Anda di halaman 1dari 11

‘Pengenalan Perowi dan Karyanya:

Kitab Sohih Bukhari dan Kitab Sohih Muslim’


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ulumul Hadist

Dosen Pengampu :
Kamarul Zaman, S.Pd.I., M.S.I.

Disusun oleh :

Nailul Muna Salsabila Masrum 2023.1.PAI.028


Pretty Aura Adelia 2023.1.PAI.035

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN KEPULAUAN RIAU
1444 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan
sebuah makalah yang berjudul “ Pengenalan Perowi dan Karyanya: Kitab
Sohih Bukhari dan Kitab Sohih Muslim ” dengan sebaik mungkin. Tidak lupa
pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kamarul
Zaman ,S.Pd.I.,M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Hadist yang
senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah
ini telah kami susun secara maksimal dengan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak yang telah berkontribusi dalam proses pembuatan makalah ini. Makalah ini
kami rasa masih banyak kekurangan karena pengetahuan dan pengalaman yang
kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
kesempurnaan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini bisa membantu
pembacanya dalam menambah wawasan, ilmu pengetahuan.

Batam, 03 Desember 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................
A. Latar Belakang Masalah..........................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................
A. Biografi Imam Bukhori..........................................................
B. Sistematika Penulisan Kitab Sohih Bukhori..........................
C. Biografi Imam Muslim...........................................................
D. Sistematika Penulisan Kitab Sohih Muslim...........................
BAB III PENUTUP.........................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran........................................................................................
Daftar Pustaka.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hadits adalah perkataan, perbuatan, dan penetapan yang disandarkan kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam setelah kenabiannya. Adapun sebelum
kenabian tidak dianggap sebagai hadits, karena yang dimaksud dengan hadits
adalah mengerjakanapa yang menjadi setelah kenabian.
Hadis sangat berfungsi memperjelas Al-Qur’an ketika terjadi keraguan makna.
Oleh karena itu mempelajarinya merupakan termasuk hal yang sangat penting.
Rasulullah SAW dipilih oleh Allah SWT sebagai orang pembawa syari’at
sehingga apapun yang keluar darinya baik perilaku, ucapan, dan ketetapan dapat
digunakan sebagai hukum, sehingga dari sinilah para ulama mendefinisikan hal-
hal yang berkaitan dari Rasululullah SAW disebut dengan hadis. Pembukuan
hadis dimulai khalifah Umar bin Abdul Aziz saat menjadi pemimpin Bani
Umayyah dengan mengirimkan sepucuk surat kepada seorang qadhi, Abu Bakar
bin Hazm untuk menyuruh ulama-ulama merangkum hadis sesuai hafalan mereka
masing-masing.
Ulama-ulama disuruh membuat kitab hadis oleh Umar bin Abdul Aziz yang
merasakan kegelisahan karena banyak sekali para syuhada yang gugur di medan
peran. Di antara ulama yang merangkum hadis pada tahun itu adalah Muhammad
bin Syihab Az Zuhri diiringi Ibnu Juraij (150 H), Ibnu Ishaq (150 H) dan Imam
Malik (179 H). Menurut sejarah semua kitab hadis karangan mereka tidak
ditemukan sampai sekarang kecuali kitab milik Imam Malik. Cara mereka
menyusun hadis adalah meletakkan hadis yang selaras dalam satu bab, sampai
semua dikumpulkan menjadi satu kitab hadis. Sebelum adanya metode penulisan
hadis menjadikan satu kitab berisi hadis masyhur, marfu’ dan maqtu’.
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja biografi Imam Bukhori ?


2. Bagaimana sistematika kitab Sohih Bukhori ?
3. Apa saja biografi Imam Muslim ?
4. Bagaimana sistematika kitab Sohih Muslim ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui biografi Imam Bukhori dan Imam Muslim.


2. Untuk mengetahui sistematika penulisan kitab Sohih Bukhori dan
Sohih Muslim.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Imam Bukhori


Nama lengkapnya Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-
Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī, lahir bulan Syawal 194 H di
Bukhara, Uzbekistan (Asia Tengah). Ia lebih dikenal dengan panggilan ‘Al-
Bukhari’.
Imam Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab
Aṡ-Ṡiqat, Ibnu Hiban menulis bahwa ayah Bukhari dikenal sebagai seorang yang
wara’, seorang ulama bermazhab Maliki dan murid dari Imam Malik, ulama besar
dan ahli fiqih. Ia wafat ketika Bukhari masih kecil.
Sejak berusia sepuluh tahun, Imam Bukhari sudah mengembara untuk
menuntut ilmu. Ia pergi ke Balkh, Naisabur, Rayy, Baghdad, Baṣrah, Kufah,
Mekkah Mesir, dan Syam. Ia pernah berguru pada Syekh ad-Dakhili. Ulama ahli
Hadiṡ yang masyhur di Bukhara. Pada usia 16 tahun, dia mengunjungi kota suci
Makkah dan Madinah untuk belajar dari para guru besar Hadiṡ. Pada usia 18
tahun, dia sudah hafal karya Mubarak dan Waki’ bin Jarrah bin Malik. Bersama
gurunya Syekh Ishaq, ia menghimpun Hadiṡ-Hadiṡ ṣahih dalam satu kitab. Dari
satu juta Hadiṡ yang diriwayatkan 80.000 para Rawi, ia menyaringnya menjadi
7.275 Hadiṡ.
Untuk mengumpulkan dan menyeleksi Hadiṡ ṣahih, Imam Bukhari
menghabiskan waktu selama 16 tahun. Beliau mengunjungi berbagai kota untuk
menemui para Rawi Hadiṡ. Di antara kota-kota yang disinggahinya antara lain
Baṣrah, Mesir, Hijaz (Mekkah dan Madinah), Kufah, Baghdad sampai Asia Barat.
Para ulama Hadiṡ yang termasuk guru Imam Bukahri adalah Ali bin al-
Madani, Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma’in, Makki bin Ibrahim al-Bakhi, dan
Muhammad bin Yusuf al-Baikanḍi. Selain itu, banyak ahli Hadiṡ yang berguru
kepadanya, diantaranya Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmiżi, Muhammad bin
Nazr, dan Imam Muslim.
Imam Bukhari merupakan ulama yang banyak menulis kitab Hadiṡ. Kitab-
kitabnya menjadi rujukan bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. Sebagian karyanya antara lain: 1) Ṣahīh Bukhārī; 2) Al-Adāb al-
Mufrad, Aḍ-Ḍu’afā aṣ-Ṣaqīr; 3) At- Tarīkh aṣ-Ṣaqīr; 4) At- Tarīkh al-Auṣat; 5) At-
Tarīkh al-Kabīr; 6) At-Tafsīr al-Kabīr; Untuk mengumpulkan dan menyeleksi
Hadiṡ ṣahih, Imam Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun. Beliau
mengunjungi berbagai kota untuk menemui para Rawi Hadiṡ. Di antara kota-kota
yang disinggahinya antara lain Baṣrah, Mesir, Hijaz (Mekkah dan Madinah),
Kufah, Baghdad sampai Asia Barat.
Para ulama Hadiṡ yang termasuk guru Imam Bukahri adalah Ali bin al-
Madani, Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma’in, Makki bin Ibrahim al-Bakhi, dan
Muhammad bin Yusuf al-Baikanḍi. Selain itu, banyak ahli Hadiṡ yang berguru
kepadanya, diantaranya Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmiżi, Muhammad bin
Nazr, dan Imam Muslim.
B. Sistematika Kitab Sahih Bukhari

Metode dan Sistematika kitab Sahih al-Bukhari disusun dan dipersiapkan


selama 16 tahun lamanya. Imam al-Bukhari sangat hati-hati dalam menuliskan
tiap hadis dalam kitab ini. Hadis yang tercantum dalam Sahih al-Bukhari
sebanyak 6.397 buah dengan teruang-ulang, yang Muallaq 1.341 dan yang
Muttabi’ sebanyak 384 buah. jadi seluruhnya berjumlah 8.122 buah di luar maqtu’
dan mauquf. Sedang yang pasti tanpa yang berulang, muallaq dan muttabi’ 2.513
buah. menurut Sauqi Qbu Khalil, dari 100 hadis yang telah di kumpulkan telah
diseleksi periayat 7.562 hadis yang diulang, sedang yang tanpa diulang 4000
hadis.
Hadis yang ditulis dalam kitab Sahih al-Bukhari mempunyai sanad yang
muttasil, jika disebutkan hadis mauquf atau muallaq itu dimaksudkan sebagai
penguat hal yang dibicarakan bukan untuk dijadikan pegangan. kitab tersebut
mengikuti bab-bab dalam fiqh yang diberi judulk dengan jelas, dan para ulama
telah men-Sarah-nya atau menjelaskannya. Sarah tersebut sebanyak 82 buah
diantaranya adalah al-Tauqih, al-Tausiah, Umdat al-Qari, Fathul Bari dan lain
sebagianya. penyusunan bab dilakukan di Masjidil Haram, kemudian menulis
pendahuluan dan pembahasannya di Rawdah Masjid Nabawi.
Setelah itu ia menempatkan Hadis-hadis pada bab-bab yang sesuai, semua itu
dilakukan di Mekkah, Madinah dan beberapa Negara tempat pengembaraannya.
Imam Al-Bukhari dalam menulis kitab shohihnya membagi beberapa kitab dan
setiap kitab dibagi menjadi bab. dimulai dengan bab permulaan wahyu, kitab
iman, ilmi, thaharah, shholat dan zakat. selanjutnya, kitab buyu’, mu’amalah
(hukum perdata), murafa’at (hukum acara), kitab adat sulh (perdamaian), wasiah
dan waqaf, kemudian jihad. selanjutnya mengenai bab-bab yang tidak
menyangkut fiqih, seperti permulaan penciptaan makhluk, biografi para nabi,
cerita surge dan neraka, manaqib, fadail dan sahadah.
Bab selanjutnya tentang sirah nabawiyah dan maghaziy (peperangan), kitab
tafsir,kembali kekitab fiqih (nikah, talak dan nafaqah). kemudian kitab alAt’imah
(makanan), ashribah (minuman), tibb (pengobatan), adab, birr, silah dan istizab.
selanjutnya kitab nuzur, kafarat, hudud, ikrah (paksaan), ta’bir alru’ya, fitan,
Husain ahkam, I’tisam bi al-kitab wa al-sunnah, dan tauhid sebagai kitab penutup.

C. Biografi Imam Muslim

Nama lengkapnya adalah Al-Imam Al Hafidz Abu Muslim bin Hajjaj al-
Qushairy al-Naisabury. Ia dinisbatkan kepada Nishabur karena dilahirkan dikota
Nishabur Iran, ia juga dinisbatkan pada nenek moyangnya Qushairi ibn Kan'an ibn
Rabi'ah ibn Sha'sha'ah suatu keluarga bangsawan besar di Naisaburi. Beliau
dilahirkan pada tahun 204 H dan ada yang ada juga yang mengatakan tahun 206
H. Imam Muslim sudah mulai belajar hadis sejak usia kuarang lebih 12 tahun,
Sejak saat itu banyak sekali perjalanan yang telah beliau lakukan untuk mencari
hadis.
Imam Muslim sangat menyukai ilmu Hadiṡ. Kecerdasan dan ketajaman
hafalannya sudah ditunjukkan sejak kecil. Pada usia 10 tahun, ia sering datang
berguru kepada Imam Ad-Dakhili, seorang ahli Hadiṡ di kotanya. Setahun
kemudian, Muslim mulai menghafal banyak Hadiṡ. Ketika gurunya salah dalam
periwayatan Hadiṡ, ia bahkan berani mengoreksi kekeliruan itu. Karena
kecintaannya kepada ilmu Hadiṡ, maka ia mengembara ke berbagai tempat,
terutama untuk mendapatkan kebenaran silsilah sebuah Hadiṡ.
Beliau pernah belajar hadis di Khurasan dan mendengar hadis dari Yahya bin
Yahya, Ishaq bin Rahawih, dan lain-lain. Beliau juga pernah di Ray dan
mendengar hadis dari Muhammad bin Mahran, Abu Ghassan, dan lain-lain. Di
Hijaz beliau mendengar dari Sa’id bin Manshur, Abu Mash’ab, dan lainnya. Di
Iraq mendengar dari Ahmad bin Hambal, Abdullah bin Muslimah, dan lain-lain.
Di mesir mendengar dari Amr bin Sawad, Hamalah bin Yahya, dan beberapa
orang lainnya. Imam Muslim banayak mengahasilkan banyak karya kitab hadis
diantaranya: Jami’ al-Sahih (Kitab Hadis yang terkenal dan beredar hingga saat
ini), Al Musnad Al-Kabir ‘Ala Al-Rijal, Al-Asma wal Kuna, Al Ilal, dll.
Beliau wafat pada hari Ahad sore, 24 Rajab 261 H/4 Mei 875 M, dalam usia
55 tahun. Ia dimakamkan keesokan harinya di Nasr Abad, salah satu daerah di
luar Nisabur.

D. Metode dan Sistematika Kitab Sahih Muslim Imam Muslim

Imam Muslim memberikan nama kepada kitabnya dengan “Al Musnad Al


Sahih”, kemudian terkenal dengan nama “Sahih Muslim”. Kitab ini diakui ada
pada posisi kedua setelah Sahih Bukhari. Kitab sahih muslim muncul pada sekitar
abad ke-3 hijriah, yaitu pada masa pemurnian, penyehatan, dan penyempurnaan.
Pada masa ini kegiatan ulama hadis antara lain mengadakan lawatan ke daerah-
daerah yang jauh, mengadakan klasifikasi hadis yang marfu’, mauquf, dan
maqtu’. Selain itu juga mengklasifikasikan kualitas hadis menjadi sahih dan dhaif.
Mereka juga menghimpun kritik-kritik yang dilontarkan oleh ulama kalam dan
lain-lain, baik yang ditujukan pada para periwayatnya, maupun pada matannya.
Mereka juga menyusun kitab-kitab hadis secara sistematis. Imam muslim
menyusun kitab ini terdiri dari 300 ribu hadis yang masmu’ (melalui indera
pendengaran) dan menghabiskan waktu selama 15 tahun. Beliau pun menjelaskan,
bahwa beliau tidak menyimpan satu hadis kecuali yang telah disepakati oleh para
ulama. Karena, tidak semua hadis sahih disimpan di dalamnya. Imam Muslim
pernah mengatakan: “Tidaklah aku menyimpan satu pun (hadis) pada kitabku ini
kecuali dengan alasan (hujjah). Dan tidaklah aku menggugurkan satu pun (hadis)
kecuali ada alasan tertentu”. Beliau pun mengatakan: “Tidak semua hadis sahih
yang aku hafal, aku simpan di sini, Akan tetapi, aku menyimpan hadis yang
disepakati oleh para ulama”.
Imam Muslim menggunakan metode yang sangat bagus dalam penysunan
kitabnya. Matan-matan hadis yang senada atau satu tema dihimpun pada satu
tempat lengkap dengan sanad dan matannya, tidak memotong atau memisah-
misahkannya dalam beberapa bab, dan beliau juga tidak mengulang penyebutan
hadis kecuali dalam jumlah sedikit karena adanya kepentingan yang mendesak
yang menghendaki adanya pengulangan, seperti untuk menambah manfaat pada
sanad atau matan hadis. Berdasarkan jalan yang ditempuh imam muslim dalam
men-takhrij-kan hadis nya, para ulama' memandang bahwa muslim meriwayatkan
hadis yang sempurna, yang memiliki syarat-syarat ke-Sahihan dan memiliki sanad
muttasil dengan syarat adil dan kuat hafalan dari awal hingga ahir tanpa shad dan
‘ilat. Hal itulah yang menjadikan hadis dalam kumpulan Sahih Muslim memilki
keunggulan dari kitab hadith yang lain. Disamping itu muslim sangat teliti,
sehingga ia bedakan antara kata haddathana dengan kata akhbarona.
Yang pertama mengandung pengertian bahwa hadist tersebut langsung
didengar melalui ucapan guru, sedangkan yang kedua hadith itu dabacakan atas
nama guru. Hadith hadith tersebut ditulis dengan matan yang sempurna tanpa
pengulangan. Imam muslim telah menjadikan prinsip ‘an’anah (transfer secara
langsung antara periwayat hadis dengan nara sumber hadis) sebagai azaz dalam
pola seleksi mutu transmisi hadith. Karena asas itulah imam muslim selalu
memelihara bukti kepastian bahwa antar pendukung riwayat itu benar-benar hidup
semasa (mu’asarah) yang mungkin pula dapat dibuktikan dari segi kecukupan
waktu bagi proses berlangsungnya kontak pribadi (thubutu al-liqa’i) antar mereka.
Syarat kepribadian rijalul hadis mengutamakan mereka yang hafiz, Muttaqin
(profesionala dalam ilmiah hadis), adil lagi pula dabit (terpercaya hafalanya),
Jujur serta terjamin stabil cara berfikirnya. Koleksi Sahih Muslim menampung
pula hadis-hadis perawi yang tingkat hafalan dan keahlian hadis-nya tingkatan
menengah.
Perawi setingkat mereka lazim disejajarkan dengan peringkat (tbaqah) kedua.
Yang jelas Imam Muslim sama sekali tidak memberi tempat pada perawi hadis
yang disepakati kelemahan pribadinya atau perawi hadis yang disepakati
kelemahan pribadinya atau perawi hadis yang kebanyakan ulama’ muhaddisthin
menolak periwayatanya. Koleksi hadis pada Sahih Muslim mengkhususkan pada
hadis-hadis musnad, muttasil, dan bersambung (marfu’) kepada Nabi Muhammad
SAW, sejalan dengan spesifikasi tersebut maka sulit dijumpai ucapan sahabat
(Qoul Sahabi) apalagi qoul tabi’in.
Tata letak dalam menyajikan hadis senantiasa diawali dengan hadis yang
berkualitas tersahih disusul kemudian dengan hadis sahih dan urutan terahir untuk
hadis yang diunggulkan sebagai sahih. hadis-hadis dengan aliokasi terahir itulah
yang menurut analisa Alqadi’iyadh setara dengan hadis hasan seperti pola koleksi
yang dilakukan oleh ibnu huzaimah dan ibnu hibban. Pengantar sanad maupun
redaksi matan hadis dalam koleksi Sahih Muslim menjunjung tinggi tehnik
riwayah bil lafzi, yakni cara pengungkapan seluruh batang tubuh hadis dengan
mempertahankan keaslian redaksinya. Pemuatan hadis dalam sahih muslim selalu
diwarnai oleh penyajian informasi matan selengakapnya tuntas dan utuh. Pola
penyajian semacam itu telah menjadi redaksi suatu hadis dalam sahih muslim
demikian panjang, mirip laporan pandangan mata yang sempurna. Periode
penapisan dan penyusunan sahih muslim berlangsung selama masa hidup guru-
guru imam muslim dan seluruhnya dikerjakan dirumah kediaman tetap beliau.
Proses tersebut amat menunjang segi kerapian teks dan menjadi kecil
kemungkinan salah tulis dalam mencantumkan nama pera pendukung/rijal
hadisnya. Pada tahap akhir proses pengujian mutu validitas hadis Imam Muslim
memanfaatkan konsultasi rutin dengan ulama’ hadis di Naisabur bernama abu
Zu’rah Arrazi (w.264H). Setiap kali abu Zurah Arrazi mengisyaratkan indikasi
illat, maka imam muslim segera membatalkan pemuatan hadis berillat itu kedalam
koleksi Sahihnya. Apabila abu Zur’ah tidak mencurugainya maka hadis tersebut
akan dimuatnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nama lengkap Imam Bukhari adalah Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn
Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī, lahir bulan
Syawal 194 H di Bukhara, Uzbekistan (Asia Tengah). Ia lebih dikenal dengan
panggilan ‘Al-Bukhari’. Metode dan Sistematika kitab Sahih al-Bukhari Kitab
Sahih al-Bukhari disusun dan dipersiapkan selama 16 tahun lamanya. Imam al-
Bukhari sangat hati-hati dalam menuliskan tiap hadis dalam kitab ini. Hadis yang
tercantum dalam Sahih al-Bukhari sebanyak 6.397 buah dengan teruang-ulang
Nama lengkap Imam Muslim adalah Al-Imam Al Hafidz Abu Muslim bin
Hajjaj al-Qushairy al-Naisabury. Ia dinisbatkan kepada Nishabur karena
dilahirkan dikota Nishabur Iran, ia juga dinisbatkan pada nenek moyangnya
Qushairi ibn Kan'an ibn Rabi'ah ibn Sha'sha'ah suatu keluarga bangsawan besar di
Naisaburi.1 Beliau dilahirkan pada tahun 204 H dan ada yang ada juga yang
mengatakan tahun 206 H.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad bin Ahmad bin Ustman Adz-Dzahabi Biografi Singkat Imam Bukhari
Muslim. Karanganyar – solo: Al – Abrar Media, 2020.
Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail. 2003. Shahih Bukhari. Beirut:
Darul Fikri.
Al-Naisaburi, Abu al-Hasan Muslim bin al-Hajjaj. 1991. Shahih Muslim. Beirut:
Darul Kutub al-ilmiah. Juz III

Anda mungkin juga menyukai