MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Machrup Eko Cahyono, M. Pd. I
Disusun oleh:
Kelompok 2
SEMESTER 4
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB 4B
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MARET 2021
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah
memberikan kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah " Evaluasi Pembelajaran " dalam bentuk
makalah, Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan
kita Nabiyullah Muhammad, SAW. Selain itu kami ucapkan terima kasih kepada
para pihak yang telah membantu kami, yaitu sebagai berikut.
1. Bapak Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Ketua Jurusan Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung.
3. Bapak Prof. Dr. Sokip, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
Arab.
4. Bapak Machrup Eko Cahyono, M.Pd.I. selaku dosen kami pada mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Tulungagung, 25 Maret 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan adalah usaha dasar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-
orang yang diberikan tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik sehingga
mempunyai sifat dan tabi’at sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dalam arti lain,
pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan
bakat, potensi, dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan. Oleh
karena itu, sudah seharusnya pendidikan didesain supaya memberikan
pemahaman dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar
siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa
tersebut dalam memahami materi. Indikasi ini mungkin karena faktor belajar
siswa yang kurang efektif. Akibatnya, siswa kurang atau bahkan tidak memahami
materi yang bersifat sukar.
Saat ini, profesi guru semakin banyak tuntutan seiring dengan kebutuhan akan
pendidikan yang bermutu. Salah satunya adalah kompetensi yang harus dikuasai
guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan
tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran
tersebut. Biasanya didalamnya itu guru melaksanakan penilaian dan proses hasil
belajar.
Seiring dengan proses evaluasi pembelajaran, guru sering menggunakan
instrumen tertentu baik tes maupun non tes. Instrumen ini memiliki peran dan
fungsi yang sangat penting, dalam rangka untuk mengetahui keefektifan proses
pembelajaran di sekolah. Mengingat begitu pentingnya instrumen dalam kegiatan
evaluasi pembelajaran. Instrumen evaluasi pembelajaran memiliki syarat- syarat
tertentu sekaligus menunjukkan karakteristik instrumen dalam pembelajaran.
Dalam makalah ini akan dibahas karakteristik intrumen, model-model serta
pendekatan evaluasi pembelajaran.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013) h. 139
3
memberikan data yang akurat sesuai dengan fungsinya, dan hanya mengukur
sampel perilaku tertentu.2
a. Validitas
Alat ukur di katakan valid apabila alat ukur itu mampu mengukur
apa yang perlu diukur. Contoh: Untuk mengukur tingkat partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran, bukan di ukur melalui skor nilai yang di
peroleh pada waktu ulangan, tetapi di lihat melalui Kehadiran,terpusatnya
perhatian ,ketepaan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan guru
dalam arti relevan pada permasalahannya.
Nilai yang di peroleh pada waktu ulangan, bukan menggambarkan
partisipasi, tetapi menggambarkan prestasi belajar.
b. Reliabilitas
Kata realibilitas dalam bahasa indonesia di ambil dari kata
reliability dalam bahasa inggris , berasal dari kata asal reliable yang
artinya dapat di percaya. Seorang di katakan dapat di percaya jika orang
tersebut selalu bicara ajek atau konsisten, tidak berubah-ubah
pembicaraannya dari waktu ke waktu.
c. Objektivitas
Objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang memengaruhinya.
Lawan dari objektif adaalah subjektif, artinya terdapat uunsur pribadi yang
masuk memengaruhi. Sebuah tes di katakan memiliki objektivitas apabila
2
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan kurikulum 2013)
, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 82
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2012) h. 17
4
dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang memengaruhi
terutama dalam sistem skoringnya. 4
4
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Malang, UIN- MALIKI PRESS, 2010), hlm.52
5
(b) Secara komprehensif (menyeluruh) yaitu mencakup keseluruhan
materi, mencakup berbagai aspek berpikir (ingatan, pemahaman,
analisis, aplikasi dan sebagainya), dan melalui berbagai cara yaitu tes
tertulis, tes lisan, tes perbuatan,pengamatan dan sebagainya
d. Praktikabilitas
Sebuah tes di katakan memilki praktikabilitas yang tinggi apabila
tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya.
e. Ekonomis
Yang di maksud ekonomis di sini adalah bahwa pelaksanaan tes
tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan
waktu yang lama.5
Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi dengan
hasil yang diharapkan. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator
menggunakan cara atau teknik, maka dikenal dengan teknik evaluasi.
Adapun teknik evaluasi dibagi menjadi dua yaitu teknik non tes dan
teknik tes.
5
Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 77
6
a. Teknik Non Tes
1. Skala bertingkat
Skala menggabarkan segala sesuatu yang dinyakan dalam nilai.
Contohnya, guru memberikan nilai untuk menandakan tingkat prestasi
seseoranng. Biasanya angka-angka yang digunakan pada skala
memilki rentang atau jarak yang sama meletakannya bertingkat dari
yang rendah menuju yang tinggi.
2. Kuesioner
Kuesioner atau angket adalah daftar pernyataan yang harus diisi
oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang
dapat mengetahui tentang keadaan/data diri, pengalaman,
pengetahuan, dan pendapat.
3. Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi adalah cara untuk mengetahui
mengenai sesuatu hal yang diteliti dengan seksamaa dan pencacatan
yang sistematis.
7
b. Teknik Tes
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013) h. 142
7
Ibid, h. 142-143
8
dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan
penentu naik atau tidaknya siswa kelas yang lebih tinggi8.
8
Ibid, h. 143
9
http://jabercaemdanunyuweb.blogspot.com/2013/10/model-evaluasi-pembelajaran.html?m=1
di akses pada Senin, 22 Maret 2021 pukul 19.43 WIB.
10
Abdul Safruddin, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi
Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) h. 124
9
Menurut Tyler ada tiga langkah utama yang harus dilakukan yakni.
Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievaluasi, Menentukan situasi
dimana peserta didik memperoleh kesempatan untuk menunjukkan tingkah laku
yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran, dan Menentukan alat evaluasi
yang akan dipergunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik.11
d) Model Ekonomi
Model ekonomi mikro adalah model yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Sebagaimana model kuantitatif lainnya, maka
model ekonomi mikro ini focus pada hasil (hasil dari pekerjaan, hasil
belajar, dan hasil yang diperkirakan). Model di lingkungan ekonomi
mikro yang tepat digunakan dalam evaluasi kurikulum adalah model
cost effectiveness.
11
https://www.google.com/amp/s/www.lamaccaweb.com/2020/04/29/model-evaluasi-
pembelajaran/%3famp di akses pada Senin, 22 Maret 2021 pukul 20.02 WIB.
10
2. Model Evaluasi Kualitatif
b) Model Iluminatif
Model ini mendasarkan dirinya pada paradigma antropologi social. Model
ini juga memberikan perhatian tidak hanya pada kelas dimana suatu inovasi
kurikulum dilaksanakan. Dasar konsep yang digunakan dalam model ini adalah:
1) System Intruksi
Sistem instruksi disini diartikan sebagai catalog, perpekstus, dan laporan-
laporan kependidikan yang secara khusus berisi berbagai macam rencana dan
pernyataan yang resmi berhubungan dengan pengaturan suatu pengajaran.
2) Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar ialah lingkungan social-psikologis dan materi dimana
guru dan peserta didik berinteraksi. Kegiatan pelaksanaannya, model evaluasi
11
ilumintif memiliki tiga kegiatan, yaitu observasi, inkuiri lanjutan, dan usahan
penjelasan.
c) Model Responsif
Model responsif sangat menekankan terutama sekali pada
kedudukan-kedudukan, pertanyaan-pertanyaan, dan masalah-masalah yang
ditemui oleh perhatian para pendengar yang berbeda oleh dibawah program
evaluasi.
Menurut Scriven, model evaluasi responsif memungkinkan
mengambil dua orientasi utama yang mana saling melengkapi satu sama lain:
1) Pembatasan terhadap kegunaan atau manfaat yang benar-benar ada
yang sedang dievaluasi.
2) Pembatasan terhadap nilai-nilai yang benar-benar ada yang
dievaluasi.
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan Tradisional merupakan pendekatan yang lebih
mengedepankan komponen evaluasi produk daripada komponen proses.
Dalam pendekatan ini, peserta didik lebih di tuntut untuk menguasai suatu
jenis keahlian dan terkesan mengenyampingkan aspek keterampilan dan
sikap.14
12
Dr. Elis Ratna wulan dan Dr. H. Rusdiana, Drs.,MM. ,Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: pustaka
setia, 2014). H. 32
13
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), hlm. 85
14
Dr. Elis Ratna wulan dan Dr. H. Rusdiana, Drs.,MM. ,Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: pustaka
setia, 2014). H. 36
12
Pendekatan ini berorientasi kepada praktik evaluasi seperti yang
telah berjalan selama ini di madrasah, yang ditujukan kepada
perkembangan aspek intelektual peserta didik. Aspek-aspek keterampilan
dan pengembangan sikap kurang mendapat perhatian yang serius. Peserta
didik hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran. Kegiatan-kegiatan
evaluasi juga lebih difokuskan kepada komponen produk saja, sementara
komponen proses cenderung diabaikan. Hasil kajian Spencer cukup
memberikan gambaran betapa pentingnya evaluasi pembelajaran. Ia
mengemukakan sejumlah isi pendidikan yang dapat dijadikan dasar
pertimbangan untuk merumuskan tujuan pendidikan secara komprehensif
dan menjadi acuan dalam membuat perencanaan evaluasi.
2. Pendekatan Sistem
Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling
berhubungan dan ketergantungan.15 Pendekatan sistem berarti evaluasi di
sini lebih mengedepankan proses, sehingga komponen yang termasuk
dalam proses harus di evaluasi, baik itu dari konteks, input, proses, serta
produk.16
Komponen-komponen ini harus menjadi landasan pertimbangan
dalam evaluasi pembelajaran secara sistematis. Berbeda dengan
pendekatan tradisional yang hanya menyentuh komponen produk saja,
yaitu perubahan perilaku apa yang terjadi pada peserta didik setelah
15
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), h. 89
16
Dr. Elis Ratna wulan dan Dr. H. Rusdiana, Drs.,MM. ,Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: pustaka
setia,2014). h. 40
13
mengikuti proses pembelajaran. Pendekatan ini tentu tidak salah, hanya
saja tidak sistematis. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa hasil
belajar tidak akan ada bila tidak melalui suatu proses, dan proses tidak bisa
berjalan bila tidak ada masukan dan guru yang melaksanakan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
B. Saran
Sebagai pendidik yang baik, seharusnya memahami apa yang
dimaksud evaluasi pembelajaran. Dengan mempelajari evaluasi
pembelajaran kita dapat mengetahui strategi apa yang kita lakukan serta
langkah apa yang efisien dalam mengajar peserta didik. Karna dengan
kita mempelajari media pembelajaran ini kita mampu menentukan
media yang tepat untuk digunakan agar peserta didik cepat paham dan
mampu menyerap materi dengan baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Elis Ratna wulan dan Dr. H. Rusdiana, Drs.,MM. 2014. Evaluasi
Pembelajaran. Bandung: pustaka setia. H. 32
http://jabercaemdanunyuweb.blogspot.com/2013/10/model-evaluasi-
pembelajaran.html?m=1 di akses pada Senin, 22 Maret 2021 pukul 19.43 WIB.
https://www.google.com/amp/s/www.lamaccaweb.com/2020/04/29/model-
evaluasi-pembelajaran/%3famp di akses pada Senin, 22 Maret 2021 pukul 20.02
WIB.
17