Anda di halaman 1dari 15

KITAB INDUK HADIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Studi Hadis

Dosen Pengampu :

Mohammad Bakir, S.Ag.,M.Fil.l

Disusun Oleh Kelompok 5:

Ziyan Zuqna Al-faridsya (23403083)

Nabilla Rohmatul Laily (23403089)

Erin Endah Ratnasari (23403113)

PROGAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Peulis tidak bisa selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak. Penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak atas tugas yang telah diberikan.

Makalah dengan judul "Kitab-Kitab Induk Hadis Beserta Nilai Dan


Keadaan Kitab Tersebut" disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Hadis.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan
juga bagi para pembaca. Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, penulis
berharap dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Penulis menyadari bahwa
makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempuma. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kita nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 26 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
A. Kitab-Kitab Induk Hadis Beserta Nilai dan Keadaan Kitab Tersebut............ 5
1. Kitab Al-Jami' As-Shahih Al-Bukhari ............................................................ 5
2. Kitab Al-Jami' As-Shahih Al-Imam Muslim.................................................. 6
3. Kitab Sunan Abu Dawud ................................................................................. 7
4. Kitab Tirmidzi ................................................................................................... 8
5. Kitab Imam an-Nasaa`i (as-Sunan as-ṣughrā) ............................................... 9
6. Imam Ibn Majah ............................................................................................. 11
BAB III ............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kitab -Kitab Induk Hadis , juga dikenal sebagai Kutubus Sittah


(Enam Koleksi Otentik), memegang peranan penting dalam keilmuan dan
praktik Islam.expand_moreKeenam koleksi ini dengan susah payah menyusun
dan dengan cermat memverifikasi perkataan dan tindakan yang dikaitkan
dengan Nabi Muhammad (‫)ﷺ‬, yang berfungsi sebagai sumber dasar
bimbingan agama dan peraturan hukum di samping Al-Qur'an.

Setelah wafatnya Nabi, ajaran-ajarannya diturunkan secara lisan dari


generasi ke generasi, sehingga pada akhirnya menimbulkan kebutuhan akan
pelestarian dan pembuktian keasliannya.expand_more Sepanjang abad ke-2
dan ke-3 Islam, para ulama terkenal memulai proses yang ketat dalam
mengumpulkan, meneliti, dan mengklasifikasikan laporan-laporan ini,
menggunakan kriteria yang ketat untuk memastikan keaslian dan
keandalannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kitab-kitab induk hadis beserta nilai dan keadaa kitab
tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kitab-kitab induk hadis beserta nilai dan keadaa
kitab tersebut.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kitab-Kitab Induk Hadis Beserta Nilai dan Keadaan Kitab Tersebut

1. Kitab Al-Jami' As-Shahih Al-Bukhari


Kitab ini juga dikenal sebagai Shahih Bukhari, adalah salah
satu kitab Hadis yang paling terkenal dan dihormati dalam tradisi
Islam. Kitab ini dikompilasi oleh Imam Muhammad Al-Bukhari,
seorang ulama Hadis terkemuka. Kitab Shahih Bukhari diakui oleh
mayoritas umat Muslim sebagai koleksi paling otentik dan dapat
dipercaya dalam melaporkan Sunnah Nabi Muhammad saw.
Menurut Shauqi Abu Khalil, dari 100.000 hadis yang telah
di kumpulkan telah diseleksi periwayat 7.562 hadis yang diulang,
sedang yang tanpa diulang 4000 hadis. 143 Hadis yang ditulis
dalam kitab Shahih al-Bukhari mempunyai sanad yang muttasil.1
Jika disebutkan hadis mawquf atau mu'allaq itu dimaksudkan
sebagai penguat hal yang dibicarakan bukan untuk dijadikan
pegangan. Kitab ini terdiri dari 97 buku yang mencakup berbagai
topik, termasuk keimanan, ibadah, etika, dan hukum Islam. Hadis-
hadis yang terdapat dalam Shahih Bukhari telah melewati seleksi
ketat untuk memastikan keaslian dan keandalannya.
Imam Bukhari menghabiskan waktu 16 tahun untuk
menyelesaikan kompilasi Shahih Bukhari. Ia melakukan perjalanan
ke berbagai wilayah untuk mengumpulkan hadis-hadis dari para
perawi terpercaya. Kitab ini menjadi salah satu referensi utama
dalam memahami ajaran dan praktek Nabi Muhammad.2
Shahih Bukhari memiliki pengaruh yang besar dalam
pengembangan ilmu Hadis dan pemahaman agama Islam. Kitab ini
digunakan oleh para ulama, mahasiswa, dan peneliti sebagai

1
Bukhari, A. A. (1986). Sahih Bukhari. Studi Kitab Hadis, 47.
2
Shahih Al-Bukhari, “Oleh: Ustadz Nur Kholis bin Kurdian ‫ظ فخ هاي‬,” t.t., 9.

5
sumber rujukan yang penting. Nilai kitab ini terletak pada
keabsahan dan otentisitas hadis-hadis yang terdapat di dalamnya,3
yang membantu umat Muslim dalam memahami ajaran Islam
dengan lebih baik.

2. Kitab Al-Jami' As-Shahih Al-Imam Muslim


Kitab ini juga dikenal sebagai Shahih Muslim, adalah salah
satu kitab Hadis yang sangat dihormati dalam tradisi Islam.
Kitab ini dikompilasi oleh Imam Muslim ibn al-Hajjaj al-
Qushayri, seorang ulama Hadis terkemuka. Shahih Muslim
dianggap sebagai salah satu dari enam kitab Hadis yang paling
otentik dan dapat dipercaya.
Seperti halnya Shahih al-Bukhary, Kitab Shahih Muslim
juga disusun secara Musannaf.demikian pula pembahasannya,
dibagi dalam beberapa tema pokok (kitab) yang dibagi dalam
beberapa pasal (bab). Bedanya, shahih Muslim lebih teliti dan
lebih sistematis dalam penyusunannya dibanding Shahih al-
Bukhary18. Shahih Muslim ini Kitab yang kedua dari Kitab-
kitab Hadits yang menjadi pegangan. Sesudah Shahih Bukhary,
Shahih Muslimah yang dijadikan pedoman. Shahih Muslim
lebih baik susunannya, dari pada Shahih Bukhary, karena itu
lebih mudah kita mencari Hadits di dalamnya, daripada
mencari di dalam Shahih Al Bukhary. Muslim menetapkan
Hadits-hadits wudlu‟ umpamanya seluruhnya di bagian wudlu‟
tidak tersebar di sana-sini seperti halnya Shahih Al Bukhary.
Kondisi kitab Sahih Muslim adalah bahwa kitab ini
merupakan kumpulan hadis yang sangat dihargai yang disusun
oleh Imam Muslim ibn al-Hajjaj al-Naisaburi. Kitab ini
dianggap sebagai salah satu koleksi Sunnah Nabi Muhammad
saw yang paling otentik dan, bersama Sahih al-Bukhari,
membentuk "Sahihain" atau "Dua Kitab Sahih". Sahih Muslim

3
Ibid., 19.

6
berisi sekitar 7.500 riwayat hadis dalam 57 kitab, yang
mencakup berbagai aspek keimanan, bersuci, salat, puasa, haji,
pernikahan, dan banyak lagi. Kitab ini merupakan karya
penting dalam Islam Sunni dan sangat dihormati karena
keasliannya dan proses seleksi yang sangat teliti oleh Imam
Muslim untuk memastikan keandalan riwayat-riwayat yang
termasuk dalam koleksi ini.

3. Kitab Sunan Abu Dawud


Kitab Sunan Abu Dawud adalah salah satu kitab hadis yang
diakui oleh umat Islam sebagai salah satu sumber hukum. Kitab
ini disusun oleh Abu Dawud Sulayman ibn al-Ash'ath as-
Sijistani, seorang ahli hadis yang hidup pada abad ke-9 Masehi.
Kitab Sunan Abu Dawud terdiri dari 5274 hadis yang
dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk sahabat Nabi,
tabiin, dan ulama hadis lainnya.
Kitab ini disusun oleh Imam Abu Dawud di Tarus, sebuah
kota kecil di Irak, selama 20 tahun. Dari 500.000 hadits yang
berhasil dikumpulkan, Imam Abu Dawud hanya
mencantumkan 4.800 hadits dalam kitab sunannya. Kitab
Sunan Abu Dawud memiliki nilai yang tinggi dalam
pemahaman dan praktik agama Islam. Para mujtahid, yaitu
mereka yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan
hukum berdasarkan sumber-sumber Islam, menggunakan kitab
ini sebagai salah satu rujukan utama dalam pengambilan
hukum.
Imam Abu Dawud dalam menyusun kitabnya menganut
sistematika atau urutan bab fiqih yang dapat memudahkan
pembaca. Dalam Sunan Abu Dawud, beliau membagi hadisnya
dalam beberapa kitab, setiap kitab berisi jumlah bab. Adapun
perinciannya adalah terdapat 35 kitab, 1871 Bab dan 4800
hadis.

