Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR

BENTUK BENTU INTERAKSI SOSIAL

KD : Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2 Mengidentifikasi interaksi sosial dalam ruang 3.2.1 Menjelaskan bentuk interaksi sosial yang
dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, asosiatif dan disosiatif
dan budaya dalam nilai dan norma, serta kelembagaan 3.2.2 Menganalisis contoh bentuk
sosial budaya interaksi sosial yang asosiatif
dan disosiatif di lingkungan
4.2 Menyajikan hasil analisis tentang interaksi Sekolah
sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap 4.2.1Terampil dalam mempresentasikan hasil
kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dalam nilai dan kerja
norma, serta kelembagaan sosial budaya
Dalam kehidupan manusia atau individu selalu terjadi hubungan timbal balik. Dalam bermasyarakat
senatiasa menjadi interaksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu. Beberapa
jenis proses sosial dalam kehidupan bermasyarakat merupakan identifikasi dari interaksi yang bersifat
kotinu.

Bentuk interaksi sosial bisa diklasifikasikan jadi dua, yaitu proses sosial asosiatif dan disasosiatif.Ada
proses asosiatif yang meliputi kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Ada juga
proses disosiatif yang meliputi persaingan, kontravensi, pertikaian, dan konflik sosial.

A. Proses Asosiatif

Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif yang mengarah pada kesatuan.

Proses asosiatif juga disebut proses sosial integratif atau konjungtif. Proses ini penting untuk kemajuan
masyarakat.Dalam proses sosial ini, anggota-anggota masyarakat berada dalam keadaan harmoni yang
mengarah pada pola-pola kerjasama.Proses sosial yang asosiatif dibedakan menjadi empat, yaitu
1. Kerja Sama

Kerja sama adalah usaha  bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan
bersama. Kerjasama biasanya berawal dari kesamaan orientasi.

Bentuk kerja sama dibagi jadi 4, yaitu:

 Kerja sama spontan, yang terjadi secara serta merta.


 Kerja sama langsung, sebagai hasil perintah atasan kepada bawahan atau penguasa terhadap
rakyatnya.
 Kerja sama kontrak, dilakukan atas dasar syarat-syarat atau ketetapan tertentu yang disepakati
bersama.
 Kerja sama tradisional, yaitu kerja sama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem sosial.

2. Akomodasi

Akomodasi adalah proses penyesuaian diri orang perorang atau kelompok-kelompok manusia yang
awalnya saling bertentangan.
Akomodasi dilakukan sebagai upaya mengatasi ketegangan-ketegangan antara pihak yang bertentangan.

Tujuan akomodasi adalah terciptanya keseimbangan interaksi sosial terkait norma dan nilai dalam
masyarakat.

Ada 8 bentuk akomodasi, yaitu:

 Coersion

Coersion terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain terutama terhadap pihak
yang lebih lemah.

 Kompromi

Kompromi terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai
penyelesaian, semua pihak bersedia memahami keadaan pihak lain.

 Arbitrasi

Arbitrasi terjadi bila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi dihadirkan pihak
ketiga yang netral untuk mengusahakan penyelesaian pertentangan.

 Mediasi 

Hampir sama arbitrasi namun dalam mediasi pihak ketiga bertindak sebagai penengah tidak punya
wewenang memberi keputusan penyelesaian perselisihan antara kedua belah pihak. 

 Konsiliasi

Konsiliasi adalah bentuk akomodasi untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang
berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
 Toleransi

Toleransi merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan resmi. Ada keinginan menghindarkan diri dari
perselisihan yang saling merugikan kedua belah pihak.

 Stalemate

Stalemate terjadi ketika kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang.

 Ajudikasi

Ajudikasi dipahami sebagai penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau jalur hukum.

3. Asimilasi

Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada
di antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia .

Asimilasi dalam bidang kebudayaan

Proses ini meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dengan
memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:

 Sikap toleransi terhadap kebudayaan lain.


 Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
 Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
 Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
 Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
 Perkawinan campuran (amalgamation).
 Adanya musuh bersama dari luar dari luar.
Sedangkan faktor-faktor penghambat asimilasi adalah :

Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.

Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.

Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi.

Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.

Perbedaan ciri-ciri badaniah seperti warna kulit.

In-group feeling (perasaan yang kuat) terhadap budaya kelompoknya.

Bila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.

4. Akulturasi

Akulturasi bisa diartikan sebagai proses sosial yang timbul kalau kelompok manusia kebudayaan tertentu
berhadapan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing

B.Proses Disosiatif

Proses sosial disosiatif adalah keadaan sosial dalam keadaan yang kurang harmonis akibat adanya
pertentangan antar anggota masyarakat.

Ketidaktertiban sosial (social disorder) memunculkan disintegrasi sosial akibat pertentangan antar-
anggota masyarakat tersebut.
Proses sosial disosiatif juga disebut proses sosial disintegratif atau disjungtif.Meski proses ini
menghambat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, ketidakhadiran disasosiatif berakibat stagnasi
masyarakat.Proses sosial disosiatif meliputi:Persaingan merupakan suatu proses sosial saat ada dua pihak
atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.

Persaingan terjadi saat beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu
yang menjadi pusat perhatian umum.

Ada beberapa fungsi persaingan yaitu :

 Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut dipenuhi, padahal
sulit dipenuhi semuanya secara serentak.
 Menyalurkan kepentingan serta nilai-nilai dalam masyarakat, terutama kepentingan dan nilai
yang menimbulkan konflik.
 Menyeleksi individu yang pantas memperoleh kedudukan serta peranan yang sesuai dengan
kemampuannya.
 Kontravensi

2. Kontravensi

Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial yang ditandai dengan rasa tidak aman tentang seseorang atau
perasaan antipati yang tetap tersembunyi. Bagian dari interaksi sosial adalah pelanggaran, suatu bentuk
proses sosial antara kompetisi dan bahkan konflik disebut konvensi.

Mempertimbangkan bahwa cedera memiliki gejala ketidakpastian tentang seseorang atau rencana, dan
juga perasaan benci dan kemudian penyembunyian, ada kebencian dan juga keraguan tentang kepribadian
seseorang.

Ada konflik dalam proses kompetitif yang dapat Anda soroti dalam hal gejala, serta adanya sesuatu yang
tidak pasti tentang karyawan atau perasaan. Salah satu bentuk proses sosial disosiatif antara lain bentuk
interaksi sosial disosiatif selain konflik dan kompetisi adalah pemahaman konvensi.
Menurut Leopold von Wise dan Howard Becker, bentuk kontravensi adalah:

 Kontravensi umum, misal penolakan, mengancam pihak lain, perlawanan.


 Kontravensi sederhana, misal menyangkal pernyataan orang di depan umum.
 Kontravensi intensif, misal penghasutan atau penyebaran isu.
 Kontravensi rahasia, misal pembocoran rahasia.
 Kontravensi taktis, mengejutkan pihak lain, provokasi, dan intimidasi.

Pertikaian adalah proses sosial yang terjadi apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi


kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan

Pertikaian merupakan bentuk lanjut kontravensi artinya perselisihan sudah bersifat terbuka.

Terjadi karena perbedaan antara kalangan tertentu dalam masyarakat semakin tajam.
Pertikaian bisa muncul bila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya
dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan.

Komplik

Konplik adalah suatu peristiwa atau fenomena sosial di mana terjadi pertentangan atau pertikaian baik
antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, maupun
kelompok dengan pemerintah

Macam-macam konflik berdasarkan pihak yang terlibat di dalamnya[sunting | sunting sumber]

 Konflik dalam diri individu (conflict within the individual), adalah konflik yang terjadi karena
memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang terlampau banyak untuk di
tinggalkan.
 Konflik antar-individu (conflict among individual), adalah konflik yang terjadi karena adanya
perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
 Konflik antar individu dan kelompok (conflict among individual and groups), adalah konflik yang
terjadi karena terdapat individu yang gagal beradaptasi dengan norma-norma kelompok dimana
tempat ia bekerja.
 Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the same
organization) adalah konflik yang terjadi karena setiap kelompok memiliki tujuan tersendiri dan
berbeda yang ingin di capai.
 Konflik antar organisasi (conflict among organization), adalah konflik yang terjadi karena tindakan
yang dilakukan oleh anggota organisasi yang menimbulkan dampak negatif bagi anggota organisasi
lain.
 Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individual in different
organization), adalah konflik yang terjadi karena sikap atau perilaku anggota organisasi yang
berdampak negatif anggota organisasi lain.
Macam-macam konflik berdasarkan fungsinya[sunting | sunting sumber]

 Konflik konstruktif, adalah konflik yang mempunyai nilai positif kepada pengembangan organisasi.
 Konflik destruktif, adalah konflik yang memiliki dampak negatif kepada pengembangan organisasi.
Macam-macam konflik berdasarkan posisi seseorang dalam struktur organisasi[sunting | sunting
sumber]

 Konflik vertikal, adalah konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki jabatan yang tidak sama
dengan dalam organisasi.
 Konflik horizontal, adalah konflik yang terjadi karena memiliki kedudukan/jabatan yang sama atau
setingkat dalam organisasi.
 Konflik garis staf, adalah konflik yang terjadi karyawan yang memegang posisi komando, dengan
pejabat staf sebagai penasehat dalam organisasi.
 Konflik peran, adalah konflik yang terjadi karena individu memiliki peran yang lebih dari satu.
Macam-macam konflik berdasarkan dampak yang timbul[sunting | sunting sumber]

 Konflik fungsional, adalah konflik yang memberikan manfaat atau keuntungan bagi organisasi yang
dapat dikelola dan dikendalikan dengan baik.
 Konflik Infungsional, adalah konflik yang dampaknya merugikan orang lain.
Macam-macam konflik berdasarkan sumber konflik[sunting | sunting sumber]

 Konflik tujuan, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan individu, organisasi atau
kelompok yang memunculkan konflik
 Konflik peranan, adalah konflik yang terjadi karena terdapat peran yang lebih dari satu.
 Konflik nilai, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai yang dianut oleh seseorang
berbeda dengan nilai yang dianut oleh organisasi atau kelompok.
 Konflik kebijakan, adalah konflik yang terjadi karena individu atau kelompok tidak sependapat
dengan kebijakan yang diambil oleh organisasi.
Macam-macam konflik berdasarkan bentuknya

 Konflik realistis, adalah konflik yang terjadi karena kekecewaan individu atau kelompok atas
tuntutannya.
 Konflik nonrealistif, adalah konflik yang terjadi karena kebutuhan yang meredakan ketegangan.
Macam-macam konflik berdasarkan tempat terjadinya

 Konflik in-group, adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri
 Konflik out-group, adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan suatu
kelompok atau masyarakat lain.

Akibat konflik
Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :

 meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan
kelompok lain.
 keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
 perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
 kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
 dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon
terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian
terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesis sebagai berikut:

 Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari
jalan keluar yang terbaik.
 Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk
"memenangkan" konflik.
 Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan
"kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
 Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.

Contoh konflik

 Konflik Vietnam berubah menjadi perang.


 Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan.
hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
 Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya.
 Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik Bosnia-Kroasia
(lihat Kosovo), konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.

Mengetahui, Madayin, September 2020


Kepala SMPN 3 Sambelia Guru Mata Pelajaran

Putrawan, S.Pd

Nip.196912312006041126 Haeriah, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai