Anda di halaman 1dari 26

TEKNIK TES HASIL BELAJAR

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Evaluasi Hasil Belajar MI

Dosen Pengampu : Muhammad Nasir, M. Pd

Oleh:
Risma Miliani : 18.11.20.01.00437
Rusmina Jahrawati : 18.11.20.01.00442
Siti Rofi’ah : 18.11.20.01.00462

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 5B
Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, nikmat serta karunia-Nya yang tak ternilai dan tidak dapat dihitung.
Shalawat serta salam tak lupa pula kita hanturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam, yang mana beliau telah membawa kita
dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang, sehingga kami bisa
menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “Teknik Tes
Hasil Belajar” tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah.

Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai


pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya
kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan. Kami


mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk makalah-makalah kami
selanjutnya. Dan kami berharap pembaca dapat mengambil pelajaran serta
manfaat dari makalah kami.

Amuntai, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ................................................................................. 2
BAB II: PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Hakikat Tes Hasil Belajar .................................................................. 3
B. Jenis Tes Hasil Belajar ....................................................................... 3
C. Tes Ditinjau dari Segi Psikologis ....................................................... 8
D. Tes Ditinjau dari Segi Format Tes ..................................................... 10
E. Tes Buatan Guru dan Standar ............................................................ 11
F. Etika dan Komponen-Komponen Tes ................................................ 13
G. Langkah-Langkah Pembuatan dan Penyusunan Tes .......................... 14
H. Keunggulan dan Kelemahan Tes ....................................................... 16
BAB III: PENUTUP..................................................................................... 19
A. Simpulan ............................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan, kita mengetahui bahwa setiap jenis
atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode
pendidikan, selalu mengadakan evaluasi. Artinya pada waktu-waktu
tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan penilaian
terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh
pendidik. Penilaian atau evaluasi berhubungan dengan setiap bagian dari
proses pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar saja, tetapi mencakup
semua proses belajar mengajar. Kegiatan penilaian tidak hanya terbatas
pada karateristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik
metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah.
Evaluasi memiliki kedudukan yang penting dalam proses
pembelajaran. Dengan melakukan evaluasi, guru sebagai pengelola
kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki
peserta didik, ketepatan metode yang digunakan, dan keberhasilan peserta
didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil
penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk
menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya. Hasil penilaian juga
dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih
baik di kemudian hari.
Didalam melakukan evaluasi ada dua teknik evaluasi yang kita
kenal yaitu teknik evaluasi menggunakan tes dan evaluasi dengan teknik
non tes, Teknik non tes pada umumnya memegang peranan penting dalam
rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap
(affective domain) dan ranah keterampilan (Psychomotoric domain),
sedangkan teknik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil
belajar peserta didik dari segi ranah proses berfikirnya (cognitif domain).

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat tes hasil belajar?
2. Apa saja jenis tes hasil belajar?
3. Apa saja tes yang ditinjau dari segi psikologis?
4. Apa saja tes yang ditinjau dari segi format tes?
5. Apa yang dimaksud dengan tes buatan guru dan standar?
6. Apa saja etika dan komponen-komponen tes?
7. Bagaimana langkah-langkah pembuatan dan penyusunan tes?
8. Apa saja keunggulan dan kelemahan tes?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui hakikat tes hasil belajar.
2. Untuk mengetahui jenis tes hasil belajar.
3. Untuk mengetahui tes yang ditinjau dari segi psikologis.
4. Untuk mengetahui tes yang ditinjau dari segi format tes.
5. Untuk mengetahui tes buatan guru dan standar.
6. Untuk mengetahui etika dan komponen-komponen tes.
7. Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan dan penyusunan tes.
8. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan tes.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Tes Hasil Belajar


Tes merupakan suatu bentuk alat evaluasi untuk mengukur
seberapa jauh tujuan pengajaran telah tercapai. Tes adalah cara (yang
dapat dipergunakan) atau prosedur yang (yang perlu ditempuh) dalam
rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan. Tes merupakan
instrumen alat ukur untuk pengumpulan data dimana dalam memberikan
respons atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk
menunjukkan penampilan maksimalnya. Tes adalah alat pengukur
pengumpul data berupa sejumlah pertanyaan atau perintah yang
memerlukan tanggapan dari testee untuk mengukur tingkat kemampuan
dan prestasi.1
Menurut Calongesi, tes merupakan salah satu upaya pengukuran
terencana yang digunakan oleh guru untuk mencoba menciptakan
kesempatan bagi siswa dalam memperlihatkan prestasi mereka yang
berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan.2

B. Jenis Tes Hasil Belajar


Dilihat dari bentuk jawaban, maka tes dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan/keterampilan.
1. Tes Tertulis
a. Tes Tertulis bentuk Uraian (Essay)
Tes berbentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya
membutuhkan jawaban uraian, baik uraian secara bebas ataupun
uraian secara terbatas. Tes bentuk uraian khusus untuk bentuk
uraian bebas menuntut kemampuan murid untuk

1
Abdul Kadir, “Menyusun dan Menganalisis Tes Hasil Belajar,” IAIN Kendari Vo. 8,
No. 2 (2015): h. 70-71.
2
Ana Ratna Wulan, “Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes Dan
Pengukuran,” FPMIPA Universitass Pendidikan Indonesia, t.t., h. 3.

3
mengorganisasikan dan merumuskan jawaban dengan
menggunakan kata-kata sendiri serta dapat mengukur kecakapan
murid untuk berfikir tinggi yang biasanya dituangkan dalam
bentuk pertanyaan yang menuntut, memecahkan masalah,
menganalisa masalah, membandingkan, menyatakan hubungan
dan menarik kesimpulan dan sebagainya. Tes bentuk uraian
terbagi 2 bentuk :
1) Tes uraian bentuk bebas/terbuka
Contoh : Coba sebutkan manfaat oksigen dalam kehidupan
dan berikan contohnya!
2) Tes uraian dalam bentuk terbatas
Contoh : Saufi akan memasukkan 21 kelereng merah dan 30
kelereng biru ke dalam kotak. Tiap kotak berisi kelereng
merah yang sama banyak dan kelereng biru yang sama banyak
pula. Berapa banyak kotak yang diperlukan? Berapa kelereng
merah dan kelereng biru dalam setiap kotak?
b. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif
Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya
yang seragam terhadap semua murid yang mengikuti sebuah tes.
Tes objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short
answer test) dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-
butir soal yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan memilih
salah satu (atau lebih), di antara beberapa kemungkinan jawaban
yang telah dipasangkan pada masing masing items atau dengan
jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-
simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan untuk
masing-masing butir yang bersangkutan. Terdapat beberapa jenis
tes bentuk objektif :
1) Melengkapi (Completion test)
Completion test adalah dikenal dengan istilah melengkapi atau
menyempurnakan.

4
Contoh :
Isilah titik titik dibawah ini dengan jawaban yang benar dan
tepat.
Ibu kota Indonesia adalah ....
2) Test Objektif bentuk multifle choice test (Pilihan ganda)
Test multifle chois, tes pilihan ganda merupakan tes objektif
dimana masing-masing tes disediakan lebih dari kemungkinan
jawaban dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang
benar atau yang paling benar.
Contoh :
Ada berapa rukun iman,...
a. 4 b. 5 c.7 d. 6
3) Test objektif bentuk matching (menjodohkan)
Test bentuk ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan,
tes mencari pandangan, tes menyesuaikan, tes mencocokkan.
Contoh :
1. ....... Sholat sunnah yang A. Istisqo
dilaksanakan pada tiap malam B. Tawarih
bulan Ramadhan C. Rawatif
2. ....... Sholat sunnah yang D. Mutlak
dilakukan sewaktu masuk mesjid
3. ....... Sholat sunnah yang
dilakukan guna meminta hujan

4) Test Objektif bentuk fill in (isian)


Test objektif bentuk fill in ini biasanya berbentuk cerita atau
karangan.
5) Test Objektif bentuk True False (benar salah)
Test ini dikenal dengan tes objektif bentuk “Ya-Tidak”. Tes
objektif bentuk true false adalah bentuk tes, ada yang benar
dan ada yang salah.

5
Contoh :
(B)-(S). Rasulullah Shallallahu „alahi wa sallam dilahirkan
pada tahun 571 H bertepatan dengan tahun Gajah.
(B)-(S). Rasulullah Shallallahu „alahi wa sallam dijuluki
dengan “Al-Amin” karena beliau tidak pernah bohong.3
2. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru
secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara
lisan juga, sehingga menumbuhkan sikap berani berpendapat. Jawaban
dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.4 Tes lisan adalah
suatu bentuk tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam
bentuk bahasa lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban kata-
katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang
diberikan.5
Macam-macam tes lisan :
a. Tes lisan bebas
Pendidikan dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa
menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis.
b. Tes lisan berpedoman
Pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan
ditanyan kepada peserta didik. Tes ini lebih mudah dalam
memeriksa karena dapat lebih mudah ditetapkan standar jawaban
yang benar.
3. Keterampilan
a. Kinerja atau Performance
Suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk
melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang

3
Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: Citapustaka
Media, 2014), h. 42-50.
4
Umi Salamah, “Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan,” STAI Ma’had Aly Al-Hikam
Malang Vol. 2, No. 1 (2018): h. 284.
5
Zainal Arifin, “Evaluasi Pembelajaran (Teori Dan Praktek)” (Universitas Pendidikan
Indonesia, 2010), h. 20.

6
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Misalnya memainkan alat musik, menggunakan mikroskop,
menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya.
b. Projek
Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
melakukan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan
peserta didik pada muatan tertentu secara jelas. Pada penilaian
projek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Kemampuan Pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi dan mengelola waktu pengumpulan data, serta
penulisan laporan.
2) Relevansi
Kesesuaian tugas projek dengan muatan mata pelajaran,
dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman
dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian
Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa
petunjuk dan dukungan terhadap projek peserta didik.6
c. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa,
sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh
guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha
mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang

6
Salamah, “Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan,” h. 285.

7
ditentukan dalam kurikulum.Penilaian portofolio merupakan
penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu.
Komponen penilaian portofolio meliputi: (1) catatan guru,
(2) hasil pekerjaan peserta didik, dan (3) profil perkembangan
peserta didik. Hasil catatan guru mampu memberi penilaian
terhadap sikap peserta didik dalam melakukan kegiatan
portofolio. Bentuk-bentuk hasil portofolio meliputi : tulisan
refleksi, laporan, review, karya berupa benda, catatan
diskusi/kegiatan dirumah dan lain-lain.7

C. Tes Ditinjau dari Segi Psikologis


1. Tes Inteligensi Umum
Menurut Sadli inteligensi adalah keseluruhan kemampuan
individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah. Makin tinggi
tingkat kecerdasan seseorang, makin mungkin ia melakukan suatu
tugas yang banyak menuntut unsur rasio atau akal. Secara keseluruhan
inteligensi adalah kecerdasan dasar pada setiap individu yang bersifat
umum untuk memperoleh suatu kecakapan dengan tindakan yang
terarah dan bertujuan. Dengan menggunakan tes inteligensi umum ini
akan diperoleh suatu gambaran mengenai kecerdasan umum seseorang,
sehingga pemeriksa memperoleh keterangan dari orang yang diperiksa
untuk dipergunakan lebih lanjut.8
Tes inteligensi umum dapat pula digunakan untuk mendiagnosa
apa yang menjadi penyebab dari kegagalan anak-anak di sekolah.
Seringkali guru dan para orangtua anak-anak di sekolah dasar
menemukan kejanggalan pada anak dan peserta didik mereka, seperti
7
Realin Setiamihardja, “Penilaian Portofolio Dalam Lingkup Pembelajaran Berbasis
Kompetensi,” tt, h. 3-13.
8
Nurussakinah Daulay, “Implementasi Tes Psikologi dalam Bidang Pendidikan,” Jurnal
Tarbiyah, Vol. 21, No. 2. (2014): h. 412.

