Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan pencipta atas alam semesta,
karena berkat limpahan RahmatNya, kita masih diberikan kesehatan, umur
panjangserta nikmatnya Iman dan Islam. Sholawat serta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat, kerabat dan pengikutnya hingga hari kiamat. Semoga kita semua
senantiasa mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad SAW, Aamiin ya rabbal
‘alamiin.
Alhamdulillah berkat taufik, hidayah dan Ridho-Nya Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan sebuah buku Panduan Ilmu Dasar dan Kaidah Qira’at
Warasy.Buku ini berhasil tersusun atas kerjasama tim yang baik dan solid yang
terdiri dari: Aulia Sri, Mufidatunnisa, Norfaizah, Ratna Dewi, Siti Rofi’ah dan Sri
Maulida, serta atas bantuan dari pihak-pihak tertentu yang senantiasa membantu
kami. Buku ini kami buat semata-mata hanya untuk memberikan wawasan
tambahan kepada para pembaca tentang Ilmu Dasar dan Kaidah Qira’at Warasy.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
Ustadzah Rosita Hayati, S.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan
arahan kepada kami sehingga buku ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya.Penyusun menyadari jika masih terdapat kekurangan maupun
suatu kesalahan dalam penyusunan buku ini, kiranya penyusun mengharapkan
kritik ataupunsaran yang bersifat positif untuk perbaikan di masa yang akan
datang dari seluruh pembaca.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya penyusunanbuku ini. Semoga buku ini bermamfaat, Semoga
Allah SWT senantiasa me-Ridhoi kita semua dan semoga amal kita semua
diterima Allah SWT sebagai amal jariyah, Aamiin ya rabbal ‘alamiin.

Amuntai, Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BIOGRAFI IMAM NAFI’ DAN WARASY.............................................. 1
PENGERTIAN QIRAAT............................................................................ 4
KAEDAH DASAR QIRAAT WARASY.................................................... 5
A. Lam al-Ta’rif..................................................................................... 5
B. Mad al-Munfashil.............................................................................. 5
C. Mad Muttashil................................................................................... 6
D. Mim al-Jama’..................................................................................... 6
E. Al-Naql.............................................................................................. 7
F. Al-Sakin al-Mafshul.......................................................................... 8
G. Shilah Mim al-Jam’........................................................................... 9
H. Sukun Mim Jama’.............................................................................. 10
I. Waqaf................................................................................................ 10
J. Washal............................................................................................... 10
K. Hukum Ra’........................................................................................ 11
L. Taghlizd............................................................................................. 13
M. Ibdal................................................................................................... 14
N. Mad Badal......................................................................................... 15
KAEDAH QIRAAT WARASY SURAH AD-DHUHA – ANNAS........... 17
BIODATA PENULIS................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 26

iii
BIOGRAFI IMAM NAFI’ DAN WARASY

A. Biografi Imam Nafi’ Al Madani


Nama lengkap Imam Nafi’ Al-Madani adalah Nafi’ bin
Abdurrahman bin Abi Nuaim. Panggilannya Abu Ruwaim, ada juga yang
mengatakan Abu Abdurrahman dan Abul Hasan. Dia dilahirkan di
Ishfahan (terletak sekitar 340 km selatan kota Teheran) pada tahun 70 H,
dan setelah dewasa beliau pergi ke Madinah dan menetap disana hingga
akhir hayatnya.Diriwayatkan dalam sejarah bahwa Imam Nafi’
mempunyai kulit yang hitam.Beliau juga mempunyai wajah yang mudah
tersenyum dan berakhlak mulia.Beliau juga pandai bersenda gurau dan
merupakan imam qiraat di Madinah.1
Imam al-Musibi berkata : Seseorang bertanya kepada Nafi’
mengapa wajah dan akhlakmu sangat baik? Imam Nafi’ menjawab :
Bagaiman tidak, karena Rasulullah telah menjabat tanganku dan
membacakan Al-Qur’an kepadaku di dalam mimpi.2
Beliau merupakan salah seorang ulama qiraat sab’ah yang terkenal,
ia telah bertalaqqi kepada 70 orang tabi’in, diantaranya Abu Ja’far,
Syaibah bin Nashah, Muslim bin Jundub, Yazid bin Ruman,
Abdurrahmabin Hurmuz dan lain-lain. Imam Nafi’ senantiasa mengajar
dan bergelut dengan masalah qiraat Al-Qur’an selama lebih dari 70
tahun.Beliau adalah orang yang zuhud, pakar dan ulama qiraat dan
generasi penerus para tokoh-tokoh sebelum dia di negerinya.
Diriwayatkan bahwa apabila dia berbicara, maka keluar dari
mulutnya bau yang sangat harum, maka ketika beliau ditanya “apakah
engkau memakai wewangian/minyak harum?” Dia menjawab :
Sesungguhnya aku tidak memakai minyak harum, akan tetapi aku pernah
bertemu dengan Rasulullah dalam tidur, lalu Nabi SAW membacakan Al-

1
Mujahid, Pedoman Qira’at Riwayat Warsy, h. 1.
2
Jamal dan Putra, Pengantar Ilmu Qira’at, h. 58.

1
Qur’an kedalam mulutku, maka sejak saat itu mulutku selalu
mengeluarkan bau harum ini.
Ketika Imam Nafi’ akan meninggal dunia, anak-anak beliau
berkata kepadanya: Wahai ayahku, berikan kami wasiat. Imam Nafi’
kemudian berkata dengan membaca ayat Al-Qur’an: Ittaqullah wa ashlihu
zata bainikum wa athi’ullaha warasulahu in kuntum mu’minin. Imam
Nafi’ wafat tahun 169 H (berusia kurang lebih 99 tahun).ImamNafi’
mempunyai dua orang periwayat masyhur, yaitu Qalun dan Warsy.Semoga
Allah selalu mencurahkan rahmat atasnya.3Aamiin.

