DOSEN PENGAMPU
ANGGINI PRATAMA M.Pd
Disusun Oleh :
ANISA NINGSI
NURAJIJAH HASIBUAN
SINTA NURI HRP
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala limpahan rahmat serta karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillahtepat pada waktunya
yang berjudul “Karakteristik, Model Dan Pendekatan Evaluasi Pembelajaran”.
Dalam penyusunan makalah atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, bimbingan orang tua, teman-teman dan guru. Sehingga, kendala- kendala
yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STAI At-taqwa Bondowoso.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
IDENTITAS BUKU.................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
A. Data........................................................................................................... 3
B. Analisis...................................................................................................... 4
A. Kesimpulan............................................................................................... 8
B. Saran......................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses evaluasi pembelajaran atau penilaian proses dan hasil belajar guru sering
menggunakan instrumen tertentu, baik tes maupun non tes. Dalam instrumen ini mempunyai
fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka mengetahui kefektifan proses pembelajaran
di sekolah. Suatu instrumen harus memiliki syarat-syarat tertentu sekaligus menunjukkan
karakteristik instrumen.
Realitanya seorang guru membuat instrumen tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu. Ada
guru yanag membuat instrumen, seperti soal-soal ulangan atau ujian semester langsung
mengambil dari buku sumber, padahal banyak buku sumber yang tidak sesuai dengan kurikulum
yang telah ditetapkan. Ada juga guru yang menggunakan soal-soal lama yang belum diketahui
kualitasnya. Hal ini sebagai akibat dari ketidak-pahaman guru terhadap suatu instrumen evaluasi
yang baik.
Dalam pembahasan ini, akan dipaparkan beberapa karakteristik, model dan pendekatan
evaluasi pembelajaran, agar guru bisa memahami dan mengaplikasikannya ke dalam dunia
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik instrumen evaluasi pembelajaran?
2. Apa saja model-model evaluasi pembelajaran?
3. Apa saja pendekatan evaluasi pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik instrumen evaluasi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui model-model evaluasi pembelajaran.
3. Untuk mengetahui pendekatan evaluasi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
6. Model Alkin
Model ini sesuai dengan nama pengembangnya, yaitu Marvin Alkin yang menyatakan
evaluasi adalah suatu proses untuk meyakikan keputusan, mengumpulkan informasi, memilih
informasi yang tepat, dan menganalisis informasi untuk memilih alternaif. Adapun lima jenis
evaluasi, yaitu:
a. Sistem assessment: untuk memberikan informasi tentang keadaan atau posisi darisuatu sistem.
b. Program planning: untuk membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil
memenuhi kebutuhan program.
c. Program implementation: untuk menyiapkan informasi tentang program yang diperenalkan
kepada kelompok tertentu sebagaiman yang direncanakan.
d. Program improvement: untuk memberikan informasi tentang fungsi suatu program, tujuan dan
apakah ada masalah yang muncul tiba-tiba.
e. Program certification: untuk memberikan informasi tentang nilai atau mafaat suatu program.
7. Model Brinkerhoff
Robert O. Brinkerhoff mengemukakan ada tiga jenis evaluasi, yaitu:
a. Fixed vs emergent evaluation design
Desain evaluasi fixed (tetap) harus direncanakan dan disusun secara sistematik-
terstruktur berdasarkan tujuan program sebelum program dilaksanakan dengan kebutuhan yang
dapat berubah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam desain fixed ini, atara lain: menyusun
pertanyaan-pertanyaan, menyiapkan instrumnen, menganalisis hasil evaluasi, dan melaporkan
hasil evaluasi secara formal kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam desain ini dapat
digunakan berbagai teknik, seperti tes, observasi, wawancara, kuesioner, dan skala penilain guna
menghasilkan data yang bersifat kuantitatif.
Sementara itu, dalam desain evaluasi emergent bertujuan untuk beradaptasi dengan
situasi yang sedang berlangsung dan berkembang, seperti menampung pendapat audiensi,
masalah-masalah, dan kegiatan program. Teknik pengumpulan data dapat menggunakan
observasi, studi kasus dan laporan tim pendukung untuk menhasilkan informasi yang bersifat
kualitatif-naturalistik.
b. Formative vs summative evauation
Evaluasi formatif berfungsi untuk memperbaiki kurikulum dan pembelajaran. Sedangkan
evaluasi sumatif berfungsi untuk melihat kemanfaatan kurikulum dan pembelaaran secara
menyeluruh.
Fokus evaluasi sumatif adalah variable-variabel yang dianggap penting dalam kurikulum
dan pembelajaran dengan menentukan apakah kurikulum dan pembelajara harus diteruskan atau
tidak.
c. Desain eksperimental dan desain quasi eksperimental vs natural inquiry
Desain evaluasi eksperimental menggunakan pendekatan kuantitatif, random sampling,
memberikan perlakuan, dan mengukur dampak. Tujuannya adalah untuk menilai manfaat hasil
percobaan program pembelajaran.
Desain evaluasi ini agak sulit dilakukan karena umumnya proses pembelajaran sudah
atau sedang terjadi. Jika proses pembelajaran sudah terjadi cukup melihat dokumen-dokumen
sejarah atau menganalisis hasil tes. Untuk proses pembelajaran sedang terjadi, dapat melakukan
pengamatan atau wawancara dengan orang-orang yang terlibat.Sedangkan desain evaluasi
natural-inkuiri dilakukan menggunakan teknik studi dokumentasi dengan pendekatan informal.
9. Model Responsif
Model ini menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik. Evaluasi tidak diartikan
sebagai pengukuran melainkan memberikan pandangan orang-orang yang terlibat, berminat dan
berkepentingan dengan program pembelajaran.
Instrument yang digunakan pada umumnya mengandalkan observasi langsung maupun
tdidak langsung dengan interpretasi data yang impresionistik. Langkah-lagkah dalam model ini,
diantaranya: observasi, merekam hasil wawancara, mengumpulkan data, mengecek pengetahuan
awal peserta didik, dan mengembangkan desain.
Adapun kelebihan model ini, yaitu peka terhadap beberapa pandangan dan kemampuannya
mengakomodasi pendapat yang ambigius dan tidak fokus. Sedangkan kekurangannya, yaitu:
a. Pembuatan keputusan sulit menyederhanakan informasi,
b. Tidak mungkin menampung semua argument, dan
c. Membutuhkn waktu dan tenaga
Perlu kita ketahui bahwa keberhasilan satu evaluasi pembelajaran secara keseluruhan bukan
hanya dipengaruhi penggunaan yang tepat pada sebuah model evaluasi, mealainkan juga harus
memperhatikan factor yang lain, seperti tujuan pembelajaran, sistem sekolah dan pembinaan
guru.
C. Pendekatan Evaluasi
Pendekatan merupakan sudut pandang seseorang dalam mempelajari sesuatu begitu juga
dalam menelaah dan mempelaari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan
evaluasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan sistem.
Sedangkan dilihat dari penafsiran hasil evaluasi, pendekatan evaluasi dibagi menjadi dua,
yaitu criterion-referenced, dan norm referenced evaluation.
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini ditujukan pada perkembangan aspek intelektal peserta didik yang dituntut
untuk menguasai mata pelajaran. Kegiatan-kegiatan juga lebih difokuskan pada komponen
produk sedangkan komponen proses cenderung diabaikan.
Namun, banyak guru mengalami kesulitan untuk mengembangkan sistem evaluasi ini di
sekolah, karena bertentangan dengan tradisi yang selama ini sudah berjalan. Misalnya, ada tradisi
bahwa target kuantitas kelulusan setiap sekolah harus diatas 95 %, begitu juga untuk kenaikan
kelas. Ada juga tradisi bahwa dalam mata pelajaran tertentu nilai peserta didik dalam rapor harus
minimal enam. Seharusnya, kebijakan evaluasi lebih menekankan pada target kualitas, yaitu
kepentingan dan kebermaknaan pendidikan bagi anak.
2. Pendekatan Sistem
Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan ketergntungan.
Jika pendekatan sistem dikaitkan dengan evaluasi, maka pembahasan lebih difokuskan pada
komponen evaluasi, meliputi komponen kebutuhan dan Feasibility, komponen input, komponen
proses, dan komponen produk.
3. Criterion-Referenced Evaluation
Criterion-referenced evaluation atau lebih dikenal dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
dapat digunakan dengan membandingkan hasil yang diperoleh peserta didik dengan sebuah
patokan atau kriteria yang secara absolut atau mutlak telah ditetapkan.
Adapun langkah-langkahnya, yaitu: menentukan skor ideal, mencari rata-rata dan simpangan
baku ideal, kemudian menggunakan pedoman konversi skala nilai. Pendekatan ini sering disebut
penilaian norma absolut yang cocok digunakan dalam evaluasi formatif yang berfungsi untuk
perbaikan proses pembelajaran dan menggambarkan prestasi belajar peserta didik scara objektif.
4. Norm- Referenced Evaluation
Norm- Referenced Evaluation atau Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah pendekatan yang
membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman satu kelasnya yang bersifat relatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Evaluasi sangat berguna untuk meningkatkan kualitas sistem pembelajaran. Melalui evaluasi
semua komponen pembelajaran dapat diketahui apakah dapat berfungsi sebagaimana mestinya
atau tidak.Berbicara tentang Instrumen, dapat kita ketahui bahwa instrument adalah alat ukur
yang dapat berbentuk tes maupun non-tes. Instrumen dapat bersifat baik dan ada pula yang
kurang baik. Instrument yang baik adalah instrument yang memenuhi syarat-syarat dan kaidah-
kaidah tertentu.Adapun karakteristik instrument evaluasi, diantaranya: valid, reliabel, relevan,
representative, praktis, deskriminatif, spesifik dan proporsional.
2. Di dalam evaluasi pembelajaran, terdapat beberapa model evaluasi dengan format atau
sistematika yang berbeda, seperti odel Tyler, model yang berorientasi pada tujuan, model
pengukuran, model kesesuaian, Educational system evaluation model, model alkin, model
Brinkerhoff, model Illuminative dan model responsive.
3. Pendekatan merupakan sudut pandang seseorang dalam mempelajari sesuatu begitu juga dalam
menelaah dan mempelaari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan sistem. Sedangkan dilihat
dari penafsiran hasil evaluasi, pendekatan evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu criterion-
referenced, dan norm referenced evaluation.