7
4. Kitab Tirmidzi
Imam Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at-Tirmidzi,
yang juga dikenal sebagai Imam Tirmidzi, adalah seorang ahli
hadits yang lahir di Tirmiz pada tahun 209 H (822 M). Ia
merupakan salah satu murid dari Imam Bukhari. Karya-karyanya
termasuk Sunan at-Tirmidzi dan Al-Ilal.

Imam Tirmidzi adalah salah satu tokoh penting dalam


bidang hadits dan warisan ilmu yang berharga bagi umat Islam.
Karyanya, Jami at-Tirmidzi, termasuk dalam Kutubus Sittah (enam
kitab pokok bidang hadits) dan menjadi ensiklopedia hadits
terkenal. Imam Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at-
Tirmidzi, yang juga dikenal sebagai Imam Tirmidzi, adalah
seorang ahli hadits yang lahir di Tirmiz pada tahun 209 H (822 M).
Ia merupakan salah satu murid dari Imam Bukhari. Karya-
karyanya termasuk Sunan at-Tirmidzi dan Al-Ilal.

Kitab Tirmidzi, juga dikenal sebagai Sunan al-Tirmidzi,


adalah salah satu dari enam kitab hadis utama dalam Islam. Kitab
ini disusun oleh Imam Abu 'Isa Muhammad bin 'Isa at-Tirmidzi,
seorang ulama hadis terkemuka dari abad ke-9 Masehi. Kitab
Tirmidzi berisi koleksi hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang
dikumpulkan dan disusun berdasarkan tema-tema tertentu.

Kitab Tirmidzi terdiri dari 52 bab yang mencakup berbagai


aspek kehidupan umat Islam, seperti ibadah, akhlak, hukum, dan
lain-lain. Hadis-hadis yang terdapat dalam kitab ini dikumpulkan
dari sumber-sumber yang sahih dan diakui keabsahannya oleh para
ulama hadis.

Salah satu ciri khas Kitab Tirmidzi adalah adanya


penjelasan tentang derajat kekuatan hadis (hadits hasan, sahih,
dhaif) serta keterangan tentang periwayat hadis (sanad). Hal ini

8
memudahkan pembaca untuk mengetahui tingkat keabsahan suatu
hadis dalam kitab tersebut.

Kitab Tirmidzi merupakan salah satu rujukan penting bagi


umat Islam dalam memahami ajaran Islam dan praktek-praktek
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Karya ini telah
menjadi salah satu sumber utama dalam studi hadis dan fiqh Islam.

Kitab Tirmidzi, juga dikenal sebagai Jami' at-Tirmidzi,


adalah salah satu Kutub al-Sittah (enam kumpulan hadis utama)
dalam Islam Sunni. Itu disusun oleh Imam Abu Isa Muhammad ibn
Isa as-Sulami at-Tirmidzi, yang lahir di Persia tetapi sebagian besar
hidupnya tinggal di Tirmidh, sebuah kota di Uzbekistan saat ini.
Buku ini dinamai menurut namanya dan sangat dihormati karena
keaslian dan organisasinya.4

5. Kitab Imam an-Nasaa`i (as-Sunan as-ṣughrā)

Kitab Sunan An Nasa'i adalah salah satu kitab induk Hadith


yang dikompilasi oleh Imam An-Nasa'i. Kitab ini merupakan
sumber penting dalam hukum Islam dan mencakup berbagai aspek
kehidupan, termasuk hukum, etika, dan praktik ibadah.

Sunan an-Nasā‟ī termasuk dalam satu di antara “al-Kutūb


al-īiḥaḥ al-Sittah”, kitab hadis shahih yang enam. Dua pertama dari
kitab “al-Kutūb al-Sittah tersebut dikenal dengan nama “dua kitab
al-ṣaḥīḥ atau ṣaḥīḥayn”, yakni Shahih Bukhari dan Shahih Muslim
dengan martabat keshahihan yang berbeda-beda. Sementara itu,
empat “al-kutub al-sittah” yang terakhir dikenal dengan nama
“sunan” yakni Sunan Abī Dāūd, Sunan al-Turmużi, Sunan al-
Nasā‟i dan Sunan Ibnu Mājah. Dalam hal ini Muḥammad Ajjāj al-
Khattīb menyebutkan, pengarang empat kitab “sunan” itu dalam

4
Arif Rahman Hakim, “Kitab Al Jami ( Sunan at Tirmidzi ) Karya Imam Tirmidzi,” 16 September
2019, pecihitam.org, https://pecihitam.org/kitab-al-jami-sunan-at-tirmidzi-karya-imam-tirmidzi/.

9
kitab mereka tidak hanya mencatat hadis shahih, melainan juga
beberapa hadis hasan, bahkan hadis dhaif dengan penjelasan
kedhaifannya. Adapun penamaan kitab-kitab itu dengan istilah
sunan tiada lain adalah karena penulis kitab itu ingin memberikan
kesan kepada masyarakat pembaca bahwa kitab itu berisi sunnah
Nabi SAW. Selain itu penamaan ini juga disebabkan karena
pembahasannya telah dibagi menurut pokok bahasan hukum-
hukum fikih, seperti berbagai persoalan tahaharah, shalat, zakat,
haji dan setrusnya yang bersumber dari Rasulullah SAW. Imam an-
Nasā‟ī menyusun dua kitab, yaitu al-Sunan Kubrā (kitab sunan
yang utama dan diringkas menjadi as-Sunan as-ṣughrā (kitab sunan
yang sekunder). Kitab yang ada sekarang adalah as-sunan sugra
yang disebut juga dengan al-Mujtabā min as-Sunan. Jumlah hadis
yang tercantum di dalamnya sebanyak 5.761 hadis.

Penyebutan al-Mujtabā adalah karena kualitas hadis-hadis


yang dimuat di dalamnya adalah hadis-hadis pilihan. Penulisan
kitab al-Sunan al-ṣughra ini mempunyai latar belakang sejarah
tersendiri. Menurut Ajjaj al-Khatib, pada mulanya imam an-Nasā‟ī
menyusun sunannya dengan memuat hadis-hadis yang berstatus
ṣaḥīḥ, ḥasan, dan dhaif dan selanjutnya diberinya nama al-Sunan
al-Kubrā. Setelah itu Imam an-Nasā‟ī memperkenalkan kitab hadis
tersebut kepada penguasa amir kota Ramlah di Palestina. Penguasa
itu bertanya,”apakah setiap hadis yang terdapat di dalamnya
berstatus shahih?. “Imam an-Nasā‟ī menjawab: ”Di dalam kitab ini
terdapat hadis yang shahih, hadis hasan, dan yang mendekati
keduanya. Selanjtunya amir itu berkata: tulislah sebuah kitab untuk
kami yang keseluruhan isinya adalah hadis-hadis shahih saja! maka
imam an-Nasā‟ī pun meneliti kembali kualitas hadis yang terdapat
di dalam kitab sunan al-Kubrā. Hasilnya adalah melahirkan sebuah
kitab yang kemudian dinamakannya dengan al-Sunan al-īugra; dan
karena isinya adalah hadis-hadis pilihan, maka dinamainya pula
kitab tersebut dengan nama “al-Mujtabā minal-Sunan”, dan ada

10
yang menamainya dengan al-Mujtanā, yang kedua nama terakhir
itu mengandung makna yanag satu (sama).5

Sistematika pembahasan dalam kitab ini adalah


menggunakan bab-bab fiqih. Atau yang dikenal dengan metode
“sunan”. An-Nasā‟ī adalah seorang ulama hadis yang teliti dan
keras dalam menyeleksi hadis. Imam an-Nasā‟ī menyusun dua
kitab, yaitu al-Sunan Kubrā kitab sunan yang utama dan diringkas
menjadi as-Sunan as-Sughrā (kitab sunan yang sekunder). Kitab
yang ada sekarang adalah as-sunan sugra yang disebut juga dengan
al-Mujtabā min as-Sunan. Ulama hadis ini dinilai oleh para ulama
bersikap longgar dalam menyeleksi hadis. namun ada juga
sebagian yang berpendapat lain. Walaupun di dalam kitab ini
memuat hadis dhaif, namun An-Nasā‟ī tetap memberikan
penjelasan mengenai ke-dhaifan hadis tersebut, baik itu mungkin
bersumber dari segi sanadnya, maupun dari segi hadis matannya.6

6. Imam Ibn Majah

Sunan Ibnu Majah adalah kitab kumpulan hadis-hadis sahih


yang ditulis oleh Ibnu Majah. Pada bagian mukadimah, penulisnya
mengetengahkan beragam hal yang terkait dengan sunnah
Rasulullah SAW sekaligus keutamaan ilmu hadis secara khusus
dan ilmu agama secara umum Secara jilid tentu kitab ini akan
berbeda-beda sesuai dengan terbitannya masing-masing. Jika edisi
terbitan Beirut oleh penerbit Dar al Fikr kitab Sunan Ibnu Mājah
terdiri atas dua jilid dengan penomoran yang berurutan. Jumlah
hadis yang termuat di dalamnya adalah 4341 Hadis, dan 3002 di
antaranya telah termuat di dalam kitab-kitab hadis lainnya,
sedangkan 1339 lainnya merupakan tambahan yang tidak terdapat
di dalam kitab-kitab standar yang lain. Abu Abbas Ahmad ibn
Muhammad al-Bushiri (w.840 H) telah menghimpun hadis-hadis

5
Nurkhalijah Siregar, “Kitab Sunan An-Nasa’i(Biografi, Sistematika, dan Penilaian Ulama),” Jurnal
Hikmah 15 (Juni 2018): 57.
6
Ibid., 61.

11
tambahan itu dalam sebuah kitabnya yang berjudul Miībāḥ al-
Zujājah fī Zawā‟id ibn Mājah. Bahwa hadis-hadis yang terdapat
dalam sunan ibn Mājah adalah berjumlah 4341 hadis, yang terdiri
dari muqaddimah, 37 kitab dan 1502 bab. Dalam penyelidikan
Fuad Abdul Baqi, jumlah hadis yang termaktub dalam kitab Sunan
Ibnu Majah adalah 4341 hadis yang terbagi ke dalam 37 bagian
dan 1515 bab. Jumlah ini merupakan perhitungan paling mutakhir
yang dilakukan oleh seorang pakar hadis. Meskipun berbeda
dengan dua pakar sebelumnya dalam menghitung jumlah hadis
dalam Sunan Ibnu Majah, kesimpulan Fuad Abdul Baqi ini tidak
mengundang masalah, karena hanya menyangkut perbedaan
metode yang digunakan oleh mereka.7

Penulisan kitab Sunan Ibnu Majah menggunakan metode


fikih (hukum Islam). Metode ini memang lazim digunakan oleh
para ulama pada zaman itu. Di antara kelebihan metode penulisan
seperti ini adalah dapat mempermudah para pengkaji ilmu yang
hendak mendalami hukum Islam untuk menemukan dalil-dalil
yang bersumber pada hadis-hadis Rasulullah.

Hal yang patut disesalkan dari kitab Sunan Ibnu Majah


adalah dimuatnya perawi yang tidak sepenuhnya dapat
dipertanggungjawabkan kapasitasnya dalam meriwayatkan hadis.
Bahkan ada juga perawi yang tidak diakui oleh ulama hadis, seperti
Amr bin Subh, Muhammad bin sa‟id al-Maslub, dan al-Waqidi.
Jika ditinjau dari rijāl al-hadīts, tentu saja ini sebuah cacat yang tak
semestinya dilakukan oleh seorang ahli hadis. Apalagi seorang
Ibnu Majah yang sangat masyhur di dunia Islam.

7
Nurkhalijah Siregar, “Kitab Sunan Ibn Majah (Biografi, Sistematika, dan Penilaian Ulama),” Jurnal
Hikmah 16 (Desember 2019): 61.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Shahih Al Bukhary, disusun oleh Abu Abdillah Muhammad ibn


Isma‟il ibn Ibrahim ibn Mughirah ibn Bardizbah. Kitab Shahih Al
Bukhary merupakan Kitab Hadits yang hanya memuat Hadits-hadits
Shahih. dan Kitab Shahih Al Bukhary disusun secara Musannaf. Kebanyak
Ulama Hadits telah sepakat menetapkan bahwa Shahih al Bukhary itu
adalah seshahih-shahih Kitab sesudah Al Qur‟an.
Yang kedua, Shahih Muslim, disusun oleh Abu al-Husain Muslim
ibn alHajjaj ibn Muslim ibn Ward ibn Kausyad al-Qusyairi al-Nisaburi,
yang lebih dikenal denagn sebutan Imam Muslim. Seperti halnya Shahih
al-Bukhary, Kitab Shahih Muslim juga disusun secara Musannaf.
demikian pula pembahasannya, dibagi dalam beberapa tema pokok (kitab)
yang dibagi dalam beberapa pasal (bab). Shahih Mulsim ini Kitab yang
kedua dari Kitab-kitab Hadits yang menjadi pegangan. Sesudah Al
Bukhary, Shahih Muslimlah yang menjadi pedoman. Dan Shahih Muslim
lebih baik susunannya daripada Shahih Al Bukhary.
Yang ketiga, Sunan Abu Daud, disusun oleh Sulaiman ibn al-
asy‟ats ibn Ishaq ibn basyir ibn Syadad ibn „Amr ibn Imran al-Azdy al-
Sijistani. Sunan Abu Daud berisi Hadits hukum: sedikit saja yang
berhubungan dengan urusan-urusan lain. Kata Al Ghazzaly,”Sunan Abu
Daud cukup buat pegangan seseorang mujtahid.” Sunan Abu Daud ini
dipandang induk yang keempat.
Yang keempat, Sunan An Nasa-y, disusun oleh Abu Abdurahman
Ahmad ibn Syu‟aib ibn Ali ibn Bahr, ibn Sinan ibn Dinar al-Nasa‟y. Kitab
Sunan An Nasa-y merupakan gabungan antara Kitab al-Sunan al-Kubra
dan al-Sunan al-Sugra. Sunan ini dinamai Al Mujtaba‟, karena pada mula-
mulanya An Nasa-y menyusun Sunannya yang besar lalu memberikannya
kepada seorang Amir di ar Ramlah. Kitab ini yang paling kurang

13
mendapat syarahan dari para ahli sebagai yang diterangkan oleh As S
ayuthy. Al Mujtaba‟ dipandang induk yang ketiga.
Yang kelima adalah Sunan At Turmidzy, disusun oleh al-Imam al-
Hafidz Abu „Isa Muhammad ibn „Isa ibn Saurah ibn Musa ibn Dhahak al-
Sulamy alTurmudzy. Menurut Ibn Taymiyah, Imam al-Turmudzy adal
orang yang pertama kali memperkenalkan pembagian Hadits menjadi tiga,
yaitu shahih, hasan dan dla‟if. Syarahnya yang paling besar adalah
Aridlatul Ahwadzy karangan Ibnul „Araby Al Maliky. Sunan At
Turmudzy ini dipandang sebagai induk yang keliam.

Yang keenam adalah Kitab Imam Ibnu Majah merupakan salah


satu dari enam kitab hadis yang diakui sebagai sumber otoritatif dalam
agama Islam. Kitab ini dikumpulkan oleh Imam Muhammad bin Yazid al-
Qazwini, yang dikenal dengan nama Ibnu Majah. Kitab ini dikenal dengan
nama "Sunan Ibnu Majah" dan merupakan salah satu kitab hadis yang
paling populer setelah Kitab Sahih Bukhari dan Kitab Sahih Muslim.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-Bukhari, Shahih. “Oleh: Ustadz Nur Kholis bin Kurdian ‫ظ فخ هاي‬,” t.t.

Arif Rahman Hakim. “Kitab Al Jami ( Sunan at Tirmidzi ) Karya Imam


Tirmidzi,” 16 September 2019. Pecihitam.org. https://pecihitam.org/kitab-
al-jami-sunan-at-tirmidzi-karya-imam-tirmidzi/.

Siregar, Nurkhalijah. “Kitab Sunan An-Nasa‟i(Biografi, Sistematika, dan


Penilaian Ulama).” Jurnal Hikmah 15 (Juni 2018): 62.

———. “Kitab Sunan Ibn Majah (Biografi, Sistematika, dan Penilaian Ulama).”
Jurnal Hikmah 16 (Desember 2019).

Bukhari, A. A. Sahih Bukhari. Studi Kitab Hadis,(1986).

15

Anda mungkin juga menyukai