Anda di halaman 1dari 221

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

1. Mendiskripsikan interaksi sosial sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat
INDIKATOR
1 Mendiskripsikan terjadinya interaksi sosial
2 Mengidentifikasi bentu-bentuk interaksi sosial
3 Mendiskripsikan nilai sosial
4 Mendiskripsikan norma sosial
5 Mengidentifikasi jenis-jenis norma sosial

A. TINDAKAN SOSIAL

Manusia sebagai individu anggota masyarakat akan senantiasa berusaha


agar selalu bisa bergaul dengan sesama. Sehingga menuntut bahwa setiap
individu bertindak dan berusaha untuk saling memenuhi kebutuhan satu dengan
yang lain dengan hidup bersama yang sesuai dengan masyarakat masing-masing.

1. Tindakan Sosial

Sejak lahir manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan


sesamanya. Naluri ini merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling
mendasar untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya, yaitu kebutuhan afeksi,
kebutuhan inklusi ( termasuk / terhitung ) dankebutuhan kontrol
( pengawasan ). Upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dilaksanakan
melalui proses yang disebut dengan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah
hubungan timbal balik ( bersifat dinamis ) antar individu, antar
kelompok dan antar individu dengan kelompok ataupun sebaliknya.

Interaksi sosial dapat dilakukan antaralain :


1. Interaksi antar individu

1
2. Interaksi antar kelompok
3. Interaksi antar individu dengan kelompok

2. Tipe-Tipe Tindakan Sosial

a. Tindakan Rasional Instrumental, yaitu tujuan tindakan dipertimbangkan


dengan matang dan cara mencapai tujuan telah diperhitungkan.
Contoh : Ari memutuskan membeli komputer dari pada sepeda motor,
menentukan studi di Perguruan TInggi

b. Tindakan Rasional Berorientasi pada Nilai, yaitu suatu tindakan yang


bersifat rasional dengan tujuan untuk memperoleh nilai. Tujuan tindakan
tidak terlalu dipertimbangkan.
Contoh : Memberi dengan tangan kanan lebih baik dari tangan kiri, orang
muslim berpuasa karena nilai keimanan

c. Tindakan Tradisional, yaitu dilakukan tanpa perhitungan matang, melainkan


karena kebiasaan yang berlaku di masyarakat.
Contoh : Berbagai upacara adat yang dilakukan mengikuti kebiasaan turun
menurun, orang muda menghormati yang tua, bersalaman dengan orang
tua dengan mencium tangan

d. Tindakan Afektif, yaitu tergolong tindakan irrasional sebab sebagian besar


tindakan didorong oleh perasaan ( afeksi ) atau emosi tanpa perhitungan
matang.
Perasaan emosi antaralain : marah, gembira, rasa takut, sedih, cinta, kecewa
dan lain-lain.

Contoh : Seorang ibu yang memeluk anaknya yang sedang menangis

B. INTERAKSI SOSIAL

1. Iinteraksi Sosial

Interaksi Sosial yaitu hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan


menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompok.

2. Syarat-syarat Interaksi Sosial


b. Kontak Sosial

2
Kontak adalah hubungan masing-masing tanpa harus bersentuhan fisik satu
sama lainnya, bisa menggunakan alat-alat dari yang tradisional sampai
kepada yang modern.

Kontak Sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang
merupakan awal terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak saling
bereaksi antara satu dengan lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.

Atas dasar itu kontak dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Kontak Primer yaitu kontak yang terjadi secara bertatap muka


Contoh : Ayah bercakap-cakap dengan ibu
2. Kontak Sekunder yaitu apabila pesan disampaikan dari pihak pertama
kepada pihak kedua melalui pihak ketiga atau melalui media
komunikasi. Kontak sekunder ada 2 yaitu :
a. Kontak Sekunder Langsung : yaitu kontak yang terjadi antara
kedua belah pihak melalui alat tertentu. Misalnya : Ibu bercakap-
cakap dengan tetangganya lewat telepon.
b. Kontak Sekunder tidak Langsung : yaitu kontak dengan melalui
orang lain ( pihak ketiga ). Misalnya : Ibu berpesan kepada pak
sopir agar ayah segera pulang dari kantor karena adik sakit.

b. Komunikasi
Komunikasi yaitu suatu penyampaian fakta, sikap, emosi atau segala bentuk
kesadaran dikalangan manusia atau penyampaian pesan dari satu pihak ke
pihak lain sehingga terjadi pengertian bersama.

3. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Gillin dan Gillin membagi bentuk interaksi social ada 2 yaitu :

a. Proses Assosiatif
Adalah suatu proses yang cenderung untuk bersatu serta meningkatnya
rasa solidaritas anggota kelompok yaitu meliputi :

1) Kerjasama ( cooperation ), merupakan bentuk utama dari proses


interaksi sosial dimana orang atau kelompok melaksanakan interaksi
sosial dalam rangka memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama.
Kerjasama macamnya :

3
a) Kerjasama Spontan ( spontaneous cooperation ) : kerjasama
timbul secara spontan.
b) Kerjasama langsung ( directed cooperation ) : kerjasama yang
terjadi adanya perintah atasan / pengawas.
c) Kerjasama kontrak ( contractual cooperation ) : kerjsama yang
berlangsung atas dasar ketentuan yang disetujui bersama dalam
jangka waktu.
d) Kerjsama tradisional ( tradisonal cooperation ) : kerjasama yang
terbentuk adanya sistem tradisi yang kondusif ( kerjasama
merupakan unsur kerukunan dari sistem sosial )
2) Akomodasi, merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam
interaksi antara pribadi dan kelompok-kelompok manusia untuk
meredakan pertentangan
3) Asimilasi, proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat
dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara
intensif dalam jangka waktu lama sehingga lambat laun kebudayaan
asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan
baru sebagai kebudayaan campuran
4) Akulturasi, adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur
kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok
tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli.

b. Proses Dissosiatif
Yaitu proses yang cenderung ke arah timbulnya perpecahan dan
merenggangkan solidaritas kelompok yaitu meliputi :
1) Kompetisi ( persaingan ) yaitu suatu perjuangan yang dilakukan
perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh
kemenangan / hasil secara kompetitif tanpa menimbulkan ancaman atau
benturan fisik di pihak lawan
2) Kontravensi, proses sosial yang ditandai oleh adanya ketidakpastian,
keraguan, penolakan dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara
terbuka
3) Pertentangan ( konflik ) yaitu proses sosial antara perorangan atau
kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan
kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan jurang
pemisah diantara mereka yang bertikai

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Interaksi Sosial

4
Menurut Soerjono Soekanto terdapat empat faktor yang mempengaruhi
interaksi sosial
a. Imitasi, yaitu suatu tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku
atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan. Misalnya seorang siswa
meniru penampilan seorang penyanyi terkenal yang berambut gondrong,
memakai perhiasan yang berlebihan, dan suka minum-minuman keras.
b. Identifikasi, kecenderungan dalam diri seorang untuk menjadi sama
dengan orang lain. Identifikasi meupakan proses lebih lanjut dari imtasi
dan proses sugesti yang pengaruhnya telah kuat. Misalnya seorang remaja
yang mengidentifikasikan dirinya dengan seorang penyanyi terkenal yang
ia kagumi.
c. Motivasi, dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan
seseorang kepada orang lain sehingga orang yang diberi motivasi
melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh
tanggung jawab.
d. Sugesti, adalah pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak
kepihak lain, akibatnya pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti
pengaruh tersebut dan menerimanya baik secara sadar atau tidak sadar
tanpa berpikir panjang.
Misalnya seorang yang menderita penyakit menahun akan mudah
terpengaruh untuk pergi ke dukun dari pada dokter
e. Simpati, proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Rasa tertarik
ini didasari oleh keinginan untuk mengerti atau memahami perasaan atau
pun bekerja sama dengannya.
f. Empati, hampir mirip dengan simpati dan merupakan tindak lanjut dari
simpati karena tidak hanya sekedar tertarik tetapi lebih menjiwai ( lebih
terlihat emosional ).
Contoh : jika kita melihat keluarga yang terkena musibah, sikap empati
membuat kita seolah-olah ikut merasakan akibat musibah itu.

5. Ciri-ciri Interaksi Sosial

a. Jumlah pelakunya lebih dari 1 orang


b. Terjadinya komunikasi antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas
d. Dilakukan melalui pola sistem sosial tertentu

Pola yang mendasari interaksi sosial memiliki beberapa syarat, antara lain :
a. Tujuan jelas

5
b. Kebutuhan jelas dan bermanfaat
c. Adanya kesesuaian dan hasil guna
d. Adanya kesesuaian dengan kaidah-kaidah yang berlaku

C. NILAI SOSIAL

1. Pengertian Nilai Sosial

Nilai adalah prinsip, standar atau kualitas yang dianggap berharga atau
diinginkan oleh orang yang memegangnya.

Nilai sosial adalah merupakan sikap dan perasaan yang diterima secara luas
oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan apa yang benar dan
apa yang penting.

2. Jenis-jenis nilai sosial

Menurut Prof. Notonegoro ada 3 jenis nilai yaitu meliputi :


b. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
atau benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan fisik
manusia
c. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia agar dapat
melakukan aktivitas atau kegiatan dalam hidupnya
d. Nilai rohani, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi pemenuhan
kebutuhan rohani ( spiritual ) manusia yang bersifat universal.
Nilai rohani dibedakan menjadi 4 yaitu :
1) Nilai kebenaran dan nilai empiris, yaitu nilai yang bersumber dari
proses berpikir teratur menggunakan akal manusia
2) Nilai keindahan, yaitu nilai-nilai yang bersumber dari unsur rasa
manusia ( perasaan dan estetika manusia )
3) Nilai moral, yaitu nilai sosial yang berkenaan dengan kebaikan dan
keburukan bersumber dari kehendak atau kemauan
4) Nilai religius, yaitu nilai ke-Tuhanan yang berisikan keyakinan/
kepercayaan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

6
Menurut C. Kluckhohn, mencakup 5 masalah pokok manusia yaitu :
a. Nilai hakekat hidup manusia
b. Nilai hakekat karya manusia
c. Nilai hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
d. Nilai hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar
e. Nilai hakekat hubungan manusia dengan sesamanya

3. Fungsi nilai sosial

a. Memberikan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial


b. Mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku
c. Merupakan penentu terakhir bagi manusia dalam menjalankan peranan
sosialnya
d. Sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok atau mayarakat
e. Sebagai alat kontrol perilaku manusia

4. Ciri-ciri nilai sosial

a. Diterapkan melalui proses interaksi antar manusia yang terjadi secara


intensif dan bukan perilaku yang dibawa sejak lahir
b. Ditransformasikan melalui proses belajar yang meliputi sosialisasi,
enkulturasi dan difusi
c. Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia
d. Memiliki efek ( pengaruh ) yang berbeda-beda terhadap tindakan manusia
e. Dapat mempengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat

D. NORMA SOSIAL

1. Pengertian Norma Sosial

Norma adalah petunjuk atau patoka perilaku yang dibenarkan dan pantas
dilakukan dalam menjalani interaksi sosial dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu.
Norma sosial lebih merupakan aturan-aturan atau sanksi-sanksi yang
dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan individu, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial.

2. Jenis-jenis norma sosial

Menurut kekuatan mengikatnya norma dibagi menjadi :

7
a. Cara ( usage ), yaitu merupakan proses interaksi yang terus menerus akan
melahirkan pola-pola tertentu. Sanksinya lemah, misal makan sambil
mendecak dikatakan tidak sopan

b. Kebiasaan ( folkways ), yaitu merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-


berulang dengan bentuk yang sama serta dilakukan secara sadar dan
mempunyai tujuan jelas yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat.
Disebut dengan norma ringan.
Misalnya : berjala selalu disebelah kiri, memberi salam ketika ketemu
teman dll

c. Tata kelakuan / norma kesusilaan ( mores ), yaitu aturan yang


berlandaskan apa yang baik dan seharusnya menurut ajaran agama, filsafat
atau nilai kebudayaan. Dalam mores terdapat unsur memaksa atau
melarang suatu perbuatan.
Misalnya : melarang perbuatan membunuh, mencuri dll
Fungsi norma tata kelakuan ada 3 :
1) Memberikan batasan-batasan pada perilaku individu dalam kelompok
masyarakat tertentu
2) Mendorong seseorang untuk sanggup menyesuaikan perilakunya
dengan norma yang berlaku
3) Menjaga solidaritas anggota masyarakat dan memberikan perlindungan
terhadap keutuhan kerjasama dalam masyarakat tersebut.

d. Adat istiadat ( custom ), adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi
kedudukannya karena bersifat kekal dan berintegrasi sangat kuat terhadap
masyarakat yang memilikinya. Pelanggaran terhadap norma adat istiadat
menerima sanksi yang keras. Misalnya : pelanggaran terhadap tata cara
pembagian harta warisan dan pelanggaran terhadap upacara-upacara
tradisional.

Menurut segi berat ringannya sanksi meliputi :


a. Norma agama, berupa rangkaian peraturan perintah dan larangan Tuhan
yang terhimpun di dalam kitab suci
b. Norma susila, adalah suatu norma yang menghendaki serta menganjurkan
agar sikap anggota masyarakat bersikap, bertingkahlaku dan berbuat baik
terhadap sesamanya
c. Norma sopan santun, adalah sebagai petunjuk atau aturan hidup bagi
masyarakat, bagaimana seseorang harus bertindak yang sebaik-baiknya

8
d. Norma kebiasaan, adalah sekumpulan peraturan sosial yang dibuat secara
sadar atau tidak berisi petunjuk tentang perilaku yang diulang-ulang
sehingga menjadi kebiasaan individu
e. Norma hukum, adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga
tertentu. Para pelanggar hukum sanksinya bersifat nyata.

3. Ciri-ciri norma sosial

a. Umumnya tidak tertulis


b. Hasil kesepakatan bersama
c. Ditaati bersama
d. Bagi pelanggar diberi sanksi
e. Megalami perubahan

E. KETERATURAN SOSIAL

1. Pengertian Keteraturan dan Tertib Sosial

Keteraturan sosial, adalah suatu kondisi dinamis, dimana sendi-sendi


kehidupan bermasyarakat berjalan secara tertib dan teratur, sehingga tujuan
kehidupan bermasyarakat dapat dicapai secara berdaya guna dan berhasil
guna.

Unsur-unsur keteraturan sosial yaitu meliputi :


a. Pola ( patrum ) yaitu suatu gambaran bentuk perbuatan dalam hidup
bermasyarakat.
Contoh : pola penggunaan waktu bagi pelajar

b. Keajegan, yaitu suatu keadaan yang memperlihatkan kondisi keteraturan


sosial yang tetap dan berlangsung secara terus menerus.
Contoh : setiap pagi siswa pergi ke sekolah mengenakan pakaian seragam,
mengikuti pelajaran dan mengikuti kegiatan lain di sekolah

c. Tertib sosial, yaitu suatu kondisi dimana terjadinya keselarasan antara


tindakan masyarakat dengan norma dan nilai yang berlaku.
Ciri-ciri terjadinya ketertiban :
1) Terjadi suatu sistem dan norma yang jelas

9
2) Masing-masing individu mengetahui dan memahami norma dan nilai
yang berlaku
3) Masing-masing individu dapat menyesuaikan tindakannya dengan
norma dan nilai sosial yang berlaku.
Contoh tertib sosial : tertib di jalan raya setiap pengendara memahami
dan menyesuaikan tindakannya dengan norma dan nilai yang berlaku di
jalan raya

d. Order ( social order ) atau ordinasi, suatu sistem atau tatanan norma dan
nilai yang diakui dan dipatuhi oleh warga masyarakat
Contoh : peraturan tentang disiplin, masa belajar dan tahapan kegiatan
belajar.

UJI KOMPETENSI

Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara a, b, c, d atau e !

1. Berikut ini yang bukan ciri nilai social adalah… .


A. Merupakan hasil interaksi
B. Bervariasi
C. Terbentuk melalui proses
D. Mempengaruhi kejiwaan seseorang
E. Merupakan bawaan sejak lahir

2. Norma yang daya ikatnya terhadap masyarakat paling lemah adalah… .


A. Norma kebiasaan
B. Norma tata kelakuan
C. Norma hukum
D. Norma cara
E. Norma adat istiadat

3. Apabila anda terlambat masuk sekolah harus lapor kepada guru piket. Hal ini
merupakan contoh mentaati norma… .
A. Norma kebiasaan
B. Norma tata kelakuan
C. Norma hokum
D. Norma cara

10
E. Norma adat istiadat

4. Untuk menciptakan suatu kehidupan masyarakat yang harmonis, tertib, dan


aman, diperlukan suatu perangkat pendukung agar hal tersebut dapat terwujud,
yaitu… .
A. Adat istiadat
B. Nilai-nilai social
C. Nilai-nilai tradisianal
D. Kebudayaan
E. Norma social

5. Perbuatan-perbuatan dibawah ini merupakan pelanggaran terhadap usage,


kecuali… .
A. Mencuri
B. Memakai rok mini bagi wanita
C. Bebicara pada waktu makan
D. Makan mendecak
E. Menyela percakapan orang lain

6. Suatu perbuatan yang dilaukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama
disebut… .
A. Mores
B. Folkways
C. Usage
D. Customs
E. Laws

7. Perhatikan pernyataan-parnyataan di bawah ini:


1. membatasi kelakuan-kelakuan setip warga masyarakat
2. memelihara sikap siolidaritas antaranggota masyarakat
3. mencegah terjadinya perbedaan pendapat
4. memaksa setiap anggota masyarakat agar menyesuaikan perilakunya
dangan norma-norma yang berlaku
Dari pernyataan di atas, yang temasuk fungsi norma tata kelakuan (mores)
adalah… .
A. 1, 2, dan 3
B. 2, 3, dan 4
C. 1, 3, dan 4
D. 2, 3, dan 4
E. 1, 2, dan 4

11
8. Seperangkat aturan tertulis yang mengandung suatu ketentuan, kewajiban,
perintah, dan larangan bagi warga masyarakat, disebut norma... .
A. Kebiasaan
B. Hukum
C. Agama
D. Kesusilaan
E. Adat-istiadat
9. Aturan yang berlandaskan pada apa yang baik dan seharusnya menurut ajaran
agama, filsafat atau nilai kebudayaan disebut… .
A. Mores
B. Customs
C. Cara
D. Tata kelakuan
E. Folkways

10. Sikap dan perasaan yang diterima oleh masyarakat sebagai dasar dalam
merumuskan apa yang benar dan pentingmerupakan definisi dari… .
A. Nilai budaya
B. Nilai social
C. Nilai kebenaran
D. Nilai tradisional
E. Nilai normative

11. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari nilai social, kecuali.. .


A. Bukan bawaan lahir, namun disebarkan atau disosialisasikan melaluai
anggota masyarakat yang satu pada orang lain
B. Tidak memiliki efek yang berbeda terhadap individu dan masyarakat
C. Tercipta melalui interaksi social
D. Melibatkan unsur emosi kejiwaan dan mempengaruhi pengembangan
pribadi baik positif maupun negatif
E. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan yang lain

12. Nilai-nilai social yang terdapat dalam kehidupan masyarakat dapat


mengintegrasikan warga masyarakat melalui perasaan satu rasa, senasib
sepenanggungan dan rasa setia kawan. Pernyataan tersebut sangat sesuai
dengan slah satu fungsi dari nilai social yang tertera dibawah ini, yaitu... .
A. Memberikan seperangkat alat untuk menetapan harga social dari suatu
kelompok
B. Mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku

12
C. Sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya
D. Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok atau masyarakat
E. Sebagai alat control perilaku manusia

13. Di bawah ini yang tidak termasuk peranan dari nilai-nilai social adalah… .
A. Mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku
B. Alat solidaritas kalangan anggota masyarakat
C. Alat kontrol perilaku manusia
D. Alat untuk menetapkan harga social suatu kelompok
E. Menghambat terjadinya kontak

14. Nilai sosial yang oleh masyarakat dianggap lebih penting daripada nilai sosial
lainnya disebut… .
A. Nilai sosial dominan
B. Kesopanan
C. Tatakrama
D. Norma sosial dominan
E. Adat istiadat

15. Perbuatan-perbuatan di bawah ini yang merupakan pelanggaran terhadap


Mores, yaitu… .
A. Mencuri
B. Memakai rok mini bagi wanita
C. Berbicara pada waktu makan
D. Makan mendecak
E. Berzina

16. Proses interaksi yang terus-menerus dan akan melahirkan, pola-pola tertentu
disebut… .
A. Mores
B. Folkways
C. Usage
D. Customs
E. Laws

17. Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini:


1. Membatasi kelakuan-kelakuan warga masyarakat
2. Memelihara sikap solidaritas antar anggota masyarakat
3. Mencegah terjadinya perbedaan pendapat

13
4.Memaksa setiap anggota masyarakat agar menyesuaikan perilakunya dengan
norma- norma yang berlaku
Dari pernyatan di atas, yang tidak termasuk fungsi norma tata kelakuan
adalah… .
A. 1
B. 4
C. 1 dan 4
D. 2
E. 3

18. Norma yang berfungsi sebagai dan pegangan hidup bagi umat manusia, di
sebut norma… .
A. Kebiasaan
B. Kesusilaan
C. Hukum
D. Adat istiadat
E. Agama

19. Norma yang bersumber dari hati nurani adalah … .


A. Norma hukum
B. Norma agama
C. Norma kesusilaan
D. Norma adat
E. Norma kesopanan

20. Menurut Prof. Dr. Noto Negoro kepercayan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
termasuk nilai … .
A. Nilai keindahan
B. Nilai vital
C. Nilai material
D. Nilai spiritual
E. Nilai keberadaban

14
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
2. Menjelaskan proses sosialisasi dalam pembentukan
kepribadian
INDIKATOR
2.1 Mendeskripsikan fungsi/tujuan/bentuk sosialisasi
2.2 Mengidentifikasi media sosialisasi
2.3 Mendeskripsikan fungsi berbagai media sosialisasi

15
A. SOSIALISASI

Pada awal kehidupan, individu sangat memerlukan proses dalam mengenal


dan memahami pola kehidupan sehingga memiliki sikap dan pola tingkah laku
yang sesuai dengan masyarakat. Secara umum pola kehidupan individu dalam
masyarakat ini yang akan menentukan kepribadian seseorang.

1. Pengertian Sosialisasi

Definisi sosialisasi dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain sebagai


berikut :

a. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sosialisasi berarti suatu proses belajar


seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan
masyarakat di lingkungannya. Sosialisasi juga dapat didefinisikan sebagai
suatu proses sosial yang terjadi bila seorang individu menghayati dan
melaksanakan norma kelompok tempat ia hidup, sehingga akan merasa
menjadi bagian dari kelompok tadi.

b. Berger, 1978. Sosialisasi adalah proses belajar seseorang untuk menjadi


anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

c. Soerjono Soekanto. Soerjono Soekanto menambahkan bahwa sosialisasi


adalah suatu proses sosial tempat seorang individu mendapatkan
pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-
orang di dalam kelompoknya. Dapat pula dikatakan sosialisasi merupakan
proses yang ditempuh oleh seorang individu melalui proses belajar untuk
memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan suatu tindakan
sosial yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya.

d. Charlotte Buhler, 1968. Sosialisasi adalah proses belajar dan penyesuaian


diri yang membantu individu mempelajari bagaimana cara hidup dan
bagaimana cara berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan
berfungsi dengan baik dalam kelompok tersebut.

2. Tujuan Sosialisasi

16
Secara umum tujuan sosialisasi dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Menanamkan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat kepada


individu.
b. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada individu sebagai bekal
bermasyarakat.
c. Mengajar individu berkomunikasi secara efektif agar dapat
mengembangkan kemampuannya.
d. Mengendalikan fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-
latihan mawas diri yang tepat.
e. Menyelaraskan tingkah laku individu dengan norma tata nilai, dan
kepercayaan pokok yang dianut oleh lembaga, kelompok, dan masyarakat
umumnya.
f. Membentuk anggota masyarakat yang penuh dengan pribadi yang utuh,
sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakat.

3. Tahap-Tahap Sosialisasi

Menurut George Herbert Mead tahap-tahap yang dilalui seseorang dalam


proses sosialisasi adalah sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini adalah tahap yang dialami manusia ketika baru dilahirkan
sampai anak-anak, dimana dia mengenal dan belajar beberapa kata
meskipun tidak sempurna.

b. Tahap Meniru (Play Stage)

Tahap ini ditandai oleh adanya keinginan dan kemauan seorang anak untuk
menirukan berbagai peran yang dilakukan orang dewasa. Pada masa ini
juga mulai muncul kesadaran tentang dirinya, diri orang lain serta orang-
orang pada lingkungan yang lebih luas lagi. Dalam tahap ini seorang juga
sudah dapat menempatkan dirinya sebagai orang lain (berperan seperti
orang-orang yang diinginkan).

c. Tahap siap bertindak (Game Stage)


Pada tahap ini peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan
digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan
penuh kesadaran. Lawan berinteraksi juga semakin banyak dan mengalami
hubungan yang semakin kompleks. Seorang individu sudah mulai

17
berinteraksi dengan orang-orang yang sebaya di luar rumahnya. Yang
paling penting dipahami dalam tahap ini adalah munculnya kesadaran
bahwa ada norma atau aturan yang harus ditaati di luar lingkungan
keluarganya.

d. Tahap penerimaan norma kolektif (Generallized Stage)


Adalah tahap dimana seseorang dianggap telah dewasa, artinya dirinya
sudah dapat menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat dan sudah
dapat bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi.

4. Proses Sosialisasi

Proses sosialisasi pada diri individu tidak langsung dalam waktu yang
singkat tetapi sebaliknya proses sosialisasi itu berlangsung secara bertahap
sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa dan kepribadiannya.

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa proses sosialisasi yang


dialami seorang individu-individu melalui tahapan sebagai berikut :

a. Masa anak-anak
b. Masa remaja
c. Masa dewasa

Masing-masing tahap dilalui seorang individu dengan pola hidup yang


berbeda-beda dari taraf yang sederhana sampai kepada taraf yang kompleks.

Masa yang dianggap paling sulit dalam sosialisasi adalah masa remaja
atau pubertas, sebab dalam kondisi ini seorang individu sedang mencari jati
dirinya, sehingga apabila dalam tata pergaulannya dia menemukan orang-
orang yang salah maka dia juga dapat terjerumus ke dalamnya.

Oleh karena itu pada masa ini seorang individu hendaknya benar-benar
memperoleh perhatian yang serius dari orang-orang di sekitarnya. Termasuk
yang paling berperan sangat besar adalah orang tuanya. Setiap orang tua harus
menyadari bahwa anaknya tidak cukup hanya diberi materi secara berlebihan,
tapi jauh lebih dari itu adalah kasih saying, keterbukaan, bimbingan dan
arahan yang berguna sebagai pegangan dalam hidup putra-putrinya.

5. Fungsi Sosialisasi

18
Proses sosialisasi di lingkungan masyarakat memiliki dua fungsi utama
sebagai berikut:

a. Dilihat dari kepentingan individu, sosialisasi bertujuan agar individu bisa


mengenal, mengakui dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, norma-
norma, dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat.
b. Dilihat dari kepentingan masyarakat, sosialisasi berfungsi sebagai alat
pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma-nomra
yang ada dalam masyarakat, supaya tetap ada dan terpelihara oleh seluruh
anggota masyarakat.

6. Media Sosialisasi

Media sosialisasi adalah tempat dimana seorang individu memperoleh


atau belajar tentang norma, nilai, pola-pola, perilaku, dan lain-lain sehingga
setiap individu dapat mengenali dunia asalnya. Media sosialisasi itu antara
lain adalah :

a. Keluarga

Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dan utama bagi


seorang individu, sebab dalam lingkungan keluarga inilah untuk pertama
kali seorang individu mengenal nilai-nilai, norma serta pola-pola
pergaulan yang berlaku sehari-hari. Kepribadian seorang anak akan
terbentuk dalam lingkungan keluarga, karenanya bagaimana sikap orang
dalam suatu keluarga itu memberikan pendidikan dan pola asuhan akan
sangat menentukan kepribadian seorang individu.

Dalam lingkungan keluarga ada dua pola sosialisasi yang sering


berlaku yaitu : sosialisasi represif (repressive socialization) dan sosialisasi
partisipasi (participatory socialization).

Ciri-ciri dari sosialisasi represif adalah :

1) penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan


2) anak harus patuh pada orang tua
3) komunikasi bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah
4) sosialisasi berpusat pada orang tua dan keinginan orang tua
5) peranan keluarga sebagai significant order (dominasi orang tua)

19
Ciri-ciri sosialisasi partisipasi :

1) pemberian imbalan bagi yang berperilaku baik


2) anak diberi kebebasan
3) penekanan ditekankan pada interaksi
4) komunikasi bersifat verbal
5) anak menjadi pusat sosialisasi
6) kebutuhan anak dianggap penting
7) keluarga menjadi generalizing order (kerja sama ke arah tujuan)

b. Teman Sepermainan

Teman sepermainan adalah orang-orang diluar keluarga yang usia


dan kegiatannya relative sama. Dengan teman sepermainan seorang
individu sangat mungkin menemukan nilai-nilai baru yang tidak diperoleh
dalam lingkungan keluarganya.

Pengalaman dalam pergaulan dengan teman sebaya menjadikan


dasar bagi seorang individu dan akan dikembangkan secara terus menerus
sebagai bekal dalam pergaulan dengan dunia luarnya yang lebih luas.
Sedikit banyak teman sepermainan memberi andil dalam membentuk
kepribadian seorang individu.

Peranan positif kelompok persahabatan bagi perkembangan


kepribadian adalah antara lain :

1) Rasa aman dan dianggap penting dalam kelompok akan sangat berguna
bagi perkembangan jiwa.
2) Perkembangan kemandirian remaja dapat tumbuh dengan baik.
3) Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran berbagai perasaan
yang tidak diperoleh di rumah.
4) Melalui interaksi sosialnya remaja dapat mengembangkan ketrampilan
sosialnya yang kelak akan berguna bagi hidupnya.
5) Mendorong remaja agar bersikap lebih dewasa, karena dalam
kelompok biasanya ada aturan atau kaidah-kaidah tertentu yang harus
ditaati.

Kelompok remaja ini biasanya bergaul dalam satu organisasi yang


dinamakan dengan geng, dan memiliki nama yang aneh-aneh atau unik-
unik. Seringkali geng itu memang berkonotasi negatif, akan tetapi kita
harus melihat sisi positif dari adanya geng, yaitu :

20
1) mengembangkan ketrampilan berorganisasi dan kepemimpinan
2) menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial yang kuat
3) rela berkorban untuk sesama anggota kelompok
4) menyalurkan semangat patriotisme yang tinggi

c. Sekolah

Peranan yang sangat besar dalam rangka sosialisasi di sekolah


diberikan oleh gurunya. Di sekolah seorang individu akan menerima nilai-
nilai dan norma-norma yang sama sekali baru yang sebelumnya tidak
diperoleh baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan teman
sepermainan.

Fungsi pendidikan sekolah sebagai media sosialisasi antara lain adalah :

1) Mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan


bakatnya
2) Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya.
3) Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran ketrampilan
berbicara dan mengembangkan kemampuan berfikir secara rasional
dan bebas.
4) Memperkaya kehidupan dengan menciptakan cakrawala intelektual
dan cita rasa keindahan kepada para siswa serta meningkatkan
kemampuan menyesuaikan diri melalui bimbingan dan penyuluhan.
5) Meningkatkan taraf kesehatan melalui pendidikan olahraga dan
kesehatan
6) Menciptakan warga Negara yang mencintai tanah air, menunjang
integritas antarsuku dan antarbudaya.
7) Mengadakan hiburan umum (pertandingan olah raga atau pertunjukan
kesenian).

d. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja menuntut seseorang untuk mematuhi segala tata


tertib yang berlaku dalam lingkungannya. Seorang yang masuk ke dalam
lingkungan kerja berarti memasuki dunia yang baru, dimana segala aturan
sebelumnya tidak pernah dijumpainya. Dengan adanya kepatuhan terhadap
semua aturan yang ada pada seorang pekerja akan terbentuk dengan
sendirinya, seperti kapan dia harus memakai seragam kerja, dia masuk jam
kerja, kapan pulang, makan, istirahat dan sebagainya.

21
e. Media Massa

Dewasa ini peran media massa dalam kehidupan manusia sudah


sangat besar. Berbagai informasi terbaru dari berbagai belahan dunia dapat
dilihat melalui media massa dalam kurun waktu yang sangat singkat.
Media massa memberikan sumbangan informasi dan pola pikir yang bari
bagi masyarakat.

7. Bentuk dan Pola Sosialisasi

a. Bentuk Sosialisasi

Proses sosialisasi dapat dibedakan atas dua bentuk sebagai berikut

1) Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu


semasa kecil dan menjadi pintu bagi seseorang memasuki keanggotaan
dalam masyarakat. Sosialisasi primer akan memengaruhi seorang anak
untuk dapat membedakan dirinya dengan orang-orang yang ada
disekitarnya, seperti ayah, ibu, kakak, dan adik.
2) Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi berikutnya yang
memperkenalkan kepada individu tersebut kedalam lingkungan di luar
keluarganya, seperti, sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan
kerja.

Disamping bentuk sosialisasi di atas, sosialisasi juga memiliki


pola, adalah sebagai berikut:

1) Formal, sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang


berwenang menurut ketentuang yang berlaku dalam negara, seperti
pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
2) Informal, sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam
pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antar teman, sahabat,
sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di
dalam masyarakat.

b. Pola sosialisasi

22
Dalam keluarga dikenal dua macam pola sosialisasi yaitu sebagai
beriktu:
1) Sosialisasi represif, yaitu sosialisasi yang mengutamakan ketaatan
anak pada orang tua. Sosialisasi ini lebih menekankan penggunaan
hukuman terhadap anak yang melakukan kesalahan.

Contoh: memukul anak apabila tidak menaati perintah orang tua.

Adapun bentuk sosialisasi represif, antara lain:

- Menghukum perilaku keliru


- Kepatuhan anak terhadap orang tua
- Komunikasi sebagai perintah
- Sosialisasi berpusat pada orang tua dan lain-lain

2) Sosialisasi persuasif, yaitu sosialisasi yang mengutamakan tindakan


pencegahan agar anak tidak melakukan penyimpangan sosial.

Contoh: Tindakan pemberian peringatan dari orang tua kepada anak,


ketika anak ingin keluar malam. Peringatan tersebut,
misalnya kalau biasa sering keluar malam kesehatan bisa
memburuk, terlambat ke sekolah, dan sebagainya.

B. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

1. Pengertian kepribadian
Pengertian kepribadian menurut para ahli :

a. Allport. Kepribadian adalah organisasi yang dinamis, dari sistem psikofisik


dalam individu yang turut menentukan cara-cara yang unik (khas) dalam
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.

b. Th. M. Newcomb. Kepribadian adalah merupakan organisasi sikap-sikap


yang dimiliki seorang sebagai latar belakang terhadap kepribadian.

c. Roucek and Warren. Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis,


psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.

d. Cuber. Kepribadian adalah sebagai gabungan keseluruhan dari ciri-ciri


(sifai-sifat) yang tampak dan dapat dilihat pada seseorang.

23
2. Faktor Pembentukan Kepribadian
Proses pembentukan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat
dibedakan sebagai berikut :

a. Proses sosialisasi yang dikerjakan tanpa sengaja lewat interaksi sosial


dimana individu menyaksikan pola-pola perilaku dari orang-orang yang
ada di sekitarnya.

b. Proses sosialisasi yang dikerjakan secara sengaja lewat proses pendidikan


dan pengajaran oleh para pendidik yang mewakili masyarakat.

3. Faktor Sosialisasi yang Mempengaruhi Kepribadian


a. Warisan Biologis (faktor keturunan)

Warisan biologis berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian.


Perbedaan pada setiap individu dapat berpengaruh pada kepribadian setiap
orang.

b. Lingkungan alam atau geografis

Lingkungan geografis atau alam yang berbeda akan membentuk


kepribadian setiap individu juga berbeda. Lingkungan alam atau geografis
menuntut kepada individu untuk berusaha menyesuaikan diri dengan
keadaan alam tempat dimana ia tinggal. Kepribadian seorang nelayan
sudah pasti akan sangat berbeda dengan kepribadian seorang petani.

c. Lingkungan kebudayaan

Setiap lingkungan kebudayaan memiliki pembatasan atau


pengaturan tingkah laku untuk anggota-anggota masyarakat. Dengan
demikian setiap lingkungan kebudayaan mengharuskan masyarakat untuk
memilih atau menentukan kepribadian sesuai dengan kehidupan yang ada
dalam lingkungan sekitarnya. Seorang yang berasal dari lingkungan Jawa akan
berbeda dengan mereka yang berasal dari lingkungan Batak.

d. Lingkungan sosial

Pengaruh dari lingkungan sosial terkait dengan lingkungan


kebudayaan, namun hal ini dibedakan terhadap individu-individu yang
membawakannya. Seorang yang tinggal di lingkungan Jawa akan terkait
erat dengan kelompok mana ia tinggal, apakah kaum di lingkungan Jawa
atau rakyat kebanyakan.

24
Faktor-faktor di atas dimiliki secara berbeda-beda oleh setiap orang.
Sifat khas dari masing-masing faktor itulah yang mengakibatkan terjadinya
proses sosialisasi yang berbeda-beda caranya.

UJI KOMPETENSI

Pilih satu jawaban yang paling tepat!


1. Proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta
nilai-nilai social sehingga terjadi pembentukan sikap-sikap berperilaku dalam
masyarakat disebut … .
A. Asimilasi
B. Akulturasi
C. Internalisasi
D. Kulturas
E. Sosialisasi

2. Sosialisasi adalah proses sosial individu menyesuaikan diri dengan nilai dan
norma yang berlaku, serta belajar menjalankan peran sosial di masyarakatnya
dalam rangka membentuk kepribadian. Tujuan dari proses sosialisasi tersebut
adalah membentuk individu supaya menjadi manusia yang berkepribadian
selaras dengan…
A. Dinamika sosial yang terjadi di masyarakat
B. Nilai dan norma sosial di masyarakat
C. Peran sosial di masyarakat
D. Kepribadian sosial
E. unsur budaya

3. Sebagai media atau agen sosialisasi, televise berperan besar bagi


pembentukan kepribadian individu. Fungsi penting media massa tersebut
adalah mengembangkan kepribadian dengan memberikan….
A. Hiburan segar
B. Pengalaman unik
C. Pelatihan kerja
D. Informasi popular
E. Teknologi baru
4. Salah satu kategori sosialisasi represif, yaitu … .
A. Otonomi anak
B. Komunikasi anak

25
C. Komunikasi dengan interaksi
D. Kepatuhan anak
E. Hukuman dan imbalan simbolis
5. Kelompok bermain dikenal dengan istilah … .
A. Discussion group
B. Peer group
C. Geng
D. Slank
E. Party group
6. Kelompok kecil tanpa struktur formal yangmempunyai pandangan atau
kepentingan bersama dikenal dengan istilah … .
A. Discussion group
B. Peer group
C. Geng
D. Slank
E. Klik
7. Berikut ini termasuk media massa yang sekarang banyak mempengaruhi
perkembangan kepribadian anak adalah … .
A. Koran
B. Majalah
C. Radio
D. Televisi
E. Kalkulator
8. Sosialisasi yang merupakan lanjutan dari sosialisasi pertama disebut … .
A. Sosialisasi primer
B. Sosialisasi tersier
C. Sosialisasi umum
D. Sosilisasi sekunder
E. Sosialisasi massa
9. Sosialisasi primer adalah proses sosialisasi yang dilakukan dalam lingkungan
A. Sekolah
B. Teman bermain
C. Media massa
D. Keluarga
E. Masyarakat luas
10. Contoh sosialisasi sekunder yang dilakukan secara formal terdapat pada ….
A. Sekolah
B. Kerabat

26
C. Teman bermain
D. Media massa
E. Masyarakat luas
11. Tahap prepatory stage terjadi pada masa … .
A. Kanak-kanak
B. Remaja
C. Dewasa
D. Tua
E. Lanjut
12. Tahap game stage terjadi pada masa ... .
A. Kanak-kanak
B. Remaja
C. Dewasa
D. Tua
E. Lanjut
13. Ciri-ciri watak yang konsisten dan memberikan seorang individu suatu
identitas yang khas bagi dirinya disebut ….
A. Persepsi
B. Pandangan hidup
C. Kepribadian
D. Consensus
E. Konsepsi
14. Pilihlah pernyataan yang paling tepat di antara pernyataan-pernyatan di bawah
ini ….
A. Proses sosialisasi dan enkulturasi akan berhenti saat seorang individu
berusia lanjut
B. Norma-norma dan nilai-nilai social yang berlaku dalam suatu masyarakat
disosialisasikan saat seorang anak memasuki usia remaja
C. Pembentukan kepribadian tidak dipengaruhi oleh keadaan fisik seseorang
D. Proses enkulturasi tidak begitu berperan penting dalam pelestarian
kebudayaan nasional
E. Kepribadian seseorang akan berkembang jika ia berinteraksi dengan orang
lain
15. Saat masih kuliah Anto tak begitu memperhatikan penampilanya. Ia selalu
mengenakan celana jeans dan t-shirt favoritnya, dengan rambut yang dibiarkan
panjang tergerai. Ketika menjadi seorang pengacara, Anto berubah. Rambut
pendek tersisir rapi, memakai kemeja, berdasi lengkap dengan jasnya. Secara
sosiologis, perubahan kepribadian Anto dipengaruhi oleh factor….

27
A. Kebudayaan
B. Kelas social
C. Perubahan zaman
D. Lingkungan
E. Pekerjaan atau profesi
16. Keterlibatan para remaja dalam kasus penggunakan narkotika dan obat-obat
terlarang (narkoba) lebih disebabkan karena pengaruh sosialisasi dari luar
lingkungan keluarga, yaitu ….
A. Sosialisasi sekolah
B. Sosialisasi lingkungan kerja
C. Sosialisasi kekerabatan
D. Sosialisasi teman sepermainan
E. Sosialisasi media massa
17. Berikut ini merupakan fungsi posistif dari sosialisasi kelompok persahabatan,
kecuali … .
A. Memberikan pengawasan atau control yang efektif terhadap tingkah laku
anak
B. Menjadikan anak lebih mandiri
C. Sebagai penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, gembira dan sebagainya
D. Mengembangkan keterampilan social
E. Mendorong anak untuk bersikap lebih dewasa
18. Si A adalah seorang anak yang pemalu, rendah diri dan sulit bergaul. Ia
merasa malu karena wajahnya tidak cantik, gemuk dan pincang, padahal si A
sebenarnya anak yang pintar, tetapi ia tidak menyadari kelebihannya itu.
Keadaan fisik yang mempengaruhi kepribadian si A termasuk ke dalam factor
….
A. Psikologis
B. Biologis
C. Sosiologis
D. Psikis
E. Perasaan
19. Unsur kepribadian terdiri dari … .
A. Watak, keturunan dan perasaan
B. Perasaan, watak dan keturunan
C. Pengetahuan, perilaku dan perasaan
D. Dorongan naluri, keturunan dan pengetahuan
E. Pengetahuan, perasaan dan dorongan naluri

28
20. Berikut ini merupakan unsur-unsur yang mempengaruhi pembentukan
kepribadian seorang iondividu menurut Koentjaraningrat, kecuali ….
A. Psikologis
B. Pengetahuan
C. Perasaan
D. Naluri
E. Semua benar

21. Perhatikan contoh-contoh berikut!


1. Bapak kepala sekolah memberikan pendidikan moral dan etika pada para
siswa setiap hari senin
2. Kakak mengajar adik berbicara dan cara makan yang benar
3. Guru selalu menasihati murid-muridnya agar selalu hidup disiplin dan
tertib.
4. Gaya hidup dan perilaku Andi berubah kebarat-baratan sejak melihat
tayangan MTV
Dari pernyataan-pernyataan diatas, yang merupakan contoh media sosialisasi
sekolah adalah … .
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
22. Salah satu kebijaksanaan orang tua yang paling baik dalam proses sosialisasi
pada anak-anak adalah ….
A. Menekan anak dalam pendidikan
B. Memberikan handphone kepada anak-anak agar mudah dikontrol
C. Mengendalikan anak secara wajar
D. Memaksa agar anak selalu berprestasi
E. Menyewa pramuwisma untuk mengganti peran orang tua yang sibuk
23. Sejak menjadi anggota pramuka disekolah, Hasan menjadi lebih berpikiran
kritis, terutama terhadap masalah-masalah lingkungan dan pelestarian
kebudayaan. Ia selalu mengemukakan pendapatnya tanpa ragu-ragu dan
dengan bahasa yang lugas, jelas, sistemaris dan sopan. Selain berpikiran
demokratis Hasan juga lebih mudah menyesuaikan diri terhadap orang lain.
Segala potensi yang dimiliki Hasan tersebut merupakan hasil dari fungsi
media sosialisasi ….
A. Keluaraga

29
B. Sekolah
C. Media massa
D. Kelompok prsahabatan
E. Lingkungan kerja
24. Hubungan antara kepribadian dan kebudayaan, yaitu ….
A. Kepribadian melatarbelakangi individu
B. Kebudayaan dan kepribadian sama-sama dibutuhkan masyarakat
C. Kebudayaan tujuan utama dari kepribadian
D. Kebudayaan melatarbelakangi perilaku, dan perilaku terwujud dalam
kepribadian
E. Kebudayaan dan kepribadian sama-sama memliki satu daerah
25. Tahapan sosialisasi di mana seseorang individu mulai menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan menerima apa yang ada dalam masyarakat adalah
tahap. …
A. Prepatory stage
B. Game stage
C. Play stafe
D. Generalized other
E. Prakondisi aktifitas sosial

30
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
3. Mendeskripsikan berbagai perilaku menyimpang dan pengendalian sosial dalam
masyarakat.
INDIKATOR
3.1 Mengidentifikasi perilaku menyimpang
2.2 Mendeskripsikan proses terjadinya perilaku menyimpang
Standar Kompetensi
2.3 Mengidentifikasi : lembaga pengendalian sosial
berbagai jenis
2. Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian.

A. PERILAKU MENYIMPANG

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan selalu berhadapan dengan


segala hal yang terjadi di masyarakat. Hal ini akan selalu berkaitan dengan sesuatu
yang diterima oleh masyarakat atau yang tidak diterima oleh masyarakat.
Sehingga akan ada perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.

1. Pengertian Perilaku Menyimpang

31
Perilaku menyimpang adalah suatu sikap atau tindakan atau perbuatan
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang disebut dengan deviant
sedangkan penyimpangannya disebut deviasi.

Apabila dalam suatu lingkungan masyarakat setiap anggotanya


mematuhi segala norma dan nilai serta aturan-aturan yang ada dengan sebaik-
baiknya, niscaya perilaku menyimpang itu tidak akan pernah ditemukan.

Tetapi dalam kenyataannya dapat kita lihat begitu banyaknya anggota


masyarakat yang berperilaku tidak sesuai dengan norma dan aturan-aturan
yang mestinya dijunjung tinggi.

Suatu perilaku dikatakan menyimpang hanya berlaku dalam suatu


masyarakat yang terbatas, artinya suatu tindakan mungkin dalam suatu
masyarakat dianggap sebagai penyimpangan namun dalam masyarakat yang
lain tindakan tersebut dianggap suatu hal yang biasa.

Menurut Robert MZ Lawang perilaku menyimpang adalah semua


tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam sistem
sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem
sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu
untuk memperbaiki yang menyimpang.

Menurut Kartini Kartono. Perilaku menyimpang yaitu tingkah laku


yang menyimpang dari tendensi sentra atau ciri-ciri karakteristik rata-rata dari
rakyat kebanyakan.

Sementara Jamess W. Van Zanden mendefinisikan perilaku


menyimpang sebagai perilaku yang oleh sebagian besar orang dianggap hal
yang tercela dan di luar batas toleransi. Walaupun masyarakat berusaha agar
setiap anggotanya berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat, tetapi
dalam setiap masyarakat selalu dijumpai perilaku menyimpang.

2. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang

a. Menurut sifatnya dibedakan menjadi dua, sebagai berikut:

1) Penyimpangan bersifat positif, adalah penuimpangan yang


mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung
unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang.

32
Penyimpangan ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai
perkembangan zaman. Misalnya, emansipasi wanita dalam kehidupan
masyarakat yang memunculkan wanita karir.
2) Penyimpangan bersifat negatif, adalah penuimpangan yang bertindak
kea rah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu
mengakibatkan hal yang buruk

Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai


berikut:
a) Penyimpangan primer (primary Deviation) : yaitu suatu bentuk
penyimpangan yang pertama kali dilakukan oleh seseorang.
Dalam penyimpangan ini seseorang yang melakukan
penyimpangan masih diterima dan hidup di tengah-tengah
masyarakat secara wajar. Contoh penyimpangan ini adalah orang
yang melakukan korupsi, penggelapan pajak, atau mengendarai
kendaraan di atas kecepatan batas maksimal.

b) Penyimpangan sekunder (secondary deviation) : yaitu bentuk


perilaku menyimpang yang dilakukan sebagai bentuk
pengulangan dari penyimpangan yang sebelumnya. Sehingga
orang yang melakukan itu dianggap memiliki watak yang khas
sebagai penyimpang, karena masyarakat cenderung tidak
mentolerir perbuatannya. Dalam kategori ini misalnya adalah
pemabok, penjudi, pemerkosa, prostitusi dan lain-lain.

b Menurut pelakunya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu antara


lain:

1) Penyimpangan individual (individual deviation), adalah tindakan yang


dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu
kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, mencuri, menodong,
memeras, dan lain-lain.

Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi


menjadi lema, yaitu sebagai berikut:

a) Pembandel, yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak patuh


pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang
baik.
b) Pembangkang, yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak taat
pada peringatan orang-orang.

33
c) Pelanggar, yaitu penyimpangan yang terjadi karena melanggar
norma-norma umum yang berlaku dalam masyarakat.
d) Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan yang terjadi karena
mengabaikan norma-nomra umum, sehingga menimbulkan kerugian
harta atau jiwa di lingkungannya.
e) Munafik, yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak menepati
janji, berkata bohong, mengkhianati kepercayaan, dan berlagak
membela.
3) Penyimpangan kelompok (group deviation), adalah tindakan sekelompok
orang yang beraksi secara kolektif dengan cara yang bertentangan dengan
norma-norma masyarakat. Misalnya, Mafia obat-obatan terlarang dan
narkotika, geng, dan komplotan penjahat.

3. Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang

a. Perilaku menyimpang yang dianggap sebagai kejahatan atau kriminal yaitu


tindakan yang bertentangan dengan hukum yang berlaku di masyarakat.
Dalam kejahatan biasanya penyimpangan yang dikatakan oleh devian
membawa akibat yang merugikan bagi pihak lain. Contoh dalam kategori
kejahatan adalah pencurian, penjambretan, pembunuhan dan lain-lain.
Dalam hal-hal tertentu kejahatan dapat mencapai kerugian yang maksimal
yaitu hilangnya nyawa seseorang.

b. Penyimpangan sexual, yaitu segala bentuk perilaku sexual yang tidak lazim
dilakukan. Dalam masyarakat kita seseorang boleh melakukan hubungan
sexual apabila sudah terikat oleh tali perkawinan yang syah, dan hanya
dilakukan terhadap yang mengharuskan seperti itu dan didukung oleh
norma-norma susila yang hidup dan terpelihara dalam kehidupan
masyarakat kita. Yang termasuk penyimpangan sexual diantaranya adalah :

1) Perzinahan
Yaitu suatu perilaku sexual yang dilakukan oleh orang-orang atau
pasangan laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh perkawinan
yang syah. Dasar perbuatan itu pada umumnya adalah suka sama suka.
2) Pelacuran
Sesungguhnya pelacuran juga termasuk dalam kategori perzinahan.
Perbedaannya adalah dalam pelacuran salah satu pihak mengharapkan
imbalan dalam bentuk materi.

34
3) Homosexual/lesbian
Adalah suatu perilaku sexual yang dilakukan oleh dua orang yang jenis
kelaminnya sama. Apabila yang melakukan itu orang laki-laki dikenal
dengan istilah homosexual dan bila yang melakukan orang perempuan
disebut lesbian. Perilaku penyimpangan sexual yang demikian adalah
merupakan penyimpangan dari kodrat manusia.
4) Transvetisme
Adalah suatu bentuk penyimpangan sexual dimana untuk memenuhi
keinginan sex seseorang melakukannya dengan cara mengenakan pakaian
lawan jenisnya.
5) Pedhopilia
Adalah perilaku sexual dimana untuk memuaskan hasrat sexnya
seseorang mencari pasangannya yang masih anak-anak. Pada umumnya
dalam pedhopilia juga terjadi penyimpangan sexual yang disebut dengan
sodomi (hubungan sexual melalu anus).

c. Perkelahian Pelajar, perkelahian pelajar atau taeuran selalu diawali dengan


adanya suatu konflik antara dua pelajar atau lebih yang berlainan sekolah.
d. Penyimpangan dalam bentuk konsumsi yang berlebih-lebihan / terlarang.
Dalam kategori ini dapat diberi contoh adalah mereka-mereka yang suka
mabuk-mabukan atau para pengguna obat-obat terlarang.

e. Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain daripada yang lain.
Dalam kelompok ini adalah mereka yang memilih gaya hidup yang tidak
semestinya berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan dalam bentuk gaya
hidup dapat berupa sikap arogan, dapat juga dalam bentuk hidup yang
eksentrik.

4. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang

Wilnes mengatakan dalam bukunya “Punishment and Reformation” , sebab-


sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

a. Faktor subyektif, adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sediri (sifat
pembawaan yang dibawa sejak lahir).

b. Faktor objektif, adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Antara
lain:
1) Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan.

35
Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke
dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan
tidak pantas. Keadaan ini terjadi akibat dari proses sosialisasi yang
tidak sempurna, Misalnya, karena seseorang tumbuh dalam keluarga
yang retak (broken home).
2) Proses belajar yang menyimpang
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya
membaca atau melhat tayangan tentang perilaku menyimpang.
Misalnya, seorang anak yang melakukan tindakan kejahatan setelah
melihat tayangan rekonstruksi cara melakukan kejahatan atau membaca
artikel yang memuat tindak criminal.
3) Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial
Hal itu terjadi jika dalam upaya mecapai suatu tujuan seseorang tidak
memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri,
maka terjadilah perilaku menyimpang. Misalnya, jika setiap pengusa
terhadap rakyat makin menindas maka lama-kelamaan rakyat akan
berani memberontak untuk mewalan kesewenangan tersebut.
4) Ikatan sosial yang berlainan
Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika
pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka
kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.

5. Proses pembentukan perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi


yang sempurna

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting bahkan sangat dominant


dalam membentuk pribadi anak. Dalam keluarga, seorang anak pertama kali
mengenal nilai-nilai, norma-norma dan berbagai macam aturan yang lain.
Pengenalan nilai dan norma ini mencakup yang baik maupun yang jelek.
Dalam suatu keluarga seyogyanya setiap anak melakukan kesalahan diberi
hukuman sesuai dengan tingkat kesalahan dan usianya. Sebaliknya seorang
anak yang mencapai keberhasilan harus diberi hadiah atau pujian atas
keberhasilannya.

Setelah dalam keluarga, anak akan mengenal nilai-nilai di luar yaitu


masyarakat sekitar dan juga lingkungan sekolah. Kedua hal tersebut sangat
mempengaruhi perkembangan anak. Walaupun anak senantiasa dididik dengan
hal-hal yang baik oleh setiap anggota keluarganya, akan tetapi anak dapat
melakukan perbuatan menyimpang sebagai akibat dari pengaruh lingkungan
sekitar seperti tontonan TV yang tidak mendidik, bioskop maupun bacaan-
bacaan yang sangat mudah mereka peroleh.

36
Selain itu seorang anak dapat juga berperilaku menyimpang sebagai akibat
suatu proses peniruan terhadap perilaku-perilaku orang dewasa yang juga
menyimpang.

Proses sosialisasi yang tidak sempurna dapat juga muncul karena cacat
fisik dibawa sejak lahir, kekurangan gizi, gangguan mental ataupun goncangan-
goncangan jiwa yang pernah dialaminya. Juga pengalaman-pengalaman hidup
yang menakutkan, perasaan kecewa yang terus menerus, rasa kebimbangan dan
keputusasaan, semuanya dapat menjadi penyebab terjadinya perilaku
menyimpang.

6. Proses pembentukan perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi


nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang
Seorang dapat bersosialisasi dengan lingkungannya dengan berbagai
macam cara. Namun dirinya tetap harus menerima nilai-nilai dan norma-norma
yang hidup di lingkungannya. Apabila seorang anak menerima dan mengikuti
aturan, nilai serta norma dari orang yang berperiaku menyimpang terhadap
nilai dan norma maka ia pun menjadi penyimpang juga. Seringkali seseorang
bertindak karena ajakan atau meniru perilaku orang lain. Artinya apabila
seorang individu melakukan sosialisasi terhadap sub kebudayaan menyimpang,
maka dia pun akan berperilaku menyimpang pula.

Menurut Seorjono Soekanto, terjadinya penyimpangan dalam masyarakat


biasanya merupakan petunjuk-petunjuk bahwa :
Penyebab lain dari adanya perilaku menyimpang adalah :
- Sikap mental yang tidak sehat
- Dorongan kebutuhan ekonomi
- Pelampiasan rasa kecewa
- Pengaruh lingkungan dan media massa
- Keinginan dipuji atau gaya-gayaan

Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat Indonesia dapat ditemukan


individu-individu yang berlaku menyimpang akibat nilai-nilai subkebudayaan
menyimpang dari luar. Contoh-contoh yang dapat kita lihat misalnya :
- Minum-nimunan keras (mabuk-mabukan)
- Paham individualisme
- Kumpul kebo
- Kebebasan sex
- Aborsi
- Monopoli

37
- Paham atheis

7. Teori-Teori Perilaku Menyimpang

a. Teori Differential Association, oleh Edwin H. Sutherland

Menurut teori ini penyimpangan terjadi akibat pergaulan yang


berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses ahli budaya. Melalui
proses ini seseorang mempelajari suatu budaya menyimpang.

b. Teori Labelling oleh Edwin M. Lemert

Menurut teori ini seseorang yang telah melakukan penyimpangan


pada tahap primer (pertama), tetapi oleh masyarakat sudah diberi cap
sebagai penyimpang, maka si pelaku akan terdorong untuk melakukan
penyimpangan sekunder (tahap lanjut) dengan alasan bahwa dirinya sudah
terlanjur basah, dan masyarakat sudah memberi cap kepadanya.

c. Teori Merton oleh Robert K. Merton

Menurut teori ini bahwa perilaku menyimpang merupakan bentuk


adaptasi terhadap situasi tertentu.

d. Teori Fungsi dari Robert K. Durkheim

Menurut Durkheim tercapainya kesadaran moral dari semua


anggota masyarakat karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik
dan lingkungan sosial. Artinya kejahatan itu akan selalu ada sebab orang
berwatak jahat pun akan selalu ada. Bahkan Durkheim berpendapat bahwa
kejahatan itu perlu, agar moralitas dan hukum dapat berkembang secara
normal.

B. PENGENDALIAN SOSIAL

1. Pengertian Pengendalian sosial

a. Berger (1978). Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang


digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang
membangkang.

38
b. Roucek (1965). Mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah
suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana dimana
individu dianjurkan, dibujuk ataupun dipaksa untuk menyesuaikann
diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa upaya untuk mewujudkan kondisi


seimbang di dalam masyarakat disebut pengendalian sosial (social
control).

2. Tujuan Pengendalian sosial

Tujuan pengendalian sosial adalah terciptanya suatu keadaan yang serasi


antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat dan untuk
memulihkan keadaan yang serasi seperti sebelum terjadinya perubahan.

3. Cara Pengendalian sosial

a. Dari aspek pelaksanaan

Dilihat dari aspek pelaksanaannya, cara pengendalian sosial dapat


dilakukan dengan cara berikut :

1) Persuasif. Pengendalian sosial secara persuasif menekankan pada


usaha untuk mengajak atau membimbing dan dapat berupa anjuran.
Contohnya, himbauan kepada PKL (Pedagang Kaki Lima) untuk
tidak berjualan di sepanjang trotoar dan bersedia menempati kios-
kios yang disediakan pemerintah.

2) Coercive. Pengendalian sosial secara coercive/paksaan dilakukan


setelah langkah persuasif tidak berhasil. Yaitu dengan tindakan
ancaman dan kekerasan. Contohnya : penggrebekan sarang
perjudian dan warung penjual minuman keras.

3) Pervasi. Cara ini dilakukan dengan jalan norma dan nilai


disampaikan secara berulang-ulang dan terus menerus dengan
harapan norma atau nilai tersebut melekat dalam jiwa, sehingga
akan terbentuk sikap yang diharapkan, misalnya bahaya narkoba
dapat disampaikan pada masyarakat melalui media massa secara
berulang-ulang dan terus menerus.

39
4) Kompulsi. Pengendalian sosial yang dilakukan dengan
menciptakan suatu situasi yang dapat mengubah sikap atau
perilaku yang negatif. Contohnya, seorang siswa yang enggan
memakai dasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan
sekolah. Agar siswa patuh untuk memakai dasi waktu sekolah.
Setiap ada siswa yang tidak memakai dasi ditegur dan dijelaskan
sebab mereka harus memakai dasi.

b. Berdasarkan ruang lingkup atau jumlah cakupan yang terlibat

1) Pengawasan dari individu terhadap individu lain, misalnya seorang


bapak memperingatkan anaknya untuk tidak merokok.

2) Pengawasan dari individu terhadap kelompok, misalnya seorang


polisis yang sedang mengatur lalu lintas di perempatan jalan demi
kelancaran dan keamanan pengguna jalan.

3) Pengawasan dari kelompok terhadap kelompok, misalnya PSSI


(Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) memberikan peringatan
kepada seluruh tim sepak bola peserta liga sepak bola untuk
menaati segala peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan.

4) Pengawasan dari kelompok terhadap individu, misalnya sebuah


organisasi kepemudaan mengeluarkan salah satu anggotanya
karena ketidakdisiplinannya guna menjaga eksistensi organisasi.

Selain cara di atas, menurut Koentjaraningrat pengendalian sosial


dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

1) Mempertebal keyakinan para warga masyarakat akan kebiasaan


adat istiadat.

2) Melalui jalur pendidikan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah


maupun masyarakat.

3) Mengembangkan rasa malu dalam jiwa warga masyarakat yang


hendak menyeleweng dari adat istiadat

4) Mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga masyarakat yang


hendak menyeleweng dari adat istiadat dengan ancaman-ancaman
dan kekuasaan.

5) Memberi ganjaran kepada warga masyarakat yang taat kepada adat


istiadat (menciptakan sistem hukum).

40
4. Sifat-sifat Pengendalian Sosial

Sifat-sifat pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi tiga sebagai


berikut:

1) Preventif (mencegah). Usaha pengendalian sosial yang dilakukan


sebelum terjadinya pelanggaran. Tujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya pelanggaran. Contoh : pemberian nasihat orang tua
terhadap anak-anaknya.

2) Represif (memperbaiki). Represif diadakan apabila telah terjadi


pelanggaran dengan diupayakan supaya keadaan pulih kembali seperti
sediakala. Contoh : seseorang yang ingkar janji untuk membayar
utang diadukan ke pengadilan.

3) Kuratif, adalah pengendalian sosial yang dilakukan pada saat terjadi


penyimpangan sosial. Contoh, seorang guru menegur dan menasihati
siswanya karena ketahuan menyontek pada saat ulangan.

5. Macam-macam Pengendalian sosial

a. Dilihat dari asalnya dibedakan menjadi :

1) Pengendalian sosial internal, yaitu pengendalian yang berasal dari


pemerintah kepada kelompok masyarakat tertentu yang dianggap
menyimpang.

2) Pengendalian eksternal, yaitu pengendalian sosial yang berasal dari


rakyat kepada penguasa karena dirasa adanya penyimpangan yang
dilakukan oleh penguasa. Misalnya, usulan melalui DPR,
pemogokan, demonstrasi.

b. Dilihat dari pelaksanaannya dibedakan menjadi :

1) Pengendalian sosial primer, yaitu pengendalian yang dilakukan


oleh kelompok primer berupa kelompok yang kecil, akrab, dan
bersifat informal, seperti keluarga, klien, kelompok bermain.

41
2) Pengendalian sosial sekunder, yaitu pengendalian sosial yang
dilakukan kelompok sekunder berupa kelompok yang lebih besar,
tidak bersifat pribadi (impersonal) dan mempunyai tujuan yang
khusus, misalnya serikat buruh, asosiasi pedagang.

6. Jenis-Jenis Pengendalian sosial


Jenis pengendalian sosial terdapat dalam suatu lembaga baik lembaga
pengendalian yang formal maupun lembaga pengendalian nonformal, yaitu
berupa :

a. Pendidikan. Dengan pendidikan, seseorang diberikan pengetahuan


tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang akan semakin mampu memahami perilaku yang
sesuai dengan nilai dan norma sosial. Pengaruh pendidikan yang
ditanamkan oleh orang tua sangat besar terhadap pembentukan
kepribadian anak.

b. Agama. Agama dibangun dari sebuah kepercayaan yang dipegang


teguh oleh pemeluknya. Dalam agama diajarkan nilai kebenaran dan
norma yang menjadi pedoman untuk hidup di dunia dan akhirat.
Ajaran agama berisi perintah dan larangan yang harus ditaati oleh
manusia. Agama merupakan cara pengendalian sosial yang sangat
efektif pada masyarakat selama masyarakat masih memegang teguh
kesakralan dari agama yang dianut.

c. Hukum. Hukum menjadi suatu alat pengendali yang efektif apabila


masyarakat sudah mempunyai kesadaran hukum yang tinggi. Dalam
masyarakat modern, hukum menjadi suatu alat pengendalian paling
tinggi.

d. Kekerasan. Kekerasan menjadi efektif dalam pengendalian sosial


ketika individu yang dikendalikan sulit untuk diberi penjelasan atau
dalam situasi yang kacau balau. Massa yang berlaku brutal akan lebih
efektif bila diberikan kekerasan daripada dengan himbauan.

e. Cemoohan. Cemoohan merupakan bentuk pengendalian sosial yang


bersifat individual terhadap pelaku penyimpangan. Cemoohan akan
efektif pada kelompok masyarakat tertentu.

42
f. Desas desus. Desas desus dapat mencegah suatu penyimpangan yang
akan dilakukan oleh individu. Dengan adanya desas desus biasanya
individu mengurungkan niatnya untuk berbuat menyimpang.

g. Teguran. Teguran sebagai alat pengendalian sosial akan mudah


dilakukan pada pengendalian secara individual. Orang yang ditegur
biasanya akan merasa malu dan tidak akan mengulang perbuatannya.

7. Peran Lembaga Pengendalian sosial

Lembaga pengendalian sosial adalah lembaga yang dibuat oleh masyarakat


dengan tujuan untuk menegakkan aturan sosial yang telah disepakati
bersama. Lembaga pengendalian sosial dapat berupa formal maupun
nonformal.

a. Lembaga Formal

Lembaga formal adalah lembaga yang dibuat dengan struktur dan


organisasi yang nyata. Lembaga formal berhubungan dengan lembaga
yang resmi diatur oleh pemerintah. Pada lembaga formal berlaku
hukum formal yang berupa aturan-aturan tertulis disertai dengan sanksi
yang jelas. Beberapa lembaga pengendalian sosial formal, yaitu :

1) Pengadilan
2) Kepolisian

b. Lembaga nonformal
Lembaga pengendalian sosial yang bersifat nonformal, antara lain :
1) Adat
2) keluarga
3) tokoh masyarakat

UJI KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda (X) pada huruf
a,b,c,d dan e sesuai dengan pertanyaan sebelumnya.

43
1. Penyimpangan social terjadi ketika suatu tindakan berada di luar norma dan
nilai yang berlaku, dengan kondisi seperti,….
A. Di luar batas toleransi masyarakat
B. Mendapat pertentangan dalam bentuk kerusuhan
C. Masih didalam toleransi yang wajar
D. Ada upaya melakukan pengasingan pada pelaku
E. Tidak ada pengampunan lagi dari masyarakat
2. Salah satu factor dari luar yang merangsang tindakan kejahatan adalah ….
A. Adanya perintah yang terlalu birokratis
B. Terjadinya dorongan berpolitisasi
C. Karena pemerintah yang korup
D. Konflik karena kesenjangan sosial
E. Tingginya mobilitas social di masyarakat
3. “Kejahatan akan selalu ada sebab orang yang berwatak jahat selalu ada”,
merupakan teori penyimpangan yang dikemukakan olah Emile Durkheim,
yang dikenal dengan ….
A. Teori Labelling
C. Teori beda pergaulan
C. Teori sebab akibat
D. Teori fungsi
E. Teori stigma
4. Seorang remaja bergaul dengan sekelompok orang yang mempunyai
kegemaran berkelahi dan menodong. Ia menyerap nilai-nilai dalam
mkelompok tersebut yang akhirnya menjadi gemar berkelahi dan menodong.
Dari kasus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penyimpangan terjadi
karena … .
A. Adanya sosialisasi sub kebudayaan
B. Krisis ekonomi yang berkepanjangan
C. Sosialisasi yang tidak sempurna
D. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
E. Perubahan social yang cepat
5. Secara fenomologis, gejala kenakalan terjadi di masa pubertas. Adapun
penyebab kenakalan tersebut antara lain, kecuali ….
A. Masyarakat yang penuh dengan korupsi
B. Keadaan lingkungan yang membosankan
C. Lingkungan keluarga yang harmonis
D. Situasi masyarakat yang tidak menentu
E. Kesenjangan yang mencolok antara kaya dan miskin

44
6. Akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna adalah ….
A. Ketidaksanggupan individu dalam berinteraksi
B. Terjadinya penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya
C. Terbentuknya keyakinan diri dalam individu
D. Ketidaksanggupan individu dalam menyerap norma
E. Timbulnya pertentangan antar individu dalam masyarakat
7. Seorang anak berperilaku menyimpang yang disebabkan karena kurang
mendapat kasih sayang dari orang tua merupakan tinjauan dari sudut … .
A. Biologis
B. Sosiologis
C. Historis
D. Psikologis
E. Ekonomik
8. Penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang secara
umum tidak bisa ditoleransi oleh masyarakat disebut sebagai penyimpangan
A. Penyimpangan primer
B. Perilaku menyimpang
C. Penyimpangan eksternal
D. Penyimpangan sekunder
E. Penyimpangan internal
9. Seseorang menjadi menyimpang karena proses pemberian julukan, cap dan
stigma yang diberikan masyarakat kepadanya adalah merupakan pendapat dari
teori … .
A. Teori pergaulan beda
B. Teori penyimpangan jenjang makro
C. Teori konformitas
D. Teori labeling
E. Teori penyimpangan sosial

10. Meskipun orangtua dan sekolah melarang, di pihak lain, masyarakat masih
membiarkan para remaja memiliki kebiasaan merokok. Ketidakkompakan
tersebut menjadi sebab terjadinya penyimpangan sosial karena terjadi proses
sosialisasi….
A. Primer
B. Tidak berguna
C. Perbedaan lingkungan

45
D. Sekunder
E. Tidak sempurna

46
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
4. Mendeskripsikan betuk struktur sosial, konflik sosial, dan mobilitas
sosial.
INDIKATOR
4.1 Mendeskripsikan struktur sosial
4.2 Mengidentifikasikan bentuk-bentuk struktur sosial
4.3 Mengidentifikasi berbagai jenis konflik sosial
4.4 Mendeskripsikan cara mengatasi konflik sosial
4.5 Mendeskripsikan struktur sosial masyarakat majemuk
4.6 Mendeskripsikan pengaruh struktur sosial terhadap integritas sosial
4.7 Mendeskripsikan proses terjadinya mobilitas sosial
4.8 Mengidentifikasi bentuk mobilitas sosial

A. STRUKTUR SOSIAL

Keadaan manusia dan kelompok manusia dalam masyarakat itu


berbeda-beda. Kutipan berikut menunjukkan hal itu.

“Suatu ketika konfusius berkata, “Aku ingin engkau pergi bersamaku,


dan menyamaratakan sepenuhnya kekaisaran ini”. Sang Pelayan
menjawab: “Kekaisaran tidak dapat disamaratakan; disini ada
pegunungan-pegunungan yang tinggi, disana ada danau-danau dan
sungai-sungai. Jika pegunungan-pegunungan tinggi itu harus diratakan,
maka burung-burung dan binatang-binatang buas tidak memiliki tempat
tinggal; Jika danau dan sungai itu harus ditimbun sampai penuh, maka
ikan dan kura-kura tidak mempunyai lagi tempat berenang; Jika kita
menghilangkan raja dan bangsawan, maka akan banyak terjadi
perselisihan tentang benar dan salah di antara rakyat; Sedang jika kita
menghapuskan budak dan pelayan, maka siapa yang akan melayani para
pangeran ? (Sumber : Richter, 1987: 221).

47
Kutipan di atas menunjukkan bahwa perbedaan sosial merupakan gejala
yang sudah ada sejak jaman dulu. Dalam masyarakat selalu ada kelompok-
kelompok yang tertata baik secara horizontal maupun vertikal. Hal tersebut
membentuk sebuah susunan atau struktur sosial.

1. Pengertian Struktur Sosial


a) Tallcot Parsons
Kesalingketerkaitan antar institusi, bukan individu.

b) Coleman
Pola hubungan antarmanusia dan antar kelompok manusia.

c) William Kornblum
Pola perilaku berulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan
antarkelompok dalam masyarakat.

d) Calhoun
Pola hubungan-hubungan, kedudukan-kedudukan dan jumlah orang yang
memberikan kerangka bagi organisasi manusia baik dalam kelompok kecil
maupun keseluruhan masyarakat.

e) Borgatta
Lingkungan sosial bersama yang tak dapat diubah oleh orang perorang,
yang menyediakan konteks atau lingkungan bagi tindakan manusia.

Oleh karena itu, harus dibedakan antara struktur sosial dengan individu
yang mengisi struktur tersebut. Contoh, di desa anda ada Kepala Desa, Sek-
Des, RW, RT dan Warga. Struktur itu relatif tetap walaupun individu yang
menjabatnya mungkin berganti-ganti.

Jadi, struktur sosial adalah jalinan antar unsur sosial yang pokok, yaitu
kaidah atau norma, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan
lapisan-lapisan sosial.

Secara umum, struktur sosial memiliki empat elemen dasar yaitu:

a) Kedudukan (Status Sosial)


Posisi sosial seseorang dalam kelompok masyarakat. Terdapat tiga jenis
status sosial seperti tabel berikut:

48
N Penggolongan
Definisi Contoh
o Status Sosial

1 Ascribed Status Status sosial yang diperoleh secara Keturunan


otomatis melalui kelahiran. bangsawan
2 Achieved Status Status sosial yang diperoleh melalui Dokter, guru
usahanya sendiri sehingga bersifat
3 Assigned Status terbuka bagi siapa saja. Gelar pahlawan
Status sosial yang diberikan pada yang diberikan
seseorang karena telah berjasa untuk kepada pejuang
masyarakat

Seringkali seseorang memiliki beberapa kedudukan karena


keikutsertaannya dalam berbagai pola kehidupan.
Coba anda cari apa yang dimaksud dengan status konflik dan status
symbol beserta contoh masing-masing.

b) Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu kedudukan. Istilah
tersebut menunjuk pada hak dan kewajiban yang dilaksanakan seseorang
karena status sosial yang dimiliki. Peranan dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:

1) Peranan pilihan (Achieved Status)


2) Peranan bawaan ( Ascribed Status)
3) Peranan yang diharapkan (Expected Roles)
Peranan yang dilaksanakan sesuai ketentuan yang telah disepakati dan
ditetapkan bersama.

4) Peranan yang disesuaikan (Actual Status)


Peranan yang dilaksanakan sesuai situasi.

c) Kelompok, adalah sejumlah orang yang memiliki norma, nilai dan harapan
yang sama dan secara sadar serta teratur saling berinteraksi.
d) Institusi. Merupakan pola yang terorganisasi dari kepercayaan dan perilaku
yang dipusatkan pada kebutuhan dasar masyarakat.

2. Ciri-ciri Struktur Sosial:


a) Bersifat Abstrak
b) Meliputi dimensi vertikal dan horizontal
c) Merupakan landasan proses sosial dalam masyarakat

49
d) Merupakan bagian dari sistem pengarahan tata kelakuan dan pola
hubungan masyarakat.
e) Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah

3. Klasifikasi Struktur Sosial menurut para ahli:


a. Peter Blau
1) Intersected (Interseksi)
Disebut sebagai interseksi apabila keanggotaan dalam kelompok
sosial yang ada bersifat menyilang, yang berarti bahwa keanggotaan
dalam kelompok sosial tersebut memiliki latar belakang suku, ras dan
agama yang berbeda.

2) Consolidated (Konsolidasi)
Disebut sebagai konsolidasi apabila terjadi tumpang tindih parameter
(tolak ukur) yang berakibat pada terjadinya penguatan identitas
keanggotaan dalam sebuah kelompok sosial.

Kelompok sosial berkembang menjadi wadah bagi individu yang


memiliki latar belakang ras, suku, kebiasaan dan kepercayaan yang
sama.

b. Nasikun
1) Secara Horizontal (Diferensiasi)
Ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku,
ras, agama dan adat.

2) Secara Vertikal (Stratifikasi Sosial)


Ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan kelas.

B. STRATIFIKASI SOSIAL

1. Pengertian
Kata Stratifikasi berasal dari kata stratum (Jamaknya : Strata) yang
berarti lapisan. Menurut Pitirim Sorokin Stratifikasi Sosial adalah pembedaan
penduduk ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki /
vertikal).

50
2. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial
a. Terjadi dengan sendirinya
Terbentuk karena alasan perbedaan kepandaian, tingkat umur, jenis
kelamin, sifat keaslian keanggotaan kerabat seseorang dalam masyarakat.

b. Sengaja disusun untuk tujuan bersama


Hal ini berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang dalam
sebuah organisasi formal seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik,
angkatan bersenjata dan perkumpulan.

3. Dasar-dasar Stratifikasi Sosial


a. Kekayaan
b. Kekuasaan
c. Kehormatan
d. Ilmu pengetahuan / pendidikan
4. Sifat-sifat Stratifikasi Sosial

a. Stratifikasi Sosial terbuka (open social Stratification)

 Ciri-cirinya adalah :
1) Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha
dengan kecakapannya sendiri menuju kelapisan yang lebih tinggi.
2) Memberi perangsang yang lebih besar kepada setiap anggota
masyarakat dari sistem yang tertutup.
3) Bagi mereka yang kurang beruntung ada kemungkinan jatuh dari
lapisan yang lebih tinggi ke lapisan yang lebih rendah.

 Secara visual sifat Stratifikasi Sosial terbuka dapat dilihat pada bagan
sebagai berikut :

1. Stratifikasi Sosial terbuka

51
b. Stratifikasi Sosial tertutup (closed Social Stratification)
 Ciri-cirinya adalah

1) Membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke


lapisan yang lain, baik ke atas maupun ke bawah.
2) Satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota lapisan ini hanya
melalui kelahiran.
3) Sistem tertutup dapat dijumpai pada masyarakat yang lapisannya
tergantung pada perbedaan-perbedaan sosial, masyarakat feodal dan
masyarakat yang menerapkan sistem kasta.

Ciri-ciri masyarakat dengan sistem kasta adalah :

- Keanggotaan kasta berlangsung seumur hidup.


- Pernikahan bersifat endogami (harus dengan orang-orang yang
sekasta).
- Hubungan sosial dengan kelompok lain bersifat terbatas.
- Adanya kesadaran dari para individu terhadap keanggotaan suatu
kasta tertentu.
- Kasta terikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional
telah ditetapkan.
- Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.

 Secara visual sistem Stratifikasi Sosial tertutup dapat dilihat pada bagan
berikut:

2. Stratifikasi Sosial tertutup

52
Contoh : Sistem kasta pada masyarakat Bali
- Kasta Brahmana : Ida Bagus
- Kasta Satria : Tjokorda, Dewa, Ngakan
- Kasta Waisya : I Gusti, Gusti
- Kasta Sudra : Pande, Pasek.

c. Stratifikasi Sosial Campuran (mixed Social Stratification)


Memiliki ciri-ciri gabungan antara Stratifikasi Sosial terbuka dan tertutup.

Non pribumi Pribumi

5. Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial


Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial dapat dibedakan menjadi lima, yaitu
Stratifikasi Sosial berdasarkan kriteria ekonomi, mata pencaharian, politik,
pendidikan dan sosial.

a. Stratifikasi Sosial berdasarkan kriteria ekonomi


Kelas-kelas sosial selalu digambarkan sebagai kerucut karena semakin
tinggi kelas sosial, akan semakin sedikit jumlah warga masyarakat yang
termasuk di dalamnya.

Secara umum, Stratifikasi Sosial berdasarkan kriteria ekonomi dibagi


ke dalam tiga kelas sosial sebagai berikut :

1) Kelas atas (Upper class)


2) Kelas menengah (Midle class)
3) Kelas bawah (Lower class)
Tiga kelas sosial diatas, dapat dibagi lagi menjadi sub-sub kelas, sehingga
secara visual dapat dilihat pada bagan berikut:

Am

Mm
Mb
53
Ba
Bm
I Am
Ab
Ma
II

III
Bb

b. Stratifikasi Sosial berdasarkan kriteria mata pencaharian

Stratifikasi Sosial berdasarkan mata pencaharian dibagi menjadi lima


lapisan, yaitu :

1) Kelas Elite
Konglomerat, pengusaha dengan modal besar, pejabat negara, dan
direktur utama bank.

2) Kelas Profesional
Ditempati oleh orang-orang yang berijazah dan bergelar sarjana, master
maupun doktor seperti dokter, jaksa, hakim, akuntan dan insinyur.

3) Kelas Semi Profesional


Ditempati oleh mereka yang menjadi pegawai kantor, tenaga teknisi,
mekanik, pengurus organisasi, sekretaris dan pedagang.

4) Kelas tenaga terampil


Ditempati oleh orang-orang yang mempunyai ketrampilan dan keahlian,
seperti fotografer, ahli kecantikan, pemangkas rambut dan montir.

5) Kelas tenaga tidak terlatih


Ditempati oleh mereka yang bermata pencaharian rendah tanpa keahlian
seperti tukang batu, kuli bangunan, tukang becak, pembantu rumah
tangga dan supir angkutan.

c. Stratifikasi Sosial berdasarkan kriteria politik

54
Mac Iver menggambarkan pola kekuasaan dalam bentuk piramida dan
terdiri atas tiga pola kekuasaan, yaitu tipe kasta, tipe oligarkis dan tipe
Demokratis.

1) Tipe Kasta, adalah sistem stratifikasi kekuasaan dengan garis-garis


pemisah yang tegas dan kaku.
Perhatikan bagan berikut :

Piramida tipe kasta


1
Raja (penguasa)
2 Bangsawan

3 Pegawai Pemerintahan
4
Pegawai Rendahan
5 Tukang dan Nelayan
6
Petani dan buruh
7 Budak-budak

2) Tipe Oligarkis

Merupakan tipe yang mempunyai garis pemisah yang tegas tetapi dasar
pembedaan kelas sosial di tentukan oleh kebudayaan masyarakat.

Perhatikan bagan berikut :

Piramida tipe Oligarkhis


1
Raja (bangsawan)
2
Bangsawan dari macam-macam tingkatan

3 Pegawai tinggi (sipil & militer


4 Orang-orang kaya, pengusaha
5 Pengacara
55
6 Tukang dan pedagang
7 Petani

8 Buruh dan budak

3) Tipe Demokratis, adalah tipe yang mempunyai garis-garis pemisah di


antara lapisan yang bergerak sehingga untuk menentukan kedudukan
seseorang yang dipentingkan adalah prestasi dan keberuntungan
seseorang.
Perhatikan bagan berikut :

Piramida tipe demokratis


1 Pemimpin politik, partai politik
2 Pejabat administratif, kelas atas dasar
keahlian

3 Ahli teknik, petani, pedagang

4 Pekerja rendahan dan


petani rendahan

d. Stratifikasi Sosial berdasarkan kriteria pendidikan dapat dibagi


menjadi empat lapisan sebagai berikut :

1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi


2) Lapisan masyarakat berpendidikan menengah
3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah
4) Lapisan masyarakat tuna aksara

e. Stratifikasi Sosial berdasarkan kriteria sosial

56
Terjadi karena terdapat perbedaan dalam penghormatan dan status sosial
seseorang, dapat dijumpai pada masyarakat feodal, rasial dan Stratifikasi
tertutup.

6. Perkembangan Stratifikasi Sosial Masyarakat Indonesia


a. Sistem Stratifikasi Sosial pada masyarakat Pertanian
1) Dasar sistem Stratifikasi Sosial masyarakat pertanian
(a) Ekonomi

(b) Politik Kepemilikan atas tanah

(c) Sosial

Pada masyarakat yang mayoritas anggotanya hidup dengan


mengandalkan tanah sebagai lahan pertanian, maka struktur kehidupan
sosial measyarakatnya didasarkan pada status kepemilikikan tanah. Tanah
menjadi sesuatu yang lebih penting dan berharga daripada yang lain,
sehingga pemilikan atas tanah menjadi suatu subdimensi pelapisan sosial
pada masyarakat pertanian.

2) Pola pemilikan tanah pada Stratifikasi Sosial masyarakat pertanian.


(a) Pola berdasarkan sifat Senioritas
Memperhitungkan kesenioritasan pemilikan tanah dalam
penggolongan anggota masyarakatnya.

Contoh : Pelapisan sosial di Jawa :

(1) Cikal Bakal, yaitu orang yang pertama kali membuka hutan
untuk dijadikan tempat tinggal dan lahan pertanian.

(2) Kuli Kenceng, yaitu para pemilik tanah dan orang-orang kaya
yang bukan keturunan cikal bakal.

(3) Kali Kendo, petani yang hanya memiliki sedikit tanah dan hanya
cukup untuk dikonsumsi sendiri.

(4) Buruh Tani, orang-orang yang tidak memiliki tanah namun


bekerja di sektor pertanian sebagai beruh.

(b) Pola berdasarkan Identifikasi

57
Adalah pola pelapisan sosial yang didasarkan atas pandangan
masyarakat bahwa orang-orang tertentu diidentifikasikan dengan
golongan yang memiliki jabatan terhormat.

Contoh : Pada masyarakat pedesaan Makassar, Sulawesi Selatan


orang yang menempati golongan atas adalah orang-orang
yang mempunyai hubungan dengan para bangsawan dari
kerajaan Gowa.

b. Sistem Stratifikasi Sosial pada masyarakat Feodal


Masyarakat Feodal adalah suatu masyarakat yang ditandai dengan
berkuasanya golongan aristokrat / kaum bangsawan.

1) Bentuk Stratifikasi Sosial pada masyarakat Feodal


Contoh di beberapa daerah di Indonesia

(c)Masyarakat Aceh (Zaman dahulu)


 Raja beserta keluarga
 Golongan olee balang (pegawai raja)
 Golongan ulama (teungku)
 Golongan rakyat jelata

(b). Masyarakat Sumatra Selatan


a. Raden dan Raden Ayu (keturunan raja Palembang)
b. Masagung dan masayu (keturunan raja tapi bukan anak permaisuri)
c. Kemas dan Nyimas (orang pandai emas)
d. Ki agus dan Nyayu (golongan alim ulama)
e. Rakyat biasa (petani, buruh, nelayan).

(c) Stratifikasi Sosial masyarakat Jawa


 Golongan bangsawan
 Golongan Priyayi
 Golongan wong cilik

3) Pemilikan tanah sebagai dasar Stratifikasi Sosial pada masyarakat


Feodal

 Pelapisan sosial feodal yang didasarkan pada pemilikan tanah


mengkategorikan masyarakatnya dalam empat golongan, yaitu :
 Pemilik / t an tanah / bangsawan
 Pemilik dan penggarap
 Penyakap (penggarap dengan sistem bagi hasil / sewa )

58
 Buruh tani.
 Menurut anda sistem pelapisan sosial masyarakat feodal bersifat
terbuka, tertutup atau campuran ?
 Berikut sebab-sebab berkurangnya sistem pelapisan dalam
masyarakat feodal :
 Adanya pencopotan hak milik atas tanah yang dikuasai kaum
bangsawan.
 Tingkat pendidikan semakin maju.
 Terjadinya perkawinan antara keturunan bangsawan dengan
orang biasa.
 Proses demokrasi yang semakin luas.
 Pelapisan sosial masyarakat Indonesia bersifat terbuka.

c. Sistem Stratifikasi Sosial pada Pemerintah Kolonial


1) Pada masa Penjajahan Belanda
(a) Golongan Eropa dan yang dipersamakan
f. Bangsa Belanda dan keturunannya
g. Bangsa Eropa lain; Portugis, Perancis, Inggris
h. Bangsa lain yang sudah masuk golongan Eropa
(b) Golongan Timur Asing
i. Cina
j. Arab, India, Pakistan dan Negara Asia lain.
(c) Golongan Bumiputera
Penempatan golongan bumiputera pada lapisan terendah, bertujuan:

k. Penduduk Indonesia tidak mencapai tujuan


l. Penduduk Indonesia yang majemuk tidak bisa bersatu.

2) Pada masa Penjajahan Jepang


Terdapat perbedaan dengan masa penjajahan Belanda. Pada masa
penjajahan Jepang, golongan bumiputera ditempatkan dalam golongan
yang lebih tinggi daripada golongan Eropa maupun Timur Asing.

59
Tujuannya adalah untuk mengambil hati rakyat Indonesia guna
membantu kepentingan Jepang dalam perang Asia Timur Raya.

Dampak Kolonialisme terhadap Sistem Pelapisan sosial masyarakat


Indonesia

(a) Terbentuknya sistem pelapisan sosial yang didasarkan pada kriteria


ras.
(b) Terbentuknya sistem pelapisan sosial dengan kriteria kepangkatan.

3) Sistem Stratifikasi Masyarakat Industri


(a) Kelas atas (Upper class)
Ditempati oleh pengusaha besar maupun pemilik modal.

(b) Kelas menengah (Middle class)


Terdiri dari para tenaga ahli, manager tingkat menengah, karyawan,
staff dan pengusaha menengah.

(c) Kelas bawah (Lower class)


Ditempati oleh orang-orang yang bekerja pada sektor informal,
buruh kasar, pekerja setengah terampil.

7. Konsekuensi Stratifikasi Sosial


Stratifikasi Sosial memberi pengaruh pada pola perilaku
individu/kelompok yang ada dalam kelas-kelas sosial tersebut. Perbedaan
perilaku tersebut antara lain:

a. Gaya Hidup
b. Perbedaan dalam berbusana dan perlengkapan rumah tangga.
c. Perbedaan dalam pemakaian bahasa dan gaya bicara.
d. Perbedaan dalam pola komunikasi non verbal.
e. Penyebutan gelar, pangkat atau jabatan.
f. Perbedaan seragam yang dipakai.
g. Perbedaan tipe dan letak tempat tinggal.
h. Perbedaan kegiatan rekreasi, olah raga dan kegemaran.
i. Perbedaan selera makan.
j. Harapan Hidup dan Kesehatan

(1) Harapan hidup


Adalah lamanya hidup seseorang dengan status sosial tertentu di suatu
tempat.

60
Antonovsky, mengemukakan bahwa kedudukan sosial dan ekonomi
seseorang memberi pengaruh besar terhadap harapan hidupnya.

(2) Kesehatan
Masyarakat dengan status sosial bawah akan cenderung memiliki
kualitas kesehatan fisik dan mental yang lebih rendah dari pada
masyarakat dengan status sosial tinggi atau menengah.

(3) Pendidikan
Pada masa sekarang pendidikan sangat menentukan nasib seseorang
dalam mencapai kesuksesan atau kegagalan.

(4) Keadilan Sosial


Rendahnya pengetahuan yang dimiliki mengakibatkan masyarakat
golongan rendah tidak memahami dengan jelas apa yang menjadi hak
dan kewajiban, sehingga terkadang hak-hak mereka terabaikan dan
mereka tidak menyadarinya.

C. DIFERENSIASI SOSIAL

1. Pengertian Diferensiasi Sosial


Diferensiasi Sosial dapat dipahami sebagai pemilah-milahan warga
masyarakat secara horizontal / mendatar sehingga melahirkan kelompok-
kelompok yang bersusun kesamping tanpa menunjukkan adanya perbedaan
tingkatan antara kelompok yang satu dengan yang lain.

2. Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial


Diferensiasi sosial dapat dipilah berdasarkan sumbernya, yaitu:

a. Alamiah adalah perbedaan ras, jenis kelamin, usia dan intelegensi / potensi
diri.
b. Sosial adalah perbedaan etnis, gender, agama, klan/marga dan pekerjaan.

1) Perbedaan Ras

61
 Ras adalah kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik
bawaan yang sama dan berasal dari satu wilayah tertentu.

 Klasifikasi ras menurut Al Kroeber:


①. Kaukasoid (Putih)
a. Nordic (Eropa Utara sekitar laut Baltik)
b. Alpine (Eropa Timur dan Tengah)
c. Mediteranean (Penduduk sekitar laut tengah, Afrika Utara,
Armenia, Arab dan Iran)
d. Indic (Pakistan, India, Banglades dan Srilanka)
②. Austroloid (Hitam)
Penduduk asli Australia (Suku Aborigin)
③. Mongoloid (Kuning)
a. Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Timur)
b. Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia,
Filipina dan penduduk asli Taiwan).
c. American Mongoloid (Penduduk asli Benua Amerika Utara
dan Selatan, dari orang-orang Eskimo di Amerika Utara
sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan).
④. Negroid (Hitam)
a. African Negroid (Benua Afrika)
b. Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu dan
filipina).
c. Melanesia (Papua dan Melanesia)
⑤. Ras-ras Khusus
a. Bushman (di daerah Gurun Kalahari dan Afrika Selatan).
b. Veddoid (di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan)
c. Polynesia (di Kepulauan Mikronesia dan Polynesia)
d. Ainu (di pulau Karafuto dan Hokkaido, Jepang Utara).
Sekarang ini, seluruh ras di dunia telah mengalami perpaduan
selama ratusan tahun sehingga sesungguhnya sudah berwatak
campuran.

2) Perbedaan Jenis Kelamin


Manusia terlahir dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Moore dan Sinclair mendefinisikan jenis kelamin sebagai perbedaan
biologis antara laki-laki dan perempuan sebagai hasil perbedaan
kromosom pada janin. Perbedaan fisik itu semakin nyata ketika
manusia memasuki usia puber. Laki-laki memiliki otot 10% lebih

62
banyak dibanding perempuan, perbedaan juga tampak dari alat
reproduksi yang dimiliki.

3) Perbedaan Usia
Manusia lahir ke tengah masyarakat tidak secara bersamaan.
Perbedaan usia biasanya digambarkan melalui piramida penduduk
yang terdiri atas kategori-kategori penduduk dengan jarak usia lima
tahun. Komposisi usia penduduk dan jenis kelaminnya yang tergambar
dalam piramida penduduk dapat menunjukkan tingkat kelahiran,
tingkat kematian, usia tengah dan angka beban tanggungan.

4) Perbedaan Potensi Diri


Studi tentang otak manusia yang mutakhir menunjukkan bahwa
semua manusia pada hakikatnya mempunyai potensi diri yang sama.
Jika kemudian ternyata ada manusia yang memiliki kecerdasan (IQ)
lebih tinggi dari yang lainnya, hal itu lebih dikarenakan oleh faktor
sosialisasi, pendidikan dan latihan.

Menurut Gardner, setiap anak memiliki potensi :

 Kecerdasan bahasa (linguistic / verbal intelegence)


 Kecerdasan matematis – logis
 Kecerdasan Spasial
 Kecerdasan Kinestetik
 Kecerdasan musik
 Kecerdasan antar pribadi
 Kecerdasan Pribadi.

Semakin baik proses pendidikan dan sosialisasi yang dialami


seseorang, tingkat kecerdasannya pun akan semakin baik.

5) Perbedaan Etnis (Suku Bangsa).

Morris mendefinisikan etnis sebagai kelompok penduduk dalam


masyarakat yang kebudayaannya berbeda dari kelompok lain.

6) Perbedaan Gender

63
Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang
dibentuk secara sosial dan budaya.

Masyarakat menggunakan gender sebagai dasar pengaturan sosial,


pembagian tugas dan imbalan di kehidupan sosial ke dalam peran laki-
laki dan peran perempuan.

7) Perbedaan Agama
Dalam pustaka Indonesia dinyatakan bahwa agama adalah segala
perwujudan dan bentuk hubungan-hubungan manusia dengan yang
Suci.

8) Perbedaan Klan / Marga (kerabat)


Klan adalah satuan sosial yang para anggotanya mempunyai
kesamaan darah / keturunan.

Secara garis besar sistem kekerabatan dibagi dua, yaitu :

Bilateral (Ayah & Ibu )

SK Matrilineal (Ibu)

Unilateral (satu)

Patrilineal (Ayah)

Keterangan :

= Laki – laki

64
= Perempuan

= Hubungan pernikahan

= Hubungan saudara

= Garis keturunan

= Ego

9) Perbedaan Pekerjaan

Pembagian kerja adalah distribusi berbagai bagian dari proses


produksi kepada orang, kelompok atau mesin yang berbeda-beda,
masing-masing bertugas guna meningkatkan efisiensi.

Setiap kelompok masyarakat mempunyai penilaian tersendiri


terhadap masing-masing jenis pekerjaan.

3.Konsekuensi Diferensiasi Sosial


a. Interseksi
 Persilangan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi,
baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, ras dan lain-lain
dalam suatu masyarakat majemuk.

 Saluran Interseksi di Indonesia :


a) Hubungan Ekonomi
(1)Melalui Perdagangan
(2)Melalui Perindustrian
b) Sosial
- Melalui Pernikahan
c) Hubungan Politik
Interseksi tersebut memunculkan gejala dimana seseorang menjadi
anggota dari berbagai kesatuan sosial (Cross-cutting affiliations)
yang berdampak pada tumbuhnya loyalitas ganda (Cross-cutting
loyalites).

b. Konsolidasi

65
1. Proses penguatan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yang
berbeda dalam suatu kelompok sosial, melalui tumpang tindih
keanggotaan.
2. Contoh ras malayan mongoloid bertumpang tindih dengan etnis Jawa
dan Sunda.

c. Mutual Akulturasi
Proses yang terjadi biasanya, masyarakat setempat menyukai unsur
budaya lain kemudian mempelajari dan menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Contoh : Gedung Batu Semarang yang juga dimanfaatkan untuk


meningkatkan perekonomian.

d. Primordialisme
Ikatan utama seseorang dalam kehidupan sosial dengan hal-hal yang
dibawa sejak lahir seperti suku bangsa, ras dan daerah kelahiran.

e. Politik Aliran (Sektarian)


Politik yang berlandaskan pada ideologi informal masyarakat. Di
Indonesia ditandai dengan banyaknya partai.

D. KONFLIK SOSIAL

1. Definisi Konflik Sosial


a. Menurut asal katanya, istilah konflik berasal dari bahasa latin confligo, yang
berarti bertabrakan, terbentur, bentrokan, bertanding, berjuang, berselisih
atau berperang.
b. Konflik sosial biasanya dipahami sebagai suatu proses sosial dissosiatif atau
saling bertentangan antar pihak. Dalam proses tersebut, masing-masing
pihak berusaha saling menguasai atau berebut pengaruh. Cara yang
ditempuh bisa menggunakan kekerasan atau non kekerasan.
c. Berikut beberapa definisi konflik menurut berapa ahli :

1) Soerjono Soekanto
Pertentangan individu atau kelompok yang berusaha memenuhi
tujuannya dengan jalan menantang pihak lain disertai ancaman atau
kekerasan.

66
2) Lewis Coser
Perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan berkenaan
dengan status, kuasa dan sumber-sumber kekayaan yang persediannya
terbatas.

3) Rummel
Konfrontasi kekuasaan / kekuatan sosial

2. Faktor Penyebab terjadinya Konflik

a. Adanya perbedaan kepribadian


b. Adanya perbedaan pendirian / perasaan antara individu atau kelompok.
c. Adanya perbedaan kepentingan individu/kelompok.
d. Adanya perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat.

Namun, faktor-faktor tersebut bukanlah akar dari konflik, melainkan lebih


merupakan pemicu terjadinya konflik.

a. Menurut perspektif konsensus, akar persoalan terjadinya konflik sosial


adalah adanya disfungsi sosial. Artinya norma-norma sosial tidak di taati
dan pranata sosialisasi serta pengendalian sosial tidak berfungsi dengan
baik.
b. Menurut teori konflik, penyebab utama terjadinya konflik adalah adanya
perbedaan atau ketimpangan hubungan-hubungan kekuasaan dalam
masyarakat yang memunculkan diferensiasi kepentingan.
c. Namun, faktor-faktor penyebab konflik sosial tidak pernah bersifat
sederhana dan tunggal, melainkan bersifat kompleks dan berkaitkelindan
secara rumit. Faktor tersebut dapat sekaligus menyangkut dimensi ideologi
politik, ekonomi, sosial-budaya maupun agama.

3. Bentuk-bentuk Konflik
Konflik mempunyai beberapa bentuk khusus, yaitu :

a. Konflik Pribadi, timbul karena perasaan benci.


b. Konflik Sosial, timbul karena perbedaan ciri fisik dan masing-masing pihak
pun menyadarinya.
c. Konflik antar kelas sosial, disebabkan oleh perbedaan kepentingan.
d. Konflik Politik, terjadi diantara golongan dalam masyarakat.

67
e. Konflik Internasional, dapat terjadi diantara dua negara yang mempunyai
kepentingan berbeda dan berpengaruh terhadap kedaulatan negara.
f. Konflik menurut hubungan dengan posisi pelaku konflik
1) Konflik Vertikal
Konflik antar tingkatan kelas sosial.

2) Konflik Horizontal
Konflik yang terjadi diantara individu atau kelompok yang sederajat.

3) Konflik Diagonal
Konflik yang terjadi karena ketidakadilan alokasi sumber daya keseluruh
organisasi yang menimbulkan pertentangan secara ekstrim dari bagian
yang membutuhkan sumber daya tersebut.

4) Konflik menurut hubungan dengan sifat dari pelaku


o Konflik Terbuka, konflik yang diketahui oleh semua pihak.
o Konflik Tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh pihak yang
terlibat saja.

4. Fungsi dan Akibat Konflik


a. Menurut Coser konflik memiliki fungsi positif, yaitu :
1) Meningkatkan solidaritas sebuah kelompok.
2) Melahirkan kohesi dengan kelompok lainnya.
3) Akan menggugah warga yang semula pasif untuk kemudian memainkan
peran tertentu secara lebih aktif.
4) Fungsi komunikasi.

b. Akibat-akibat konflik Sosial


1) Bertambah kuatnya solidaritas In-group.
2) Retaknya persatuan dalam kelompok.
3) Perubahan kepribadian para individu.
4) Jatuhnya korban manusia dan hancurnya harta benda.
5) Akomodasi.

5. Cara Menanggulangi Konflik Sosial


a. Dengan cara yang produktif dan cara yang tidak produktif.

1) Beberapa cara yang produktif antara lain :


a) Withdrawal

68
Menunggu sambil berusaha memahami situasi setelah kira-kira
mampu dan yakin dapat berhasil baru melangkah untuk mengatasinya.

b) Assertif
Berusaha mengatasi secara tegas dan dengan cara yang baik.

c) Adjusting
Berusaha menyesuaikan diri dengan pihak lain.

2) Cara yang tidak produktif :


a) Avoidance (menolak adanya konflik)
Bentuknya berupa lari secara fisik.

b) Force (kekuatan)
Biasanya menggunakan kekuatan fisik, ancaman, teror dan paksaan.

c) Mengabaikan adanya konflik.


d) Blame (menyalahkan orang lain)
e) Silencer (bersikap supaya orang lain diam).

3) Cara yang biasa digunakan menangis di depan lawan atau menggunakan


kata-kata sarkasme yang menyinggung masalah pribadi.

4) Cara yang dikemukakan oleh Thomas yang menjelaskan pendekatan baru


konflik. Metode ini mengkaji konflik dari dua dimensi utama, yaitu :

a) Tingkat asertif
Ketegasan setiap pihak dalam memperjuangkan pendapat pribadinya.

b) Tingkat kemauan untuk bekerja sama


Dari dua dimensi ini, dapat dijabarkan lima metode pemecahan
konflik yaitu : Kompetisi, Kolaborasi, Hindar, Akomodasi, dan
Kompromi. Penggunaan kelima metode tersebut sangat tergantung
pada situasi yang dihadapi. Coba anda perhatikan berikut :

Tabel 2.1 Metode Pemecahan Konflik

Metode
Tingkat Ketegasan Kapan Metode Pemecahan
No Pemecahan
dan Kerja sama konflik dilakukan
Konflik

69
1. Kompetisi Tingkat ketegasan a. Kondisi sangat
sangat tinggi, mendesak,darurat dan
kerjasama sangat gawat.
rendah b. Dibutuhkan sedikit
tekanan terhadap pihak
yang berkonflik.
c. Bila konflik sangat
berpengaruh pada
kelanjutan organisasi
dan yang
mengetahuinya hanya
pihak yang berkonflik.

2. Kolaborasi Tingkat ketegasan a. bila kedua pihak


sangat tinggi, memiliki pendapat yang
kerjasama sangat sangat baik bila
rendah digabungkan.
b. Tujuan konflik yang
kita hadapi adalah untuk
belajar dari pihak lain.
c. Kolaborasi diadakan
bila kita ingin
mendapatkan nilai
positif dari pihak yang
memiliki perspektif
yang sama dengan kita.
d. Bila kita ingin
memperoleh komitmen
dari pihak lain dengan
jalan melakukan
konsensus.

3. Hindar Tingkat ketegasan a. Bila masalah dan


dan kerja sama konflik yang dihadapi
berada pada titik sangat sepele.
terendah b. Bila dilihat tidak ada
manfaat.
c. Jika ingin memberi
kesempatan pada pihak

70
lain untuk ‘tenang’ dan
‘dingin’.
d. Bila pihak lain dianggap
dapat mengatasi konflik
tersebut jauh lebih baik
dari pada kita.
e. Bila konflik berasal dari
gejala permasalahan
yang lain.

4. Akomodasi Tingkat ketegasan a. Bila kita menyadari


sangat rendah bahwa kitalah pihak
tetapi tingkat kerja yang bersalah.
sama pada titik b. Masalah yang ada
tertinggi sangat menentukan dan
vital bagi pihak lain.
c. Dilakukan untuk
meminimalisasi
kerugian kita apabila
kita telah kalah dalam
kompetisi.
d. Bila keselarasan dan
stabilisasi menjadi
ukuran yang terpenting
pada saat itu.
e. Untuk memberi
kesempatan pada pihak
lain untuk belajar dari
kesalahan.

5. Kompromi Tingkat ketegasan a. Bila tujuan penyelesaian


dan kerjasama konflik adalah
seimbang segalanya.
b. Bila pihak lain memiliki
kekuatan yang sama
besar.
c. Diadakan untuk
mencapai penyelesaian
sementara.
d. Untuk mendapatkan

71
solusi yang memuaskan.
e. Dilakukan bila ternyata
metode kolaborasi dan
kompetisi tidak berhasil.

Bagan 2.1 Metode Pemecahan Konflik

Y
3 - Kompetisi Kolaborasi

Y2 - Kompromi

Y1 - Hindar Akomodasi

  

X1 X2 X3

Keterangan :
Y1 = Tingkat ketegasan kurang
Y2 = Tingkat ketegasan seimbang dengan kerja sama
Y3 = Tingkat ketegasan ketat
X1 = Tingkat kerja sama rendah
X2 = Tingkat kerja sama seimbang dengan ketegasan
X3 = Tingkat kerja sama sangat kuat

b. Bentuk-bentuk Akomodasi yang dapat digunakan sebagai media


pengendalian konflik sosial, yaitu :
1) Konsiliasi
Melalui lembaga-lembaga tertentu yang mengkondisikan berlangsungnya
diskusi.

2) Mediasi
Kedua pihak yang berkonflik sepakat menunjuk pihak ke 3 yang akan
memberi nasihat mengenai penyelesaian konflik.

3) Arbitrasi

72
Hadirnya pihak ke-3 yang akan memberi keputusan untuk menyelesaikan
konflik.

4) Kompromi
Pihak-pihak yang berkonflik saling mengurangi tuntutannya.

5) Koersi
Dilaksanakan karena adanya paksaan.

6. Konflik dan Kekerasan

a. Pengertian Kekerasan
1) Istilah kekerasan (violence) berasal dari bahasa latin vis (kekuatan,
kehebatan, kedahsyatan, kekerasan) dan latus (membawa).
2) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah kekerasan diartikan
sebagai perbuatan orang atau sekelompok orang yang menyebabkan
cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau
barang.
3) Kekerasan adalah konflik yang tidak terkendali oleh masyarakat dan
mengabaikan norma serta nilai yang ada sehingga berwujud tindakan
yang merusak.
4) Menurut anda. Apakah ada perbedaan antara konflik dengan kekerasan ?
kalau ada, bagaimana perbedaan keduanya ?
5) Kekerasan tidak akan terjadi apabila kelompok yang berkonflik
memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Adanya kesadaran masing-masing kelompok tentang situasi konflik.
2) Kelompok yang berkonflik terorganisasi dengan jelas.
3) Kemauan dan kesadaran masing-masing kelompok yang berkonflik
untuk mematuhi aturan-aturan main.

b. Teori-teori tentang kekerasan

1) Teori Faktor Individual

Sumber dari kekerasan adalah agresivitas perilaku seseorang baik yang


dilakukan secara spontan maupun disengaja.

Penyebab dari perilaku kekerasan adalah :

73
a) Faktor Pribadi
Seperti kelainan jiwa (psikoneurosis, psikopat, depresi) dan
pengaruh obat bius.

b) Faktor yang bersifat sosial


Meliputi : konflik rumah tangga, faktor budaya, media massa,
teritorial.

(1) Teori Faktor Kelompok


Penyebab kekerasan adalah identitas kelompok seperti ras,
agama dan etnik.

(2) Teori Kerusuhan Massa (N.J. Smelser)


Tahapan-tahapan terjadinya kekerasan massa meliputi lima
tahapan dan berlangsung secara kronologis (berurutan), yaitu :

(a) Situasi sosial yang memungkinkan terjadinya kerusuhan


akibat struktur sosial tertentu.
(b) Kejengkelan atau tekanan sosial.
(c) Berkembangnya prasangka kebencian yang meluas terhadap
suatu sasaran tertentu.
(d) Mobilisasi massa untuk beraksi
(e) Kontrol sosial
Kemampuan aparat keamanan untuk mengendalikan situasi
dan menghambat kerusuhan yang terjadi.

7. Integrasi

a. Hakikat Integrasi
1) Secara etimologi, istilah integrasi (integration) berasal dari bahasa latin
Integer, Integra, Integrum yang berarti utuh, seluruhnya, lengkap, genap,
komplit, bulat, tidak kena luka, tidak dirusakkan.
2) Integrasi sosial berarti kondisi kemasyarakatan yang ditandai oleh adanya
keutuhan antar anggota masyarakat (kohesi sosial, keseimbangan sosial
atau harmoni sosial).
3) Integrasi sosial bisa merujuk pada tiga tingkat masyarakat, yaitu tingkat
mikro (keluarga), meso (kelompok sosial) maupun makro (masyarakat
bangsa).

b. Syarat keberhasilan suatu integrasi sosial

74
1) Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan satu dengan yang lain.
2) Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan mengenai norma dan nilai
yang dijadikan pedoman dalam berinteraksi.
3) Norma dan nilai berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.

c. Cara mewujudkan Integrasi menurut teori Fungsional Struktural


1) Menumbuhkan konsensus mengenai nilai-nilai fundamental diantara
anggota masyarakat.
2) Menumbuhkan keanggotaan ganda (cross-cutting affiliations) dan
kesetiaan ganda (cross cutting loyalities).

d. Faktor Pendorong Integrasi


1) Toleransi terhadap kelompok lain.
2) Kesempatan seimbang dalam bidang ekonomi
3) Menghargai orang lain beserta budayanya
4) Keterbukaan dari golongan yang berkuasa
5) Persamaan unsur budaya
6) Amalgamasi
7) Adanya musuh bersama dari luar.

e. Bentuk-bentuk Integrasi Sosial


1) Integrasi Normatif
Terjadinya karena adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Contoh : Bhineka Tunggal Ika

2) Integrasi Fungsional
Terjadinya karena adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat.

3) Integrasi Koersif
Terbentuk karena kekuasaan penguasa.

f. Proses Integrasi
1) Akomodasi à Kerja sama à Koordinasi à Asimilasi.
2) Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya integrasi, yaitu :
homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, mobilitas geografis,
efektifitas komunikasi.

75
E. MOBILITAS SOSIAL

1. Pengertian Mobilitas Sosial


Kata mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis, yang artinya mudah
dipindahkan atau banyak bergerak.

Mobilitas sosial dimaknai sebagai suatu gerak perpindahan seseorang


atau sekelompok warga dari suatu status sosial menuju status sosial yang lain.

Untuk memperluas pemahaman anda, berikut beberapa pendapat ahli


mengenai mobilitas sosial :

a. Soerjono Soekanto
Gerak dalam struktur sosial
b. Horton dan Hunt
Tindakan berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
c. Anthony Giddens

Menunjuk pada gerakan dari orang per orang dan kelompok diantara
kedudukan sosial ekonomi yang berbeda.
Mobilitas yang menggunakan media protes dan kekerasan dengan penuh
emosi disebut dengan gerakan sosial.

2. Jenis-jenis Mobilitas Sosial

a. Mobilitas Horizontal
Perpindahan dari suatu kelompok ke kelompok sosial lain yang sederajat /
dalam lapisan sosial yang sama.

b. Mobilitas Vertikal
Perpindahan individu / kelompok dari sutau kedudukan sosial menuju
kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.

Berdasarkan arahnya, mobilitas vertikal dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Mobilitas Vertikal Naik (Sosial Climbing)


Perpindahan menuju status sosial yang lebih tinggi nilainya.

2) Mobilitas Vertikal Turun (Sosial Sinking)

76
Perpindahan menuju status sosial yang lebih rendah nilainya /
derajatnya dalam masyarakat.

Bagan 3.1 Bagan Mobilitas Sosial

Peran bertambah

Vertikal Naik Horizontal


Mobilitas Sosial Peran tidak berubah

Horizontal

Vertikal Turun
Peran menyusut

c. Mobilitas Antargenerasi (beberapa generasi)


Perbedaan status sosial anak dengan orang tua ditandai dengan perubahan
taraf hidup dalam satu garis keturunan.

Mobilitas antargenerasi meliputi dua hal, yaitu : mobilitas antargenerasi


naik dan turun.

Bagan 3.2 Mobilitas Antargenerasi naik


Kakek Nenek Ayah buruh
petani petani bangunan

Ayah Ibu
perawat guru

Anak

sarjana teknik

77
Anak

Dokter spesialis anak

d. Mobilitas Intragenerasi
Terjadi dalam satu generasi atau mobilitas yang dialami seseorang selama
masa hidupnya.

1) Misal, anda dapat lihat pada keluarga Pak Ahmad.


Pak Ahmad sebagai kepala rumah tangga berprofesi sebagai petani dan
istrinya berprofesi sebagai pedagang. Ketika dewasa, tiga anak Pak
Ahmad ada yang menjadi polisi, guru dan ada yang menjadi dosen.
Coba anda buat bagannya !

2) Seseorang waktu muda menjadi pengusaha, ketika sudah tua


perusahaannya bangkrut dan sekarang memulai hidup dengan sederhana
sebagai pedagang kelontong.

e. Mobilitas Lateral (Geografis)


Perpindahan secara fisik dari satu daerah ke daerah yang lain

f. Mobilitas Struktural
Disebabkan inovasi teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi,
peperangan dan fenomena lain yang mengubah struktur dan jenis
kelompok dalam masyarakat.

3. Saluran Mobilitas Sosial

Menurut Pitirim Sorokin disebut Social Circulation, meliputi :


a. Angkatan Bersenjata
b. Lembaga Keagamaan
c. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan menjadi saluran konkret mobilitas sosial vertikal dan
dianggap sebagai social elevator (tangga sosial).

78
d. Organisasi Politik, Ekonomi dan Keahlian
e. Lembaga Pernikahan
f. Organisasi Pemerintahan

4. Faktor-faktor Mobilitas Sosial

Faktor mobilitas sosial adalah hal-hal yang menyebabkan adanya gerak


naik-turun atau menyamping dalam pelapisan sosial masyarakat. Namun
demikian, pembahasan tentang faktor-faktor mobilitas bukan pada persoalan
ada atau tidaknya mobilitas sosial, melainkan lebih pada seberapa banyak atau
sedikit mobilitas sosial terjadi. Horton dan Hunt menyebutkan bahwa tingkat
mobilitas dalam masyarakat ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor struktur
dan faktor individu.

a. Faktor Struktur
Adalah faktor yang menentukan jumlah dari kedudukan tinggi yang harus
diisi dan kemudahan untuk memperolehnya. Faktor ini terdiri atas :

1) Struktur Pekerjaan
Jenis dan ranking pekerjaan yang ada dalam setiap masyarakat berbeda
satu dengan yang lain.

2) Struktur Ekonomi
Banyak negara berkembang yang memiliki struktur ekonomi ganda,
yaitu sistem ekonomi tradisional (petani mengonsumsi sebagian besar
hasil pertaniannya) dan sistem ekonomi modern.

Kesempatan seseorang untuk mengalami mobilitas naik sangat


tergantung pada keberhasilannya bekerja pada sektor ekonomi yang
berprestasi tinggi.

3) Perbedaan Fertilitas / Kesuburan


Keluarga kelas atas cenderung mempunyai sedikit anak dibanding
keluarga yang berada pada kelas bawah.

4) Penunjang dan Penghambat Mobilitas Sosial


(a)Faktor struktural yang menunjang
(a) Pendidikan
(b) Peraturan perundangan
(c) Lembaga pelatihan tenaga kerja
(b) Faktor struktural yang menghambat

79
(c) Faktor Individu
Faktor individual akan banyak berpengaruh dalam menentukan siapa
yang akan mencapai kedudukan tinggi. Faktor individual meliputi :

5) Perbedaan bakat / kemampuan

6) Perilaku yang berorientasi pada mobilitas sosial


(a) Mengikuti pendidikan
(b) Kebiasaan kerja
(c) Menunda kesenangan
(d) Penguasaan ‘cara bermain’ (role off the game)
(e) Konsistensi antara tujuan dan usaha mencapainya
7) Faktor kemujuran

5. Problema / Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

a. Perbedaan rasial dan agama


Perbedaan rasial dan agama dalam kaitan dengan status sosial merupakan
faktor penting terciptanya sistem kelas tertutup atau kasta.

Contoh : - Sistem kasta di India dan Bali


- Perbedaan kelas secara rasial di Afrika Selatan
b. Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka
Terbukti melalui pembatasan keanggotaan dari organisasi tertentu.
c. Kelas-kelas Sosial
Terkadang kelas sosial menjadi subkultural seseorang dalam
perkembangannya sejak kecil sehingga dapat menjadi pembatas mobilitas ke
atas.
d. Kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah.
e. Perbedaan jenis kelamin dan gender dalam masyarakat.

6. Dampak Mobilitas Sosial

a. Dampak Positif
1) Memungkinkan masyarakat untuk mengisi jabatan-jabatan yang ada
dengan orang yang paling ahli di bidangnya. (the right man on the right
place).
2) Memberi kesempatan bagi setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya.

80
3) Memungkinkan berlangsungnya pengembangan kepribadian warga
masyarakat secara optimal.
4) Penyesuaian / Integrasi Sosial
Munculnya dorongan untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan
yang ada, berupa hal-hal sebagai berikut :

(a) Terjadi pergantian dominasi dalam suatu kelompok sosial.


(b) Individu / kelompok menerima kedudukannya yang baru.
(c) Munculnya perlakuan baru masyarakat terhadap kelas sosial,
kelompok sosial maupun generasi tertentu.

b. Dampak Negatif
1) Konflik
(a)Konflik antar kelas sosial
(b)Konflik antar kelompok sosial
(c)Konflik antargenerasi
2) Berkurangnya Solidaritas kelompok
3) Munculnya gangguan psikologis
(a)Post power syndrome
(b)Ketakutan dan kegelisahan pada orang yang mengalami mobilitas
menurun.
(c)Frustasi atau putus asa dan malu pada orang yang tidak mampu
mencapai naik ke lapisan atas.

Uji Kompetensi

Pilihlah jawaban yang paling tepat diantara a, b, c, d atau e yang sesuai


dengan pernyataan sebelumnya dari tiap nomor dengan memberi tanda
silang (X) pada lembar jawab yang tersedia.

1. Sebuah cara dimana suatu masyarakat diorganisasikan ke dalam


hubungan- hubungan yang dapat dilihat melalui pola perilaku berulang-
ulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat itu sendiri
disebut …
A. Struktur.
B. Struktur social.
C. Diferensiasi social.

81
D. Stratifikasi Sosial.
E. Pelapisan social.
2. Menurut A.L Kroeber, ada bermacam-macam ras yang ada di dunia yang
dapat diklasifikasikan seperti di bawah ini , …
A. Ras Mongoloid, Ras Negroid, dan Ras Weddoid.
B. Ras Caukasoid, Ras Mongoloid, dan Ras Negroid
C. Ras Caukasoid, Ras Mongoloid, dan Ras Ainu.
D. Ras . Mongoloid, Ras Negroid, dan Ras Bushman.
E. Ras Caukasoid, Ras Austroloid. dan Ras Negroid

3. Ada bermacam-macam saluran interseksi yang ada di Indonesia , yaitu


melalui …
A. Hubungan Politik.
B. Hubungan Ekonomi.
C. Hubungan Sosial.
D. Jawaban a, b, dan c benar.
E. Jawaban a, b, dan c salah.

4. Perbedaan mencolok antara diferensiasi social dengan stratifikasi social


adalah pembagian social secara …
A. Horisontal.
B. Vertikal.
C. Tingkatannya.
D. Personal.
E. Kelompok.

5. Kriteria yang digunakan untuk menentukan stratifikasi social adalah,


kecuali …
A. Ukuran Kehormatan.
B. Ukuran Kekayaan.
C. Ukuran Kekuasaan.
D. Ukuran Pendidikan.
E. Ukuran Jumlah Keluarga.

6. Dalam system stratifikasi social pada masa penjajahan Belanda, yang


menduduki lapisan paling atas adalah …
A. Golongan Prajurit.
B. Pegawai Pemerintahan.
C. Tukang dan Pelayan.
D. Petani dan Buruh Tani.

82
E. Keturunan Raja dan Ningrat.

7. Konsekuensi dari pelapisan social dalam masyarakat antara lain individu


maupun kelompok yang berada di lapisan atas akan mendapatkan …
A. Kharisma.
B. Kepercayaan.
C. Imbalan Jasa / Hadiah.
D. Prestise / Hak Istimewa.
E. Penghargaan Materi.

8. Konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan social dari


pihak yang berkonflik, disebut dengan konflik …
A. Vertikal.
B. Horisontal.
C. Sosial.
D. Politik.
E. Ekonomi.

9. Di bawah ini merupakan factor-faktor penyebab konflik kecuali …


A. Perbedaan individu.
B. Perubahan Politik.
C. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan.
D. Perbedaan Kepentingan.
E. Perubahan Sosial.

10. Yang merupakan contoh konflik politik adalah …


A. Konflik yang terjadi antara pengikut suatu parpol.
B. Konflik yang terjadi di Ambon.
C. Peristiwa Trisakti , 12 Mei 1998.
D. Konflik Palestina-Israel.
E. Konflik yang terjadi di Aceh.

11. Di bawah ini yang termasuk contoh konflik internasional adalah …


A. Konflik antara atasan dan bawahan.
B. Konflik antara Negara mengenai suatu wilayah eksplorasi minyak di
daerah perbatasan.
C. Konflik antara atasan dan bawahan.
D. Konflik antara partai politik dalam sebuah Negara.
E. Konflik antara Suami dan Istri.

83
12. Salah satu contoh konflik horizontal adalah …
A. Konflik yang terjadi di Poso.
B. Konflik antar suku di daerah Papua.
C. Konflik antara atasan dan bawahan.
D. Konflik yang terjadi antar organisasi massa.
E. Konflik yang terjadi pada saat G-30-S/PKI.

13. Salah satu fungsi positif dari suatu konflik social adalah …
A. Keretakan hubungan antara individu dan antar kelompok.
B. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
C. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama
dan menciptakan norma-norma baru.
D. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
E. Berubahnya kepribadian para individu.

14. Penyelesaian konflik antara kelompok social dalam masyarakat melalui


proses yang difasilitasi dan dipandu oleh pihak pemerintah merupakan
akomodasi dalam bentuk …
A. Konsiliasi.
B. Ajudikasi.
C. Arbitrasi.
D. Koersi.
E. Mediasi.

15. Ada perbedaan antara konflik dan kekerasan, salah satunya adalah …
A. Kalau konflik adalah tidak memiliki tujuan dan muncul karena
dorongan nafsu belaka, sedangkan kekerasan adalah bertujuan
memperoleh kemenangan .
B. Kalau konflik adalah agresi jahat yang tidak terprogram secara
filogenetik dan tidak adaptif biologis, sedangkan kekerasan adalah
hasil proses social yang bersifat negative atau disosiatif.
C. Kalau konflik adalah bertujuan memperoleh kemenangan dan
menghancurkan pesaingnya, sedangkan kekerasan adalah hasil proses
social yang bersifat negative atau disosiatif.
D. Kalau konflik adalah sebagai fakta social yang tidak dapat dihindari,
sedangkan kekerasan adalah hasil proses social yang bersifat negative
atau disosiatif.
E. Kalau konflik adalah sebagai fakta social yang tidak dapat dihindari,
sedangkan kekerasan adalah tidak memiliki tujuan dan muncul karena
dorongan nafsu belaka.

84
16. Kondisi masyarakat yang ditandai oleh adanya keutuhan antaranggota
masyarakat disebut dengan …
A. Integrasi social.
B. Stratifikasi social.
C. Diferensiasi social.
D. Integrasi social horizontal.
E. Integrasi social vertical.

17. Menurut Meyer Nimkoff dan William F. Ogburn salah satu syarat
keberhasilan suatu integrasi social adalah …
A. Nilai dan norma berlaku dalam waktu yang pendek.
B. Masyarakat kurang berhasil dalam menciptakan kesepakatan
mengenai norma dan nilai social.
C. Anggota tidak berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain.
D. Anggota tidak berhasil dalam melaksanakan norma yang ada.
E. Norma dan nilai berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.

18. Ada beberapa bentuk integrasi social seperti tersebut di bawah ini, yaitu …
A. Integrasi Structural, Integrasi Normative, dan Integrasi Fungsional.
B. Integrasi Structural, Integrasi Normative, dan Integrasi Koersif.
C. Integrasi Normative, Integrasi Koersif, dan Integrasi Aktif.
D. Integrasi Normative, Integrasi Fungsional, dan Integrasi Koersif.
E. Integrasi Normative, Integrasi Fungsional, dan Integrasi Aktif.

19. Yang termasuk contoh integrasi social adalah …


A. Kelompok kaya. Dan kelompok miskin.
B. Kelompok penguasa dan kelompok yang dikuasai.
C. Terciptanya masyarakat yang tentram dan damai.
D. Kelompok berpendidikan dan kurang berpendidikan.
E. Keragaman tempat tinggal di desa dan di kota.

20. Proses integrasi social terjadi dalam beberapa tahap yaitu …


A. Asimilasi-Koordinasi-Kerjasama-Akomodasi.
B. Koordinasi-Kerjasama-Akomodasi-Asimilasi.
C. Akomodasi-Kerjasama-Koordinasi-Asimilasi.
D. Kerjasama-Koordinasi-Asimilasi-Akomodasi.
E. Asimilasi-Akomodasi- Kerjasama-Koordinasi.

85
21. Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya integrasi adalah
sebagai berikut, kecuali …
A. Homogenitas Kelompok.
B. Besar Kecilnya Kelompok.
C. Norma-Norma yang ada dalam Masyarakat.
D. Mobilitas Geografis.
E. Efektifitas Komunikasi.
22. Suatu prsose social yang ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk
mengurangi perbedaan – perbedaan yang ada dalam masyarakat disebut
….
A. Toleransi.
B. Akulturasi.
C. Koordinasi.
D. Asimilasi.
E. Kerjasama.

23. Kata mobilitas berasal dari bahasa Latin, yaitu Mobilis yang mempunyai
arti …
A. Sulit dipindahkan.
B. Mudah dipindahkan atau banyak bergerak.
C. Statis.
D. Sedikit bergerak.
E. Konstan.

24. Perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang
satu ke lapisan yang lain disebut …
A. Mobilitas Sosial.
B. Mobilitas antarwilayah.
C. Mobilitas antargenerasi.
D. Mobilitas intragenerasi.
E. Mobilitas intergenerasi.

25. Ibu Akhmad adalah seorang guru di sebuah kota A, karena mengikuti
suaminya yang pindah tugas, ibu Akhmad sekarang mengajar di kota B,
contoh tersebut merupakan conBtoh mobilitas …
A. Vertikal.
B. Antargenerasi.
C. Intergenerasi.
D. Antarwilayah.

86
E. Horisontal.

26. Yang termasuk contoh social climbing adalah …


A. Seorang camat dipindahtugaskan ke daerah yang lain.
B. Seorang bupati diangkat menjadi gubernur.
C. Seorang bupati karena melakukan kesalahan dipecat dari jabatannya.
D. Seorang kades karena sakit parah memasuki masa pensiun dini.
E. Seorang guru memperoleh penghargaan.

27. Proses penurunan status atau kedudukan seseorang disebut dengan …


A. Mobilitas Vertikal.
B. Mobilitas Horisontal.
C. Mobilitas Antargenerasi.
D. Sosial Climbing.
E. Sosial Sinking.

28. Yang merupakan contoh mobilitas intragenerasi adalah ...


A. Ayahnya seorang pesuruh SD A, Ibunya seorang pesuruh SD B.
B. Ibunya seorang guru, Ayahnya seorang guru juga.
C. Ibunya seorang guru, Pamannya seorang guru juga.
D. Ayahnya seorang guru, Anaknya sebagai Kepala Sekolah.
E. Bapak dan ibunya sebagai pengawas sekolah.

29. Proses perpindahan status seseorang atau sekelompok orang dari satu
wilayah ke wilayah lain disebut ...
A. Mobilitas Antarwilayah.
B. Mobilitas Horisontal.
C. Mobilitas Antargenerasi.
D. Mobilitas Vertikal.
E. Mobilitas Intergenerasi.

30. Mobilitas social yang dihasilkan dari perubahan-perubahan distribusi


status-status dalam masyarakat disebut ...
A. Mobilitas Antargenerasi.
B. Mobilitas Vertikal.

87
C. Mobilitas Struktural.
D. Mobilitas Vertikal.
E. Mobilitas Intergenerasi.

31. Jasa seorang prajurit dalam memenangkan peperangan akan dihargai


tinggi oleh masyarakat, ini merupakan contoh saluran mobilitas melalui ...
A. Angkatan bersenjata.
B. Ekonomi.
C. Lembaga Keagamaan.
D. Politik.
E. Pendidikan

32. Yang disebut sebagai social elevator dalam saluran mobilitas sosial adalah
A. Ekonomi.
B. Lembaga Keagamaan.
C. Politik.
D. Pendidikan.
E. Lembaga Pernikahan.

33. Peningkatan status seseorang dapat dilakukan dengan melalui saluran


mobilitas sosial yaitu ...
A. Angkatan bersenjata.
B. Lembaga Pernikahan.
C. Lembaga Keagamaan.
D. Politik.
E. Pendidikan.

34. Salah satu faktor pendorong dalam mobilitas sosial adalah faktor struktural
yaitu ...
A. Perbedaan Kemampuan.
B. Faktor Kemujuran.
C. Struktur pekerjaan.
D. Orientasi sikap terhadap Pekerjaan.
E. Status Sosial.

35. Perilaku yang mencerminkan orientasi seseorang terhadap mobilitas sosial


A. Kebiasaan menunda pekerjaan.
B. Kebiasaan hidup berfoya-foya.
C. Kebiasaan tidak tepat waktu.
D. Konsistensi antara tujuan dengan perilaku hidup.

88
E. Kemampuan untuk selalu melakukan hal yang disenanginya.

36. Contoh perilaku yang mencerminkan orientasi seseorang terhadap


mobilitas sosial.adalah, kecuali..
A. Mengikuti Pendidikan.
B. Kebiasaan Kerja Keras.
C. Kebiasaan tidak tepat waktu.
D. Kemampuan menunda kesenangan.
E. Penguasaan ’Cara Bermain’ ( rule of the game ).

37. Yang merupakan contoh faktor penghambat mobilitas sosial adalah ...
A. Faktor Struktural.
B. Faktor Individu.
C. Status Sosial.
D. Keadaan Ekonomi.
E. Faktor pengaruh sosialisasi yang sangat kuat.

38. Ada beberapa hal yang termasuk dampak positif mobilitas sosial yaitu,
kecuali ...
A. Mendorong seseorang untuk lebih maju.
B. Meningkatkan integrasi sosial.
C. Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih
baik.
D. Berkurangnya solidaritas kelompok.
E. Memberi kesempatan kepada setiap orang untuk mencapai tujuan
hidupnya.

39. Konflik yang terjadi antara majikan dan buruh dalam suatu perusahaan,
merupakan salah satu contoh ...
A. Konflik antarkelas.
B. Konflik antarkelompok Sosial.
C. Konflik antargenerasi.
D. Konflik antar partai.
E. Konflik antar individu.

40. Contoh mobilitas sosial yang dapat menimbulkan gangguaan psikologis


adalah ...
A. Menimbulkan semangat hidup.
B. Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang.
C. Menimbulkan semangat bekerja.

89
D. Menghilangkan stress.
E. Menghilangkan rasa malu.

90
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
5. Menganalisis kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.
INDIKATOR
5.1 Mendiskripsikan terbentuknya berbagai kelompok sosial
5.2 Mendeskripsikan terjadinya kemajemukan sosial dalam
masyarakat
5.3 Menjelaskan dampak kemajemukan sosial dalam masyarakat
5.4 Menjelaskan primordialisme dalam masyarakat multikultural

A. KELOMPOK SOSIAL

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup


sendiri untuk memiliki kebutuhannya, manusia membutuhkan orang lain. Hal ini
mendorong manusia membentuk kelompok dengan manusia lain. Dalam
kehidupan sehari-hari kita bisa melihat salah satu contoh yaitu ketika kita
membutuhkan makan nasi, maka sesuap nasi yang sampai pada kita jelas melalui
proses yang panjang dengan melibatkan banyak orang.

1. Pengertian Kelompok Sosial


a. Soerjono Soekanto
Himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya
interaksi diantara mereka.
b. Hendro Puspito
Suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang
melaksanakan perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
c. Harton dan Hunt

91
Kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan
saling berinteraksi.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelompok
sosial adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan ciri dan memiliki
pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang serta memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaannya.
Syarat-syarat kelompok social menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai
berikut:
a. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia bagian dari
kelompok tersebut.
b. Adanya interaksi antar anggota.
c. Adanya faktor pengikat seperti kesamaan ideologi, kepentingan dan nasib.
d. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku.
e. Bersistem dan berproses.

2. Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

a. Faktor darah dan keturunan yang sama (commom ancestry)


Contoh : Keturunan Arab
b. Faktor kepentingan yang sama (commom interest)
Contoh : Kelompok seniman
c. Faktor daerah asal yang sama
Contoh : KMJB (Keluarga Mahasiswa Jawa Barat)
d. Faktor geografis
Contoh : Kelompok nelayan, kelompok tani

3. Klasifikasi Kelompok Sosial

a. Klasifikasi berdasarkan cara terbentuknya


1) Kelompok semu (khalayak ramai/umum)
Ciri-ciri kelompok semu :
a) Tidak direncanakan, terjadi dengan tidak disengaja, sangat
mendadak atau secara spontan.
b) Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu.
c) Tidak ada kesadaran berkelompok
d) Tidak ada interaksi
e) Kehadirannya tidak konstan

Kelompok semu dapat dibedakan menjadi :

a) Kerumunan (crowd)

92
(1) Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
(a) Formal audience (khalayak penonton/pendengar resmi)
Contoh : penonton bioskop, dan jamaah pada suatu
khotbah.
(b) Planned expressive group
Persamaan tujuan terlihat dalam kegiatan kerumunan serta
kepuasan yang dihasilkan.
Contoh : orang-orang yang berdansa, berpesta dan
berrekreasi.
(2) Kerumunan yang bersifat sementara
(a) Inconvenient aggregation
Kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin
mempergunakan fasilitas-fasilitas sama.
Contoh : orang-orang yang antri karcis
(b) Panic crowds
Contoh : orang yng secara bersama-sama berusaha
menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
(c) Spectator crowds (kerumunan penonton)
(3) Kerumunan yang berlawanan dengan norma hukum (lawless
crowds)
(a) Acting lawless crowds (kerumunan yang bertindak
emosional)
(b) Immoral crowds (kerumunan yang bersifat immoral)
Contoh : orang-orang yang mabuk

2) Publik
Publik terbentuk karena ada perhatian yang disampaikan oleh alat-alat
komunikasi

3) Massa
a) Bersifat anonim dan heterogen
b) Adanya sikap kurang kritis dan mudah percaya pada pihak lain
c) Sangat mudah tersinggung, terkadang berlebihan

4) Kelompok nyata
Bentuk-bentuk kelompok nyata adalah :
a) Kelompok statistik
Terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh ahli-ahli
statistic atau sosiolog untuk kepentingan penelitian.
b) Kelompok kemasyarakatan

93
Contoh: IDI
c) Kelompok social
Terbentuk karena adanya unsur yang sama, seperti tempat tinggal
dan kedudukan yang sama.
d) Kelompok asosiasi
Kelompok yang terorgnisir dan memiliki struktur formal atau
kepengurusan seperti ketua, staf dan pembantunya.

b. Klasifikasi berdasarkan erat longgarnya ikatan antar anggota

Ferdinan Tonnies : 1) Gemeinschaft; 2) Gesselschaft


Prof. Djojodigoeno : 2) Paguyuban; 2) Patembayan
1) Gemeinschaft (Paguyuban)
Kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang
murni, bersifat alamiah dan kekal.
(a) Gemeinschaft by blood
(b) Gemeinschaft of place
(c) Gemeinschaft of mind
2) Gesselschaft (Patembayan)
Merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan berlaku dalam waktu
yang singkat (kontraktual), berbentuk perkumpulan organisasi formal,
badan usaha.

c. Klasifikasi berdasar kualitas hubungan antar anggota


1) Kelompok primer
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling
mengenal dan bersifat informal
2) Kelompok sekunder
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya bersifat
formal, impersonal, dan didasarkan pada asas manfaat.

d. Klasifikasi berdasar pencapaian tujuan


1) Kelompok formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas
dan dengan sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk mengatur
hubungan antar anggotanya.
2) Kelompok informal
Merupakan kelompok sosial yang tidak mempunyai struktur dan
organisasi yang pasti.

e. Klasifikasi menurut Merton

94
1) Membership group
Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi
anggota kelompok tersebut.
2) Reference group
Adalah kelompok sosial yang menjadi acuan dalam berperilaku
maupun mengembangkan kepribadian para individu yang tidak
tercatat secara fisik dalam keanggotaan kelompok tersebut.

f. Klasifikasi berdasar sudut pandang individu


1) In group (kelompok sendiri)
Adalah kelompok sosial yang menjadi tempat bagi individu
anggotanya mengidentifikasi dirinya.
2) Out group (kelompok luar)
Adalah kelompok yang menjadi lawan in group

g. Kelompok dalam masyarakat heterogen


1) Kelompok okupasional
Yaitu orang-orang yang melakukan pekerjaan ejenis
2) Kelompok volunter
Meliputi orang-orang yang mempunyai kepentingan sama, namun
tidak mendapat perhatian masyarakat.

h. Klasifikasi berdasar kesatuan tempat


1) Masyarakat setempat (community)
Menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku maupun bangsa.
2) Masyarakat pedesaan (rural community)
(a) Hubungan antar warga lebih erat dan medalam
(b) Secara umum hidup dari sektor pertanian (subsistence farming)
(c) Sistem pembagian kerja berdasarkan usia, kemamuan fisik dan
jenis kelamin.
(d) Golongan tua memiliki peranan penting.
(e) Pengendalin sosial sangat kuat
(f) Hubungan antara penguasa dengan rakyat berlangsung secara tidak
resmi.
3) Masyarakat perkotaan (urban community)
(a)Kehidupan keagamaan berkurang
(b)Orang kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri.
(c)Pembagian kerja tegas.
(d)Kemungkinan mendapatkan kerja lebih baik.
(e)Jalan pikiran rasional.

95
(f) Pentingnya waktu.
(g)Perubahan sosial tampak nyata di perkotaan.
4) Kelompok solideritas.
Berdasarkan interaksi antar anggota dibedakan menjadi:
(a)Mekanis (tradisional), dapat melakukan semua jenis pekerjaan yang
dibutuhkan.
(b)Organis (modern), spesialisasi pekerjaan.

B. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

1. Pengertian Dinamika Kelompok Sosial

Proses perubahan dan perkembangan akibat adanya interaksi dan


interdependensi, baik antar anggota kelompok maupun antara anggota suatu
kelompok dengan kelompok lain.

2. Aspek Dinamika Kelompok

a) Kohesi atau persatuan


b) Motif atau dorongan
c) Struktur
d) Pimpinan
e) Perkembangan kelompok

3. Faktor-faktor Pendorong Dinamika Kelompok Sosial

a. Faktor dari luar (ekstern)


(1) Perubahan situasi sosial
(2) Perubahan situasi ekonomi
(3) Perubahan situasi politik

b. Faktor dari dalam (intern)


(1) Adanya konflik antar anggota
(2) Adanya perbedaan kepentingan
(3) Perbedaan paham
(4) Pergantian anggota kelompok.

96
4. Pola Relasi Antar Kelompok Sosial

a) Kolonialisme
Penguasaan wilayah oleh kekuasaan asing disertai dominasi sosial
ekonomi atas masyarakat asli setempat.

b) Pemindahan
Dominasi disertai pemindahan kelompok masyarakat yang terdominasi
ke tempat lain.
Misalnya : - Bangsa Eropa terhadap penduduk asli Amerika (Suku
Indian)
(1) Suku Aborigin di Australia.
(2) Suku Maoris di New Zeland.

c) Genosida
(1) Pembunuhan secara sistematis dalam rangka menghancurkan
kelompok ras, etnis, atau agama tetentu.
Misalnya: Pembantaian 6 juta orang Yahudi oleh Nazi Jerman

d) Perbudakan
Sistem perhambaan yang terlembagakan.

e) Segregasi
Pemisahan kelompok ras atau etnis secara paksa.
Misalnya : Politik apartheid di Amerika Serikat

f) Resistensi
Salah satu strategi yang dilakukan oleh kelompok minoritas sebagai
upaya untuk menghindarkan diri dari kontak yang tidak mengenakkan
dengan kelompok dominan melalui jalan mensegregasi sendiri dengan
memilih mengisolasi diri.
Misalnya : Mahatma Gandhi terhadap orang kulit putih.

g) Diskriminasi
Perlakuan tidak adil yang dilakukan secara sengaja terhadap orang atau
kelompok lain yang didasarkan ada prasangka mengenai identitas agama,
ras atau entis.
h) Amalgamasi
Upaya menyatukan kelompok yang ada untuk membentuk generasi baru
dengan cara melakukan pernukahan campuran/silang.

97
A+B+C D

i) Asimilasi
Proses suatu kelompok meninggalkan tradisi budayanya sendiri dan
menjadi bagian dari kelompok budaya lain yang berbeda.

A+B+C A

Misalnya : Soe Hok Gie Arif Budiman

j) Pluralitas
Suatu keadaan dimana kelompok yang berbeda ras, etnis dan agama
saling memelihara identitas budaya dan jaringan sosial, serta tetap
bersama-sama berpartisipasi dalam sistem ekonomi dan politik.

A+B+C A+B+C

k) Multikulturalisme
Kebijakan publik yang mendorong seluruh kelompok budaya dalam
masyarakat untuk bersedia menerima dan berinteraksi dengan kelompok
lain secara sederajat.

5. Proses Perkembangan Kelompok Sosial

a. Masyarakat Pedesaan (rural community)


1) Pengertian. Masyarakat yang penduduknya bermatapencaharian utama
sebagai petani.
Ciri-ciri masyarakat desa menurut Talcot Parson:
 Afeksivitas (kasih sayang, tolong meolong)
 Orientasi kolektif (meningkatkan kebersaman)
 Partikularisme (khusus untuk tempat/daerah tertentu saja)
 Askripsi (keadaan yang sudah merupakan kebiasaan/keharusan)
 Diffuseness (kekaburan)

98
2) Tipe-tipe desa berdasarkan perkembangan masyarakat
a) Desa tradisional (pradesa)
Tipe desa masyarakat terasing
b) Desa swadaya
(1)Mampu mengolah lahan
(2)Petani mengenal sistem irigasi
c) Desa swakarsa (peralihan)
(1)Menuju pada kemajuan
(2)Benih-benih demokrasi mulai tumbuh
(3)Kegiatan masyarakat tidak tergantung pemimpin
(4)Mobilitas sosial mulai ada.
d) Desa swasembada
(1)Desa yang masyarakatnya tergolong sudah maju
(2)Sudah mengenal mekanisme dan teknologi ilmiah
(3)Partisipasi dalam pembangunan sudah efektif

i. b. Masyarakat Perkotaan (Urban Community)


1.) Pengertian
Suatu masyarakat yang warganya relatif banyak dengan mata
pencaharian utama adalah industri atau pedagangan.

2.) Ciri-ciri masyarakat kota menurut Talcot Parson :


(a) Netralitas afektif (memperlihatkan sikap netral, acuh tak acuh)
(b) Orientasi diri (menonjolkan kepentingan pribadi)
(c) Universalisme (berpikir obyektif)
(d) Prestasi (suka mengejar prestasi)
(e) Spesifitas (menonjolkan sesuatu yang jelas dan tegas)

3.) Faktor penyebab masyarakat kota bersifat dinamis.


(a) Pendidikan;
(b) Uranisasi;
(c) Komunikasi;
(d) Industrialisasi dan mekanisasi.

4.) Dinamika masyarakat kota dalam berbagai aspek kehidupan :


(a) Aspek ekonomi;
(b) Aspek social;
(c) Aspek politik;
(d) Aspek budaya.

99
5.) Dampak positif dan negatif dinamika masyarakat kota:
(a) Dampak Positif :
 Tingkat pendidikan lebih merata;
 Komunikasi dan informasi masuk lebih cepat dan mudah;
 Profesionalisme lebih tejaga;
 Pembangunan dalam berbagai bidang lebih terjamin.
(b) Dampak Negatif :
 Muncul sikap individualistik;
 Memudarnya nilai kebersamaan;
 Munculnya sikap kurang mempercayai pihak lain;
 Memudarnya perhatian terhadap budaya lokal dan budaya
nasional, terutama dikalangan generasi muda.

C. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT


MULTIKULTURAL

1. Pengertian Masyarakat Multikultural

Sebelum muncul istilah masyarakat multikultural, sering digunakan


istilah masyarakat plural (majemuk), dan masyarakat ragam budaya. Dengan
demikian, terdapat tiga istilah kunci yaitu, pluralitas, keberagaman dan
multikultural.

a) Pluralitas lebih menekankan pada adanya hal-hal yang lebih dari satu.
b) Keberagaman menekankan bahwa hal-hal yang lebih dari satu itu satu
sama lain berbeda.
c) Multikultural lebih pada bahwa yang plural dan bearagam itu hakikatnya
adalah setara sehingga seharusnya diperlakukan sama.

 Istilah multikultural berakar pada paham multikulturalisme yang


menghendaki adanya perlakuan yang sama terhadap berbagai
komunitas beragam budaya.
 Secara sosiologis, masyarakat multikultural adalah masyarakatyang
memiliki keberagaman budaya, berkenaan dengan suku, agama, ras,
golongan dan gender.

100
1) Menurut Clifford Geertz
Masyarakat yang dibagi dalam subsistem yang berdiri sendiri sendiri-
sendiri dan terikat dalam ikatan-ikatan primordial.

2) Dr. Nasikun
Suatu masyarakat yang menganut berbagai sistem nilai dimana nilai
tersebut dianut oleh berbagai kesatuan sosial,sehingga para anggota
masyarakatnya kurang memiliki homogenitas budaya, kurang memiliki
dasar untuk memahami dan kurang loyal terhadap masyarakat sebagai
suatu kesatuan
3) Furnival
Masyrakat yang terdiri dari dua atau lebih kelompok yang secara
ekonomi dan budaya terpisah-pisah serta memiliki struktur
kelembagaan yang berbeda-beda.

2. Karakteristik Masyarakat Multikultural

a) Menurut Dr. Nasikun


1.) Adanya sub budaya yang saling terpisah
2.) Kurang berkembangnya consensus
3.) Sistem nilai masing-masing kelompok yang dianut relatif rigid dan
murni.
4.) Sering muncul konflik.

b) Menurut Van Den Berghe


1.) Segmentasi kedalam bentuk sub kebudayaan yang saling berbeda.
2.) Struktur sosial terbagi dalam lembaga yang bersifat non
komplementer.
3.) Relatif sering mengalami konflik.
4.) Integrasi tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di sektor
ekonomi.
5.) Kurang mengembangkan konsensus terhadap nilai-nilai dasar.
6.) Dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain.

c) Latar Belakang Terbentuknya Masyarakat Multikultural Bangsa Indonesia.


1.) Kondisi geografis yang membagi Indonesia menjadi 17.000 pulau.
2.) Latar belakang historis/sejarah.
3.) Keterbukaan terhadap kebudayaan luar.

101
d) Fenomena Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat
Multikultural
1) Keanekaragaman kelompok ras
Ras : pengelompokkan manusia berdasarkan ciri fisik yang sama dan
tampak nyata.
 Keragaman ras di Indonesia :
(a) Malayan Mongoloid, meliputi :
(1) Melayu tua/Proto Melayu (orang Batak, Toraja, Dayak).
(2) Melayu muda/Deutero Melayu (Jawa, Madura, Bali dan
Bugis).

(b) Veddoid, meliputi :


(1) Orang Mentawai dan Tenggono, sebelah barat Sumatera
Barat.
(2) Orang Tomuna di Pulau Mina sebelah selatan Sulawesi.
(3) Orang Sakai di Diak (Riau).
(4) Orang Kubu di Sumatera Selatan dan Jambi.
(c) Melanesoid, meliputi orang papua dan Aru
(d) Negroid, meliputi orang Semang di Semenanjung malaka dan
orang Mikopsi di Pulau Andaman.
(e) Asiatic Mongoloid, orang-orang keturunan China.
(f) Caucasoid,orangorang keturunan Arab, Pakistan, India.

2) Keanekaragaman kelompok suku/etnis


Etnis : Kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan jati diri
mereka sendiri akan kesatuan dari kebudayaan mereka.
Dalam pandangan Islam, keanekaragaman suku pada
hakikatnya merupakan anugrah yang harus kita syukuri supaya kita
satu sama lain saling mengenal. Hal ini sebagaimana tercantum dalam
QS. Al Hujurat ayat 13 yang terjemahnya sebagai berikut :

“Hai manusia,sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh yang paling mulia diantara kamu di sisi Alloh ialah
orang yang paling bertakwa. Sungguh Alloh Maha Mengetahui,
Maha Teliti.”

Jumlah kelompok etnis di Indonesia :


(a) William Skinner (1959) => 35 suku bangsa

102
(b) Hidred Geertz (1981) => 300 suku bangsa
(c) Leo Suryadinata (2003) => 1.000 suku bangsa
(d)Koentjaraningrat (2003) => 9 daerah kelompok etnis dengan
mengikuti sistem lingkaran hukum adat yang dibuat leh Van
Volenhoven.

3) Keanekaragaman kelompok agama.


Masyarakat Indonesia manganut enam agama besar (Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu) dan berbagai kepercayaan lokal.
Dalam hal ini Islam memiliki pandangan sebagaimana
tercantum dalam QS. Al Kafirun ayat 6 yang terjemahnya sebagai
berikut : “Bagimu agamu dan bagiku agamaku”

Tabel 1. Komposisi kelompok agama di Indonesia tahun 2000.

Tahun
No Penganut Agama
Jumlah %
1 Islam 177.52.772 88,22
2 Kristen (Protestan dan Katolik) 17.954.977 8,92
3 Hindu 3.651.939 1,81
4 Budha 1.694.682 0,84
5 Kong Hu Cu -
6 Agama lainnya 411.241.999 0,20
Total 201.241.999 100
Sumber:
Pengetahuan :
Diantara 175 negara anggota PBB, hanya 12 negara saja yang
dikategorikan sebagai masyarakat yang homogen, salah satunya adalah
Jepang.

2. Masalah Akibat Keanekaragaman Masyarakat Multikultural

a) Konflik (Pertentangan)
Berdasarkan jenisnya, konflik diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Konflik rasial
Didasarkan pada perbedaan rasial yang meliputi perbedaan fisik, etika
pergaulan, cara berbicara dan cara menghormati orang.
2) Konflik antar entis
3) Konflik antar agama.

103
b) Disintegrasi (Disorganisasi)
Suatu keadaan dimana tidak ada keserasian antara bagian-bagian dari suatu
kesatuan.

1) Gejala awal disintegrasi:


(a) Tidak adanya persamaan pandangan mengenai tujuan yang semula
dijadikan pegangan bersama;
(b) Norma-norma tidak berfungsi dengan baik;
(c) Terjadi pertentangan antar norma;
(d) Sanksi yang diberikan pada pelanggar norma tidak dilaksanakan
dengan konsekwen;
(e) Tindakan anggota masyarakat tidak sesuai dengan norma;
(f) Terjadi proses social disosiatif.

2) Bentuk-bentuk disintegrasi:
(a) Pergolakan daerah;
(b) Aksi protes;
(c) Kriminalitas;
 Kejahatan kerah putih (white collar crime)
 Kejahatan kerah biru (blue collar crime)
(d) Prostitusi;
(e) Kenakalan remaja.

3) Primordialisme
(a) Primordial berasal dari kata primus yang berarti pertama dan ordiri
yang berarti tenunan/ikatan.
(b) Ikatan seseorang dalam kehidupan sosialnya dengan hal-hal yang
dibawa sejak lahir, seperti suku, ras, daerah lahir, klan dan agama.

4) Etnosentrisme
Adalah sikap atau paham yang memandang suku bangsa lain dan
mengagungkan suku angsa dan kebudayaannya sendiri.

5) Sektarian (politik aliran)


Politik yang berlandaskan pada ideologi informal masyarakat.

6) Eksklusivisme

104
Kecenderungan sikap untuk menutup diri terhadap interaksi dengan
kelompok lain dan hanya mengembangkan kehidupan di dalam
kelompok sendiri.

3. Alternatif Pemecahan Masalah yang Ditimbulkan oleh Keanekaragaman


Kelompok sosial

a) Integrasi (kesempurnaan/keseluruhan)
1) Proses penyesuaian diantara unsur yang berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang
memiliki keserasian fungsi.
2) Suatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnis beradaptasi dan
bersikap konfornitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-
masing.
3) Sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan :
(a) Konsensus diantara sebagian besar anggota masyarakat mengenai
nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental.
(b) Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat secara
bersamaan menjadianggota dari berbagai kesatuan sosial (cross
cutting affiliations), sehingga konflik yang terjadi akan dapat
dinetralkanoleh adanya loyalitas ganda (cross cutting loyalities).
4) Fase Integrasi :
(a) Akomodasi:
(b) Kerjasama;
(c) Koordinasi;
(d) Asimilasi.

b) Self Segregation
Tindakan mengasingkan diri dari kebudayan mayoritas sehingga diharapkan
dapat meminimalisir konflik.

c) Pluralisme

4. Bersikap Positif Terhadap Keberagaman Kelompok Sosial

105
a) Sikap kritis Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sikap kritis adalah sikap yang
tidak mudah percaya, selalu berusaha menemukan kesalahan, serta tajam
dalam melakukan analisis.

b) Sikap kritis yang harus dikembangkan dalam masyarakat multikultural :


1) Membangun komunikasi antar kelompok dalam masyarakat.
2) Mengembangkan kesadaran sosial akan peran dan kewajiban untuk
menjaga keserasian.
3) Menegakkan supremasi hukum.
4) Menghilangkan primordialisme.
5) Mengembangkan sikap saling menghargai.
6) Menyelesaikan konflik dengan cara yang akomodatif.
7) Mengembangkan rasa nasionalisme.

c) Toleransi
Ada dua pemahaman mengenai toleransi,yaitu :
1) Penafsiran negatif
Memahami toleransi sebagai sikap sikap yang tidak
mengganggu/menyakiti orang/kelompok lain.
2) Penafsiran positif.
Memahami toleransi tidak hanya sekedar sikap tidak mengganggu pihak
lain, melainkan juga sikap yang bersedia membantu dan mendukung
keberadaan orang/pihak lain.

d) Empati Sosial
1) Menurut Kamus Besarbahasa Indonesia (KBBI), empati adalah keadan
mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya
dalam keadaan perasaan/pikiran sama dengan orang/kelompok lain.
2) Orang dikatakan memiliki empati sosial manakala bersedia secara
imajinatif berusaha berpikir dan merasakan dengan sudut pandang
kelompok atau budaya lain.
3) Bennet menyarankan enam langkah untuk mengembangkan keterampilan
empati :
(a) Mengasumsikan perbedaan;
(b) Mengenali diri;
(c) Menunda diri;
(d) Imajinasi terbimbing;
(e) Membiarkan pengalaman empati;
(f) Meneguhkan kembali diri kita.

106
Uji Kompetensi

1. Dua orang atau lebih yang memiliki kesamaan identitas dan berinteraksi satu
sama lain secara terstruktur untuk mencapai tujuan bersama disebut ….
A. kelas sosial
B. komunitas
C. kelompok sosial
D. masyarakat
E unsur sosial

2. Kelompok sebagai kumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan


pola yang telah mapan. Definisi kelompok tersebut dikemukakan oleh ... .
A. Paul B. Horton
B. Robert K. Merton
C. Roland L. Warrer
D. Mac Iver
C. Mayor Polak

3. Perhatikan ciri-ciri kelompok berikut!


1. Setiap anggota sadar bahwa ia menjadi bagian dari kelompok
2. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku yang mengikat para
anggota-anggotanya
3. Adanya hubungan atau interaksi diantara para anggota-anggotanya
4. Tidak memiliki faktor pengikat sebagai dasar terbentuknya kelompok
5. Pada hakekatnya kelompok merupakan sistem norma untuk menata
aktivitas sehingga terbentuk keteraturan sosial
Kelompok sosial memiliki ciri-ciri pada nomor ... .

A.1, 2, dan 3
B.2, 4 dan 5
C.1, 2, dan 4
D.3, 4 dan 5
E. 2, 3, dan 4

4. Orang-orang yang tinggal disebuah desa merasa bahwa mereka adalah satu
warga, perasaan sebagai satu kelompok terbentuk karena persamaan ….
A.ideologi/keyakinan

107
B.teritorial
C.kepentingan
D.geneologis
E. agama

5. Hendra melihat Fajar dipukuli oleh siswa sekolah lain tanpa sebab. Sebagai
ungkapan solidaritas terhadap kawannya, Hendra mengajak teman-teman
sekelompoknya untuk kembali memukuli siswa sekolah lain tersebut. Rasa
solidaritas dan pengorbanan yang dilakukan oleh hendra dan teman-teman
muncul dengan perasaan yang kuat serta dapat memicu rasa permusuhan,
kebencian dan dendam. Menurut Summer, tipe kelompok yang memiliki
karakteristik ini adalah ... .
A.kelompok sekunder
B.Kelompok primer
C.kelompok dalam (in-group)
D.patembayan
E. kelompok luar (out group)

6. Lina sering belajar dan bermain bersama dengan Nurul dan Zulaikhah karena
mereka teman sekelas. Berdasarkan hubungan sosial dan tujuan, kelompok
ini diklasifikasikan ke dalam ... .
A.Kelompok sekunder
B.Kelompok luar
C.Kelompok dalam
D.Kelompok kepentingan
E. Kelompok primer

7. Kelompok yang terbentuk karena persamaan jenis kelamin merupakan


kriteria hubungan antarkelompok berdasarkan ... .
A.Fisiologis
B.perilaku
C.Ekonomi
D.norma
E. Kebudayaan

8. Perhatikan ciri-ciri dibawah ini!


1). Hubungan persahabatan
2). Persamaan keahlian
3). Pandangan yang sama
Ciri-ciri tersebut biasanya ditemukan pada ... .

108
A. gemeinschaft of blood
B. gemeinschaft of mind
C. gemeinschaft of life
D. gesellschaft
E. gemeinschaft of place

9. Dalam suatu daerah, terdapat dua kelompok dengan kebudayaan yang


berbeda. Meskipun berbeda, mereka tetap saling berinteraksi dan bersikap
terbuka terhadap perbedaan tersebut. Interaksi yang intensif menyebabkan
unsur-unsur kebudayaan yang mereka miliki menjadi tercampur. Dalam
konsep kebudayaan, proses tersebut disebut ... .
A.akulturasi
B.discovery
C.difusi
D.asimilasi
E. inovasi

10. Kehidupan bersama di daerah pedesaan yang diperkuat dengan kedekatan


tempat tinggal serta tempat kerja akan menghasilkan pengelompokan sosial
yang disebut ... .
A. gemeinschaft of blood
B. gemeinschaft of mind
C. gemeinschaft of life
D. gesellschaft
E. gemeinschaft of place

11. Perbedaan kelompok acuan (reference group) dengan kelompok keanggotaan


(membership group) terletak pada ….
A.nilai dan norma
B.jumlah anggotanya
C.identitasnya
D.tujuannya
E. perilaku anggotanya

12. Dalam suatu kelompok, semua anggota diperlakukan sama tanpa adanya
pembedaan kecuali atas dasar prestasi ataupun ketaatan terhadap norma
kelompok. Hal ini merupakan kelompok yang menerapkan prinsip ….
A.Particularism
B.performance
C.Universalism

109
D.self-orientation
E. Quality

13. Proses perubahan dan perkembangan kelompok-kelompok sosial sebagai


hasil interaksi sosial yang dinamis antarindividu dalam suatu kelompok
ataupun antarindividu dengan kelompok lain merupakan definisi dari ….
A.interaksi sosial
B.perubahan sosial
C.dinamika sosial
D.Dinamika kelompok sosial
E. kelompok sosial

14. Perhatikan beberapa ciri hubungan sosial di masyarakat!


1). Rasa setia kawan/solidaritas sangat kurang
2). Lebih banyak melakukan interaksi secara tatap muka
3). Mementingkan manfaat dan keuntungan ekonomis
4). Saling mengenal secara pribadi (hubungan personal)
Ciri-ciri yang terdapat pada kehidupan masyarakat paguyuban adalah ... .
A.1 dan 2
B.2 dan 4
C.1 dan 3
D.3 dan 4
E. 2 dan 3

15. Perusahaan atau unut-unit usaha dagang secara sosiologis merupakan


kelompok yang dibentuk berdasarkan faktor ... .
A.Teritorial
B.etnisitas
C.Genealogis
D.ideologis
E. interest

16. Perhatikan kelompok-kelompok berikut!


1). Organisasi siswa (OSIS)
2). Publik
3). Kumpulan orang-orang panik
4). Kelompok ekspresif
5). Komunitas
Diantara kelompok-kelompok diatas, yang merupakan kelompok semu
adalah

110
A. 1, 2 dan 3
B. 2, 4 dan 5
C. 1, 2 dan 4
D. 3, 4 dan 5
E. 2, 3 dan 4

17. Masyarakat multikultural atau majemuk merupakan masyarakat yang ... .


A.terdiri atas dua atau lebih kelompok subkultur yang saling berbeda
B.memiliki jumlah dan kepadatar penduduk yang tinggi
C.terdiri atas dua atau lebih kelompok etnis yang terpisah satu dari lainnya
D.dibentuk oleh dua atau lebih suku bangsa tanpa ditandai adanya
keragaman kultural
E. terdiri atas kelompok-kelompok dengan mata pencaharian yang saling
berbeda

18. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi minoritas dominan artinya ... .


A. ada satu kelompok yang jumlah anggotanya sedikit tetapi berkuasa
B. terdapat satu kelompok yang jumlah anggotanya sedikit tetapi berkuasa
C. terdapat satu kelompok yang jumlah anggotanya besar dan berkuasa
D. kelompok-kelompok yang ada memiliki kekuatan yang sama
E. terdiri atas kelompok-kelompok yang saling berbeda tetapi satu budaya

19. Letak geografis Indonesia yang strategis karena terletak diantara dua benua
dan dua Samudra mengakibatkan kemajemukan dalam hal ... .
A. suku bangsa
B. Etnisitas
C. ras
D. agama
E. bahasa

20. Salah satu contoh kelompok volenter yang terdapat dalam masyarakat
multikultural Indonesia adalah ... .
A.Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
B.Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP)
C.Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)
D.Paguyuban Masyarakat Jawa
E. Kelompok Arisan Pemuda Karang Taruna

21. Kelompok okupasional merupakan kelompok sosial yang memiliki ciri-ciri


….

111
A. Pembagian kerja belum jelas
B. Heterogenitas dalam pekerjaan
C. Jenis pekerjaan yang sama
D. Interaksi sosial dilakukan secara formal
E. Ikatan batin yang erat diantara anggota

22. Kehidupan masyarakat Indonesia yang bersifat multikultural ditandai dengan


adanya keragaman suku bangsa, agama dan aliran/golongan. Hal ini
merupakan fakta bahwa masyarakat Indonesia memiliki keberagaman dalam
aspek ….
A. sosial budaya
B. kepercayaan
C. kekerabatan
D. sosial ekonomi
E. aliran politik

23. Peluang integrasi sosial pada masyarakat mejemuk dengan konfigurasi


kompetisi seimbang dapat diperoleh apabila ... .
A. terjadi komunikasi diantara kelompok-kelompok yang ada
B. diantara kelompok-kelompok yang ada sepakat tentang nilai dasar
C. ada satu kelompok yang memiliki kemampuan bersaing lebih dari
lainnya
D. terjadi koalisi lintas etnis sehingga terbentuk kelompok yang lebih besar
E. diantara kelompok-kelompok yang ada sepakat tentang satu bahasa

24. Apabila unsur-unsur sosial yang saling berbeda dalam masyarakat tidak
dapat saling menyesuaikan diri satu dengan lainnya sehingga para anggota
masyarakat merasa kesulitan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya,
yang terjadi adalah ... .
A. integrasi sosial
B. Proses asosiatif
C. dinamika sosial
D. dislokasi sosial
E. disintegrasi sosial

25. Kemajemukan masyarakat berpotensi memicu terjadinya konflik horizontal


yang dilatarbelakangi oleh perbedaan suku bangsa dan agama. Hal ini
menunjukkan bahwa secara politis salah satu ciri masyarakat majemuk atau
multikultural adalah ... .
A.mampu mengembangkan demokrasi

112
B.sulit membangun konsensus untuk integrasi
C.mempunyai pengalaman sejarah berbeda
D.mampu mengembangkan konsensus nilai dasar
E. memiliki banyak tokoh politik nasional

26. Multikulturalisme yang bekembang dalam masyarakat terjadi karena ... .


A.fakta bahwa masyarakat kultural cenderung dapat berkembang konsensus
mengenai nilai dasar yang sama
B.berbagai masyarakat multikultural tidak menghadapi masalah serius
berkaitan dengan proses integrasi sosial
C.persoalan kesuku bangsaan, agama, ras dan golongan akan selesai ketika
masyarakat mengalami kemakmuran ekonomi
D.kesadaran bahwa persoalan kesuku bangsaan, agama, ras, dan golongan
merupakan ancaman serius terhadap kerusuhan masyarakat
E. kesadaran bahwa keutuhan masyarakat multikultural hanya dapat dicapai
melalui asimilasi kelompok-kelompok.

27. Perhatikan faktor-faktor berikut!


1). Berkembangnya politik aliran
2). Pendidikan dan globalisasi
3). Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
4). Primordialisme demokratisasi dan HAM
Diantara faktor-faktor diatas yang mendukung berkembangnya paham
multikuturalisme adalah ... .
A.1, 2 dan 3
B.1, 2 dan 4
C.2, 3 dan 4
D.2, 3 dan 5
E. 3, 4 dan 5

28. Pak Satro (Jawa) melarang anak gadisnya menjalin hubungan cinta dengan
seorang pemuda yang secara kebetulan orang Batak. Menurut pak Sastro
orang Jawa yang berbudaya tinggi, lembut dan halus tidak pantas menikah
dengan orang Batak atau suku bangsa lain yang budayanya tidak setinggi dan
sehalus Jawa. Hubungan antar suku bangsa yang demikian ini didasarkan
pada paham ... .
A. ethnosentrisme
B. sektarianisme
C. primordialisme
D. Stereotip etnis

113
E. sekularisme

29. Masalah-masalah yang timbul dari keanekaragaman masyarakat Indonesia


diantaranya .
A. konflik dan asimilasi
B. akulturasi dan stratifikasi sosial
C. kesenjangan multidimendional dan konflik antar suku
D. diferensiasi sosial dan asimilasi
E. diferensiasi dan stratifikasi sosial

30. Sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya peranan pendidikan


multikultural sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk
mengembangkan ... .
A. kepribadian bangsa berdasarkan kebudayaan baru
B. sikap toleransi terhadap perbedaan dalam masyarakat
C. perbedaan-perbedaan budaya yang berkembang
D. budaya lokal yang ada agar tidak memudar
E. masyarakat yang adil dan makmur secara merata

114
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
6. Menjelaskan proses perubahan sosial pada masyarakat dan dampaknya terhadap kehidupan
masyarakat
INDIKATOR
6.1 Mengidentifikasi jenis-jenis perubahan sosial
6.2 Mendeskripsikan penyebab perubhan sosial
6.3 Menjelaskan dampak dari perubahan sosial

A. PERUBAHAN SOSIAL

Tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri.
Maka berlomba-lambalah dalam kebaikan.

1. Pengertian Perubahan Sosial

a. Selo Soemardjan
Semua perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.

b. Kingsley Davis
Perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

115
c. Gillin dan Gillin
Suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
maupun karena difusi dan discovery.

d. Mac Iver
Perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan
hubungan sosial.

e. Samuel Koenig
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi yang terjadi dalam pola
kehidupan manusia, karena sebab intern dan ekstern.

f. William Ogburn
Menekankan pada kondisi teknologis, yang mengakibatkan perubahan
pada beberapa aspek kehidupan sosial.
Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur kebudayaan material dan
non material.

g. Parsudi Suparlan
Perubahan pada struktur dan pola hubungan sosial yang mencakup sistem
status, hubungan keluarga, sistem politik dan kekuasaan maupun
penduduk.

2. Ciri-ciri Perubahan Sosial (Soerjono Soekanto)

a. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya


b. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti
dengan perubahan pada lembaga yang lain.
c. Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang
bersifat sementara.
d. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan saja atau bidang
spiritual saja.

3. Teori-teori Perubahan Sosial


a. Teori siklus
Berdasarkan teori ini, perubahan dipandang sebagai sesuatu yang
berulang-ulang.

116
Modern
Tradisional
Primitif

b. Teori linier (perkembangan)


Para penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke
suatu titik tujuan tertentu.

Modern
Tradisioal
Primitif

Teori perkembangan dibagi dua, yaitu:

1. Teori evolusi (perubahan lambat)


Adalah teori yang menyatakan bahwa masyarakat secara bertahap
berkembang dari primitif, tradisional dan maju.
Teori evolusi dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Unilinier theories of evolution
Berdasarkan teori ini, manusia dan masyarakat mengalami
perkembangan melalui tahap-tahap tertentu.
2) Universal theories of evolution
Berdasarkan teori ini, perkembangan masyarakat tidak perlu
melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori ini juga
menyebutkan bahwa perkembangan manusia telah mengikuti
suatu garis evolusi tertentu.
3) Multilined theories of evolution
Menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap
perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.

2. Teori revolusi (perubahan cepat)


Teori yang menyatakan bahwa suatu masyarakat berkembang ke
arah tertentu.

c. Teori modernisasi

117
Memandang bahwa perubahan negara-negara terbelakang akan
mengikuti jalan yang sama dengan negara industri di Barat melalui
modernisasi.

Ciri-ciri negara yang berada dalam masa perubahan:


1) Menurunnya angka kematian dan kelahiran.
2) Menurunnya ukuran dan pengaruh keluarga
3) Terbukanya sistem stratifikasi
4) Peralihan dari struktur feodal ke birokrasi
5) Menurunnya pengaruh agama
6) Beralihnya fungsi pendidikan dari keluarga dan komunitas ke
sistem pendidikan formal.
7) Munculnya kebudayaan massa.
8) Munculnya perekonomian pasar dan industrialisasi.

d. Teori ketergantungan
Memandang bahwa negara dunia ketiga mempunyai ketergantungan
secara ekonomi terhadap negara-negara industri di mana negara-negara
tersebut membutuhka pinjaman dan investasi dari negara industri

e. Teori sistem dunia


Beranggapan bahwa perekonomian kapitalis dunia terdiri dari 3
jenjang, yaitu:
1) Negara Inti (AS, Inggris, Jepang)
Negara yang menduduki posisi penting di dunia, mengontrol
perkembangan ekonomi dunia, dan menyebarkan teknologi.
2) Negara Semi Periphery (Brasil, Korea Selatan)
Negara yang sering menyalurkan tenaga kerja terlatih yang murah.
3) Negara Perihery (Asia, Afrika)
Negara yang menyalurkan bahan mentah, makanan, dan produk
lain yang diproduksi tanpa teknologi canggih dan tenaga kerja
berpendidikan.

4. Bentuk Perubahan Sosial

a. Bentuk perubahan secala lambat dan cepat


1) Evolusi
Perubahan membutuhkan waktu lama sehingga terdapat suatu
rangkaian perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat

118
2) Revolusi
Perkembangan masyarakat menuju perubahan yang cepat yang
mengarah pada sendi utama dalam kehidupan masyarakat.
Syarat-syarat revolusi :
a) Ada keinginan umum untuk mengadakan perubahan.
b) Adanya pemimpin.
c) Pemimpin harus mampu menampung keinginan masyarakat.
d) Pemimpin harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada
masyarakat.
e) Adanya momentum yang tepat untuk revolusi.

b. Bentuk perubahan yang pengaruhnya kecil dan besar


1) Perubahan yang pengaruhnya kecil
Adalah perubahan pada unsur struktur sosial yang tidak membawa
pengaruh langsung atau pengaruh tidak berarti bagi masyarakat.
2) Perubahan yang pengaruhnya besar
Perubahan yang berdampak dan berpengaruh besar pada masyarakat,
khususnya lembaga kemasyarakatan.

c. Bentuk perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan


1) Perubahan yang direncanakan
Perubahan yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak yang
hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak yang
menghendaki perubahan dinamakan “Agent of Change”. Cara untuk
mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan terlebih
dahulu direncanakan disebut “Social Planning”.

2) Perubahan yang tidak direncanakan


Perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki dan terjadi di luar
jangkauan manusia atau masyarakat serta dapat menimbulkan
masalah sosial yang tidak diharapkan.

d. Bentuk perubahan sebagai suatu kemajuan dan kemunduran


1) Perubahan yang membawa kemajuan (Progress), adalah perubahan
yang membawa kemajuan bagi masyarakat itu sendiri.
Contoh, adanya traktor, listrik masuk desa dan lain-lain
2) Perubahan yang membawa kemunduran (Regress), adalah perubhan
yang membawa kemunduruan bagi masyarakat itu sendiri.

