Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ LANDASAN SOSIAL BUDAYA DALAM PENDIDIKAN “

Disusun oleh :

AHLAN SUADI
NIM. 220701033

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2022

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur selalu terucap kepada Allah SWT yang sampai saat ini telah
memberikan nikmat sehat, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah
tanpa terkendala masalah. Keterbatasan waktu menjadi salah satu hal yang
menjadi kesulitan dalam pembuatan makalah ini. Namun berkat dukungan dari
mereka, akhirnya yang diperjuangkan bisa selesai tepat waktu. Sebagai
mahasiswa, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu penulis secara pribadi memohon maaf atas kesalahan
yang mungkin ada pada isi makalah.

Penulis harap isi makalah yang berjudul “ Landasan Sosial Budaya Dalam
Pendidikan” bisa bermanfaat bagi pembaca. Mohon untuk memaklumi jika
terdapat penjelasan yang sulit untuk dimengerti. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik maupun saran, sehingga penulis bisa memperbaikinya dikemudian hari.
Terimakasih atas ketertarikan Anda untuk segan membaca makalah yang
penulis buat.

Penyusun,

AHLAN SUADI

DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
A. Pengertian Evaluasi
B. Fungsi dan Tujuan Evaluasi
C. Jenis-Jenis Evaluasi
1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan
2. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran
3. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran
4. Jenis evaluasi berdasarkan objek evaluasi
5. Jenis evaluasi berdasarkan subjek evaluasi
D. Syarat-Syarat Umum Evaluasi
1. Kesahihan (Validitas)
2. Keterandalan (Reliabilitas)
3. Kepraktisan (Praktikabilitas)
E. Teknik melakukan Evaluasi
1. Prosedur Melaksanakan Evaluasi
2. Teknik-Teknik Evaluasi Pengajaran
3. Ciri-Ciri Tes yang Baik
F. Implementasi Evaluasi dalam Pendidikan
1. Desain Program Pembelajaran
2. Implementasi
BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap Pembelajaran yang ada di sekolah, seorang pendidik harus
berusaha untuk mengetahui hasil serta proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Pentingnya untuk diketahui hasil ini agar dapatmenjadi salah satu
patokan bagi pendidik mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang
dialakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila
pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu
dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian pula
sebaliknya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang
telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui
evaluasi. Evaluasi merupakan sub sistem yang sangat di butuhkan dalam
setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh
perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap pembelajaran,
pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia
lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu
patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran
yang dialakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan
evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan
dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah
mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik kedepan.
Kedudukan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran sungguh sangat
penting dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan
dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Dengan evaluasi juga
akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan
pembelajaran tersebut berhasil atau tidak dan belum berhasil. Oleh karena itu,
penulis menyusun makalah yang berjudul “ Evaluasi Belajar dan
Pembelajaran ”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disusun, maka dapat diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian evaluasi?
2. Apa fungsi dan tujuan evaluasi?
3. Apa saja jenis-jenis evaluasi?
4. Apa saja syarat-syarat umum evaluasi?
5. Bagaimana teknik melakukan evaluasi?
6. Bagaimana implementasi evaluasi dalam pendidikan?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian evaluasi.
2. Mengetahui fungsi dan tujuan evaluasi.
3. Mengetahui jenis-jenis evaluasi.
4. Mengetahui syarat-syarat umum evaluasi.
5. Mengetahui teknik melakukan evaluasi.
6. Mengetahui implementasi evaluasi dalam Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian
(KBBI, 1996 : 272). Sedangkan Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto (2004 :
1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Nurgiyantoro (1988 : 55)
menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar
pencapaian tujuan.
Menurut bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily:
1983). Menurut Stufflebeam dalam (Zainal: 2010), mendefinisikan evaluasi
sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful
information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan
proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi adalah
kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif,
sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Viviane dan Gilbert de Lansheere
(1984) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi
dan metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi
pembelajaran adalah adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasi informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

B. Fungsi dan Tujuan Evaluasi


Evaluasi mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses
pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang
telah ditentukan telah dapat dicapai (Sudijono, 2006:12).
2. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar.
3. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari
peserta didik.
4. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar peserta didik.
5. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada orang tua peserta
didik.
Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui
keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Sistem
pembelajaran dimaksud meliputi: tujuan, materi, metode, media, sumber
belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Serta menghimpun
informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, taraf
perkembangan, atau taraf pencapaian kegiatan belajar peserta didik.
Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah:
1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan.
2. Untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan
ketidak berhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.
3. Untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik.
4. Mengetahui potensi yang dimiliki peserta didik.
5. Memberikan bantuan pemilihan jursan
6. Memberikan motivasi belajar
7. Mengetahui efektifitas guru
8. Mengetahui efisiensi mengajar guru
9. Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua.

C. Jenis-Jenis Evaluasi

1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan


a) Pre-test dan Post-test
Pre-test dilakukan guru pada saat akan memulai penyajian baru.
Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan peserta
didik mengenai bahan yang akan disajikan. Post-test adalah kegiatan
evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Yang
dimana bertujuan untuk mengetahui taraf pengetahuan peserta didik
atas materi yang telah diajarkan.
b) Evaluasi Diagnostic
Evaluasi diagnostic dilakukan setelah selesai penyajian sebuah
pelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelemahan-
kelemahan peserta didik beserta faktor-faktor penyebabnya.
c) Evaluasi selektif
Evaluasi selektif digunakan untuk memilih peserta didik yang paling
tepat dan sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
d) Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan digunakan untuk menempatkan peserta didik
dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik tersebut.
e) Evaluasi formatif (ulangan)
Evaluasi jenis ini dilakukan setiap akhir penyajian satuan pelajaran
atau modul. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatan proses belajar dan mengajar.
f) Evaluasi sumatif (ulangan umum)
Evaluasi ini digunakan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi
belajar peserta didik pada akhir periode pelaksanaan program
pengajaran yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan
belajarpeserta didik.

2. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran


a) Evaluasi konteks
Ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai
rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan
yang muncul dalam perencanaan
b) Evaluasi input
Diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun
strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c) Evaluasi proses
Tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, mengenai kalancaran
proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor
hambatan dalam proses pelaksanaan.
d) Evaluasi hasil atau produk
Diarahkan untuk melihat hasil yang dicapai untuk menentukan
keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau
dihentikan.
e) Evaluasi outcom atau lulusan
Diarahkan untuk melihat hasil belajar peserta didik lebih lanjut,
yakni evaluasi lulusan setelah terjun kemasyarakat.
3. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran
a) Evaluasi program pembelajaran
Mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program
pembelajaran, strategi belajar mengajar, dan aspek-aspek program
pembelajaran yang lain.
b) Evaluasi proses pembelajaran
Mencakup mengenai kesesuaian antara proses pembelajaran dengan
garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, (kemampuan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran).
c) Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar ini mencakup tingkat penguasaan peserta didik
terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, yang akan ditinjau
dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

4. Jenis evaluasi berdasarkan objek evaluasi


a) Evaluasi input
Evaluasi mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan
terhadap peserta didik.
b) Evaluasi transformasi
Evaluasi mengenai materi, media, metode dan lain-lain terhadap unsur-
unsur transformasi proses pembelajaran.
c) Evaluasi output
Evaluasi yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran terhadap
lulusan.

5. Jenis evaluasi berdasarkan subjek evaluasi


a) Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah, misalnya guru.
b) Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luars ekolah sebagai, misalnya
orangtua, masyarakat.

D. Syarat-Syarat Umum Evaluasi


Sebelum melakukan penilaian prestasi belajar peserta didik terdapat
beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan
evaluasi pembelajaran yaitu:

1. Kesahihan (Validitas)
Kesahihan atau validitas adalah ketepatan mengevaluasi apa yang
seharusnya dievaluasi. Kesahihan dapat pula di artikan sebagai kelayakan
interpretasi terhadap hasil dari suatu instrumen evaluasi atau tes, Contoh :
untuk mengukur partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar,
bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi
dilihat melalui: kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti
relevan pada permasalahannya. Kemudian tedapat empat macam
kesahihan yaitu:
a) Validitas ramalan (predictive validity)
Validitas ramalan dapat diartikan sebagai ketepatan dari suatu alat
pengukur yang ditinjau dari kemampuan tes untuk meramalkan
prestasi yang dicapai kemudian. (melihat hubungannya dengan masa
yang akan datang).
b) Validitas bandingan (concurrent validity)
Validitas bandingan adalah ketepatan dari suatu tester lihat dari
korelasinya terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat ini secara
nyata. (validitas bandingan melihat hubungannya dengan masa
sekarang).
c) Validitasisi (content validity)
Validitas isi diartikan sebagai ketepatan suatu tes yang ditinjau dari isi
tes tersebut menurut validitas ini materi tes tersebut betul-betul dapat
mewakili secara menyeluruh (representatif) dari bahan-bahan pelajaran
yang diberikan.
d) Validitas konstruk (construct validity)
Validitas konstruk dapat diartikan sebagai ketepatan suatu tes ditinjau
dari susunan (konstruksi) tes tersebut. Untuk mengetahui apakah tes
yang kita susun memenuhi syarat-syarat validitas konstrukini.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi


meliputi:
a) Faktor instrumen evaluasi itu sendiri.
b) Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran.
c) Faktor-faktor dalam respons-respons peserta didik.

2. Keterandalan (Reliabilitas)
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan,
yang di mana tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu
memberikan hasil yang tepat. Keterandalan dapat kita artikan sebagai
tingkat kepercayaan hasil evaluasi yang dapat diperoleh dari suatu
instrumen evaluasi. Contoh pemberian pertanyaan secara lisan/Tanya
jawab pada saat proses belajar mengajar karena jawaban yang di peroleh
dari apa yang sudah di jelaskan guru pada saat itu. Ada beberapa cara yang
dapat di pergunakan untuk mencari taraf reliabilitas suatu tes yaitu:
a) Teknik Ulangan
Teknik ulangan merupakan suatu cara yang ditempuh untuk mencari
reliabilitas dengan cara memberikan tes tersebut kepada sekelompok
anak dalam dua kesempatan yang berlainan.
b) Teknik Bentuk Paralel
Pada teknik bentuk paralel digunakan dua bentuk tes yang sejenis
(tetapi tidak identik), baik mengenai isinya, proses mental yang diukur,
tingkat kesulitan maupun jumlah item. Kedua tes ini diberikan kepada
kelompok subyek yang sama tanpa adanya rentang waktu.
c) Teknik Belah Dua
Dalam teknik ini, tes yang telah diberikan kepada kelompok subyek
dibelah menjadi dua bagian. Tiap-tiap bagian diberikan skor secara
terpisah. Umumnya ada dua prosedur yang dapat dipergunakan untuk
membelah dua suatu tes, yaitu:
1) Prosedur ganjil genap, artinya seluruh item yang bernomor ganjil
dikumpulkan menjadi satu kelompok, dan seluruh item yang
bernomor genap menjadi kelompok lain.
2) Prosedur secara random, misalnya dengan menggunakan undian,
atau dengan menggunakan tabel bilangan random.

3. Kepraktisan (Praktikabilitas)
Sebuah tes dikatakan memiliki Efisian yang tinggi apabila tes
tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. Kepraktisan
evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada
instrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan,
menginterpretasi atau memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam
menyimpannya. Sebuah tes dikatakan baik bila tidak memerlukan waktu
yang banyak dalam pelaksanaannya, dan tidak memerlukan dana yang
besar atau mahal. Contohnya bila guru menggunakan essay tes untuk
mengukur tanggapan peserta didik terhadap suatu produk pembelajaran,
dan jumlah peserta didik yang dibimbingnya mencapai dua ratus orang,
maka upaya ini cenderung tidak praktis. Diperlukancara lain untuk menilai
tanggapan peserta didik tersebut, misalnya dengan tes lisan terhadap hasil
diskusi kelompok.Terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhi
kepraktisan instrumen evaluasi meliputi:

a) Waktu yang diperlukan untuk menyusun tes tersebut


b) Biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan tes tersebut
c) Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tes
d) Tingkat kesulitan menyusun tes
e) Tingkat kesulitan dalam proses pemeriksaan tes
f) Tingkat kesulitan melakukan intrepetasi terhadap hasil tes

E. Teknik melakukan Evaluasi

1. Prosedur Melaksanakan Evaluasi


Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara
sistematis dan terstruktur. Dalam evaluasi pendidikan secara garis besar
melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan out put. Apabila prosesdur yang
dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil
yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan
gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran.
Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan
secara umum adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak
dievaluasi, tujuan evaluasi, teknik apa yang hendak dipakai, siapa yang
hendak dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator,
data apa saja yang hendak digali, dsb).
b) Pengumpulan data (tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai
dengan tujuan).
c) Verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb).
d) Pengolahan data (memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau
kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistik atau non statistik,
apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual
atau dengan software (misal: SAS, SPSS).
e) Penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri
dengan uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika
diterima mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data
tersebut secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga
akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat
tersebut muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh
evaluasi itu.
2. Teknik-Teknik Evaluasi Pengajaran
Dalam evaluasi secara garis besar, mempunyai dua macam teknik
evaluasi, yaitu:

