Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 5
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi..................................................................................................2
B. Latar Belakang Penulisan Kitab…........................................................4
C. Isi Kitab…….........................................................................................5
D. Penilaian Ulama..................................................................................10
A.
Kesimpulan...........................................................................................11
DAFTAR KEPUSTAKAAN.................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shahih Muslim merupakan kitab hadits populer sebagai sumber
hadits Nabi SAW, dimana kevalidannya telah diakui oleh kalangan ulama.
Disusun oleh Abu Husain Muslim bin Husain al-Hajjaj al-Qusyairy an-
Naisabury dan lebih dikenal dengan Imam Muslim dan Abul Husain.
Beliau lahir tahun 204 H dan wafat pada 25 Rajab tahun 261 H.
Para ulama ahli hadits menemukan bahwa hadits-hadits yang
ditulis oleh Imam Muslim di dalam kitab shahih-nya, diriwayatkan oleh
orang-orang adil, kuat hafalannya (dhabith) dan dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya. Tingginya kualitas yang dimiliki
kitab ini mendorong banyak ulama hadits menelaah karya Imam Muslim
ini, mulai dari mensyarah, meringkas, mengomentari dan menelitinya.
Salah satunya yaitu Qadhi ‘Iyadh yaitu seorang imam dan ulama
serta hafidz dan juga seorang syaikh Islam. Qadhi ‘Iyadh bermadzhab
Maliki. Beliau menulis kitab Ikmal al-Mu’allim bi Fawaid Muslim. Dalam
kesempatan kali ini, penulis akan menjelaskan tentang biografi Qadhi
‘Iyadh dan juga kitab yang ditulisnya tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dari Qadhi ‘Iyadh?
2. Apa yang melatar belakangi Qadhi ‘Iyadh menulis kitab Ikmal al-
Mu’allim?
3. Bagaimana isi dari kitab Ikmal al-Mu’allim tersebut?
4. Bagaimana penilaian ulama terhadap kitab Ikmal al-Mu’allim?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui biografi dari Qadhi ‘Iyadh.
2. Untuk mengetahui latar belakang penulisan kitab Ikmal al-Mu’allim.
3. Untuk mengetahui isi kitab Ikmal al-Mu’allim.
4. Untuk mengetahui penilaian ulama terhadap kitab Ikmal al-Mu’allim.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi
1. Sejarah Hidup
Nama lengkap Qadhi ‘Iyadh adalah ‘Iyadh bin Musa bin ‘Iyadh
bin ‘Imrun bin Musa bin Muhammad bin ‘Abdullah bin Musa bin
‘Iyadh al-Yahshubi al-Andalusi al-Maliki. Beliau merupakan seorang
imam dan ulama serta hafidz dan juga seorang syaikh Islam. Ia
bermadzhab Maliki. Beliau lahir pada pertengahan bulan Sya’ban
tahun 476 H di kota bernama Sabtah (sekarang Ceutah) di Andalus
(Spanyol).1
Qadhi ‘Iyadh memiliki banyak ilmu, serta menuangkannya ke
dalam kitab, melalui karya-karyanya inilah ia terkenal di seluruh
pelosok negeri. Suatu ketika, ia terpilih sebagai pemimpin di
negerinya, tetapi hal itu justru membuatnya tawadhu’ dan takut kepada
Allah SWT.
Al-Qadhi bin Khallikan berkata, “Guru-guru Qadhi ‘Iyadh
hampir berjumlah seratus orang. Qadhi ‘Iyadh wafat pada tahun 544
H”. Aku berkata, “Telah sampai kepadaku sebuah riwayat yang
mengatakan bahwa Qadhi ‘Iyadh wafat setelah dilempar tombak oleh
seseorang, karena Qadhi ‘Iyadh mengingkari kemaksuman Ibnu
Tumart”.2
2. Sejarah Pendidikan
Qadhi ‘Iyadh merupakan ulama yang memiliki semangat
menuntut ilmu yang sangat besar. Pada saat beliau berusia 13 tahun,
beliau berangkat dari kota Sabtah di Maghrib menuju Cordoba di
Andalus untuk belajar ilmu agama pada tahun 509 H. Sesampainya
disana, beliau berguru kepada hampir 100 ulama dengan beragam
disiplin keilmuan.
