Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AHLAK TASAWUF

TOKOH DAN AJARAN TASAWUF


Dosen Pengampu : Diyah Pratywi Setyowati, S.Pd, M.M.

Disusun Oleh :
Badriyah (21.01.01.0077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI NIDA EL-ADABI
2022

i
i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.


Alhamdulillah robbil „alamiin, Segala puji bagi Allah, atas rahmat dan
karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Tokoh dan Ajaran
Tasawuf” tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah
SAW, mudah-mudahan kita mendapatkan syafa‟at-Nya dari beliau di hari akhir
nanti.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Akhlak Tasawuf.
Dalam penyelesaian makalah ini kami mendapatkan bantuan serta
bimbingan dari ibu Diyah Pratywi Setyawati, S.Pd., M.M. Selaku Dosen mata
kuliah Akhlak Tasawuf dan dalam penyusunan makalah ini kami juga
memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua teman-teman yang sudah
memberikan kontribusinya dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.

Bogor, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1.Tokoh-Tokoh Tasawuf .................................................................................. 3
A. Tokoh Tasawuf Terkemuka pada Abad ke I dan ke II Hijriyah ................ 3
B. Tokoh-tokoh Tasawuf Terkemuka pada Abad ke III dan IV Hijriyah ........ 5
C. Tokoh-Tokoh Tasawuf Terkemuka pada Abad ke V Hijriyah ................... 7
2.2. Ajaran Tasawuf ........................................................................................ 9
2.3. Perinsip-perinsip Tasawuf. ................................................................. 11
2.4. Manfa‟at Ilmu Tasawuf .......................................................................... 13
2.5. Tujuan Tasawuf ...................................................................................... 14
BAB III PENUTUP............................................................................................... 16
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 16
3.2. Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Akhlak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam
kaitan ini pula peranan pendidikan agama Islam di kalangan umat Islam termasuk
kategori manifestasi dan cita-cita hidup Islam dalam melestarikan dan
mentranformasikan nilai-nilai Islam kepada pribadi generasi penerusnya. Moral
yang terbimbing dalam naungan Ilahiyah akan melahirkan etika yang lurus dan
terarah. Untuk itu nilai-nilai Islam yang formulasikan dalam cultural relegius
tetap berpungsi dan berkembang di masyarakat dari masa ke masa. Untuk itu
pendidikan yang mengarah kepada pembinaan akhlak sangat perlu diberikan
dalam pengajaran dan pendidikan baik formal, non formal maupun internal.
Dalam kaitan ini, menurut Manna‟ al-Qatthon bahwa sistem belajar
mengajar yang tidak memperlihatkan tingkat pemikiran yang diajar/dididik
(tullab) dalam tahapan-tahapan pengajaran, bentuk-bentuk bagian yang bersifat
menyeluruh dalam perpindahan dan yang umum menuju yang khusus atau tidak
memperhatikan pertumbuhan aspek-aspek kepribadian yang bersifat intelektual,
rohani dan jasmani, maka ia adalah sistem pendidikan yang gagal yang tidak
memberi hasil ilmu pengetahuan kepada umat, selain hanya menambah kebekuan
dan kemunduran.
Di antara mempelajari Tasawuf adalah untuk membentuk akhlak yang
baik, hati yang bersih, berbuat ikhlas, bersikap khusyu, sehat, tawakkal,
muqorobah, muroqobah, dan seluruh sifat yang terpuji. Lebih dari itu Tasawuf
harus dipahami, dihayati serta dirasakan sebagai sutu kebutuhan dan kenikmatan.
Itu semua merupakan bagian dari nilai-nilai urgensi mempelajari Akhlak dan
Tasawuf

1
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka
dapat dirumuskan:
a. Siapakah tokoh-tokoh Tasawuf?
b. Apakah ajaran-ajaran Tasawuf?
c. Apakah prinsip-prinsip Tasawuf?
d. Apakah manfa‟at ilmu Tasawuf?
e. Apa tujuan Tasawuf?.

1.3.Tujuan Penulisan
Berpijak dari hal di atas maka dalam tulisan ini akan diekplorasi secara
luas tentang:
a. Untuk mengetahui tokoh-tokoh Tasawuf.
b. Untuk mengetahui ajaran-ajaran Tasawuf.
c. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Tasawuf.
d. Untuk mengetahui manfa‟at ilmu Tasawuf.
e. Tujuan Tasawuf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Tokoh-Tokoh Tasawuf

A. Tokoh Tasawuf Terkemuka pada Abad ke I dan ke II Hijriyah


1. Hasan Al-Basri
Hasan Al-Basri nama lengkapnya Al-Hasan bin Abi Al-Hasan Abu Sa‟id .
Beliau dilahirkan di Madinah pada tahun 21 Hijriyah/542 Masehi. Ia meninggal di
Basrah pada tahun 110 H/723 M. Ia adalah putra Zaid bin Tsabit, seorang budak
yang tertangkap di Maisan kemudian menjadi sekretaris Nabi Muhammad SAW.
Ibunya adalah hamba sahaya Ummu Salamah, istri Nabi. Ia tumbuh dalam
lingkungan orang saleh yang mendalam pengetahuan agamanya. Dalam ajaran
sufi Hasan Al-Basri diakui salah satu tokoh yang paling besar pada masa awal
sejarahnya. Ia juga diketahui sebagai orator piawai sehinggga berbagai kata dan
ungkapan yang disampaikan banyak yang dikutip oleh pengarang-pengarang arab.
Hasan Basri adalah seorang Zahid yang termasyhur di kalangan Tabi‟in.
Prinsip ajarannya yang berkaitan dengan hidup kerohanian senantiasa diukurnya
dengan Sunnah Nabi. Di antara ucapan yang terkenal ialah: “Seorang faqih ialah
orang yang bersikap zuhud terhadap kehidupan duniawi yang tau terhadap
dosanya dan yang selalu beribadah kepada Allah SWT”.
2. Ibrohim bin Adham
Namanya dalah Abu Ishaq Ibrahim bin Adham, lahir di Balkh Darim
keluarga bangsawan Arab. Dalam legenda sufi, ia dikatakan sebagai seorang
pangeran yang meninggalkan kerajaannya, lalu mengembara ke arah Barat untuk
menjalani hidup sebagai seorang petapa sambil mencari nafkah yang halal
hinggga meninggal di negeri Persia kira-kira pada tahun 160 H/ 777 M.
Ibrohim bin Adam adalah salah seorang Zahid di Khurasan yang sangat
menonjol di zamannya. Dia lebih suka memakai baju bulu domba yang kasar dan
mengarahkan pandangannya ke negri Syam (Syiria), di mana ia hidup sebagai
penjaga kebun dan kerja kasar lainnya.

3
4

Kemudian di antara ucapan-ucapannya, dia pernah mengatakan:


“Ketahuilah, kamu tidak akan bias mencapai peringkat orang-orang saleh kecuali
setelah kamu melewati enam pos penjagaan”.
3. Sufyan Al-Sauri
Namanya adalah Abu Abdullah Sufyan bin Sai‟d bin Masruq al-Sauri al-
Kuhfi. Dia dilahirkan di Kuffah pada tahun 97 H/175 M, dan meninggal di Basrah
pada tahun 161 H/778 M. Dia adalah seorang tabi‟in pilihan dan seorang zahin
yang jarang ada tandingannya, bahkan merupakan seorang ulama hadist yang
terkenal, sehingga dalam merawah hadist dia dijuluki Amir Al-Mu‟minin dalam
hal hadist. Mula-mula ia belajar dari ayahnya sendiri, kemudian dari banyak
orang-orang pandai di masa itu sehingga akhirnya ia menjadi seorang ahli dalam
bidang hadist dan biologi.
Sufyan Al-Sauri sempat beguru kepada Hasan Basri, sehingga fatwa-fatwa
gurunya tersebut banyak mempengaruhi jalan hidupnya. Sufyan Al-Sauri
termasuk zahid yang sangat berani, tidak takut dibunuh dalam mengemukakan
kritik terhadap penguasa, beliau sangat mencela kehidupan penguasa yang sangat
bergelimang dalam kemewahan. Di antara ucapan-ucapannya dalam memberi
nasehat itu ialah, “Supaya jangan rusak agamamu”.
4. Robi’ah Al-Adawiyah
Nama lengkapnya adalah Ummu Al-Khair Rabi‟ah binti Isma‟il Al-
Adawiyah Al-Qisiyah. Dia lahir di Basrah pada tahun 97 H/713 M, lalu hidup
sebagai hamba sahaya keluarga Atik, dia berasal dari keluarga miskin dan dari
kecil ia tinggal di kota kelahirannya.
Robi‟ah Al-Adawiyah yang seumur hidupnya tidak pernah menikah,
dipandang mempunyai saham yang besar dalam memperkenalkan konsep cinta
khas sufi ke dalam mistisisme dalam Islam.
Isi pokok ajaran Tasawuf Robi‟ah adalah tentang cinta. Karena itu, dia
mengabdi, melakukan amal soleh bukan karena takut masuk neraka atau
mengharap masuk surga, tetapi karena cintaya kepada Allah, dan cinta itu pula
yang membuat ia sedih dan menangis karena takut terpisah dari yang dicintainya.
5

B. Tokoh-tokoh Tasawuf Terkemuka pada Abad ke III dan IV Hijriyah


1. Ma’ruf Al-Karkhi
Namanya adalah Abu Mahfudz Ma‟ruf bin Firus al-Karkhi. Ia berasal dari
Persia, namum hidupnya lebih lama di Bagdad, yaitu pada masa pemerintahan
Harun Al-Rasyid. Ia meninggal di kota ini juga pada tahun 200 H/815 H.
Ma‟ruf di kenal sebagi sufi yang selalu diliputi rasa rindu kepada Allah,
sehingga Ia di golongkan ke dalam kelompok Aulia‟. Ia dipandang sangat berjasa
dalam meletakan dasar-dasar tasawuf. Dan Ia adalah orang yang pertama
mengembangkan tasawufnya dalam faham cinta yang dibawa oleh Rabi‟ah Al-
Adawiyah.
Di antara ajaran Tasawufnya, Al-Karkhi pernah berkata, “Seorang sufi
adalah tamu Tuhan di dunia ini, dan oleh karena itu ia berhak mendapat sesuatu
yang diberikan kepada tamu, ia berhak dilayani sebagai tamu, tetapi tidak sekali-
kali berhak mengemukakan kehendak keinginannya”.
2. Abu Al-Hasan Surri Al-Saqti
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Hasan Surri Al-Muglisi Al-Saqti. Dia
adalah murid Ma‟ruf al-Kahrki dan paman al-Junaidi dan merupakan seorang
tokoh sufi terkemuka di Bagdad. Dia mencari nafkah dengan cara berdagang
barang-barang bekas dan meninggal pada tahun 253 H/ 867 M dalam usia 98
tahun.
Dalam sejarah sufi ia terkenal sebagai pelopor dalam membahas soal
“Tauhid”. Di samping itu Ia pun menjadi imam masjid Bagdad. Diantara kata-kata
yang menggambarkan tentang akhlak dan pendidikan moral ialah, “Kekuatan
paling dahsyat adalah nafsu, karena itu hendaklah kau mampu mengendalikannya.
Dan barang siapa tidak mampu megendalikan dirinya, niscaya dia lebih tidak
mampu lagi mengendalikan orang lain”.
3. Abu Sulaiman Al-Darani
Nama lengkapnya adalah Abu Sulaiman Abrurrahman bin Uthbah Al-
Darani. Ia lahir di Daran, sebuah kampung di Damaskus, dan meninggal pada
tahun 215 H/830 M. Dia adalah murid Ma‟ruf dan merupakan tokoh sufi
terkemuka. Dalam sejarah Al-Darani terkenal sebagai salah seorang sufi yang
banyak membahas tentang ma‟rifah dan hakikah. Hakikah menurut Sulaiman Al-
Darani, berkaitan erat dengan syari‟ah. Hal ini ditegaskan dalam upayanya,
6

“Selama beberapa waktu aku tertimpa persoalan ini (para sufi), sementara aku
tidak nisa menerimanya (menerima dengan yakin), kecuali disertai dua saksi yang
adil yaitu Al-Qur‟an dan Hadist.
4. Haris Al-Muhasibi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Al-Haris bin Asad Al-Basri Al-
Muhasibi. Dia lahir di Basrah pada tahun 165 H/781 M. Selagi masih kecil Ia
pindah ke Bagdad, disana Ia kemudin belajar hadist dan teologi. Ia meninggal di
sana tahun 243 H/857 M. Ajaran-ajaran dan tulisannya memberikan pengaruh
yang kuat dan luas kepada ahli-ahli sufi sesudahnya. Khususnya kepada Abu
Hmid Al-Ghazali. Dia adalam seorang ulama yang termasyhur dalam ilmu usul
dan ilmu akhlak. Menurut Al-Tafzani, dalam kalangan pasa sufi dialah yang
pertama kali membahas masalah moral dan hal-hal yang berkaitan dengannya
seperti: jiwa, tautan, sabar, tawakkal, takwa, dan lain-lain. Dia digelari Al-
Muhasibi karena suka mengadakan introspeksi. Menurut Al-Qusyairi dalam hal
ilmu sifat wara‟ dan pergaulannya yang terpelihara baik.
5. Zu Al-Nun Al-Misri
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Farid Sauban bin Ibrahim Zu Al-Nun Al-
Misri. Ia lahir di Ekhmim yang terletak di kawasan Mesir hulu pada tahun 155
H/770 M. Beliau meninggal pada tahun 245 H/860 M di Cairo, menurut biografi
para sufi, pada masanya ia terkenal keluasan ilmunya, kerendahan hatinya, dan
budi pekerti yang baik.
6. Abu Yazid Al-Bustami
Nama lengkapnya adalah Abu Yazid bin Isa bin Syurusan Al-Bustami. Ia
lahir sekitar tahun 200 H/814 M. di Bustam. Bagian timur laut Persia. Di Bustam
ini pula Ia meninggal pada tahun 261 H/875 M.
7. Junaid Al-Bagdadi
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Qasimal-Junaid bin Muhammad Al-
Khazzar Al-Nihawandi. Ia adalah putra seorang pedagang dan keponakan Surri
Al-Saqti serta teman akrab Haris Al-Musabihi. Dan meninggal di Bagdad pada
tahun 297 H/910 M.
7

Al-Junaid menandaskan bahwa Tasawuf berarti: “Allah akan menyebabkan kau


mati dari dirimu sendiri dan hidup di dalam-Nya”. Al-Junaid menganggap bahwa
tasawuf merupakan penyucian dan pejuangan kejiwaan yang tak habis-habis.
8. Al-Hallaj
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Mugis Al-Husain bin Mansur bin
Muhammad Al-Badawi, lebih dikenal dengan nama Al-Hallaj. Dia lahir pada
tahun 244 H/858 M di Tur.
Pada waktu usia 16 tahun Ia pernah berguru kepada Sahi bin Abdullah Al-
Tusturi, salah seorang tokoh sufi terkenal pada abad ke tiga Hijriah. Tetapi setelah
dua tahun belajar kepadanya dengan latihan-latihan berat, ia pergi ke Basrah dan
dari sini ia pergi ke Bagdad. Al-Hallaj adalah seorang alim dalam ilmu agama
Islam, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Suraij, Ia adalah seorang yang hafal Al-
Qur‟an dan sarat dengan pemahamannya, serta menguasai ilmu fiqih dan hadist,
serta tidak diragukan lagi keahliannya dalam ilmu Tasawuf.
9. Abu Bakr Al-Syibli
Nama lengkapnya adalah Abu Bakr Dulaf bin Jahdar Al-Syibli.
Keluarganya berasal dari Khurasan, tetapi Ia sendiri dilahirkan di Bagdad. As-
Syibli meninggal pada tahun 334H/946M. Dalam usia 87 tahun. Al-Syibli adalah
seorang yang tidak pernah mengeluh menghadapi kehidupan.

C. Tokoh-Tokoh Tasawuf Terkemuka pada Abad ke V Hijriyah


1. Al-Qusyairi An-Naisabury
Nama lengkapnya adalah Abdul Karim bin Hawazin bin Abdul Malik bin
Thalhah bin Muhammad An-Naisaburi. Ia lebih dikenal dengan nama Abdul
Karim Al-Qusyairi karena Ia berasal dari keturunan kabilah Arab Al-Qusyairi bin
Ka‟ab yang pindah ke kurasan pada masa dinasti Umawi. Al-Qusyairi lahir pada
tahun 376 H di Istiwa, kawasan Nishafur, salah satu pusat ilmu pengetahuan pada
masanya.
Pemikiran Al-Qusyairi adalah:
1. Mengembalikan Tasawuf ke landasan Ahlussunnah.
2. Mengecam keras para sufi pada masanya.
3. Penyimpangan para sufi.
8

2. Al-Hawari
Nama lengkapnya Abu Isma‟il Abdullah bin Muhammad bin Ali bin
Muhammad bin Ahmad Ali bin Ja‟far bin Mansur bin Matta Al-Anshari Al-
Harawi. Beliau adalah tokoh Khurasan, keturunan sahabat Nabi Muhammad
SAW, yaitu Abu Ayyub Al-Anshari RA Ia juga seorang pemuka dalam ilmu
hadist ,tafsir, bahasa, dan Tasawuf dari kalangan madzhab Hambali yang penuh
semangat. Al-Hawari tokoh sufi yang lahir pada tahun 396 H dan wafat pada
tahun 481 H/1088 M di Herat.
3. Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin
Ta‟usi Ath-Syafi‟i Al-Ghazali. Secara singkat Ia dipanggil Al-Ghazali karena
dilahirkan di Ghazilah, suatu kota di Khurasan, Iran. Ia lahir pada tahun 450
H/1085 M. Beliau meninggal 14 Jumadil akhir 505 H/ 19 Desember 1111 M.
dalam usia 55 tahun.
Ajaran-ajaran Tasawuf Al-Ghazali diantaranya:
1. Ma‟rifat, di dalam tasawufnya al-Ghazali memilih tasawuf suni yang
berdasarkan Al-Qur‟an dan As-Sunnah, ditambah dengan doktrin ahlussunnal
wal jama‟ah.
2. As-Sa‟adah, menurut Al-Ghazali kelezatan dan kebahagiaan yang paling
tinngi adalah melihat Allah.

D. Tokoh-Tokoh Tasawuf Terkemuka pada Abad VI Hijriyah


1. Ibn Arabi
Nama lengkapnya adalah Muhammad ibn Ali ibn Ahmad ibn Abdullah
Ath-Thai‟ Al-Haitami. Ia lahir di Murcia, Andalusia Tenggara Sepanyol, pada
tanggal 17 Ramadhan 560 H/ 28 Juli 1163 M, dari keluarga berpangkat, hartawan,
dan ilmuwan. Tahun 620 H Ia tinggal di Hijaz dan meninggal di sana pada pada
tanggal 28 Rabu‟ul akhir 638 H/16 November 1240 M.
2. Abdul Karim Al-Jilli.
Nama lengkapnya adalah Abdul Karim ibn Ibrahim Al-Jilli. Ia lahir pada
tahun 767 H/1365 M, di Jillan (Gilan), sebuah provinsi di sebelah selatan Kaspia
dan wafat pada tahun 805 H/1417 M, (riwayat lain tahun 1403 M).
9

3. Suhrawardi
Nama lengkapnya adalah Umar bin Muhammad bin Abdullah bin
Muhmmad Suhrawardi. Ia adalah ahli fiqih yang terkemuka dalam madzhab safi‟i
seorang soleh dan wara‟, banyak berijtihad dalam urusan ibadat dan thariqat
terkenal di Irak sebagai orang yang sangat alim dan arif, berkelakuan baik,
mempunyai sifat-sifat yang mulia, sehingga Ia dimasukan kedalam golongan wali.
4. Ibn Al-Farid
Nama lengkapnya adalah Syarifudin Umar Abu Al Hasan „Ali. Beliau
lahir di Cairo pada tahun 576 H/1181 M, dan meninggal tahun 632 H/ 1233 M.
Beliau adalah sufi cinta ilahi yang paling menonjol, yang mendedikasikan
hidupnya untuk cinta dan menjadikan sebagai poros utama puisi-puisinya.
5. Jalaluddin Al Rumi
Nama lengkapnya adalah Jalaluddin Muhammad bin Muhammad Al
Baihaki A; Qunui. Lahir di Balkh tahun 664 H/1217 M, dan meninggal tahun 672
H/1273 M. Beliau dipandang sebgai pendiri tarekat al jalaliah atau al maulawiyah,
tarekat ini masih bisa didapatkan di daerah Turki dan Syiria. Beliau merupakan
sufi yang menganut faham kesatuan wujud yang didasari atas teori fana‟,
sebagaimana sufi-sufi sebelumnya. Beliau juga berpendapat tentang Nur
Muhammad yang menjadi dasar ma‟rifah semua Nabi ataupun wali. Beliau juga
seorang sufi yang diliputi rasa cinta sehingga mengantarkannya kepada kefanaan.

2.2. Ajaran Tasawuf


Sumber ajaran tasawuf adalah dari Al-Qur‟an dan Hadist. Al-Qur‟an
adalah kitab yang di dalamnya ditemukan sejumlah ayat-ayat yang berbicara
tentang ajaran tasawuf. Ajaran-ajaraan tentang Khauf, Roja‟, Taubat, Zuhud,
Tawakal, Syukur, Sabar, Ridho, Fana, Cinta, Rindu, Ikhlas, ketenangan dan
sebagainya, secara jelas diterangkan dalam Al-Qur‟an.
Al-Hadist juga banyak berbicara tentang kehidupan rohaniah, sebagaimana
yang diketahui oleh kaun Sufi setelah Rosulullah SAW.
a. Khauf adalah: takut kepada Allah SWT.
b. Roja‟ adalah: berharap kepada Allah SWT.
10

c. Taubat menurut istilah para ulama adalah: membersihkan hati dari segala
dosa.
d. Zuhud adalah: meninggalkan segala sesuatu yang menyibukan seseorang dari
Allah Swt, sifat ini sangat disukai Allah SWT dan Rasulullah SAW.
e. Tawakkal adalah: berserah diri kepada Allah SWT.
f. Syukur adalah: berterima kasih kepada-Nya dengan cara mengingat menyebut
nikmat dan mengagungkan-Nya.
g. Sabar ialah: menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginan demi mencapai
sesuatu yang baik atau (lebih baik), dari rasa gelisah, cemas dan amarah.
h. Ridho adalah: mempercayai dengan sungguh-sungguh bahwa apa yang
menimpa kita baik suka maupun duka itu adalah yang terbaik menurut Allah
SWT.
i. Fana‟ adalah: lenyap atau rusak, dalam Islam semua yang ada di alam
semesta ini akan mengalami kerusakan dan kebinasaan.
j. Cinta kepada Allah berarti memujinya saat melihat ciptaan-Nya.
k. Rindu (mahabbah) adalah kecintaan yang mendalam secara ruhiah kepada
Allah SWT.
l. Ikhlas adalah: suatu sikap untuk merelakan sesuatu yang kita anggap paling
baik dengan harapan mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Dalam Hadist populer yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim.


ٌ ‫ا ُ ْعثُ ِدهللاَ َكأ َ ًَّ َك ت ََراٍ َو ُك ْي فِي الدُّ ًْيا َكأ َ ًَّ َك غ َِري‬
‫ْة ْأو عا تِ ُر سثِيل‬
“Sembahlah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya”, dan juga sebuah
Hadist mengatakan, “Siapa yang kenal kepada dirinya, niscaya kenal dengan
Tuhan-Nya”, adalah menjadi landasan yang kuat bahwa ajaran-ajaran Tasawuf
tentang masalah rohaniah bersumber dari syari‟at Islam, seeperti yang dikutip
dari Muhammad Hafiun, Teori asal-usul Tasawuf.
Hadist di atas merupakan nasehat Nabi Muhammad Sallahu „alaihi
Wassalam kepada Ibnu Umar, faidah dari hadist di atas adalah:
Pertama, makna “seakan-akan melihat Allah” adalah beribadah dengan
keilmuan. Semakin dalam ilmu kita tentang Allah, maka kita beribadah kepada
Allah seakan-akan melihat Allah SWT. Maka seseorang tidak akan sampai kepada
11

derajat ini kecuali dengan keilmuan yang dalam. Di mana seorang hamba
mengenal Allah dengan pengenalan yang betul-betul dalam, mulai dari mengenal
nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, kesempurnaan sifat-
Nya dan lainnya.
Kedua, hadist ini berisi tentang bagaimana kita mengarungi kehidupan
dunia ini. Bahwa kita hidup di dunia ini seperti orang asing yang dia yakin akan
kembali ke negri aslinya. Demikian pula ketika kita hidup di dunia ini yakin
bahwa kita akan kembali lagi kepada Allah SWT. Apa yang kita persiapkan?
Seperti orang asing yang hendak pulang, dia akan mempersiapkan dengan
persiapan yang baik. Oleh sebab itu hendaknya kita bersungguh-sungguh beramal
shaleh. Rasulullah SAW bersabda:
َ ‫َّاك ودعى ج‬
َ ‫ًفسك في الوىتي وإي‬
َ ‫ واعدُد‬،‫اعثُ ِدهللاَ كأًَّ َك تراٍ فئى لن ت ُكي تر ا ٍ فئًََّ يراك‬،
ْ ‫ وهي استطا ع هٌكن أ ى يشهد الصال‬،‫الوظلى م فئًَّوا تُستجا ب‬
‫تيي العشا ء والصثْح ولى‬
ْ ‫َحث ًْى‬
‫افليَ ْفعَل‬
“Beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah, jika kamu
tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia yang melihatmu dan anggaplah
bahwa seakan-akan kamu hendak mati, jauhi dan hati-hati dari do’a orang-
orang yang di dzalimi, dan siapa di antara kalian yang mampu untuk shalat
subuh dan ‘isya berjamaah walaupun dia merangkak untuk mendatanginya,
hendaknya dia lakukan”.
Mengenali diri sendiri merupakan salah satu jalan mendekat kepada Allah
SWT. Rasuluulah SAW pernah bersabda: “Man ‘arofa nafsuhu faqod ‘arofa
robbahu”. Yang artinya “Barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal
Tuhan-Nya”.

2.3. Perinsip-perinsip Tasawuf.


Menurut ahli sufi, Propesor Angha dalam The Hidden Angels of Life,
perinsip tasawuf yang bisa dilakukan sebagai berikut:
a. Dzikir
peroses pemurniaan hati,pembersihan dan pelepasan. Orang-orang yang berdzikir
bertujuan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui do‟a dan melantunkan lafadz
12

dzikir saat bingung atau bertanya-tanya, pusatkan perhatian ke dalam diri dengan
berkonsentrasi di satu titik. Meditasi yaitu perjalanan kegiatan.
b. Fikr (Meditasi)
Saat pikiran bingung dan bertanya-tanya, pusatkan perhatian ke dalam diri dengan
berkonsentrasi di satu titik. Meditasi yaitu perjalanan kegiatan mental dari dunia
external menuju esensi diri.
c. Sahr (Bangkit)
Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai peroses mengembangkan kesadaran mata
dan telinga. Selain itu juga sebagai peroses mendengarkan hati, dan peroses
meraih akses menuju potensi diri yang tersembunyi. Merasakan lapar hati dan
pikiran untuk bertahan mencari dan mendapatkan suatu kebenaran. Proses ini
melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk tetap tabah dan sabar
mencari jati diri.
d. Ju’i (Merasa lapar)
Merasa lapar hari dan pikiran untuk bertahan mencari dan mendapatkan suatu
kebenaran. Peroses ini melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk
tetap tabah dan sabar mencari jati diri.
e. Shumt (Menikmati Keheningan)
Berhenti berfikir dan mengatakan hal yang tidak perlu. Kedua ini merupakan
peroses menenangkan lidah dan otak serta mengalihkan dari godaan eksternal
menuju Tuhan.
f. Shawm (Puasa)
Tidak hanya tubuh yang berpuasa melainkan fikiran juga. Proses ini termasuk
pasa fisik, bermanfaat untuk melepaskan diri dari hasrat dan keinginan otak serta
pandangan atau persepsi indera eksternal.

g. Khalwat (Bersunyi Diri)


Berdoa dalam kesunyian, baik secara ekternal maupun internal dan melepaskan
diri. Bersunyi sendiri tetap bisa juga dekat dengan orang lain atau di tengah orang
banyak.
13

h. Khidmat (Melayani)
Khidmat adalah khusyu, sayahdu, hormat, takzim ketika mendengarkan
pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur‟an, ketika mendirikan shalat atau ketika kita
sedang munajat/berdo‟a kepada Allah SWT.
Tasawuf juga mengajarkan 5 ajaran pokok Tasawuf yaitu:
a. Wara’ yaitu menjauhkan diri dari segala hal yang buruk.
b. Zuhud ialah menghilangkan segala keinginan yang bersifat duniawi.
c. Faqr ialah Tidak membutuhkan dunia.
d. Alridho/Rido adalah tidak menentang qodho dan qodar Allah SWT.
e. Tobat yaitu memohon ampun kepada Allah atas segala dosa.

2.4. Manfa’at Ilmu Tasawuf


Tasawuf merupakan salah satu cabang dari ilmu-ilmu utama yang ada
dalam Islam, di antaranya ada ilmu tauhid, ilmu fiqih, dan ilmu tasawuf. Tasawuf
sendiri sangan erat kaitananya dengaan akhlak, ikhlas, khusyuk, tawadu.
Muraqabah, mujahadah, sabar, rida, tawakkal, dan lain sebagainya. Untuk
mengetahui lebih lanjut, ada beberapa syarat dan manfa‟at ilmu Tasawuf:
a. Tasawuf harus mengetahui dan memahami: ilmu fikih dan tauhid. Fikih
adalah membahas mengenai shalat, puasa, zakat, dan haji. Tauhid membahas
mengenai I‟tiqad, seperti I‟tiqad mengenai ketuhanan, kerasulan, dan hari akhir.
b. Tasawuf dapar selalu mengingatkan manusia kepada kematian, salah satu
manfa‟at mempelajari ilmu tasawuf adalah agar umat Islam selalu senantiasa
mengingat kematian. Hal ini dimaksudkan agar manusia bisa selalu beribadah,
beramal saleh, dan menghindari diri dari perbuatan maksiat.
c. Tasawuf dapat membantu dalam membersihkan diri dari pengaruh
materi, dalam hidup, mengejar materi demi memenuhi kebutuhan hidup, memang
menjadi salah satu hal yang baik untuk dilakukan. Namun, tidak sedikit manusia
yang terlalu fokus mengejar materi sehinggga lupa dengan urusannya kepada sang
pencipta. Melalui tasawuf, manusia dapat membatasi dan menyeimbangkan
kehidupan materi daan spiritual dengan baik. Manusia dapat memenuhi kebutuhan
duniawi, namun juga selalu mengingat Allah dengan tetap menjalankan segala
ajaran dan perintahnya.
14

d. Tasawuf dapat mempertinggi akhlak manusia, tasawuf mengajarkan


manusia agar jadi pribadi yang berakhlak mulia dan menghilangkan segala akhlak
perbuatan tercela. Manusia yang dapat mengamalkan ilmu tasawuf dengan baik,
akan selalu memiliki hati bersih, suci, dan disinari oleh ajaran-ajaran Allah SWT
dan Rasulullah SAW.
e.Tasawuf dapat menenangkan dan menentramkan hati, sejatinya manusia
selalu di kelilingi oleh perasaan resah, gelisah, cemas, dan perasaan lain yang
dapat mengganggu ketentraman hati dan jiwa, semua hal itu dapat disembuhkan
melalui ajaran Islam yang dianjurkan oleh Allah SWT. Salah satunya ajaran
tasawuf. Sejatinya, tasawuf memang memiliki tujuan untuk menentramkan hati
dan jiwa.

2.5. Tujuan Tasawuf


Tujuan tasawuf tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup manusia
sebagaimana dijelaskan dalam ajaran Islam. Al-Qur‟an menegaskan bahwa
manusia diciptakan dengan suatu tujuan tertentu seperti: syahadah, ibadah,
khalifah, dan hasanah. Dalam shahih al-Bukhori dan shahih Muslim, disebutkan
menganai al-islam, al-iman, dan al-ikhsan. Hadist tersebut menegaskan bahwa
ketiga istilahnya membentuk suatu hierarki beragama. Seorang muslim tidak saja
dituntut untuk menjalankan al-islam dan al-iman, tetapi juga merealisasikan al-
ikhsan sebagai hierarki paling tinggi. Jadi Al-Qur‟an dan Hadist menghendaki
umat Islam dapat memantapkan ketauhidan dan ibadah dalam kerangka al-ikhsan,
dan mengemplementasikan tugas sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini demi
kebaikan dunia maupun akhirat kelak. Teori dasar dalam agama Islam tersebut
mendapat perhatian intens dari para ulama bahkan meraih perluasan makna dari
meraka. Para sufi dan filsuf tidak menampik teori dasar tersebut, dan karya-karya
mereka menjadi wujud nyata dari inpretasi terhadap teori dasar tersebut. Mereka
mengembangkan tujuan hidup manusia menjadi tujuan dari sebuah perjalanan
spiritual.
Dua sumber ajaran Islam, Al-Qur‟an dan Hadist merupakan sinyal kuat
bahwa manusia berpotensi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bertauhid
dan berma‟rifat kepada-Nya. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 186;
15

‫اى فَ ْليَ ْست َِج ْيث ُْىا ِل ْي َو ْليُؤْ ِهٌُ ْىا ِت ْي‬
ِ ِۙ ‫ع‬
َ َ‫َّاع اِذَا د‬ ُ ‫ْة ۗ ا ُ ِجي‬
ِ ‫ْة دَع َْىج َ الد‬ ٌ ‫ع ٌِّ ْي فَ ِا ًِّ ْي قَ ِري‬ ْ ‫ساَلَ َك ِعثَاد‬
َ ‫ِي‬ َ ‫َواِذَا‬
ُ ‫لَعَلَّ ُه ْن يَ ْر‬
‫شد ُْو َى‬
Artinya:” Daan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kapadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-
Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ajaran pokok Taswuf adalah: Wara‟ yaitu: Menjauhkan diri dari segala
yang buruk. Zuhud ialah: Menghilangkan segala keinginan yang bersifat duniawi.
Faqr ialah: Tidak membutuhkan dunia. Al-Ridha/Ridha ialah: tidak menentang
qada dan qadar Allah SWT.
Tokoh-Tokoh Tasawuf pada abad ke I da ke II Hijriyah ialah: Hasan Al-
Basri, Ibrahim bin Adham, Sufyan Al-Sauri, dan Robi‟ah Al-Adawiyah.Tokoh-
tokoh Tasawuf terkemuka abad ke III dan ke IV Hijriyah adalah: Ma‟ruf Al-
Karhi, Abu Al-Hasan Surry Al-Saqti, Abu Sulaiman Al-Darani, Haris Al-
Muhsibi, Zu Ainun Al-Misri, Abu Yazid Al-Bustami, Junaid Al-Bagdadi, Al-
Hallaj, Abu Bakar Al-Syibli.
Tokoh-tokoh Tasawuf terkemuka abad ke V Hijriyah ialah: Al-Qusyairi,
Al-Hawari, Al-Ghazali.Tokoh-tokoh Taswuf terkemuka abad ke VI Hijriyah
adalah: Al-Suhrawardi, Muhyidin ibn „Arabi, Abd Al-Karim Al-Jilli, Ibn Al-
Farid, Jalaludin Al-Rumi.
Manfa‟at mepelajari tasawuf adalah: dapat selalu mengingatkan manusia
kepada kematian, membantu manusia dalam membersihkan diri dari pengaruh
materi, mempertinggi akhlak manusia, dan dapat menenangkan dan
menentramkan hati.

3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat dijadikan pandangan, fikiran yang nantinya
dapat dijadikan sebuah referensi tentang keteladanan tokoh-tokoh Tasawuf
terkemuka yang memiliki tabi‟at yang baik dalam perjalanan hidupnya.
Untuk pembaca dan penulis hendaknya dapat mencontoh para sufi yang
keilmuan dan kepribadiannya patut kita teladani dan kita dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari mengenai sifat-sifat para tokoh-tokoh Tasawuf.
Semoga dengan adanya mempelajari ilmu tasawuf dapat bermanfa‟at dan
membawa kita ke jalan yang lebik baik lagi yang diridhoi Allah SWT. Aamiin.

16
DAFTAR PUSTAKA

Asmaran, Pengantar Study Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.


Labib: Memahami Ajaran Taswuf, Surabaya Bintang Usaha Jaya, 2001.
Munir Amin Samsul, Ilmu Tasawuf, Jakarta, Amzah, 2012.
http;//Santoson III.blogsport.co.id./2015/02/tokoh-tokoh Tasawuf d-susun untuk
htmi diunduh pada 25 Januari 2016 pukul 14:15.
https s//www.wradio Roja.com

17

Anda mungkin juga menyukai