H.MUHAMMAD ASIKIN,S.Pd,S.SiT,M.Si,M.Kes
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI
SOSIAL
A.PENGERTIAN PERAN SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
Peran sosial adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki status sosial tertentu dalam
masyarakat.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling memengaruhi antar individu,dengan
kelompok,dan antar kelompok./
2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua
organisasi atau lebih.
3. Kooptasi (Cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan
dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4. Koalisi (Coalition), yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang
sama.
5. Joint Venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu. Misalnya pengeboran minyak,
perhotelan perfilman, pengelolaan pelabuhan dan lain sebagainya.
Akomodasi (accomodation)
Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan keseimbangan
yang berhubungan dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Tujuan komodasi (menurut Soerjono Soekanto) dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapi
yaitu:
1. Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat
perbedaan paham.
2.Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, baik sementara waktu maupun secara temporer.
3. Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang sebagai akibat faktor-
faktor sosial psikologis dan kebudayaan, hidupnya terpisah, seperti misalnya yang dijumpai pada masyarakat-
masyarakat dengan sistem berkasta.
4. Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya melalui perkawinan
campuran.
Asimilasi (assimilation)
Menurut Gillin & Gillin, Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-
kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-
proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.Koentjaraningrat
berpendapat bahwa proses asimilasi timbul bila ada:
Faktor internal
Adapun yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi
sosial meliputi hal-hal berikut:
1. Dorongan untuk meneruskan keturunan
2. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
3. Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
4. Dorongan untuk berkomunikasi
Faktor eksternal
1. Faktor imitasi, yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya
hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lingkungan tetangga dan lingkungan
masyarakat.
2. Faktor sugesti, adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain
sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
Faktor identifikasi, adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan
individu lain yang ditirunya.
3. Faktor simpati, yaitu proses kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok
orang dikarenakan sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa.
4. Faktor motivasi, yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain,
sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan
penuh rasa tanggung jawab.
5. Faktor empati, faktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati
dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).