Asosiatif merupakan proses interaksi sosial yang berupa kerja sama. Proses sosial asosiatif ini
dibedakan empat yaitu :
1. Kerjasama (Cooperation)
Kerjasama menurut Roucek dan Warren adalah bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam hal ini adanya pembagian tugas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
bersama.
Pada dasarnya kerja sama merupakan wujud primer dalam suatu proses interaksi sosial. Bahwa
tujuan utama manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya adalah untuk bekerjasama
mencapai tujuan bersama.
Beberapa proses terkait dengan terjadinya interaksi sosial, diantaranya:
A. Interaksi Sosial asosiatif
2. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi merupakan proses sosial yang lebih tepatnya disebut penyesuaian sosial. Akomodasi
merupakan sebuah proses interaksi sosial berupa penyesuaian sosial baik yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok untuk meredamkan suatu pertentangan sosial yang ada.
3. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan suatu proses interaksi sosial yang berupa peleburan dua atau lebih
kebudayaan menjadi satu kebudayaan baru yang dimiliki bersama. Dalam hal ini masing-masing
pihak merasa bahwa kebudayaanya telah menjadi satu dan melebur dengan kebudayaan lain
sehingga tidak terasa batas-batasnya bahkan menjadi suatu kebudayaan baru.
Beberapa proses terkait dengan terjadinya interaksi sosial, diantaranya:
A. Interaksi Sosial asosiatif
4. Akulturasi
Akulturasi merupakan suatu proses interaksi sosial antara suatu kebudayaan dengan
kebudayaan lain. Dimana masing-masing kebudayaan mampu menerima unsur-unsur
kebudayaan lain tanpa menghilangkan apa yang menjadi jatidiri bagi kebudayaanya.
Beberapa proses terkait dengan terjadinya interaksi sosial, diantaranya:
B. Interaksi Sosial Disosiatif
Interaksi sosial disosiatif merupakan interaksi yang bertentuk pertentangan, perpecahan atau
konflik. Interaksi sosial disosiatif dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Persaingan
Persaingan merupaka suatu upaya yang dilakukan oleh individu atau kelompok sosial tertentu
untuk memperoleh hasil yang lebih unggul dibandingkan dengan individu atau kelompok sosial
lainya. Dalam hal ini persaingan dibedakan menjadi dua yakni persaingan sehat dan tidak sehat.
Persaingan sehat merupakan persaingan yang tidak menggunakan cara curang. Sedangkan
persaingan tidak sehat adalah persaingan yang menghalalkan segala cara untuk lebih unggul
atau memperoleh kemenangan.
Beberapa proses terkait dengan terjadinya interaksi sosial, diantaranya:
B. Interaksi Sosial Disosiatif
2. Kontravensi
Kontravensi sering disebut sebagai rasa tidak senang yang ditunjukan maupun tidak ditunjukan secara
terang terangan. Rasa tidak senang ini dapat menjadi rasa kebencian bahkan dengki sekalipun namun
tidak sampai pada benturan yang berupa konflik.
3. Konflik
Konflik merupakan proses sosial yang terjadi diantara individu ataupun kelompok sosial tertentu yang
berupa berbedaan prinsipil yang mengakibatkan keduanya bertentangan dan tidak dapat disatukan.
Berikut upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi konflik :
1. Kompromi, yaitu sikap saling saling menerima diantara pihak-pihak yang berkonfilk.
2. Toleransi, yaitu sikap saling menghormati apa yang menjadi pilihan satu sama lain.
3. Konversi, yaitu suatu sikap untuk berlapang dada menerima apa yang menjadi keinginan pihak lain.
Beberapa proses terkait dengan terjadinya interaksi sosial, diantaranya:
B. Interaksi Sosial Disosiatif
Berikut upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi konflik :
1. Interaski primer
Yakni interaksi sosial yang terjadi atau berlangsung pada sekup lingkungan yang utama yakni
lingkungan keluarga dan juga lingkungan teman sebaya.
2. Interaksi sekunder
yakni interaksi sosial yang terjadi atau berlangsung pada lingkungan yang lebih luas yakni
lingkungan masyarakat.
Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial
Selain itu, ada pula beberapa faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial, yaitu :
A. Faktor Internal
1. Imitasi
•Imitasi sering disebut juga sebagai kegiatan meniru. Dalam hal ini imitasi diartkan sebagai tindakan
seseorang yang meniru segala sesuatu yang dialakukan oleh orang lain. Imitasi ini didorong oleh minat,
perhatian, dan rasa kagum terhadap orang yang hendak ditiru.
2. Identifikasi
•Identifikasi ini merupakan tindak lanjut dari imitasi. Jika imitasi ini hanya meniru maka identifikasi ini
lebih dari itu yakni sampai kepada tahap ingin menjadi sama dengan orang lain. Tidak hanya cara
perilaku aum sampai pada tahap kepribadian dan penjiwaan untuk menjadi sama dengan orang lain.
3. Simpati
•Simpati dapat diartikan sebagai sikap tertarik terhadap orang lain. Sikap ini didorong oleh berbagai
kesamaan dalam diri seseorang. Mulai dari cara berfikir, keyakinan, nilai yang dianut dan lain sebagainya.
Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial
Selain itu, ada pula beberapa faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial, yaitu :
B. Faktor eksternal
4. Sugesti
•Sugesti merupakan stimulus yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang membuat
orang yang tersugesti tersebut meyakininya sebagai satu hal yang harus dilakukan.
5. Motivasi
•Motivasi merupakan suatu dorongan yang diberikan oleh orang terhadap orang lain yang
menjadikan orang tersebut memiliki kemauan di dalam dirinya untuk melakukan saru hal tertentu.
6. Empati
•Empati merupakan sikap ketertarikan terhadap orang lain ataupun hal tertentu yang didasarkan
pada perasaan yang bersifat emosional.
Manfaat Mempelajari Proses Interaksi Sosial
Sebagai individu yang senantiasa dan tak terlepas dari berbagai interaksi dengan orang lain
tentu menuntut kita untuk paham bagaimana berinteraksi dengan baik. Nah kiranya hal
tersebutlah yang menjadi manfaat bagi kita dalam mempelajari bahasan keilmuan kali ini.
Disamping itu, kita juga menjadi paham bagaimana interaksi ini juga dapat berujung pada hal
yang negatif bahkan menimbulkan konflik. Dengan mempelajari proses interaksi sosial ini kita
menjadi paham dan dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan konflik.