Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BIOGRAFI ULAMA HADITS


(ABU DAUD, TIRMIZI, IBNU MAJAH, NASAI, DAN AHMAD)

DOSEN PENGAMPU :
Muhammad Idris, M. Pd

Disusun oleh :
M. Khairul Anam 2131710085
Safna Aulia Anggreini 2131710118

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Taufiq,
serta Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Tugas ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadits dengan judul “Biografi Ulama Hadits”
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Muhammad Idris, M. Pd selaku Dosen mata
kuliah Ulumul Hadits yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas
ini.
Demikianlah makalah ini kami susun, penulis menyadari meskipun penulisan makalah ini
telah kami upayakan semaksimal mungkin tentu masih terdapat kekurangan dan kekeliruan
yang tidak disengaja, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca dan penulis serta memperoleh Ridho Allah SWT. Amin.

Samarinda, 6 Juni 2022

Kelompok11

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................1
KATA PENGANTAR ..........................................................................................2
DAFTAR ISI .........................................................................................................3
BAB I PEMBUKAAN.......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................5
A. Pengertian Biografi Ulama .............................................................................5
B. Biografi Imam Abu Daud ...............................................................................5
C. Biografi Imam Tirmidzi ..................................................................................7
D. Biografi Imam Ibnu Majah ............................................................................7
E. Biografi Imam Nasai .......................................................................................8
F. Biografi Imam Ahmad ....................................................................................9
BAB III PENUTUP ............................................................................................11
A. Kesimpulan ....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mempelajari Mata Kuliah Ulumul Hadis, kiranya akan lebih jelasnya apabila kita
juga mempelajari tentang biografi para ulama hadis, agar kita dapat memahai sifat dan perilaku
beliau ketika meriwayatkan sebuah hadis.
Mempelajari hadits merupakan sesuatu yang sangat urgen, sebab hadits merupakan salah satu
pegangan dalam ajaran islam. Begitu pula dalam mempelajari ilmu hadits tak bisa dielakkan
dalam mempelajari sejarah para periwayatnya untuk mengetahui kedudukan suatu hadits.
Demikian juga dalam mentakhrij suatu hadits, maka kita harus mengetahui tentang biografi
perawi hadits dan karya- karnya.
Kedudukan hadits juga akan dipengaruhi oleh siapa yang meriwayatkannya, setelah
diketahui bagaimana seorang rawi maka ini merupakan salah satu faktor penentu apakah hadits
tersebut shahih, hasan, atau dhaif Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai biografi
dan hasil karya dari lima imam perawi hadits yaitu Imam Abu Daud, Tirmidzi, Imam Ibnu
Majah Imam Nasai, dan Imam Ahmad.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian biografi ulama hadits?
b. Bagaimana biografi Imam Abu Daud?
c. Bagaimana biografi Imam Tirmidzi?
d. Bagaimana biografi Imam Ibnu Majah?
e. Bagaimana biografi Imam Nassai?
f. Bagaiman biografi Imam Ahmad?
C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui biograf ulama hadist.
b. Untuk mengetahui biografi Imam Abu Daud.
c. Untuk mengetahui biografi Imam Tirmidzi.
d. Untuk mengetahui biografi Imam Ibnu Majah.
e. Untuk mengetahui biografi Imam nassai.
f. Untuk mengetahui biografi Imam Ahmad