1
Adz-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubala’, (Kairo: Mu’assasah ar-Risalah, 1985), hlm. 157.
2
Ibid.
2
Kegigihannya menuntut ilmu itu membuahkan hasil. Beliau
mampu menguasai lintas disiplin ilmu agama secara mendalam, mulai
dari nahwu, fiqih, hadits, bahasa, sastra, ilmu nasab, dan lain
sebagainya. Bahkan ia menguasai fiqih lintas madzhab.
Memasuki usia 30 tahun, beliau kembali lagi ke Maghrib dan
berguru dengan banyak ulama disana. Di Maghrib beliau sangat
dihormati, bahkan dipercayai untuk menjadi qadhi (hakim) dalam
waktu yang cukup lama. Pada 531 H, beliau pindah dan berdomisili di
Kota Granada, Spanyol dan menjadi hakim disana pada tahun 532 H.
3. Guru-guru
Diantara guru-guru Qadhi ‘Iyadh ialah sebagai berikut:
1) Abu al-Hasan bin Siraj
2) Al-Qadhi Abu Abdillah Muhammad bin Hamdain
3) Abu Muhammad bin Attab
4) Abu Abdillah al-Mazini
5) Al-Qadhi Abi Ali Husain bin Muhammad ash-Shadafi
6) Abu Bakr at-Thurthusy
7) Al-Qadhi Abu Bakr bin al-Arabi
8) Abu Ali al-Ghasani
9) Abu at-Thahir Ahmad bin Muhammad as-Salafi
10) Ahmad bin Baqi
11) Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Makhlil
12) Al-Hasan bin Muhammad bin Sakrah
13) Al-Qadhi Abi al-Walid bin Rusyd, dll.3
4. Murid-murid
Diantara murid-murid Qadhi ‘Iyadh ialah sebagai berikut:
1) Imam Abdullah bin Muhammad al-Asyiri
2) Abu Ja’far al-Qashir al-Gharnati
3) Al-Hafidz Khalaf bin Basykuwal
3
NU Online, “Al-Qadhi ‘Iyadh, Ulama Multidisipliner yang Lahir di Bulan Sya’ban, dikutip dari
https://www.nu.or.id/tokoh/al-qadhi-iyadh-ulama-multidisipliner-yang-lahir-di-bulan-sya-ban-
Z9vVX pada hari Ahad tanggal 3 April 2022 jam 12.11 WIB.
3
4) Abu Muhammad bin Ubaidillah al-Hijri
5) Muhammad bin Hasan al-Jabiri
6) Al-Qadhi Muhammad bin ‘Iyadh, dll.4
5. Karya-karya
Diantara karya-karya Qadhi ‘ Iyadh ialah sebagai berikut:
1) Tafsir Gharibul Hadis al-Muwatha’ wal Bukhari wa Muslim
2) At-Tanbihatul Mustanbathah fi Syarhi Musykilatul Mudawwanah
3) Al-Maqashidul Hisan fi Ma Yalzamul Insan
4) Al-I’lam bi Qawa’dihil Islam
5) Al-‘Ilma’ fi Dhabtir Riwayah wa Taqyidis Sima’
6) Sirrus Surrah fi Adabil Qudhat
7) Bughyatur Ra’id lima Tadhammanahu Hadis Ummu Zar’ minal
Fawa’id
8) Tartibul Madarik wa Taqribul Masalik li Ma’rifah A’lami Mazhab
Malik
9) Ikmalul Mu’allim fi Syarh Shahih Muslim
10) Jami’ut Tarikh
11) As-Saiful Maslul ‘ala Man Sabba Ashabar Rasul, dll.5
B. Latar Belakang Penulisan Kitab
Mengenai latar belakang penulisan kitab ini, Imam Qadhi ‘Iyadh
menjelaskan di dalam muqaddimah kitab tentang pentingnya kitab “Al-
Ikmal” sebagaimana yang dimaksud oleh penulis pertama-tama
dikarenakan bahwa kitab “Al-Ikmal” adalah kelanjutan dari kitab yang
ditulis oleh gurunya, Al-Maziri, yaitu kitab “Al-Mu’allim bi Fawaid
Muslim”. Dan kitab ini adalah buku pertama yang membahas penjelasan
Syarah Muslim, memperbaiki, menilai, mensyarah dan mentahdzib.6
4
NU Online, “Al-Qadhi ‘Iyadh, Ulama Multidisipliner yang Lahir di Bulan Sya’ban, dikutip dari
https://www.nu.or.id/tokoh/al-qadhi-iyadh-ulama-multidisipliner-yang-lahir-di-bulan-sya-ban-
Z9vVX pada hari Ahad tanggal 3 April 2022 jam 12.17 WIB.
5
NU Online, “Al-Qadhi ‘Iyadh, Ulama Multidisipliner yang Lahir di Bulan Sya’ban, dikutip dari
https://www.nu.or.id/tokoh/al-qadhi-iyadh-ulama-multidisipliner-yang-lahir-di-bulan-sya-ban-
Z9vVX pada hari Ahad tanggal 3 April 2022 jam 12.21 WIB.
6
Qadhi ‘Iyadh, Ikmal al-Mu’allim bi Fawaid Muslim, (Mesir: Dar al-Wafa’I li at-Tiba’ah wa an-
Nasr wa at-Tauzi’, 1419 H/1998 M), hlm. 24.
4
Di dalam muqaddimah-nya juga ia menjelaskan bahwa ketika dia
berkumpul untuk belajar kitab ini untuk mengetahui makna, membahas
tentang yang tersembunyi, mengkaji fakta-fakta, menjelaskan kata-kata
yang masih tidak jelas (ambigu) yang masih belum dijelaskan,
menjelaskan masalahnya dan lain-lain.7
Dalam hal ini, Qadhi ‘Iyadh ingin mengkaji hal-hal yang belum
jelas, kata-kata yang masih diabaikan, belum rinci, melengkapi penjelasan
yang terhenti dan melihat buku ini memiliki manfaat yang sangat besar.
Dalam buku ini menyertakan buku lain juga yaitu “Musyrik al-Anwar ‘ala
Shohaih al-Atsar” yang memuat 3 imam yaitu Muwattha’ Imam Malik,
Shahih Al-Bukhari dan Imam Muslim. Dengan begitu dinamakanlah kitab
ini dengan “Ikmal al-Mu’allim bi Fawaid Muslim”.8
C. Isi Kitab
1. Sistematika Penulisan Kitab
Kitab Ikmal al-Mu’allim dalam sistematika penulisannya
dimulai dengan pendahuluan (muqaddimah) cetakan pertama,
selanjutnya menjelaskan biografi Qadhi ‘Iyadh, karya-karya, dan lain-
lainnya.
Setelah itu, beliau menjelaskan di dalam muqaddimah Qadhi
‘Iyadh dan Imam Muslim dan menguraikan bab-bab tentang wajib
meriwayatkan dari perawi yang tsiqah dan meninggalkan perawi yang
berdusta, penjelasan larangan berdusta atas Nabi, anjuran agar berhati-
hati dalam meriwayatkan hadits dan larangan meriwayatkan hadits
yang lemah serta menerangkan bahwa sanad merupaka bagian agama.
Setelah muqaddimah, beliau kemudian mengelompokkan
masalah tertentu pada topik tertentu pula. Yang mana dalam Ikmal al-
Mu’allim ini, sistematikanya sama dengan Shahih Muslim.
Berikut sistematika penulisan kitab Ikmal al-Mu’allim bi
Fawaid Muslim:
7
Ibid.
8
Ibid.