8
pelajarannya menjadi kurang lancar dan prestasi di sekolahnya rendah
padahal sebelumnya anak memiliki prestasi yang gemilang. Sehingga
timbul pertanyaan pada benak orangtua dan guru apakah prestasi yang
rendah di sekolah disebabkan oleh inteligensi anak yang rendah
ataukah terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhinya?. Untuk
memecahkan persoalan-persoalan dan keluhan-keluhan semacam ini
maka tes inteligensi dapat membantu menemukan penyebab rendahnya
prestasi.9
2. Tes Bakat
Inteligensi tidak sama dengan bakat. Bakat adalah apa yang
dalam teori psikologi disebut sebagai aptitude. Bakat adalah
memperkenalkan suatu kondisi dimana menunjukkan potensi
seseorang untuk mengembangkan kecakapannya dalam suatu bidang
tertentu. Perwujudan dari potensi ini biasanya bergantung bukan saja
pada kemampuan belajar individu dalam bidang itu, tetapi juga pada
motivasi dan kesempatan-kesempatannya untuk memanfaatkan
kemampuan ini. Bakat sebagai suatu kondisi pada diri individu yang
dengan suatu latihan khusus memungkinkan mencapai suatu
kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus.
Tes bakat adalah salah satu dari pemeriksaan psikologis yang
termasuk tes kemampuan khusus, yang mengukur berapa besar
kemungkinan keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan
pendidikan tertentu. Dengan mengetahui bakat seorang anak,
diharapkan para orangtua dan guru tidak memaksakan seorang anak
untuk mengikuti bidang pendidikan tertentu yang ternyata tidak sesuai
dengan bakatnya, hal ini tentu saja dapat menimbulkan masalah-
masalah serius pada anak umumnya atau pada orang dewasa
khususnya dalam mendidik anak tersebut.10

9
Daulay, h. 415.
10
Daulay, h. 417.

9
3. Tes Kepribadian
Bagi seorang pendidik dan orang tua sangat perlu untuk
mengetahui informasi tentang peserta didiknya, hal ini bisa didapatkan
dari tes kepribadian peserta didik tersebut Untuk mengetahui karakter
dari para peserta didik maka bisa didapatkan dari tes kepribadian. Tes
kepribadian adalah seperangkat alat tes yang disusun untuk
mendeskripsikan bagaimana kecenderungan seseorang bertingkah
laku. Tes kepribadian adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan
mengungkap ciri-ciri khas seseorang yang banyak sedikitnya bersifat
lahiriah, seperti gaya bicara, cara berapakaian, nada suara, hobi atau
kegemaran dan lain-lain.11

D. Tes Ditinjau dari Segi Format Tes


1. Tes berdasarkan objek pengukurannya
a. Tes Kepribadian
Tes Kepribadian adalah tes yang dilaksanakan dengan
tujuan mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak
sedikitnya bersifat lahiriyah, seperti gaya bicara, cara berpakaian,
nada suara, hobi atau kesenangan dan lain-lain.Yang termasuk
dalam jenis tes ini dan banyak digunakan dalam kependidikan
adalah:
1) Pengukuran sikap.
2) Pengukuran minat.
3) Pengukuran bakat.
4) Tes intelegensi.
b. Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes Hasil Belajar adalah tes yang dipergunakan untuk
menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada

11
Daulay, h. 420.

10
murid-muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswanya, dalam
jangka waktu tertentu.
2. Tes Berdasarkan Bentuknya
a. Tes Tindakan
Tes tindakan adalah tes dimana respon atau jawaban yang
dituntut dari peserta didik berupa tindakan, tingkah laku konkrit.
Alat yang dapat digunakan untuk melakukan tes ini adalah
observasi atau pengamatan terhadap tingkah laku tersebut.
b. Tes Lisan
Tes lisan merupakan sekumpulan item pertanyaan dan atau
pernyataan yang disusun secara terencana, diberikan oleh seorang
guru kepada para siswanya tanpa media tulis
c. Tes Tertulis
Tes tertulis yaitu tes yang terdiri dari serangkaian soal,
pertanyaan atau tugas secara tertulis dan jawaban yang diberikan
secara tertulis juga.

E. Tes Buatan Guru dan Standar


1. Tes Buatan Guru
Tes buatan guru adalah tes yang disusun sendiri oleh guru yang
akan memepergunakan tes tersebut. Tes yang dibuat seorang guru
untuk merumuskan bahan dan tujuan khusus untuk kelasnya sendiri
dan masih dalam ruang lingkup sekolah tempat dia mengajar. Tes ini
biasanya digunakan untuk tes ulangan harian, formatif, dan ulangan
umum (sumatif). Tes buatan guru dimaksudkan untuk mengukur
tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi setelah
berlangsungnya proses pembelajaran yang dikelola oleh guru kelas
yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru harus membuat soal secara
logis dan rasional mengenai pokok-pokok materi apa saja yang patut
untuk ditanyakan.

11
Tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan
pembelajaran untuk kelas tertentu. Tes buatan guru adalah tes yang
dibuat oleh guru untuk kepentingan prestasi belajar.Penyusunan butir-
butir tes harus berdasarkan pada kompetensi dasar, indikator dan
deskripsi bahan yang telah diajarkan. Dalam hal ini mungkin sekali
terdapat perbedaan antara guru yang satu dengan yang lain waktu
mereka satu mata pelajaran. Seorang guru mungkin saja mengambil
bahan pembelajaran yang lain walau kompetensi dasar yang diajarkan
sama. Oleh karena itu, alat tes yang disusun oleh seorang guru hanya
tepat diterapkan pada kelasnya sendiri dan tidak pada kelas atau
bahkan sekolah lain yang diajarkan oleh guru yang berbeda. Dengan
demikian, tes buatan guru hanya mempunyai daya jangkau pakai yang
terbatas. Hasil atau skor yang dicapai peserta didik juga terbatas,
dalam arti hanya dapat diperbandingkan dengan kawan-kawan.12
2. Tes Standar
Tes standar adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli atau
disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara
professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes yang
baik. Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama. Untuk
mengukur validitas dan reliabilitasnya telah diuji cobakan beberapa
kali sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Tes standar adalah suatu tes dimana semua siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sebagian besar pertanyaan
dikerjakan dengan mengikuti petunjuk yang sama dan dalam batasan
waktu yang sama pula. Tes standar dilaksanakan secara seragam,
diusahakan dalam kondisi yang seragam pula.
Tes Standar dirancang oleh ahli tes yang bekerja sebagai ahli
kurikulum sekaligus sebagai guru. Tes standar yang dilakukan

12
Wa Ode Nirwana Raafi dan La Ndia, “Kualitas Tes Buatan Guru pada Soal pilihan
Ganda Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negri 4 Kendari Semester Genap Tahun
Pelajaran 2013/2014,” Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1 (2015): h. 168.

12
mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan
administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid
dengan murid yang lain pada usia atau level yang sama dan dalam
kasus perbandingan ini dilakukan ditingkat nasional.13

F. Etika dan Komponen-Komponen Tes


1. Etika Tes
a. Kerahasiaan Hasil Tes
Setiap pendidik atau pengajar wajib melindungi
kerahasiaan tes, baik hasil secara individual maupun secara
kelompok. Hasil tes hanya dapat disampaikan kepada orang lain
apabila ada izin dari peserta didik yang bersangkutan atau orang
yang bertanggung jawab terhadap peserta didik
b. Keamanan Tes
Tes merupakan alat pengukur yang hanya dapat digunakan
secara professional. Dengan demikian tes tidak dapat digunakan
diluar batas-batas yang ditentukan oleh pfofesionalisme pekerja
guru. Sebab itulah pendidik harus dapat menjamin keamanan tes,
baik sebelum atau sesudah digunakan.
c. Interpretasi Hasil Tes
Hal yang paling mengandung kemungkinan
penyalahgunaan tes adalah penginterpretasian hasil tes secara
salah. Oleh karena itu interpretasi hasil tes harus diikuti tanggung
jawab professional.
d. Penggunaan Tes
Tes hasil belajar haruslah digunakan secara patut. Bila tes
hasil belajar tertentu merupakan tes baku, maka tes tersebut harus
digunakan di bawah ketentuan dan prosedur yang berlaku bagi
pelaksanaan tes baku tersebut.

13
Lailatur Rizqiyah, Teknik Tes Dan Nontes Sebagai Alat Evaluasi Hasil Belajar
(Probolinggo: Universitas Nurul Jadid, 2018), h. 9.

13
Ada beberapa petunjuk yang harus ditaati dalam tes:
a. Menjelaskan cara menjawab tes
b. Memotivasi siswa untuk mengerjakan tes secara baik
c. Tidak menggambarkan butir soal
d. Tidak memperpanjang atau mempersingkat waktu tes
e. Tidak boleh meningkatkan rasa cemas siswa14
2. Komponen-komponen Tes
a. Buku tes, yaitu lembaran atau buku yang memuat butir-butir soal
yang harus dikerjakan oleh siswa.
b. Lembar jawaban tes, yaitu lembaran yang disediakan oleh penilaian
bagi bagi teste untuk mengerjakan tes.
c. Kunci jawaban tes berisi jawaban-jawaban yang dikehendaki. Ide
dari adanya kunci jawaban ini agar:
1) Pemeriksaan tes dapat dilakukan oleh orang lain
2) Pemeriksaannya betul
3) Dilakukan dengan mudah
d. Pedoman penilaian, berisi keterangan perincian tentang skor atau
angka yang diberikan kepada siswa bagi soal-soal yang
dikerjakan.15

G. Langkah-Langkah Penyusunan dan Pembuatan Tes


1. Menentukan Tujuan Penilaian.
Tujuan penilaian sangat penting karena setiap tujuan memiliki
penekanan yang berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes prestasi
belajar, diagnostik, atau seleksi. Contoh untuk tujuan prestasi belajar,
lingkup materi/kompetensi yang ditanyakan/diukur disesuaikan seperti
untuk kuis/menanyakan materi yang lalu, pertanyaan lisan di kelas,

14
Dodi Prasetio, “Pengertian, Hubungan, Perbedaan dan Etika Tes, Pengukuran,
Penilaian dan Evaluasi,” 2009.
15
Dwi Ivayana Sari, Evaluasi Pembelajaran (Malang: Universitas Negri Malang, 2015),
h. 40.

14
ulangan harian, tugas individu/kelompok, ulangan semester, ulangan
kenaikan kelas, laporan kerja praktik/laporan praktikum, ujian praktik.
2. Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
Standar kompetensi merupakan acuan/target utama yang harus
dipenuhi atau yang harus diukur melalui setiap kompetensi dasar yang
ada atau melalui gabungan kompetensi dasar.
3. Menentukan Jenis Alat Ukurnya
Untuk penggunaan tes diperlukan penentuan materi penting
sebagai pendukung kompetensi dasar. Syaratnya adalah materi yang
diujikan harus mempertimbangkan urgensi (wajib dikuasai peserta
didik), kontinuitas (merupakan materi lanjutan), relevansi (bermanfaat
terhadap mata pelajaran lain), dan keterpakaian dalam kehidupan
sehari-hari tinggi (UKRK). Langkah selanjutnya adalah menentukan
jenis tes dengan menanyakan apakah materi tersebut tepat diujikan
secara tertulis/lisan. Bila jawabannya tepat, maka materi yang
bersangkutan tepat diujikan dengan bentuk soal apa, pilihan ganda atau
uraian. Bila jawabannya tidak tepat, maka jenis tes yang tepat adalah
tes perbuatan: kinerja (performance), penugasan (project), hasil karya
(product), atau lainnya.
4. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman
penskorannya.

Sedangkan menurut Djaali, langkah-langkah dalam menyusun tes


hasil belajar dapat diurutkan sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan tes


2. Analisis kurikulum
3. Analisis buku pelajaran dan materi sumber belajar lainnya
4. Membuat kisi-kisi
5. Penulisan tujuan intruksional khusus
6. Penulisan soal
7. Telaah soal (face validaty)

15
8. Reproduksi tes terbatas
9. Uji coba tes
10. Analisis hasil uji coba
11. Merakit soal menjadi tes.16

H. Keunggulan dan Kelemahan Tes


Bentuk tes yang digunakan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
tes objektif dan tes non-objektif. Objektif di sini dilihat dari sistem
penskorannya, yaitu siapa saja yang memeriksa lembar jawaban tes akan
menghasilkan skor yang sama. Tes non-objektif yang juga sering disebut
tes uraian adalah tes yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi
skor. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tes objektif adalah tes yang
sistem penskorannya objektif, sedang tes non-objektif sistem
penskorannya dipengaruhi oleh subjektivitas pemberi skor.17
a. Keunggulan dan Kelemahan Tes Objektif
Keunggulan Tes Objektif, diantaranya:
1) Tes ini tepat untuk mengukur proses berfikir rendah hingga sedang
yang mencakup daya ingat, pemahaman, dan penerapan.
2) Semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat
dievaluasi sehingga dapat diukur ketercapaiannya.
3) Penghitungan nilai hasil tes dapat dilakukan dengan cepat, bahkan
dapat menggunakan bantuan program komputer.
4) Menganalisis soal lebih mungkin untuk dilakukan. Tingkat
kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh serta reliabilitas soal
dapat diketahui.
5) Tingkat kesukaran dapat dikendalikan.
6) Informasi yang diperoleh dari hasil tes lebih banyak.18

16
Dwi Ivayana Sari, Evaluasi Pembelajaran, Buku Diktat, t.t., h. 40-43.
17
Erna Labudasari dan Eliya Rochman, Pengantar Evaluasi Pembelajaran (Cirebon,
2018), h. 19-20.
18
Ima W dkk., “Keunggulan dan Kelemahan Tes” (Universitas Negeri Malang, 2009), h.
5.

16
7) Tes objektif sifatnya lebih representatif dalam hal mencakup dan
mewakili materi yang telah diajarkan kepada peserta.
8) Butir-butir soal pada tes objektif jauh lebih mudah dianalisis, baik
dari segi derajat kesukarannya, daya pembedanya, validitas
maupun realibilitasnya.19

Kelemahan Tes Objektif, diantaranya:

1) Pada kenyataannya lebih banyak soal yang hanya mengukur


jenjang berfikir rendah.
2) Membuat soal lebih sukar jika ingin membuat soal dengan bobot
baik, karena harus menyediakan pilihan dan pengecoh yang tepat.
3) Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya untuk
membaca dan menerka. Selain itu kemampuan anak juga
dipengaruhi oleh keraguan karena ada beberapa pilihan.
4) Anak tidak dapat menyatakan idenya sendiri dalam menjawab
soal.20
5) Tes objektif memberikan kemungkinan kepada orang lain untuk
ditugasi atau dimintai bantuan guna mengoreksi hasil tes tersebut.21
b. Keunggulan dan Kelemahan Tes Subjektif
Keunggulan Tes Subjektif, diantaranya:
1) Mudah disiapkan dan disusun
2) Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau
untung-untungan.
3) Mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat
serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus.
4) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan
pendapat dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
Kelemahan Tes Subjektif, diantaranya:

19
Labudasari dan Rochman, Pengantar Evaluasi Pembelajaran, h. 24-25.
20
W dkk., “Keunggulan dan Kelemahan Tes,” h. 5.
21
Labudasari dan Rochman, Pengantar Evaluasi Pembelajaran, h. 24-25.

17
1) Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-
segi mana dari pengatahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
2) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur
subyektif.
3) Pemeriksaanya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan
individual lebih banyak dari penilaian.
4) Waktu untuk koreksinya lama dan tidak bisa diwakilkan kepada
orang lain.22

22
Labudasari dan Rochman, h. 22-23.

18
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur yang
(yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan, berupa sejumlah pertanyaan atau perintah yang memerlukan
tanggapan dari testee untuk mengukur tingkat kemampuan dan prestasi.
Bentuk tes yang digunakan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes
objektif dan tes non-objektif. Objektif di sini dilihat dari sistem
penskorannya, yaitu siapa saja yang memeriksa lembar jawaban tes akan
menghasilkan skor yang sama. Tes non-objektif yang juga sering disebut
tes uraian adalah tes yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi
skor.
Dilihat dari bentuk jawaban, maka tes dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan/keterampilan. Tes
ditinjau dari Segi Psikologis terdiri dari tes tes inteligensi umum, tes bakat
dan tes kepribadian. Tes ditinjau dari segi format tes terdiri dari 2 macam
yaitu : Tes berdasarkan objek pengukurannya dan berdasarkan bentuknya.
Komponen-komponen tes yaitu buku tes, lembar jawaban tes, kunci
jawaban tes dan pedoman penilaian.
Tes buatan guru adalah tes yang disusun sendiri oleh guru yang
akan memepergunakan tes tersebut. Tes yang dibuat seorang guru untuk
merumuskan bahan dan tujuan khusus untuk kelasnya sendiri dan masih
dalam ruang lingkup sekolah tempat dia mengajar. Sedangkan tes standar
adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli atau disusun oleh lembaga yang
khusus menyelenggarakan secara professional.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. “Evaluasi Pembelajaran (Teori Dan Praktek).” Universitas


Pendidikan Indonesia, 2010.
Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Citapustaka Media, 2014.
Daulay, Nurussakinah. “Implementasi Tes Psikologi dalam Bidang Pendidikan,”
Jurnal Tarbiyah, Vol. 21, No. 2. (2014).
Ivayana Sari, Dwi. Evaluasi Pembelajaran. Malang: Universitas Negri Malang,
2015.
———. Evaluasi Pembelajaran. Buku Diktat., t.t.
Kadir, Abdul. “Menyusun dan Menganalisis Tes Hasil Belajar.” IAIN Kendari Vo.
8, No. 2 (2015).
Labudasari, Erna, dan Eliya Rochman. Pengantar Evaluasi Pembelajaran.
Cirebon, 2018.
Prasetio, Dodi. “Pengertian, Hubungan, Perbedaan dan Etika Tes, Pengukuran,
Penilaian dan Evaluasi,” 2009.
Raafi, Wa Ode Nirwana, dan La Ndia. “Kualitas Tes Buatan Guru pada Soal
pilihan Ganda Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negri 4
Kendari Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014,” Jurnal Penelitian
Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1 (2015).
Rizqiyah, Lailatur. Teknik Tes Dan Nontes Sebagai Alat Evaluasi Hasil Belajar.
Probolinggo: Universitas Nurul Jadid, 2018.
Salamah, Umi. “Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan.” STAI Ma’had Aly Al-
Hikam Malang Vol. 2, No. 1 (2018).
Setiamihardja, Realin. “Penilaian Portofolio Dalam Lingkup Pembelajaran
Berbasis Kompetensi,” tt.
W, Ima, Irma W, Lilis S, Nely Zulfa, dan Usman. “Keunggulan dan Kelemahan
Tes.” Universitas Negeri Malang, 2009.

20
Wulan, Ana Ratna. “Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes Dan
Pengukuran.” FPMIPA Universitass Pendidikan Indonesia, t.t., 2016.

21
SOAL

1. Apa perbedaan tes melengkapi (Completion Test) dengan tes objektif


bentuk Matching (menjodohkan)?
Jawab :
Tes melengkapi adalah menyempurnakan, biasanya ada petunjuk isilah
titik-titik dengan benar. Sedangkan tes menjodohkan adalah mencari
pandangan, menyesuaikan dan mencocokkan antara soal dengan jawaban
yang disediakan.
2. Sebutkan jenis-jenis tes kepribadian?
Jawab :
Tes Pengukuran sikap, Pengukuran minat, Pengukuran bakat dan Tes
intelegensi.
3. Jelaskan tes berdasarkan bentuknya?
Jawab :
- Tes tindakan, yaitu tes dimana respon atau jawaban yang dituntut dari
peserta didik berupa tindakan dan tingkah laku yang konkrit.
- Tes lisan, yaitu sekumpulan item pertanyaan atau pernyataan yang
disusun secara terencana yang diajukan kepada peserta didik.
- Tes tertulis, yaitu tes yang terdiri dari serangkaian soal, pertanyaan
atau tugas secara tertulis dan jawaban yang diberikan secara tertulis
juga.
4. Sebutkan langkah-langkah penyusunan tes?
Jawab :
- Menentukan Tujuan Penilaian.
- Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
- Menentukan Jenis Alat Ukurnya
- Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman
penskorannya.
5. Apa perbedaan tes objektif dan subjektif?

22
Jawab :
Tes objektif dilihat dari sistem penskorannya, yaitu siapa saja yang
memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama.
Sedangkan tes non-objektif atau subjektif yang juga sering disebut tes
uraian adalah tes yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi
skor.

23

Anda mungkin juga menyukai