a) Teknik Tes
Sebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa macam
model menurut pemakaian dan waktu atau kapan digunakannya tes
tersebut Model-model tes tersebut, yaitu:
1) Tes Seleksi
Tes seleksi ini tak jarang lagi kita dengar dalam kehidupan kita
sehari-hari. Tes ini juga bisa kita sebut, tes penyaringan bagi calon
peserta didik tahun ajaran baru yang ingin memasuki suatu
lembaga sekolah. Materi tes yang digunakan dalam tes ini hanyalah
materi pra syarat untuk mengikuti atau melanjutkan kependidikan
selanjutnya. Misalnya seorang peserta didik akan melanjutkan
studinya di perguruan tinggi IAIN di prodi bahasa arab, maka
peserta didik tersebut akan di beri ujian atau tes seleksi yang
soalnya mengenai bahasa arab. Apabila nilai yang didapatkannya
memenuhi syarat dan nilainya tinggi maka peserta didik tersebut
dapat melanjutkan studinya di IAIN. Tes ini bisa juga kita
laksanakan secara lisan, secara tulis dan secara perbuatan.
2) Tes Awal
Tes ini juga sering kita dengar dengan istilah pre-test. Tes ini
digunakan pada saat akan berlangsungnya penyempaian materi
yang akan di ajarkan oleh guru kepada peserta didik dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan yang akan di
ajarkan telah dapat di kuasai oleh peserta didik. Tes ini
mengandung makna, yaitu: tes yang dilaksankan sebelum
berlangsungnya proses pembelajaran terjadi. Materi tes yang di
berikan harus berkenaan dengan materi yang akan diajarkan dan
soalnya mudah-mudah akan tetapi memenuhi pokok pembahasan
yang seharusnya materi tersebut telah dikuasai oleh peserta didik.
Dengan catatan apabila semua soal tes awal dapat dijawab atau
dikuasai dengan baik dan benar, maka materi tes yang ditanyakan
tidak akan diajarkan lagi, dan apabila materites yang ditanya belum
cukup dipahami peserta didik, maka guru hanya mengajarkan
materi yang belum dipahami. Tes ini dapat dilaksanakan dan
dilakukan dengan tes lisan dan tulisan.
3) Tes Akhir
Tes ini lebih banyak diketahui dengan post-test. Tes ini
dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran suatu materi dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik
tentang materi dan pokok penting materi yang dipelajari. Materi tes
ini berkaitan dengan materi yang telah diajarkan kepada peserta
didik sebelumnya, terutama materi tentang sub-sub penting
pelajaran. Naskah tes akhir sama dengan tes awal supaya guru kita
dapat mengetahui mana lebih baik hasil kedua tes tentang
pemahaman peserta didik. Apabila peserta didik lebih memahami
suatu materi setelah proses pembelajaran maka, program
pengajaran dinilai berhasil.
4) Tes Diagnostik
Tes ini adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan peserta didik sehingga dengan mengetahui
kelemahan peserta didik tersebut, maka kita bisa memperlakukan
peserta didik tersebut dengan tepat. Materites yang ditanya dalam
tes diagnostik biasanya mengenai hal-hal tertentu yang juga
merupakan pengalaman sulit bagi peserta didik. Tes ini dapat
dilaksanakan dengan cara lisan, tulisan, atau dengan
mengkaloborasi kedua cara tes. Dalam catatan, tes ini hanya untuk
memeriksa, jika hasil pemeriksaan tersebut membuktikan
kelemahan daya serap peserta didik maka terhadap suatu
pembelajaran. Maka peserta didik tersebut akan dilakukan
pembimbingan secara khusus kepadanya.
5) Tes Formatif
Tes ini merupakan tes hasil belajar yang tujuannya untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai pelajaran setelah
mengikuti proses pembelajarandlamjangkawakt yang
telahditentukan, tes ini dilaksanakan biasanya di tengah-tengah
perjalanan program pembelajaran. Tes ini juga disebut dengan “
ujian harian ”. Materi tes ini adalah materi yang telah di sampaikan
kepada peserta didik sebelumnya. Soalnya bisa dalam tingkat
mudah maupun sulit. Dalam tes ini, jika peserta didik telah
menguasai materi yang telah diajarkan dengan baik, maka guru
akan menyampaikan materi selanjutnya. Dan apabila materi belum
dapat dikuasai secara menyeluruh, maka guru harus mengajarkan
bagian materi yang belum dipahami.
6) Tes Sumatif
Tes ini tidak asing bagi peserta didik, karena tes ini adalah tes
akhir dari program pembelajaran. Tesini juga bisa disebut EBTA,
tes akhir semestes, UAN. Tes ini dilaksanaka pada akhir program
pembelajaran. Seperti setiap akhir semester, akhir tahun. Materinya
yang di tes adalah materi yang telah diajarkan selama satu
semester. Dengan demikian materi ini lebih banyak dari materi tes
yang ada pada tes formatif. Tes ini biasanya dilakukan dengan cara
tulisan, dan biasanya peserta didik memperoleh soal yang sama
satu sama lain. Tes ini memiliki tingkat tes yang sukar atau lebih
berat dari tes formatif. Dengan ada tes ini maka kita bisa
menentukan peringkat atau rangking peserta didik selama program
pembelajaran, dan juga tes ini menentukan kelayakan seorang
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran selanjutnya.