5
رقم الكتاب Jumlah Bab
6
1 كتاب اإليمان 96 bab
2 كتاب الطهارة 34 bab
3 كتاب الحيض 33 bab
4 كتاب الصالة 52 bab
5 كتاب المساجد ومواضع الصالة 55 bab
6 كتاب صالة المسافرين وقصرها 57 bab
7 كتاب الجمعة 18 bab
8 كتاب صالة العيدين 4 bab
9 كتاب صالة االستسقاء 4 bab
10 كتاب الكسوف 5 bab
11 كتاب الجنائز 37 bab
12 كتاب الزكاة 55 bab
13 كتاب الصيام 40 bab
14 كتاب االعتكاف 4 bab
15 كتاب الحج 97 bab
16 كتاب النكاح 24 bab
17 كتاب الرضاع 19 bab
18 كتاب الطالق 9 bab
19 كتاب اللعان -
20 كتاب العتق 6 bab
21 كتاب البيوع 21 bab
22 كتاب المساقاة 31 bab
23 كتاب الفرائض 4 bab
24 كتاب الهبات 4 bab
25 كتاب الوصية 5 bab
26 كتاب النذر 5 bab
27 كتاب األيمان 13 bab
28 كتاب القسامة والمحاربين والقصاص والديات 11 bab
29 كتاب الحدود 11 bab
30 كتاب األقضية 11 bab
31 كتاب اللقطة 5 bab
32 كتاب الجهاد والسيرŠ 51 bab
33 كتاب اإلمارة 56 bab
34 كتاب الصيد والذبائح وما يؤكل من الحيوان 12 bab
35 كتاب األضاحى 8 bab
36 كتاب األشربة 35 bab
37 كتاب اللباس والزينة 35 bab
38 كتاب اآلداب 10 bab
7
39 كتاب السالم 41 bab
40 كتاب االلفاظ من األدب وغيرها 5 bab
41 كتاب الشعر 1 bab
42 كتاب الرؤيا 4 bab
43 كتاب الفضائل 46 bab
44 هللا تعالى عنهمŠكتاب فضائل الصحابة رضى 60 bab
45 كتاب البر والصلة واآلداب 51 bab
46 كتاب القدر 8 bab
47 كتاب العلم 6 bab
48 كتاب الذكر والدعاء والتوبة واالستغفار 27 bab
49 كتاب التوبة 11 bab
50 كتاب صفات المنافقين وأحكامهم -
51 Šكتاب صفة القيامة والجنة والنار 19 bab
52 كتاب الجنة وصفة نعيمها وأهلها 19 bab
53 الساعةŠكتاب الفتن وأشراط 28 bab
54 كتاب الزهد والرقائق 19 bab
55 كتاب التفسير 7 bab
8
terdahulu, menelaah makna-makna yang terdekat (mendekati)
serta meneliti kalimat arab dan catatan-catatannya, misalnya
dalam kata الصالة
j. Beliau cenderung singkat dalam menyajikan masalah-masalah
fiqih yang berkaitan dengan hadits.
k. Memperhatikan ketepatan dalam menggambarkan keadaan
sikap, contoh: menemukan catatan gurunya dengan sangat yakin
(sejarah al-Bukhari).
l. Beliau sangat berhati-hati mengenai struktur-struktur kalimat
dan makna, contohnya:
- Dia merujuk kepada ahli bahasa yang terlebih dahulu
menjelaskan makna lafaz itu.
- Beliau mensyarah mufrodhat hadits dan menyertakan dalil
ayat al-Qur’an.
- Menyajikan berbagai lafaz hadits dari perawi kemudian
mengevaluasikan riwayat yang dahulu ke asal bahasa dan
qawaid nahwu.
m. Mengkonfirmasikan pendapat kepada yang berkata, baik
sanad/matan.
n. Beliau sangat berhati-hati dalam kedhabitan yang mukhtalif dari
rijal sanad.
o. Beliau selalu bersikap netral/pertengahan ketika berhadapan
dengan masalah ilmiah jika jauh dari pembahasan madzhab.
p. Jika dihadapkan dengan masalah yang mengharuskan shahih
pada sanad, maka dia memberitahu sebelum menyelesaikan
matan dalam hadits itu.
Metode penulisan yang digunakan Qadhi ‘Iyadh dalam
penulisan kitab Ikmal al-Mu’allim bi Fawaid Muslim adalah metode
maudha’i, metode syarah “qauli”. Maksudnya adalah pensyarahan
yang membahas bagian-bagian tertentu dari sanad atau matan hadits,
kemudian menjelaskannya diawali dengan ungkapan “qauluhu”,
9
setelah itu baru menjelaskan lafal atau kalimatnya dari berbagai aspek,
meskipun dengan tema yang berbeda.
Seperti hadits yang penulis paparkan berikut:
10
3. Kelebihan Kitab
Di antara kelebihan dari kitab Ikmal al-Mu’allim bi Fawaidh
Muslim yaitu:
11
1) Hal-hal yang disampaikan oleh Qadhi ‘Iyadh dalam kitab tersebut
menghilangkan keibhaman.
2) Fokusnya terhadap teks-teks dan koreksinya terhadap keaslian
dalam seni beberapa buku hadits.
3) Penilaiannya terhadap sumber-sumber dengan koreksi atas
pendapat-pendapat yang dimuat dalam buku sebelumnya (Al-
Mu’allim karya al-Maziri)
4) Perhatiannya dalam kajian fiqih pada hadits.
5) Kelebihan-kelebihan lainnya dalam ushul, rijal, dan lughah.
4. Kekurangan Kitab
Sejauh ini, penulis belum menemukan kekurangan dari kitab
Ikmal al-Mu’allim bi Fawaid Islam.
D. Penilaian Ulama
Kebesaran Qadhi ‘Iyadh mendapat pengakuan sejumlah ulama,
baik dari keluasan ilmu, keluhuran moral, ketaatan beragama,
produktifitas, dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa komentar
ulama tentangnya.
Ibnu Khalkian berkata, “Al-Qadhi ‘Iyadh merupakan ulama yang
luas ilmunya, taat beragama, lemah lembut sifatnya dan sangat menguasai
qira’ah sab’ah. Ia juga menguasai multi disiplin ilmu, mulai dari ilmu
hadits, ushul fiqih, hafal nama-nama rijalul hadits, pakar ilmu nahwu, fiqih
lintas mazhab, dan penguasaan sastra Bahasa Arab.”
Al-Faqih Muhammad bin Hamaduh as-Sabti berkata, “Di daerah
Ceuta, belum ada ulama yang menandingi karya al-Qadhi ‘Iyadh dalam
segi kuantitasnya.”
Beliau juga berkata, “Qadhi ‘Iyadh sudah ikut berdiskusi
sementara usianya baru 28 tahun dan ia sudah menjadi hakim dalam usia
35 tahun.”
Al-Qadhi Syamsuddin berkata dalam Wafiyatul A’yan, “Qadhi
‘Iyadh adalah imam ahli hadits pada zamannya dan ulama yang paling
12
baik dalam penguasaan ilmunya, baik dalam bidang nahwu, bahasa, dialek
bangsa Arab, serta ilmu hari dan nasab.”9
9
Syihabuddin Ahmad bin Muhammad al-Mishri, Nasimur Riyadh fi Syarhi Syifa’il Qadhi ‘Iyadh,
(Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyah, tanpa tahun), Juz 1, hlm. 7-9.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Qadhi ‘Iyadh memiliki nama lengkap ‘Iyadh bin Musa bin ‘Iyadh
bin ‘Imrun bin Musa bin Muhammad bin ‘Abdullah bin Musa bin ‘Iyadh
al-Yahshubi al-Andalusi al-Maliki. Beliau lahir pada pertengahan bulan
Sya’ban tahun 476 H di kota bernama Sabtah. Beliau wafat setelah
dilempar tombak oleh seseorang.
Kitab yang ditulisnya yaitu Ikmal al-Mu’allim bi Fawaid Muslim
merupakan kelengkapan dari kitab sebelumnya yakni kitab al-Mu’allim
karya sang guru, Al-Maziri. Dalam penulisan kitab ini, Qadhi ‘Iyadh
menggunakan metode syarah “Qauli”. Adapun sistematika penulisan kitab
ini sama dengan sistematikan kitab Shahih Muslim.
Adapun pendapat/komentar ulama tentang Qadhi ‘Iyadh yaitu
perkataan al-Qadhi Syamsuddin dalam Wafiyatul A’yan, “Qadhi ‘Iyadh
adalah imam ahli hadits pada zamannya dan ulama yang paling baik dalam
penguasaan ilmunya, baik dalam bidang nahwu, bahasa, dialek bangsa
Arab, serta ilmu nasab”.
14
DAFTAR KEPUSTAKAAN
‘Iyadh, Qadhi. 1998. Ikmal al-Mu’allim bi Fawaid Muslim, Mesir: Dar al-Wafa’I
li at-Tiba’ah wa an-Nasr wa at-Tauzi’.
15