119
Contoh, adanya taktor mengakibatkan tingkat solidaritas berkurang.

5. Faktor Penyebab Perubahan Sosial

Menurut Soerjono Soekanto :


1) Faktor Internal
- Bertambah atau berkurangnya penduduk
- Penemuan baru.Discovery---Invention---Inovation
- Pertentangan / konflik dalam masyarakat
- Pemberontakan dan revolusi dalam masyarakat
- Reformasi. Perubahan dilakukan untuk mengembalikan susunan atau
aturan-aturan kehidupan masyarakat

2) Faktor Eksternal
- Sebab yang berasal dari lingkungan atau fisik di sekitar manusia
- Peperangan
- Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Dalam pengaruh budaya (proses difusi) akan terjadi :

a) Pengaruh timbal-balik
b) Pengaruh sepihak dari masyarakat yang menguasai sarana
komunikasi massa
c) Demonstration effect / akulturasi (suka rela)
d) Cultural animosity (taraf sama)
e) Imitasi (salah satu tarafnya lebih tinggi)

6. Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Perubahan Sosial


1) Faktor pendorong
a) Kontak dengan budaya lain
b)
 Difusi Difusi intra masyarakat
Difusi antar masyarakat

 Difusi dapat berlangsung melalui :


- Penetration pacifique (damai)
- Penetration violence (kekerasan)
- Simbiotik (saling menguntungkan)
- Imitasi (peniruan)

120
c) Sistem pendidikan formal yang maju
d) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
e) Sistem stratifikasi terbuka
f) Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang
g) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
h) Penduduk yang heterogen
i) Orientasi ke masa depan
j) Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk
memperbaiki hidupnya

2) Faktor penghambat
a) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
b) Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
c) Sikap masyarakat yang sangat tradisional
d) Adanya vested interest
e) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f) Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
g) Adanya adat/kebiasaan yang sulit diubah
h) Prasangka (prejudice) terhadap hal baru
i) Adanya nilai yang menganggap bahwa hidup ini pada hakikatnya
buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

7. Saluran Perubahan Sosial (chanel of change)


1) Organisasi keagamaan
2) Pemerintah
3) Organisasi pendidikan
4) Organisasi ekonomi
5) Keluarga
6) Rekreasi
8. Penyesuaian Masyarakat terhadap Perubahan
a) Adjustment (jika ketidakseimbangan dapat dipulihkan kembali setelah
terjadinya perubahan)
b) Maladjustment (jika ketidakseimbangan tidak dapat dipulihkan kembali
setelah terjadinya perubahan)

Penyesuaian Ketidaksesuaian
adjustment maladjustment Anomie

121
c) Anomie : keadaan dimana tidak ada pegangan terhadap apa yang baik
dan buruk.
d) Disorganisasi/disintegrasi
Kondisi tidak ada keserasian pada setiap bagian tatanan kehidupan
bermasyarakat.

e) Reorganisasi/reintegrasi
Kondisi pembentukan norma dan nilai baru untuk menyesuaikan diri
dengan lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.

( efektifitas menanam ) −(kekuatan menentang)


Institusionalisasi =
kecepatan menamam

B. DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL

1. Dampak Perubahan Sosial Sebagai Akibat Modernisas

a. Soerjono Soekanto
Modernisasi : proses perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada
perencanaan sosial.

b. Wilbert Moor
Pengertian modernisasi mencakup transformasi total kehidupan bersama
yang tradisional dalam arti teknologi dan organisasi sosial ke arah pola
ekonomis dan politis yang menjadi ciri-ciri negara barat yang stabil.
Asal kata modern adalah Modo : cara, ernus : masa kini.

1) Pembangunan
 Adalah perubahan yang direncanakan dan dikehendaki sehingga
dalam masyarakat akan terjadi pembaharuan di segala bidang.
 Ciri-ciri manusia modern :
a) Memiliki sikap terbuka
b) Mempunyai pendapat terhadap persoalan yang ada di dalam
dan di luar lingkungan
c) Berorientasi ke masa depan
d) Memiliki perencanaan dan pengorganisasian dalam
hidupnya.
e) Memiliki sikap dan rasa percaya diri
f) Menghargai harkat dan hasil karya orang lain

122
g) Bersikap rasional dan objektif
h) Menjunjung tinggi keadilan dan keseimbangan hak dan
kewajiban
i) Bersedia menerima kritik
j) Belajar dari pengalaman dan ilmu pengetahuan

 Dampak positif
Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik lahir,
batin, jasmani dan rohani.

 Dampak negatif
a. Kesenjangan sosial ekonomi
Adalah suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial dan
ekonomi, artinya ada jurang pemisah yang lebar antara si kaya
dan si miskin, akibat tidak meratanya pembangunan.
b. Pencemaran lingkungan alam
c. Masalah kriminilitas
Adalah perbuatan yang melanggar hukum/bersifat kejahatan.
Bentuk-bentuk kriminalitas :
1) White collar crime (kejahatan kerah putih)
Kejahatan yang dilakukan oleh para penguasa/pengusaha-
pengusaha dalam menjalankan peran-peran sosialnya.
2) Blue collar crime (kejahatan kerah biru)
Pelaku berasal dari keluarga dengan keadaan ekonomi
lemah.
3) Nepotisme dan kroniisme
 Perlakuan istimewa terhadap keluarga
 Perlakuan istimewa yang didasarkan pada hubungan
persahabatan.

d. Kenakalan remaja
Penyimpangan yang dilakukan oleh generasi muda. Disebabkan
oleh 2 faktor, yaitu :
- Faktor Internal
1) Pembawaan sikap yang negatif
2) Pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang
- Faktor Eksternal
1) Kehidupan keluarga
2) Pendidikan di sekolah
3) Pergaulan

123
4) Media massa

2) Industrialisasi
Proses penggunaan tenaga mekanis dalam memproduksi suatu barang.

3) Urbanisasi
Proses pengkotaan.

2. Dampak Perubahan Sosial Sebagai Akibat Globalisasi

Globalisasi : proses penyebaran informasi secara duniawi melalui media cetak


dan elektronik.
a. Dampak positif Globalisasi
- Menumbuhkan kinerja yang berwawasan luas
- Etos kerja tinggi
- Menumbuhkan dinamika
b. Dampak negatif Globalisasi
- Cultural shock
Anggota masyarakat tidak siap menerima kenyataan perubahan akibat
globalisasi.
- Pergeseran nilai → anomie
- Cultural lag
Ketertinggalan alam pikiran dengan perkembangan teknologi

3. Tantangan Global terhadap Eksistensi Jati Diri Bangsa

Masuknya nilai budaya yang tidak sesuai dengan nilai budaya bangsa
Indonesia :
- Egois
- Materialisme
- Sekulerisme
- Ektrimisme
- Chauvinisme
- Elitisme dan eksklusifisme
- Diskriminatiff
- Konsumtif

124
- Glamouristik

4. Gagasan atau Pemikiran untuk Mengantisipasi Dampak Negatif


Perubahan Sosial

1) Menyaring nilai budaya asing


- Meningkatkan kesetiaan kita pada ideologi Pancasila
- Mengembangkan sikap kekeluargan dan kegotong-royongan
- Mengenali dan mengembangkan nilai seni budaya dan norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat
2) Memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional
3) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME

UJI KOMPETENSI

1. Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup, baik yang timbul
karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, idiologi maupun penemuan baru dalam masyarakat (Gillin and
Gillin). Dalam rumusan tersebut ditegaskan tentang..
A. Arti perubhan
B. pola perubahan
C. Tujuan perubahan
D. unsur yang berubah
E. Sebab perubahan

2. Sejarah membuktikan, bahwa mata pencaharian masyarakat berkembang dari


system berburu-meramu menjadi system agraris. Kemudian system agraris
berubah maju menjadi system industry. Perubahan dan perkembangan
tersebut berbentuk….
A. Inovasi baru
B. Evolusi linear
C. Reformasi ekonomi
D. Evolusi siklus
E. Rehabilitasi sosial

125
3. Beberapa penyebab perubahan sosial:
1. Pengiriman mahasiswa dan pelajar untuk belajar ke Negara magu
2. Globalisasi memungkinkan terjadinya komunikasi melewati batas Negara
3. Gerakan pemberontakan dilakukan oleh kelompok terselubung
4. Penelitian untuk menemukan ilmu pengetahuan dan teknologi baru
Yang tergolong factor intern bagi terjadinya perubahan sosial adalah….
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 1 dan 3
E. 2 dan 4

4. Masyarakat petani dapat meningkatkan mutu dan jumlah produksi pertanian


dengan menggunakan cara modern dalam bercocok tana,. Disamping memilih
bibit baru, mereka juga menggunakan mesin-mesin pertanian yang digunakan
untuk mengolah lahan. Berdasarkan kenyataan tersebut dapat disimpulkan,
bahwa hasil/manfaat dari modernisasi pertania adalah..
A. Masuknya teknologi baru
B. Banyaknya bahan pangan
C. Tingginya produktivitas kerja
D. Mudahnya mendapatkan bibit unggul
E. Berkembangnya keterampilan bertani

5. Westernisasi dalam bentuk perilaku permisif, serba bebas tanpa batas


merupakan salah satu dapak modernisasi. Sebagaian masyarakat
menampakkan aspek-aspek religious. Kasus tersebut menujukkan adanya…
A. Globalisme
B. radikalisme
C. individualisme
D. Anarkhisme
E. Materialism

6. Seringkali terjadi perubahan sosial yang berlangsung cepat dan menyulitkan


masyarakat untuk berdaptasi dan antar daerah. Kesenjangan sosial tersebut
mendorong munculnya ancaman disintegrasi sosial dalam bentuk pergolakan
daerah yang akan mendirikan Negara sendiri. Berdasarkan dampak negatifnya,
perubahan sosial tersebut berbentuk..
A. Evolusi
B. progress

126
C. regres
D. Revolusi
E. anarkhi

7. Perubahan sosial kadangkala disertai dengan munculnya kesenjangan sosial


ekonomi antarkelompok dan antardaerah. Kesenjangan sosial tersebut
mendorong munculnya ancaman disintegrasi sosial dalam b entuk pergolakan
daerah yang akan mendirikan Negara sindiri. Berdasarkan dampak negatifnya,
perubahan sosial tersebut berbentuk….
A. Intended change
B. innovation
C. invention
D. Unintended change
E. discovery
8. Kelompok sosial yang terdidik lebih rajin mencari cara-cara kerja baru yang
efisien untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dilihat dari sumbernya, kegiatan
menemukan cara kerja baru tersebut termasuk…
A. Sebab ekstern perubahan
B. Factor intern perubahan
C. Sarana untuk perubahan
D. Tujuan awal perubahan
E. Hasil usaha perubahan

9. Di era modernisasi dan globalisasi dewasa ini, masyarakat memiliki


kemudahan dalam mendapatkan berbagai barang dan jasa untuk memanjakan
dirinya. Kemudahan mendapatkan fasilitas tersebut menimbulkan dampak
positif bagi masyarakat dalam bentuk…
A. Pola hidup mewah
B. Gaya hidup bebas
C. Cara hidup nyaman
D. Perlengkapan hidup murah
E. Lingkungan hidup sehat

10. Modernisasi terbukti memberikan banyak kemajuan, terutama di bidang


teknologi komunikasi. Banyak remaja memanfaatkan peralatan komunikasi
modern untuk mendapatkan informasi dan hiburan dari Negara Barat yang
liberal. Akibatnya tidak sedikit remaja meniru perilaku orang Barat dalam
berinterkasi dengan teman sebayanya. Mereka bergaya seperti remaja Barat,
yakni berpacaran secara bebas dan suka berdiskotik ria hingga larut malam.

127
Kenyataan tersebut merupakan bukti adanya dampak negative dari
modernisasi dalam bentuk..
A. Westernisasi
B. Urbanisasi
C. Penetrasi
D. Industrialisasi
E. Inovas

11. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan
yang mencakup di dalamnya nilai-nilai dan pola-pola perilaku (Prof. Selo
Soemardjan). Pendapat tersebut menjelaskan tentang…
A. Tujuan masyarakat
B. Pola-pola perilaku
C. Lembaga sosial
D. Unsur yang berubah
E. Pelaku perubahan

12. Perubahan mode busana mengikuti pola melingkar berulang. Dari busana
longgar berubah ketat, dan setelah beberapa waktu lagi, secara bertahap mode
busana mengalami perubahan menjadi longgar kembali, kemudian ketat lagi
dan seterusnya. Irama atau pola perubahan tersebut berbentuk…
A. Linear
B. Inovasi
C. Evolusi
D. Sklus
E. Revolusi

13. Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dalam masyarakat:


1. Penemuan baru peralatan dan perlengkapan hidup masyarakat.
2. Konflik perselisihan diantara kelompok partai politik peserta Pilkada
3. Bencana alam yang menimbulkan perubahan lingkungan hidup
4. Penetrasi atau masuknya unsur budaya asing melalui media masa
Yang tergolong factor intern bagi terjadinya perubahan sosial adalah…
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 1 dan 3
E. 2 dan 4

14. Globalisasi menghilangkan batas-batas sosial-budaya dan memberikan


keleluasaan bagi individu untuk melakukan kegiatan travel, trade, dan

128
telecommunication secara lentas Negara. Jika mampu mengambil manfaat
dari globalisasi tersebut, kebebasan komunikasi dengan duni luar memberikan
dampak positif dalam bentuk…
A. Masuknya investasi asing
B. Banyaknya impor barang dari luar
C. Tingginya persaingan bisnis/usaha
D. Mudahnya mendapatkan informasi
E. Lunturnya jati diri/kepribadian bangsa

15. modernisasi mengubah kehidupan masyarakat menjadi serba efisien,


produktif, praktis dan nyaman. Modernisasi juga mendorong terciptanya pola
hidup konsumtif dan cenderung mengejar kemewahan duniawi dengan
munculnya gaya hidup…
A. Anarkhis, melakukan pengrusakan fasilitas umum
B. Sekuler, tidak percaya adanya ajaran dosa dan pahala
C. Hodonis, mengutamakan kenikmatan jangka pendek
D. Ekonomism menghemat anggaran belanja/pengeluaran
E. Fanatis, hanya mengakui kebenaran kelompok sendiri

129
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
7. Mendiskripsikan peran dan fungsi lembaga sosial
INDIKATOR
Mendiskripsikan hakekat lembaga sosial
Mengidentifikasi ciri-ciri lembaga sosial
7.3 Mendiskripsikan fungsi berbagai lembaga sosial dalam
masyarakat

A. LEMBAGA SOSIAL

Kebutuhan manusia di dunia ini cukup beragam. Antara manusia yang satu
dengan yang lain terkadang terjadi persaingan dalam memenuhi kebutuhannya.
Untuk itu diperlukan aturan-aturan sehingga dengan sumber daya yang terbatas
semua manusia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak.

1. Pengertian Lembaga Sosial

a. Horton dan Hunt


Suatu sistem norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang oleh
masyarakat dipandang penting.

b. Sumner
Perbuatan, cita-cita, sikap dan perlengkapan kebudayaan, bersifat kekal
serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

c. Koentjaraningrat
Suatu sistem norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang
berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupan masyarakat.

 Unsur penting yang terkandung dalam pengertian lembaga sosial :

130
1) Lembaga sosial berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia
dalam kehidupan bermasyarakat.
2) Lembaga sosial merupakan organisasi yang relatif tetap.
3) Lembaga sosial merupakan suatu organisasi yang tersusun dan
terstruktur.
4) Lembaga sosial merupakan cara bertindak yang bersifat mengikat.

 Perbedaan antara lembaga dengan institut/assosiasi :

Lembaga Institut
- Sistem norma mengenai suatu - Kelompok orang terorganisasi
aktivitas masyarakat yang yang bertugas melaksanakan
khusus aktifitas tertentu
- Permainan sepak bola - PSIS, Persebaya
- Agama - Gereja, Masjif

2. Proses Pembentukan Lembaga Sosial


Individu → saling membutuhkan → norma → pelembagaan → Internalisasi
Pelembagaan : proses suatu norma menjadi bagian dari satu lembaga sosial
(norma diketahui, dipakai dan dihargai)
Internalisasi : norma yang sudah mendarah daging dalam jiwa anggota
masyarakat.

3. Ciri-ciri Lembaga Sosial

a. Lembaga sosial mempunyai tingkat kekekalan tertentu.


b. Mempunyai satu atau beberapa tujuan
c. Mempunyai perangkat untuk mencapai tujuan
d. Memiliki lambang/simbol tertentu yang menggambarkan tujuan dan fungsi
lembaga tersebut.
e. Mempunyai tradisi baik tertulis maupun tidak tertulis.
f. Lembaga sosial terdiri atas seperangkat organisasi pemikiran dan pola
perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan.

4. Fungsi Lembaga Sosial

Lembaga sosial bertujuan untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia


dapat terpenuhi secara memadai.
Lembaga sosial memiliki fungsi sebagai berikut :

131
a. Memberi pedoman bertingkah laku pada anggota masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan.
b. Menjaga keutuhan masyarakat.
c. Memberi pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial.
d. Wadah untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.

5. Klasifikasi Tipe -Tipe Lembaga Sosial

a. Menurut Gillin dan Gillin


1) Berdasarkan sudut perkembangannya
- Crescive institutions
Lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat
masyarakat. Ex : perkawinan
- Enacted institutons
Lembaga yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu.
Ex : perdagangan

2) Berdasarkan sistem nilai yang diterima oleh masyarakat


- Basic institutions
Lembaga yang digunakan untuk memelihara dan mempertahankan
tata tertib dalam masyarakat. Ex : negara
- Subsidiary institutions
Lembaga sosial yang berkaitan dengan hal-hal yang kurang
penting. Ex : menyanyi

3) Berdasarkan penerimaan rakyat


- Sanctioned institutions
Lembaga yang diterima masyarakat. Ex : perusahaan
- Unsanctioned institutions
Lembaga yang ditolak masyarakat. Ex : perjudian

4) Berdasarkan penyebarannya
- General institutions
Lembaga yang diterima oleh hampir seluruh masyarakat dunia.
Ex : agama, teknologi.
- Restriced institutions

132
Lembaga yang dianut oleh masyarakat tertentu di dunia. Ex :
kristen.

5) Berdasarkan fungsinya
- Operative institutions
Lembaga yang berfungsi menghimpun tata cara yang diperlukan
untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
- Regulative institutions
Lembaga yang bertujuan untuk mengatur tata kelakuan masyarakat.
Ex: pengadilan.

b. Menurut Koentjaraningrat
Sesuai dengan fungsinya lembaga digolongkan menjadi delapan, yaitu:
1) Lembaga yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan
kekerabatan (kinship/domestic institutions)
2) Lembaga sosial yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
(economic institutions)
3) Lembaga yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan
penerangan (educational institutions)
4) Lembaga sosial yang berfungsi utuk memenuhi keperluan rasa
keindahan dan rekreasi (aesthetic and recreatived institutions)
5) Lembaga sosial yang berfungsi untuk memenuhi keperluan ilmiah
manusia (scientific institutions)
6) Lembaga yang berfungsi untuk memenuhi keperluan fisik dan
kenyamanan hidup (somatic institutions)
7) Lembaga yang berfungsi untuk memenuhi keperluan berhubungan
beribadah terhadap Tuhan (religious institutions)
8) Lembaga yang berfungsi untuk memenuhi keperluan mengatur
kekuasaan dan kehidupan masyarakat (political institutions)

c. Menurut Soerjono Soekanto


1) Kebutuhan jasmaniah menimbulkan lembaga sosial seperti olahraga
2) Kebutuhan akan pendidikan
3) Kebutuhan akan kekerabatan
4) Kebutuhan akan mata pencaharian hidup

B. PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

133
1. Peran Lembaga Sosial dalam Pengendalian Sosial

a. Pengendalian sosial yang bersifat non institusional atau informal.


Pengendalian sosial ini berlaku di keluarga.

b. Pengendalian sosial yang bersifat institusional atau formal.


Pengendalian sosial secara formal dilaksanakan melalui sejumlah besar
organisasi dan pranata dalam masyarakat.

- Petugas polisi
- Hakim
- Jaksa
- Pembela
- Tokoh masyarakat
- Tokoh agama
- Ketua adat

2. Jenis dan Fungsi Lembaga Sosial

a. Lembaga Keluarga

1) Pengertian Lembaga Keluarga


Menurut Amrose keluarga adalah kelompok sosial yang terdiri atas
dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah, adopsi atau
perkawinan.

2) Ciri-Ciri Keluarga
Menurut Burgers dan Locke, keluarga memiliki empat karakteristik,
yaitu:
a. Merupakan susunan orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
darah dan adopsi
b. Pemelihara suatu kebudayaan bersama
c. Anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama di bawah satu
atap yang merupakan satu susunan RT (house hold)

134
d. Keluarga merupakan satuan sosial yang terdiri atas orang yang
berinteraksi dan berkomunikasi sehingga menciptakan peranan
sosial bagi suami, istri, anak-anak.

3) Tahap Terbentuknya Keluarga


a. Pre nuptual (tahap fornatif)
b. Nuptual stage (tahap pernikahan)
c. Child rearing stage (tahap pemeliharaan anak)
d. Maturity stage (tahap keluarga dewasa/matang)

4) Tipe-Tipe Keluarga
a. Menurut Clayton
- Keluarga konsanguinal
Menekankan pada pentingnya ikatan darah.
- Keluarga konjugal
Menekankan pada pentingnya hubungan pernikahan daripada
ikatan dengan orangtua.

b. Menurut William Goode


- Nuclear family (keluarga batih)
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
- Extended family (keluarga luas)
Salah satu anggota keluarga inti merupakan bagian dari
keluarga/kekerabatan lainnya.

5) Secara garis besar sistem kekerabatan dibagi dua, yaitu:

Uni partilineal
SK matrilineal
Bila (ibu + ayah)

135
6) Pola menetap setelah pernikahan (residence pattern)
a. Patrilokal : menetap bersama keluarga pihak pria
b. Matrilokal : menetap bersama keluarga pihak wanita
c. Patrimatrilokal : menetap di keluarga pihak pria, kemudian pindah
ke keluarga pihak wanita.
d. Bilokal : dapat memilih untuk menetap di keluarga pria ataupun
wanita.
e. Avunculokal : seorang pria menetap di lingkungan tempat tinggal
paman dari pihak ibu (saudara laki-laki ibu).
f. Neolokal : bebas untuk memilih tempat tinggal di luar tempat
keluarga pria ataupun wanita.
g. Lokal : pengantin baru tinggal terpisah.

7) Fungsi lembaga keluarga


a) Fungsi biologis/reproduksi
b) Fungsi proteksi/perlindungan
c) Fungsi ekonomi
d) Fungsi edukatif
e) Fungsi sosialisasi
f) Fungsi religius/keagamaan
g) Fungsi kasih sayang/afeksi

b. Lembaga Ekonomi

1. Pengertian Lembaga Ekonomi


→ Lembaga sosial yang menangani masalah kesejahteraan material,
yaitu mengatur kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi
barang/jasa yang diperlukan masyarakat sehingga semua lapisan
mendapatkan bagian yang semestinya.
→ Lembaga ekonomi meliputi tiga kegiatan pokok ekonomi yaitu:
a. Produksi : menghasilkan sejumlah barang dan jasa.
b. Distribusi : penyaluran hasil produksi barang dan jasa.
c. Konsumsi : pemakaian hasil produksi barang dan jasa.

2. Tipe Sistem Ekonomi (Horton dan Hunt)

a. Tipe ekonomi komunis

136
- Rakyat tidak memiliki sarana pengendalian yang efektif dalam
kegiatan ekonomi.
- Koordinasi ekonomi ditentukan oleh sebuah badan yang
berfungsi sebagai pusat perencanaan.

b. Sistem ekonomi fasis


- Dikuasai partai diktator yang diorganisir seorang pemimpin
yang kharismatik.
- Rakyat tidak memiliki peranan dalam segala kegiatan
pemerintah.
- Penggunaan keuntungan swasta diutamakan untuk kepentingan
negara.

c. Sistem ekonomi campuran (kapitalis)


- Harta milik pribadi dan sistem keuntungan digabungkan
dengan sejumlah campur tangan dan penyatuan dari
pemerintah.

3. Perkembangan Aktifitas dalam Lembaga Ekonomi

a. Masyarakat primitif
- Sederhana
- Organisasi masih sedikit
- Pusat kegiatan industri barang dan jasa belum berkembang
- Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin

b. Masyarakat berkembang
- Adanya pembagian kerja
- Pertanian mulai maju
- Peternakan berkembang
- Perkebunan, manufaktur dan industri RT sudah ada

c. Masyarakat modern
- Spesialisasi di berbagai bidang
- Kegiatan dilaksanakan secara profesional
- Menerapkan IPTEK canggih

4. Fungsi Lembaga Ekonomi


a. Aturan dalam kegiatan produksi

137
1) Barang dan jasa halal menurut agama
2) Barang dan jasa mengikuti selera masyarakat umum
3) Harga sesuai dengan daya beli masyarakat
4) Dilarang menjelekkan hasil produksi perusahaan lain
5) Tidak boleh menimbun barang

b. Aturan konsumsi
1) Membeli sesuai dengan kemampuan dan prioritas kebutuhan
2) Pengaturan belanja RT
3) Barang dan jasa halal menurut agama, bersih dan sehat
4) Menghindari pemborosan dan konsumerisme.

c. Fungsi lembaga ekonomi secara umum


Berperan untuk mengatur kegiatan produksi, distribusi dan
konsumsi masyarakat.

c. Lembaga Politik

1. Pengertian
Komanto Soenarto : Badan yang mengkhususkan diri pada
pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.

2. Tipe Lembaga Politik


Weber membagi kekuasaan :
a. Dominasi kekuasaan kharismatik (kewibawaan)
b. Dominasi kekuasaan tradisional (keturunan)
c. Dominasi kekuasaan legal rasional (aturan hukum)

3. Fungsi Lembaga Politik


a. Fungsi manifest/nyata
1) Menjaga keamanan dari ancaman yang berasal dari luar
2) Memelihara ketertiban wilayah
3) Melaksanakan kesejahteraan umum
4) Melembagakan norma
5) Melaksanakan UU
6) Menyelesaikan konflik

b. Fungsi laten/tersembunyi
1) Menimbulkan kesenjangan sosial
2) Perebutan kekuasaan

138
3) Penyalahgunaan wewenang
4) Menimbulkan pelapisan sosial

d. Lembaga Pendidikan

1. Pengertian
Adalah sistem norma yang mengatur kegiatan-kegiatan masyarakat
dalam bidang pendidikan dan berfungsi sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan manusia jangka panjang.

2. Klasifikasi Lingkungan Pendidikan

a. Lingkungan pendidikan keluarga (informal)


- Proses pendidikan bisa berlangsung tanpa terikat tempat dan
waktu
- Proses pendidikan berlangsung antaranggota keluarga
- Tidak mengenal persyaratan usia
- Tidak memakai metode tertentu

b. Lingkungan pendidikan sekolah (formal)


- Proses belajar dilaksanakan di dalam ruang tertutup atau kelas
dan terpisah dari pergaulan masyarakat
- Terdapat persyaratan dan pengelompokan usia ke dalam kelas
dan jenjang atau tingkatan tertentu
- Antara guru dan murid terdapat perbedaan tugas yang tegas
- Waktu belajar diatur dan dikendalikan dengan jadwal
- Materi pelajaran bersifat akademis intelektualis dan
berkelanjutan
- Kegiatan belajar diatur secara tertib, terstruktur dan
terkendalikan
- Menggunakan metode penyampaian pelajaran yang sistematis
- Terdapat sistem evaluasi belajar
- Terdapat penghargaan yang berbentuk ijazah
- Memiliki anggaran pendidikan
- Lamanya masa studi ditentukan dengan kurun waktu tertentu

c. Lingkungan pendidikan masyarakat (non formal)


- Pendidikan ini memberikan pelayanan berupa pendidikan
ketrampilan praktis serta sikap mental yang fungsional dan

139
relevan supaya mereka bisa meningkatkan mutu dan taraf hidup
serta mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
- Program kegiatan disesuaikan dengan tuntutan pemenuhan
kebutuhan masyarakat yang sifatnya mendesak
- Waktu belajar singkat
- Biaya pendidikan tidak terlalu banyak
- Tidak begitu mempersoalkan masalah usia
- Tidak mengenal kelas secara ketat
- Tujuan pendidikan lebih mengarah kepada diperolehnya
lapangan kerja atau meningkatkan pendapatan peserta didik
- Proses pelaksanaannya melalui suatu rencana yang teratur dan
disengaja
- Tempat dan waktu belajar disesuaikan dengan situasi dan
kondisi para warga beserta lingkungannya

3. Fungsi Lembaga Pendidikan


a. Fungsi nyata (manifest)
- Mempersiapkan dan membantu setiap anggota masyarakat
untuk mencari nafkah
- Mengembangkan potensi seseorang demi pemenuhan
kebutuhan hidupnya
- Melestarikan kebudayaan
- Merangsang partisipasi demokrasi
- Memperkaya kehidupan
- Meningkatkan kemampuan adaptasi
- Meningkatkan taraf kesehatan pemuda bangsa
- Menciptakan warga negara yang berjiwa patriotik dan
nasionalis
- Membentuk kepribadian seseorang

b. Fungsi tersembunyi (laten)


- Mengurangi pengendalian orang tua
- Menyediakan sarana pembangkangan
- Mempertahankan sistem kelas sosial
- Memperpanjang masa remaja

4. Unsur Lembaga Pendidikan


a. Pola perilaku : Cinta pengetahuan, kehadiran, meneliti, sema-
ngat belajar
b. Budaya simbolis : seragam, maskot, lagu, logo sekolah

140
c. Budaya manfaat : kelas, perpustakaan, buku, laboratorium,
lapangan
d. Kode spesialisasi : akreditasi, tata tertib, kurikulum, tingkatan
e. Ideologi : keberhasilan akademis, pendidikan progresif
dan inovatif
e. Lembaga Agama
1. Pengertian
 Emile Durkheim menyatakan bahwa agama adalah suatu sistem
terpadu yang terdiri dari kepercayaan dan praktik yang
berhubungan dengan hal yang suci.
 Lembaga agama : sistem norma khusus yang mengatur hubungan
antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan
manusia dengan lingkungan kehidupannya dalam rangka
memenuhi kebutuhan yang bersifat rohaniah.

2. Fungsi Lembaga Agama


- Sumber pedoman hidup
- Mengatur tata cara hubungan antarmanusia, antara manusia dengan
Tuhan dan antara manusia dengan lingkungan
- Pedoman untuk mengungkapkan rasa kebersamaan yang
mewajibkan untuk selalu berbuat baik
- Pedoman keyakinan bahwa perbuatan baik akan mendapat pahala
dari Tuhan
- Pedoman keberadaan alam semesta beserta isinya merupakan
ciptaan Tuhan
- Pedoman pengungkapan keindahan
- Pedoman rekreasi dan hiburan dengan menjalankan ritual agama
- Memberikan identitas pada setiap manusia

3. Unsur Lembaga Agama


- Kepercayaan : suatu prinsip yang dianggap benar tanpa adanya
keraguan lagi
- Praktik keagamaan : sembahyang, sedekah
- Simbol keagamaan : tanda/identitas agama yang dianut umatnya,
seperti pakaian, bangunan rumah ibadah
- Umat : penganut salah satu agama
- Pengalaman keagamaan dari setiap umat yang bersifat individual

141
UJI KOMPETENSI

1. Lembaga sosial adalah seperangkat norma sebagai prosedur aau langkah-


langkah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Berdasarkan
membangun lembaga sosial adalah…
A. Mengatur kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
B. Menjalankan norma khusus yang berlaku di masyarakat
C. Mengadakan kegiatan sesial sesuai tradisi masyarakat
D. Menjaga keteraturan sosial berdasarkan kaidah sosial
E. Mengendalikan individu melalui pengendalian sosial

2. Dalam keluaga, orang tua mempunya tanggung jawab untuk membiasakan


anak agar berperilaku sopan dan santun ketikan berinteraksi dengan orang
lain. Kwajiban atau tanggung jawab keluarga tersebut merupakan
pelaksanaan fungsi…
A. Afeksi
B. Edukasi
C. Sosialisasi
D. Kontrol
E. Proteksi
11. Masyarakat mempunyai lembaga agama untuk memenuhi kebutuhan hidup
dalam rangka menjaga eksistensinya. Kebutuhan hidup yang terkait lembaga
agama tersebut adalah…
A. Pengetahuan agama
B. Kebahagiaan hakiki
C. Generasi berakhlaq
D. Kitab suci agama
E. Adaptasi tradisi agama

12. Dalam menjaga kelangsungan hidupnya, masyarakt membangun lembaga


guna mengatur struktur pembagian kekuasaan dengan baik sehingga terhindar
dari kekacauan (chaos). Lembaga tersebut adalah institusi…
A. Politik
B. Ekonomi
C. Budaya
D. Agama
E. Masyarakat

142
13. Masyarakat mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi dengan cara yang
teratur tanpa kekacauan. Upaya pemenuhan kebutuhan hidup tidak boleh
dilakukan secara sembarang langkah supaya tidak terjadi benturan antara
sesame anggota masyarakat. Untuk itu, masyarakat membangun berbagai
macam institusi/lembaga sosial. Berdasarkan uraian tersebut, lembaga sosial
difungsikan untuk…
A. Menjaga nilai dan norma masyarakat
B. Memahami dan melaksanakan budaya masyarakat
C. Membina dan mengembangkan kehidupan masyarakat
D. Meningkatkan mutu dan jumlah sarana perlengkapan masyarakat
E. Mengatur kegiatan bersama dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

14. Perhatikan beberapa aktivitas keluarga berikut ini !


1. Memandikan anak yang masih balita
2. Mengjak anak mengenal kerabat dekat
3. Melatih anak membantu kerja orang tua
4. Membiasakan anak tidak membuang makanan
Diantara kegiatan diatas yang termasuk pelaksanaan fungsi afeksi adalah…
A. 1 dan 2`
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4

15. Lembaga agama diperlukan dan dibangun oleh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan tertentu,. Sebagai makhluk yang hidup di dunia dan akhirat,
manusia memerlukan lembaga agama untuk..
A. Mendapatkan balasan pahala yang banyak
B. Mendorong semangat berjuang dan berdoa
C. Meningkatkan jumlah umat beragama
D. Mengembangkan kitab suci agama
E. Mengatur kegiatan beribadah

16. Bagi masyarakat sosialis, kemajuan ekonomi masyarakat akan terwujud jika
setiap warga dibatasi hak miliknya. Pembatasan tersebut akan member
peluang bagi warga yang miskin untuk mendapatkan berbagai kebutuhan
hidupnya. Berdasarkan pendapat tersebut, masyarakat membangun lembaga
ekonomi untuk mengatur aktivitas dalam mencapai..
A. Kedamaian dan kerukunan
B. Keteraturan dan ketertiban

143
C. Kemakmuran dan kesejahteraan
D. Kebahagiaan dan kesenangan
E. Kemewahan dan kenyamanan

17. Lembaga sosial adalah seperangkat norma khusus yang mengatur kegiatan
sosial tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidup guna menjaga kelangsungan
hidup masyarakat. Jadi, hakikat lembaga sosial adalah…
A. Seperangkat norma khusus
B. Kegiatan masyarakat tertentu
C. Upaya memenuhi kebutuhan hidup
D. Kegiatan menjaga kelangsungan masyarakat
E. Kumpulan individu yang mempunyai norma khusus

18. Keluarga senantiasa berusaha menjaga putra-putrinya dari pengaruh negative


gaya hidup liberal/bebas yang serba permisif dan tidak takut dosa. Upaya
tersebut dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi…
A. Sosialisasi
B. Edukasi
C. Afeksi
D. Ekonomi
E. Proteksi

11. Sesuai ketentuan kurikulum, sekolah memberikan pelajaran sejarah, bahasa,


dan geografis nasional. Hal itu membuktikan, bahwa lembaga sekolah
mempunyai fungsi politis, yaitu…
A. Menjaga kesatuan dan integrasi bangsa
B. Mengembangkan bakat dan minat siswa
C. Membentuk generasi yang berbudi luhur
D. Mewariskan kekayaan budaya masyarakat
E. Memberikan keterampilan untuk bekerja

12. Masyarakat membangun berbagai lembaga ekonomi yang mencakup lembaga


produksi, distribusi, dan konsumsi. Pada dasarnya, fungsi utama dari lembaga
ekonomi bagi masyarakat adalah…
A. Meningkatkan hasil pertanian pangan
B. Menanamkan kebiasaan pola hidup hemat
C. Mengendalikan jumlah dan mutu penduduk
D. Mengembangkan system ekonomi modern
E. Mengatur kegiatan mencapai kemakmuran

144
13. Perhatikan kegiatan berikut !
1. Memelihara ketertiban sosial
2. Menanamkan jiwa nasionalisme
3. Menciptakan stabilitas nasional
4. Meningkatkan kesejahateraan masyarakat
Diantara kegiatan di atas yang termasuk fungsi lembaga kepolisian adalah…
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4

14. Lembaga utama dalam kehidupan manusia yang berperan dalam memelihara
dan mempertahankan tata tertib/ketertiban dan kedamaiana di masyarakat
adalah lembaga…
a. Politik
C. Budaya
E. Pendidikan
B. Ekonomi
D. Agama

15. Seorang ayah berangkat kerja pagi dan pulang malam untuk memenuhi
kewajiban sebagai kepala rumah tangga, yaitu memenuhi hidup primer,
sekunder, dan tersier. Kegiatan keluarga tersebut termasuk fungsi..
A. Afeksi
B. Sosialisasi
C. Proteksi
D. Ekonomi
E. Reproduksi

145
RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


8. Menganalisis penelitian sederhana
INDIKATOR
8.1 Mendiskripsikan rancangan penelitian sosial
8.2 Mengidentifikasikan jenis-jenis penelitian sosial
8.3 Mengidentifikasikan teknik sampling/pengumpulan data
8.4 Menjelaskan prosedur pengolahan data dalam penelitian
sosial
8.5 Menginterpretasikan/menyimpulkan hasil penelitian
8.6 Menjelaskan fungsi laporan

Penelitian sosial merupakan upaya ilmiah menjawab masalah-masalah


yang berkaitan dengan manusia beserta aktivitasnya. Untuk memahami masalah
manusia beserta aktivitasnya peneliti perlu mengamati kenyataan-kenyataan di
alam konkret kemudian merekam kenyataan-kenyataan tersebut dan kemudian
menyampaikannya dalam bentuk simbol-simbol. Namun sebelum kita
mengadakan penelitian diharuskan menyusun rancangan penelitian terlebih dulu,
yaitu pokok-pokok perencanaan seluruh kegiatan penelitian yang tertuang dalam
satu kesatuan naskah secara ringkas, jelas, dan utuh. Rancangan penelitian ini
disusun dengan tujuan agar dalam penelitian dapat berjalan lancar dan
mendapatkan data yang selain akurat juga sesuai dengan tujuan penelitian.

