Anda di halaman 1dari 13

BAHAN AJAR SOSIOLOGI

“HUBUNGAN SOSIAL”

NAMA :
KELAS :

Tujuan Pembelajaran:
Mengidentifikasi bentuk hubungan sosial
yang terja dalam kehidupan masyarakat
melalui pengamatan serta melaporkan hasil
pengamatan secara ilmiah

SMA N 2 BUKITTINGGI
HUBUNGAN SOSIAL

C. HUBUNGAN SOSIAL
Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antarindividu dan
saling mempengaruhi satu sama lain atas dasar kesadaran saling tlong
menolong. Unsur yang mendasari hubungan sosial adalah interaksi
sosial.
1. HAKIKAT INTERAKSI SOSIAL
Interaksi antarmanusia terjadi karena manusia saling
membutuhkan. Setia manusia memiliki berbagai kebutuhan,
kepentingan dan hasrat, misalnya untuk makan, minum,
berpakaian dan memperoleh pendidikan. Tidak semua kebuuhan itu
dapat dipenuhi seorang diri. Kebutuhan untuk makan misalnya,
tidak dapat dipenuhi tanpa petani dan penjual beras di pasar.
Secara umum interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok
dengan kelompok.
2. SYARAT TERADINYA INTERAKSI SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial terjadi melalui
dua syarat, diantaranya:
a. Kontak Sosial
Kata kontak diturunkan dari bahasa latin cum yang berarti
bersama-sama dan tangere yang berarti menyentuh. Jadi kontak
berarti sama-sama menyentuh. Kontak sosial memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
a) Kontak sosial positif dan negatif
- Kontak sosial positif mengarah pada kerja sama
- Kontak sosial negatif mengarah pada pertentangan atau
konflik
b) Kontak sosial bersifat primer dan sekunder
- Kontak sosial primer
Terjadi ketika pihak yang berinteraksi bertatap muka
secara langsung. seperti kontak antar guru dengan peserta
didik di kelas, penjual dan pembeli di pasar.
- Kelompok sosial sekunder
Terjadi ketika interaksi berlagsung melalui perantara,
misalnya percakapan melalui telepon.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Hal yang paling penting dalam komunikasi
adalah kegiatan saling menafsirkan perilaku, gerakan fisik atau
sikap dan perasaan yang disampaiakan. Berikut lima unsur
pokok dalam komunikasi:
a) Komunikator
Orang yang menyampaikan pesan, perasaan atau pikiran
kepada orang lain.
b) Komunikan
Orang yang menerima pesan, pikiran dan erasaan.
c) Pesan
Sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. pesan apat
beruoa iformasi, perasaan daln lain-lain.
d) Media
Alat untuk menyampaikan pesan. Meiak komunikasi dapat
berupa lisan, tulisan, gambar atau film.
e) Efek
Perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah
mendapatkan pesan dari komunikator.
Syarat sebuah hubungan dapat disebut interaksi sosial
adalah sebagai berikut:
1. Adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi
antara yang satu dengan lainnya.
2. Interaksi harus berpedoman kepada norma-norma atau
kaidah sebagai acuan
3. Adanya reaksi dari pihak lain atas komunikasi tersebut
4. Harus mempunyai maksud dan tujuan yang jelas
5. Interaksi sosial bersifat positif, dinas dan berkesinambungan
Kontak sosial dapat terjadi tanpa komunikasi. contohnya
seseorang berbicara dengan menggunakan bahasa Batak kepada
orang Sunda. Dalam kasus ini, kontak sosial sudah terjadi tetapi
komunikasi tidak dapat terjadi karena komunikan tidak dapat
memahami apa yang ingin disampaikan oleh komunikator.
Ciri-ciri Interaksi sosial menurut Charles P, Loomis:
1. Jumlah pelaku dua orang atau lebih
2. Komunikasi antar pelaku menggunakan simbol atau
lambang
3. Dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini dan masa
depan
4. Memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Interaksi sosial hanya berlangsung jika terjadi aksi dan
reaksi dari kedua belah pihak, baik antarindividu, individu
dengan kelompok dan antarkelompok.
3. PENDEKATAN INTERAKSI SOSIAL
Untuk mempelajari interaksi sosial, sosioog mengunakan
pendekatan tertentu yang dikenal dengan perspektof interaksionis.
Salah satu pendekatan dalam perspektif interaksionis adalah
interaksionisme simbolik. Kata “simbolik” mengacu pada
penggunaan simbol-simbol dalam interaksi. Simbol adalah sesuatu
yang diberi nilai danmakna oleh penggunanya. Dengan demikian,
simbol yang sama dapat memiliki makna yang berbeda bagi setap
orang.
Makna muncul dari interkasi sosial, tetapi makna tidak lanng
diberikan atau ditanggapi. Menurut W.I. Thomas, seseorang tidak
langsung bereaksi atau membri tanggapan (respon) terhadap
rangsangan (stimulus) dari luar,melakan menilai atau
mempertimbangkan terlebih dahlu berdasarkan defenisi atau
situasi. Herbert Blumer menyatakan bahwa terdapa tiga pokok
pikiran dalam interaksionisme simbolik, yaitu act, thing dan
meaning. Seseorang bertindak (ac) terhadap sesuatu (thing)
bedasarkan arti sesuatu itu bagi dirinya (meaning).
Sosiolog lain memberi pemikiran penting dalam kajian
interaksi sosial adalah Erving Goffan. Menurut Goffman, dalam
setiap interaksi ada individu yang membuat pernyataan
(expression) dan ada individu lain yang memperoleh kesan
(impression).

4. FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL


a. Imitasi
Imitasi adalah tindakan meniru orang lain. Imitasi apat dilakukan
dengan bermacam-macam bentuk, misalnya gaya bicara, tingkah
laku, adat kebiasaan, pola pikir dan sebagainya. Contoh imitasi:
a. Seorang anak yang meniru gaya rambut idolanya
b. Seorang anak perempuan yang berdandan karena melihat
ibunya berdandan

Gambar Imitasi
b. Sugesti
Sugesti berlangsung ketia seseorang memberi pandangan atau
arahan atau pernyataan kepada orang lain dan diterima oleh orang
tersebut. Pada umumnya sugesti berasal dari hal berikut:
1) Orang yang beriwbawa, karismatik, atau memiliki pengaruh kuat
terhadap penerima sugesti.
2) Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada penerima
sugesti
3) Reklame atau iklan di media massa
c. Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan seseorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
Contohnya: seorang anak yang mengidolakan ibunya, ia berusaha
untuk mengidentifikasi dirinya seperti ibunya dimulai dari sikap,
gaya dan penampilan.

Gambar identifikasi
d. Simpati
Simapti merupakan kondisi ketertarikan seseorang kepada orang
lain. Contohnya ketika terjadi bencana alam, ikut dalam
memberikan bantuan kepada orang yang terena musibah.
Menolong orang yang kesusahan, menjenguk orang sakit.
e. Empati
Simpati yang mendalam, dimana seseorang merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain.
Contoh, seorang ibu yang ikut merasakan penderitaan anaknya
yang sakit kanker, sehingga menyebabkan dia jatuh sakit.

5. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL


Menurut Gillin, interaksi sosial berlangsung dalam dua jenis
proses sosial yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial
disosiatif.
1. Proses Asosiatif
Proses asosiatif mengarah pada persatuan atau integrasi
sosial dan dapat meningkatkan hubungan solidaritas
antarindividu/kelompok. Proses asosiatif meliputi kerja sama,
akomodasi, asimilasi dan akulturasi.
1) Kerja Sama
Kerja sama didefinisikan sebagai suatu usaha bersama
antarindividu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Charels H.Cooley kerja sama timbul apabila seseorang
menyadari dirinya mempunyai kepentingan atau tujuan yang
sama dengan orang lain. Selain itu, ia menyadari bahwa
kepentingan tersebut bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang
lain. Berdasarkan pelaksanaannya, kerja sama memiliki lima
bentuk sebagai berikut:
1. Kerukunan atau gotong royong
2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai
pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3. Kooptasi, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan dan pelaksanaan politik organisasi sebagai
satu-satunya cara menghindari konflik yang dapat
mengguncang organisasi.
4. Koalisi, Yaitu gabungan atau kerja sama antara dua
organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama.
5. Joint Venture, Yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek
tertentu. Misalnya pertambangan minyak dan perhotelan.
2) Akomodasi
Akomodasi mengacu pada usaha-usaha individu dan
kelompok untuk meredakan pertentangan agar tercipta
keseimbangan. Akomodasi sebenarnya merupakan cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan.
Tujuan akomodasi diantaranya adalah:
a. Menghasilkan titik temu antara beberapa pendapat yang
berbeda agar menghasilkan suatu pola baru.
b. Mencegah terjadinya pertentangan untuk sementara.
c. Mengadakan kerjasama antar kelompok sosial yang terpisah
akibat faktor sosial, psikologis atau kebudayaan.
d. Mengusahakan peleburan antarkelompok sosial yang terpisah,
misalnya melalui perkawinan.
Bentuk-bentuk akomodasi sebagai berikut:
a) Koersi
Bentuk akomodasi yang dilaksanakan melalui paksaan atau
kekerasan. Contohnya dalam sistem perbudakan.
b) Kompromi
Bentuk akomodasi ketika pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian.
Contoh, Rian meminta izin kepada orang tuanya untuk pulang
jam 10 malam, namun orangtuanya menolak dan meminta
Rian pulang jam 08 Malam. Akhirnya mereka sepakat bahwa
batas jam malam adalah jam 9.
c) Arbitrasi
Menghadirkan pihak ketiga apabila pihak-pihak yang bertikai
tidak mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi, dalam hal ini keputusan pihak ketiga bersifat
mutlak.
d) Mediasi
Menghadirkan pihak ketiga dalam proses menyelesaikan
permasalahan antara pihak-pihak yang bertikai, dalam hal ini
pihak ketiga bersifat netral atau hanya sebagai penasihat.
e) Konsiliasi
Usaha atau keingnan untuk mempertemukan pihak-pihak
yang bertikai untuk mencapai suatu kesepkatan.
f) Toleransi
Sikap menghargai perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat
g) Stalemate
Terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan
yang seimbang hingga akhirnya kedua pihak menghentikan
pertikaian tersebut.
h) Adjudikasi
Cara menyelesaikan masalah melaui pengadilan
i) Segregasi
Bentuk akomodasi ketika masing-masing pihak memisahkan
diri dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan.
j) Eliminasi
Pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
karena mengalah.
k) Subjugation atau domination
Bentuk akomodasi ketika pihak yang kuat meminta pihak
yang lemah menaatinya.
l) Keputusan Mayoritas
Keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak dalam
voting.
m) Minority Consent
Kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan
senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritas
sama sekali tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk
melakukan kerja sama dengan kelompok mayoritas.
n) Konversi
Penyelesaian konflik ketika salah satu pihak bersedia
mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
o) Gencatan senjata
Penundaan permusuhan dalam jangka waktu tertentu.

Tugas 1
Judul : Bentuk-bentuk Akomodasi
Tujuan : Mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk akomodasi
Tugas : Membuat mind map bentuk-bentuk akomodasi dikertas bahan
ajar yang sudah ada.
3) Akulturasi
Akulturasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang
berbeda, menghasilkan kebuayaan baru tanpa menghilangkan
kepribadian atau ciri khas dari masing-masing kebudayaan.

Contoh: Candi Borobudur, musik keroncong

4) Asimilasi
Asimilasi adalah peleburan atau percampuran dua
kebudayaan yang berbeda, menghasilkan kebudayaan baru dan
menghilangkan ciri khas dari masing-masing kebudayaan.

Contoh : percampuran musik Melayu dan India yang melahirkan


musik dangdut.

Tugas 2
Judul : Asimilasi
Tujuan : Mampu membedakan faktor yang mempengaruhi proses
asimilasi
Tugas : Carilah faktor-faktor yang mendorong dan yang menghambat
proses asimilasi.

Faktor pendorong Faktor penghambat


2. Proses Disosiatif
Proses disosatif yang disebut juga proses oposisi, cara
melawan seseorang atau sekelompok orang demi meraih tujuan
tertentu. Proses disoatif adalah proses sosial yang mengarah pada
perpecahan. Tiga bentuk proses sosial disosiatif:
1) Persaingan atau kompetisi
Persaingan adalah perjuangan yang dilakukan oleh individu
atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Persaingan
mempunyai 2 tipe:
a. Tipe persaigan yang bersifat pribadi/rivalitas
Dalam rivalitas, individu akan bersaing secara langsung .
misalnya persaingan para anggota untuk menjadi ketua osis di
sekolah, upaya dalam mendapatkan nilai tinggi disekolah.
b. Tipe persaingan yang bersifat nonpribadi
Yang bersaing bukanlah individu, melainkan kelompok. Contoh
persaingan nonpribadi adalah persaingan antara dua partai
politik dalam merebut simapti masyarakat, atau persaingan
antara dua kesebelasan sepak bola untuk merebut kemenangan.

Persaingan dapat menimbulkan dampak positif dan


negatif. Dampak positif terjadinya persaingan sebagai berikut:
- Mendorong seseorang untuk bersing secara sehat dan hebat
- Mewujudkan tujuan seseorang
- Menjadi sarana seleksi dan penilaian untuk memperoleh
prestasi
Sementara itu, dampak negatif yang muncul akibat persaingan
adalah terjadinya disorganisasi sosial. Disorganisasi sosialdapat
menyebabkan anggota masyarakat melakukan kompetisi secara
tidak sehat.
2) Pertentangan atau konflik
Pertentangan atau konflik adalah perjuangan individu atau
kelompok sosial untuk memenuhi tujuan dengan cara menentang
pihak lawan. Biasanya konflik disertai dengan ancaman atau
kekerasan. Konflik terjadi karena perbedaan pendapat, perasaan
individu, kebudayaan, kepentingan dan perubahan-perubahan
sosial budaya yang cepat yang menimbulkan disorganisasi sosial.
Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi pertentangan
atau konflik karena keinginan-keinginan individu tidak dapat
diakomodasi. Akibatnya tiap individu atau kelompok berusaha
menghancurkan pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
Dalam pertentangan, hal yang paling banyak berperan adalah
perasaan. Perasaan dapat mempertajam perbedaan sehingga
masing-masing pihak berusaha saling menghancurkan. Cotnoh
perasaan yang menimbulkan konflik adalah benci, sentimen, iri.
Pertentang tidak selalu negati namun juga bisa menjadi alat
untuk menyesuaikan norma-norma yang telah ada dengan kondisi
baru sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pertentangan
dapat pula menghasilkan kerjasama karena masing-masing pihak
dapat saling intropeksi dan memperbaiki diri. Contoh dampak
positif pertentangan adalah peromabakan aturan-aturan yang
mengekang hak politik warga negara pada masa orde baru ke orde
refomasi. Pertentangan mempunyai bentuk-bentuk antara lain:
1. Pertentangan pribadi
Ada beberapa individu yang sejak mulai berkenalan sudah saling
tidak menyukai. Kondisi ini jika dikembangkan akan
menimbulkan kebencian. Masing-masing pihak akan berusaha
menghancurkan pihak lawan.
2. Pertentangan rasial
Sumber ertentangan ini tidak hanya terletak pada perbedaan
ciri-ciri fisik, tetapi juga oleh kepentingan kebudayaan. Keadaan
menjadi bertambah buruk jika salah satu ras merupakan
gologan mayoritas.
3. Pertentangan antarkelas sosial
Pertentangan ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan
antarstrata, seperti perbedaan kepentingan antara majikan
dengan buruh.
4. Pertentangan politik
Pertentangan yang berkaitan dengan kekuasaan ini biasanya
menyangkut antargolongan dalam masyarakat dan antara
negara-negara berdaulat, misalnya pertentangan yang terjadi
antar partai politik menjelang pemilu atau pertenangan
antarnegara.
5. Pertentangan internasional
Pertentangan ini disebabkan leh kepentingan yang lebih luas
serta menyangkut kepentingan nasional dan kedaulatan masing-
masing negara. Apabila kedua belah pihak tidak dapat
mengendalikan diri perang akan sangat mungkin terjadi.
3) Kontravensi
Kontravensi pada hakikatnya merupakan benuk proses sosial yang
berada antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai
dengan ketidakpuasan seseorang, persaan tidak suka yang
disembunyikan, kebencian dan keragu-raguan terhadap kepribadian
seseorang. Perang dingin merupakan salh satu contoh dar
kontravensi karena tujuannya membuat membuat pihak lawan
tidak tenang atau resah. Dalam hal ini, lawan tidak diserang secara
fisik melainkan secara psikologis. Menurut Leopold von Wiese dan
Howard Becker, kontravensi memiliki lima bentuk sebagai berikut:
1. Umum, misalnya penolakan, keengganan, perlawanan, protes,
perbuatan menghalang-halangi, penggunaan kekerasan atau
pengacauan rencana pihak lain.
2. Sederhana, misalnya penyangkalan pernyataan orang dimuka
umum, maki-makian melalui surat atau selebaran dan cercaan.
3. Intensif, misalnya penghasutan, atau penyebaran desas desus
4. Rahasia, misalnya pembocoran rahasia lawan atau
pengkhianatan
5. Taktis, misalnya kejutan terhadap lawan, pembingungan pihak
lawan, provokasi atau intimidasi.

Anda mungkin juga menyukai