
saja ia selalu memberikan penjelasan yang sesuai dengan keadaan setiap hadith.
Beliau menjelaskan derajat shahih, hasan, atau dla’if setiap hadits pada tempatnya
masing-masing dan menjelaskan sisi kelemahannya. Beliau juga menjelaskan ulama yang
beliau ambil pendapatnya baik dari kalangan sahabat atau selainnya. Di akhir kitab tersebut,
beliau menyusun sebuah kitab yang membahas tentang ilmu ’ilal dan dalamnya beliau
mengumpulkan berbagai faedah yang penting.
Dalam kitab ini terdapat berbagai faedah dalam bidang fiqih dan hadits yang tidak
ada dalam kitab yang lain. Para ulama dari Hijaz, ‘Iraq dan Khurasan menilainya sebagai
kitab yang bagus tatkala penyusunnya menyodorkan kitab ini kepada mereka.26
6. Sunan Ibnu Majah
Kitab ini adalah salah satu kitab karya Imam Ibn Majah terbesar yang masih beredar
hingga sekarang. Dengan kitab inilah, nama Ibn Majah menjadi terkenal. Ia menyusun sunan
ini menjadi beberapa kitab dan beberapa bab. Sunan ini terdiri dari 32 kitab, 1.500 bab.
Sedan jumlah hadithnya sebanyak 4.000 buah hadith. Kitab sunan ini disusun menurut
sistematika fiqh, yang dikerjakan secara baik dan indah. Ibn Majah memulai sunan-nya ini
dengan sebuah bab tentang mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Dalam bab ini ia

25 http://madrasahmassahar.blogspot.com/2010/04/para-imam-penghimpun-hadits-al-
kutubus.html (diakses pada 15 Desember 2023)
26 http://ikhwanmuslim.com/kaidah-dan-faidah/mengenal-kutubus-sittah-enam-kitab-induk-
hadits (diakses pada 15 Desember 2023)
menguraikan hadith-hadith yang menunjukkan kekuatan sunnah, kewajiban mengikuti dan
mengamalkannya.27
Berdasarkan pendapat yang masyhur di kalangan mutaakhirin kitab ini termasuk
kitab induk keenam dari enam kitab induk hadits. Meskipun demikian, kitab ini derajatnya
lebih rendah dari kitab Sunan An Nasa`i, Sunan Abi Dawud, dan Sunan At Tirmidzi.
Bahkan, telah masyhur bahwa hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah secara bersendirian
umumnya adalah hadits dla’if. Akan tetapi, Al Hafizh Ibnu Hajar berkata lain, “ Hal itu
tidaklah bersifat mutlak menurut penelitian saya. Namun, secara global, di dalam kitab
tersebut memang banyak terdapat hadits mungkar. Wallahul Musta’an.” Mayoritas hadits
yang beliau takhrij juga diriwayatkan oleh semua atau sebagian penyusun enam kitab induk
hadits. Dan beliau meriwayatkan hadits secara bersendiri dan tidak diriwayatkan oleh
mereka (penyusun enam kitab induk hadits) sebanyak 1339 buah sebagaimana penelitian
yang dilakukan oleh Ustadz Muhammad Fu`ad ‘Abdul Baqi.28

BAB III
27 http://madrasahmassahar.blogspot.com/2010/04/para-imam-penghimpun-hadits-al-
kutubus.html (diakses pada 15 Desember 2023)
28 http://ikhwanmuslim.com/kaidah-dan-faidah/mengenal-kutubus-sittah-enam-kitab-induk-
hadits (diakses pada 15 Desember 2023)
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ke-enam imam beserta kitab-kitabnya
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, tetapi mereka sama-sama pergi ke berbagai negara
untuk menimba ilmu terutama dibidang hadis.

DAFTAR PUSTAKA
http://madrasahmassahar.blogspot.com/2010/04/para-imam-penghimpun-hadits-al-
kutubus.html (diakses pada 15 Desember 2023)
http://ikhwanmuslim.com/kaidah-dan-faidah/mengenal-kutubus-sittah-enam-kitab-induk-
hadits (diakses pada 15 Desember 2023)
http://humbud.uinmalang.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=199:mengenal-kitab-kitab-hadits&catid=79:ilmu-
hadist&Itemid=127 (diakses pada 15 Desember 2023)
http://mbahman.gadingmangu.blogspot.com/biografiimam bukhari.html. (diakses pada 15
Desember 2023)
A. Qadir Hassan, ilmu musthalahul hadis, (Bandung: CV. Diponegoro)
Dr. Subhi as-shalih, membahas ilmu ilmu hadis, (Jakarta: pustaka firdaus, 2007
http://lidwapusaka.com/produk/kitab-9-imam/biografi-imam-hadits/imam-nasai/ (diakses
pada 15 Desember 2023)

http://nippontori.multiply.com/reviews/item/9 (diakses pada 15 Desember 2023)

Muhammad A’jal Al-khatib, pokok pokok ilmu hadis, (Jakarta: Gaya media pratama, 1998),

Fatkhur Rahman, ikhtisar musthalahul hadis,

M. Syakur, ulum al khadis, (Kudus: masaifa jendela ilmu, 2009)

Anda mungkin juga menyukai