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biografi Ulama
Biografi adalah riwayat hidup. Biografi ulama hadits adalah riwayat hidup seorang ulama
atau yang ahli dalam ilmu hadits. Riwayat hidup seorang ulama ditulis oleh orang lain, disini
yang disebut sebagai ulama hadits adalah seseorang yang menguasai ilmu hadits atau bahkan
menjadi seorang perawi, penghafal ataupun penyusun hadits. Sebagaimana diketahui bahwa
sanad itu ialah rawi-rawi hadits yang dijadikan sandaran oleh pentakhrij hadits dalam
mengemukakan suatu matan hadits.
B. Biografi Imam Abu Daud
Nama lengkap Imam Abu Dawud adalah Sulaiman bin al-Asy’as bin Ishaq bin Basyir bin
Syidad bin ‘Amr al-Azi as-Sijistani. Beliau merupakan seorang imam ahli hadis yang sangat
teliti, tokoh terkemuka para ahli hadis dan pengarang kitab sunan. Beliau lahir pada tahun 202
H/817 M di Sijiatan. Abu Daud meninggal dunia di Basrah pada tanggal 16 Syawal 275 H/889
M.
Pribadi Abu Dawud sejak sejak masih kecil merupakan pecinta ilmu pengetahuan da
bermusahabah dengan para ulama guna menerima ilmu yang diinginkannya. Sebelum dewasa
beliau telah melakukan rihlah ilmiyah dan belajar hadis keberbagai negeri seperti, Hijaz, Syam,
Mesir, Irak, Jazirah, Sagar, Khurasan dan negeri-negeri lainnya. Hasil pengembarannya
dikonklusikan dengan menyaring hadis-hadis untuk kemudian ditulis dalam sunanya. Di
Baghdad beliau mengajarkan hadis dan fiqih kepada para penduduk dengan menggunakan
kita sunan sebagai referensi utamanya. Kitab sunannya mendapat pujian yang besar dari Imam
Ahmad bin Hambal. Imam Abu Dawud Kemudian menetap di Basrah atas permintaan gubernur
Basrah.
Para guru dan murid Imam Abu Daud di antara guru-gurunya adalah Imam ahmad, al-
Qanabiy, Sulaiman bin harb, Abu Amr Adh-Dhariri, Abu walid Ath-Thayalisi, Abu zakarya
yahya bin Ma’in, Abu Khaitsamah, Zuhair bin Harb, Ad- Darimi dan lain-lain.
Murid-muridnya cukup banyak antara lain Imam turmudzi Imam Nasai, Abu ubaid al-
ajury, Abu Thayib Ahmad bin Ibrahim Al- bagdadi, Abu Amr Ahmad bin Ali basrhy, Abu
bakar bin Muhammad Muhammad Al-Khollal Al-faqih, Ismail bin Muhammad Ash Shofar,
Abu Bakar bin Abi daud, dan lain-lain.
Pujian para ulama terhadap Imam Abu Daud para ulama telah sepakat menetapkan beliau
sebagai hafidz yang sempurna, Pemilik Ilmu yang melimpah, Muhaddis yang terpercaya,
wira’i dan mempunyai pemahaman yang tajam, baik dalam bidang ilmu hadits maupun lainnya,
Al- khatani berpendapat bahwa tidak susunan kitab Ilmu agama setara dengan Kitab Sunan Abu
5
daud. Ibnu Arabi mengatakan, barang siapa yang dirumahnya ada Al-Qur’an dan kitab dan
kitab sunan abu daud, tidak usah memerlukan kitab-kitab lain. imam Ghazali juga memandang
cukup, bahwa kitab sunan abu daud itu dibuat penduduk dengan menggunakan kita sunan
sebagai referensi utamanya. Kitab sunannya mendapat pujian yang besar dari Imam Ahmad bin
Hambal. Imam Abu Dawud Kemudian menetap di Basrah atas permintaan gubernur Basrah.
Para guru dan murid Imam Abu Daud
Di antara guru- gurunya adalah Imam ahmad, al-Qanabiy, Sulaiman bin harb, Abu Amr
Adh-Dhariri, Abu walid Ath-Thayalisi, Abu zakarya yahya bin Ma’in, Abu Khaitsamah, Zuhair
bin Harb, Ad-Darimi dan lain- lain.
Murid-muridnya cukup banyak antara lain Imam turmudzi Imam Nasai, Abu ubaid al-
ajury, Abu Thayib Ahmad bin Ibrahim Al-bagdadi, Abu Amr Ahmad bin Ali basrhy, Abu bakar
bin Muhammad Muhammad Al-Khollal Al-faqih, Ismail bin Muhammad Ash Shofar, Abu
Bakar bin Abi daud, dan lain-lain.
bahwa kitab sunan abu daud itu dibuat penduduk dengan menggunakan kita sunan
sebagai referensi utamanya. Kitab sunannya mendapat pujian yang besar dari Imam Ahmad bin
Hambal. Imam Abu Dawud Kemudian menetap di Basrah atas permintaan gubernur Basrah.
Para guru dan murid Imam Abu Daud di antara guru- gurunya adalah Imam ahmad, al-
Qanabiy, Sulaiman bin harb, Abu Amr Adh-Dhariri, Abu walid Ath-Thayalisi, Abu zakarya
yahya bin Ma’in, Abu Khaitsamah, Zuhair bin Harb, Ad- Darimi dan lain- lain.
Murid- muridnya cukup banyak antara lain Imam turmudzi Imam Nasai, Abu ubaid al-
ajury, Abu Thayib Ahmad bin Ibrahim Al-bagdadi, Abu Amr Ahmad bin Ali basrhy, Abu bakar
bin Muhammad Muhammad Al-Khollal Al-faqih, Ismail bin Muhammad Ash Shofar, Abu
Bakar bin Abi daud, dan lain-lain.
Pujian para ulama terhadap Imam Abu Daud para ulama telah sepakat menetapkan beliau
sebagai hafidz yang sempurna, Pemilik Ilmu yang melimpah, Muhaddis yang terpercaya,
wira’i dan mempunyai pemahaman yang tajam, baik dalam bidang ilmu hadits maupun lainnya,
Al- khatani berpendapat bahwa tidak susunan kitab Ilmu agama setara dengan Kitab Sunan Abu
daud. Ibnu Arabi mengatakan, barang siapa yang dirumahnya ada Al-Qur’an dan kitab dan
kitab sunan abu daud, tidak usah memerlukan kitab-kitab lain. imam Ghazali juga memandang
cukup, bahwa kitab sunan abu daud itu dibuat penduduk dengan menggunakan kita sunan
sebagai referensi utamanya. Kitab sunannya mendapat pujian yang besar dari Imam Ahmad bin
Hambal. Imam Abu Dawud Kemudian menetap di Basrah atas permintaan gubernur Basrah.
Para guru dan murid Imam Abu Daud.
Di antara guru- gurunya adalah Imam ahmad, al-Qanabiy, Sulaiman bin harb, Abu Amr
Adh-Dhariri, Abu walid Ath-Thayalisi, Abu zakarya yahya bin Ma’in, Abu Khaitsamah, Zuhair
bin Harb, Ad-Darimi dan lain-lain.
Murid- muridnya cukup banyak antara lain Imam turmudzi Imam Nasai, Abu ubaid al-ajury,
6
Abu Thayib Ahmad bin Ibrahim Al-bagdadi, Abu Amr Ahmad bin Ali basrhy, Abu bakar bin
Muhammad Muhammad Al-Khollal Al-faqih, Ismail bin Muhammad Ash Shofar, Abu Bakar
bin Abi daud, dan lain-lain.
Pujian para ulama terhadap Imam Abu Daud para ulama telah sepakat menetapkan beliau
sebagai hafidz yang sempurna, Pemilik Ilmu yang melimpah, Muhaddis yang terpercaya,
wira’i dan mempunyai pemahaman yang tajam, baik dalam bidang ilmu hadits maupun lainnya,
Al- khatani berpendapat bahwa tidak susunan kitab Ilmu agama setara dengan Kitab Sunan
Abu daud. Ibnu Arabi mengatakan, barang siapa yang dirumahnya ada AlQur’an dan kitab dan
kitab sunan abu daud, tidak usah memerlukan kitab-kitab lain. imam Ghazali juga memandang
cukup, bahwa kitab sunan abu daud itu dibuat pegangan bagi para mujtahit. Beliau wafat
pada tahun 275 H. (889 M).di Basrah.
Karya-karya Imam Abu Daud selama masa pendidikan hingga mengajarkan hadis, Abu
Dawud banyak menulis kitab. Di antaranya Kitab Sunnan Abu Dawud, Al- Marasil, Kitab Al-
Qadar, An-Nasikh wal-Mansukh, Fadla'il al-A'mal, Kitab Az-Zuhd, Dala'il an-Nubuwah, Ibtida'
al-Wahyu, dan Alhbar al- Khawarij.
C. Biografi Imam Tirmizi
Nama lengkap tirmizi ialah Abu isa muhammad bin isa bin surah adalah seorang
muhaddis yang di lahirkan di kota turmudz, sebuah kota kecil dipinggil utara sungai amudaria,
sebelah utara iran beliau di lahirkan di kota tersebut pada bulan zulhijjah tahun 200 H. ( 824
M). Imam bukhari dan Imam
Tirmizi keduanya sedaerah, sebab bukhara dan turmudz itu adalah satu daerah dari daerah
waraun-nahar. Para guru dan murid Imam Tirmizi beliau mengambil Hadits dari Ulama Hadits
yang ternama seperti: Qutaibah bin sa’id, ishak bin musa, Al-bukhri dan lain-lain. orang-orang
banyak belajar hadits pada beliau dan di antara sekian banyak muridnya antara lain:
Muhammad bin Ahmad bin mahbud.
Karya-karya Imam Tirmiz beliau menyusun kitab sunan dan kitab ilalul Hadits. Kitab
sunan ini bagus sekali, Banyak faedahnya dan hukum-hukumnya lebih tertib.
Setelah selesai kitab ini di tulis, menurut pengakuan beliau sendiri di kemukakan kepada
ulama Hijaz, Irak dan khurassan, dan ulama tersebut meridhainya, serta menerimanya dengan
baik.“ barang siapa yang menyimpan kitab saya ini”, kata beliau, “ seolah- olah di rumahnya
ada seorang nabi yang selalu berbicara”. Pada akhirnya kitab belaiau menerangkan, bahwa
semua Hadits yang terdapat dalam kitab ini adalah ma’mul ( dapat di amalkan). Beliau wafat di
Turmudz pada akhir ra’jab tahun 279 H. (892 M).
D. Biografi Imam Ibnu Majah
Ibnu majah adalah nama nenek monyang yang berasal dari kota qazwin, salah satu kota
iran. Nama lengkap imam hadits hadits yang terkenal dengan sebutan neneknya ini adalah Abu
‘Abdillah bin Yazid Ibnu majah. Beliau di lahirkan di Qazwin pada tahun 207 H. (824 M. )
7
Sebagaimana halnya para muhadditsin dalam mencari hadits memerlukan perantauan ilmiah,
maka beliau pun berkeliling di beberapa negeri, untuk menemui dan berguru hadits kepada para
ulama hadits.
Para guru dan murid Imam Ibnu Majah dari tempat perantauannya itu beliau bertemu
dengan murid- murid Imam malik dan Al- laits, dan dari beliau- beliau inilah beliau banyak
memperoleh hadits- hadits.
Karya-karya Imam Ibnu Majah beliau menyusun kitab sunan yang kemudian terkenal
dengan nama sunan Ibnu Majah, sunan ini merupakan sunan yang empat. Dalam sunan
ini banyak terdapat hadits dhaif, bahkann tidak sedikit hadits yang mungkar. Al- Hafiz al- muzy
berpendapat, bahwa hadits gharib yang terdapat dalam sunan ini, kebanyakan adalah dhaif.
Karena itulah para ulama mutaqaddimin memandang, bahwa kitab Muwatha’ imam malik
menduduki pokok kelima, buka sunan ibnu majah.
E. Biografi Imam Nasai
Imam an- nasa’iy nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdi’r- Rah- man Ahmad bin syu’iab
bin Bahr. Nama beliau di nisbatkan kepada kota tempat beliau dilahirkan. Beliau dilahirkan
pada tahun 215 H. Di kota nasa yang masih termasuk wilayah khurasan. Seorang muhaddits
putra nasa yang pintar , wara’iy, hafidz lagi takwa ini, memilih negara mesir sebagai tempat
untuk bermukim dalam menyiarkan hadits- hadits kepada masyarakat. Beliau wafat pada haris
senin, tanggal 23 bulan shafar, tahun 303 H. ( 915 M.), di Ar- ramlah. Menurut suatu pendapat
meninggal di mekkah, yakni di saat beliau mendapat pecobaan di damsyik, meminta supaya di
bawa ke makkah, sampai beliau meniggal dan kemudian dikemukabumikan di suatu tempat
antara shafa dan marwa.
Para guru dan murid Imam Nasai
Guru- guru beliau antara lain Qutaibah bin sa’id, is- haq bin ibrahim dan imam- imam
hadits dari khurasan, Hijaz, Irak dan mesir. Murid- murid beliau antara lain: Abu Nasher ad-
dhalaby dan abdul- qasim At Thabary.
Karya-karya Imam Nasai

Karya beliau yang utama adalah Sunnanu’l- kubra; yang akhirnya terkenal dengan nama
sunan an- nasa’iy, Kitab sunan ini adalah kitab sunan yang muncul setelah shahihain yang
paling sedikit hadits dhaifnya, tatapi paling banyak pengulangannya. Misalnya hadits tentang
niat, di ulangnya sampai 16 kali. Sunan imam An- nasa’iy selesai menyusun sunan kubranya
beliau lalu menyerahkannya kepada Amir Ar- Ramlah. Kata Amir: Hai, ‘Abu ‘Abdur- rahman,
apakah hadits- hadits yang saudara tuliskan itu shahih semuanya?” Ada yang shahih dan ada
yang tidak” sahutnya. “ kalau demikian”, kata Amir, “ pisahkanlah yang shahih- shahih saja.”
Atas perintah Amir ini maka beliau berusaha menyeleksikan, kemudian dihimpunya hadits-
hadits pilihan ini dengan nama : Al- Mujtaba( pilihan).
8
F. Biografi Imam Ahmad
Imam Ahmad bernama lengkap Abu Abdillah, Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin
Hanbal asy-Syaibani. Imam Ahmad dilahirkan di ibu kota kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad,
Irak, pada tahun 164 H/780 M dan wafat di Baghdad pada tahun 855 M. Saat itu, Baghdad
menjadi pusat peradaban dunia dimana para ahli dalam bidangnya masing-masing berkumpul
untuk belajar ataupun mengajarkan ilmu. Dengan lingkungan keluarga yang memiliki tradisi
menjadi orang besar, lalu tinggal di lingkungan pusat peradaban dunia, tentu saja menjadikan
Imam Ahmad memiliki lingkungan yang sangat kondusif dan kesempatan yang besar untuk
menjadi seorang yang besar pula.
Karya beliau yang utama adalah Sunnanu’l-kubra; yang akhirnya terkenal dengan nama
sunan an- nasa’iy, Kitab sunan ini adalah kitab sunan yang muncul setelah shahihain yang
paling sedikit hadits dhaifnya, tatapi paling banyak pengulangannya. Misalnya hadits tentang
niat, di ulangnya sampai 16 kali. Sunan imam An- nasa’iy selesai menyusun sunan kubranya
beliau lalu menyerahkannya kepada Amir Ar- Ramlah. Kata Amir: Hai, ‘Abu ‘Abdur- rahman,
apakah hadits- hadits yang saudara tuliskan itu shahih semuanya?” Ada yang shahih dan ada
yang tidak” sahutnya. “ kalau demikian”, kata Amir, “ pisahkanlah yang shahih- shahih saja.”
Atas perintah Amir ini maka beliau berusaha menyeleksikan, kemudian dihimpunya hadits-
hadits pilihan ini dengan nama : Al-Mujtaba( pilihan).
Biografi Imam Ahmad, Imam Ahmad bernama lengkap Abu Abdillah, Ahmad bin Ahmad
bin Muhammad bin Hanbal asy-Syaibani. Imam Ahmad dilahirkan di ibu kota kekhalifahan
Abbasiyah di Baghdad, Irak, pada tahun 164 H/780 M dan wafat di Baghdad pada tahun 855 M.
Saat itu, Baghdad menjadi pusat peradaban dunia dimana para ahli dalam bidangnya masing-
masing berkumpul untuk belajar ataupun mengajarkan ilmu. Dengan lingkungan keluarga yang
memiliki tradisi menjadi orang besar, lalu tinggal di lingkungan pusat peradaban dunia, tentu
saja menjadikan Imam Ahmad memiliki lingkungan yang sangat kondusif dan kesempatan yang
besar untuk menjadi seorang yang besar pula.
Imam Ahmad berhasil menghafalkan Alquran secara sempurna saat berumur 10 tahun.
Setelah itu ia baru memulai mempelajari hadits. Sama halnya seperti Imam Syafi’i, Imam
Ahmad pun berasal dari keluarga yang kurang mampu dan ayahnya wafat saat Ahmad masih
beliau. Di usia remajanya, Imam Ahmad bekerja sebagai tukang pos untuk membantu
perekonomian keluarga. Hal itu ia lakukan sambil membagi waktunya mempelajari ilmu dari
tokoh-tokoh ulama hadits di Baghdad.
Perjalanan menuntut ilmu Guru pertama Ahmad bin Hanbal muda adalah murid senior
dari Imam Abu Hanifah yakni Abu Yusuf al-Qadhi. Ia belajar dasar-dasar ilmu fikih, kaidah-
kaidah ijtihad, dan metodologi kias dari Abu Yusuf. Setelah memahami prinsip-prinsip
Madzhab Hanafi, Imam Ahmad mempelajari hadits dari seorang ahli hadits Baghdad, Haitsam
bin Bishr.
9
Tidak cukup menimba ilmu dari ulama-ulama Baghdad, Imam Ahmad juga menempuh
safar dalam mempelajari ilmu. Ia juga pergi mengunjungi kota-kota ilmu lainnya seperti
Mekah, Madinah, Suriah, dan Yaman. Dalam perjalanan tersebut ia bertemu dengan Imam
Syafii di Mekah, lalu ia manfaatkan kesempatan berharga tersebut untuk menimba ilmu dari
beliau selama empat tahun. Imam Syafii mengajarkan pemuda Baghdad ini tidak hanya sekedar
mengahfal hadits dan ilmu fikih, akan tetapi memahami hal-hal yang lebih mendalam dari
hadits dan fikih tersebut.
Walaupun sangat menghormati dan menuntut ilmu kepada ulama- ulama Madzhab Hanafi
dan Imam Syafii, namun Imam Ahmad memiliki arah pemikiran fikih tersendiri. Ini
menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang tidak fanatik dan membuka diri.
Karya-karya Imam Ahmad

Kitab Al Musnad, karya yang paling menakjubkan karena kitab ini memuat lebih dari dua
puluh tujuh ribu hadits. Kitab at-Tafsir, tetapi Adz- Dzahabi mengatakan, “Kitab ini telah
hilang”. Kitab an-Nasikh wa al- Mansukh, Kitab at-Tarikh, Kitab Hadits Syu'bah, Kitab al-
Muqaddam wa al-Mu'akkhar fi al-Qur`an, Kitab Jawabah al-Qur`an, Kitab al-Manasik al-
Kabir, Kitab al-Manasik as-Saghir, Kitab Ushul as-Sunnah.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam mempelajari hadits kita tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu yang berkenaan
dengan hadits saja, tetapi kita juga perlu mempelajari tokoh-tokoh yang telah berjasa
besar dalam memelihara dan menyebarluaskan hadits-hadits Nabi yang merupakan
sumber ajaran Islam setelah Al-Qur’an. Berkat jasa merekalah hadits- hadits Nabi saw
sampai di tangan kita. Para ulama hadits, adalah tokoh-tokoh agama yang menempati
posisi khusus dalam umat ini.
Kedudukan mereka di mata umat begitu mulia dan agung, menggingat jasa dan
peranan mereka yang begitu besar dalam menjaga kemurnian syariat Islam. Inilah
keistimewaan ulama hadits dibandingkan ulama dari disiplin ilmu lainnya. Merekalah
para pembawa panji sunnah Nabi, yang merupakan sumber ilmu kedua setelah Alquran.
Sunnah Rasulullah merupakan muara yang padanya setiap cabang ilmu agama akan
kembali. Tidak ada satu ulama pun dari berbagai disiplin ilmu agama, yang tidak
membutuhkan penjelasan mereka tentang sunnah Rasulullah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Echol, Jhon, Hasan Sadily. Kamus Bahasa Inggris. Jakarta: Gramedia. t.thn. Suntiah, Maslani,
Ratu. Ikhtisar Ulumul Hadits. Bandung: Sega Arsy.
Agus sholahuddin dan Agus suyadi, Ulumul Hadits, Bandung: Pustaka Setia, 2008
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushtalahul Hadits, Bandung: PT Alma ‘arif, 1974

12
13
14
15
DAFTAR PUSTAKA

Echol, Jhon, Hasan Sadily. Kamus Bahasa Inggris. Jakarta: Gramedia. t.thn. Suntiah, Maslani,
Ratu. Ikhtisar Ulumul Hadits. Bandung: Sega Arsy.
Agus sholahuddin dan Agus suyadi, Ulumul Hadits, Bandung: Pustaka Setia, 2008
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushtalahul Hadits, Bandung: PT Alma ‘arif, 1974

16
17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai