Anda di halaman 1dari 8

OLEH

H.MUHAMMAD ASIKIN,S.Pd,S.SiT,M.Si,M.Kes
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI
SOSIAL
A.PENGERTIAN PERAN SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
Peran sosial adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki status sosial tertentu dalam
masyarakat.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling memengaruhi antar individu,dengan
kelompok,dan antar kelompok./

B.SYARAT-SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL


Dalam proses sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial,apabila telah memenuhi persyaratan sebagai
aspek kehidupan bersama yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.
a.kontak sosial (social contact)
kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih,melalui percakapan dengan saling
mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat.
b.Komunikasi (comunnication)
komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud
pembicaraan, gerak-gerak badannya badania atau sikap ) perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan
oleh orang lain tersebut.

c. bentuk-bentuk interaksi sosial


Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu kerja sama, persaingan, pertikaian atau
pertentangan dan akomodasi. Bentuk-bentuk tersebut dapat terjadi secara berantai terus-menurus, bahkan
dapat berlangsung seperti lingkaran tanpa berujung.

Proses-proses interaksi yang pokok adalah sebagai berikut:


Proses-proses yang Asosiatif
1. Kerja sama (cooperation)
Kerja sama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang
ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap
aktivitas masing-masing.
Menurut James D. Thompson dan William J. Mc Ewen ada 5 (lima) bentuk kerja sama yaitu:

1. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.

2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua
organisasi atau lebih.

3. Kooptasi (Cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan
dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

4. Koalisi (Coalition), yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang
sama.

5. Joint Venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu. Misalnya pengeboran minyak,
perhotelan perfilman, pengelolaan pelabuhan dan lain sebagainya.
Akomodasi (accomodation)
Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan keseimbangan
yang berhubungan dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.

Tujuan komodasi (menurut Soerjono Soekanto) dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapi
yaitu:

1. Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat
perbedaan paham.

2.Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, baik sementara waktu maupun secara temporer.

3. Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang sebagai akibat faktor-
faktor sosial psikologis dan kebudayaan, hidupnya terpisah, seperti misalnya yang dijumpai pada masyarakat-
masyarakat dengan sistem berkasta.

4. Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya melalui perkawinan
campuran.
Asimilasi (assimilation)
Menurut Gillin & Gillin, Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-
kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-
proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.Koentjaraningrat
berpendapat bahwa proses asimilasi timbul bila ada:

1. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.


2. Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan insentif untuk waktu
yang lama.
3. Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan aling
menyeseuaikan diri.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses interaksi sosial :

Faktor internal
Adapun yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi
sosial meliputi hal-hal berikut:
1. Dorongan untuk meneruskan keturunan
2. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
3. Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
4. Dorongan untuk berkomunikasi
Faktor eksternal

1. Faktor imitasi, yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya
hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lingkungan tetangga dan lingkungan
masyarakat.

2. Faktor sugesti, adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain
sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
Faktor identifikasi, adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan
individu lain yang ditirunya.

3. Faktor simpati, yaitu proses kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok
orang dikarenakan sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa.

4. Faktor motivasi, yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain,
sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan
penuh rasa tanggung jawab.

5. Faktor empati, faktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati
dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).
 
 
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai