Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PENILAIAN FORMATIF DAN SOMATIS, CONTOH, MODEL


PENILAIAN, PROSES PENGUKURAN, DAN KELEMAHANNYA”

DISUSUN OLEH :

1. SIFA LASIRA APRILIA (2010204009)


2. DEKA HERMIATI (2010204045)
3. ULFA JUZAL DINO (2010204059)
4. MHD AFIKAM SUBJA (2010204023)
5. AULAN TILFASARI (2010204044)

DOSEN PENGAMPU:

ANGGI DESVIANA SIREGAR, M.Pd

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

T.A 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini sehingga


kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan tulisan ini. kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunannya dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.

Kami mohon maaf jika di dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.

Sungai Penuh,20 February 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR……………………………………………………………..…… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………...…….... iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..…. 1

1.1. Latar Belakang……………………………………………………………..…......... 1

1.2. Rumusan Masalah…………………….…………………………………………..... 2

1.3. Tujuan Penulisan………………….…………………………………….………...... 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………..……….…..........… 3

2.1. Pengertian Penilaian formatif dan Somatif.………...….…………………....….... 3

2. 2 Proses Pengukuran Penilaian ………...…………………..…………………… 6

2.3. Model Penilaian Formatif dan Somatif.………………..…………………….. 7

2.4 Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Formatif dan Somatis ……………….... 8

BAB III PENUTUP…………………………..……….………………………………. 9

3.1. Kesimpulan………………………….………………………………………….. 9

3.2. Saran……………….…………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan


berkesi-nam--bungan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan
informasi ten-tang proses dan hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan
pem-bel-ajaran dan dalam rangka membuat ke-putusan-keputusan intruksional
berdasar-kan kri-teria dan pertimbangan tertentu. Penilaian merupakan proses
yang sistematis artinya penilaian harus di-lakukan secara terencana dan bertahap
serta berkelanjutan untuk dapat mem-peroleh gambaran tentang perkembangan
siswa. Penilaian merupakan proses yang berke-sinambungan artinya penilaian
harus dilakukan secara terus-menerus sepanjang rentang waktu penilaian (Arens
2007).

Prinsip-prinsip penilaian adalah mendidik, terbuka, menyeluruh, terintegrasi,


objektif, sistematis, dan berkesinambungan. Mendidik artinya proses penilaian
hasil belajar harus memberikan sum-bangan positif pada peningkatan pencapaian
hasil belajar siswa. Terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian ataupun
dasar peng-ambilan keputusan harus disampaikan secara transparan dan diketahui
oleh pihak-pihak terkait. Menyeluruh artinya penilaian hasil belajar yang
dilakukan harus meliputi as-pek kompetensi yang akan dinilai. Terintegrasi
artinya penilaian tidak hanya dilakukan se-te-lah siswa menyelesaikan pokok
bahasan tertentu, tetapi selama pro-ses pembelajaran. Objektif artinya proses
penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau
pertimbangan subjektif dari penilai dan tidak ada siswa yang diuntungkan atau
dirugikan.

Tujuan penilaian adalah mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa


terhadap materi yang telah diberikan. Penilaian memberikanumpan balik
kepadaguru dan siswa tentang kemajuan dalam rangka mendukung pembelajaran
selanjutnya. Selain itu, penilaian dapat mengetahui tingkat kemajuan dan

1
kesesuaian hasil belajar siswa dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah ditetapkan. Penilaian dapat mendiagnosis keunggulan dan kelemahan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan siswa dapat dijadikan
dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut
(pengayaan), sedangkan kelemahan siswa dapat dijadikan acuan untuk
memberikan bantuan atau bimbingan (remedial). Kemudian penilaian dapat
menyeleksi atau memilih dan menentukan siswa yang sesuai dengan jenis dan
pendidikan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Penilaian Formatif dan Somatis ?
2. Bagaimana Proses Pengukuran penilaian ?
3. Apa Saja Model-Model Pada Penilaian
4. Apa Saja Keunggulan dan Kelemahan Penilaian ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Penilaian Formatif dan Somatis
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Pengukuran
3. Untuk Mengetahui Model-Model Penilaian
4. Untuk Mengetahui Keunggulan dan Kelemahan Penilaian

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN PENILAIAN FORMATIF DAN SOMATIS

Penilaian formatif adalah aktivitas guru dan siswa yang dimaksudkan


untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung.
Penilaian ini akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan program
pembelajaran, mengetahui dan mengurangi kesalahan yang memerlukan
perbaikan (Arifin 2009).

Tujuan penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran,


bukan hanya untuk menentukan tingkat kemampuan siswa. Selain itu, penilaian
formatif bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan dan menggunakan informasi
tersebut untuk memperbaiki, mengubah atau memodifikasi pembelajaran agar
lebih efektif dan dapat meningkatkan kompetensi siswa (Arifin 2009).

Hasil penilaian formatif ini bermanfaat bagi guru dan siswa, Manfaat bagi
guru yaitu guru akan mengetahui sejauh mana bahan pelajaran dikuasai dan dapat
memperkirakan hasil penilaian sumatif. Jika guru mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam menguasai materi pelajaran, maka guru dapat membuat keputusan,
apakah suatu materi pembelajaran perlu diulang atau tidak. Jika harus diulang,
guru juga harus memikirkan strategi pembelajaran yang akan ditempuh. Penilaian
formatif merupakan penilaian hasil belajar dari kesatuan-kesatuan kecil materi
pelajaran. Beberapa hasil penilaian formatif dapat dipergunakan sebagai bahan
untuk memperkirakan penilaian sumatif. Manfaat bagi siswa yaitu mengetahui
susunan tingkat bahan pelajaran, mengetahui butir-butir soal yang sudah dikuasai,
dan butir-butir soal yang belum dikuasai. Hal ini merupakan umpan balik yang
sangat berguna bagi siswa, sehingga dapat diketahui bagian-bagian yang harus
dipelajari kembali secara individual.

3
Contoh formatif

1.Observasi (Pengamatan)

Saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, observasi dapat


dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui apa yang sudah dan belum dikuasai
oleh peserta didik dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Pendidik dapat mengetahui apa yang telah dan/atau belum dikuasai oleh peserta
didik melalui apa yang dikatakan, dilakukan, dan dihasilkan oleh peserta didik.

2. Bertanya (Questioning)

Jawaban peserta didik terhadap pertanyaan pendidik dapat memberikan


gambaran yang baik tentang kemajuan penguasaan kompetensi mereka.
Pertanyaan harus dirumuskan dan disampaikan dengan baik oleh pendidik kepada
peserta didik secara lisan.

3. Uraian Singkat

Uraian Singkat adalah teknik penilaian formatif yang cepat dan


memungkinkan pendidik untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik
dalam suatu topik pembelajaran. Pendidik memberikan sebuah pertanyaan kepada
peserta didik dan meminta mereka menjawabnya.

4. Ringkasan Singkat

Pendidik meminta peserta didik untuk membuat ringkasan singkat dari


materi yang telah mereka pelajari akan memberikan informasi mengenai
pemahaman peserta didik mengenai materi tersebut. Kedalaman ringkasan-
ringkasan yang dibuat peserta didik akan menunjukkan tingkat pemahaman
mereka mengenai materi tersebut dan memberikan arah untuk rencana
pembelajaran selanjutnya.

4
5. Peta Konsep

Penilaian formatif dapat dilakukan dengan meminta peserta didik


membuat representasi visual, misalnya peta konsep. Dari representasi visual yang
dibuat peserta didik, pendidik dapat menilai seberapa baik pemahaman peserta
didik mengenai konsep tertentu.

6. Latihan Presentasi

Latihan presentasi sebaiknya dilakukan beberapa hari sebelum tanggal


presentasi yang sesungguhnya. Peserta didik berlatih presentasi di depan teman-
teman sekelas mereka. Dengan mendengarkan peserta didik latihan presentasi,
pendidik dapat dengan mudah menentukan tingkat pemahaman peserta didik
mengenai konsep-konsep yang penting sekaligus mengetahui perkembangan
keterampilan menyajikan gagasan mereka berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya.

Penilaian sumatif adalah suatu aktivitas penilaian yang menghasilkan nilai


atau angka yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja siswa.
Kegiatan penilaian ini dikakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh
materi pelajaran telah selesai. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan
klasifikasi penghargaan pada akhir kursus atau program. Penilaian sumatif
dirancang untuk merekam pencapaian keseluruhan siswa secara sistematis.
(Rustaman 2011).

Penilaian sumatif berkaitan dengan menyimpulkan prestasi siswa, dan


diarahkan pada pelaporan di akhir suatu program studi14. Penilaian sumatif tidak
memberikan dampak secara langsung pada pembelajaran, meskipun sering kali
mempengaruhi keputusan yang mungkin memiliki konsekuensi bagi siswa dalam
belajar. Fungsi penilaian sumatif yaitu pengukuran kemampuan dan pemahaman
siswa, sebagai sarana memberikan umpan balik kepada siswa, untuk memberikan
umpan balik kepada staf akademik sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran,

5
akuntabilitas dan standar pemantauanstaf akademik, dan sebagai sarana untuk
memotivasi siswa (Hodgson 2011).

Contoh Somatis

Penilaian sumatif dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran


selesai diberikan. Kegiatan penilaian sumatif dilakukan jika satuan pengalaman
belajar atau seluruh materi pelajaran telah selesai. Penilaian sumatif menghasilkan
nilai atau angka yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja peserta
didik. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan klasifikasi penghargaan
pada akhir kursus atau program. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam
pencapaian keseluruhan siswa secara sistematis. Penilaian sumatif berkaitan
dengan menyimpulkan prestasi peserta didik dan diarahkan pada pelaporan di
akhir suatu program studi. Penilaian sumatif tidak memberikan dampak secara
langsung pada pembelajaran, meskipun seringkali memengaruhi keputusan yang
mungkin memiliki konsekuensi bagi siswa dalam belajar. Fungsi penilaian
sumatif, yaitu pengukuran kemampuan dan pemahaman peserta didik dan sebagai
sarana memberikan umpan balik kepada peserta didik.Penilaian sumatif juga
berfungsi untuk memberikan umpan balik kepada staf akademik sebagai ukuran
keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar pemantauan staf akademik,
serta sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik.

2.2 PROSES PENGUKURAN

Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana


disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang
telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Proses
ini dapat dilakukan dengan mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang
mereka katakan serta mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melalui
apa yang telah dilakukan siswa.

Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini
dikarenakan salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah

6
dicapai siswa adalah dengan tes. Selain dengan tes, terkadang juga dipergunakan
nontes. Jika tes dapat memberikan informasi tentang karakteristik kognitif dan
psikomotor, maka nontes dapat memberikan informasi tentang karakteristik
afektif obyek.

2.3 MODEL PENILAIAN

1. Penilaian otentik, merupakan penilaian yang dilakukan secara


komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai
dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran.
Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.

2. Penilaian diri, merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta


didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.

3. Penilaian berbasis portofolio, merupakan penilaian yang dilaksanakan


untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk
penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar
kelas dalam kurun waktu tertentu.

4. Ulangan, merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian


kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5. Ulangan harian, merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk


menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu sub-tema.
Ulangan harian terintegrasi dengan proses pembelajaran lebih untuk
mengukur aspek pengetahuan, dalam bentuk tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.

6. Ulangan tengah semester, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh


pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran.

7
7. Ulangan akhir semester, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.

2.4 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PENILAIAN

Margono (2011) menyatakan bahwa Setiap penilaian yang dilakukan


tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun, hal tersebut tidak
mengurangi asas manfaat yang ada dalam dirinya. Begitupun dengan tes formatif.
Tes formatif memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.

1. Mudah Dilakukan

Tes formatif ini mudah dilakukan oleh guru sebab tes ini tidak ribet saat
menggunakannya. Guru hanya tinggal membuat soal sesuai dengan materi
atau bab yang telah disampaikan sebelumnya. Sementara siswa tinggal
menjawab pertanyaan yang telah guru susun.

2. Bersifat Objektif

Tes atau penilaian formatif memiliki sifat objektif karena dari tes tersebut
guru dapat mengetahui apa yang selama ini kurang dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa mengerjakan tes tersebut sesuai dengan apa yang selama
ini dipelajarinya sehingga kemungkinan besar. hasilnya bersifat objek.

3. Terjangkau

Saat pembuatan atau penyusunan tes formatif hanya memerlukan biaya


yang relatif sedikit. Makanya, tes ini dapat dikatakan terjangkau sebab tidak
memerlukan instrumen atau alat lain yang mesti dibeli oleh guru. Sehingga,
semua guru dapat menggunakan tes formatif untuk mengetahui perkembangan
siswa. Selain memiliki kelebihan, tes ini juga memilikibeberapa kekurangan
yang di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama


2. Sulit menemukan pengacau.
3. Kurang efektif mengukur beberapa aspek pembelajaran.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Penilaian formatif adalah aktivitas guru dan siswa yang


dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses
belajar berlangsung. Penilaian ini akan memberikan umpan balik bagi
penyempurnaan program pembelajaran, mengetahui dan mengurangi
kesalahan yang memerlukan perbaikan.

Tujuan penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses


pembelajaran, bukan hanya untuk menentukan tingkat kemampuan siswa.
Selain itu, penilaian formatif bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan dan
menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki, mengubah atau
memodifikasi pembelajaran agar lebih efektif dan dapat meningkatkan
kompetensi siswa.

Penilaian sumatif adalah suatu aktivitas penilaian yang


menghasilkan nilai atau angka yang kemudian digunakan sebagai
keputusan pada kinerja siswa. Kegiatan penilaian ini dikakukan jika satuan
pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran telah selesai. Penilaian
sumatif digunakan untuk menentukan klasifikasi penghargaan pada akhir
kursus atau program. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam
pencapaian keseluruhan siswa secara sistematis.

3.2 SARAN

Sebagai penulis, kami menyadari makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari teman-teman dan pembaca sekalian. Atas saran dan kritik yang
diberikan, kami ucapkan terimakasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arends, I., R. 2007. Learning to Teach. New York: McGraw Hill Companies.
Penerjemah Helly Prajitno Soetjipto & Sri Nulyatini Soetjipto. 2008.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Black, P. 2004. The Nature and Value of Formative Assessment for Learning.
King's College London.

Cruz, E. Diaz, H. & Kortemeyer, G. 2011. The Effect of Formative Assesment in


Brazilian University Physics Courses. Revista Brasileira de Ensino de
Fisica, v. 33, n. 4, 4501.

Hodgson, C. & Pyle, K. 2010. A Literature Review of Assessment for Learning in


Science. Slough Berks: National Foundation for Educational
Research.

Irons, A. 2008. Enhancing Learning Through Formative Assessment and


Feedback. Oxon: Routledge.

Margono, G. 2006. Standar Penilaian Pendidikan. Buletin BNSP: Media


Komunikasi dan Dialog Standar Pendidikan. Vol.1/No. 2 p. 40-47.

Rustaman, Y., N. 2011. Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan


Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter.
Pendidikan dan Penelitian Sains: 1.

10

Anda mungkin juga menyukai