Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Biografi Beberapa Mufassir" ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan besar kita, yakni nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus yakni ajaran agama
islam yang sempurna dan menjadi anugrah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang biograsi para mufassir. Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan
saran guna memperbaiki kesalahan yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat berguna oleh kami sendiri dan orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan.
Terima kasih.
Penyusun
Kelompok 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
A. IBNU ABBAS..............................................................................................................................5
1. Biografi Ibnu Abbas..................................................................................................................5
2. Posisi dan keilmuannya.............................................................................................................6
3. Corak tafsir ibnu abbas..............................................................................................................7
B. MUJAHID BIN JABR..................................................................................................................9
1. Biogarafi Mujahid bin Jabr........................................................................................................9
2. Kepribadian Beliau dan sanjungan para ulama terhadap Mujahid bin Jabr................................9
3. Kedudukan Beliau dalam Tafsir..............................................................................................10
4. Posisi mujahid bin jabr............................................................................................................12
C. ATH-THABARI...............................................................................................................................13
1. Biografi Ath-Thabari...............................................................................................................13
2. Karyanya.................................................................................................................................13
3. Akidah dan sikap Ath-Thabari terhadap sanad........................................................................14
4. Tarsirnya..................................................................................................................................14
D. IBNU KATSIR...........................................................................................................................15
1. Biografi Ibnu Katsir.................................................................................................................15
2. Karya-karyanya.......................................................................................................................16
3. Tarsirannya..............................................................................................................................16
BAB III..................................................................................................................................................19
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................19
B. SARAN...................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kitab Al-Qur’an yang merupakan pusat ajaran islam telah menjadi bahan
pengkajian yang tidak pernah kering. Ia selalu digali agar ditemukan berbagai mutiara
dari dalam kandungannya. Sepanjang perjalanan sejarah Al-Qur’an, berbagai
kalangan telah menumpahkan segenap waktu, tenaga dan fikirannya untuk selalu
dapat berinteraksi dengan kalam yang mulia tersebut. Semakin intens perhatian yang
diarahkan kepadanya, semakin besar daya tarik tersebut tidak pernah habis dan selalu
tampak menarik bagaikan kilauan sudut permata yang begitu indah.
Salah satu jenis kajian yang terus perkembang seiring perjalanan waktu adalah
kajian tafsir yang boleh dikatakan sama tuanya dengan Al-Qur’an sejak ia diturunkan
oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW 14 Abad yang lalu. Dalam setiap kurun
waktu tertentu, cabang ini telah menghasilkan pemikir-pemikir yang brilian yang
telah mampu menjelaskan berbagai macam makna yang dikandung oleh Al-Qur’an
dan menghasikan karya-karya besar. Karya-karya tersebut kelak akan menjadi salah
satu alat mediasi yang paling jitu untuk mudah memahami A-Qur’an dan
menjadikannya pelita dalam kehidupan ini.
Tak asing lagi, nama-nama tokoh mufassir seperti Ibnu Abbas, Mujahid bin
Jabr, Ath-Thabari, dan Ibnu Katsir. Kemampuan yang mereka miliki tak perlu di ragui
lagi dari kalangan, terutama kalangan sahabat-sahabat Nabi yang cukup senior seperti
Umar bin Khatab Ali bin Abi Thalib dan sebagiannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Ibnu Abbas?
2. Bagaimana biografi Mujahid bin Jabr?
3. Bagaimana biografi Ath- Thabari?
4. Bagaimana biografi Ibnu Katsir?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang biografi Ibnu Abbas
2. Mengetahui tentang biografi Mujahid bin Jabr
3. Mengetahui tentang biografi Ath-Thabari
4. Mengetahui tentang biografi Ibnu Katsir
BAB II
PEMBAHASAN
A. IBNU ABBAS
Ibnu Abbas adalah sosok sahabat yang memiliki ilmu yang luas, ahli fiqih,
imam tafsir, oleh karena itu beliau mendapat beberapa gelar antara lain: Turjuman
Al-Qur’an (penafsiran (al-Qur’an), Habrul Ummah (guru umat), dan Ra’isul
Mufassirin (pemimpin para mufassir). Karena ketika Rasulullah wafat, Ibnu Abbas
belajar kepada para sahabat Rasul yang pertama tentang apa-apa yang tidak
dipelajari dari Rasulullah secara langsung. Beliau selalu bertanya, maka setiap
beliau mendengar seseorang yang mengetahui ilmu atau menghafalkan hadits,
segeralah ia menemuinya dan belajar kepadanya. Dan otak yang cerdas dan merasa
tidak puas itu mendorongnya untuk meneliti apa yang didengarnya. Suatu saat
beliau pernah bercerita tentang dirinya “jika aku ingin mengetahui tentang suatu
masalah, aku akan bertanya kepada 30 sahabat.”2
Abdullah bin Abbas menuaikan ibadah haji pada tahun Ustman bin Affaan
terbunuh, atas perintah Ustman. Ketika terjadi perang Shiffin, ia berada di Al-
Maisarah, kemudian diangkat menjadi gubernur Basrah dan selanjutnya
menetapkan di sana sampai Ali terbunuh. Kemudian dia mengangkat Abdullah bin
Al-Harits, sebagai penggantinya, menjadi gubernur Basrah, sedang ia sendiri
pulang ke Hijaz. Ia wafat di Thaif pada 65 H. Pendapat lain menyatakan, pada
tahun 67 atau 68 H. Namun pendapat akhir inilah yang dipandang shahih oleh
jumhur ulama. Al- Waqidi menerangkan, tidak ada selisih pendapat diantara para
imam bahwa Ibnu Abbas dilahrkan di Syi’ib ketika kaum Quraisy membaikot Bani
Hsyim, dan ketika Nabi wafat ia baru berusia tiga belas tahun.
1 H.Aunur Rafiq El-Mazni, Lc. MA, PENGANTAR STUDI ILMU AL-QUR’AN (Pustaka Al-Kautsar, Jakarta:
2011) hal.473.
2 Khalid, Muhammad Khalid, MAN AROUND THE MASSENGER,TERJ, M. ARFI HATIM: Para Sahabat Yang
Akrab Dalam Kehidupan Rasulullah, (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2000) hal.581.
2. Posisi dan keilmuannya
Ibnu Abbas dikenal dengan gelar Turjuman Al-Qur’an (penafsir Al-
Qur’an). Habrul Ummah (guru umat) dan Raisul mufassirin (pemimpinpara
mufassir). Al-Baihaqi dalam Ad-Dala’il meriwayatkan dari Ibn Mas’ud, “penafsir
Al-Qur’an terbak adalah Ibnu Abbas.” Abu Nu’aim meriwayatkan keterangan dari
dari Mujahid, adalah Ibnu Abbas dijuluki dengan Al-Bahr (lautan) karena banyak
dan luas ilmunya. Ibnu Sa’ad meriwayatkan pula dengan sanad yang shahih dari
Yahya bin Sa’id Al-Anshari, “ketika Zaid bin Tsabit wafat, Abu Huraira berkata,
“orang paling pandai umat ini telah wafat dan semoga Allah menjadikan Ibnu
Abbas sebagai penggantinya.
Bukhari, dari jalur sanad Sa’id bin Jubair, meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, ia menceritakan, ”Umar mengikutsertakan saya dalam kelompok para tokoh
senior perang badar. Nampaknya sebgaian mereka merasa kurang suka lalu
berkata, ‘kenapa anak ini diikutsertakan kedalam kelompok kami, padahal kami
pun mempunyai anak-anak yang sepadan dengannya?’ Umar menjawab,’ian
memang seperti yang kamu ketahui’ pada suatu hari Umar memanggil mereka dan
mengajak saya bergabung dengan mereka. Saya yakin, Umar memanggiku itu
semata-mata hanya untuk “memamerkan” saya kepada mereka. Ia
berkata,’bagaimana pendapat tuan-tuan mengenai Firman Allah ,”Apabila
pertolongan dan kemenangan Allah telah tiba.”(An-Nasr:1)?’ sebagian mereka
menjawab, ‘Kita diperintah untuk memuji Allah dan memohon ampunan kepada-
Nya ketika Dia memberi kita pertolongan dan kemenangan.’sedangkan yang lain
diam, tidak berkata apapun. Lalu Umar berkata kepada ku,’begitukah pendapatmu?
Hai Ibnu Abbas?’ ‘tidak’, jawabku. ‘Lalu bagaimana menurutmu?/ tanyanya lebih
lanjut. Saya pun menjawab, ‘Ayat itu adalah sebagai pertanda tentang ajal Rasullah
SAW, yang Allah informasikan kepadanya, “Apabila pertolongan dan kemenangan
dari Allah telah datang datang” dan itu sebagai pertanda ajalmu, wahai
Muhammad- “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohon ampunlah
kepada-Nya. Sesungguhnya Ia Maha penerima taubat.”Umar pun berkata, Aku
tidak mengetahui maksud ayat itu kecuali apa yang kamu katakan.’”3
3 H.Aunur Rafiq El-Mazni, Lc. MA, PENGANTAR STUDI ILMU AL-QUR’AN (Pustaka Al-Kautsar, Jakarta:
2011) hal.473- 475.
Sanad melalaui Al-‘Aufi, dan seterusnya dari Ibnu Abbas, banyak
dipergunakan oleh Jabir dan Ibnu Abi Hatim, padahal Al-‘Aufi itu seorang yang
lemah meskipun lemahnya tidak keterlaluan dan terkadang dinilai hasan At-
Tirmizi.4
1) Melalui Mu’awiyah bin Salih, dari ‘Ali bin Abi Talhah, dari Ibnu Abbas. Inilah
yang paling baik dari sekian banyak jalan penerimaan tafsir Ibnu Abbas.
2) Melalui Qais bin Muslim al-Kufi, dari ‘Ata’ bin as-Sa’id, dari Sa’id bin Jubair,
dari Ibnu Abbas. Jalan ini juga shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim.
3) Melalui Ibnu Ishaq, pengarang as-Siyar, dari Muhammad maula keluarga Zaid
bin Sabit, dari Sa’id binJubair, dari Ibnu Abbas. Jalan ini cukup baik, dan
sanadnya Hasan (baik).
4) Melalui isma’il bin Abdurrahman as-Sadi al-Kabir, dari Abu Malik, dari Ibnu
Abbas.
5) Melalui Abdul Malik bin Juraij, dari Ibnu Abbas. Jalur periwayatan ini perlu
diteliti kembali secara seksama, karena beliau meriwayatkan setiap ayat, sahih
maupun tidak.
6) Melalui ‘Athiyah al0’Aufi, dari Ibnu Abbas. Jalur ini tidak dapat diterima karena
‘Atiyah adalah seorang yang lemah, namun terkadang ia dinilai hasan dari
Tirmizi.
7) Melalaui Muhammad bin as-Sa’ib al-Kalbi, dari Ibnu salih, dari Ibnu Abbas. Ini
adalah jalur paling lemah meskipun al-Kalbi terkenal dalam bidang tafsir, karena
al-Kalbi ada sebagian yang mengatakan hadits-haditsnya dipalsukan.
4 H.Aunur Rafiq El-Mazni, Lc. MA, PENGANTAR STUDI ILMU AL-QUR’AN (Pustaka Al-Kautsar, Jakarta:
2011) hal.475- 476.
B. MUJAHID BIN JABR
2. Kepribadian Beliau dan sanjungan para ulama terhadap Mujahid bin Jabr
kepribadian
a. Ibnu Sa'ad berkata, "Beliau adalah orang yang tsiqqoh, faqih, 'alim, dan
juga banyak meriwayatkan hadits."
b. Ibnu Hibban berkata, "Beliau adalah orang yang faqih, wara', rajin
beribadah, dan dipercaya."
c. Al 'Ijli berkata, "Beliau adalah seorang tabi'in Makkah yang tsiqqoh."
d. Abu Ja'far Ath Thobari berkata, "Beliau seorang qori' yang 'Alim."
5 H.Aunur Rafiq El-Mazni, Lc. MA, PENGANTAR STUDI ILMU AL-QUR’AN (Pustaka Al-Kautsar, Jakarta:
2011) hal.476.
Ats Tsauri berkata, dari Salamah bin Kuhail berkata, " Aku tidak pernah
melihat orang yang dengan ilmunya menginginkan wajah Alloh kecuali tiga
orang : 'Atho', Thowus dan Mujahid."
Semua ini adalah pengakuan dari para ulama kritis yang mengakui akan
ketinggian kedudukan beliau dalam hal tafsir.
Akan tetapi disamping ini semuanya, ada beberapa ulama yang tidak
mengambil tafsir beliau. Adz Dzahabi telah meriwayatkan dalam Mizan-nya,
bahwasannya Abu Bakr bin 'Iyasy berkata, "Aku berkata kepada Al A'masy, "Apa
sebabnya kenapa tafsirnya Mujahid bertentangan? Atau apa alasannya kenapa
mereka takut untuk mengambil tafsirnya Mujahid?" -sebagaimana hal ini juga
diriwayatkan Ibnu Sa'ad- Ia berkata, "Mereka berpendapat bahwa Mujahid
bertanya dari para ahli kitab." Inilah semua yang dapat dimbil dari tafsir beliau,
dimana kita tidak melihat seorang pun yang mendapati cacat pada kejujuran dan
keadilan beliau.
C. ATH-THABARI
1. Biografi Ath-Thabari
Nama lengkapnya Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Khalid binKatsir Abu
Ja’far Ath-Thabari, berasal adri Amil, lahir dan wafat di Badhdad. Dilahirkan pada
224 H, dan wafat pada tahun 310 H. Ia seorang ulama yang sulit dicari
bandingannya, banyak meriwayatkan hadits, luas pengetahuannya dalam bidang
penukila, penarjihan riwayat-riwayat, sejarah tokoh dan umat masa lalu.
2. Karyanya
Ath-Thabari menulis kitab cukup banyak, antara lain:
4. Tarsirnya
Kitab tentang tafsir, Jami’ Al-Byan fi Tafsi Al-Qur’an, merupakan tafsir
paling besar dan utama, menjadi rujukan penting bagi para musafir bil- ma’tsur.
Ibnu Jarir memaparkan tafsir dengan menyandarkan kepada sahabat, tabi’in dan
tabi’ut tabi’in. Ia juga mengemukakan berbagai pendapat dan mentarjihkan
sebagian atas yang lain. Para ulama sependapat bahwa belum pernah sebuah kitab
tafsir pun yang ditulis sepertinya. An-Nawawi dalam Tahdzib-nya mengemukakan,
nada yang sama dalam menilai kitab tafsir ini. Ibnu Jarir mempunyai keistimewaan
tersendiri berupa istibath hukum yang hebat, pemberian isyarat terhadap kata-kata
yang samar i’rabnya. Dengan itulah, antara lain tafsir tersebut berada di atas tafsir-
tafsir lainnya. Sehingga Ibnu Katsir pu banyak menukil darinya.7
D. IBNU KATSIR
Ibnu Katsir berasal dari keluaga terhormat, ayahnya adalah seorang ulama
terkemuka dimasanya. Ayahnya meninggal dunia pada tahun 703 H. Ketika usia
kana-kanak setelah ayahnya wafat, Ibnu Katsir dibawa kakanya (Kamal al-Din
‘Abd al-Wahab) dari desa kelahirannya ke Damaskus. 8
Selama hidupnya Ibnu Katsir didampingi seorang istri yang dicintainya yang
bernama Zainab. Setelah menjalani kehidupan yang panjang, penuh pengabdian
kepada Tuhannya, agama, Negara dan dunia keilmuan. Ibnu Katsir wafat pada
tahun 774 , sesudah menempuh kehidupan panjang yang sarat dengan keilmuan.
Ibnu Katsir seorang ahli hadits yang hakih. Karya-karyanya tersebar luas
diberbagai negeri semasa hidupnya dan bermanfaat bagi orang banyak setelah
wafatnya. Beliau dikuburkan di sisi pusaran Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,
diperkuburan para sufi, terletak diluar pintu an-Nashr kota Damaskus.
7 H.Aunur Rafiq El-Mazni, Lc. MA, PENGANTAR STUDI ILMU AL-QUR’AN (Pustaka Al-Kautsar, Jakarta:
2011) hal.478.
Diantara lima predikat tersebut, al-Hafizh merupakan gelar yang paling sering
disandangkan pada Ibnu Katsir. Ini terlihat pada penyebutan namanya pada karya–
karyanya atau ketika menyebut pemikiranya.
Diantara karya tertulisnya:
3. Tarsirannya
Dalam hal ini , Rasyid Ridha berkomentar, “tafsir ini merupakan tafsir paling
masyur yang memberikan perhatian besar terhadap riwayat-riwayat dari pada
mefasir salaf,menjelaskan makna –makna ayat dan hukumnya, ,enjauhi
pembahasan masalah i’rabdan cabang-cabang balaghah yang pada umumnya
dibicarakan secara panjang lebar oleh kebanyakan mufasir, menghindar dari
pembicaraan yang melebar pada ilmu-ilmu lain yang tidak diperlukan dalam
memahami Al-Qur’an secara umum atau hukum dan nasehat-nasehatnya secara
khusus.”
9 Rosihon Anwar, Melacak Unsur-unsur Israiliyyat dalam Tafsir at-Thabary Dan Tafsir Ibnu Katsir, (CV.Pustaka
Setia,Bandung :1991) hal.69.
10 H.Aunur Rafiq El-Mazni, Lc. MA, PENGANTAR STUDI ILMU AL-QUR’AN (Pustaka Al-Kautsar, Jakarta:
2011) hal.479.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam setiap kurun waktu tertentu, cabang tafsir telah menghasilkan pemikir-
pemikir yang brilian yang telah mampu menjelaskan berbagai macam makna yang
dikandung oleh Al-Qur’an dan menghasikan karya-karya besar. Karya-karya tersebut
kelak akan menjadi salah satu alat mediasi yang paling jitu untuk mudah memahami
A-Qur’an dan menjadikannya pelita dalam kehidupan ini.
Tak asing lagi, nama-nama tokoh mufassir seperti Ibnu Abbas, Mujahid bin
Jabr, Ath-Thabari, dan Ibnu Katsir.
Ibnu Abbas adalah sosok sahabat yang memiliki ilmu yang luas, ahli fiqih,
imam tafsir, oleh karena itu beliau mendapat beberapa gelar antara lain: Turjuman Al-
Qur’an (penafsiran (al-Qur’an), Habrul Ummah (guru umat), dan Ra’isul Mufassirin
(pemimpin para mufassir).Mujahid adalah pemimpin atau tokoh utama mufasir
generasi tabi’in, sehingga ada yang mengatakan bahwa ia adalah orang yang paling
mengetahiu tentang tafsir di antara mereka. Nama lengkapnya Muhammad bin Jarir
bin Yazid bin Khalid binKatsir Abu Ja’far Ath-Thabari, berasal adri Amil, lahir dan
wafat di Badhdad. Dilahirkan pada 224 H, dan wafat pada tahun 310 H. Ia seorang
ulama yang sulit dicari bandingannya, banyak meriwayatkan hadits, luas
pengetahuannya dalam bidang penukila, penarjihan riwayat-riwayat, sejarah tokoh
dan umat masa lalu. Keistimewaan lain dari tafsir Ibnu Katsir, daya kritisnya yang
tinggi terhadap cerita-cerita Israiliyat yang banyak tersebar dalam kitab-kitab tafsir
bil-ma;tsur, baik secara global maupun mendetail.
B. SARAN
Demikian Makalah manajemen pendidikan Yang kami susun. Kami menyadari masih
terdapat banyak kesalahan dalam Makalah yang kami susun. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi terciptanya kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun penyusun.
DAFTAR PUSTAKA
El-Mazni,Aunur Rafiq.2011. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Khalid, Muhamma Man Around The Massenger,Terj, M. Arfi Hatim: Para Sahabat Yang
Akrab Dalam Kehidupan Rasulullah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Anwar,Rosihon. Melacak Unsur-unsur Israiliyyat dalam Tafsir at-Thabary Dan Tafsir Ibnu
Katsir. Bandung: CV.Pustaka Setia.