b) Teknik Non-Tes
Non tes adalah alat mengevaluasi yang biasanya di gunakan untuk
menilai aspek tingkahlaku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada
beberapa non-tes sebagai alat evaluasi, diantaranya:
1) Skala Bertingkat
Skala bertingkat menggambarkan suatu nilai yang berwujud
angka terhadap suatu hasil penentuan. Kita dapat menilai hampir
segala aspek dengan skala. Dengan maksud agar pencatatannya
objektif, maka penilaian terhadap penampilan atau pengambaran
kepribadian seseorang disiapkan dalam bentuk skala.
2) Kuesioner
Kuesioner juga dapat di artikan angket yang digunakan
sebagai alat bantu dalam rangka pengukuran dan penilaian hasil
belajar. Dengan adanya angket yang harus diisi oleh peserta didik
maka guru akan mengetahui keadaan, pengalaman, pengetahuan
dan tingkah. Angket atau soal kuesioner dapat di berikan secara
langsung dan dijawab atau diisi langsung oleh objeknya, ini
dikatakan kuesioner langsung. Dan jika angket atau soal kuesioner
dikirim dan diisi oleh orang lain (sanak saudaranya), namun
soalnya dituju untuk objek, ini disebut kuesioner tidak langsung.
Dengan cara tes ini lebih menghemat waktu dan tenaga.
3) Daftar Cocok
Daftar cocok adalah deretan pertanyaan yang singkat serta
mudah dipahami oleh penjawabnya dengan cara menconteng saja.
4) Wawancara
Wawancara juga disebut dengan interview, secara umum
adalah proses pengumpulan keterangan yang dilakukan dengan
tanya jawab lisan sepihak, bertatap muka langsung, dengan arah
serta tujuan yang telah ditentukan. Wawancara dapat dibedakan
dengan dua jenis: 1. Wawancara terpimpin, yang materi
pertanyaannya telah terstruktur dengan tujuannya 2. Wawacara
bebas, yang materi yang ditanyakan bebas tidak terstruktur akan
tetapi mempunyai tujuan. Objeknya bisa pada peserta didik
langsung atau orang tuanya.
5) Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah sebuah cara
menghimpun data yang dilakukan oleh guru kepada peserta
didiknya dengan cara pengamatan yang teliti dan mencatat hasil
pengamatan secara sistematis. Observasi atau pengamatan dapat
dibedakan menjadi 3 bentuk: 1. Pengamatan partisipan adalah
pengamatan yang pengamatnya langsung memasuki dan mengikuti
kegiatan yang sedang diamati. Seperti pengamatan tentang
pertanian, maka pengamat harus bergabung menjadi petani. 2.
Pengamatan sistematik adalah observasi dimanafaktor yang
diamati sudah didaftar secara sistematis, dan sudah diatur menurut
kategorinya. Pengamatan ini dilakukan di luar dari kelompok yang
ingin diamati. 3. Pengamatan eksperimental akan terjadi jika
pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini ia
dapat mengendalikan unsure-unsur penting dalam situasi
sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan
evaluasi.
6) Riwayat hidup
Riwayat hidup juga bisa kita katakan curiculum vite (CV).
Atau gambaran hidup peserta didik, dalam segala aspek. Dengan
mengkaji atau menganalisis dukumen atau riwayat hidupnya maka
seorang guru akan dapat menarik kesimpulan tentang tingkah laku
atau kepribadian dan sikap dari peserta didik. Soal-soal yang biasa
digunakan seperti. Nama peserta didik, status dalam keluarga,
agama yang dianut, prestasinya dll.
3. Ciri-CiriTes yang Baik
Tes akan dikatakan baik sebagai alat pengukur apabila memenuhi syarat
sebagai berikut:
a) Validitas
validitas adalah apabila tes tersebut sesuai dengan materi
pembelajaran. Kata lainnya adalah nilai tes tersebut tepat atau
mempunyai nilai ketepatan jawabanya. Contoh: untuk mengukur
pertisipasi peserta didik terhadap proses pembelajaran dapat dilahat
melaluai kehadiran, terpusatnya perhatianpeserta didik pada pelajaran,
ketepatanmenjawabpertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru
dalam arti yang relevan pada permasalahan.
b) Realibilitas
Maksud dari reabilitas tes adalah apabila tester sebut dapat
dipercayaji kamemberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-
kali. Dengan kata lain, jika diberikan kepada peserta didik tes yang
sama pada waktu yang berlainan, maka peserta didik akan tetap berada
dalam urutan atau tingkatan yang sama dalam kelompoknya.
c) Objektivitas
Maksud dari objektivitas tes adalah tidak adanya unsur pribadi
antara guru dengan peserta didik baik dalam aspek membuat soal
maupun dalam skoringnya.
d) Praktis dan Ekonomis
Istilah ini telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam tes yang dimaksud dengan praktis dan ekonomis adalah sebuah
tes tidak boros waktu ataupun biaya, sehingga mudah diikuti oleh
semua murid.
F. Implementasi Evaluasi dalam Pendidikan
Dalam melakukan suatu evaluasi dalam pembelajaran maka diperlukan
untuk mencapai suatu efektivitas dalam melakukan evaluasi dalam
pembelajaran diperlukan sekurang-kurangnya tiga komponen yang bisa
dijadikan objek evaluasi yaitu desain yang akan dikembangkan, implementasi
dan hasil yang akan dicapai.
1. Desain Program Pembelajaran
Desain program pembelajaran dinilai dari aspek tujuan yang ingin
dicapai ataupun kompetensi yang akan dikembangkan, strategi
pembelajaran yang akan diterapkan, isi program pembelajaran.
a) Komponen yang akan dikembangkan
Komponen yang akan dikembangkan juga termasuk objek evaluasi.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam menilai komponen
yang akan dikembangkan yaitu antara lain:Menunjang pencapaian
kompetensi standar kompetensi maupun kompetensi lulusan.
1) Mampu menggambarkan kemampuan secara jelas perubahan
perilaku yang diharapkan diri peserta didik.
2) Mempunyai kesesuaian dengan tingkat kemampuan peserta didik.
b) Strategi pembelajaran
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai strategi
pembelajaran yang direncanakan, antara lain:
1) Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dikembangkan.
2) Kesesuaian dengan kondisi belajar mengajar yang diinginkan.
3) Kejelasan rumusan, terutama mencakup aktivitas guru dan siswa
dalam proses pembelajaran.
4) Kemungkinan keterlakasanaan dalam kondisi dan alokasi waktu
yang ada.
c) Isi program pembelajaran
Isi program pembelajaran yang dimaksud adalah pengalaman
belajar yang akan disiapkan oleh guru maupun yang harus diikuti
setiap peserta didik. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk
menilai isi program pembelajaran, antara lain:
1) Relevansi dengan kompetensi yang akan dikembangkan.
2) Relevansi dengan pengalaman murid dan lingkungan.
3) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik.
4) Kesesuaiandenganalokasiwaktu yang tersedia.
5) Hubungan antara pengalaman dan lingkungan hidup peserta didik.
2. Implementasi
Proses implementasi atau pelaksanan pun juga termasuk dalam
objek evaluasi, khusunya proses belajar dan pembelajaran yang
berlangsung di lapangan. National Council for social studies (2006: 4)
merekomendasikan bahwa evaluasi dalam social studies seharusnya
mengukur isi maupun proses pembelajaran. Sedangakan mengenai standar
evaluasi proses pembelajaran Nama Sudjana& Ibrahim (2004: 230 – 232-
menampilkan sejumlah kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
proses belajaran dan pembelajaran antara lain, yaitu:
a) Konsistensi dengan kegiatan yang terdapat dalam program
pembelajaran
b) Keterlaksanaan oleh guru
c) Keterlaksanaan oleh peserta didik
d) Perhatian yang dieperlihatkan para peserta didik terhadap
pembelajaran yang sedang berlangsung
e) Keaktifan para peserta didik dalam proses belajar
f) Kesempatan untuk mendapatkan umpan balik secara kontinyu
1) Penerapan Evaluasi dalam Pendidikan
Contoh-contoh evaluasi belajar dan pembelajaran dalam
pendidikan antara lain sebagai berikut:
a. Guru mengadakan UTS atau UAS yang memiliki fungsi
sebagai bentuk evaluasi yang mengukur kepahaman materi
peserta didik yang diajarkan atau pendidikan pada setengah
semester atau satu semester.
b. Guru memberikan tugas yang berguna agar peserta didik bisa
lebih memahami materi yang diberikan oleh guru
c. Pada saat pertemuan akhir matap elajaran, guru mengadakan
sesi tanya jawab pada materi yang telah disampaikan ke guru
agar peserta didik dapat memahami dan menguasai materi.
d. Jika pada jenjang SMA/SMK, guru mengadakan praktikum
pada peserta didik agar dapat mengasah keterampilan dan
pengetahuan peserta didik.
e. Peserta didik memberikan evaluasi pada guru melalui
kuisioner yang diharapkan dapat membantu guru
meningkatkan skill kemampuan belajar dan mengajar dan
memperbaiki kekurangan pada setiap individu pendidik.
2) Hasil yang akan Dicapai
Hasil yang akan dicapai ini dapat mengacu pada pencapaian
tujuan jangka pendek (output) maupun mengacu pada pencapaian
tujuan jangka panjang (outcome). Outcome dalam pembelajaran
tidak kalah pentingnya dengan output karena outcome ini dinilai
seberapa jauh peserta didik mampu mengimplementasikan
kompetensi yang dipelajari di kelaske dunia nyata dalam
memecahkan berbagaimacam persoalan di dalam kehidupannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran adalah proses mengumpulkan, menganalisis
dan menginterpretasi informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh
mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Evaluasi
memiliki fungsi salah satunya yaitu memberikan petunjuk tentang sejauh
manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.
Sedangkan secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran secara luas.
Syarat-syarat umum evaluasi pembelajaran antara lain kesahihan (validitas),
keterandalan (reliabilitas), dan kepraktisan (praktikabilitas). Jenis-jeni
sevaluasi pembelajaran dibedakan menjadi 5 jenis antara lain:
a. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan
b. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran
c. Jenis evaluasi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran
d. Jenis evaluasi berdasarkan objek evaluasi
e. Jenis evaluasi berdasarkan subjek evaluasi
Teknik evaluasi pengajaran adalah alat-alat dan cara-cara yang
digunakan dalam proses pengumpulan data tentang hasil pembelajaran.
Sedangkan teknik-teknik evaluasi pengajaran, mempunyai dua macam
teknik evaluasi, yaitu: teknik tes dan teknik non tes. Implemntasi evaluasi
pembalajaran bisa diterapakn di dalam pendidikan kita saat ini contohnya
saja diterapkan ujian akhir semester pada saat menjelang akhir semester.

B. Saran
Dalam melakasanakan evaluasi pembelajaran harus memenuhi
syarat-syarat evaluasi pembelajaran dengan cara melakukan teknik-teknik
dan strategi yang cocok dengan kondisi dan situasi sehingga kita dapat
meraih hasil yang diinginkan dan sesuai dengan tujuan evaluasi
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

David Indrianto.09 desember 2010. Syarat umum evaluasi,( http://david-


indrianto.blogspot.com/2010/12/syarat-umum-evaluasi.html) diakses pada 20
januari 2023

Arikunto, Suharsimi. (2010) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara :


Yogyakarta.

Fitrial Izhaman. 2013.Teknik-Teknik Evaluasi Pembelajaran


http://meyzzacompany.blogspot.com/2013/03/teknik-teknik-evaluasi-
pembelajaran.html diakses pada 20 Januari 2023
Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: pustaka
pelajar,238.(http://www.academia.edu/download/33976446/Evaluasi_Program_Pe
mbelajaran.pdf) diakses pada 20 Januari 2023

Anda mungkin juga menyukai