Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

QIROAH ABU AMRU AL BASHRI


Tugas Mata Kuliah QIROAH I
Dosen Pengampu : Ustadz Mujiadi, MA

Disusun oleh :

1 Edi Wiluyo 18011190

2 Rendy Anggara 19011208

3 Rezansyah 19011241

4 Rizki Rahmat 19011225

5 Rizqurahman

PROGRAM STUDI AL QUR’AN DAN ILMU TAFSIR


SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN DARUL HIKMAH
KOTA BEKASI
2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah ta’ala yang telah dan terus memberikan segala
nikmat yang kita rasakan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang diamanahkan kepada kami.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tu
gas Ustadz Mujiadi, MA -Hafizhahullah-  pada Mata Kuliah Qiroah I. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya
memahami beragam jenis Qiroat Sab’ah yang salah satunya adalah Qiroah
Abu ‘Amr Al Bashri bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah me
mbagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah i
ni.

kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempur
na. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 14 Februari 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab I : Pendahuluan 3
Latar Belakang Masalah ............................................................. 3
Rumusan Masalah ...................................................................... 4
Tujuan Masalah........................................................................... 4

Bab II : Pembahasan 5
Profil dan Perjalanan Hidup Abu Amru Al Bashrisan ............................ 5
Biografi Abu Amru Al Bashri.............................................................. 6
Komentar para Ulama tentang Abu Amru Al Bashri ................................... 6
Guru – Guru Abu Amru Al Bashri........................................................ 6
Murid – Murid Abu Amru Al Bashri..................................................... 7
Profil 2 Qori Abu Amru Al Bashri........................................................ 7
Riwayat dan Jalur Abu Amru Al Bashri................................................. 8
Metode Qiroat Abu Amru Al Bashri..................................................... 10

Bab III : Penutup........................................................................ 14


Daftar Pustaka

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


ٌ ‫را َء‬A
Qiroat ‫ات‬ َ Aِ‫ ق‬adalah bentuk Jamak dari ٌ‫ قِـ َراءة‬bermakna Bacaan.
Qiroah merupakan bentuk Mashdar dari kata Kerja ‫ـــرَأ‬ َ َ‫ ق‬yang berarti
Membaca. Adapun menurut Istilah Qiroat adalah Suatu Madzhab diantara
Madzhab – madzhab pembacaan Al Qur’an yang seorang Imam memilih
untuk membaca menggunakan Riwayat tersebut dan memiliki perbedaan
dengan Riwayat lainnya. Riwayat – Riwayat itu telah ada sejak dahulu
dan dinisbat kepada Rasulullah shallahu alaihi wasallam.
Dizaman para Shahabat Nabi shallahu alaihi wasallam banyak
diantara mereka yang menjadi para Ahli Qurro (Pembaca Al Qur’an),
diantaranya : Ubay bin Ka’ab, ‘Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit,
Abdullah bin Mas’ud Abu Musa Al Asy’ari dan lain – lain. Dari
merekalah para Shahabat dan Generasi Tabi’in dari berbagai negeri
mengambil sanad bacaan Al Qur’an.
Sebagai contoh, di Kota Madinah muncul para Ahli Qurro dari
kalangan Tabi’in, diantaranya : Ibnu Al Musayyab, ‘Urwah, Salim,
‘Umar bin Abdul Aziz, Mu’adz Al Qori, dan lainnya. Di Mekah muncul
‘Ubaid bin ‘Umair, ‘Atho bin Abi Robah, Thawus, Mujahid. Ibnu Abi
Malikah. Begitu pula di kota Kuffah, Bashrah dan Negeri Syam.
Pada masa berikutnya muncullah 7 Imam yang diikuti dan
disepakati bacaannya. Setiap seorang Imam akan memiliki 2 murid yang
bertindak sebagai Qaari dari Riwayat tersebut. Salah satu diantaranya
adalah seorang ‘Alim Ahlu Qur’an Bernama Abu Amru Al Bashri yang
masyhur Namanya di Negeri Bashrah. Insyaa Allah pada makalah yang

3
singkat ini, Penyusun akan menuliskan mengenai siapa Abu Amru Al
Bashri dan Murid – muridnya yang menjadi Qaari baginya.

B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Abu Amru Al Bashri ?
2. Bagaimana Perjalanan hidup Abu Amru Al Bashri ?
3. Siapa saja murid (Qaari) Abu Amru Al Bashri ?
4. Bagaimana cara membaca Riwayat Abu Amru Al Bashri dari masing
– masing muridnya ?

C. Tujuan
1. Menambah khazanah keilmuan islam dalam bidang Qiroah
2. Mengetahui profil Abu Amru Al Bashri dan Riwayat hidupnya
3. Memahami perbedaan cara membaca Riwayat Abu Amru Al Bashri
dari masing – masing muridnya

4
BAB II

PEMBAHASAN

I. Profil dan Perjalanan Hidup Abu Amru Al Bashri


A. Biografi Abu Amru Al Bashri
Abu Amru Al Bashri memiliki nama Asli Zaban bin Al
‘Alaa bin ‘Ammar bin Al ‘Aryan bin Abdullah bin Al Hushain bin
Al Haarits bin Jalhamah bin Huza’ah At Tamimi Al Mazani.
Menurut Al Hasan bin Sa’id Namanya adalah Al ‘Aryan bin Al
‘Alaa. Dia dilahirkan di Mekkah tahun 68 Hijriyah. Sejak kecil hin
gga remaja, beliau hidup di Makkah,. Di sana beliau belajar kepada
banyak guru. Selain belajar di Makkah, beliau juga belajar kepada
masyayikh di Madinah.  Setelah beranjak remaja, saat ada kejadian
para hujjaj di Makkah, beliau melakukan perjalanan ke Basrah, ke
mudian menetap di sana hingga menjadi imam dan panutan masyar
akat Basrah.
Abu Amru Al Bashri merupakan Imam Qira’at yang memili
ki paling banyak guru. Tidak ada satu pun imam Qira’at Sab’ah ya
ng lebih banyak gurunya dibandingkan Abu Amru Al Bashri. Selai
n belajar di Makkah dan Madinah, ia juga belajar kepada banyak g
uru Kufah dan Basrah. Selama dalam perjalanan intelektualnya, ia t
ercatat pernah mendengar langsung (hadis) dari sahabat Anas bin
Malik dan para sahabat yang lain. Oleh karena itu, maka wajar beli
au dianggap sebagai Imam Qira’at yang banyak memiliki guru. Ad
a empat negara yang menjadi tempat persinggahan beliau dalam pe
rjalanan intelektualnya, yaitu Makkah, Madinah, Kufah dan Basrah.
  Dalam bidang hadis, para kritikus hadis memberi predikat kepada
nya sebagai tsiqah (terpercaya) dan shaduq (sangat jujur). Beliau
wafat pada 154 H di Kuffah.

5
B. Komentar para Ulama tentang Abu Amru Al Bashri
 Menceritakan kepada kami Abu Al Abbas Al Bakhli, dia
berkata : menceritakan kepada kami Syuraih bin Yunus dari
Syaja’ bin Abi Nashr dari Abu Amru, dia berkata : ‘Sa’id bin
Jubair melihatku sedang duduk bersama para pemuda’ lalu dia
berkata, “Apa yang menahanmu duduk bersama Pemuda –
pemuda sementara enkau adalah Syaikh ?!”
 Berkata Abu Bakr : ‘Abu Amru adalah orang yang unggul
dizamannya, orang yang ‘Alim dengan Qiroah, Teladan dalam
ilmu dengan sastra, Pimpinan manusia dalam bahasa arab,
orang yang Tawadhu dengan ilmunya, dia membaca atas
Penduduk Hijaz dan mereka berjalan dengan metodenya,
banyak ulama mengakui tentang keutamaan ilmunya’
 Menceritakan Ja’far bin Muhammad dari Muhammad bin
Basyar dari Sufyan bin ‘Uyainah, dia berkata ; Aku melihat
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam mimpi. Aku
berkata kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah ! Telah
berselisih atasku berbagai Qiroat. Maka dengan Qiroat siapa
engkau memerintahkan aku untuk membacanya ?’ Nabi
shallallahu alaihi wasallam menjawab, “Bacalah dengan
Qiroah Abi Amru bin Al ‘Alaa !”
 Menceritakan kepadaku Muhammad bin ‘Isa bin Hayyan dari
Nashr bin ‘Ali berkata Bapakku kepadaku, berkata Syu’bah ;
‘Perhatikan apa yang membaca dengannya Abu Amru Al
Bashri. Apa yang dia pilih untuk dirinya. Karena
sesungguhnya hal tersebut akan mejadi Sanad bagi manusia’
C. Guru – Guru Abu Amru Al Bashri
Abu Amru Al Bashri memiliki banyak guru. Bahkan
diantara para Imam Ahlu Quro, Abu Amru adalah yang paling

6
banyak memiliki guru. Diantara guru – guru Abu Amru Al Bashri
adalah ;
1. Mujahid
2. Sa’id bin Jubair
3. Ibnu Katsir
4. Humaid bin Qais
5. Muhammad bin Sulaiman

D. Murid – Murid Abu Amru Al Bashri


Selain memiliki banyak guru, Abu Amru Al Bashri juga
memiliki banyak murid. Banyak diantara murid – murid beliau
yang mengambil berbagai disiplin ilmu seperti Nahwu, Adab dan
Balaghah. Diantara murid – murid beliau yang terkenal adalah ;
1. Ali bin Nashr
2. Hammad bin Yazid
3. Abdul Waarits bin Said
4. Harun bin Musa Al A’war
5. Abu Zaid Said bin Aus
6. Yunus bin Habib
7. Abu Nu’aim Al Khurasani

II. Profil 2 Qori Abu Amru Al Bashri


Dalam Transmisi periwayatan Qira’at Al Qur’an ada 2 model: (1)
perawi tanpa perantara, (2) perawi melalui perantara. Dalam riwayat
bacaan Imam Abu Amru Al Bashri, kedua perawinya meriwayatkan
bacaan Imam Abu Amr al-Bashri melalui jalur perantara. Perawi
tersebut adalah :

7
a. Imam Hafs Ad-Duri
Abu Umar Hafs bin Umar bin Abdul Aziz bin Shuhban bin Adi bin
Shuhban al-Duri al-Azdi al-Baghdadi. Beliau lahir pada tahun 150
H di desa “al-Dur” pada masa pemerintahan Al Mansur, khalifah
Ummayyah. Pada masanya, Beliau dikenal sebagai Qori sekaligus
guru masyarakat umum, khususnya di daerah Iraq. Dengan
kealimannya, ia mendapatkan predikat dari para ulama sebagai
orang yang tsiqah, tsabat dan dhabit. Beliau merupakan orang yang
pertama menyusun qira’at dan mendokumentasikannya. Imam Abu
Daud berkata: “saya melihat Imam Ahmad bin Hambal menulis
tentang Al Duri, ia merupakan Imam yang panjang umurnya (lama)
dalam belajar dan mengajarkan Al-Qur’an, banyak orang yang
mengambil manfaat atas keluasan ilmunya dari seluruh penjuru,
sehingga ia wafat pada bulan syawal tahun 246 H pada masa
pemerintahan al-Mutawakkil”.

b. Imam As-Suusiy.
Shaleh bin Ziyad bin Abdullah bin Ismail bin Ibrahim bin al-Jarud
al-Susi. Beliau dilahirkan pada tahun 170 H didaerah Ahwaz.
Imam As Suusi lebih dikenal dengan bacaan “idgham kabirnya”,
yang hampir tidak ada dalam riwayat Imam Al Duri, dari jalur
Syatibiyah. Setelah mengabdi dan berkhidmah untuk Al-Qur’an,
beliau dipanggil oleh sang pemilik semesta pada tahun 261 H.

III. Riwayat dan Jalur Abu Amru Al Bashri


A. Jalur Imam Ad-Duriy
1) Jalur Asy-Syathibiyyah

8
Dari jalan Mujahid, dan jalur Abu Az-Za’raa`
Abdurrahman bin ‘Abduus, dari Ad-Duuriy, dari Al-Yaziidiy,
dari Abu ‘Amr
2) Jalur Ath-Thayyibah
Jalur Abul ‘Abbas Muhammad bin Ya’quub, dari jalur
Abu Az-Za’raa` Abdurrahman bin ‘Abduus, dari Ad-Duuriy,
dari Al-Yaziidiy, dari Abu ‘Amr
3) Jalur Ketiga
Jalur Ibnu Abi Bilal, dari jalur Ibnu Farh, dari Ad-
Duuriy, dari Al-Yaziidiy, dari Abu ‘Amr
4) Jalur Keempat
Dari jalur Al-Muthawwi’iiy, dari jalur Ibnu Farh, dari
Ad-Duuriy, dari Al-Yaziidiy, dari Abu ‘Amr

B. Jalur Imam As-Suusiy


1) Jalur Asy-Syathibiyyah
Dari jalan As-Saamiriy, dari jalan Abu Imran Musa bin
Jariir, dari As-Suusiy, dari Al-Yaziidiy, dari Abu ‘Amr
2) Jalur Ath-Thayyibah
Jalur Ibnu Habsy, dari jalan Abu Imran Musa bin Jariir ,
dari As-Suusiy, dari Al-Yaziidiy, dari Abu ‘Amr
3) Jalur Ketiga
Jalur Asy-Syadzaa`I, dari Ibnu Jumhuur, dari As-
Suusiy, dari Al-Yaziidiy, dari Abu ‘Amr
4) Jalur Keempat
Jalur Asy-Syanabuuziy, dari Ibnu Jumhuur, dari As-
Suusiy, dari Al-Yaziidiy, dari Abu ‘Amr

9
IV. Metode Qiroat Abu Amru Al Bashri
Dalam metode Qiroah Abu Amru Al Bashri kedua Qori beliau tidak
memiliki perbedaan yang banyak. Perbedaan tersebut hanya terdapat
pada beberapa hukum saja. Adapun metode Qiroah Abu Amru Al
bashri adalah sebagai berikut ;

a. Cara membaca dan menyambung diantara 2 surat


Dalam membaca akhir surat lalu disambung dengan surat lain
setelahnya Imam Abu Amru Al Bashri memiliki persamaan metode
Qiroah dengan Imam Warsy. Metode Qiroah itu adalah :
1) Diam.
2) Disambung antara 2 surat tanpa membaca Basmalah.
3) Membaca basmalah dengan cara.
4) Membaca akhir surat, Basmalah, dan Awal ayat setelahnya
dengan disambung/Washl secara bersamaan.
5) Menghentikan/ Waqf pada ayat akhir dari sebuah surat lalu
membaca basmalah lalu berhenti/ waqf lalu membaca ayat
pertama dari awal surat setelahnya.
6) Menghentikan /Waqf pada ayat akhir dari sebuah surat lalu
Membaca Basmalah dan Awal ayat dari surat selanjutnya
denga disambung/Washl

b. Hukum Mim Jama’


(1) Apabila terdapat huruf berharokat setelah Mim Jama’ maka

Mim Jama’ dibaca Sukun secara mutlak. Contoh dalam Surat Al-
Baqarah ayat 33 :

ِ ‫ت َوٱ ۡلَأ ۡر‬


‫ض‬ ِ ‫ٱلس ٰم ٰو‬
َ َ َّ ‫ب‬ ‫َأهم بَِأ ۡس َمٓاِئ ِهمۡ قَ َال َأمَل مۡ َأقُل لَّ ُكمۡ ِإيِّن ٓي َأ ۡل‬
َ ‫عَ ُم َغ ۡي‬ ُ َ‫َفلَ َّمٓا ۢنَأب‬ ‫قَ َال ٰيَٓـَٔ َاد ُم َأ ۢنبِ ۡئ ُهم بَِأ َۡم‬
ۖ ۡ‫سٓاِئ ِهم‬
‫تَ ۡتكُ ُمو َن‬ ۡ‫َوَأ ۡعلَ ْم َما تُ ۡب ُدو َن َو َما ُكنتُم‬

10
(2) Apabila Mim Jama’ didahului oleh huruf Ha’ (‫ )هـ‬dan sebelum
huruf Ha’ (‫ )هـ‬tersebut terdapat huruf Ya mati/sukun atau Huruf
lain berharokat Kasroh maka hururf Ha’ (‫ )هـ‬dan Mim Jama’ dibaca
kasroh secara bersamaan ketika dibaca bersambung/Washl. Tetapi
apabila dibaca berhenti/Waqf maka Ha’ (‫ )هـ‬dibaca Kasroh dan
Mim Jama’ dibaca sukun. Contoh dalam Surat Al-An’am ayat
111 :

‫ٓاء‬ ‫ش‬
َ ‫ي‬ ‫َأن‬ ‫ولَ ۡو َأنَّنَا َنَّز ۡلنَٓا ِإلَ ۡي ِه ِم ٱ ۡلم ٰلَِٓئ َكةَ و َكلَّم ُهم ٱ ۡلم ۡوتَ ٰى وح َش ۡ نرَا َعلَ ۡي ِهمۡ ُك َّل َش ۡي ٖء ُقب ٗلا َّما َكانُواْ لِي ۡؤ ِم ٓنوُاْ ِإ‬
‫ٓاَّل‬
َ َ ُ ُ ََ َ ُ َ َ َ َ
ِ
‫ٱللَّهُ َو ٰلَك َّن ۡكََأثَر ُهمۡ جَي ۡج َهلُو َن‬

c. Idghom Kabir
Imam As Suusi mengkhususkan Idghom dengan 2 bagian, yaitu ;
(1) Idghom Mutamatsilain.
 Apabila dalam 1 kata atau dalam 2 kata. Adapun Idghom
Mutamatsilain yang terletak pada 1 kata hanya terdapat pada
QS. Al Baqaroh ayat 200 :

ُّ ‫ول َربَّنَٓا ءَاتِنَا يِف‬


‫ٱلد ۡنيَا‬ ِ ‫َأش َّد ِذ ۡكر ۗا فَ ِم َن ٱلن‬
ُ ‫َّاس َمن َي ُق‬ ِ ۡ
َ ‫ض ۡيتُم َّم ٰنَ ِسك ُكمۡ فَٱذ ُكُرواْ ٱللَّهَ كَذ ۡك ِر ُكمۡ ءَابَٓاءَ ُكمۡ َأ ۡو‬ َ َ‫فَِإذَا ق‬
‫َو َما لَهۥُ يِف ٱأۡل ٓ ِخَر ِة ِم ۡن َخ ٰلَق‬

(2) Idghom Mutaqoribain dan Mutajanisain Apabila dalam 1 kata


atau dalam 2 kata. Jika terdapat dalam 1 kata maka tidak di-
Idghomkan kecuali pada huruf Qof ke huruf Kaf seperti pada QS
Yunus [12] : 31 dan apabila terletak pada 2 kata maka seperti pada
QS. Al An’am [6] : 101.

11
d. Mad (Bacaan Panjang) dan Qashr (Bacaan Pendek)
Hukum Mad yang bersambung/Muttashil dibaca
sedang/pertengahan. Adapun Mad yang terpisah/Munfashil maka
terdapat perbedaan pada ke 2 Qurro Abu Amru Al Bashri. Imam
Ad Duuri membaca pendek dan sedang/menengah tetapi dibaca
pendek diutamakan sedangkan Imam As Suusi hanya dibaca
pendek.

e. 2 Hamzah pada 1 kata


Ahlu Bashroh dan Imam Qolun bersepakat pada hukum 2 Hamzah.
Yaitu dengan Men-Tahqiq Hamzah pertama lalu Men-Tashilkan
Hamzah ke 2 dengan dan tanpa Idkhal.

f. 2 Hamzah diantara 2 kata


Mnurut Metode Qiroah Abu Amru Al Bashri, apabila terdapat 2
Hamzah yang bertemu pada 2 kata berurutan yang memiliki
kesamaan Harokat maka dihilangkan/Isqoth Hamzah pertama dan
Hamzah kedua ditahqiq dengan dibaca pendek atau
sedang/Tawassuth. Namun, apabila kedua Hamzah tersebut
berbeda dalam harokah maka

g. Hamzah Tunggal
Melalui jalur Imaam As Suusi, beliau membaca Hamzah
mati/sukun dengan Alif apabila huruf yang mendahuluinya adalah
berharokat Fathah. Seperti pada QS Al Baqaroh [2] : 279. Beliau
juga mengganti Hamzah sukun dengan huruf Waw apabila huruf
yang mendahuluinya berharokat Dhommah, seperti pada QS. Al
Baqarah [2] : 3 dan mengganti Hamzah sukun dengan huruf Ya
apabila huruf yang mendahuluinya berharokat Kasroh, seperti pada

12
QS. Yusuf [12] : 13. Baik kata tersebut merupakan kata benda/Isim
atau kata kerja/Fi’il. Baik dalam keadaan berhenti/Waqf ataupun
dibaca sambung/Washl

h. Fathah dan Imalah


1. Apabila kata Alif Ta’nits Maqsuroh tersebut mengandung Wazn
(‫ )فَعلى‬atau (‫ )فِعلى‬atau (‫ )فُعلى‬maka dibaca dengan Imalah Kubro.
2. Apabila terdapat Alif Waqi’ah setelah huruf Ra’ dan Alif yang
menjadi Ru’us Al Aay, maka dibaca dengan Imalah Kubnro
3. Membaca dengan ringan Alif Waqiah yang terletak sebelum Ra
berharokat Kasroh seperti pada QS. An Nur [] : 30 dengan
Imalah Kubro
4. Membaca dengan ringan Alif Waqiah yang terletak diantara 2
Ra dengan Imalah Kubro, seperti pada QS. Ali Imron [3] : 193.
5. Kata (‫ )الكافرين‬Alif dibaca dengan Imalah Kubro
6. Imam Ad Duuri mengkhususkan Imalah huruf Nun pada kata (
‫ )الناس‬ketika Siin berharokat Kasroh

13
BAB III

PENUTUP

Imam Abu ‘Amr meninggal pada tahun 154 H/770 M di Kuffah,


memiliki dua orang yang menjadi Rawi beliau yaitu 1) Imam Ad-Duri (dikenal
dengan orang yang menetapkan Ilmu Qira’at) dan 2) Imam As-Susi.

Salah satu hukum dalam Qira’at yaitu Idgham Kabir tidak dapat
ditemukan dalam Qira’at - Qira’at lain selian Qira’at Imam As Susi

Demikian makalah singkat tentang Abu Amr Al-Bashri. Semoga


bermanfaat untuk penulis dan pembaca pada umumnya.

‫وصلى اهلل على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين‬

14
DAFTAR PUSTAKA

Al Mujahid, Ibnu. 2004. Kitab As Sab’ah fi Al Qiro’at. Cairo : Darul Ma’rifah


Al Qaththan, Manna’. 1992. Mabahits fi Ulum Al Qur’an. Riyadh : Maktabah Al Ma’arif
Al ‘Ubaidi, Fathi. 2016. Al Jam’u bi Al Qiro’at Al Mutawatiroh. Beirut : Dar Ibnu Hazm

https://islam.nu.or.id/ilmu-al-quran/abu-amr-al-bashri-imam-qiraat-dengan-guru-terbanyak-A
5DcI (Upload 4 Maret 2022)

15

Anda mungkin juga menyukai