Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP DAN ACUAN PENILAIAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Mutiara Arlisyah Putri U, M.Pd

Oleh :

Nuri Fatihatul Fariha 19190001

Nada Shofiyya 19190002

Shofia Ama Faradisa 19190003

Nisvi Sabbriani 19190004

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “Prinsip-Prinsip dan Acuan Penilaian”. Atas dukungan moral dan
materiil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Mutiara selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran kami yang banyak
memberikan materi pendukung, masukan, dan bimbingan kepada penulis.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca agar dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi karena penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Malang, 07 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran....................................................................5
B. Prinsip dan Metode Pendekatan yang Terdapat dalam Evaluasi Pembelajaran9
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses memahamkan seseorang yang tidak
tahu menjadi berilmu pengetahuan. Dalam suatu proses tentu terdapat tujuan akhir
yang ingin dicapai, begitu pula dengan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan akhir
proses pembelajaran, akan ada banyak hambatan yang dilalui. Oleh karena itu, agar
tujuan akhir tersebut dapat tercapai dengan maksimal, maka diperlukan suatu evaluasi
pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran merupakan proses penting dalam menentukan model
atau sistem pembelajaran yang tepat. Dalam proses inilah kelemahan maupun
kelebihan suatu sistem pembelajaran dapat dianalisis. Jika pada sistem pembelajaran
terdapat kelemahan, maka lembaga atau pihak yang merumuskan dapat segera
mencari solusinya. Oleh sebab itu, evaluasi pembelajaran sangat berpengaruh pada
pengambilan keputusan mengenai efektif atau tidaknya sistem pembelajaran tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa
evaluasi pembelajaran merupakan proses penting untuk memutuskan dan menentukan
strategi pembelajaran efektif, efisien serta bermakna. Oleh karena itu, pada makalah
ini akan dibahas mengenai konsep dasar evaluasi pembelajaran, prinsip, metode serta
acuan penilaian yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dalam evaluasi pembelajaran ?
2. Apa saja metode pendekatan yang terdapat dalam evaluasi pembelajaran ?
3. Apa saja prinsip-prinsip penilaian yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar dalam evaluasi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui prinsip dan metode pendekatan yang terdapat dalam
evaluasi pembelajaran.
3. Untuk mengetahui acuan-acuan penilaian yang digunakan dalam evaluasi
pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran


Pembelajaran merupakan proses yang harus ditempuh untuk dapat
memperoleh nilai dan pemahaman dari hal yang tidak diketahui menjadi diketahui
dan dipahami, guna mengarahkan sistem atau metode belajar yang paling sesui
dengan peserta didik. Dalam melaksananakan proses pembelajaran, tanggung jawab
guru atau pendidik dalam mengolah berbagai bentuk potensi siswa guna
meningkatkan kualitas pendidikan di kelas.1 Terdapat salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk dapat mengetahui kelebihan
dan kekurangan dengan cara mengevaluasi pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi
pembelajaran bukan hanya dapat dilakukan oleh para peneliti, guru maupun dosen
karena dalam aspek elemen evaluasi pun harus terdapat yang dievaluasi, misalnya
siswa. Jadi, dalam hal mengevaluasi pembelajaran merupakan hak dan kewajiban
siswa dan guru guna menentukan langkah pembelajaran yang lebih baik ke
depannya.2 (penjabaran dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 1 tentang
evaluasi hasil belajra peserta didik dilakukan ioleh pendidik untuk memantau proses,
kemajuan dan perbaikan hasil belajar).
Evaluasi pembalajaran sangat familiar dengan kata ujian atau tes. Jika dalam
ranah pendidikan formal juga sering disebut dengan ulangan harian, yakni penilaian
yang diselenggarakan oleh guru di kelas bahkan ujian akhir sekolahpun, belum tentu
menggambarkan esensi atau makna sesungguhnya dari evaluasi pembeajaran. Karena,
dalam evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan sebatas menilai hasil
belajar,namun juga segala bentuk proses yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung.

1
Irhamni, ‘Prinsip-Prinsip Dan Pendekatan Dalam Penilaian Hasil Belajar’, JUrnal Pendidikan, 1.5 (2018), 111–
19.
2
D I Sd and Negeri Bencongan, ‘1 , 2 , 3 , 4’, 2.April (2020), 87–98 <inapgsd@gmail.com ,
fatikamulyani11@gmail.com>.
The environment includes evaluating learning programs, learning processes and learning outcomes. In
general, the evaluation principle consists of continuity, comprehensive, fair, objective, cooperative and
practical.
Beberapa konsep yang dapat dilakukan dalam beberapa istilah dengan cara
yang berbeda-beda seperti tes, pengukuran, penilaian, dan assesment. Dari beberapa
istilah tersebut memang sama maknanya, namun berbeda cara pelaksanaannya
sehingga keempat hal tersebut lebih tepat dikatakan beberapa hal yang salong
berkesinambungan serta tidak dapat terpisahkan dalam proses evaluasi pembelajaran.
Dalam sebuah bukku yang berjudul Measurement and evaluation in Education
Psycology oleh Wiliam A. Mohrens (1984:10), beberapa istilah yanng telah
disebutkan seperti tes, pengukuran, penilaian, dan assesment dapat terdefinisikan
sebagai berikut :
1. Tes, merupakan kata yang sering diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
menghasilkan dengan cara pengajuan sebuah atau beberapa pertanyaan yang
harus dijawab, baik hasilnya benar ataupun salah. Dengan goals berupa hasil
yang nantinya akan dinilai serta dijadikan tolak ukur untuk menentukan
penilaian untuk siswa yang mengerjakan.
2. Pengukuran (measurement), istilah seperti ini memiliki makna yang lebih luas
yaitu menggunakan observasi skala rating atau alat lain yang dapat
menjadikan kita mampu memperoleh segala bentuk informasi dalam bentuk
kuantitas. Pengukuran, biasanya dapat diketahui melalui hasil yang diperoleh.
3. Evaluasi, merupakan proses penggambaran dan penyempurnaan informasi
yang berguna guna menetapkan inovasi dan kreatifitas berpikir baru dalam
melakukan kegiatan agar menjadi lebih baik utnuk bebrapa waktu selanjutnya.
Evaluasi dapat dilaksanakan berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif yang
tersedia.
4. Assesment, dapat diartikan sebagai cara untuk memberikan diagnosa terhadap
permasalahana yang terjadi atau dialami oleh seseorang. Sebenarnya kata
assesment dapat dikatakan sebagai sinonim dari evaluasi. Namun, dalam
assesment ini yang lebih ditekankan ialah aspek karakter seseorang, termasuk
kemampuan akademik, kejujuran, kemampuan untuk mengajar dan
kepribadian lainnya yang berhubungan dengan skill pada orang tersebut.

Sebenarnya, pokok utama dalam tahap evaluasi pembelajaran ialah


pengukuran dan penilaian. Dengan prosedur, peneliti mengukur dan membandingkan
terlebih dahulu kemampuan berdasarkan data pencapaian yang diperoleh. Kemudian,
mengadakan penilaian atau pengambilan keputusan berupa pandangan, persepsi baik
buruknya hasil pengukuran sesuai data yang diperoleh. Pada hakikatnya, pengukuran
dan penilaian yang menjadi point of evaluation in education merupakan proses yang
terstruktur. Oleh karena itu, evaluasi haruslah mempunyai tujuan, yakni untuk
menentukan kualitas daripada berbagai hal yang lain terutama yang berkenaan dengan
nilai dan arti.3 Dalam proses evaluasi juga perlu adanya pemberian pertimbangan
(judgement). Dimana judgement merupakan konsep dasar dalam mengevaluasi suatu
hal, karena melalui pertimbangan inilah evaluator mampu memberikan penilaian dan
arti (worth and merit) melalui pertimbangan yang diberikan.(Arifin (2013;5)) Adapun
kriteria dalam konsep dasar evaluasi (menjudgement), ialah sebagai berikut :

a. Hasil evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah;


b. Tim evaluator yang dapat dipercaya;
c. Tidak memberikan nilai yang bersifat subjektifitas;
d. Memberikan kemungkinan dalam melakukan evaluasi yang hasilnya sama
meskipun dilaksanakan dalam waktu yang berbeda; dan
e. Memberikan kemudahan evaluator dalam melaksanakan penafsiran hasil
evaluasi.

Dalam menentukan finishing hari suatu hasil, tentnya akan terdapat beberapa
proses yang dilalui. Jika digambarkan, maka dapat ditelusuri bahwa proses penentuan
hasil evaluasi dapat diketahui sebagai berikut :

1. Input, merupakan bahan mentah yang nantinya akan diproses dalam tahap
transformasi. Maka jika diqiyaskan dalam dunia pendidikan, seperti halnya
calon peserta didik yang baru akan masuk ke dalam sekolah.
2. Output, merupakan bahan yang dihasilkan dalam proses transformasi. Dengan
kata lain, peserta didik yang telah lulus ialah bentuk dari hasil proses belajar
(transformasi).
3. Transformasi , yakni suatu proses mengubah bahan menjadi hasil. Dapat
dikatakan bahwa peoses transformasi meruoakan pembekalan atau pengajaran
yang diberlakukan kepada siswa sehingga menjadikan siswa mereka yang
awalnya awam menjadi ahli, yang tidak tahu menjadi tahu, dan yang salah
3
Energía Y Arquitectura and others, ‘No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に
関する共分散構造分析 Title’, Acta Universitatis Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis, 53.9
(2015), 1689–99 <http://publications.lib.chalmers.se/records/fulltext/245180/245180.pdf
%0Ahttps://hdl.handle.net/20.500.12380/245180%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.jsames.2011.03.003%0Ahttp
s://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.precamres.2014.12.0>.
menjadi benar. Dalam proses pembelajaran, tentunya harus terdapat unsur-
unsur yang terlibat di dalamnya yakni :
a. Pendidik dan jajarannya;
b. Metode pembelajaran dan sistem evaluasi;
c. Sarana prasarana;dan
d. Sistem administrasi.
4. Umpan balik atau yang kita kenal dengan feedback merupakan segala bentuk
informasi yang berkaitan dengan transformasi dan output.

Dapat digambarkan secara umum bahwa evaluasi bertujuan untuk mengetahui


keefrktifan dan keefisienan sistem pembelajaran yang telah dilaksanakan secara luas.
Chittenden (1994) secara mudah mengidentifikasikan bahwa tujuan penilaian
(assesment purpose) ialah untuk keeping track,checking-up, finding-out, and
summing-up. Melalui ke-empat hal tersebut daoat diuraikan sebagai berikut :

1. Keeping track, merupakan kegiatan menelusuri dan mencari yang dilakukan


oleh peserta didik sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.
Sehingga, dalam hal ini guru harus menghimpun berbagai data beserta
sumbernya melalui berbagai jenis teknik yang telah dilakukan untuk
memperoleh deskripsi yang mampu memberikan gambaran mengenai
pencapaian dan dan kegagalan yang telah dilalui siswa selama belajar.
2. Checking-up, yakni merupakan pemeriksaan kembali baik berupa kemapuan
siswa dalam proses belajar dan segala bentuk kekurangan siswa selama
belajar. Dapat dikatakan bahwa guru nmelakukan pemeriksan ulang atau cek-
up bertujuan untuk mengetahui materi manakah yang belum dipahami siswa,
serta materi mana yang sudah dipahami oleh siswa. Karena, terkadang siswa
hanya sebatas paham saat pembelajaran, dan lupa keyika review dilakukan.
Hal ini dapat mempengaruhi kebermanfaatan ilmu yang sudah diperoleh pada
saat proses pembelajaran menjadi tidak ada goalsnya atau sia-sia.
3. Finding-out, ialah proses dimana siswa mencari, menemukan serta mendeteksi
kelebihan serta kekurangan selama proses pembelajaran. Sehingga, terjadi
progres dalam pembelajaran selanjutnya karena dalam sistem belajar
sebelumnya sudah dikoreksi kekurangannya.
4. Summing-up, merupakan tingkatan tertinggi atau alasan akhir dilakukannya
evaluasi pembelajaran. Hal yangnmenjadikan alasan dilakukannya evaluasi
ialah kesimpualan taraf peserta didik dalam menguasai kompetensu dasar yang
telah ditetapkan. Dengan hasil kesimpulan inilah pendidik atau guru dapat
menentukan laporan guna memberikan keterangan yang berkaitan dengan
maju atau mundurnya pemahaman siswa dalam proses belajar kepada pihak
yang berkepentingan. Diantara pihak yang menerima hasil laporan ini ialah,
kepala sekolah dan jajarannya beserta tenaga sipil lainnya yang menaungi
sekolah formal/non-formal tersebut.

Dengan demikian, maka evaluasi pembelajaran sangatlah penting dilakukan


guna memperoleh solusi dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya agar lebih baik.

B. Metode Pendekatan yang Terdapat dalam Evaluasi Pembelajaran


Untuk melakukan adanya penilaian yang ditujukan guna mengevaluasi hasil
belajar, sebaiknya kita perlu melakukan pengukuran dengan alat yang disebut dengan
tes. Tes merupakan cara atau metode yang digunakan untuk menggambarkan
pencapaian belajar berupa aspek kualitas, kuantitas, dan taraf pemahaman siswa
dalam belajar melalui hasil tes tersebut. Akan tetapi, hasil daripada tes yang telah
dilakukan tidaklah bermakna apapun ketika tidak ada aspek pembanding berupa
proses penilaian hasil tes.

Suatu pengukuran atau tes merupakan proses yang sangat penting sebelum
lanjut ke tahap evaluasi. Dalam tes tersebut didapatkan suatu hasil pengukuran
mengenai kualitas maupun kuantitas objek yang diuji. Namun, untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang substansial perlukan dilakukan perbandingan atau penilaian
dengan suatu acuan. Dalam proses penilaian hasil belajar terdapat dua pendekatan
yang digunakan, yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan
(PAP).

Penilaian atau pemberian rating pada hasil tes lah yang mampu mengukur
seberapa tinggi rendahnya pemahaman materi pembelajaran yang telah dilaksanakan
sebelum di adakan tes. Dalam proses pengelolaan nilai, terdapat dua pendekatan yang
diberlakukan yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan
(PAP).

1. Penilaian Acuan Norma (PAN/ Norm Referenced Evaluation)


Penilaian Acuan Norma (PAN) merupakan suatu pendekatan
penilaian dengan beracuan pada norma atau nilai yang diperoleh oleh
sekelompok siswa. Sistem penilaian ini dilakukan dengan membandingkan
nilai siswa yang satu dengan nilai siswa lainnya. PAN dianggap sebagai
penilaian yang apa adanya karena didasarkan pada realita perolehan data
saat penilaian dilakukan. Penilaian PAN tidak berkaitan dengan hasil
penilaian lain.
Dalam sistem PAN siswa berkembang seperti apa adanya. Tetapi
tugas guru dalam merumuskan Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP) yang
sesuai dengan tuntutan kompetensi tetap dilakukan. TKP menjadi tumpuan
dalam proses evaluasi. Namun, TKP tidak menjadi pedoman dalam
pemberian skor untuk siswa. Sehingga untuk menentukan batas kelulusan
siswa tidak mengacu pada penguasaan minimal kompetensi yang
ditetapkan dalam TKP, melainkan didasarkan pada nilai rata-rata dan
simpangan baku yang dihasilkan kelompoknya.
Pendekatan PAN harus memenuhi beberapa syarat agar dapat
dilakukan dengan baik yaitu: a). skor nilai terpencar atau dapat dianggap
terpencar sesuai dengan pencaran kurva normal; b). jumlah yang dinilai
minimal 50 orang atau lebih dari 100 orang dalam arti sampel yang
digunakan besar.
Dalam PAN terdapat dua cara untuk menentukan batas kelulusan
yaitu menetapkan terlebih dahulu jumlah yang diluluskan, misalnya 75%
dari seluruh peserta tes, kemudian skor tiap siswa disusun dan diranking
sehingga akan diketemukan skor terendah. Cara kedua dengan
menggunakan data statistik yang terdapat dalam kurva normal dengan
menggunakan nilai rata-rata dan simpangan baku, sehingga akan
diketemukan luas daerah kurva normal atau jumlah anak yang diluluskan.
2. Penilaian Acuan Patokan (PAP) / Criterion Referenced Evaluation
Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan suatu pendekatan
penilaian yang beracuan pada Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP) atau
kompetensi yang telah dirumuskan. Sistem PAP menggunakan beberapa
standar atau patokan untuk menentukan kelulusan atau penguasaan siswa
terhadap pembelajaran.
Dalam PAP tidak dilakukan penilaian apa adanya tetapi
berdasarkan standar keberhasilan yang telah ditetapkan dalam TKP. Guru
yang menggunakan model pendekatan PAP ini dituntut untuk selalu
mengarahkan, membantu dan membimbing siswa kearah penguasaan
minimal sejak pembelajaran dimulai, sedang berlangsung dan sampai
berakhirnya pembelajaran.
Pelaksanaan PAP tidak memerlukan perhitungan statistik
melainkan hanya tingkat penguasaan kompetensi minimal. Sebagai contoh
misalnya: untuk dapat diterima sebagai calon tenaga pengajar di perguruan
tinggi adalah IP minimal 3,00 dan setiap calon harus lulus tes potensi
akademik yang diadakan oleh lembaga yang bersangkutan. Berdasarkan
kriteria di atas siapapun calon yang tidak memenuhi persyaratan di atas
maka dinyatakan gagal dalam tes atau tidak diterima sebagai calon tenaga
pengajar.

C. Prinsip-Prinsip Penilaian dalam Evaluasi Pembelajaran


Sebagai seorang guru yang melakukan proses penilaian pembelajaran,
hendaknya guru memperhatikan beberapa prinsip-prinsip penilaian pembelajaran.
Menurut Anita Yus (2011: 56-59), prinsip-prinsip penilaian pembelajaran adalah
sebagai berikut :
1. Menyeluruh
Penilaian menyeluruh adalah penilaian yang dilakukan dari proses
hingga hasil yang didapatkan oleh siswanya. Penilaian menyeluruh ini
dapat dibagi menjadi dua, yakni penilaian terhadap proses dan
penilaian terhadap hasil. Penilaian terhadap proses adalah penilaian
pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Sehingga para
guru dapat melihat dan memantau tingkah laku dan aspek-aspek
perkembangan pada diri didwanya. Sedangkan penilaian terhadap hasil
yaitu penilaian terhadap hasil yang telah dicapai oleh siswa tersebut.
Dari penilaian proses dan hasil ini diharapkan dapat menggambarkan
sikap, tingkah laku, nilai, serta keterampilan.
2. Berkesinambungan
Penilaian secara berkesinambungan yang dimaksud adalah
penilaian secara berencana, bertahap, dan terus-menerus. Penilaian
secara berkesinambungan haruslah dilakukan, karena dengan penilaian
ini para guru dapat mengetahui gambaran perkembangan peserta
didiknya. Penilaian ini direncanakan terlebih dahulu, baik secara
harian, minggua, maupun bulanan. Untuk memperoleh hasil maksimal,
guru dapat mencatat setiap tahapan penilaian dari masing-masing
peserta didik. Dan dari catatan itulah guru dapat memperoleh
gambaran perkembangan peserta didiknya.
3. Berorientasi pada proses dan tujuan

Pada penilaian pada pembelajaran dengan berorientasi pada tujuan


dan proses, masing-masing tujuan dan proses haruslah dirumuskan
indikatornya sehingga lebih memudahkan dalam memberi nilai. Selain itu,
dalam hal ini guru harus sangat memahami perkembangan peserta
didiknya.

4. Objektif

Penilaian objektif adalah penilaian yang dapat memberikan


informasi yang sebenarnya atau mendekati sebenarnya tentang objek
kemampuan atau perubahan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami
oleh peserta didik4. Perasaan suka maupun tidak suka dan prasangka-
prasagka yang tidak ada kaitannya dengan peserta didik yang dimiliki guru
harus disingkirkan. Selain itu, guru harus mengetahui perbedaan
kemampuan antar peserta didiknya, sehingga dapat memberikan
interpretasi yang berbeda pada setiap peserta didiknya. Guru harus melihat
ada keunikan tersendiri pada setiap peserta didiknya yang berbeda antar
satu dengan yang lain.

5. Mendidik

Hasil penilaian haruslah dapat menumbuhkan dorongan kepada peserta


didik. Peserta didik yang mendapatkan hasil penilaian yang baik,
mereka akan terdorong untuk mempertahankannya. Begitu pula
sebaliknya, peserta didik yang mendapatkan hasil penilaian yang
4
Agustiningsih, Rini. 2015.”Implementasi Prinsip-Prinsip Penilaian Dalam Evaluasi
Pembelajaran Di Tk Negeri 2 Yogyakarta”. Skripsi. FIP. Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini. Universitas Negeri Yogyakarta. Hlm 44
kurang baik, maka mereka akan terdorong untuk menjadi lebih baik.
Guru juga harus memberikan penghargaan terhadap peserta didik yang
mendapatkan hasil penilaian yang baik dan memberikan bimbingan
atau usaha pada peserta didik yang mendapatkan hasil penilaian yang
kurang baik.

6. Kebermaknaan
Hasil penilaian harus bermakna bagi orangtua, peserta didik, dan pihak
lain yang berkepentingan dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak. Nilai yang diberikan menggambarkan upaya yang harus
dilakukan oleh peserta didik, guru, serta orangtua dalam pencapaian
pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal dari setiap potensi
yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
7. Kesesuaian
Penilaian menunjukkan kesesuaian antara hasil atau nilai yang
diperoleh peserta didik denga napa yang dilakukan atau diajarkan oleh
guru5. Nilai atau hasil yang diperoleh tersebut menggambarkan
kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak itu memang benar-
benar diperoleh dari kegiatan pelaksanaan program yang dilakukan
guru di sekolah.

5
Agustiningsih, Rini. 2015.”Implementasi Prinsip-Prinsip Penilaian Dalam Evaluasi
Pembelajaran Di Tk Negeri 2 Yogyakarta”. Skripsi. FIP. Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini. Universitas Negeri Yogyakarta. Hlm 45
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran memainkan peran penting dalam pengambilan
keputusan dan penetapan efektif atau tidaknya sistem pembelajaran yang digunakan.
Dalam evaluasi pembelajaran pihak yang berkaitan dengan perumusan sistem
pembelajaran dapat menentukan penggunaan sistem tersebut tetap digunakan atau
tidak.
Dalam prosesnya, evaluasi terdiri dari empat tahapan yaitu Input (objek awal
yang diproses dalam tahap transformasi), Output (hasil dari proses transformasi),
Transformasi (proses mengubah objek awal yang masih mentah menjadi hasil), dan
Feedback (umpan balik).
Sebelum melakukan evaluasi perlu dilakukan pengujian atau pengukuran
terhadap sistem yang digunakan. Untuk mendapatkan hasil pengujian yang terbaik
maka harus dilakukan perbandingan dengan suatu acuan. Terdapat dua jenis
pendekatan yang digunakan dalam proses penilaian hasil belajar yaitu Penilaian
Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Adapun prinsip-prinsip umum yang diperlukan agar mendapatkan hasil terbaik
dalam penilaian yaitu menyeluruh, berkesinambungan, berorientasi pada proses dan
tujuan, objektif, mendidik, kebermaknaan, dan berkesesuaian.

B. Saran
Melihat dari pentingnya evaluasi pembelajaran, maka penulis menyarankan
agar para pendidik selalu mengevaluasi sistem pembelajaran yang digunakan. Sistem
pembelajaran tersebut mencakup tujuan, sumber, metode maupun media yang
digunakan untuk menunjang proses belajar siswa. Dengan adanya evaluasi
pembelajaran diharapkan pendidik dapat menemukan sistem yang tepat, efektif dan
efisien untuk diterapkan pada siswa dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningsih, Rini. 2015.”Implementasi Prinsip-Prinsip Penilaian Dalam Evaluasi
Pembelajaran Di Tk Negeri 2 Yogyakarta”. Skripsi. FIP. Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini. Universitas Negeri Yogyakarta

Fitrianti, Leni. 2018. “Prinsip Kontinuitas Dalam Evaluasi Proses Pembelajaran”. Al-Islah :
Jurnal Pendidikan. Vol. 10 No. 1. Hal 89-102

Irhamni. “Prinsip-Prinsip Dan Pendekatan Dalam Penilaian Hasil Belajar”

Magdalena, Ina. Dkk.” Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar Di Sd Negeri
Bencongan 1”

Anda mungkin juga menyukai