Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU HADITS

“BIOGRAFI DAN PERAWI HADITS”

Dosen Pengampu : Muhammad Syahrul Izomi, M.Pd

Disusun oleh : kelompok 3


1 . Laelatul Fitri
2. Sultan Arifin
3. Shalahuddin Al Ayyubi

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada kita semua sebagai insan yang senantiasa ingin menyempurnakan
budi pekerti dalam mencapai derajat yang tinggi di sisi-Nya, karena dengan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Biografi dan
Perawi Hadits ”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada pemimpin terbaik
yang pernah ada, yang mencintai umatnya yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah
membebaskan umat manusia dari belenggu jahiliyah sehingga Islam dapat kita rasakan
sampai saat ini.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Muhammad Syahrul Izomi M.pd
selaku dosen mata kuliah Ulumul Hadits, telah sangat membantu dan memberikan
bimbingan, sehingga makalah ini tersusun.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan
lagi. Untuk itu, Kami sangat mengharapkan bantuan kritik dan saran dari semua pihak untuk
penyempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Mataram, September 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................
A.Latar Belakang .......................................................................................................
B.Rumusan Masalah Pembahasan .............................................................................
BAB II : PEMBAHASAN .......................................................................................
A.Biografi Perawi Hadits Kalangan Sahabat ............................................................
1.Biografi Abu Hurairah ............................................................................................
2.Biografi Abdullah Bin Umar ..................................................................................
3.Biografi Anas bin Malik .........................................................................................
4.Biografi Aisyah .......................................................................................................
5.Biografi Abdullah bin Abbas ..................................................................................
B. Biografi Perawi hadist terkenal ............................................................................
1. Biografi Al-Bukhori................................................................................................
2. Biografi Imam Muslim...........................................................................................
3. Biografi Abu Dawud...............................................................................................
4. Biografi At-Tirmidzi...............................................................................................
5. Biografi Imam Ahmad............................................................................................
6. Biografi An-Nasa’I.................................................................................................
7. Biografi Ibnu Majah...............................................................................................
PENUTUP ................................................................................................................
A.Kesimpulan ............................................................................................................
B.Saran.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber hukum islam yang pokok setelah Al-Qur‘an adalah Al-Hadits atau As-
Sunnah. Hadits secara garis besar adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad saw. Hingga melahirkan hukum-hukum yang dapat menjadi pedoman umat islam
dalam menjalani kehidupan. Hadirnya hadits di seluruh penjuru dunia melalui perjalanan yang
panjang, banyak tokoh-tokoh penting yang berjasa dalam mengalirkan hadits kepada umat
islam. Umat islam dalam menentukan suatu hukum salah satunya melihat dari kualitas suatu
hadits, hadits yang berkualitas salah satunya dilihat pula dari perawi yang diakui keilmuan
haditsnya. Tidak bisa dipungkiri beberapa perawi hadits jejaknya tertutupi dalam dunia hadits
karena tidak dikupas mengenai biografinya.
Maka dari itu, selain mempelajari lebih jauh mengenai hadits itu sendiri. Alangkah
lebih baiknya umat islam mengetahui bagaimana proses berjalannya hadits hingga sampai
ketelinga umat Islam saat ini melalui biografi perawi hadits. Tentu dengan jasa-jasa para
perawi hadits yang memiliki latar belakang berbeda-beda dalam proses menduniakan hadits.
Karenanya, makalah ini hadir untuk membuka wawasan dan pandangan pembaca mengenai
tokoh-tokoh yang berjasa dibalik proses penyampaian hadits yang dimulai dari Rasulullah
hingga dapat diambil pedoman oleh umat Islam diseluruh dunia sampai sekarang. Disamping
itu, diharapkan dapat meningkatkan rasa keimanan kepada Allah swt dan cinta terhadap
Rasulullah saw. Serta rasa hormat kepada para perawi hadits dengan mengetahui biografi dari
para perawi hadits tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Perawi Hadits di Kalangan Sahabat ?
2. Bagaimana Biografi Perawi Hadits yang Terkenal hingga sekarang ?
C. Tujuan Pembahasan
1.Memberikan pemahaman dengan mempelajari lebih dalam dan membuka wawasan
tentang Para Perawi Hadits di Kalangan Sahabat melalui Biografinya
2.Memberikan pemahaman dengan mempelajari lebih dalam dan membuka wawasan
tentang Para Perawi Hadits yang Terkenal melalui Biografinya
BAB II
PEMBAHASAN

BIOGRAFI SINGKAT BEBERAPA PERAWI HADIS


A. Di Kalangan Sahabat
Para sahabat tidak sama banyak dalam periwayatan hadis. Diantara mereka ada yang
lebih banyak dalam periwayatan hadis daripada yang lain,bergantung dari ketekunan dan
keahlian masing-masing, karena tidak seluruh sahabat menekuni dalam satu bidang. Diantara
mereka ada yang lebih menekuni dalam bidang Tafsir seperti Abdullah bin Mas’ud dan
Abdullah bin Abbas. Diantara mereka adapula yang menekuni dalam bidang faraid seperti
Zaid bin Tsabit, dan diantara mereka juga ada yang menekuni dalam bidang hadits, dan lain-
lain. Bahkan diantara mereka ada yang lebih banyak berkecimpung dalam
politik,pertanian/perkebunan, dan peternakan.
Pada makalah ini akan dipaparkan diantara para sahabat yang banyak meriwayatkan
hadis. Maksud banyak disini lebih dari seribu hadits yang mereka riwayatkan. Mereka itu
adalah sebagai berikut :

1. Abu Hurairah
Nama asli Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Shakhr ad-Dawsi ( salah satu
kabilah di Yaman ), nama islam yang diberikan Nabi , sebagai pengganti nama masa Jahiiah
yaitu Abdusyams bin Shakhr. Kemudian dipanggil Abu Hurairah oleh Rasulullah juga yang
berarti bapaknya kucing pada saat beliau melihatnya membawa kucing kecil. Memang ia
sangat menyayangi kucing, disetiap hari ia selalu membawanya ke mana ia pergi dan malam
hari ditempatkan di sebuah pepohonan. Nama kesayangan yang diberikan Rasulullah
kemudian menjadi nama panggilan yang terkenal sehingga nama aslinya sangat langka
terdengar.
Abu Hurairah masuk islam pada tahun ke 7 Hijriyah pada tahun perang Khaibar dan
meninggal dunia pada 57 H di Al-Aqiq menurut pendapat yang kuat. Dia adalah komandan
penghuni shuffah, yang menghabiskan waktunya untuk beribadah. Suffah adalah suatu tempat
perlindugan para sahabat yang zahid dimasjid Nabawi. Abu Hurairah salah seorang sahabat
yang mendapat doa dari Rasulullah agar dapat menghafal apa yang ia dengar . Dalam salah
satu hadits yang diriwayatkan oleh Al-Buhkhari, Muslim, dan At-Tirmidzi, ia berkata : “ Aku
berkata Ya Rasulullah ! Aku mendengar dari padamu beberapa perkara (hadis), tetapi aku
tidak hafal. ” Nabi bersabda : “ Bentangkan selendangmu, “ aku pun membentangkannya.
Setelah itu, beliau banyak memberitakan hadis padaku dan aku tidak pernah lupa sedikit
pun”.
Abu Hurairah memiliki sifat-sifat yang terpuji diantaranya, wara’, takwa,dan zuhud.
Ia juga seorang candais dan humoris yang bermanfaat. Ketika bertemu dengan anak-anak
kecil banyak humor dan ketika bertemu dengan teman-temannya di pasar, ia suka cerita
dengan cerita yang menghibur. Tetapi pada malam hari ia selalu melaksanakan shalat tahajjud
sepanjang malam secara khusyu’.
Dia pernah diangkat menjadi gubernur Bahrain pada masa Umar bin Al-Khaththab
dan pada masa Ali juga pernah akan diangkat menjadi gubernur tetapi ia keberatan, kemudian
pada masa mu’awiyah ia diangkat menjadi gubernur Madinah. Sebagaimana karaktet Umar
bin Al-Khathab yang berhati-hati dan tegas dalam memperkecil periwayatan hadis dari
Rasulullah, Umar pernah mengingkari periwayatan Abu Hurairah yang banyak itu. Umar
berkata : “ Sungguh engkau tinggalkan hadis atau kamu saya pulangkan ke desa asalmu Daws
”. Tetapi setelah Abu Hurairah meriwayatkan hadist : “Barang siapa yang Mendustakan
padaku dengan sengaja, maka hendak siaplah tempat tinggallnya Dalam neraka.” Umar
mengakuinya dan Berkata : “ Adapun jika demikian, pergilah dan beritakanlah hadis. ”
Sebagian kritikus hadits menuduh bahwa Abu Hurairah melakukan tadlis
(menyembunyikan cacat) karena ia tidak bisa membedakan periwayatan hadits dari nabi dan
hadits dari Ka’ab Al-Ahbar. Kritikan itu dibantah oleh Bisyr bin Sa’id :“ Takutlah kepada
Allah dan peliharalah hadis. Demi Allah aku melihat ketika duduk bersama Abu Hurairah dia
meriwayatkan hadits dari Rasulullah dan memberitakan hadis kepada kita dari Ka’ab Al-
Ahbar. Jika disana terdapat tadlis bukan dilakukan Abu Hurairah tetapi dilakukan oleh orang-
orang yang meriwayatkan hadis darinya ”. Asy-Syafi’i berkata : bahwa Abu Hurairah orang
yang paling hafal hadis dan masanya. Salim Abu Za’ya’ah seorang gubernur mengundang
Abu Hurairah dan dipersilahkan duduk di belakang singgasana. Ia ditanya oleh Marwan dan
aku mencatatnya sehingga setahun kemudian dipanggil kembali dan dipersilahkan duduk di
belakang hijab, kemudian ia ditanya kembali tentang periwayatan yang sama. Abu Hurairah
menjawab persis dengan catatanku tidak menambah dan mengurangi, tidak mendahulukan
sesuatu katadan tidak mengakhirinya.
Abu Hurairah adalah diantara sahabat yang terbanyak dalam periwayatan hadits.
Menurut Baqi’ bin Mukhallad sebanyak 5374 buah hadits. Dia mengambil hadits dari sekitar
800 orang para sahabat dan tabi’in. Kemudian diriwayatkan oleh para perawi dalam buku
induk 6 hadits dan Imam Malik dalam Al-Muwaththa’ dan Imam Ahmad dalam kitab
Musnadnya. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari padanya sebanyak 93 buah hadits dan
Muslim 189 buah hadits. Abu Ishak Ibrahim bin Harb Al-‘Askari ( 282 H ) menghimpun
hadits-hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dalam Musnad-nya dan naskhnya masih ada di
perpustakaan Turki disebutkan Tarikh Al-Adab Al-‘Arabi.
Ada beberapa faktor banyaknya periwayatan yang diperoleh Abu Hurairah antara
lain sebagai berikut :
a. Rajin menghadiri majelis-majelis nabi.

b. Selalu menemani Rasulullah, karena ia sebagai penghuni Shuffah di Masjid Nabawi.

c. Kuat ingatannya, karena ia salah seorang sahabat yang mendapat doa dari Nabi sehingga
hafalannya tidak pernah lupa apa yang ia dengar dari Rasulullah.
d. Banyak berjumpa dengan para sahabat senior sekalipun Nabi telah wafat.Ia berusia cukup
panjang yaitu 78 tahun dan masih hidup 47 tahun setelah Nabi wafat .
Abu Hurairah wafat di Madinah pada tahun 57 H dalam usia 78 tahun segala
waktunya dihabiskan untuk berkhidmah pada hadits Rasulullah.
2. Abdullah bin Umar
Abdullah bin Umar lahir pada tahun kedua atau ketiga dari kenabian, masuk islam
ketika ia masih dalam usia 10 tahun bersama ayahnya. Ia berhijrah ke Madinah lebih dahulu
dari pada ayahnya. Pada masa perang Uhud ia masih kecil usianya, sehingga tidak diizinkan
Rasulullah untuk mengikutinya kecuali peperangan-peperangan berikutnya. Ia selalu ikut
bertempur bersama Nabi dalam perang Khandaq dan peperangan sesudahnya. Bahkan
sesudah Nabi wafat, ia masih aktif dalam berbagai peperangan untuk kepentingan Islam
antara lain di Mesir dan di negeri-negeri Afrika lainnya.
Ia anak Khalifah kedua Umar bin Al-Khathab dan saudara kandung Hafsah Ummu
Al-Mu’minin. Meskipun ayahnya menjadi Khalifah yang sangat luas kekuasaanya, namun ia
tidak punya ambisi kedudukan atau kekhalifahan. Hal ini disebabkan disamping sikap
ayahnya yang tidak nepotisme, ia selalu mencurahkan segala perhatiannya untuk mencari
ilmu dan beribadah. Oleh karena itu, ia tidak terlibat dalam pergolakan politik yang terjadi di
kalangan sahabat yang mengakibatkan perang saudara baik pada masa pemerintahan Utsman,
Ali, dan sesudahnya.
Abdullah bin Umar termasuk seorang sahabat yang tekun dan berhati-hati dalam
periwayatan hadits. Abu Ja’far berkata : “Tidak ada seorang sahabat Nabi yang mendengar
hadis dari Rasulullah yang lebih berhati-hati dari pada Ibnu Umar ia tidak mengurangi dan
tidak menambah periwayatan.” Menurut Imam Malik, selama 60 tahun sesudah wafat Nabi,
Ibnu Umar berfatwa dan meriwayatkan hadis. Ibnu Al-Bakkar juga mengatakan, Ibnu Umar
menghafal semua yang ia dengar dari Rasulullah dan bertanya kepada orang-orang yang
menghadiri majlis-majlis Rasululllah tentang segala perkataan dan Perbuatannya.” Ibnu Hazm
menilainya sebagai seorang sahabat yang banyak memberi fatwa dan meriwayatkan hadis.
Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa Ashahhu Al-Asanid ( Sanad yang paling shahih )
yang disebut Silsilat Adz-Dzahab adalah hadis yang diriwayatkan dari Malik dari Nafi’ dari
Abdullah bin Umar.
Ia juga seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Jumlah hadits yang
diriwayatkan sekitar 2.630 buah hadits. Ia meriwayatkan hadits dari Nabi dan dari para
sahabat, diantaranya dari ayahnya sendiri Umar, pamannya Zaid,saudara kandungnya Hafsah,
Abu Bakar, Umar, Ali, Bilal, Ibn Mas’ud, Abu Dzar,dan Mu’adz. Demikian juga tidak sedikit
para sahabat dan tabi’in yang Meriwayatkan hadis dari padanya. Diantara sahabat adalah
Jabir bin Abdullah, Ibnu Abbas, putra-putra beliau sendiri yaitu Salim, Abdullah, Hamzah,
Bilal, dan Zaid. Diantara tabi’in adalah Nafi’, Sa’id bin Musayyab, Alqamah bin Waqqash Al-
Laytsi,Abdurrahman bin Abu Layla, dan lain-lain. Imam Al-Bukhari meriwayatkan sekitar 81
buah hadis, dan yang disepakati antara keduanya sebanyak 1700 buah hadis. Banyaknya
periwayatan Abdullah bin Umar karena disebabkan beberapa faktor, antara lain :
a. Ia tergolong sahabat pendahulu masuk islam dan berusia panjang mencapai 87 tahun.

b. Selalu hadir di majelis-majelis Nabi dan mempunyai hubungan dekat dengan beliau, karena
menjadi iparnya.
c. Tidak punya ambisi kedudukan atau jabatan dalam pemerintahan dan tidak melibatkan diri
dalam berbagai konflik politik di kalangan sahabat Ia meninggal dunia di mekkah pada
tahun 73 H.693 M dalam usia 87 tahun.
3. Anas bin Malik
Anas bin Malik adalah khadim (pelayan) Nabi yang terpercaya, bapaknya bernama
Malik bin An-Nadhar dan ibunya bernama Ummu Sulaim yang pernah membawanya kepada
Nabi ketika berusia 10 tahun dan ia mohon hendaknya beliau berkenan menerima anaknya
sebagai khadimnya dan Nabi pun menerimanya. Ia sering membawakan sandal dan ember
Rasulullah. Ia mendapat doa Rasulullah :” Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya dan
masukkanlah ke surga ”. Anas berkata : “ Sungguh aku melihat dua orang wanita dan aku
mengharapkan wanita yang ketiga. Demi Allah, hartaku melimpah ruah dan sungguh jumlah
anak-anakkku dan anak cucuku pada hari ini mencapai 100 orang ”.
Nabi sering mengajak canda dan humor dengan Anas dengan panggilan :“ Ya dza al
Udzunayn ” ( Hai anak yang memiliki telinga dua ) sehingga tidak terkesan sebagai pergaulan
tuan dan budaknya. Anas menceritakan selama pergaulannya dengan Nabi : Beliau tidak
pernah mempersoalkan apa yang aku lakukan ; mengapa kamu lakukan begini, mengapa
kamu tinggalkan begini atau mengapa kau tidak tinggalkan begini ? dan seterusnya. Tetapi
beliau mengatakan : Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendak-
Nya tidak terjadi.”
Pada saat perang Badar Anas masih berusia muda maka belum mengikuti peperangan
ini, tetapi setelah itu ia banyak melibatkan diri dalam berbagai pertempuran. Ketika Abu
bakar bermusyawarah dengan Umar tentang pengangkatannya sebagai gubernur Bahrain,
Umar memujinya; dia adalah seorang pemuda yang cerdas. Dia seorang wara’ dan takwa
sebab telah lama pergaulannya dengan nabi. Abu Hurairah berkata : “ Aku tidak melihat
seorang yang shalatnya serupa dengan Nabi dari pada Ibnu Sulaim yakni Anas bin Malik
” .Ibnu Sirin juga berkata : “ Anas adalah manusia yang paling baik shalatnya baik dalam
shalat hadhar ( mukmin di rumah ) maupun safar ( bepergian jauh ).
Ia dibesarkan di tengah-tengah keluarga Nabi selama 9 tahun dan beberapa bulan
sehingga ia banyak mengetahui hal ihwal Nabi baik berupa perkataan, perbuatan dan
pengakuan beliau. Ia dikaruniai cukup panjang umur sehingga ia masih hidup selama 83
tahun setelah wafat beliau. Hal inilah diantaranya yang menyebabkan ia banyak
meriwayatkan hadis dari beliau baik secara langsung dari beliau maupun melalui sesama para
sahabat kemudian disampaikan kepada umat. Diantara sahabat yang diambil haditsnya adalah
Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdullah bin Rahawaih, Fathimah Az-Zahra, Tsabit bin Qais,
Abdurrahman bin Auf, Ibnu Mas’ud, Al-Hasan Al-Bashri, Sulaiman At-Tamimi, Abu Qilabah,
Abdul Aziz bin Suhaib, Ishaz bin Abi Thalhah dan lain-lain.
Jumlah hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik mencapai 2.286 buah hadis Imam
Al-Bukhari meriwayatkan dari padanya sebanyak 83 buah hadits dan Muslim sebanyak 71
buah hadits. Sanad yang paling shahih adalah hadits yang diriwayatkan dari Malik dari Az-
Zuhri dari Anas bin Malik pada akhir hayatnya ia berpindah ke Bashrah dan salah seorang
sahabat yang terakhir wafatnya di Bashrah. Wafat pada tahun 93 H dalam usia lebih 103
tahun.

4. Aisyah
Aisyah putri Abu Bakar Ash-Shiddiq teman dekat Rasulullah. Ia lahir dua tahun
setelah Nabi diutus sebagai Rasul, dinikahi Nabi pada usia enam tahun dan berkumpul
sebagai suami istri pada usia 9 tahun, yaitu pada bulan Syawal tahun 1 H. Dialah satu-satunya
istri Nabi yang masih gadis. Inilah diantara hikmahnya mengapa Nabi mengawini seorang
gadis yang masih kecil. Karena ia seorang anak yang cerdas, jernih, dan polos pikirannya
sehingga ia banyak membawa agama dan banyak meriwayatkan hadits untuk disampaikan
kepada umat. Ia selain jenius, keras kemauannya untuk mengetahui hukum-hukum agama
juga sebagai istri Nabi yang sangat intim hubungannya dengan Nabi sehingga banyak dan
luas pengetahuannya tentang ilmu agama yang bersumberkan dari Al-quran dan hadis. Ia juga
menjadi tempat bertanya sebagai persoalan agama di kalangan sahabat. Ia masih hidup
selama 39 tahun setelah wafat Nabi.
Diantara sifat keistimewaan yang dimilikinya adalah mempelajari bahasa,syair,
ilmu kedokteran, ansab ( keturunan ), dan hari-hari Arab. Az-Zhuhri berkata :”Jika ilmu
Aisyah digabungkan dengan ilmu-ilmu semua istri Nabi dan seluruh wanita tentu ilmu Aisyah
lebih utama”. Urwah juga berkata :” aku tidak melihat seorang sahabat yang lebih mengetahui
tentang ilmu kedokteran, Syair, dan Fikih daripada Aisyah”.
Jumlah hadis yang diriwayatkan Aisyah sebanyak 2.210 buah hadits,Imam Al-
Bukhari meriwayatkan darinya sebanyak 54 buah hadis dan Muslim meriwayatkan sebanyak
68 buah hadits. Dia banyak meriwayatkan hadits daripada sahabat seperti bapaknya sendiri
Abu Bakar, Umar, Sa’ad bin Abi Waqqash, Usaidi bin Khudhair, dan lain-lain. Demikian juga
banyak kalangan sahabat dan tabi’in yang mengambil hadits dari padanya, diantaranya dari
kalangan sahabat wanita adalah Aisyah binti Thalhah, Amrah binti Abdurrahman dan Hafsah
binti Sirin.
Ia meninggal pada tahun 57 H/668 M pada bulan Ramadhan sesudah melakukan
shalat witir.
5. Abdullah bin abbas
Abdullah bin Abbas adalah saudara sepupu Rasulullah SAW. Ia lahir 3 tahun
sebelum Hijriyah dan ia baru berumur 13 tahun pada waktu Nabi wafat. Ia salah seorang yang
mendapat doa dari Nabi dan dikabulkan Allah hingga ia dikenal sebagai ilmuwan, ahli fiqih,
fatwa, dan periwayatan. Dia duduk satu hari mengajar fiqih, satu hari untuk tafsir, satu hari
tentang peperangan, satu hari tentang syair dan satu hari tentang hari-hari Arab. Aku tidak
melihat seorang alim yang duduk di hadapannya melainkan tunduk hormat kepadanya dan
tidak ada seorang penanya melainkan mendapat ilmu darinya.
Jumlah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas sebanyak 1 buah hadis.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan darinya sebanyak 120 buah hadis dan Imam Muslim
sebanyak 49 buah hadis. Beliau banyak menerima hadis dari Rasulullah dan dari para
sahabat. Diantara para sahabat ialah ibunya sendiri Al- Fadhil, bibinya Maimunah, dll. Dan
para tabi’in ialah Abu Umamah bin Sahl, Sa’ad bin Al-Musayyab, Abdullah bin Harts, dll.
Beberapa faktor yang menyebabkan ia banyak meriwayatkan hadis adalah sebagai
berikut:
a. Hubungan keluarga dengan Nabi sangat dekat.

b. Keras kemauannya untuk menuntut ilmu-ilmu agama terutama hadis dari Rasulullah.

c. Rajin menemui para sahabat untuk mendapatkan hadis-hadis dari Rasulullah.

d. Mendapat doa dari Rasulullah: “Ya Allah ajarkan ia akan hikmah”.


E. Sesudah Nabi wafat, ia masih hidup dalam tempo waktu yang lama, yaitu 58 tahun.

F. Ia meninggal dunia di Thaif pada tahun 68 dalam usia 71 tahun setelah terkena sakit mata
beberapa waktu sebgaimana ayah dan kakeknya.
6. Jabir bin Abdullah
Jabir bin Abdullah bin Amr bin Haram Al-Anshari. Ia dilahirkan pada tahun 16
sebelum hijrah. Ayahnya adalah Abdullah bin Amr bin haram bin Tsa-labah Al- Khazraji Al-
Anshari Al-Salami. Ia adalah salah seorang di antara sahabat yang paling kecil pada waktu
itu. Ia juga banyak menghadiri peperangan bersama Rasulullah sebanyak 19 kali, terkecuali
perang Badar dan Uhud, di karena kan di larang oleh ayahnya. Tetapi setelah ayahnya
terbunuh dalam perang Uhud, ia tidak pernah ketinggalan dalam satu perang apapun.
Ketika ayahnya meninggal dunia, ayahnya meninggalkan juga anak perempuan yang
masih kecil dan utang yang banyak. Namun ia dapat menyelesaikan semua tanggung jawab
itu berkat perhatian Nabi. Jabir banyak menghadiri majelis-majelis Nabi dan banyak bertemu
para sahabat senior, di samping usiannya yang panjang setelah wafat Nabi sehingga
memungkinkan untuk mendapatkan banyak hadis dari Nabi. Ia menerima hadis-hadisnya
disamping dari Rasul SAW sendiri, juga dari para sahabat lainnya, seperti Abu Bakar, Umar,
Ali dan Abu Ubaidah, Thalhah, Muadz Ibn Jabal.
Jumlah hadis yang diriwayatkan Jabir sebanyak 1540 buah hadits. Al-Bukhari dan
Muslim sepakat meriwayatkan darinya sebanyak 60 buah hadis. Al-Bukhari sendiri
meriwayatkan sebanyak 126 buah hadits.
Ia wafat di Madinah pada tahun 74 H dalam usia 94 tahun dan ia adalah sahabat
yang terakhir meninggal di Madinah. Hadis yang paling shahih sanad- Nya adalah hadis yang
diriwayatkan dari penduduk Mekah melalui jalur Sufyan bin Uyaynah dari Amr bin Dinar
dari Jabir bin Abdullah.

B. BIOGRAFI PERAWI HADIS TERKENAL

1. Al-Bukhari
Nama Al-bukhari ( Putera daerah Bukhara ) adalah Abu Abdullah Muhammad bin
Isma’il bin Ibrahim bin Bardizhbah Al-Yafi’i Al-Bukhori. Beliau dilahirkan pada hari Jum’at,
13 Syawal 194 H (810 M) di sebuah kota bernama Bukhara.
Beliau mulai belajar hadits sejak di bawah usia 10 tahun pada tahun 210 H. Beliau
hafal sebanyak 100.000 buah hadits shahih dan 200.000 hadits yang tidak shahih. Beliaulah
yang pertama kali menghimpun hadits shahih ke dalam buku yang diberi nama Al-Jami Ash-
Shahih li Al-Bukhari. Buku ini ditulis selama 16 tahun yang beliau dengar lebih dari 70.000
perawi melalui penelitian yang tekun dan berhati-hati. Setiap akan menulis hadits beliau
mandi dan shalat istikharah 2 rakaat terlebih dahulu.
Diantara kelebihan daya ingat ( Dhabith ) dan kecerdasan Imam Al-Bukhari mampu
mengembalikan dan menerapkan kembali 100 pasangan sanad hadits pada matan
yang sengaja diacak oleh 10 ulama Baghdad dalam rangka menguji kapasitas daya ingat dan
intelektual Al-Bukhari dalam hal periwayatan hadits. Semua itu dapat dijawab oleh Al-
Bukhari dengan lugas dan dikembalikan sesuai dengan porsinya semula.
Para ulama yang mengambil hadis darinya antara lain, yang populer adalah At-
Tirmidzi, Muslim, An-Nasa’i, Ibrahim, dll. Beliau meninggal dunia 1 Syawal 256H/31
Agustus 870 M pada hari Jum’at malam Sabtu malam Hari Raya Idul Fitri dalam usia 62
Tahun kurang 13 hari disamarkan.
Karya-karyanya antara lain, Al- jami’ Al musnad Al shohih Al- mukhtasr min ummur
rasulilah wa sunnanih wa ayyamihi, birru Al- walidain, Al-tarikhu Al-Ausath,dll.

2. Imam Muslim
Nama lengkapnya adalah Abu Husain Muslim bin Al-Hajaj Al-Quraisyi An-Naisaburi.
Beliau dilahirkan di Naisabur pada tahun 204 H/820 M, yaitu kota kecil yang terletak di
negara Iran. Sejak kecil beliau belajar hadits ke beberapa guru diberbagai negara antaranya
Hijaz, Syam, Irak, dll. Beliau seorang yang sangat berhati-hati, teguh pendirian, wara’,
dan makrifah.
Buku yang ia tulis adalah Shahih Muslim berisikan 4.000 hadits yang
merupakan hasil penyeleksian dari 12.000 hadis yang dihitung secara berulang. Buku itu
disusun selama 12 tahun. Para ulama berpendapat bahwa kedua Shahih Al-Bukhari dan
Shahih Muslim keduanya merupakan kitab yang paling shahih setelah Alqur’an. Ada juga
yang berpendapat bahwa Shahih al-Bukhari lebih shahih, sedangkan Shahih Muslim lebih
indah sistematika penulisannya.
Karya-karyanya antara lain: Shahih Muslim, Al-Musanad Kabir, AL-Jami’ Al-Kabir,
Muhadlramin, dll.Beliau meninggal di Naisabur pada tahun 261 H/875 M dalam usia 55
tahun.
3. Abu Dawud
Nama lengkapnya Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy’ats bin Ishaq As-Sijistani. Sijistan
adalah suatu daerah yang terletak antara Iran dan Afghanistan, tempat kelahiran beliau pada
tahun 202 H/817 M. Sama halnya Al-Bukhari dan Muslim beliau juga berkelana mencari ilmu
dan berguru hadits dari beberapa ulama hadits. Diantaranya Khurasan, Ravy, Harat, dll.
Abu Dawud bukan hanya sebagai perawi, penghimpun, dan penyusun hadits tetapi
juga sebagai seorang yang ahli hukum yang handal dan kritikus hadis yang baik.
Di antara karyanya Sunan Abul Dawud di dalamnya banyak mengandung pembahasan
fiqih. Buku ini berisikan 5 buah hadits yang secara berulang- ulang dan kemudian diseleksi
lagi menjadi 4 buah hadits. Di dalamnya terdapat hadits shahih, hasan, dan dhaif, namun ia
jelaskan semua kedudukan hadis tersebut. Beliau meninggal di Bashrah pada tanggal 16
Syawal 275 H/ M.

4. At-Tirmidzi
Nama lengkapnya Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah di lahirkan di Tirmidzi,
sebuah kota kecil di pinggir utara Sungai Amudaria, sebelah utara Iran. Beliau lahir di kota
tersebut pada bulan Dzulhijjah 200 H/824 M. Beliau banyak meriwayatkan hadis dari ulama
hadits pada masanya, di antaranya Al-Bukhari, Muslim, dan Ismail bin Musa As-Sudi.
Di antara karyanya adalah kitab Sunan atau yang di sebut Jami At-Tirmidzi, menurut
penelitian Ahmad Muhammad bin Syakir, kitab ini memuat sekitar 3 hadits. Di dalam kitab
ini ia mengklasifikasikan kualitas hadits menjadi shahih, hasan dan dhaif.
Buku-buku karya lainnya seperti Al-‘Ilal, Asy-Syamail, Asma’ Ash-Shahabah, dll.
Beliau meninggal dunia pada tahun 279 H/ 892 M bulan Rajab di Tirmidz setelah sakit mata
pada akhir hayatnya.

5. Imam Ahmad
Nama aslinya adalah Abu Abdillah bin Muhammad bin Hanbal Al-Marwazy.
Bapaknya adalah seorang mujtahid yang hidup di Bashrah. Imam Ahmad lahir pada tanggal
20 Rabi’ul Awwal 164 H ( 780 M ). Beliau memiliki sifat wara’ ( berhati-hati dalam masalah
haram ) dan dhabith ( memiliki memori daya ingat ) yang sempurna. Beliau hafal 1.000 buah
hadits.
Di antara gurunya adalah Sufyan bin Uyainah, Asy-Syafi’i, Yahya bin Said Al-
Qathan, dll. Sedangkan para ulama yang yang meriwayatkan hadits darinya, di antara-Nya
Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dll. Beliau adalah salah seorang pendiri empat madzhab
yang dikenal dengan nama madzhab Hanabilah ( Hanbali ).
Banyak karya beliau, diantaranya Musnad Imam Ahmad yang berisikan 30 buah
hadits dan 10 buah hadis secara berulang ulang. Beliau meninggal di Baghdad pada hari
jum’at 241 H ( 855 M ) dan di kebumikan di Marwaz. Yang istimewa kala ia meninggal,
jenazahnya di antar oleh sekitar 800 orang laki- laki dan 60 orang perempuan dan 20 orang
didalamnya yakni orang Nasrani, Yahudi dan Majusi yang masuk Islam.

6. An- Nasa’i
Nama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Amir bin Amru bin Al-Harits. Beliau
dilahirkan pada tahun 215 H di kota Nasa’ yang masih termasuk wilayah Khurasan. Ia mulai
mengembara untuk mempelajari hadits dari usia lima belas tahun.
Di antara karyanya Al-Muwatha. Beliau himpun 100 hadits lebih dari 1. Ahli hadits
selama 40 tahun dan dipresentasikan 70 ulama ahli fiqh di Madinah. Sebagai muhad di sini
menilai, bahwa beliau lebih hafidh dan lebih tinggi pengetahuannya dibanding dengan Imam
Muslim di bidang hadis. Guru guru beliau antara lain Qutaiban bin Sa’id, Ishaq bin Ibrahim
dan Imam-imam hadis dari Khurasan, Hijaz, Irak, dan Mesir. Beliau meninggal pada tahun
303 H/915 M di Madinah.

7. Ibnu Majah
Ibnu Majah Ibnu Majah termotivasi untuk menuntut ilmu, dan tidak puas jika hanya
tinggal di negerinya. Beliau pun mengadakan rihlah ilmiahnya ke sekitar negeri tetangga,
beliau mendengarkan hadits dari negeri tetangga tersebut.
Beliau adalah seorang tsiqah, berwibawa dan banyak meriwayatkan hadist. Ibnu
Majah meniti jalan ahli ilmu pada zaman tersebut, yaitu mengadakan rihlah dalam rangka
menuntut ilmu. Maka beliau pun keluar dan meninggalkan negerinya untuk mendengarkan
hadist dan mendapatkan ilmu. Bakat dan minatnya di bidang hadist makin besar. Hal inilah
yang membuat beliau berkelana ke beberapa daerah dan negeri guna untuk mencari,
mengumpulkan, dan menulis hadits.
Kutub al-sittah ini termasuk kitab yang terbagus penulisan dan penyusunannya,
paling banyak benarnya dan sedikit kesalahannya, paling banyak faedahnya, paling mudah
kesukarannya, paling baik penerimaan disisi orang pro dan kontra dan paling penting
posisinya dikalangkan semua orang.
Masing-masing kitab yang enam tersebut memiliki ciri khas yang hanya diketahui
oleh orang yang ahli dibidang hadist, sehingga kitab-kitab tersebut dikenal oleh manusia dan
tersebar diseluruh pelosok negeri islam dan pemanfaatannya menjadi besar serta para
penuntut ilmu berusaha keras untuk mendapatkannya dan memahaminya.
Banyak sekali karya tulis berupa syara ta’liq terhadap kitab-kitab tersebut.
Sebagiannya mengkaji tentang mengenal isi kandungan dari matan-matan hadist yang termuat
didalamnya, dan sebagian yang lain mengkaji tentang mengenal kandungan sanad-sanadnya,
sebagian yang lain mengkaji tentang gabungan semua itu.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang kami,buat kami telah mebuat kesimpulan bahwa ulama
hadits itu terbagi dua fase pengembangan, yaitu pertama fase dikalangan para sahabat
dan yang kedua di kalangan para perawi hadits yang terkenal. Kemudian selain itu
dari makalah kami, kami menyimpulkan bahwa sifat dan perilaku para ulama saat itu
sudah tepat untuk dijadikan perawi hadits karena kelebihan- kelebihan yang mereka
miliki.

B. Saran
Saran dari kami adalah bahwa kita terutama para kaum muda muslim dan
muslimat, jangan pernah malu untuk mempelajari ilmu tentang hadits ataupun
menghafalnya, karena banyak pelajaran yang kita dapat jika kita mempelajarinya.
Salah satu pelajarannya yaitu mengenai sejarah pengembangan ilmu keislaman
tentang hukum syara yang di keluarkan oleh Rasulullah sebagai pemimpin umat islam
terdahulu, agar kita dapat mencontoh sifat dan cara pandang beliau menghadapi
permasalahan. Selain itu yang terpenting kita dapat mengetahui lebih dalam ilmu
keislaman dari hadits, agar kita dapat membedakan mana perbuatan yang dilarang dan
diperbolehkan dalam sudut pandang Islam.

Anda mungkin juga menyukai