Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

JENIS-JENIS TES

Oleh

Kelompok 1

Kurnia Nurhasanah 06021182025002

Muhammad Zakiul Fikri 06021182025004

Rahma Jareta 06021182025007

Ilma Jhelisa 06021282025031

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Nurhayati, M.Pd.


Dr. Latifah Ratnawati, M. Hum.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Jenis-Jenis Tes” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengalaman kita mengenai Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Jenis-jenis
Tes. Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran agar kami bisa
memperbaiki makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sebelumnya, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenaan dan mohon kritik dan saran yang membangun.

Indralaya, 22 Agustus 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

PENDAHULUAN ..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................1

C. Tujuan ....................................................................................................................................1

PEMBAHASAN .............................................................................................................................2

A. Pengertian Evaluasi ................................................................................................................2

B. Jenis-Jenis Tes ........................................................................................................................4

PENUTUP .......................................................................................................................................8

A. Kesimpulan.............................................................................................................................8

B. Saran .......................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................9

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia instrumen, baik instrumen formal maupun non formal perlu
melakukan evaluasi pada waktu-waktu tertentu dalam satu periode instrumen. Artinya,
dalam satu periode instrumen, perlu penilaian terhadap hasil pembelajaran yang telah
dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun pendidik.
Belajar sebagai salah satu proses yang kompleks yang terdiri pada setiap orang
sepanjang hidupnya, karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.
Adanya suatu perubahan tingkah laku pada seseorang menjadi salah satu instrumen hasil
proses pembelajaran.
Oleh sebab itu, guru sebagai seorang evaluator harus mengetahui tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan telah tercapai atau belum, materi pembelajaram
diterima dengan baik oleh siswa, dan materi pembelajaran yang diajarkan sudah tepat.
Hal-hal tersebut dapat diketahui dari evaluasi. Guru sebagai evaluator, hendaknya
mengetahui hasil belajar peserta didik, sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar mengajar berikutnya. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat
mencapai hasil yang optimal. Evaluasi dapat pula menjadi acuan pendidik untuk
melakukan metode pembelajaran yang lebih tepat, efisien, dan sesuai dengan kurikulum
yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tes sebagai instrumen evaluasi?
2. Apa saja jenis-jenis tes sebagai instrumen evaluasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui instrumen evaluasi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis instrumen evaluasi

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian yang sistematis tentang manfaat dan kegunaan
suatu objek. Dalam melakasanakan evaluasi terdapat pertimbangan untuk menentukan
nilai atau program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif (Basuki dan
Haryanto, 2014). Evaluasi merupakan kegiatan yang meliputi Langkah-langkah
pengukuran dan penilaian (Arikunto, 2013). Evaluasi adalah suatu proses untuk
menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti (Arifin, 2009).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan
suatu proses pengukuran yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui pencapaian
tujuan pembelajaran. Selain itu pendidik juga bisa melakukan revisi apabila terdapat
kesalahan dan dapat menetukan penilaian.
Adapun beberapa tujuan dari evaluasi pembelajaran (Afandi, 2013) antara lain:
1. Untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar
berlangsung, untuk memeberikan balikan bagi penyempurnaan program
pembelajaran
2. Untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta
didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor dan dapat dipakai untuk
perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan.
3. Untuk keperluan seleksi.
4. Untuk kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
5. Untuk mengklasifikasikan siswa berdasar tingkat ketuntasan pencapaian
standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
6. Untuk mengetahui peserta didik telah memiliki ketrampilan-ketrampilan yang
diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauh mana
peserta didik telah menguasai kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum
dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
7. Untuk menyampaikan balikan kepada peserta didik tentang tingkat capaian
hasil belajar pada setiap KD disertai dengan rekomendasi tindak lanjut yang
harus dilakukan.

2
8. Untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik yang belum mencapai
standar ketuntasan, pendidik harus melakukan pembelajaran remidial, agar
setiap siswa dapat mencapai standar ketuntasan yang dipersyaratkan.
9. Untuk megetahui kemampuan peserta didik yang telah mencapai standar
ketuntasan yang dipersyaratkan, dan dianggap memiliki keunggulan, pendidik
dapat memberikan layanan pengayaan.
10. Untuk mengevaluasi efektifitas kegiatan pembelajaran dan merencanakan
berbagai upaya tindak lanjut.
11. Untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi
dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.

Adapun tujuan penilaian (assessment purpose) ada empat yaitu, keeping track,
checking up, finding-out, and summing-up (Arifin, 2012).
1. Keeping track
Keeping track yaitu untuk menelusuri dan mengetahui proses belajar
peserta didik sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditentukan. Oleh
sebab itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu
tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian untuk mengetahui
perkembangan, pencapaian, dan kemajuan belajar peserta didik.
2. Checking-up
Cheaking-up yaitu untuk mengecek kemajuan peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga guru dapat mengetahui ketercapaian kemampuan dan
kekurangan peserta didik. Untuk mengetahui pencapaian peserta didik baik materi
yang sudah dikuasai dan belum dikuasai, guru perlu melakukan penilaian.
3. Finding-out
Finding-out yaitu untuk mencari, menemukan, dan mendeteksi
kekurangan kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran,
hal ini bertujuan mempermudah guru untuk mencari solusi alternatif upaya
mengatasi permasalahan tersebut.
4. Summing-up

3
Swimming-up yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan dan
pengetahuan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
Kesimpulan yang dihasilkan digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan
belajar peserta didik ke pihak-pihak yang bersangkutan.

B. Jenis-Jenis Tes
Untuk mencapai tujuan evaluasi dan penilaian, tenaga pendidik perlu melakukan
tes untuk mengetahui dan mendeteksi kemampuan siswa. Secara umum instrumen yang
dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi atau penilaian, yaitu Teknik tes dan non-tes
(Sari, 2015). Tes merupakan suatu alat yang bertujuan untuk mengumpulkan data,
biasanya tenaga pendidik akan membuat atau merancang tes dalam bentuk soal-soal.
Peserta didik diharapkan dapat menjawab soal dengan baik, sehingga akan menghasilkan
nilai sesuai dengan ketetapan atau tujuannya. Adapun ciri-ciri atau persyaratan tes yang
baik yaitu validitas, realibilitas, kepraktisan dan beban keuangan (Djiwandono, 2011)
Djamarah (2010) menyatakan bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat
keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Tes atau penilaian
prestasi belajar perlu dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran yang dipelajari di sekolah. Adapun macam-macam tes yang biasa digunakan
untuk instrumen pengukuran hasil belajar yaitu:
1. Pra-tes (Pre-test)
Pra-tes atau tes awal adalah tes yang dapat digunakan di awal
pembelajaran untuk menetapkan pengetahuan dasar subjek belajar atau peserta
didik yang kemudian dapat dikaitkan dengan hasil akhir untuk melihat
perkembangan pengetahuan peserta didik. Pra-tes juga dapat digunakan untuk
menilai kedalaman pemahaman materi prasyarat. Penelitian Berry (2008)
menunjukkan bahwa tes awal dapat meningkatkan kinerja siswa. Akan tetapi,
ada beberapa kekhawatiran dalam penggunaan pedadogis tersebut. Salah satu
kelemahan metodologi ini adalah demoralisasi yang memungkinkan karena
nilai rendah yang tidak dapat dihindari karena materi belum sepenuhnya
tercakup oleh peserta didik. Selain itu, mungkin karena tes awal tidak dinilai,
peserta didik tidak akan menganggap pra-tes ini sebagai hal yang serius. Oleh

4
sebab itu, penting untuk menunjukkan bahwa pra-tes dirancang untuk
membantu peserta didik dan menanggapi pra-tes dengan sungguh-sungguh
akan membantu melihat nilai aktual mereka sehingga guru juga dapat
merancang model pembelajaran yang lebih efisien.
2. Pasca-tes (Post-test)
Post-test atau dikenal dengan tes akhir adalah tes yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap
materi pelajaran yang tergolong penting. Biasanya naskah tes akhir ini dibuat
mirip dengan naskah tes awal (pre-test). Dengan cara tersebut, akan dapat
diketahui perbedaan hasilnya. Melalui tes akhir ini juga, hasil belajar siswa
akan terlihat meningkat, sama, atau bahkan menurun daripada hasil tes awal.
Jika hasil tes akhir itu lebih baik daripada tes awal, maka dapat diartikan
bahwa proses pembelajaran telah berjalan dengan baik dan berhasil.
3. Tes Selektif (Selective test)
Menurut Sudjana (2009) tes selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk
keperluan seleksi. Jadi tes selektif bermanfaat untuk melakukan seleksi atau
penyaringan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
4. Tes Penempatan (Placement test)
Tes penempatan adalah tes yang diberikan untuk menentukan tempat,
tingkatan, kelompok belajar yang akan dimasuki oleh peserta didik mana yang
paling tepat dalam proses pembelajaran. Tes penempatan juga bisa diberikan
untuk mengetahui keadaan, kondisi, kemampuan peserta didik sebelum proses
belajar dimulai, karena tes penempatan digunakan untuk penempatan pada
program pendidikan atau program belajar mengajar yang tepat sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya. Tujuan utama tes penempatan adalah untuk
mengetahui keterampilan minimal yang dimiliki peserta didik yang diperlukan
untuk mengikuti suatu program belajar dan untuk mengetahui batas
penguasaan materi pembelajaran, perolehan pengalaman belajar dan tujuan
pembelajaran. Pelaksanaan tes penempatan biasanya dilakukan di awal
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang
telah dimiliki oleh peserta didik (Djemari, 2012). Menurut Vidi (2014)

5
Persiapan pelaksanaan tes penempatan ada beberapa tahapan yang didasarkan
pada faktor-faktor pertimbangan: (1) faktor usia peserta yang mengikuti
placement test yang dikategorikan menurut jenjang sekolah (2) faktor latar
belakang pendidikan peserta yang mengikuti placement test.
5. Tes Diagnostik (Diagnostik test)
Menurut Suwarto (2012) tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui kelemahan dan kesalahan dalam memahami sebuah konsep atau
yang biasa dinamakan dengan miskonsepsi pada topik tertentu dalam sebuah
pembelajaran sehingga diketahui respon dari siswa dan dapat digunakan untuk
memperbaiki kelemahannya. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-
kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat (Sari,
2015). Tes diagnostik berfungsi untuk menentukan secara tepat jenis
kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
atau materi tertentu. Tes ini dapat dilakukan pada awal pembelajaran, selama
proses pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Pda tahap awal tes ini dilakukan
kepada para calon sebagai input, untuk mengetahui pengetahuan awal dan
sebagai prasyarat yang harus dikuasai siswa. Pada tahap proses guru
melakukan tes diagnostik untuk mengetahui materi yang belum dikuasai oleh
siswa agar nanti guru dapat segera memberi perlakuan yang tepat, agar
pengetahuan yang diberikan kepada siswa dapat tersampaikan secara merata
dan tidak ada siswa yang tertinggal. Untuk tahap akhir tes diagnotik
digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi yang diajarkan guru
kepada siswa. Tes diagnostik memiliki karakteristik diantaranya yaitu (1)
digunakan mendeteksi kesulitan belajar, (2) dikembangkan berdasarkan
sumber kesulitan, (3) menggunakan bentuk soal jawaban singkat atau disertai
pilihan alasan, (4) disertai rancangan tindak lanjut, sesuai sumber kesulitan
(Putri, 2021)
6. Tes Perbaikan (Remedial test)
Remidial merupakan suati bentuk khusus pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui suatu

6
pendekatan dan tenik tertentu. Hal ini di maksudkan untuk membetulkan dan
memperbaiki atau menyembuhkan sebagian atau keseluruhan (ketidak
lengkapan) proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat mencapai hasil
belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Zahir dkk, 2021). Tes
perbaikan (remedial test) merupakan tes yang yang diberikan kepada peserta
didik yang mengikuti pembelajaran remedial. Tes perbaikan dilakukan agar
peserta didik dapat mencapai ketuntasan dalam kompetensi pembelajaran
yang belum dicapai pada kegiatan belajar sebelumnya.
7. Tes Formatif (Formative test)
Isitilah formatif berasal dari kata form yang berarti bentuk. Evaluasi
formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk
setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Evaluasi formatif adalah evaluasi
yang dilakukan pada setiap akahir pembahasan suatu pokok pembahasan atau
topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu proses
pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan (Zahir, dkk
2021). Karakteristik dari tes formatif diantaranya yaitu: (1) dilakukan pada
akhir setiap pelajaran, (2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan
pembelajaran sudah tercapai, (3) memberikan umpan balik perbaikan proses
belajar mengajar, (4) menggunakan tes hasil belajar/ kuesioner/ cara lain, (5)
penilaian penguasaan minimal 70% dari tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai (Putri, 2021)
8. Tes Sumatif (Summative test)
Evaluasi sumatif atau tes suamtif dilaksanakan setelah berakhirnya
pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam
pengalaman di sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harianm
sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang
biasanya dilaksanakan pada tiap akhir caturwulan atau akhir semester. Pola tes
sumatif ini dilakukan apabila guru bermaksud untuk mengetahui tahap
perkembangan terakhir dari siswanya (Arifin, 2009).

7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan perlu diadakannya evaluasi. Mengadakan evaluasi meliputi
pengukuran dan penilaian terlebih dahulu. Evaluasi merupakan suatu proses
pengukuran yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui pencapaian tujuan
pembelajaran. Selain itu pendidik juga bisa melakukan revisi apabila terdapat
kesalahan sehingga dapat menentukan penilaian. Adapun tujuan evaluasi yaitu untuk
mengetahui seberapa baik penguasaan atau pemahaman peserta didik terhadap
kompetensi yang sudah menjadi ketetapan, mengetahui kesulitan yang dihadapi untuk
mendapatkan solusi agar bisa meningkatkan pemahaman peserta didik. Adapun cara
mencapai tujuan evaluasi dan penilaian, tenaga pendidik perlu melakukan tes untuk
mengetahui dan mendeteksi kemampuan siswa. Beberapa tes yang bisa dilakukan yaitu
pra-tes (Pre-test), pasca-tes (Post-test), tes selektif (Selective test), tes penempatan
(Placement test), tes diagnostik (Diagnostik test), tes perbaikan (Remedial test), tes
formatif (Formative test), dan tes sumatif (Summative test).
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan yang telah kami paparkan, besar harapan kami makalah
ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aliyyah, R. R. (2021). Evaluasi Pembelajaran Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu


Pendidikan.
Berry, T. (2008). Pre-test assessment. American Journal of Business Education (AJBE), 1(1),
19-22.
Elisa, E. (2021). Jenis-Jenis Tes (online), https://educhannel.id/blog/artikel/jenis-jenis-
tes.html diakses pada 21 Agustus 2022.
JejakPendidikan.com. (2017). Macam-Macam Tes Prestasi Belajar (online)
http://www.jejakpendidikan.com/2017/04/macam-macam-tes-prestasi-belajar.html
diakses pada 21 Agustus 2022.
PustakaEdukasi. (2020). Perbedaan Tes Penempatan (Placement Test) dengan Tes
Diagnostik (Diagnostic Test)(online)
https://www.lamaccaweb.com/2020/04/13/perbedaan-tes-penempatan-placement-test-
dengan-tes-diagnostik-diagnostic-test/ diakses pada 21 Agustus 2022.
Putri, E. S., & Rinaningsih, R. (2021). TES DIAGNOSTIK SEBAGAI TES FORMATIF
DALAM PEMBELAJARAN KIMIA. UNESA Journal of Chemical Education, 10(1), 20-
27.
Zahir, A., Nur, H., Jusrianto, J., Hidayat, W., & Parubang, D. (2021). Evaluasi Hasil Belajar
Elektronika Digital melalui Tes Formatif, Sumatif, dan Remedial. Jurnal Literasi
Digital, 1(2), 122-129.

Anda mungkin juga menyukai