Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


PENILAIAN DAN PELAPORAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DOSEN PENGAMPU : RINA ANGGITA TAMPUBOLON M,Pd.


DISUSUN OLEH :

1.REPALINA TRI AMANDA (2022143218)


2.ERNA WATI (2022143223)
3.MELISA ALFIANA SUSANTI (2022143211)
4.ERIN VITALITA (2022143230)
5.INNEZA DWI RIMA (2022143231)
6.REVITA PUTRIANI (2022143212)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. karena berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nyalah sehingga makalah kami yang berjudul“PENILAIAN DAN PELAPORAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK’’ ini dapat terselesaikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rina Anggita Tampubolon M.Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah Perkembangan peserta didik, serta semua pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik dari
segi penyusunan, maupun mengenai tata bahasa yang digunakan. Oleh karenanya, Kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dalam penyusunan
makalah-makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan kita
dalam memahami perkembangan peserta pendidikan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

1.1 Latar belakang ............................................................................................................... 4

1.2 Rumusan masalah ......................................................................................................... 4

1.3 Tujuan masalah ............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHSAHAN ................................................................................................. 5

2.1 Prinsip-prinsip penilaian dan pelaporan ...................................................................... 5

2.2 Aspek-aspek Penilaian .................................................................................................. 10

2.3 Bentuk Format Penilaian Dan Pelaporan ...................................................................... 15

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 20

3.2 Saran ......................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSATAKA ...................................................................................................... 21

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penilaian hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pendidikan yang
penting. Pada satu sisi,dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik dapat
diketahui tingkat kemajuan belajar siswa,kekurangan,kelebihan dan posisi siswa dalam
kelompok.Pada sisi yang lain,penilaian hasil belajar yang baikkan merupakan memberi makan
kembali bagi guru dosen untuk menilai tingkat keberhasilan proses belajar
guru.Idealnya,penilaian pada bidang apapun dilakukan dengan menggunakan prosedur dan
instrument yang standar.Prosedur yang standar adalah suatu prosedur penilaian yang
dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dan melakukan yang adil pada
siswa dengan mempertimbangan kansituasi waktu,tempat,dan berbagai keragaman pada
siswa.Sedangkan instrument yang standar adalah instrument yang Susun menggunakan
prosedur pengembangan instrument yang baku dan dapat dipertanggung jawab kantingkat
validitas dan reliabilitasnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.Prinsip-prinsip penilaian dan pelaporan perkembangan peserta didik
2. Aspek – aspek penilaian dan pelaporan perkembangan peserta didik
3. Bagaimana pelaporan hasil penilaian dalam kegiatan atau proses belajar mengajar

1.3 Tujuan Penulisan


1. mengetahui apa itu penilaian dalam pembelajaran
2. Mengetahui hasil penilaian serta pelaporan hasil belajar
3. mengetahui apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip-prinsip penilaian dan pelaporan perkembangan peserta didik

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik
atauketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab
pertanyaantentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.hasil penilaian dapat
berupanilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka).pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada
waktudan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas,penilaian dilakukan untuk mengetahui
kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan
balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian
dapatdiperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan
belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat
dibuatkeputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang
diperlukanserta keberadaan kurikukulum itu sendiri.

Umumnya penilaian memiliki prinsip sebagai berikut ;

1. Keeping track, yaitu harus mampu menelusuri dan melacak kemajuan siswa sesuai dengan
rencana Pada pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Checking up, yaitu harus mampu mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
3. Finding out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi
kesalahan – kesalahan yang menyebabkan terjadi kelemahan dalam proses pembelajaran.
4. Summing up, yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah
mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum (Santoso dalam Basuki & Hariyanto,
2015)

5
5. Prinsip penilaian pendidikan di Indonesia dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan. Prinsip tersebut
dijelaskan sebagai berikut :
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disusun melalui prosedur
sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas tanpa
dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
objektivitas penilaian, pendidik menggunakan rubrik atau pedoman dalam memberikan
penilaian terhadap jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes praktik atau kinerja.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender. Faktor-faktor tersebut tidak relevan di dalam penilaian
sehingga perlu dihindari agar tidak berpengaruh terhadap hasil penilaian.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil
penilaian menunjukkan banyak peserta didik yang gagal, sementara instrumen yang
digunakan sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses pembelajaran
kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana dan pelaksanaan
pembelajarannya.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, pendidik
menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik. Selain itu, pihak
yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan kriteria penilaian serta dasar
penilaian yang digunakan.
6. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan dilakukan dengan
mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dalam penilaian kelas, misalnya,
guru mata pelajaran matematika menyiapkan rencana penilaian bersamaan dengan
menyusun silabus dan RPP.

6
7. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan merujuk pada kompetensi
(KI L, KI, dan KD). Selain itu, pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria pencapaian
yang telah ditetapkan.
8. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip
keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang diambil memiliki dasar yang objektif.

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas
penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan
kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporannya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah
maupun ksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Selain itu, prinsip penilaian tersebut juga didukung dengan pendekatan penilaian yaitu dengan
menggunakan penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi
yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan
belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik
Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

7
Tujuan Penilaian

Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading,
seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi :

1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil
kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan
menunjukkankedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena
itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain
sehinggalebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).

2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang
masukdalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu
atauyang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk
atautidak di sekolah tertentu.

3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.

4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik
dalamrangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah
berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

5.Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami
pesertadidik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru
menentukanapakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.

6.Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi
bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang
sesuai.

Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik. Dari keenam tujuan
penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan
diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.

Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau
taklangsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Untukmenilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis

8
penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk
kerja/kinerja(performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja
siswa(portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian
adalahmemberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik,
baikdilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya,
denganmenggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat
dicapai peserta didik.

9
2.2 Aspek-aspek Penilaian

Dalam Sudijono (2006) disebutkan bahwa salah satu prinsip dasar yang harus
senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip
kebulatan, dengan prinsip mana evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut
untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik baik dari segi pemahamannya
terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi
penghayatan (aspek afektif) dan pengalamannya (aspek psikomotor).

1. Aspek Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom
(Sudijono, 2006), segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. keenam jenjang dimaksud adalah:

(1) pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)


Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat
\kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-
rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses berpikir yang paling rendah.

(2) pemahaman (comprehension)


Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain,
memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan
penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan
kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang
setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

10
(3) penerapan (application)
Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesangggupan seseorang untuk
menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode,
prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan
kongkret. Aplikasi atau penerapan ini merupakan proses berpikir setingkat lebih tinggi
ketimbang pemahaman
(4) Analisis (analysis)

Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu
bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang
lainnya. jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.

(5) Sintesis (synthesis)

Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses
berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses memadukan bagian-bagian atau unsur-
unsur secar

(6) penilaian (evaluation).

Penilaian atau penghargaan (evaluation) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat


pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada
beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-
patokan atau kriteria yang ada.

Keenam jenjang berpikir pada ranah kognitif ini bersifat kontinum dan overlap (tumpang tindih),
di mana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada dibawahnya.

11
2. Ranah Afektif

Menurut David R. Krathwohl (Sudijono, 2006), ranah afektif adalah ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam
berbagai tingkah lak. Ranah afektif ini oleh Krathwohl (Sudijono, 2006) dan kawan-kawan
ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang yaitu;

(1) receiving

Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan) adalah kepekaan seseorang


dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk
masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah kesadaran dan
keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan
yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering diberi pengertian sebagai kemauan
untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu obyek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar
mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mereka mau
menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentikkan diri dengan nilai itu. Contoh hasil
belajar afektif jenjang receiving misalnya, peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib
ditegakkan, sifat malas dan tidak berdisiplin harus disingkirkan jauh-jauh.

(2) Responding

Responding (menanggapi) mengandung arti adanya partisipasi aktif. Jadi kemampuan


menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya
secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
Jenjang ini setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang receiving. Contoh hasil belajar afektif jenjang
responding misalnya, peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau menggali
lebih dalam lagi mengenai kedisiplinan.

(3) Valuing

Valuing (menilai atau menghargai) artinya memberikan nilai atau memberikan


penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan,
dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing merupakan tingkatan afektif yang
lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar,

12
peserta didik di sini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah
berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang
telah mampu mereka nilai dan telah mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti
bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu telah mulai dicamkan (internalized)
dalam dirinya. Dengan demikian maka nilai tersebut telah stabil dalam diri peserta didik. Contoh
hasil belajar afektif jenjang valuing misalnya, tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta
didik untuk berlaku disiplin, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan
masyarakat.

(4) organization

Organization (mengatur atau mengorganisasikan) artinya mempertemukan oerbedaan nilai


sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum.
Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk di dalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas
nilai yang telah dimilikinya. Contoh hasil belajar afektif jenjang organization misalnya, peserta
didik mendukung penegakan disiplin nasional. Mengatur atau mengorganisasikan ini merupakan
jenjang sikap atau nilai yang lebih tinggi lagi ketimbang receiving, responding, dan valuing.

(5) characterization by a value or value complex.

Characterization by a Value or Value Complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau


komplek nilai) yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Di sini proses internalisasi nilai telah
menempati tempat tertinggi dalam suatu hierarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten
pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkatan afektif
tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah memiliki
philosophy of life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang
mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama, sehingga membentuk
karakteristik “pola hidup”; tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat diramalkan. Contoh hasil
belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik
menjadikan perintah Tuhan sebagai pegangan hidupnya dalam hal yang menyangkut kedisiplinan,
baik kedisiplinan di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

13
3. Ranah Psikomotor

Menurut Sudijono (2006), ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (Sudijono, 2006) yang
menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan
dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif
akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah
afektifnya.

14
2.3 BENTUK FORMAT PENILAIAN DAN PELAPORAN

Contoh Format Penilaian deskripsi rapot anak didik

Nama Sekolah : SDN Basirih 2 Banjarmasin Tahun Pelajaran : 2022 /2023

Kelas : 5 (Lima) Semester : 2(Dua)

Nama Perserta Didik : Caca Putri


Nomor Induk /NISN : 1839
MATA PELAJARAN KOMPETENSI CATATAN

Kelompok A (Wajib)
Pengetahuan Penguasaan materi sangat baik,lebih dari 75%
materi sudah dikuasai.
Pendidikan Agama dan
Keterampilan Memiliki pengetahuan prosedural yang sangat
1 Budi Perkerti
baik
Memiliki perilaku yang baik mencerminkan
orang beriman,berakhlak mulia,percaya diri dan
Sikap
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Pengetahuan Penguasaan materi sangat baik, lebih dari 75%
materi sudah dikuasai.
2 Pendidikan Pancasila
Keterampilan Memiliki pengetahuan prosedural yang sangat
dan Kewarganegaraan
baik
Memiliki perilaku yang baik mencerminkan
orang beriman,berakhlak mulia,percaya diri dan
Sikap
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Pengetahuan Penguasaan materi sangat baik, lebih dari 75%
materi sudah dikuasai
Keterampilan Memiliki pengetahuan prosedural yang sangat
3 Bahasa Indonesia
baik
Memiliki perilaku yang baik mencerminkan
orang beriman,berakhlak mulia,percaya diri dan
Sikap
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Pengetahuan Penguasaan materi sangat baik, lebih dari 75%
materi sudah dikuasai
Keterampilan Memiliki pengetahuan prosedural yang sangat
baik

15
4 Matematika Memiliki perilaku yang baik mencerminkan
orang beriman,berakhlak mulia,percaya diri dan
Sikap
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Kelompok B (Wajib)
MATA PELAJARAN KOMPETENSI CATATAN
Pengetahuan Penguasaan materi sangat baik, lebih dari 75%
materi sudah dikuasai
Keterampilan Memiliki pengetahuan prosedural yang sangat
1 Seni Budaya baik
Memiliki perilaku yang baik mencerminkan
orang beriman,berakhlak mulia,percaya diri dan
Sikap
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Pengetahuan Penguasaan materi sangat baik, lebih dari 75%
materi sudah dikuasai
Keterampilan Memiliki pengetahuan prosedural yang sangat
2 Pendidikan baik
Jasmani,Olah Raga dan Memiliki perilaku yang baik mencerminkan
Kesehatan orang beriman,berakhlak mulia,percaya diri dan
Sikap
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Pengetahuan Penguasaan materi sangat baik, lebih dari 75%
materi sudah dikuasai
Keterampilan Memiliki pengetahuan prosedural yang sangat
3 Ilmu Pengetahuan baik
Alam Memiliki perilaku yang baik mencerminkan
orang beriman,berakhlak mulia,percaya diri dan
Sikap
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Pengetahuan Penguasaan materi sangat baik, lebih dari 75%
materi sudah dikuasai
Keterampilan Memiliki pengetahuan prosedural yang sangat
Ilmu Pengetahuan
4 baik
Sosial
Memiliki perilaku yang baik mencerminkan
orang beriman,berakhlak mulia,percaya diri dan
Sikap
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
lingkungan.

16
Mengetahui Banjarmasin,11 Juni 2022
Orang Tua /Wali, Wali Kelas,

RIDUANSYAH
…………………………. NIP :119840723 2010011008

17
BUKU ABSEN HARIAN MURID

NIS TANGGAL ABSEN KETERANGAN


NO NAMA LK/PR
/NISN 1 2 3 4 5 6 I S A
1 LIDYA P
2 LESTI P
3 MAIMUNA P
4 ABIB L
5 KAMIL L
6 OKTA P
7 RADITYA L
8 RANI P
9 SITI P
10 SRI P
11 SYAFIRA P
12 SYAKIRA L

SAKIT
IZIN
ALPA
JUMLAH

18
DAFTAR NILAI KELAS III(TIGA) SDN 07 PEMULUTAN

TEMA:
SEMESTER:1 (SATU)

PKN B.INDONESIA MATEMATIKA


NO NAMA SISWA
H1 H2 M S H1 H2 M S H1 H_ M S
1 LIDYA 80 70 70 75 70 80 70 70 70 70 70 75
2 LESTI 70 80 70 75 70 80 70 80 70 70 70 75
3 MAIMUNA 80 90 90 80 80 80 80 80 80 80 80 80
4 ABIB 80 90 90 80 80 100 80 80 80 90 90 80
5 KAMIL 70 70 70 75 70 70 70 70 70 70 70 75
6 OKTA 70 70 70 70 80 70 80 70 80 70 70 75
7 RADITYA 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 75
8 RANI 80 70 80 70 70 80 70 70 70 70 70 75
9 SITI 70 80 70 70 80 80 80 70 80 80 80 75
10 SRI 80 80 80 75 80 80 80 70 80 80 80 75
11 SYAFIRA 80 80 90 85 80 100 80 80 80 100 80 75
12 SYAKIRA 80 80 80 70 80 70 80 70 80 80 70 75

19
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pembelajaran. Penilaian
kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidik yang terkait dengan pengambilan
keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa selama mengikuti proses
pembelajaran. Salah satu fungsi dari adanya penilaian adalah untuk mengontrol pendidikan
dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar
peserta didik.

B. Saran
Sebagai guru kita harus memanfaatkan data hasil penilaian semaksimal mungkin agar
dapat mengakibatkan dampak positif terhadap hasil belajar peserta didik. Dengan hasil belajar
yang baik tentunya kita akan merasa bangga sebagai pendidik yang mampu menggembleng
peserta didik menjadi individu yang berpengetahuan dan berpandangan baik pula, karena
indikator keberhasilan seorang guru adalah prestasi peserta didiknya. Calon guru harus bisa
memahami cara pelaporan dan pemanfaatan data hasil penilaian agar hasil penilaian tersebut
dapat difungsikan untuk kemajuan kualitas pendidikan di lembaga pendidikan tempat kita
bekerja nantinya. Peserta didik juga harus bisa memanfaatkan hasil penilaian berupa perbaikan
kesulitan-kesulitan yang kita hadapai dalam pembelajaran agar prestasi atau hasil belajar kita
senantiasa meningkat.

20
DAFTAR PUSAKA

https://www.amongguru.com/format-rapor-laporan-hasil-belajar-sd-smp-sma-kurikulum-
merdeka/
https://www.academia.edu/9882586/MAKALAH_PENILAIAN_HASIL_BELAJAR
https://www.studocu.com/id/document/uin-sunan-ampel-surabaya/psychology/laporan-
perkembangan-peserta-didik-hasil/40159281

21
22

Anda mungkin juga menyukai