Disusun Oleh :
Badriyah (21.01.01.0077)
i
i
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Akhlak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam
kaitan ini pula peranan pendidikan agama Islam di kalangan umat Islam termasuk
kategori manifestasi dan cita-cita hidup Islam dalam melestarikan dan
mentranformasikan nilai-nilai Islam kepada pribadi generasi penerusnya. Moral
yang terbimbing dalam naungan Ilahiyah akan melahirkan etika yang lurus dan
terarah. Untuk itu nilai-nilai Islam yang formulasikan dalam cultural relegius
tetap berpungsi dan berkembang di masyarakat dari masa ke masa. Untuk itu
pendidikan yang mengarah kepada pembinaan akhlak sangat perlu diberikan
dalam pengajaran dan pendidikan baik formal, non formal maupun internal.
Dalam kaitan ini, menurut Manna‟ al-Qatthon bahwa sistem belajar
mengajar yang tidak memperlihatkan tingkat pemikiran yang diajar/dididik
(tullab) dalam tahapan-tahapan pengajaran, bentuk-bentuk bagian yang bersifat
menyeluruh dalam perpindahan dan yang umum menuju yang khusus atau tidak
memperhatikan pertumbuhan aspek-aspek kepribadian yang bersifat intelektual,
rohani dan jasmani, maka ia adalah sistem pendidikan yang gagal yang tidak
memberi hasil ilmu pengetahuan kepada umat, selain hanya menambah kebekuan
dan kemunduran.
Di antara mempelajari Tasawuf adalah untuk membentuk akhlak yang
baik, hati yang bersih, berbuat ikhlas, bersikap khusyu, sehat, tawakkal,
muqorobah, muroqobah, dan seluruh sifat yang terpuji. Lebih dari itu Tasawuf
harus dipahami, dihayati serta dirasakan sebagai sutu kebutuhan dan kenikmatan.
Itu semua merupakan bagian dari nilai-nilai urgensi mempelajari Akhlak dan
Tasawuf
1
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka
dapat dirumuskan:
a. Siapakah tokoh-tokoh Tasawuf?
b. Apakah ajaran-ajaran Tasawuf?
c. Apakah prinsip-prinsip Tasawuf?
d. Apakah manfa‟at ilmu Tasawuf?
e. Apa tujuan Tasawuf?.
1.3.Tujuan Penulisan
Berpijak dari hal di atas maka dalam tulisan ini akan diekplorasi secara
luas tentang:
a. Untuk mengetahui tokoh-tokoh Tasawuf.
b. Untuk mengetahui ajaran-ajaran Tasawuf.
c. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Tasawuf.
d. Untuk mengetahui manfa‟at ilmu Tasawuf.
e. Tujuan Tasawuf.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Tokoh-Tokoh Tasawuf
3
4
“Selama beberapa waktu aku tertimpa persoalan ini (para sufi), sementara aku
tidak nisa menerimanya (menerima dengan yakin), kecuali disertai dua saksi yang
adil yaitu Al-Qur‟an dan Hadist.
4. Haris Al-Muhasibi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Al-Haris bin Asad Al-Basri Al-
Muhasibi. Dia lahir di Basrah pada tahun 165 H/781 M. Selagi masih kecil Ia
pindah ke Bagdad, disana Ia kemudin belajar hadist dan teologi. Ia meninggal di
sana tahun 243 H/857 M. Ajaran-ajaran dan tulisannya memberikan pengaruh
yang kuat dan luas kepada ahli-ahli sufi sesudahnya. Khususnya kepada Abu
Hmid Al-Ghazali. Dia adalam seorang ulama yang termasyhur dalam ilmu usul
dan ilmu akhlak. Menurut Al-Tafzani, dalam kalangan pasa sufi dialah yang
pertama kali membahas masalah moral dan hal-hal yang berkaitan dengannya
seperti: jiwa, tautan, sabar, tawakkal, takwa, dan lain-lain. Dia digelari Al-
Muhasibi karena suka mengadakan introspeksi. Menurut Al-Qusyairi dalam hal
ilmu sifat wara‟ dan pergaulannya yang terpelihara baik.
5. Zu Al-Nun Al-Misri
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Farid Sauban bin Ibrahim Zu Al-Nun Al-
Misri. Ia lahir di Ekhmim yang terletak di kawasan Mesir hulu pada tahun 155
H/770 M. Beliau meninggal pada tahun 245 H/860 M di Cairo, menurut biografi
para sufi, pada masanya ia terkenal keluasan ilmunya, kerendahan hatinya, dan
budi pekerti yang baik.
6. Abu Yazid Al-Bustami
Nama lengkapnya adalah Abu Yazid bin Isa bin Syurusan Al-Bustami. Ia
lahir sekitar tahun 200 H/814 M. di Bustam. Bagian timur laut Persia. Di Bustam
ini pula Ia meninggal pada tahun 261 H/875 M.
7. Junaid Al-Bagdadi
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Qasimal-Junaid bin Muhammad Al-
Khazzar Al-Nihawandi. Ia adalah putra seorang pedagang dan keponakan Surri
Al-Saqti serta teman akrab Haris Al-Musabihi. Dan meninggal di Bagdad pada
tahun 297 H/910 M.
7
2. Al-Hawari
Nama lengkapnya Abu Isma‟il Abdullah bin Muhammad bin Ali bin
Muhammad bin Ahmad Ali bin Ja‟far bin Mansur bin Matta Al-Anshari Al-
Harawi. Beliau adalah tokoh Khurasan, keturunan sahabat Nabi Muhammad
SAW, yaitu Abu Ayyub Al-Anshari RA Ia juga seorang pemuka dalam ilmu
hadist ,tafsir, bahasa, dan Tasawuf dari kalangan madzhab Hambali yang penuh
semangat. Al-Hawari tokoh sufi yang lahir pada tahun 396 H dan wafat pada
tahun 481 H/1088 M di Herat.
3. Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin
Ta‟usi Ath-Syafi‟i Al-Ghazali. Secara singkat Ia dipanggil Al-Ghazali karena
dilahirkan di Ghazilah, suatu kota di Khurasan, Iran. Ia lahir pada tahun 450
H/1085 M. Beliau meninggal 14 Jumadil akhir 505 H/ 19 Desember 1111 M.
dalam usia 55 tahun.
Ajaran-ajaran Tasawuf Al-Ghazali diantaranya:
1. Ma‟rifat, di dalam tasawufnya al-Ghazali memilih tasawuf suni yang
berdasarkan Al-Qur‟an dan As-Sunnah, ditambah dengan doktrin ahlussunnal
wal jama‟ah.
2. As-Sa‟adah, menurut Al-Ghazali kelezatan dan kebahagiaan yang paling
tinngi adalah melihat Allah.
3. Suhrawardi
Nama lengkapnya adalah Umar bin Muhammad bin Abdullah bin
Muhmmad Suhrawardi. Ia adalah ahli fiqih yang terkemuka dalam madzhab safi‟i
seorang soleh dan wara‟, banyak berijtihad dalam urusan ibadat dan thariqat
terkenal di Irak sebagai orang yang sangat alim dan arif, berkelakuan baik,
mempunyai sifat-sifat yang mulia, sehingga Ia dimasukan kedalam golongan wali.
4. Ibn Al-Farid
Nama lengkapnya adalah Syarifudin Umar Abu Al Hasan „Ali. Beliau
lahir di Cairo pada tahun 576 H/1181 M, dan meninggal tahun 632 H/ 1233 M.
Beliau adalah sufi cinta ilahi yang paling menonjol, yang mendedikasikan
hidupnya untuk cinta dan menjadikan sebagai poros utama puisi-puisinya.
5. Jalaluddin Al Rumi
Nama lengkapnya adalah Jalaluddin Muhammad bin Muhammad Al
Baihaki A; Qunui. Lahir di Balkh tahun 664 H/1217 M, dan meninggal tahun 672
H/1273 M. Beliau dipandang sebgai pendiri tarekat al jalaliah atau al maulawiyah,
tarekat ini masih bisa didapatkan di daerah Turki dan Syiria. Beliau merupakan
sufi yang menganut faham kesatuan wujud yang didasari atas teori fana‟,
sebagaimana sufi-sufi sebelumnya. Beliau juga berpendapat tentang Nur
Muhammad yang menjadi dasar ma‟rifah semua Nabi ataupun wali. Beliau juga
seorang sufi yang diliputi rasa cinta sehingga mengantarkannya kepada kefanaan.
c. Taubat menurut istilah para ulama adalah: membersihkan hati dari segala
dosa.
d. Zuhud adalah: meninggalkan segala sesuatu yang menyibukan seseorang dari
Allah Swt, sifat ini sangat disukai Allah SWT dan Rasulullah SAW.
e. Tawakkal adalah: berserah diri kepada Allah SWT.
f. Syukur adalah: berterima kasih kepada-Nya dengan cara mengingat menyebut
nikmat dan mengagungkan-Nya.
g. Sabar ialah: menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginan demi mencapai
sesuatu yang baik atau (lebih baik), dari rasa gelisah, cemas dan amarah.
h. Ridho adalah: mempercayai dengan sungguh-sungguh bahwa apa yang
menimpa kita baik suka maupun duka itu adalah yang terbaik menurut Allah
SWT.
i. Fana‟ adalah: lenyap atau rusak, dalam Islam semua yang ada di alam
semesta ini akan mengalami kerusakan dan kebinasaan.
j. Cinta kepada Allah berarti memujinya saat melihat ciptaan-Nya.
k. Rindu (mahabbah) adalah kecintaan yang mendalam secara ruhiah kepada
Allah SWT.
l. Ikhlas adalah: suatu sikap untuk merelakan sesuatu yang kita anggap paling
baik dengan harapan mendapatkan ridho dari Allah SWT.
derajat ini kecuali dengan keilmuan yang dalam. Di mana seorang hamba
mengenal Allah dengan pengenalan yang betul-betul dalam, mulai dari mengenal
nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, kesempurnaan sifat-
Nya dan lainnya.
Kedua, hadist ini berisi tentang bagaimana kita mengarungi kehidupan
dunia ini. Bahwa kita hidup di dunia ini seperti orang asing yang dia yakin akan
kembali ke negri aslinya. Demikian pula ketika kita hidup di dunia ini yakin
bahwa kita akan kembali lagi kepada Allah SWT. Apa yang kita persiapkan?
Seperti orang asing yang hendak pulang, dia akan mempersiapkan dengan
persiapan yang baik. Oleh sebab itu hendaknya kita bersungguh-sungguh beramal
shaleh. Rasulullah SAW bersabda:
َ َّاك ودعى ج
َ ًفسك في الوىتي وإي
َ واعدُد،اعثُ ِدهللاَ كأًَّ َك تراٍ فئى لن ت ُكي تر ا ٍ فئًََّ يراك،
ْ وهي استطا ع هٌكن أ ى يشهد الصال،الوظلى م فئًَّوا تُستجا ب
تيي العشا ء والصثْح ولى
ْ َحث ًْى
افليَ ْفعَل
“Beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah, jika kamu
tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia yang melihatmu dan anggaplah
bahwa seakan-akan kamu hendak mati, jauhi dan hati-hati dari do’a orang-
orang yang di dzalimi, dan siapa di antara kalian yang mampu untuk shalat
subuh dan ‘isya berjamaah walaupun dia merangkak untuk mendatanginya,
hendaknya dia lakukan”.
Mengenali diri sendiri merupakan salah satu jalan mendekat kepada Allah
SWT. Rasuluulah SAW pernah bersabda: “Man ‘arofa nafsuhu faqod ‘arofa
robbahu”. Yang artinya “Barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal
Tuhan-Nya”.
dzikir saat bingung atau bertanya-tanya, pusatkan perhatian ke dalam diri dengan
berkonsentrasi di satu titik. Meditasi yaitu perjalanan kegiatan.
b. Fikr (Meditasi)
Saat pikiran bingung dan bertanya-tanya, pusatkan perhatian ke dalam diri dengan
berkonsentrasi di satu titik. Meditasi yaitu perjalanan kegiatan mental dari dunia
external menuju esensi diri.
c. Sahr (Bangkit)
Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai peroses mengembangkan kesadaran mata
dan telinga. Selain itu juga sebagai peroses mendengarkan hati, dan peroses
meraih akses menuju potensi diri yang tersembunyi. Merasakan lapar hati dan
pikiran untuk bertahan mencari dan mendapatkan suatu kebenaran. Proses ini
melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk tetap tabah dan sabar
mencari jati diri.
d. Ju’i (Merasa lapar)
Merasa lapar hari dan pikiran untuk bertahan mencari dan mendapatkan suatu
kebenaran. Peroses ini melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk
tetap tabah dan sabar mencari jati diri.
e. Shumt (Menikmati Keheningan)
Berhenti berfikir dan mengatakan hal yang tidak perlu. Kedua ini merupakan
peroses menenangkan lidah dan otak serta mengalihkan dari godaan eksternal
menuju Tuhan.
f. Shawm (Puasa)
Tidak hanya tubuh yang berpuasa melainkan fikiran juga. Proses ini termasuk
pasa fisik, bermanfaat untuk melepaskan diri dari hasrat dan keinginan otak serta
pandangan atau persepsi indera eksternal.
h. Khidmat (Melayani)
Khidmat adalah khusyu, sayahdu, hormat, takzim ketika mendengarkan
pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur‟an, ketika mendirikan shalat atau ketika kita
sedang munajat/berdo‟a kepada Allah SWT.
Tasawuf juga mengajarkan 5 ajaran pokok Tasawuf yaitu:
a. Wara’ yaitu menjauhkan diri dari segala hal yang buruk.
b. Zuhud ialah menghilangkan segala keinginan yang bersifat duniawi.
c. Faqr ialah Tidak membutuhkan dunia.
d. Alridho/Rido adalah tidak menentang qodho dan qodar Allah SWT.
e. Tobat yaitu memohon ampun kepada Allah atas segala dosa.
اى فَ ْليَ ْست َِج ْيث ُْىا ِل ْي َو ْليُؤْ ِهٌُ ْىا ِت ْي
ِ ِۙ ع
َ ََّاع اِذَا د ُ ْة ۗ ا ُ ِجي
ِ ْة دَع َْىج َ الد ٌ ع ٌِّ ْي فَ ِا ًِّ ْي قَ ِري ْ ساَلَ َك ِعثَاد
َ ِي َ َواِذَا
ُ لَعَلَّ ُه ْن يَ ْر
شد ُْو َى
Artinya:” Daan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kapadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-
Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ajaran pokok Taswuf adalah: Wara‟ yaitu: Menjauhkan diri dari segala
yang buruk. Zuhud ialah: Menghilangkan segala keinginan yang bersifat duniawi.
Faqr ialah: Tidak membutuhkan dunia. Al-Ridha/Ridha ialah: tidak menentang
qada dan qadar Allah SWT.
Tokoh-Tokoh Tasawuf pada abad ke I da ke II Hijriyah ialah: Hasan Al-
Basri, Ibrahim bin Adham, Sufyan Al-Sauri, dan Robi‟ah Al-Adawiyah.Tokoh-
tokoh Tasawuf terkemuka abad ke III dan ke IV Hijriyah adalah: Ma‟ruf Al-
Karhi, Abu Al-Hasan Surry Al-Saqti, Abu Sulaiman Al-Darani, Haris Al-
Muhsibi, Zu Ainun Al-Misri, Abu Yazid Al-Bustami, Junaid Al-Bagdadi, Al-
Hallaj, Abu Bakar Al-Syibli.
Tokoh-tokoh Tasawuf terkemuka abad ke V Hijriyah ialah: Al-Qusyairi,
Al-Hawari, Al-Ghazali.Tokoh-tokoh Taswuf terkemuka abad ke VI Hijriyah
adalah: Al-Suhrawardi, Muhyidin ibn „Arabi, Abd Al-Karim Al-Jilli, Ibn Al-
Farid, Jalaludin Al-Rumi.
Manfa‟at mepelajari tasawuf adalah: dapat selalu mengingatkan manusia
kepada kematian, membantu manusia dalam membersihkan diri dari pengaruh
materi, mempertinggi akhlak manusia, dan dapat menenangkan dan
menentramkan hati.
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat dijadikan pandangan, fikiran yang nantinya
dapat dijadikan sebuah referensi tentang keteladanan tokoh-tokoh Tasawuf
terkemuka yang memiliki tabi‟at yang baik dalam perjalanan hidupnya.
Untuk pembaca dan penulis hendaknya dapat mencontoh para sufi yang
keilmuan dan kepribadiannya patut kita teladani dan kita dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari mengenai sifat-sifat para tokoh-tokoh Tasawuf.
Semoga dengan adanya mempelajari ilmu tasawuf dapat bermanfa‟at dan
membawa kita ke jalan yang lebik baik lagi yang diridhoi Allah SWT. Aamiin.
16
DAFTAR PUSTAKA
17