B. Biografi Imam Warsy


Utsman ibn Sa’id ibn Abdullah ibn ‘Amru. Dikatakan juga
namanya Utsman ibn Said ibn A’di ibn Ghazwan. Diberi julukan sebagai
Abu Sa’id atau Abu Amru atau Abu Qasim berketurunan Quraisy juga dari
keturunan Qibti Mesir.Merupakan keturunan dari keluarga Zubair yang
berasal dari Qairuwan.Beliau dilahirkan di Mesir pada tahun 110 H. Beliau
diberi gelaran oleh gurunya Imam Nafi’ dengan “Warsy”, karena kulitnya
yang sangat putih. Warsy berkata : “Imam Nafi’ merupakan guru yang
telah menamakan aku dengan nama ini, dan pasti tiada siapa pun akan
membenci bila diberi gelaran oleh gurunya”.
Warsy merupakan seorang lelaki yang berkulit putih, berambut
pirang dan bermata biru.Beliau mempunyai badan yang tinggi dan gemuk
dan selalu mengenakan pakaian yang sederhana dan singkat.Beliau
mempunyai suarayang sangat merdu terutama ketika membaca Al-
Qur’an.Beliau wafat ketika berumur 87 tahun dan dimakamkan di tanah
perkuburan al-Khurafah al-Sughro.
Imam Warsy merupakan salah seorang daripada tujuh orang
imamqiraat.Beliau juga merupakan guru dalam qiraat yang disepakati.Di
samping itu, beliau juga ketua bagi anggota pelaksana pembaca Al-Qur’an
sehingga beliau diangkat menjadi ketua bagi qari-qari di Mesir pada

3
Jamal dan Putra, h. 59.

2
zamannya.Hujah beliau sangat dipercaya dalam ilmu Al-Qur’an.Beliau
sangat mahir dalam bahasa Arab dan beliau telah khatam dengan Imam
Nafi’ dengan bacaan yang sangat baik.Dan dikatakan: bahwa beliau telah
membaca Al-Qur’an dengan Imam Nafi’ sebanyak empat kali khatam
dalam masa satu bulan saja.
Imam Warsy bermusafir dari Mesir ke Madinah untuk belajar dan
mengambil sanad bacaan dari gurunya Imam Nafi’.Beliau membaca Al-
Qur’an kepada imam Nafi’ dan mengkhatamkannya beberapa kali dalam
tempo satu tahun saja yaitu pada tahun 155 H. Terdapat juga perbedaan
antara Warsy dengan gurunya Imam Nafi’.
Imam Warsy telah membaca qiraat-nya kepada sebilangan besar
muridnya, diantaranya adalah : Ahmad ibn Saleh al-Hafiz, Daud ibn Abi
Tayyibah, Yusuf al-Azraq Abu Ya’qub, Abdul Al-Samad ibn
Abdurrahman ibn al-Qasim, Yunus ibn Abd A’la, Amir ibn Sa’id Abu al-
Asy’ath al-Jursyi, Muhammad ibn Abdullah ibn Yazid al-Makki, Yunus
ibn Abd al-A’la dan banyak lagi.
Sanad Imam Warsy sampai ke Rasulullah SAW,

3
PENGERTIAN QIRAAT

Qiraat menurut bahasa adalah bentuk jam’ dari qira’ah


mashdar sama’i dari qara’a, yaqra’ qiraah. Sedangkan menurut istilah
adalah sebagai berikut:
1. Menurut az-Zarqani mendefinisikan bahawa qira’at adalah suatu
madzhab imam dari imam-imam qira’at yang berbeda dengan lainnya
dalam pembacaan al-Qur’an tetapi sama dalam periwayatan dan thariq,
baik perbedaan itu dalam pengucapan huruf atau lahjahnya.
2. Menurut Abu Syamah mendefinisikan qira’at adalah ilmu tentang cara
mengucapkan kalimat-kalimat al-Qur’an dan perbedaanya dengan
menyandarkan kepada perawinya.
3. Menurut Abd al-Qadir Muhammad Manshur mendefinisikan qira’at
adalah ilmu tentang cara mengucapkan kalimat-kalimat al-Quran dan
perbedaanya yang disandarkan kepada perawinya.
4. Menurut Imam az-Zarqani mendefinisikan qira’at adalah dari segi
bahasa, qira’at adalah jama’ dari qira’ah sedangkan dari ssegi istilah
adalah suatu madzhab yang dianut oleh seorang imam qira’at yang
berbeda dengan lainnya dalam pengucapan al-Qur’an dengan
kesepakatan beberapa riwayat dan jalur, baik perbedaan itu menyangkut
pengucapan huruf atau bentuk bentuk .
5. Menurut Imam Az-Zarkasyi, qira’at adalah perbedaan pengucapan lafal
al-Qur’an, baik menyangkut huruf-hurufnya maupun pengucapan huruf-
huruf tersebuut, seperti takhfif, tastqil dan lainnya.
Dari pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa pengertian
dari qira’at adalah ilmu yang mempelajari tentang bacaan al-Qur’an
yang berkaitan dengan bentuk-bentuk pengucapan ayat-ayatnya yang
dianut oleh imam qira’at yang berdasrkan riwayat yang bersambung
kepada nabi SAW.4

4
ibn Abu Bakr ar-Razi, Maktabah al-Ashriyah, H. 249.

4
KAIDAH DASAR QIRAAT WARASY

A. Lam al-Ta’rif
Lam ta’rif adalah jika terdapat alif lam yang sesudahnya terdapat
hamzah qota, dan ditulis disambung (). Imam warasy membaca lam
Ta’rif dengan naqal, yaitu memindahkan harakat hurf hamzah ke huruf
lam sehingga hurf hamzah tidak lagi dibaca.
Contoh :
ِ ‫ قُل‬-
‫ُأوحى‬ ْ
‫ت‬ ِّ ‫ َي ْوٍم‬-
ْ َ‫ُأجل‬
1. Dan di dhommahkan huruf hamzah itu, bila hamzah itu berbaris
dhommah seperti:

‫ اُألوىل‬menjadi ‫اَلُْوىل‬
2. Dan dikasrahkan jika baris hamzah itu kasrah seperti :

‫األنسا َن‬ menjadi ‫اَلِْن َسان‬

B. Mad al-Munfashil
Hukum mad terbagi menjadi 2 yaitu : mad mutassil dan Al-
Munfassil isyba’ dengan satu kadar yaitu 6 harakat. Al- munfassil adalah
apabila terdapat hamzah yang terletak sesudah huruf mad, namun tidak
dalam satu kata. Mad munfashil juga diartikan apabila huruf mad bertemu
dengan huruf hamzah pada dua kata. Imam Warasy membaca mad
munfashil sama dengan membaca mad mutthasil yaitu dengan thul atau
panjang enam harakat.5
Contoh Mad Munfashil:

‫ قا لوا اجتعل‬- ‫ اليت انعمت‬- ‫مِب َا اَْنَزل‬

5
Rakhim Hasan, Qira’at Al-Qur’an dan Tafsirnya, h. 49.

5
C. Mad Muttashil
Mad mutthasil adalah huruf mad yang diikuti oleh huruf hamzah
pada satu kata. Imam Warasy membaca mad mutthasil adalah dengan
thul atau panjang dengan enam harakat.6
Contoh Mad Mutthasil:

‫ سوء‬- ‫مال ئكة – جيئ‬


D. Mim al-Jama’
Mim jama’ adalah huruf mim sukun yang menunjukkan kepada
arti banyak laki-laki seperti ( ‘alaikum- anfusakum-lahum) dan lain
sebagainya. Bacaan imam Warasy tentang mim jama’ tidak terlepas dari
huruf yang terdapat sesudah mim jama’ tersebut. Mim jama’ juga
diartikan mim yang menunjukkan jama’ mudzakkar salim, baik yang

mukhathab (orang kedua jama’) seperti pada kata ‫ اَْنتُم‬،‫لَ ُك ْم‬ atau ghaib

(orang ketiga jama’) seperti ‫ه ْم‬.


ُ Beberapa contoh kalimat yang

mengandung hukum mim jama’ ﴿َ‫َوال‬ ‫ َعلَْي ِه ْم‬،‫﴾لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم‬


Huruf yang terdapat sesudah mim jam’ terbagi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
a. Hamzah Qatha’ contoh ‘alaikum aayah, minhum alla, aantum
asyaddu. Bila mim sesudah mim jama’ berupa hamzah qatha’, maka
Warasy membacanya dengan shilah mim jama’ serta dengan thul atau
panjang. Karena menurut imam Warasy Shilah mim jama’
mengharuskan diberlakukannya hukum mad mutthasil. Namun ada
satu hal yang perlu diketahui kaitannya dengan bacaan silah mim
jama’, bahwa semua hukum silah mim jama’ , bila dibaca aaqaf maka
akan menjadi sukun mim jama’.
b. Bukan Hamzah Qatha’. Contohnya wala antum ‘abiduna, lakum
diinukum, faja’alahum ka’ashfi. Bila mana sesudah mim jama’ berupa

6
Rakhim Hasan, h. 50.

6
huruf hidup yang bukan hamzah qatha’, maka Imam Warasy
membacanya dengan sukun mim jama’.7

E. Al-Naql
Secara bahasa, naql berarti memindahkan. Adapun dalam istilah ilmu
qiraat, naql adalah memindahkan harakat pada hamzah kepada huruf
sebelumnya.Al-Naql (‫ )النقل‬adalah pemindahan harakat hamzah ke huruf
mati sebelumnya, kemudian hamzah tersebut dibuang (tidak dibaca lagi),
seperti (Qul Audzu) menjadi (Qulaudzu), contoh lain seperti (Innal
Insana) menjadi (Innalinsana).8 Contoh Al-Naql surah Al-Hujurat ayat
11.

7
Rakhim Hasan, h. 52.
8
Jabir, Kaedah Bacaan Riwayat Warsy, h. 95.

7
F. Al-Sakin al-Mafshul

Al-Sakin al-Mafshul( ‫) الساكناملفص ول‬ ialah huruf shahih (bukan

huruf mad) mati di akhir kata dan sesudahnya berupa hamzah qatha' yang
menjadi awal kata berikutnya dan penulisannya terpisah (munfashil).9
Adapun hamzah qatha' setelah huruf shahih mati, ada dua macam:

Pertama, huruf mad, seperti: ‫ عنی انیة‬- ‫ابين ادم‬


ْ - ‫ قد اوتیت‬- ‫من امن‬.
ْ
Kedua, huruf shahih seperti: ‫وجنت الفافا‬.
Dengan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa bilamana huruf
shahih yang mati, terletak di tengah lafal, maka tidak termasuk dalam

pengertian Al-Sakin al-Mafshul misalnya: ‫الظمان‬ , ‫ مذءوما‬, ‫ القران‬, ‫مسئوال‬


Demikian juga, bila huruf mati yang menjadi akhir kata berupa

huruf Mad misalnya: ‫ ال اعبد‬,‫ بھ ان یوصل‬,‫قوا انفسكم‬.


Al-sakin al-mafsul yang fungsinya menyambungkan huruf shahih
yang mati atau sukun diakhir kalimat dan sesudahmya terdapat hamzah
qatha’ yang menjadi awal kalimat berikutnya. Namun dalam Qira’at
Warsy istilah As sakin al-mafsul lebih dikenal dengan annaql.10

9
Jabir, Kaedah Bacaan Riwayat Warsy, h. 96.
10
Alawi, Tinjauan Umum Tentang Qiraat, h. 75.

8
As-Sakin al-Mafshul juga diartikan apabila terdapat huruf shahih
yang bukan mad ( suku/mati) yang terletak di akhir kata sedangkan
sesudahnya terdapat hamzah qota yang menjadi kata awal berikutnya.
Biasanya pertemuan huruf mati dan hamzah terjadi dalam dua kalimat.
Jika terkumpul syarat-syaratnya dibaca dengan naqal maka dibarisi akan
huruf yang sukun sebelum hamzah itu dengan barisnya hamzah, bila baris
hamzah itu fathah maka huruf sebelum hamzah maka itu di fathahkan.
contohnya :

‫قَ َدَأفْلح‬ menjadi ‫فلح‬ ‫قد‬

‫اخلَ ْواِأيَل‬ ِ
َ ‫ َوا َذ‬menjadi ‫اخلَ ِوىل‬
ِ
َ ‫َوا َذ‬
ِ ‫ ولَل‬menjadi ُ‫ْالخرة‬
ُ‫ْألخ َرة‬ ِ
َ َ ‫َولَل‬

As-Sakin al-Mafshul adalah bertemunya huruf shahih sukun yang


teletak di akhir kata dengan huruf Hamzah Qatha’ yang terletak di awal
kata berikutnya. Imam Warsy membaca as-Sakin al-Mafshul dengan cara
memindahkan harakat huruf Hamzah ke huruf mati sebelumnya (an-Naql)
sehingga huruf Hamzah tidak dibaca lagi. Jika huruf Hamzah berupa huruf
mad maka huruf sebelumnya dibaca dengan Thul setelah terjadi an-Naql.

G. Shilah Mim al-Jama’


Shilah mim jama’ adalah Mim Jama’ didhammah dan
dihubungkan dengan Waw Sukun Lafzhiyyah. Maka alif sesudah mim
jama’ terdapat mad badal, maka Warsy membaca shilah mim jama’
tersebut dengan thul dan disertai dengan taslitsul badal (tiga wajah pada
badal), yaitu qashar (2 harakat), tawasuth (4 harakat) dan thul (6 harakat)
sebagaimana contoh di atas.11

H. Sukun Mim Jama’


11
Ibid, h. 5

9
Sukun mim Jama’ ialah Mim Jama’ disukun (mati). Maka Imam
Warsy membaca dengan sukun mim jama’ (sama seperti bacaan Imam
Hafsh) sebagaimana contoh diatas. Adapun jika sesudah mim jama’
terdapat hamzah qatha’, baik yang berbaris fathah, kasrah atau dhomah
maka Warsy membaca dengan shilah mim jama’ dengan waw disertai
isyba’/ thul (panjang enam harakat / 3 alif). Maksudnya adalah mim jama’
yang sukun diberi harakat dhomah dan dihubungkan dengan waw sukun
lafzhiyyah (waw sukun dalam ucapan saja, tidak dalam tulisan) dengan
ukuran panjangnya tiga alif atau enam harakat.12
ِ
Contoh : ‫آمنُوا‬ ‫ هَلُ ْم‬Dibaca ‫هَلُُموا ِآمنُوا‬
I. Waqaf
Waqaf menurut bahasa ialah menahan atau berhenti. Apabila
engkau telah meninggalkan sesuatu dan beralih kepada yang lain berarti
engkau telah berwaqaf. Waqaf menurut istilah ialah memutuskan suara
pada suatu huruf dalam satu masa yang biasanya memberi peluang untuk
bernafas, dengan niat untuk memulai bacaan dengan huruf yang
sesudahnya.13

J. Washal
Washal adalah tanpa memutuskan suara pada suatu lafal.
Contohnya yaitu:
1. Akhir surahnya di saktah (berhenti) lanjut baca bismillah dengan
disambung dengan ayat berikutnya. Seperti surah al – Lahab di
sambung kesurah al – Ikhlas.
Contoh:

‫الر ِحْيم‬ َّ ‫يِف ْ ِجْي ِد َها َحْب ٌل ِّم ْن َم َس ِد بِ ْس ِم اللَّ ِه‬


َّ ‫الر مْح َ ِن‬

12
Ahmad Mujahid, Pedoman Qira’at Riwayat Warsy, cet I (Amuntai : CV. Hemat
Publishing, 2014), h. 5.
13
Nasution, Qira’at Sab’ah : Khazanah Bacaan Al-Qur’an Teori dan Praktik, 207.

10
2. Membaca surah di akhir ayat disambung ke surah berikutnya. Seperti
surah an- Nas sambung kesurah Al- Fatihah.
Contoh:

‫الر ِحْيم‬ َّ ‫َّس بِ ْس ِم اللَّ ِه‬


َّ ‫الر مْح َ ِن‬ ِ ‫ِم َن اجْلِن َِّة َوالن‬

K. Hukum Ra’
Ra’ ditinjau dari hukum bacaannya terbagi tiga, yaitu ra’ yang
dibaca tafkhim, ra’ yang dibaca tarqiq dan ra’ yang boleh dibaca tafkhim
atau tarqiq.Ra’ yang berbaris kasrah semua qurra’ membacanya dengan
tarqiq, dan ra’ yang berbaris dhammah semua qurra’ membaca tafkhim
kecuali Warsy.Sedang ra’ yang berbaris fathah semua qurra membacanya
tafkhim kecuali Warsy dan qurra’ yang membacanya dengan imalah.
1. Imam Warasy membaca Ra’dengantafkhim, apabila:
- Ra’ yang berbaris fathah didahului huruf jar ba’ atau lam yang
berbaris kasrah.
Contoh:

- Apabila ra’ yang berbaris fathahdidahului huruf yang berbaris

kasrah pada kata ‫الصراط‬


ِّ di seluruh Al-Qur’an.
َ
- Ra’ yang berbaris fathah didahului huruf yang berbaris kasrah dan
sesudah ra’ terdapat alif dan sesudah alif itu terdapat huruf ra’
yang berbaris fathah atau dhammah.
Contoh:

2. Imam Warasy membaca ra’ dengan tarqiq, apabila:

11
a) Ra’ yang berbaris fathah didahului ya’ mati yang huruf
sebelumnya berbaris atas atau bawah.
Contoh:

b) Ra’ yang berbaris fathah didahului huruf yang berbaris


kasrah(langsung atau diantarai huruf yang mati).
Contoh:

c) Ra’ berbaris dhammah didahului huruf ya’ yang mati seperti ‫َخبِْي ٌر‬
dan ‫نَ ِذ ْي ٌر‬

Contoh:

d) Ra’ berbaris dhammah didahului huruf yang berbaris kasrah


(langsung atau diantarai huruf yang mati).
Contoh:

3. Imam Warasy membaca Ra’dengan dua wajah tafkhim atau tarqiq


a) Warasy membaca ra’ dengan dua wajah tafkhim atau tarqiq, tetapi
bacaan tafkhim lebih baik, apabila ra’ yang berbaris fathah
didahului huruf yang berbaris kasrah dan sesudah ra’ terdapat alif

12
dan sesudah alif itu terdapat huruf qaf yang berbaris dhammah.
Contoh:

b) Warasy membaca ra’ dengan dua wajah tafkhim atau tarqiq, tetapi
bacaan tafkhim lebih baik, apabila ra’ yang berbaris fathah
didahului huruf yang berbaris kasrah dan sesudah ra’ terdapat alif
dan sesudah alif itu terdapat huruf ‘ain yang berbaris atas.
Contoh:

c) Warasy membaca ra’ dengan dua wajah tafkhim atau tarqiq, tetapi
bacaan tafkhim lebih baik, apabila ra’ yang berbaris fathah
didahului huruf yang berbaris kasrah dan sesudah ra’ terdapat
huruf alif dan sesudah alif itu terdapat huruf hamzah yang
berbaris fathah.
Contoh:

d) Warasy membaca ra’ dengan dua wajah tafkhim atau tarqiq, tetapi
bacaan tafkhim lebih baik, apabila ra’ yang berbaris fathah
didahului huruf yang berbaris kasrah dan sesudah ra’ terdapat
huruf alif itsnain.
Contoh:

L. Taghlizd
Taghlizd secara bahasa artinya tebal. Sedangkan menurut istilah
ialah mengucapkan huruf dengan tebal sampai memenuhi mulut. Istilah
taghlizd dalam ilmu qiraat digunakan dalam pembahasan huruf lam.

13
Taghlizd lam ialah bacaan tebal pada lam. Misalnya ketika bacaan Alquran
pada lafadz Allah. Namun dalam ilmu qiraat taghlizd lam ini menjadi ciri
khas pada riwayat Warsy.
Imam Warsy membaca huruf lam secara tebal apabila lam fathah

yang didahului huruf itbaq ( ‫)ص ض ط ظ‬ selain ‫ ض‬yang berharakat

fathah atau sukun.14 Contohnya:

1. َ‫الصاَل ة‬
َّ – lamnya dibaca tebal karena didahului huruf yang berharakat

fathah contohnya (QS al-Baqarah : 43).

2. ‫ َمطْلَ ِع‬lamnya dibaca tebal karena didahului huruf ‫ ط‬yang berharakat

sukun, contohnya (QS al-Qadr : 5).

3. ‫ ظَلَ ُم ْوا‬lamnya dibaca tebal karena didahului huruf ‫ ظ‬yang berharakat


fathah contohnya (QS al-Baqarah : 59).

M. Ibdal
Apabila terdapat hamzah sukun pada fa fi’il dalam suatu kalimah

seperti ‫ ي أمرونيؤمنون‬maka menurut Imam Warasy dibaca dengan ibdal

(membuang) hamzah dengan huruf yang sejenis dengan harakat


sebelumnya.15

‫ُو َن‬ ِ
Pada lafaz ْ ‫ يُْؤ من‬menurut riwayat Warasy dibaca ibdal hamzah

yang sukun dengan huruf yang sejenis dengan harakat sebelumya menjadi

‫ يُ ْو ِمُن ْو َن‬.

N. Mad Badal

14
Amin, Syarh Al-Syatibiyyah, h. 85.
15
Amin, h. 52.

14
Mad badal adalah setiap huruf mad yang ada sesudah hamzah yang
tetap atau sesudah hamzah yang berubah dengan sebab dan di tashil atau di
naqal atau diganti. Mad badal di baca dengan 3 cara di antaranya :
1. Al qasar ( 2 harakat)
2. Tawassut (4 harakat)
3. Isbaq (6 harakat)
Mad badal yaitu apabila hamzah yang mendahului huruf mad
seperti:

1. Hamzah bertemu alif seperti : ‫ءَ َام َن‬

2. Hamzah bertemu wawu seperti : ‫ُأوتُوا‬

3. Hamzah bertemu ya seperti : ‫ِإمْيَنًا‬

Maka menurut warasy bisa dibaca dengan panjang 2,4 atau 6


harakat. Tapi wajah yang masyhur 6 harakat.16

Contohnya : ‫ ِأمْيَانَا‬, ‫ءَ َام َن‬ di baca dengan 3 wajah, tetapi imam warsy

membaca mad badal ini dengan tawassut.17

Apabila imam warsy memula pada suatu yang dia pindah dari
sesuatu yang padanya itu ada lam ta’rif maka boleh dua bacaan.
1. Meneteapkan hamzah washol sebagai mana yang salanya, maka cara
menuturkannya dengan menetapkan hamzah itu berbaris fathah
kemudian dengan menetapkan lam yang berbaris dengan baris hamzah
yang dibuang. Contoh:

16
Al-Nadwi, Perbahasan Ilmu Tajwid Menurut Riwayat Hafs ’An ’Ashim Melalui Toriq
Asy - Syatibiyyah, h. 15.
17
Midan A’bidin, Riwayat Warasy Dari Imam Nafi’ Al-Madani (Kairo: Baktabati
Sunnah, 2003), h. 5.

15
ِ ‫َأْلر‬
‫ض‬ ْ َ‫ا‬ menjadi ِ ‫َألَْر‬
‫ض‬

2. Membuang hamzah washol dan dimulai dengan lam yang berbais

fathah maka dimulai dengan ‫ض احل‬


ُ ‫ لََر‬Imam warsy membaca kalimat "
‫"رداء يص د قين‬ dengan dibaca naqal, membuang hamzah dan

menetapkan tanwin.18

KAEDAH QIRAAT WARASY SURAH AD-DHUHA – AN-NAS

A. Surah Ad-Dhuha
18
Abdullah Bin Muhammad Bin Salim Jahhaf, Mukhtashar Ushul AlQiraat As Saba’ Al-
Mutawatirrah; Abdullah Bin Muhammad Bin Salim Jahhaf, 24–25.

16
Ayat Kalimat Penjelasan
1-3 ‫ َقلَى‬،‫ َس َجى‬،‫ُّحى‬ Taqlil ra’sul ayat
َ ‫َوالض‬
4
ُ‫َولَآْل ِخَرة‬ Naql lam ta’rif,
taslitsul badal dan
tarqiq ra
‫َخْيٌر‬ Tarqiq ra

‫اُأْلوىَل‬ ِ Naql lam ta’rif,


ْ ‫م َن‬ taslitsul badal, taqlil
ra’sul ayat
5 ‫ضى‬ Taqlil ra’sul ayat
َ ‫َفَتْر‬
6 ‫آوى‬ Taslitsul badal dan
َ َ‫ف‬ taqlil ra’sul ayat
7-8 Taqlil ra’sul ayat
‫ فََأ ْغىَن‬،‫َف َه َدى‬

B. Surah Al-Insyirah
Ayat Kalimat Penjelasan
2 ‫ِو ْز َر َك‬ Tarqiq ra

4 ‫ِذ ْكَر َك‬ Tarqiq ra

5-6 ‫يُ ْسَرا ِإ َّن‬ Naql sakin mafshul

C. Surah At-Tin
Ayat Kalimat Penjelasan
3 ِ ‫الْبلَ ِد‬
ِ ‫اَأْلمنْي‬ Naql lam ta’rif
َ
4 ‫َخلَ ْقنَا اِإْل نْ َسا َن‬ Naql lam ta’rif

6 ‫ِآمنُوا‬ Taslitstul badal

‫َفلَ ُه ْم اَ ْجٌر‬ Shilah mim jama’

‫َغْيُر‬ Tarqiq ra

D. Surah Al-‘Alaq
Ayat Kalimat Penjelasan
2 ‫َخلَ َق ااْلِ نْ َسا َن‬ Naql lam ta’rif

17
3 ۙ‫ك ااْل َ ْكَر ُم‬ Naql lam ta’rif
َ ُّ‫َو َرب‬
5-6 ‫ اِ َّن ااْلِ نْ َسا َن‬،‫َعلَّ َم ااْلِ نْ َسا َن‬ Naql lam ta’rif

‫لَيَطْغٰى‬ Taqlil ra’sul ayat

ُ‫َّراٰه‬
7 Taqlil ra dan hamzah
dan taslitsul badal
Taqlil ra’sul ayat
‫اسَت ْغىٰن‬
ْ
8 ‫الر ْج ٰعى‬ Taqlil ra’sul ayat
ُّ
9 ‫ت‬ 1) Tashil hamzah
َ ْ‫اََراَي‬ kedua
2) Ibdal hamzah
dengan alif
disertai thul
‫َيْن ٰهى‬ Taqlil ra’sul ayat

10 ‫َعْب ًدا اِ َذا‬ Naql sakin mafshul

‫ص ٰلّى‬
َ
Tarqiq lam disertai
taqlil ra’sul ayat
11 ‫ت‬ 3) Tashil hamzah
َ ْ‫اََراَي‬ kedua
4) Ibdal hamzah
dengan alif
disertai thul
‫اهْلُٰدى‬ Taqlil ra’sul ayat

12 ‫اَْو اََمَر‬ Naql sakin mafshul

َّ ِ‫ب‬
‫الت ْق ٰوى‬ Taqlil ra’sul ayat

13 ‫ت‬ 5) Tashil hamzah


َ ْ‫اََراَي‬ kedua
6) Ibdal hamzah
dengan alif
disertai thul
‫و َتوىّٰل‬ Taqlil ra’sul ayat
َ َ
14 ‫َي ٰرى‬ Taqlil ra

E. Surah Al-Qadr
Ayat Kalimat Penjelasan
2 ‫اَ ْد َر َاك‬ Taqlil ra

18
3 ‫َخْيٌر‬ Taqlil ra

ِ ْ‫ِمن اَل‬
‫ف‬ Naql sakin mafshul
ْ
5 ‫َمطْلَ ِع‬ Taglizh lam

F. Surah Al-Bayyinah
Ayat Kalimat Penjelasan
2 ‫اَ ْه ِل ِم ْن‬ Naql sakin mafshul

‫تَْأتَِي ُه ُم‬ Ibdal hamzah

4 ُ‫ْوتُوا‬ Taslitsul badal

5 ٓ‫اُِمُر ْوا‬ Tarqiq ra

َ‫الص ٰلوة‬ َّ Taglizh lam

‫َويُْؤ تُوا‬ Ibdal hamzah

6 ‫ِم ْن اَ ْه ِل‬ Naql sakin mafshul

‫نَا ِر‬ Taqlil alif

‫ الْرَبِ يَِّة‬ ‫الْرَبِ ْيَئ ِة‬ Sukun ‫ ي‬dan isbat


hamzah fathah
sesudahnya
7 ‫اٰ َمُن ْوا‬ Taslitsul badal

‫َخْيُر‬ Tarqiq ra

‫ الْرَبِ يَِّة‬ ‫الْرَبِ ْيَئ ِة‬ Sukun ‫ ي‬dan isbat


hamzah fathah
sesudahnya
8 ‫حَتْتِ َها ااْل َْن ٰهُر‬ Naql lam ta’rif

G. Surah Al-Zalzalah
Ayat Kalimat Penjelasan

ِ
ُ ‫ُزلْ ِزلَت ااْل َْر‬
1 ‫ض‬ Naql lam ta’rif

2 ‫ض‬ ِ Naql lam ta’rif


ُ ‫َواَ ْخَر َجت ااْل َْر‬
3 ‫َوقَ َال ااْلِ نْ َسا ُن‬ Naql lam ta’rif

19
5 ‫اَْو ٰحى‬ Fathah dan taqlil
dzatul ya
6 ‫لُِّيَر ْوا اَ ْع َماهَلُ ْم‬ Naql sakin mafshul

7 ‫َخْيًرا‬ Tarqiq ra

H. Surah Al-Adiyat
Ayat Kalimat Penjelasan
3 ‫ت‬ِ ‫فَالْمغِي ٰر‬ Tarqiq ra
ُْ
6 ‫اِ َّن ااْلِ نْ َسا َن‬ Naql lam ta’rif

9 ‫بُ ْعثَِر‬ Tarqiq ra

11 ‫خَّلَبِْيٌر‬ Tarqiq ra

I. Surah Al-Qari’ah
Ayat Kalimat Penjelasan
3 ‫اَ ْد َر َاك‬ Tarqiq ra

10 ‫اَ ْد َر َاك‬ Tarqiq ra

J. Surah At-Takasur
Ayat Kalimat Penjelasan
1 ‫اَهْلٰى ُك ُم‬ Fathah dan taqlil alif
sesudah ‫هـ‬
2 ‫الْ َم َقابَِر‬ Tarqiq ra

K. Surah Al-Asr
Ayat Kalimat Penjelasan
2 ‫اِ َّن ااْلِ نْ َسا َن‬ Naql lam ta’rif

3 ‫اٰ َمُن ْوا‬ Taslitsul badal

L. Surah Al- Humazah


Ayat Kalimat Penjelasan
3 ‫ب‬ ِ Kasrah ‫س‬
ُ ‫ حَيْ َس‬ ‫ب‬
ُ ‫حَيْس‬

20
5 ‫اَ ْد َر َاك‬ Taqlil ra

7 ‫َعلَى ااْل َفِْٕـ َد ِة‬ Naql lam ta’rif

8 Ibdal hamzah
ٌ‫ص َدة‬
َ ‫ُّمْؤ‬

M. Surah Al-Fill
Ayat Kalimat Penjelasan
3 ‫طَْيًرا اَبَابِْي َل‬ Tarqiq ra dan naql pada
sakin mafshul
5 ‫َّمْأ ُك ْو ٍل‬ Ibdal hamzah dengan
alif

N. Surah Quraisy
Ayat Kalimat Penjelasan
1-2 ‫ف‬ِ ‫اِلِ ياَل‬ Taslitsul badal
ْ
‫ش اِياَل فِ ِه ْم‬
ٍ ْ‫ُقَري‬ Naql sakin mafshul
dan taslitsul badal
4 ‫َّواٰ َمَن ُه ْم‬ Taslitsul badal

O. Surah Al-Ma’un
Ayat Kalimat Penjelasan
1 ‫ت‬ 1) Taslitsul hamzah
َ ْ‫اََراَي‬ kedua
2) Ibdal hamzah
kedua dengan alif
disertai thul
5 ‫صاَل هِتِ ْم‬
َ
Taglizh lam

6 ‫يَُراۤءُْو َن‬ Taslitsul badal

P. Surah Al-Kausar
Ayat Kalimat Penjelasan
2-3 ‫ ُه َو ااْل َْبَتُر‬،‫َواحْنَْراِ َّن‬ Naql sakin mafshul
dan lam ta’rif

21
Q. Surah Al-Kafirun
Ayat Kalimat Penjelasan
1 ۙ‫الْ َكافُِر ْو َن‬ Tarqiq ra

R. Surah An-Nasr tidak ada perbedaan dengan bacaan Imam Hafsh


S. Surah Al-Lahab
Ayat Kalimat Penjelasan
2 Fathah dan taqlil
‫اَغْىٰن‬ dzatul ya
3 ‫ص ٰلى‬
ْ َ‫َسي‬
1. Taglizh lam dan
fathah dzatul ya
2. Tarqiq lam dan
taqlil dzatul ya
4 ]Dhomah ta
َ‫ مَحَّالَة‬ُ‫مَحَّالَة‬ marbuthah

T. Surah Al-Ikhlas
Ayat Kalimat Penjelasan
1 ‫ ُك ُف ًوا اَ َح ٌد‬ ‫ُك ُف َّوحَنَ ٌد‬ Ibdal ‫و‬ dengan
hamzah, naql sakin
mafshul

U. Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas tidak ada perbedaan dengan


bacaan Imam Hafsh

BIODATA PENULIS

Penulis Pertama:

22
Nama : Aulia Sri
Tempat/ Tanggal Lahir : Pihaung, 30 Desember 1999
Alamat : Pihaung, Rt 01, Kec. Haur Gading
Riwayat Pendidikan : - MIN 16 Pihaung
- MtsN Model Amuntai
- MA Nipi Rakha Amuntai
- STIQ Amuntai
Motto Hidup : Berjuang dan berkarya selagi muda,
nikmati setiap proses kehidupan
Motivasi : Apapun yang terjadi, yakinlah bahwa itu
atas kehendak-Nya dan kebaikan yang tiada
habis-Nya.

Penulis Kedua:
Nama : Mufidatun Nisa
Tempat/Tanggal Lahir : Murung, 10 Juli 2000
Alamat : Banua Asam, Rt 02, Kec. Pandawan,
HSU.
Riwayat Pendidikan : - SDN Banua Asam
- MTsN Pandawan
- MA Darul Inabah
- STIQ Amuntai
Motto Hidup : Selalu bersyukur dalam keadaan apapun
dan jika orang lain bisa, kamu harus bisa.
Intinya tidak boleh insecure terhadap diri
sendiri.

Penulis Ketiga
Nama : Norfaizah
Tempat/Tanggal Lahir : Rantau Bujur Hilir, 04 Juni 2000

23
Alamat : Rantau Bujur Hilir, Rt 01, No.03.
Riwayat Pendidikan : - MI Mathla’ul Anwar
- MTs Mathla’ul Anwar
- MAN 1 HSU
- STIQ Amuntai
Motto Hidup : Tak perlu menjelaskan tentang dirimu
kepada siapa pun, karena yang
menyukaimu tidak membutuhkan itu dan
yang membencimu tidak akan percaya itu,
(LOVE MYSELF& LOVE FAMILY)

Penulis Keempat
Nama : Ratna Dewi
Tempat/Tanggal Lahir : P. Kupang, 14 November 1999
Alamat : Panangkalaan, Rt 05 Kec. Amuntai Utara.
Riwayat Pendidikan : - SDN 5 Pulau Kupang (Kelas 1-4)
- SDN Pakapuran 2 (Kelas 5-6)
- MTs Nipi Rakha Amuntai
- SMK Negeri 2 Amuntai
- STIQ Amuntai
Motto Hidup : Percayalah setiap masalah, pasti ada jalan
keluarnya dan setiap cobaan pasti atas
kehendak-Nya.Cukup jalani dan nikmati
setiap prosesnya.

Penulis Kelima
Nama : Siti Rofi’ah
Tempat/Tanggal Lahir : Banjarmasin, 24 November 1999
Alamat : Amuntai
Riwayat Pendidikan : - SDN Pakapuran 1
- Mts Nipi Rakha Amuntai

24
- MA Nipi Rakha Amuntai
- STIQ Amuntai
Motto Hidup : Ubah pikiranmu, maka kau mengubah
duniamu.

Penulis Keenam
Nama : Sri Maulida
Tempat/Tanggal Lahir : Amuntai, 21 Juni 2000
Alamat : Tabalong
Riwayat Pendidikan : - SDN 5.8 Tanjung
- MTsN 4 Tabalong
- MAN 1 Tabalong
- STIQ Amuntai
Motto Hidup : Kurangi mengeluh, perbanyak
bersyukur. Kurangi amarah, perbanyak
tertawa.

DAFTAR PUSTAKA

25
Abdullah Bin Muhammad Bin Salim Jahhaf. Mukhtashar Ushul AlQiraat As
Saba’ Al-Mutawatirrah. Tarim: Maktabah Tarim Al-Haditsah, 2009.
Abu Bakr ar-Razi, Muhammad ibn. Maktabah al-Ashriyah. Cet. V. Juz 1. Birut,
1420.
Alawi, An. “Tinjauan Umum Tentang Qiraat,” 2019.
Al-Nadwi, Surul Shahbudin. Perbahasan Ilmu Tajwid Menurut Riwayat Hafs ’An
’Ashim Melalui Toriq Asy - Syatibiyyah. Selangor: Percetakan Salam
SDN. BHD, 2018.
Amin, Muhammad Al-Dusuki. Syarh Al-Syatibiyyah. Cairo: Dar Al-Salam, 2013.
Jabir, Muhammad. “Kaedah Bacaan Riwayat Warsy” 4, no. 2 (2007).
Jamal, Khairunnas, dan Afriadi Putra. Pengantar Ilmu Qira’at. Yogyakarta:
Kalimedia, 2020.
Midan A’bidin. Riwayat Warasy Dari Imam Nafi’ Al-Madani. Kairo: Baktabati
Sunnah, 2003.
Mujahid, Ahmad. Pedoman Qira’at Riwayat Warsy. Amuntai: Hemat, 2014.
Nasution, Muhammad Roihan. Qira’at Sab’ah : Khazanah Bacaan Al-Qur’an
Teori dan Praktik. Medan: Perdana Publishing, 2019.
Rakhim Hasan, Abdur. Qira’at Al-Qur’an dan Tafsirnya. Yayasan Alumni
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an, 2020.

26

Anda mungkin juga menyukai