Anda di halaman 1dari 8

INTERAKSI SOSIAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial


Dosen Pengampu:
Muhammad Sholihuddin Zuhdi,M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 2

1. Lutfi Eka Wulandari (12404193050)


2. Sintya Elpitasari (12404193051)
3. Rulinda Tria Rahmadani (12404193052)

SEMESTER 4
JURUSAN MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF 4B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MARET 2021
A. KONSEP DASAR INTERAKSI SOSIAL
1. Pengertian interaksi sosial
Menurut Astrid S. Susanto hasil dari hubungan tetap pembentukan struktur
sosial hubungan antarmanusia didefinisikan dengan interaksi sosial.
Soerjono Soekanto mendefinisikan interaksi sosial sebagai proses sosial yang
terjadi karena hubungan sosial yang dinamis baik itu mencakup hubungan
antarindividu, antar kelompok, atau antar individu dan kelompok.
Menurut Mardiyatmoko dan Handayani interaksi sosial merupakan hubungan
yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya terjadi pembentukan sosial
dimana interaksi sosial ini terjadi karena proses mempengaruhi.
Jadi menurut beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
interaksi sosial merupakan kebutuhan hidup setiap manusia yang menjadi syarat
dari adanya aktivitas-aktivitas sosial.
2. Syarat-syarat interaksi sosial :
a. Kontak sosial disini hubungan antara seseorang atau kelompok yang
menimbulkan interaksi diantara mereka.
b. Komunikasi disini memiliki arti pertukaran pesan baik verbal maupun non-
verbal antara pengirim dan penerima untuk mengubah tingkah laku.
3. Jenis-jenis interaksi sosial
a. Interaksi verbal merupakan proses interaksi yang dapat dilihat dari komunikasi
atau saling tukar percakapan oleh orang lain.
b. Interaksi fisik merupakan interaksi sosial yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang mana interaksi sosial ini menggunakan fisik atau Bahasa-bahasa
tubuh.
c. Interaksi emosional merupakan merupakan interaksi sosial yang terjadi
manakala individu melakukan kontak satu sama lain dengan curahan perasaan.
4. Batasan interaksi sosial
Menurut Adham Nasution proses kelompok dan individu yang saling
berhubungan merupakan bentuk antara aksi sosial yang tampak sebagai bentuk-
bentuk kelompok manusia mengadakana hubungan satu sama lain.
Abu Ahmadi mendefinisikan proses sosial sebagai cara-cara interaksi baik itu
aksi dan reaksi yang dapat diamati apabila perubahan-perubahan menggangu cara
hidup yang telah ada, yang mana proses sosial ini sebagai pengaruh timbal balik

1
antara individu dan golongan dalam usaha memecahkan persoalan yang dihadapi
untuk mencapai tujuannya.
Menurut Soerdjono dirdjosisworo proses sosial sebagai pengaruh timbal balik
antara berbagai segi kehidupan manusia yang bisa dimaknai dengan pengaruh
hubungan timbal balik antara individu dengan kelompok dan kelompok dengan
kelompok di berbagai aspek kehidupan seperti sosial budaya, politik, ekonomi,
serta keamanan.
5. Tujuan interaksi sosial
Tujuan yang hendak dicapai dari interaksi sosial mencakup beberapa hal yaitu:
a. Terciptanya hubungan yang harmonis.
b. Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan.
c. Sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup karena ini merupakan sarana
kehidupan sosial masyarakat sehingga dapat dikatakan bahwa kunci dari semua
kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
a. Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain, hal ini merupan
faktor yang melandasi interaksi sosial.
b. Sugesti merupakan pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri,
maupun datang dari orang lain.
c. Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identic atau sama dengan
orang lain.
d. Simpati merupakan perasaan rasa tertarik kepada orang lain.

B. POLA INTERAKSI SOSIAL


B.1. Sejarah Pola
Sejarah pola yang melandasi interaksi sosial adalah tujuan yang jelas,
kebutuhan yang jelas dan bermanfaat adanya kesesuaian dan berhasil guna adanya
kesesuaian dengan kaidah sosial yang berlaku dan dapat disimpulkan bahwa
interaksi sosial memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang
2. Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara pihak yaitu pihak
pengirim dan pihak penerima

2
3. Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara
pengirim dan penerima
4. Ada tujuan-tujuan tertentu terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut.
Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain
yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima.

B.2 Konsep pola interaksi sosial

Terbentuknya pola interaksi sosial memerlukan proses yang cukup lama dan
berulang-ulang, agar menemukan model yang tepat dicontoh dan ditiru oleh
anggota masyarakat. Adanya pola interaksi dalam masyarakat akan menghasilkan
kondisi keteraturan sosial yang tepat, selaras antara tindakan, norma, dan nilai
dalam interaksi sosial.

B.3 Esensi interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan yang tertera dalam bentuk tindakan-


tindakan yang berdasarkan nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat.
Interaksi terjadi apabila dua orang atau kelompok saling bertemu dan
mempengaruhi satu sama lain baik dengan Bahasa, symbol, maupun Bahasa tubuh.
Interaksi atau proses sosial (hubungan timbal balik yang dinamis diantara unsur-
unsur sosial) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pola interaksi asosiatif dan pola
interaksi disosiatif.
a. Pola interaksi asosiatif adalah proses-proses yang mendorong terciptanya:
1. Akomodasi (Akomodation) sebagai kondisi artinya keseimbangan interaksi
sosial dengan nilai dan norma sosial. Sebagai proses artinya upaya individu
atau kelompok menyelesaikan ketegangan, konflik atau pertentangan.
Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa
menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya. Menurut (Basrowi) bentuk-bentuk akomodasi yaitu:
a) Coercion, suatu bentuk akomodasi prosesnya dilaksankan karena
paksaan.
b) Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat
saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
terhadap perselisihan yang ada.

3
c) Artribution, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak
yang berhadapan tidak sanggup mempercayainya sendiri.
d) Conciliation, suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan pihak-
pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
e) Toleration, bentuk akomodasi tanpa bentuk persetujuan formal.
f) Stalemate, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak bertentangan karena
mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
g) Adjudication, penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
2. Kerjasama (Cooperation) merupakan suatu usaha yang dilakukan besama-
sama untuk tercapainya tujuan yang sama. Dalam teori sosiologi gillin dan
gilin dalam Basrowi, kerjasama dibedakan menjadi 4 yaitu:
a) Kerjasama spontan (Spontaneous Cooperation): kerjasama yang
sertamerta
b) Kerjasama langsung (Directed Cooperation): kerjasama yang
merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
c) Kerjasama kontrak (Contractual Cooperation): kerjasama atas dasar
tertentu
d) Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation): kerjasama sebagai
bagian atas unsur dari sistem sosial
3. Asimilasi merupakan usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antara
individu maupun kelompok guna menciptakan keteraturan sosial.
b. Pola Interaksi Disosiatif
Merupakan proses-proses yang mengarah pada bentuk-bentuk pertentangan
atau konflik seperti:
1. Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau
kelompok dengan tujuan memperoleh kemenangan atau hasil secara
kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik dari pihak
lawannya.
2. Kontroversi adalah suatu pertentangan atau suatu perbedaan sikap yang
berupa perdebatan terhadap sebuah masalah yang bertentangan yang
memiliki dua sisi yang berlainan yang bisa memicu konflik.

4
3. Konflik adalah permasalahan dua orang atau lebih yang timbul karena
perbedaanpaham maupun ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi.
c. Cara membedakan Pola-pola interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari
sebagai berikut:
1. Interaksi sosial antar individu, pola interaksi yang melibatkan dua individu.
Interaksi dimulai ketika dua individu saling menegur, berjabat tangan,
berkomunikasi bahkan terjadi perubahan perasaan dan syaraf orang-orang
yang bersangkutan. Sebagai contoh bermain dengan adik dan kakak,
menyapa ibu atau bapak saat berpapasan di jalan, bercerita dengan teman.
2. Interaksi sosial antar individu dan kelompok, Ditunjukkan dalam contoh
seorang guru yang sedang mengadakan kegiatan belajar mengajar dikelas.
Pada tahap awal, guru mencoba menguasai kelasnya sehingga proses
interaksi sosial akan berlangsung dan berjalan seimbang antara guru dan
kelompok-kelompok.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDASARI DAN SYARAT TERBENTUKNYA
INTERAKSI SOSIAL
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial.
Menurut Mahmudah (2010) faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya
interaksi sosial antara lain:
a. Faktor imitasi,
Faktor imitasi ialah proses seseorang mencontoh sikap maupun gaya hidup
orang lain atau kelompok. Faktor ini telah diuraikan oleh Gabriel Tarde yang
beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan pada faktor
imitasi saja. Pendapat ini dalam realitasnya banyak yang mengatakan tidak
seimbang, karena tidak semua interaksi sosial disebabkan oleh faktor ini. Namun
harus diakui dalam interaksi sosial peranan imitasi tidaklah kecil.
b. Faktor sugesti,
Faktor sugesti ialah pengaruh yang dapat menggerakkan hati seseorang. Yang
dimaksud sugesti disini ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri
maupun orang lain yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik. Menurut
Ahmadi sugesti dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) auto sugesti, ialah sugesti
terhadap diri sendiri yang datang dari dalam individu yang bersangkutan. (2) hetero

5
sugesti, ialah sugesti yang datang dari orang lain. Dalam kehidupan sosial, peranan
hetero sugesti lebih dominan dibanding peranan auto sugesti.
c. Faktor identifikasi
Faktor identifikasi ialah kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-
keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Proses
identifikasi pada kenyataannya seringkali, untuk pertama kali berlangsung secara
tidak sadar (secara dengan sendirinya). Kedua, bersifat irasional yaitu berdasarkan
perasaan-perasaan atau kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara
rasional. Ketiga identifikasi berguna untuk melengkapi norma-norma, cita-cita, dan
pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasi itu.
d. Simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu dengan orang yang lain.
Simpati muncul dalam diri seorang individu tidak atas dasar rasional, melainkan
berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
Faktor-faktor diatas merupakan faktor yang saling berkaitan dalam
mempengaruhi jalannya interaksi sosial yang dilakukan oleh setiap individu. Dari
keterangan diatas dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
yaitu faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi, dan simpati.
1. Syarat terbentuknya interaksi sosial
Soekanto (1982) mengungkapkan beberapa syarat terjadinya interaksi sosial
antara lain:
a. Kontak sosial
Secara harfiah kontak sosial artinya bersama-sama menyentuh. Secara
fisik kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai
gejala sosial itu tidak perlu berarti hubungan badaniah karena orang
dapat mengadakan hubungaan dengan baik tanpa menyentuhnya seperti
misalnya dengan cara berbicara dengan pihak lain.
b. Komunikasi
Arti penting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran
pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak
badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan
reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain
tersebut.

6
DAFTAR RUJUKAN

Arifin, Bambang Syamsul. 2015. Psikologi Sosial. Jawa Barat: CV PUSTAKA


SETIA.
Johnson, Doyle Paul. 1980. Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Xiao, Angeline. 2018. Konsep Interaksi Sosial Dalam Komunikasi, Teknologi,
Masyarakat. Jakarta: Universitas Pelita Harapan

Anda mungkin juga menyukai