Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Qiraat Mutawatir

tentang

Imam Ibnu Katsir Al-Makki

Disusun oleh:

Al Hasan 2015050075

Abdul Hadi 2015050085

Muhammad Ridho Ilahi 2115050036

Dosen Pengampu :

Fredika Ramadhanil S. Th.I, M. Ag

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. berkat rahmat-Nya penulis dapat


menyelesaikan pembuatan makalah ini. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat
serta salam kepada Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Beserta
keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah
hingga akhir zaman.

Makalah ini penulis buat dengan maksud untuk menunaikan tugas mata
kuliah Qiraat Mutawatir yang berjudul Qiraat Ibnu Katsir Al Makki . Penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang sudah ikut
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan semestinya.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena ituPenulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat
kepada para pembaca dan khususnya bagi Penulis.

Padang , 19 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan ...........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................2

BAB II Pembahasan ...........................................................................................3

A. Biografi Imam Ibnu Katsir......................................................................3

B. Biografi Imam Qunbul . . . . . . . . . . . . . . . . . ............................................6


C. Biografi imam Al-Bazzi..........................................................................7

BAB III Penutup ..............................................................................................8

A. Kesimpulan ..........................................................................................8
B. Saran .....................................................................................................8
Daftar Pustaka ..................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asal muasal terjadinya perbedaan ini adalah karena bangsa Arab dahulu
mempunyai berbagai dialek bahasa (lahjah) yang berbeda antara satu kabilah
dengan kabilah lainnya. Dan Al-Qur’an yang diturunkan Allah Swt. kepada
rasul-Nya Saw. menjadi semakin sempurna kemukjizatannya karena ia dapat
menampung berbagai macam dialek tersebut sehingga tiap kabilah dapat
membaca, menghafal, dan memahami wahyu Allah.
Namun dalam perkembangan selanjutnya perbedaan qira’at ini menghadapi
masalah yang serius karena munculnya banyak versi bacaan yang semuanya
mengaku bersumber dari Nabi Saw. Untuk itu dilakukanlah penelitian dan
pengujian oleh para pakar qira’at dengan menggunakan kaidah dan kriteria dari
segi sanad, Rasm ‘Utsmani, dan tata bahasa Arab.
Setelah melalui upaya yang keras serta penelitian dan pengujian yang
mendalam terhadap berbagai qira’at Al-Qur’an yang banyak beredar tersebut,
ternyata yang memenuhi syarat mutawatir, menurut kesepakatan para ulama, ada
tujuh qira’at. Tujuh qira’at ini selanjutnya dikenal dengan sebutan Qira’at Sab’ah
(bacaan yang tujuh).
Qira’at Sab’ah ini masing-masing dibawa dan dipopulerkan oleh seorang
imam qira’at, sehingga seluruhnya berjumlah tujuh orang imam qira’at. Sebagai
penghargaan dan agar mudah diingat, nama-nama mereka selanjutnya diabadikan
pada qira’at nya masing-masing. Tetapi patut dipahami, hal ini bukan berarti bahwa
merekalah yang menciptakan qira’at nya sendiri. Qira’at yang mereka anut dan
gunakan tetap bersumber dari Rasulullah Saw. yang diperolehnya secara talaqqi
dari generasi-generasi sebelumnya. Pada makalah kali ini, kami penulis akan
mengulas tentang qira’at Imam Ibnu Katsir riwayat Imam Qunbul dan Imam Al-
Bazzy.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi dari Imam Ibnu Katsir Al makki ?
2. Bagaimanakah Biografi dari Imam Qunbul ?
3. Bagaimana Biografi dari Imam Al-Bazzi ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui siapa itu Imam Ibnu Katsir.
2. Untuk mengetahui siapa itu Imam Qunbul.
3. Untuk mengetahui siapa Itu imam Al-Bazzi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Imam Ibnu Katsir Al-Makki

 Biografi Imam Ibnu Katsir Al-Makki

Nama lengkap beliau ialah Imâd al-Din al-Fida Ismail Ibn Amr Ibn
Katsir Ibn Zara‟ Al Bushrah ad-Dimasyqi1. lebih dikenal dengan nama Ibnu
Katsir. Beliau lahir di desa Mijdal, Basra Syiria pada tahun 700 H/1300 M.
Sedangkan menurut Manna‟ Khalil al-Qattan, Ibnu Katsir lahir pada tahun
705 H/1305 M.2 di Timur Bashri yang merupakan wilayah bagian
Damaskus. Ketika berusia dini, Ibnu Katsir sudah memulai kembara
ilmiahnya. Ayahnya meninggal pada tahun 703 H kala Ibnu Katsir masih
belia. Kehidupannya kemudian dibantu oleh saudaranya.Pada tahun 707 H,
Ibnu Katsir pindah ke Damaskus. Ia belajar kepada dua Grand Syeh
Damaskus, yaitu Syeikh Burhanuddin Ibrahim Abdurrahman alFazzari (w.
729) -terkenal dengan Ibnu al-Farkah- tentang fiqh Syafi‟i. lalu belajar ilmu
ushul fiqh ibn Hâjib kepada syeh Kamaluddin bin Qodi Syuhbah. Lalu ia
berguru kepada; Isa bin Muth‟im, Syeikh Ahmad bin Abi Thalib al-
Muammari (w. 730), Ibnu Asakir (w. 723), Ibnu Syairazi, Syeikh
Syamsuddin al-Dzhabi (w. 748), Syeikh Abu Musa al-Qurafi, Abu al-Fatah
al-Dabusi, Syeikh Ishaq bin alAmadi (w. 725), Syeikh Muhammad bin
Zurad. Ia juga sempat berguru kepada Syeikh Jamaluddin Yusuf bin Zaki
al-Mazi (w. 742), sampai ia mendapatkan pendamping hidupnya. Ia
menikah dengan salah seorang putri Syeikh al-Mazi. Syeikh al-Mazi, adalah
yang mengarang kitab “Tahdzîbu al-kamâl” dan “Athrâf-u al-kutub- al-
sittah“.
Dalam bidang hadis, ia mengambil banyak dari Ibnu Taimiyah.
Membaca ushul hadis dengan al-Ashfahani. Di samping itu, ia juga
menyimak banyak ilmu dari berbagai ulama. Menghafal banyak matan,
mengenali sanad, cacat, biografi tokoh dan sejarah di usia muda. Dalam
waktu yang cukup lama ia hidup sebagai orang yang sederhana dan tidak
terkenal. Popularitasnya dimulai ketika ia terlibat dalam penelitian untuk
menetapkan hukuman terhadap seorang zindiq yang didakwa menganut
paham hulul(inkarnasi). Penelitian yang diprakarsai oleh Gubernur Suriah
Altunbuga al-Nasiri diakhir tahun 741 H/1341 M. Sejak saat itu, berbagai
jabatan penting didudukinya sesuai bidang keahlian yang dimilikinya.

1
Muhammad Husein al-Dzahabi, at-Tafsir Wa al-Mufassirin, Jilid II, Maktabah Wahbah, Mesir,
1985, h. 242
2
Manna’ Khalil Al Qhattan, Studi ilmu-ilmu al-Quran, terj Mudzakir , Lintera Antara Nusa, 1996,
h. 387 .
3
Dalam ilmu hadis pada tahun 748 H/ 1348 M ia menggantikan
gurunya, Muhammad ibn Muhammad al-Zahabi (1284-1348), sebagai guru
di Turba Umm salih (sebuah lembaga pendidikan), dan pada tahun 756 H/
1355 M, setelah Hakim Taqiuddin al-Subki (683-756 H/ 1284-1355 M)
wafat ia di angkat menjadi kepala Dar al-Hadis al-Asyarifah (sebuah
lembaga pendidikan hadis). Kemudian tahun 768H/ 1366 M ia di angkat
menjadi guru besar oleh Gubernur Mankali Buga di masjid Umayah
Damaskus. Demikian pula dalam dalam bidang fikih/hukum ia dijadikan
tempat konsultasi oleh para penguasa, seperti dalam pengesahan keputusan
yang berhubungan dengan korupsi (761 H/1358 M), dalam mewujudkan
rekonsiliasi dan perdamaian pasca perang saudara yakni pemberontakan
Baydamur (763 H/1361 M), serta dalam menyerukan jihad (770- 771
H/1368/1369 M).
Selain itu Ibnu Katsir pun dikenal sebagai pakar terkemuka dalam
bidang ilmu tafsir, hadis, sejarah dan fikih. Muhammad Husain al-Zahabi
sebagaimana dikutip oleh Faudah berkata “Imam Ibnu Katsir adalah
seorang pakar fikih yang sangat ahli seorang ahli hadis dan mufasir yang
sangat paripurna dan pengarang dari banyak kitab.

 Karya karya Ibnu Katsir

Di antara karya tulisnya 3:

1. Al-Bidāyah wa An-Nihāyah, dalam bidang sejarah. Kitab ini


termasuk referensi terpenting bagi sejarawan
2. Al-Kawākib Al-Darari, dalam bidang sejarah, semacam ringkasan
dari Al-Bidāyah wa An-Nihāyah
3. Tafsir Al-Quran Al-‘Azīm4
4. Al-Ijtihad wa Thalab Al-Jihad
5. Jami‟ Al-Masānid
6. As-Sunnah Al-Hadi Li Aqwami Sunan
7. Al-Wadih An-Nafis fi Manāqib Al-Imam Muhammad bin Idris

Karya karnya sebagian besar dalam bidang Hadis di antaranya :

1. Kitab Jāmi‟ al-Masānid wa al-Sunan (Kitab Koleksi Musnad dan


Sunan) Kitab ini terdiri dari delapan jilid yang berisi nama-nama
sahabat periwayat hadis yang terdapat dalam Musnad Ahmad bin
Hambal, kutub al-sittah dan sumbersumber lainnya. Kitab ini
disusun secara alphabet.
2. Al-Kutûb al-Sittah (enam kitab koleksi hadis)
3
Al-Qattan, Mabāhits…, h. 355. Lihat: Iyazi, al-Mufassirun…, hlm. 304-305.
4
Kitab ini telah terbit berkali-kali. Terbit pertama kali di Kairo tahun 1302H, lalu tahun 1342H
dalam 2 jilid, kemudian tahun 1347 H. dalam 9 jilid. Tahun 1372 H. terbit dalam 4 jilid, Tahun 1386 H.
terbit di Kairo dalam 7 jilid dan tahun 1393H. dalam 8 jilid. Oleh penerbit Dar alFikr Beirut, kitab ini
dicetak tahun 1400H/1980M dll. Lihat Muhammad „Ali Iyaziy, alMufassirun Hayatuhum wa Manhajuhum
(Teheran: Muassasah at-Thaba‟ah wa an-Nasyr Wazarah ats-Tasaqafah wa al-Irsyad al-Islamiy, 1373), h.
303-304.
4
3. Al-Takmilah fi Ma’rifāt al-Tsiqāt wa al-Du’afā’ wa al-Mujāhal
(pelengkap untuk mengetahui para periwayat yang terpercaya
lemah dan kurang dikenal). Kitab ini terdiri dari lima jilid.
4. Al-Mukhtasār (ringkasan) dari Muqadimmah li ‘Ulûm al-hadĩs
karya Ibnu Shalah (w. 642 H/1246 M)
5. Adillah al-Tanbih li ‘Ulum al-Hadis yaitu buku ilmu hadis yang
lebih dikenal dengan nama al-Ba’is al-Hasis.

Dalam buku sejarah sekurang kurangnya ada lima buah buku yang di
tulisnya di antaranya :
1. Qashāsh al-anbiyā (kisah-kisah para Nabi)
2. Al-Bidāyah wa al-Nihāyah (permulaan dan akhir)
3. Al-Fusul fi Sirah al-Rasul (Uraian Mengenai Sejarah Rasul)
4. Tabāqat al-Syafi’iyah (Pengelompokan Ulama Mazhab Syafi‟i)
5. Manāqib al-Imam al-Syafi’i (Biografi Imam Syafi‟i)

 Perjalanan Intelektual
Setelah menginjak dewasa, beliau menyempatkan diri
untuk menuntut ilmu Al-Qur’an dan qira’atnya kepada beberapa
tabi’in senior, salah satunya adalah: (1) Abdullah bin al-Saib al-
Makhzumi. (2) Mujahid bin Jabar al-Makki. (3) Darbas pembantu
Ibnu Abbas. Ketiga dari guru Imam Ibnu Katsier ini memiliki
transmisi sanad yang bersambung langsung kepada para sahabat.
Secara transmisi sanad qira’at Ibnu Katsier ini dapat
dipertanggungjawabkan kemutawatirannya. 1. Abdullah bin al-
Saib belajar kepada sahabat Ubay bin Ka’ab dan Sayyidina Umar
bin Khattab, keduanya menerima bacaan dari Nabi Muhammad
SAW. 2. Mujahid bin Jabar belajar kepada Abdullah bin al-Saib
dan Sayyidina Abdullah bin Abbas, 3. Darbas belajar kepada
sayyidina Abdullah bin 3 Abbas. Abdullah bin Abbas belajar
kepada Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit. Keduanya belajar
langsung kepada Nabi Muhammad SAW.

 Pandangan Ulama
Imam Ibnu Katsier tidak hanya sekedar piawai dalam ilmu
Al-Qur’an dan qira’atnya tetapi beliau piawai dalam bidang bahasa
Arab. Salah satu pujian itu datang dari ulama, baik yang semasa
maupun yang datang setelahnya. Imam alAshmu’i bertanya kepada
Abu Amr: “Apakah Anda membaca kepada Imam Ibnu Katsier?”
“ya, saya mengkhatamkan Al-Qur’an setelah saya mengkhatamkan
kepada Mujahid, dan Ibnu Katsier lebih piawai dalam bidang
bahasa Arab dari pada Mujahid.” Ibnu Mujahid berkata: “Imam
Ibnu Katsier merupakan seorang imam yang yang disepakati
kepakarannya dalam bidang qira’at Al-Qur’an di Makkah hingga ia
wafat pada tahun 120 H. Sebagian riwayat menegaskan bahwa
beliau pernah singgah dan bermukim di Irak kemudian kembali ke
Makkah dan wafat di sana.”

 Murid murid dan Rawinya Imam Ibnu Katsir Al-Makki


5
Murid-muridnya banyak yang terkenal, anatara lain Ismail
Ibnu ‘Abdil Qisthie, Ismail Ibnu Muslim, Jarir Ibnu Hazim, AL-
Harits Ibnu Qudamah, Hammad Bin Salamah, Al-Khalid Ibnu
Ahmad, Sulaiman Inu Mughiroh, Syabl Ibnu ‘Abbad, ‘Abd. Malik
Ibnu Jurayh, Ibnu Abi Malikah, Sufyan Ibnu ‘Uyainah abu ‘Amr
Ibnu ‘Ala”Al-Bashrie. Abu ‘Amr Ibnu ‘Ala”ini dikenal sebagai
salah seorang Imaam Qira’at yang sangat Mashur pula setelah
generasi Ibnu Katsier.
Imam Asy-Syafi’ie termasuk yang mengidolakan Ibnu
Katsier. Imam Abu ‘Amr ketika ditanya : pernahkah anda belajar
pada Ibnu Katsier? Beliau menjawab : “ya, sampai khatam, setelah
belajar sampai khatam pula dengan Ibnu Mujahid”. Imam Ibnu
Katsrier wafat tahun 120 di Makkah. Rawi dari Ibnu Katsier ialah :
Al-Bazzie dan Qunbul.

B. Biografi Imam Qunbul

Nama lenggkap : Muhammad Bin Abdul Rahman Bin


Khalid Bin Muhammad Bin Said Al-Maki
Tempat Tanggal Lahir : 195H di Mekah
Tahun Wafat : 291 H ketika berusia 96 tahun di Mekah.
Nama Kedua : Abu Amru.
Kuniyah : Qunbul
Sifat-sifatnya : Seorang Yang Dhobit dan di yakini dalam
Qiraat Ibnu Katsir, terkenal dengan akhlak yang mulia
dan seorang yang bertaqwa dan kuat dengan hukum
agama.

 Silsilah dan Sanad Qiraatnya


Belajar teori dan praktik pada Ahmad Ibnu
Muhammad Ibnu ‘Aun Annibal, hingga jadi asistennya.
Juga pada Al-Bazzie Dan Abul Hasan Al-Qawwas.
AlQawwas belajar pada Abil Ikhrith Wahb Ibnu Hadhih.
Abul Ikhrith belajar pada Ismail Ibnu Abd. Qisthie dan
Syabl Ibnu ‘Abbad. Keduanya ini murid Ibnu Katsier
Walau tidak segenerasi ( murid dengan
guru) dengan Al-Bazzie, namun sama sama sebagai Rawi
atau pelanjut Estafet dari Ibnu Katsier, Dengan sedikit
perbedaan focus dan masing masing punya kelebihan.
Selain berperan sebagai guru Alqur’an dan Imam
Masjidil haram (setelah albazzie), Qunbul juga menjabat
sebagai kepala polisi kota makkah. Juga sebagai
konsultan. Sangat luas Pergaulan dan pengaruhnya.
Murid muridnya yang terkenal, antara lain
Abu Rabi’ah Muhammad Ibnu Ishaq, Muhammad Ibnu
‘Abd. ‘Aziz Ibnu ‘Abdillah Ash-Shayyah dan Ahmad
Ibnu Musa Ibnu Mujahid (Penyusun Kitab As-Sab’ah),
Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Syanabudz, dan ‘Abdullah
Ibnu Jabir. Yang menjadi thariq (penerus) Estafet dari

6
Qunbul adalah Ibnu Mujahid dan Ibnu Syanabudz.
Qunbul Wafat di Makkah tahun 291 H. 5

C. Biografi Imam Al-Bazzi 6

Nama lenggkap : Ahmad Bin Muhammad Bin Abdullah Bin Al-


Qosim Bin Nafi’ Bin Abi Bazah.
Tempat tanggal lahir: 170 H di Mekah.
Tahun wafat : 250 H ketika berusia 80 tahun di Mekah
Kuniyah : Al-Bazzi Abu Al-Hassan.
Sifat-sifatnya : Antara yang terawal meriwayatkan Qiraat Ibnu
Kathir, Perawi Ibnu Kathir yang termasyhur, Perawi yang terbaik dan
boleh dipercayai, Perawi yang dhobit yang merangkumi ingatan dan
penulisan, Menjadi muazzin dan imam Masjidil Haram selama 40 tahun.

 Silsilah dan Sanad Qiraatnya


Belajar pada ‘Ikrimah Ibnu Sulaiman. ‘Ikrimah
belajar pada Ismail Ibnu ‘Abdil-Qishtie. Ismail Ibnu ‘Abdil-
Qishtie, murid Ibnu Katsier. Al-Bazzie juga belajar pada Syabl
Ibnu ‘Abbad. Syabl juga murid Ibnu Katsier.
Al-Bazzie tidak sendirian sebagai pelanjut estafet.
Namun memang paling menonjol dan terbaik. Beliau juga terkenal
sebagai Muazzin dan Imam Masjidil Haram selama lebih kurang
40 th.
Murid-muridnya yang terkenal antara lain Ishaq bin
Muhammad AlKhuza’ie, Hasan Ibnu Habbab, Abu Rabi’ah,
Ahmad Ibnu Farh, Muhammad Ibnu Harun dan Muhammad Ibnu
‘abd. Rahman yang lebih dikenal dengan nama Qunbul (Rawi
Kedua Qira’at Ibnu Katsier).
Yang dikenal sebagai Thariq (penerus) Estafet dari
Al-Bazzie Adalah Hasan Ibnu Habbab dan Abu Rabi;ah. Abu
Rabi’ah melalui An-Naqqasy dan Ibnu Bunan, sedangkan Hasan
Ibnu Habbab melalui Ibnu Shalih dan ‘Abd. Wahid Ibnu ‘Umar.
Al-Bazzie Wafat tahun 250 H.

5
Syekh Abul Fattah al-Qadli ”Tarikh al-Qurra’ al-‘Asyrah” (Kairo: Maktabah al-Qahirah), 2010.
Hal 15
6
Haji Mohd Nazri Bin Abdullah (2010), Manhaj Qiraat 10 Beserta Dalil Dan Matan Imam As-
Syatibi Dan Matan Ad-Durrah, Kuala Lumpur: Percetakan Sdn Bhd, hlm. 62
7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nama kecinya ’Abdullah Ibnu ’Amr Ibnu ’Abdillah Ibnu Zaadzaan Ibnu Fairuz
Ibnu Hurmuz. Biasa dipanggil Abu Ma’bad. Ia lahir di Makkah pada tahun 45 H.
Postur tinggi semampai, kulit kemerahan, mata besar bulat, rambut dan jenggotnya
pirang sering diwarnai dengan inai. Kematangan ilmu, keshalehan, penampilan serta
kepribadiannya benar-benar menyempurnakan wibawanya. Sang Imam Qira’at Ibnu
Kastir ini termasuk pada generasi tabi’ien.

B. Saran

Pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
agar bisa menjadi pelajaran kedepannya untuk lebih baik, sekian terimakasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Husein al-Dzahabi, at-Tafsir


Wa al-Mufassirin, Jilid II, Maktabah Wahbah,
Mesir, 1985.

Manna’ Khalil Al Qhattan, Studi ilmu-ilmu


al-Quran, terj Mudzakir , Lintera Antara Nusa,
1996.

Muhammad „Ali Iyaziy, alMufassirun


Hayatuhum wa Manhajuhum (Teheran: Muassasah
at-Thaba‟ah wa an-Nasyr Wazarah ats-Tasaqafah
wa al-Irsyad al-Islamiy, 1373)

Haji Mohd Nazri Bin Abdullah (2010),


Manhaj Qiraat 10 Beserta Dalil Dan Matan Imam
As-Syatibi Dan Matan Ad-Durrah, Kuala Lumpur:
Percetakan Sdn Bhd
Syekh Abul Fattah al-Qadli ”Tarikh al-
Qurra’ al-‘Asyrah” (Kairo: Maktabah al-
Qahirah), 2010

Anda mungkin juga menyukai