A. PENELITIAN SOSIAL

Penelitian sosial merupakan upaya untuk menemukan jawaban atas


pertanyaan yang berkenaan dengan fenomena sosial atau kemasyarakatan
berdasarkan cara kerja logika-empiris. Sebelum membahas lebih jauh tentang

146
penelitian sosial, terlebih dulu akan dibahas pengertian penelitian sebagai
berikut :

1. Pengertian Penelitian

Penelitian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris research, berasal dari


kata re artinya kembali dan search yang artinya mencari. Jadi riset berarti
mencari kembali.

Beberapa definisi penelitian menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

a. Marzuki

Penelitian adalah usaha mengumpulkan, mencari, dan menganalisis


fakta-fakta mengenai suatu masalah.

b. Supranto

Penelitian adalah kegiatan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-


fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis.

c. Moh. Nazir

Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode obyektif yang


jelas untuk menemukan hubungan antara fakta sehingga menghasilkan
dalil dan hukum.

d. Soerjono Soekanto

Penelitian sosiologi merupakan proses pengungkapan kebenaran yang


didasarkan pada penggunaan konsep-konsep dasar yang dikenal dalam
sosiologi sebagai sebuah ilmu.

e. Sutrisno Hadi

Penelitian adalah usaha menemukan sesuatu untuk mengisi kekosongan


atau kekurangan, mengembangkan, dan memperluas serta menggali
lebih dalam apa yang telah ada, serta menguji kebenaran dari apa yang
sudah ada tetapi masih diragukan kebenarannya.

Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah sebagai berikut :

a. Bersifat ilmiah, artinya melalui prosedur dan menggunakan


pembuktian yang meyakinkan berupa fakta yang diperoleh secara
objektif.

147
b. Merupakan suatu proses yang berjalan terus-menerus, sebab hasil suatu
penelitian selalu dapat disempurnakan lagi.
Sedangkan ciri-ciri penelitian menurut Crawford, yaitu sebagai berikut :

a. Penelitian harus berkisar pada masalah yang ingin dipecahkan


b. Penelitian harus mengandung unsure keaslian.
c. Penelitian harus didasarkan pada pandangan “ingin tahu”
d. Penelitian harus dilakukan dengan pandangan terbuka (objektif)
e. Penelitian harus berasumsi bahwa fenomena mempunyai hukum dan
pengaturan.
f. Penelitian bertujuan untuk menemukan generalisasi atau dalil.
g. Penelitian merupakan studi tentang sebab-akibat.
h. Penelitian menggunakan pengukuran yang akurat.
i. Penelitian menggunakan teknik yang secara sadar diketahui.
Syarat-syarat penelitian menurut Somers (agar dapat lancar), antara lain
sebagai berikut:

a. Ada kesadaran masyarakat akan pentingnya penelitian demi iptek.


b. Ada sarana dan biaya yang cukup (dipikul oleh swasta dan pemerintah)
c. Hasil penelitian harus diumumkan dan diterapkan.
d. Ada kebebasan dan jaminan keselamatan dalam pelaksanaan penelitian.
e. Peneliti harus memiliki kualitas yang baik, kriterianya antara lain
sebagai berikut :
1) Sebagai ilmuwan berbobot
2) Setia dan mengabdi kepada ilmu.
3) Jujur, mempunyai integritas tinggi, ulet dan bertanggung jawab.
4) Sehat jasmani dan rohani, dapat dipercaya dan obyektif.
5) Cerdas, kritis, kreatif, dan daya analisisnya tajam sehingga mampu
menghasilkan hal-hal yang baik.

2. Fungsi dan Tujuan Penelitian


a. Fungsi Penelitian

1) Penelitian eksploratif (penjajakan), artinya untuk menemukan


sesuatu yang belum ada, sehingga penelitian dapat mengisi
kekosongan atau sesuatu yang sebelumnya belum ada.

2) Penelitian verifikatif (pengujian), artinya untuk menguji kebenaran


suatu pengetahuan yang sudah ada, untuk diuji sekali lagi karena
data atau kesimpulan diragukan kebenarannya.

148
3) Penelitian development (pengembangan), artinya berfungsi untuk
mengembangkan, memperluas, dan menggali lebih dalam suatu teori
ilmu.

b. Tujuan Penelitian

1) Untuk mencari, menemukan, mengumpulkan, dan menganalisis


fakta-fakta guna memecahkan masalah yang dihadapi.

2) Untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu


pengetahuan.

3. Proses Penemuan Pengetahuan dan Kebenaran


Manusia sebagai animal rational (hewan berpikir) dibekali hasrat ingin
tahu. Sifat ingin tahu manusia telah dibuktikan sejak manusia masih
kanak-kanak, dengan demikian pada dirinya selalu muncul pertanyaan.
Sebagai akibat manusia berusaha untuk mencari jawaban. Jawaban adalah
pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar dapat dicapai oleh
manusia melalui pendekatan non-ilmiah maupun ilmiah.

a. Pendekatan Non-Ilmiah

Kebenaran yang dilakukan melalui proses non-ilmiah dapat dilakukan


manusia melalui beberapa penemuan berikut ini :

1) Penemuan Kebenaran Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain dari takdir Tuhan,


misalnya penemuan penderita penyakit malaria dapat sembuh akibat
minum air parit yang pahit, karena di dalam parit terendam pohon
kina yang tumbang.

2) Penemuan dengan Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat merupakan serangkaian konsep atau bagan konsep yang


memuaskan untuk digunakan secara praktis. Akal sehat dapat
menghasilkan kebenaran dan dapat pula menyesatkan. Misalnya para
pemikir Cina yang melahirkan ajaran Kong Fu Tse untuk mengatasi
persoalan bangsa masa lalu.

3) Penemuan Kebenaran secara Wahyu

149
Kebenaran yang ditemukan secara wahyu merupakan kebenaran
mutlak, jika wahyu datangnya dari Tuhan melalui utusannya.
Misalnya Agama Samawi (Agama Tauhid).

4) Penemuan Kebenaran Melalui Usaha Coba-Coba (Trial and Error)

Kebenaran trial and error berarti secara aktif bekerja dengan


mengulang-ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan tukar
menukar cara dan materi. Penemuan ini memerlukan waktu lama,
biaya tinggi dan selalu dalam keadaan coba-coba. Contohnya
mengebor minyak secara tradisional.

5) Penemuan Kebenaran secara Spekulasi

Dalam penemuan spekulasi seseorang dibimbing oleh suatu


pertimbangan, walaupun pertimbangan tersebut kurang dipikirkan
secara masak-masak, tetapi dikerjakan dalam suasana penuh resiko.
Misalnya membuka usaha atribut partai pada masa kampanye
pemilu.

6).Penemuan Kebenaran karena Wibawa atau Kekuasaan

Kebenaran ada kalanya diterima karena dipengaruhi kewibawaan


seseorang, sehingga tanpa diuji lebih dahulu. Hal ini karena
seseorang mempunyai kekuasaan atau ilmu pengetahuan yang tinggi.
Misalnya fatwa seorang pemimpin partai diterima begitu saja
kebenarannya.

b. Pendekatan llmiah

Dalam mencapai kebenaran melalui proses ilmiah ada dua pola pikir,
yaitu sebagai berikut.

1) Berpikir Secara Rasional dan Sistematis

Ide kebenaran yang menjadi dasar pengetahuan diperoleh melalui


berpikir secara rasional terlepas dari pengalaman manusia yang
nyata.

2) Berpikir Secara Empiris

150
Kebenaran diperoleh melalui pengalaman

Penggabungan berpikir rasional dengan empiris diberi nama metode


ilmiah. Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran yang logis, empiris
memberikan kerangka untuk memastikan suatu kebenaran.

Menurut Rummel yang dikutip Sutrisno Hadi sejarah perkembangan


metodologi penelitian dibagi dalam empat periode, yaitu sebagai berikut.

a. Periode Trial and Error

Dalam periode ini, pemecahan masalah dilakukan berulangkali dengan


berbagai percobaan yang tidak terarah. Belum ada dalil tertentu, yang
tersusun dijadikan pedoman dalam mencari kebenaran.

b. Periode Authority and Tradition

Dalam periode ini, otoritas pemimpin dan tradisi dijadikan pegangan


tanpa dikritik meskipun belum tentu benar.

c. Periode Speculation and Argumentation

Dalam periode ini orang mulai membentuk kelompok dan


mempertanyakan kebenaran doktrin yang selama ini diturunkan oleh
tokoh penguasa.

d. Periode Hypothesis and Experimentation

Dalam periode ini penelitian mulai diperhatikan, dasar pemikiran yang


digunakan adalah keadaan alam semesta yang mengikuti pola tertentu.
Dengan dasar ini orang mulai mencari bukti. Pertama-tama dugaan
dibentuk dalam bentuk hipotesis, kemudian dikumpulkan faktanya
untuk diuji kebenarannya.

4. Sifat-Sifat Penelitian

Beberapa sifat-sifat penelitian, antara lain sebagai berikut :

a. Cermat, artinya tidak boleh tergesa-gesa dalam menarik kesimpulan.


b. Tepat, bila kecermatan mengacu pada kebenaran suatu pernyataan,
maka ketepatan mengacu pada derajat atau pengukuran.
c. Sistematis penelitian tidak akan teratur dan lengkap apabila tidak
dilaksanakan dalam suatu program yang terorganisir dan sistematis.
d. Dicatat, penelitian perlu dicatat karena daya ingat manusia terbatas.

151
e. Objektif, kesanggupan melihat dan menerima fakta sebagaimana
adanya, bukan sebagaimana diharapkan terjadi.
f. Dilakukan oleh orang terlatih, seorang peneliti yang baik memiliki
kompetensi artinya mampu menyelenggarakan penelitian dengan
menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu.
g. Dilakukan dalam kondisi yang terkendali, artinya penelitian harus
dilakukan di tempat, dan waktu yang tepat.
Keberhasilan penelitian yang dilakukan tergantung pada sikap dan cara
berpikir si peneliti. Sikap dan syaratnya, antara lain sebagai berikut :

a. Cara Berpikir

Untuk menjadi peneliti yang baik diperlukan tiga syarat, yaitu sebagai
berikut :

1) Berpikir skeptis, artinya harus selalu menanyakan bukti atau fakta


yang dapat mendukung suatu pernyataan.

2) Berpikir analitis, artinya peneliti harus selalu menganalisis setiap


pernyataan atau persoalan yang dihadapi.

3) Berpikir kritis, yaitu peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan


pendapatnya pada logika dan menimbang berbagai hal secara
obyektif berdasarkan data dan analisis akal sehat.

b. Sikap

1) Bersikap objektif, artinya peneliti harus dapat memisahkan pendapat


pribadi dengan kenyataan.

2) Kompeten, artinya seorang peneliti yang baik mempunyai


kemampuan yaitu mampu menyelenggarakan penelitian dengan
menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu.

3) Aktual, artinya seorang peneliti harus bekerja dengan menggunakan


fakta yang betul-betul ada di lapangan.

4) Jujur, artinya seorang peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri


ke dalam data.

5) Terbuka, artinya seorang peneliti bersedia memberikan bukti


penelitian dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil
penelitiannya.

5. Jenis-Jenis Penelitian dan Tahap-Tahap Penelitian

152
a. Penelitian Ditinjau dari Tujuannya atau Hasil yang Ingin Dicapai :

1) Penelitian dasar atau penelitian murni (basic / pure research),


bertujuan menemukan suatu generalisasi (menemukan teori/dalil-
dalil yang berlaku umum). Contohnya Einstein dengan teori
relativitasnya.

2) Penelitian terapan (applied research), diarahkan untuk kepentingan


praktis di bidang kehidupan sehari-hari. Contohnya penelitian
tentang obat-obatan tradisional guna menyembuhkan penyakit tanpa
efek samping.

3) Penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang bertujuan mengecek


kebenaran hasil penelitian yang telah dilakukan.

4) Penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan ingin


mengetahui secara luas tentang sebab-sebab suatu hal.

b. Menurut Tempat Pelaksanaannya

1) Penelitian laboratorium, dilakukan di tempat khusus untuk


mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah melalui berbagai
percobaan. Contohnya penelitian sel kanker dan bayi tabung.

2) Penelitian lapangan, dilakukan dalam kehidupan sebenarnya.


Misalnya penelitian penghidupan para abang becak.

3) Penelitian kepustakaan, bertujuan mengumpulkan data dan informasi


dengan bantuan macam-macam materi yang terdapat di lingkungan
kepustakaan.

c. Ditinjau dari bidangnya

1) Penelitian bidang alam, berbentuk penelitian ilmu pengetahuan alam,


biologi, kimia dan sebagainya

2) Penelitian bidang sosial, penelitian secara khusus berbentuk


penelitian pendidikan, hukum, psikologi, ekonomi, dan sebagainya.

d. Berdasarkan Sifat Masalahnya

1) Penelitian historis, bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa


lampau secara sistematis dan objektif.

153
2) Penelitian deskriptif, bertujuan untuk mengungkapkan suatu masalah
dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan
pengungkapan fakta. Penelitian yang berdasarkan pelukisan,
pemaparan, penulisan, dan pelaporan suatu keadaan, suatu objek,
suatu peristiwa tanpa menarik kesimpulan.

3) Penelitian inferensial, yaitu penelitian yang tidak hanya melukiskan


peristiwa saja tetapi juga menarik kesimpulan umum dari masalah
yang sedang diteliti. Kesimpulan tersebut akan dijadikan dasar
deduktif yang prediktif guna memperkirakan peristiwa-peristiwa
yang akan datang serta memikirkan berbagai tindakan praktis pada
waktu yang akan datang.

6. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah semua asas, peraturan, dan teknik tertentu yang
perlu diperhatikan dan diterapkan dalam usaha pengumpulan data dan
analisis untuk memecahkan masalah di bidang ilmu pengetahuan.

Dalam subbab sebelumnya dijelaskan bahwa penelitian merupakan suatu


usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan, di mana usaha-usaha itu dengan metode ilmiah.

Metode ilmiah adalah cara-cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap


penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran atau cara-cara ilmiah
untuk mencapai kebenaran ilmiah guna memecahkan masalah.
Penggunaan metodologi yang tepat dapat menghindari pemecahan masalah
yang spekulatif, trial and error dan dapat meningkatkan objektivitas dalam
menggali kebenaran ilmu.

Ada empat macam metodologi penelitian, yaitu sebagai berikut :

a. Metode filosofis yaitu melalui perenungan dan pemikiran yang


mendalam, terarah dan mendasar. Data yang digunakan bersifat
kualitatif sehingga pemecahan masalahnya bersifat apriori.
b. Metode deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah dengan
menggambarkan keadaan objek pada saat sekarang berdasarkan fakta-
fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.
Bentuk berupa survei, studi korelasi, dan studi perkembangan.
c. Metode historis, yaitu pemecahan masalah dengan menggunakan data
masa lalu. Hasilnya dapat digunakan untuk memahami kejadian
sekarang atau memprediksi keadaan yang akan datang.

154
d. Metode eksperimen, yaitu cara mengungkapkan hubungan sebab akibat
dua variabel atau lebih melalui percobaan secara cermat. Bentuknya ada
dua yaitu eksperimen eksploratif bertujuan mempertajam masalah dan
hipotesis, dan eksperimen pengembangan bertujuan untuk
membuktikan hipotesis guna membuat generalisasi umum.

7. Pendekatan dalam Penelitian

Dalam pengolahan dan analisis data, peneliti dapat menggunakan salah


satu dari dua pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif.

a. Pendekatan Kualitatif

Pendekatan jika datanya hanya sedikit, bersifat monografis, berupa


kasus-kasus atau konsep-konsep abstrak sehingga sulit dinyatakan
dengan angka. Ini terjadi karena objek studi ilmu sosial adalah manusia
yang jalan pikiran dan perilakunya sulit diamati, dihitung, dan
dikendalikan. Selain itu fakta sosial banyak yang memiliki lebih dari
satu nilai yang disebut variabel.

b. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif dilakukan jika datanya berupa angka-angka,


jumlahnya banyak, dan mudah diklasifikasikan ke dalam kategori-
kategori. Teknik analisisnya menggunakan statistik melalui tiga
tahapan, yaitu pengolahan data, pengorganisasian data, dan penemuan
hasil.

Cara ini lebih akurat dan teliti, karena proses perhitungan, analisis, dan
prediksinya menggunakan prinsip-prinsip matematis. Statistik adalah
cara-cara ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun,
menyajikan, dan menganalisis data-data penyelidikan yang berupa
angka-angka.

Ciri pokok statistik ada tiga, yaitu sebagai berikut :


1).Bekerja dengan angka-angka (data kuantitatif)
2).Bersifat objektif berdasarkan prinsip-prinsip matematis.
3).Bersifat universal (berlaku pada berbagai cabang ilmu)
Metode statistik menggunakan landasan kerja tiga hal, yaitu sebagai
berikut :
1) Variasi, artinya gejala-gejala yang dihadapi bermacam-macam.
2) Reduksi, artinya yang diteliti hanya sebagian dari populasinya.

155
3) Generalisasi, artinya kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
sampel berlaku bagi seluruh populasinya.

B. RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara


sistematis dan terkontrol untuk mendapatkan pengetahuan. Agar penelitian
dapat dilaksanakan secara sistematis dan terkontrol, maka perlu disusun
rancangan dan usulan penelitian terlebih dulu.

1. Definisi Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah pokok-pokok perencanaan seluruh penelitian


yang tertuang dalam suatu kesatuan naskah secara ringkas, jelas dan utuh.
Dalam mengadakan penelitian, harus melalui perencanaan yang sistematis
berupa langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam mengadakan
penelitian. Langkah-langkah atau tahapan-tahapan tersebut adalah: memilih
masalah atau topik penelitian, menentukan studi pendahuluan, merumuskan
masalah penelitian, memilih metode atau pendekatan, menentukan variabel
dan sumber data, menentukan dan menyusun instrument atau alat penelitian,
mengumpulkan data, analisis data, menarik kesimpulan, dan menulis
laporan.

Rancangan penelitian tersebut bila akan diajukan ke pihak lain harus


dituangkan ke dalam usulan penelitian (proposal penelitian) dengan bentuk
bermacam-macam. Tidak ada bentuk usulan penelitian yang bersifat baku.
Namun, umumnya usulan penelitian memuat tiga bagian utama dan bagian
akhir. Perhatikan bagan berikut ini :

Judul
Bagian Awal Data pribadi pengusul

Latar belakang masalah


Rumusan masalah
Tujuan/manfaat penelitian
Usulan Penelitian Bagian Utama Kajian pustaka
Hipotesis
Batasan konsep
Metodologi penelitian
Jadwal penelitian

156
Pustaka sementara
Bagian Akhir Lampiran-lampiran

Rancangan penelitian dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian


dapat dijalankan secara benar, baik, dan lancar. Adapun tahapan-tahapan
rancangan penelitian tersebut sebagai berikut.

a. Menentukan Masalah atau Topik Penelitian

Menentukan topik atau masalah penelitian merupakan tahapan paling


awal dalam sebuah penelitian. Permasalahan yang akan diteliti bisa
bersumber dari gejala-gejala atau fenomena-fenomena dalam kehidupan
sehari-hari, bahan kepustakaan, atau informasi-informasi yang diberikan
orang lain.

Dalam menentukan masalah penelitian atau topik penelitian, yang perlu


diperhatikan adalah sebagai berikut :

1) Hasil penelitian itu bermanfaat

2) Topik masalah yang akan diteliti merupakan topik atau masalah yang
baru segi subjektif peneliti antara lain kesanggupan untuk meneliti,
bekal kemampuan teoritis, penguasaan metode penelitian, tersedianya
alat-alat, perlengkapan, waktu, dan biaya.

b. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan bertujuan mendalami permasalahan sehingga calon


peneliti benar-benar dapat mempersiapkan perencanaan dengan matang.

Tujuan mengadakan studi pendahuluan adalah sebagai berikut :

1) Peneliti tidak mengulangi hasil peneliti orang lain.


2) Mengetahui dengan teliti apa yang akan diteliti.
3) Mengetahui di mana atau untuk siapa laporan penelitian.

157
4) Dapat menentukan metode yang tepat.
5) Memahami bagaimana cara menulis dan cara memanfaatkan hasil
penelitian

c. Latar Belakang Masalah

Pokok-pokok yang perlu diperhatikan dalam menyusun latar belakang


masalah adalah sebagai berikut :

1) Urgensi masalah penelitian yang diajukan


2) Alasan-alasan, manfaat, dan keuntungan penelitian.
3) Fakta dan data yang mendukungnya, sehingga alasan-alasan
pengambilan masalah itu cukup kuat.

d. Merumuskan Masalah

Langkah awal penelitian adalah merumuskan pertanyaan-pertanyaan


penting yang akan dijawab melalui pengumpulan dan analisis data.
Sumber masalah itu banyak, misalnya berikut ini :

1) Dari kehidupan sehari-hari di masyarakat.


2) Dari buku-buku, brosur ilmiah, media massa
3) Gejala-gejala alam dan perubahan-perubahannya.
4) Kegiatan belajar mengajar di lembaga-lembaga pendidikan.
5) Adat-istiadat masyarakat suku tertentu dan masih banyak sekali.

Tujuan merumuskan masalah adalah sebagai berikut :

1) Untuk membatasi dan memfokuskan ruang lingkup penelitian.


2) Untuk memenuhi rasa ingin tahu seseorang terhadap hal-hal baru.
3) Memenuhi keinginan masyarakat dan memberikan sesuatu yang
berguna.
4) Memberikan arah dalam menyusun rencana kerja di lapangan.
Ciri-ciri rumusan masalah yang baik, antara lain sebagai berikut :

1) Harus memiliki nilai penelitian, kriterianya adalah up to date, asli, ada


hubungan antarvariabel, menarik dan berguna, bukan duplikasi dan
dapat diuji secara ilmiah.

158
2) Harus memiliki fisibilitas, artinya masalah itu harus dapat dipecahkan,
untuk itu harus tersedia data yang cukup, metodologinya tepat, dana
ada, waktu cukup dan tidak bertentangan dengan adat.
3) Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti dan minatnya.
4) Harus memuat variabel-variabel yang akan diteliti, untuk itu ruang
lingkup dan populasinya jelas, jangan terlalu luas dan sempit.
5) Harus didukung oleh sejumlah fakta, data, dan informasi yang akurat.
6) Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang
sasarannya jelas.

Setelah memiliki rumusan masalah, langkah berikutnya membuat


judul penelitian. Sebagai contoh judul penelitian dapat diambil dari
contoh rumusan di atas.

e. Tinjauan Kepustakaan

Fungsi tinjauan pustaka dalam suatu penelitian, antara lain sebagai


berikut :

1) Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga


dapat menguasai masalah dengan baik.
2) Menegaskan kerangka teoritis yang dijadikan landasan berpikir dalam
menjawab masalah penelitian yang diajukan.
3) Mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan
perumusan hipotesis.
4) Untuk menghindari terjadinya suatu pengulangan dari suatu
penelitian.

Peneliti harus bersikap selektif dalam mencari sumber-sumber bacaan,


artinya tidak semua kepustakaan atau laporan peneliti yang ada perlu
ditelaah. Kriteria yang digunakan untuk memilih sumber bacaan yaitu
prinsip kemutahiran, artinya sumber tersebut berhubungan dengan
masalah yang diteliti.

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam tinjauan kepustakaan


adalah sebagai berikut :

1) Mempelajari hasil yang diperoleh dari setiap sumber yang relevan


dengan penelitian yang akan dilakukan.
2) Mempelajari metode, pengumpulan data, pengolahan data, sumber
data, satuan ukuran data, dan sebagainya.

159
3) Mengumpulkan data dari sumber lain yang berhubungan dengan
bidang penelitian yang akan dilakukan.
4) Mempelajari analisis deduktif dari problem yang telah diteliti.

f. Hipotesis

Hipotesis merupakan pendapat yang masih sederhana karena belum diuji


oleh kenyataan di lapangan. Hipotesis berfungsi sebagai jawaban
sementara untuk masalah penelitian. Hipotesis selalu dirumuskan dalam
bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih.

Syarat dalam merumuskan hipotesis, antara lain sebagai berikut :

1) Hipotesis disusun dalam kalimat berita, bukan kalimat tanya.


2) Hipotesis harus jelas dan tidak bermakna ganda.
3) Hipotesis dirumuskan secara operasional sehingga memudahkan
pengujiannya.
4) Hipotesis harus sesuai dengan fakta, menerangkan fakta, dan rasional.
5) Memiliki kerangka atau landasan teori yang kokoh.
Kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut :

1) Menuntun arah berpikir penelitian untuk memecahkan masalah yang


timbul.
2) Memudahkan peneliti untuk mengumpulkan fakta (data atau
informasi) yang relevan.
3) Membatasi ruang lingkup penelitian sehingga faktanya dapat
terfokuskan.

Ciri hipotesis yang baik antara lain sebagai berikut :

1) Dapat diterima akal sehat.


2) Dapat menjelaskan masalah secara rasional.
3) Menyatakan hubungan yang diharapkan di antara variabel yang
dipermasalahkan.
4) Harus dapat diuji atau ditentukan benar salahnya.
5) Dinyatakan sesederhana dan sesingkat mungkin.
6) Konsisten dengan teori atau fakta yang sudah ada.
Berdasarkan isi dan rumusannya, hipotesis dibedakan menjadi dua
sebagai berikut ini :

160
1) Hipotesis alternatif (kerja atau asli (Ha))

Semua hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat


rasional maupun deskriptif.

2) Hipotesis nol

Hipotesis nol merupakan formulasi terbalik dari hipotesis kerja atau


ingkaran dari hipotesis alternatif.

Tidak semua penelitian harus mempunyai hipotesis. Hipotesis diperlukan


apabila penelitian mempersoalkan hubungan antarvariabel. Penelitian
eksploratif (yang bersifat menjelajah) dan penelitian deskriptif (penelitian
yang bersifat menggambarkan) tidak memerlukan hipotesis karena
tujuannya tidak menguji hipotesis akan tetapi menjawab permasalahan
penelitian.

g. Batasan Konsep

Dalam rancangan penelitian, peneliti harus memberikan


batasan/pengertian dari setiap istilah, konsep atau variabel, yang gunanya
untuk berikut ini :

1) Mempermudah pembaca memahami masalah yang akan diteliti.


2) Menghindari timbulnya kesalahpahaman antara penyusun rancangan
dengan orang lain.
3) Menjadi pegangan atau pedoman bagi peneliti dalam menyusun
instrumen atau alat penelitian.
4) Membatasi ruang lingkup masalah.

h. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh peneliti
untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Dalam hal ini
metodologi penelitian memberikan berbagai hal-hal terkait dengan proses
penelitian yang akan dilaksanakan. Hal-hal itu mencakup subjek
penelitian, teknik/metode pengumpulan data, dan teknik/metode
pengolahan serta analisis data.
1) Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak yang diteliti oleh peneliti. Memilih


subjek dalam penelitian sangat penting dilakukan, karena mereka
terdiri dari individu/kelompok yang menjadi sumber data penelitian.

161
Subjek penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu populasi
dan sampel.

2) Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara peneliti mendapatkan data.


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul
data atau instrumen penelitian. Alat pengumpul data yang dapat dipilih
peneliti, misalnya kuesioner, wawancara, pengamatan, atau
dokumentasi.

3) Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah cara yang digunakan peneliti untuk


mengorganisasikan menganalisis data. Ada dua cara dalam melakukan
analisis data tergantung jenis data yang digunakan. Data kuantitatif
biasanya diolah dan dianalisis dengan cara statistik. Sedangkan data
kualitatif diolah dan dianalisis dengan cara reduksi data dan penyajian
data.

i. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal,
tahap isi, dan tahap akhir. Pada tahap awal mencakup memilih masalah
penelitian atau topik, studi pendahuluan, merumuskan masalah
penelitian, merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis,
memilih metode pendekatan yang digunakan, dan menentukan variabel
dan sumber data. Sedangkan pada tahap isi meliputi beberapa hal, yaitu
menentukan dan menyusun instrumen atau alat penelitian,
mengumpulkan data, analisis data, dan menarik kesimpulan. Serta pada
bagian akhir dalam tahapan penelitian adalah menulis laporan penelitian.

1) Menentukan Topik Penelitian

Menentukan masalah penelitian bagi peneliti pemula memang tidak


mudah. Bagi peneliti pemula masalah penelitian dapat bersumber dari
hal-hal janggal dan aneh pada kehidupan sehari-hari yang kita temui
dan belum kita pahami, hasil membaca buku atau artikel, dan hasil
informasi dari orang lain.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan topik


adalah sebagai berikut :

a) Topik atau judul menarik minat dan perlu diteliti.

162
b) Topik atau judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti.
Sebelum melakukan penelitian perlu mempertimbangkan beberapa
hal yang berhubungan dengan hal-hal berikut :
(1)Peneliti mampu menguasai teori dan latar belakang serta metode
pemecahannya.
(2)Tersedianya sumber data.
(3)Tersedianya sumber alat pengumpul data yang sesuai.
(4)Tersedianya dana dan tenaga untuk mengumpulkan data.

c) Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk


diteliti.

d) Dalam menentukan topik atau judul haruslah dihindari terjadinya


duplikasi dengan judul lain.

2) Studi Pendahuluan

Tujuan mengadakan studi pendahuluan, antara lain sebagai beriku :.

a) Tidak mengulang hasil penelitian orang lain.


b) Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
c) Mengetahui di mana atau kepada siapa data tersebut dapat
diperoleh.
d) Memahami bagaimana teknik atau cara memperoleh data ataupun
informasi.
e) Memahami bagaimana harus mengambil kesimpulan dan cara
memanfaatkan hasilnya.
Mengadakan studi pendahuluan dapat dilakukan dengan cara berikut
ini :

a) Studi kepustakaan, yaitu dengan membaca artikel, paper, buku-


buku teori yang terkait, hasil penelitian sebelumnya, dan lain-lain.
b) Perorangan, dengan bertanya, konsultasi dengan seseorang atau
narasumber.
c) Kunjungan ke lokasi atau daerah tempat penelitian.

3) Merumuskan Anggapan Dasar dan Hipotesis

Anggapan dasar adalah asumsi dasar yang sudah diterima


kebenarannya (tidak perlu diuji kebenarannya). Hal ini diperlukan
dengan maksud sebagai berikut :

163
a) Agar ada dasar berpijak yang kukuh dalam mengumpulkan dan
analisis data
b) Untuk mempertegas permasalahan yang menjadi pusat perhatian
peneliti.
c) Sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis yang cerdas.
Cara menentukan anggapan dasar dalam penelitian adalah sebagai
berikut :

a) Banyak membaca buku, surat kabar, dan lain-lain.


b) Banyak mendengar berita, ceramah, dan pembicaraan.
c) Banyak berkunjung ke tempat tertentu, yang berhubungan dengan
penelitian.
d) Mengadakan praduga, mengabstraksikan berdasarkan
perbendaharaan pengetahuan.

4) Pemilihan Metode dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dapat dibedakan atas empat macam berikut ini :

a) Pendekatan menurut teknik sampling, terdiri atas pendekatan


populasi, pendekatan sampel, dan pendekatan kasus.
b) Pendekatan menurut timbulnya variabel, terdiri atas pendekatan
non-eksperimen dan pendekatan eksperimen.
c) Pendekatan menurut pola atau sifat non-eksperimen, terdiri atas
penelitian kasus, penelitian kasus komparatif, penelitian korelasi,
pendekatan historis, dan pendekatan filosofis.
d) Pendekatan menurut model pengembangan atau pertumbuhannya :
(1)One shot model, yaitu model pendekatan yang menggunakan
satu kali pengumpulan data pada suatu saat.
(2)Longitudinal model, yaitu model pendekatan dengan
mempelajari berbagai tingkat pertumbuhan individu-individu
yang sama.
(3)Cros sectional model, yaitu model pendekatan gabungan antara
one shot model dengan longitudinal model. Pendekatan ini
merupakan pendekatan yang terbaik.
(4)Pendekatan menurut desain atau rancangan penelitian.

Ada tiga rancangan dasar dalam pendekatan desain, yaitu rancangan


rambang lugas, rancangan ulangan, dan rancangan faktorial.

164
Cambell dan Stanley menggolongkan pendekatan desain, yang terdiri
dari tujuan penelitian, waktu yang tersedia, subyek penelitian, minat
atau selera peneliti, dan pendekatan survey.

Menurut Winarno S, survei adalah cara pengumpulan data dari


sejumlah unit atau individu dalam waktu yang bersamaan dan
jumlahnya biasanya cukup besar.

5) Menentukan Variabel dan Sumber Data

a) Menentukan Variabel

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi, atau apa yang


menjadi titik perhatian suatu penelitian, atau segala sesuatu yang
menjadi sasaran penelitian. Variabel dapat dibedakan menjadi enam
variabel berikut ini :

(1) Variabel kuantitatif, contohnya luas kota, umur, banyaknya jam,


dan lain-lain.
(2) Variabel kualitatif, contohnya kepandaian, kemakmuran, dan
lain-lain.
(3) Varibel tergantung (dependency) adalah variabel akibat.
Variabel akibat ini yang menjadi titik pusat persoalannya oleh
karena itu variabel tergantung disebut juga variabel kriterium.
Keadaan variabel akibat tergantung terhadap banyaknya variabel
yang lain.
(4) Variabel bebas (indepedency) adalah salah satu yang dipilih
sebagai variabel yang sengaja dalam penelitian, dipelajari
pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Variabel bebas sering
juga disebut dengan variabel sebab dan merupakan pengaruh
dari variabel akibat.
(5) Variabel Kendali, yaitu variabel yang pengaruhnya terhadap
variabel tergantung dinetralisasikan.
(6) Variabel rambang, yaitu variabel yang pengaruhnya terhadap
variabel tergantung diabaikan, karena variabel rambang tidak
dapat diamati, terletak pada diri seseorang. Misalnya semangat
dan motivasi dalam belajar.

165
b) Menentukan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah dari mana subjek data dapat
diperoleh. Dalam penelitian yang menjadi sumber data, antara lain
responden, benda mati, benda hidup, dan catatan. Sehubungan
dengan wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subjek
penelitian, maka dikenal ada tiga jenis penelitian yaitu :

(1)Penelitian populasi, yaitu penelitian terhadap seluruh objek


penelitian.
(2)Penelitian sampel, yaitu penelitian terhadap sebagian dari
keseluruhan subjek penelitian.
(3)Penelitian kasus, yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif,
terinci, dan mendalam terhadap suatu organisme atau gejala
tertentu.

j. Memilih Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)

Populasi adalah semua individu yang menjadi subyek penelitian. Dengan


kata lain populasi adalah sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat
kriteria yang berkaitan dengan masalah penelitian. Jika sebagian populasi
ini diambil dinamakan sampel. Pengambilan sampel harus tepat dan
proporsional, karena kesimpulan yang diperoleh akan dikenakan kepada
seluruh populasi. Tujuan diadakan sampel adalah sebagai berikut :

1) Untuk memperoleh keterangan pada obyek dengan mengamati


sebagian dari populasi.
2) Untuk mengungkapkan sifat-sifat umum dari populasi dan untuk
menarik generalisasi.
3) Untuk melakukan prediksi, penafsiran, dan pengujian terhadap
hipotesis.
Cara-cara pengambilan sampel dapat dilakukan melalui beberapa cara
berikut ini :

1) Sampel Random (Sample Acak)


Sampel random (sample acak), yaitu kesempatan yang sama untuk
dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi.

2) Sampel Berstrata

166
Sampel berstrata, yaitu populasi terbagi atas tingkat-tingkat atau
strata, maka pengambilan sample tidak boleh dilakukan secara acak.
Setiap strata harus diwakili sebagai sampel dari semua tingkat.

3) Sampel Wilayah
Sampel wilayah dilakukan apabila terdapat ciri khas antara wilayah
yang satu dengan wilayah yang lain. Sampel wilayah adalah cara yang
dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat
dalam populasi.

4) Sampel Kelompok (Cluster)


Kelompok-kelompok yang dijumpai dalam masyarakat umumnya
bukan merupakan kelas satu strata.

5) Sampel Proporsi (Imbangan)


Digunakan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel
berstrata atau sampel wilayah.

6) Sampel Bertujuan (Purposive)


Dilakukan dengan cara mengambil subjek yang didasarkan pada
tujuan tertentu. Dilakukan dengan beberapa pertimbangan, misalnya
keterbatasan waktu, dana, tenaga, dan sebagainya.

7) Sampel Kuota
Dilakukan berdasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam
pengumpulan data si peneliti menghubungi subjek yang memenuhi
persyaratan ciri-ciri populasi tanpa memperhatikan dari mana asal
subjek tersebut.

8) Sampel Insidental
Dilakukan dengan cara memperoleh sampel dari sekumpulan populasi
secara insidental atau secara kebetulan saja dengan tidak
menggunakan perencanaan tertentu.

9). Sampel Bola Salju


Dilakukan dengan cara berantai. Seperti seorang yang
menggelindingkan bola diatas hamparan salju, semakin
digelindingkan semakin besar bola tersebut.

167
2. Manfaat dan Syarat Rancangan Penelitian

Manfaat penyusunan rancangan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan


penelitian.
b. Menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan
penelitian.
c. Memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dan
memberi gambaran macam-macam kesulitan yang akan dihadapi pada
saat melakukan penelitian.
Syarat-syarat rancangan penelitian, antara lain sebagai berikut :

a. Sistematis, artinya unsur yang ada dalam rancangan penelitian harus


tersusun dalam urutan yang logis.
b. Konsisten, artinya terdapat kesesuaian di antara unsur tersebut, misalnya
antara judul dengan tujuan, antara rumusan masalah dengan tujuan.
c. Operasional, artinya dapat menjelaskan bagaimana penelitian itu
dilakukan. Misalnya apa yang akan dicari, dijawab atau diukur, apa alat
yang digunakan.

C. PENGUMPULAN DATA

Setelah penelitian selesai menyusun rancangan penelitian, maka


tahap selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan penelitian. Secara umum
melaksanakan penelitian adalah melakukan berbagai tahap kegiatan yang telah
disusun dalam rancangan penelitian yang meliputi perumusan judul,
perumusan masalah, penyusunan hipotesis, penyusunan instrument,
pengumpulan data, analisis data, penafsiran data, dan penulisan laporan hasil
penelitian. Secara konkrit tahap pelaksanaan penelitian meliputi pengumpulan
data, pengolahan data (analisis dan penafsiran data), dan penulisan laporan
hasil penelitian. Kegiatan tersebut tidak saling terpisah satu sama lain.
Berbagai kegiatan tersebut tersusun secara logis dan membentuk satu
rangkaian kegiatan yang utuh.

Dalam pengumpulan data penelitian ada beberapa hal yang harus kita
pahami terlebih dulu seperti berikut ini.

168
1. Arti dan Kegunaan Data

Data adalah fakta-fakta dari suatu kenyataan yang sudah terukur, baik
kualitas maupun kuantitasnya. Data biasanya sudah diwujudkan dalam
simbol-simbol tertentu, misalnya angka-angka, grafik, diagram, tabel,
gambar, peta, dan warna-warna tertentu. Atau sangat berguna untuk menguji
hipotesis, oleh karena itu data harus valid (terpercaya), tidak boleh
meragukan.

Fakta adalah kesan yang diperoleh dari kenyataan yang diamati yang
diungkapkan dengan simbol-simbol tertentu. Menurut Koentjoroningrat,
fakta adalah pernyataan deskriptif yang merupakan abstraksi gejala atau
kejadian yang konkrit dalam masyarakat. Fakta yang menyebabkan
timbulnya fakta lain disebut faktor, fakta yang merupakan hasil pengukuran
disebut data.

Kegunaan data adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang suatu keadaan


atau persoalan
b. Data dapat dijadikan dasar yang objektif dalam proses pembuatan
keputusan untuk memecahkan suatu persoalan.
c. Data dapat dijadikan dasar utama untuk menyusun berbagai perencanaan
kerja dan sekaligus sebagai alat kontrolnya.
d. Sebagai alat evaluasi, setelah suatu kegiatan selesai dilaksanakan.
e. Dalam suatu penelitian ilmiah, data digunakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
Faktor-faktor yang sangat menentukan agar peneliti memperoleh data yang
baik dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Peneliti harus memahami tujuan peneliti


b. Peneliti harus memahami pedoman kerja
c. Peneliti harus memahami cara mendokumentasikan data.
d. Peneliti harus memahami sample yang menjadi sumber data
e. Peneliti memusatkan hipotesis atau hal-hal yang perlu dipecahkan dalam
penelitian.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam proses pengumpulan data, yaitu
sebagai berikut.

a. Validitas, yaitu ketepatan dalam mengungkapkan data


b. Reliabilitas, yaitu dapat dipercaya dan diandalkan.

169
2. Jenis-Jenis Data

Jenis data dapat dirinci sebagai berikut.

a. Menurut Cara Memperolehnya

Menurut cara memperolehnya, jenis-jenis data terdiri atas berikut ini.

1) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama dan
diolah oleh organisasi atau perorangan. Misal petugas sensus
penduduk mendatangi setiap rumah menanyakan jumlah keluarga,
mata pencaharian, agama, dan sebagainya. Sumber data primer dalam
kegiatan penelitian, antara lain masyarakat langsung, benda, kondisi,
situasi, proses, atau perilaku orang tertentu, data laboratorium.

2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh suatu organisasi atau


perorangan yang diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpulkan
dan mengolahnya. Misal suatu departemen memperoleh data dari biro
pusat statistik. Data sekunder bersumber dari bahan bacaan atau
dokumentasi seperti surat-surat, dan naskah hasil penelitian.

b. Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya, data dibedakan menjadi dua berikut ini.

1) Data kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dengan bentuk kalimat-


kalimat atau uraian, seperti prasasti, buku-buku, piagam, dan
sebagainya. Data ini banyak digunakan dalam penelitian filosofis,
deskriptif dan historis.

2) Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka, data ini sangat
penting dan umum digunakan dalam berbagai penelitian yang
penyelesaiannya menggunakan metode statistik, misalnya jumlah
penduduk, jumlah produksi padi per hektar.

c. Menurut Sumbernya

Menurut sumbernya, data dibagi menjadi empat berikut ini.

1) Data literer, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis,


misalnya buku-buku, majalah-majalah, dan sebagainya.

2) Data dokumenter, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen


yang dapat berupa berikut ini.

170
a) Data dokumenter tertulis (printed), seperti relif candi, daun lontar,
arsip negara, dan sebagainya.

b) Data dokumenter terekam (recorded), seperti pada perekaman


pidato, proklamasi kemerdekaan, rekaman rapat, dan sebagainya.

c) Data dokumenter tidak tertulis, misalnya adat-istiadat, cerita, dan


sebagainya.

d) Data dokumenter material, seperti fosil-fosil, artefak, patung, dan


sebagainya.

3) Data laboratorik, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian


laboratorium.

4) Data lapangan, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian di


lapangan.

d. Menurut Waktu Pengumpulannya

Menurut waktu pengumpulannya, data dibagi menjadi dua berikut ini.

1) Cross section data, yaitu data yang dikumpulkan pada waktu tertentu
untuk menggambarkan keadaan waktu itu, misalnya angka
pengangguran tahun 2004.

2) Time series data, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk menggambarkan suatu perkembangan/pertumbuhan. Misalnya
data siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi dari tahun 2000
sampai 2004.

e. Menurut Penggolongannya

Menurut penggolongannya, data dibagi menjadi dua berikut ini.

1) Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan di dalam suatu


organisasi seperti negara, perusahaan, departemen, dan lain-lain.
Misalnya data penduduk.

2) Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan sesuatu di luar


organisasi. Misalnya perkembangan harga, dan selera pembeli.

3. Persiapan Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk


keperluan penelitian. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk

171
digunakan. Validitas dari data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta
kualitas dari pengambil datanya sendiri cukup valid (dapat dipercaya).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data, antara lain


sebagai berikut.

a. Jenis data yang diperoleh


b. Sumber data
c. Penyusunan instrumen sebagai alat untuk mengumpulkan data
d. Jumlah data yang diperlukan
e. Siapa saja yang menjadi responden, dan bagaimana cara
menghubunginya.
f. Mempersiapkan orang-orang yang akan diminta bantuannya untuk
mengumpulkan data.
g. Menyiapkan surat izin untuk meneliti seseorang atau instansi tertentu.
h. Biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan data.
Adapun syarat data yang baik adalah sebagai berikut.

a. Harus objektif artinya sesuai dengan kenyataan


b. Harus dapat mewakili (representatif)
c. Harus mempunyai kesalahan baku yang kecil.
d. Harus tepat waktu.
e. Harus ada hubungannya dengan persoalan yang akan dipecahkan.

4. Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain


sebagai berikut.

a. Metode sensus, yaitu dengan mencatat seluruh elemen dalam populasi


objek penelitiannya. Contohnya sensus penduduk (elemen: usia, jenis
kelamin, status perkawinan, agama, dan sebagainya). Kebaikan metode
sensus adalah dapat diperoleh data yang valid dan lengkap yang disebut
parameter. Kelemahannya adalah biaya besar, waktu lama, dan butuh
banyak tenaga.
b. Metode sampling, yaitu dengan mencatat sebagian kecil dari
populasinya. Dengan sampling akan diperoleh nilai karakteristik
perkiraan yang dapat memperkirakan nilai sesungguhnya dan populasi
objek. Cara ini disebut survei sampling. Kebaikan metode sampling
adalah hemat biaya, tenaga, dan waktu serta datanya up to date.
Sedangkan kelemahannya bahwa hasilnya tidak dapat mencapai
kebenaran seratus persen.

172
c. Metode studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap satu aspek
tertentu dari populasi yang tidak jelas batasnya. Kelemahannya adalah
kesimpulan bersifat khusus dan tidak dapat digeneralisasikan sehingga
sulit memperkirakan nilai yang sebenarnya dari populasi objek.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut.

a. Metode wawancara

Metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh


pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden. Secara fisik
metode wawancara memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Pewawancara dan responden biasanya saling mengenal


2) Responden selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan.
3) Pewawancara selalu bertanya.
4) Pewawancara selalu netral, ia tidak menjuruskan pertanyaan ke arah
jawaban tertentu.
5) Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selalu mengikuti panduan yang
dibuat sebelumnya.
Berdasarkan sifat pertanyaannya wawancara dibedakan sebagai berikut.

1) Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh


pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan
terperinci.
2) Wawancara tidak terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan dengan
bebas tanpa dikendalikan oleh pedoman yang telah dipersiapkan lebih
dahulu. Yang memimpin dan mengarahkan tanya jawab adalah
penelitiannya. Pewwancara lebih banyak melayani dan membiarkan
responden bercerita ke sana kemari
3) Wawancara bebas terpimpin, yaitu perpaduan antara wawancara
terpimpin dan wawancara tidak terpimpin. Kelebihan wawancara
bebas terpimpin adalah sebagai berikut.
a) Pewawancara tetap memegang kendali dan arah tanya jawab
melalui daftar pertanyaan.

173
b) Dalam tanya jawab, suasana rileks, santai, familiar, dan
pembicaraannya dapat mendalam.
c) Dapat membantu penyelidik untuk mengungkap hal-hal yang masih
tersembunyi.
d) Dengan teknik ini dapat diperoleh data yang akurat, mendalam,
jumlahnya besar, dan sesuai dengan kerangka panduan yang telah
digariskan.
Berdasarkan bentuk wawancaranya, wawancara dibedakan menjadi dua
berikut ini.

1) Wawancara berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun


secara terperinci sehingga menyerupai check list. Di sini tugas
pewawancara tinggal membubuhkan tanda cek (ü).

2) Wawancara tidak berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya


memuat garis besar yang akan ditanyakan. Di sini pewawancara
dituntut untuk bersikap kreatif dan berperan sebagai pengemudi
jawaban responden.

Beberapa sikap pewawancara yang baik, antara lain sebagai berikut.

1) Netral, jangan menentang atau bereaksi terhadap jawaban responden,


baik dengan kata-kata atau gerakan.
2) Ramah, pewawancara diharapkan bermuka cerah, berpenampilan rapi,
dan bersemangat dalam bertutur kata.
3) Adil, tidak memihak, semua responden harus diperlakukan sama tidak
membeda-bedakan, sopan, hormat kepada responden.
4) Hindarkan ketegangan, hindari kesan seolah-olah responden sedang
diuji.
Kebaikan metode wawancara, antara lain sebagai berikut.

1) Dapat diperoleh keterangan yang sedalam-dalamnya mengenai suatu


masalah, terutama yang berkenaan dengan pribadi seseorang.
2) Informasi yang diinginkan dapat diperoleh dengan cepat.
3) Dapat dipastikan bahwa memang betul responden memberikan
jawaban.
4) Peneliti berusaha agar pertanyaan sungguh-sungguh dapat dipahami
responden.
5) Informasi yang diperoleh lebih dipercayai kebenarannya.
6) Sangat baik untuk menilai keadaan pribadi seseorang.
7) Dapat dilaksanakan sambil mengadakan seseorang.

174
8) Tidak dibatasi tingkat usia dan pendidikan subjek yang diselidiki.
Kelemahan metode wawancara, antara lain sebagai berikut.

1) Terdapat kesangsian akan kebenaran jawaban yang diperoleh


2) Kondisi pewawancara tidak selalu stabil dalam menghadapi orang secara
berturut-turut.
3) Biaya lebih mahal atau tinggi dan waktu yang lama.
4) Menemui responden bukanlah hal yang mudah.
5) Belum ada sistem yang baku untuk mencatat hasil wawancara.
6) Kesulitan terhadap pengolahan hasil wawancara.
Dalam melakukan pencatatan hasil wawancara, peneliti bisa memilih satu
atau dua kombinasi dari cara-cara sebagai berikut.

1) Pencatatan dilakukan secara langsung ketika wawancara berjalan.


2) Pencatatan dilakukan setelah berlangsungnya wawancara. Pada awal
wawancara berlangsung pewawancara hanya melontarkan pertanyaan-
pertanyaan.
3) Pencatatan dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti perekam
(tape recorder). Setelah wawancara selesai, peneliti tinggal memutar
kembali hasil wawancara dan mencatat rekaman tersebut.

b. Metode Observasi atau Pengamatan

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan


pancaindra atau pengamatan. Apa yang dilihat, didengar, dicatat, difoto,
digambar, atau direkam.

Menurut Moh. Nasir Ph, D. observasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Harus jelas apa saja yang akan diamati.


2) Perilaku dibuat dalam kategori-kategori tertentu.
3) Unit yang digunakan untuk mengukur perilaku harus ada dan valid.
4) Derajat inferensi (kesimpulan) yang dinginkan harus jelas.
5) Jenis dan besarnya sampel harus sudah ditentukan.
6) Melakukan pencatatan secepat mungkin dan lengkap di tempat
pengamatan.
7) Hasilnya dapat dicek ulang atas validitas dan reliabilitasnya.
Menurut Goog, ciri-ciri observasi adalah sebagai berikut.

1) Memilih arah atau tujuan tertentu


2) Dilakukan secara sistematis

175
3) Bersifat kuantitatif
4) Melakukan pencatatan
5) Pelakunya harus terampil
6) Hasilnya dapat dicek mengenai validitasnya.

Menurut Selitiz, cirri-ciri observasi adalah sebagai berikut.

1) Sudah direncanakan
2) Berkaitan dengan tujuan penelitian.
3) Dicatat, objektif.
Petunjuk observasi menurut Rummel, yaitu sebgai berikut.

1) Kuasai apa saja yang akan diamati dan fenomena yang dicatat
2) Selidiki dulu tujuan umum atau khusus dari masalah penelitian.
3) Buatlah alat-alat bantu untuk mencatat hasil observasi.
4) Batasi secara tegas tingkatan kategori yang akan digunakan.
5) Lakukan pengamatan yang secermat-cermatnya.
6) Catatlah setiap geala secara terpisah dan hindari terkena pengaruh oleh
subjek tertentu yang sedang diamati.
7) Kuasai dulu alat-alat pencatatan data beserta cara kerjanya.
Alat-alat yang biasa digunakan dalam observasi adalah sebagai berikut.

1) Anecdotal records, yaitu catatan tentang kelakukan yang luar biasa


yang muncul di daerah observasi. Ini harus dibuat secepatnya dan
secara jujur.
2) Catatan berkala, yaitu catatan mengenai cara-cara orang bertindak
dalam jangka waktu tertentu.
3) Check List, yaitu daftar yang berisi nama subjek dan faktor-faktor yang
hendak diselidiki.
Check list memuat berbagai aspek perbuatan dan perilaku, pengamat
tinggal memberi tanda cek (ü) pada kolom-kolom.

4) Rating scale, yaitu pencatatan gejala menurut tingkat-tingkatnya.


5) Mechanical devices, yaitu alat-alat optik untuk membantu
pengamatan. Contohnya kamera, tape recorder, dan sebagainya.

Observasi dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.

1) Observasi sistematis, yaitu observasi apabila dalam proses


pengamatannya menggunakan instrumen-instrumen tertentu.

176
2) Observasi nonsistematis, yaitu observasi apabila dalam proses
pengamatannya tidak menggunakan instrumen pengamatan.
Observasi dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.

1) Observasi partisipasi, apabila pengamat ikut terlibat dalam kegiatan


yang sedang diamati.
2) Observasi nonpartisipasi, yaitu observer tidak melibatkan diri ke
dalam objek.
Pengamatan dilaksanakan secara tidak langsung. Di sini observer
mendapatkan gambaran tentang obyeknya melalui pengamatan tidak
langsung.

Keuntungan metode observasi atau pengamatan, antara lain sebagai


berikut.

1) Mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya.


2) Dapat memperoleh data dari subjek, baik komunikasi secara verbal
maupun nonverbal.
3) Teknik yang murah dan mudah guna mendapatkan informasi.
4) Dimungkinkan mengadakan secara serempak dengan menggunakan
observasi lebih dari seorang.
5) Kepada para observer yang sangat sibuk pada umumnya tidak keberatan
jika diamati.
6) Banyak peristiwa psikis yang penting tidak mungkin dapat diperoleh.
Kelemahan metode observasi atau pengamatan, antara lain sebagai
berikut.

1) Memerlukan waktu lama untuk memperoleh hasil dari suatu kejadian.


2) Pengamatan terhadap suatu fenomena yang terjadi, tidak dapat
dilakukan secara langsung.
Menurut Bergman dan Siegel yang mempengaruhi ketidakjujuran
jawaban responden adalah sebagai berikut.

1) Persahabatan
2) Kecepatan menerka
3) Cepat memutuskan
4) Jawaban kesan pertama
5) Penampilan instrumen
6) Prasangka
7) Kesalahan pengambilan rata-rata
8) Kemurahan hati

177
c. Metode Dokumenter

Metode documenter digunakan apabila data penelitian akan dikumpulkan


dari dokumen seperti catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
dokumentasi, dan sebagainya.

d. Studi Kepustakaan

Data yang dapat mendukung penelitian dapat dikumpulkan melalui studi


kepustakaan yang berupa data-data sekunder. Misalnya hasil sensus dari
berbagai bidang, laporan ilmiah, peta, gambar, arsip-arsip, dokumen,
mikro film, dan sebagainya. Keuntungan studi kepustakaan adalah
menghemat tenaga, waktu, dan datanya sudah tersusun rapi dan valid.

6. Alat-alat Pengumpul Data

Beberapa alat-alat yang digunakan sebagai pengumpul data, antara lain


sebagai berikut.

a. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Adapun macam-macam tes antara lain sebagai berikut.

1) Tes kepribadian (personality test), yaitu tes yang digunakan untuk


mengungkapkan kepribadian seseorang. Yang diukur adalah self
concept, kreativitas, disiplin, dan lain-lain.
2) Tes bakat (aptitude test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
atau mengetahui bakat seseorang.
3) Tes intelegensi (intelegensi test), yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasii atau perkiraan terhadap tingkat intelektual
seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang
diukur intelegensinya.
4) Tes sikap (attitude test), yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan
pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
5) Tes minat (measure of interest), yaitu alat untuk menggali minat
seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu.

178
Tes sebagai instrumen pengumpulan data terdiri atas dua jenis, yaitu
sebagai berikut.

1) Tes buatan guru, yaitu tes yang disusun oleh guru dengan prosedur
tertentu. Belum mengalami uji coba berkali-kali, sehingga tidak
diketahui ciri-ciri kebaikannya.
2) Tes standar, yaitu tes yang sudah tersedia di lembaga testing dan sudah
terjamin keampuhannya. Tes standar merupakan tes yang sudah
mengalami uji coba berkali-kali dan dianggap baik (valid)
Agar pengumpulan data dengan tes dapat mengatasi kekaburan peril
diperhatikan beberapa hal berikut ini.

1) Memberi kesempatan berlatih tester.


2) Menggunakan tester lebih dari satu dan hasilnya dibandingkan.
3) Melengkapi instrumen tes dengan manual, selengkap, dan homogen.
4) Menciptakan dan memilih situasi tes sebaik-baiknya.
5) Terciptanya kerja sama antartester.
6) Menentukan waktu dan memperoleh izin dari atasan.
b. Kuesioner atau Angket

Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang


digunakan untuk mengumpulkan informasi dari responden. Jenis-jenis
kuesioner tersebut antara lain sebagai berikut.

1) Dipandang dari cara menjawabnya

a) Kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan responden untuk


menjawab dengan kalimat sendiri.
b) Kuesioner tertutup, yaitu pertanyaan yang telah disediakan
jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang
sudah disediakan.
2) Dipandang dari jawabannya

a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab langsung tentang


dirinya
b) Kuesioner tidak langsung, yaitu responden menjawab tentang orang
lain.
3) Dipandang dari bentuknya

a) Kuesioner pilihan ganda


b) Kuesioner isian
c) Kuesioner check list

179
d) Rating scale

Keuntungan penggunaan kuesioner, antara lain sebagai berikut.

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.


2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
3) Dapat dijawab pada waktu senggang.
4) Responden dapat bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab
kuesioner.
5) Semua responden dapat diberi pertanyaan secara homogen.

Kerugian atau kelemahan metode kuesioner, antara lain sebagai berikut.

1) Responden sering tidak teliti sewaktu menjawab pertanyaan, padahal


sukar diulang dalam pemberian kuesioner.
2) Sering kali sukar dicari validitasnya.
3) Kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang
tidak benar.
4) Jika dikirim dengan pos sering tidak kembali.
5) Waktu pengembaliannya tidak dapat serempak.
Beberapa rumus pertanyaan yang patut digunakan pada metode
kuesioner, antara lain sebagai berikut.

1) Pakailah bahasa yang sederhana, hindarkan tulisan-tulisan teknis yang


sukar dipahami
2) Gunakan kalimat yang pendek namun jelas maknanya.
3) Setiap pertanyaan hendaknya menanyakan satu hal saja.
4) Hindarkan pertanyaan yang pengertiannya ganda.
5) Hindari pertanyaan yang menggunakan kata sifat atau keterangan
yang maknanya belum disepakati.
6) Hindari pertanyaan yang bisa menimbulkan kecurigaan atau rasa
bermusuhan dari pihak responden.
7) Hindari penyebutan pilihan ganda yang tidak lengkap.
8) Hindari pertanyaan yang menyangkut harga diri dan bersifat pribadi.
Dalam metode kuesioner, perhatikan hal-hal berikut ini.

1) Pertanyaan yang diajukan hendaknya dimulai dari yang menarik dan


mudah.
2) Pertimbangkan, apakah diperlukan dua atau lebih pertanyaan untuk
setiap sasaran.
3) Pertanyaan hendaknya meminta jawaban yang agak mendalam.

180
4) Bila memerlukan jawaban yang bersifat pribadi, hendaknya
ditempatkan pada bagian akhir.
5) Data yang diperoleh relatif mudah diolah dan ditafsirkan peneliti.
6) Untuk melengkapi kuesioner, peneliti perlu disertai dengan surat
pengantar tujuan dan pentingnya penelitian, serta harapan yang
diinginkan peneliti dari responden.

D. PENGOLAHAN DATA

Data yang sudah terkumpul masih berserakan dan belum memberikan


makna yang optimal. Oleh karena itu perlu dikelompokkan, dikategorikan, dan
dimanipulasi agar lebih simpel serta bermakna untuk memecahkan masalah.
Agar pengolahan data lancar, maka perlu adanya tiga kegiatan yang dilakukan
sebagai berikut.

1. Editing, yaitu penelitian kembali catatan-catatan dari lapangan yang berisi


data.

Hal-hal yang perlu diteliti antara lain sebagai berikut.

a. Kelengkapan isian.
b. Keterbatasan tulisan.
c. Kejelasan jawaban
d. Relevansi jawaban.
e. Keseragaman satuan data, dan sebagainya.

2. Coding, yaitu pemberian kode-kode pada jawaban para responden yang


bersifat kualitatif dan berupa angka pada jawaban responden yang
kuantitatif.

Pemberian kode pada data dapat dilakukan dengan melihat jenis-jenis


pertanyaan yang diajukan.

a. Pengkodean terhadap jawaban yang berupa angka.


b. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan tertutup.
c. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan semi terbuka.
d. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan terbuka.

3. Tabulating, yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan ke dalam


tabel agar mudah dipahami dan dianalisis.

181
Ada empat tabel, yaitu sebagai berikut.

a. Tabel Induk (Master Table)

Tabel induk adalah tabel yang berisi semua data yang tersedia secara
rinci. Tabel ini tidak dimasukkan dalam penjelasan, tetapi digunakan
sebagai dasar tabel untuk membuat tabel lain yang lebih singkat.

b. Tabel Teks (Text Table)

Tabel teks adalah tabel yang telah diringkaskan untuk suatu keperluan
tertentu. Tabel ini diletakkan dalam teks keterangan yang dibuat.

c. Tabel Frekuensi

Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan berapa kali sesuatu hal itu
terjadi.

d. Tabel silang

Tabel silang adalah tabel yang dibuat dengan memecah suatu kesatuan
data menjadi beberapa subkesatuan.

Kegiatan tabulasi meliputi sebagai berikut.

a. Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor, misalnya


tes, angket, rating scale, dan sebagainya.
b. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor, contohnya
jenis kelamin laki-laki diberi kode 1, jenis kelamin perempuan diberi
kode 0.
c. Mengubah jenis data
d. Memberikan kode.

E. PENGOLAHAN DATA SECARA STATISTIK (Kuantitatif)

Statistik diartikan sebagai metode untuk mengumpulkan, mentabulasi,


menggolongkan, menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti dari data
berupa angka. Pengolahan data secara statistik mempunyai dua fungsi, yaitu
sebagai berikut.

182
1. Membantu peneliti melukiskan dan merangkum atau meringkas hasil
pengamatan yang telah dilakukan. Statistik seperti ini disebut dengan
statistik deskriptif.
2. Membantu meramalkan suatu kesimpulan untuk suatu populasi yang lebih
besar dari sekumpulan data yang diselidiki. Statistik semacam ini disebut
dengan statistik inferensial.
Untuk melukiskan dan merangkum hasil pengumpulan data berdasarkan
data kuantitatif, kita menggunakan teknik statistik deskriptif.

1. Distribusi Frekuensi

Data yang dikumpulkan dari lapangan adalah data mentah. Data ini masih
perlu disusun atau diatur lebih lanjut agar dalam penyajiannya mudah
dipahami dan dibaca.

Misalnya:

Kita mendapatkan data nilai sosiologi di kelas kita.

7, 8, 4, 6, 9, 7, 5, 8, 7, 4, 5, 7, 8, 9, 4, 6, 8, 7, 5, 8

4, 5, 6, 6, 7, 6, 8, 7, 4, 5, 8, 6, 7, 5, 6, 8, 4, 5, 7, 6

Nilai di atas disusun dan disajikan sesuai dengan frekuensinya, lihat tabel
berikut ini.
Nilai Ulangan Tally Frekuensi

9 ll 2

8 llll lll 8

7 llll llll 9

6 llll lll 8

5 llll ll 7

4 llll l 6

183
Total 40

2. Kecenderungan Umum Data

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari sekumpulan data, selain
dapat disusun dan disajikan dalam bentuk tabel, kita juga dapat menyusun
dan menyajikan dengan cara mencari bilangan yang mewakili keseluruhan
satuan data itu. Bilangan yang mewakili keseluruhan data disebut juga
ukuran pemusatan data atau tendensi sentral. Ukuran pemusatan data yang
digunakan dalam penelitian adalah mean, modus, dan median.

a. Rata-Rata Nilai (Mean)

Mean adalah nilai bilangan yang berasal dari jumlah keseluruhan nilai
bilangan dibagi dengan banyaknya unit atau bilangan.

M = mean

∑X = jumlah nilai

Rumus di atas digunakan jika jumlah individu sedikit dan penyebaran


nilainya tidak berkelompok atau interval.

Contohnya, hasil tes sosiologi dari 10 anak adalah 9; 7; 8; 7; 6; 8; 7; 5; 7;


8 maka nilai rata-rata mean adalah 72 : 10 = 7,2 (72 adalah jumlah nilai
sosiologi dari ke-10 anak).

M = mean
f = frekuensi
X = nilai tengah
∑ fx = jumlah nilai-nilai setelah dikalikan frekuensi
N = jumlah individu

Rumus ini hanya dipakai jika penyebaran nilainya berkelompok atau


interval.

Contoh:

184
IQ (x) x f Fx

100 – 104 102 3 306

95 – 99 97 2 194

90 – 94 92 2 184

85 – 89 87 1 87

80 – 84 82 1 82

Total 10 853

Simbol N åfx

∑ fx
Dari tabel di atas maka mean = N

853
= 10

= 85,3

b. Nilai Tengah (Median)

Median adalah nilai tengah yang membatasi 50% frekuensi bagian bawah
distribusi dengan 50% bagian atas. Jika penyebaran nilainya tunggal
dengan jumlah ganjil, maka rumusnya Md = nilai tengah distribusi.

Contoh:
Anak no : 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Nilai : 9 8 7 8 6 8 7 7 8
Array : 6 7 7 7 (8) 8 8 8 9

Dari array (urutan data) data di atas mediannya = 8


1
Jika datanya genap, maka median = 2 dari dua data tengah.

Contoh:

Anak no : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nilai : 9 8 7 8 6 8 7 7 8 6

185
Array : 6 6 7 7 (7) (8) 8 8 8 9

7+8 15
=
Dari data di atas, maka mediannya = 2 2

= 7,5

Perhitungan median untuk data yang dikelompokkan atau interval.

Median = L +
Rumus 1

Median = U –

Rumus 2

Keterangan: L= Batas bawah nyata dari kelas interval yang


mengandung median
U = Batas atas nyata dari kelas interval yang
mengandung median.
N = Jumlah frekuensi
fcb = Frekuensi kumulatif di bawah kelas interval yang
mengandung median.
fm = Frekuensi dalam kelas interval yang mengandung
median
fca = Frekuensi kumulatif di atas nilai yang mengandung
median
i = Interval
c. Nilai yang Sering Muncul (Modus)
Modus adalah nilai yang paling besar frekuensinya atau nilai yang paling
sering muncul. Rumus yang digunakan mencari modus satuan kelompok,
yaitu sebagai berikut.
M0 = L + M0 = U –

atau

Keterangan: M0 = Modus

186
L = Batas bawah nyata kelas interval yang mengandung
modus
Fa = Selisih frekuensi yang di atasnya
Fb = Selisih frekuensi yang di bawahnya.
i = Interval kelas
U = Batas atas nyata kelas interval yang mengandung
modus.

IQ f x fx F Komulatif
41 – 45 2 43 86 25

45 – 50 5 48 240 23

51 – 55 10 53 530 18

56 – 60 6 58 348 8

61 – 65 2 63 126 2

Total 25 1.330

Dari data di atas :

∑ fx = 1.330
a. Mean = N 25 = 53,2

22,5
b. Median = 50,5 + 10 = 52,75

fa 23
c. Modus = L + fa+fb i = 50,5 + 23−8 5 = 58,16

Kedudukan tendensi sentral di atas sangat tergantung pada bentuk


distribusinya. Sedangkan bentuk distribusi akan ditunjukkan oleh bentuk
kurva poligonnya. Bentuk kurva poligon ada tiga macam, yaitu sebagai
berikut.

a. Distribusi normal, bentuk kurvanya menyerupai genta yang simetris. Di


sini mean,
median, dan modus bersekutu, atau M = Mdn = Mo .

187
b. Distribusi juling positif, bentuk kurvanya hampir menyeruapi genta
dengan ekor di sebelah kanan. Di sini Mo terletak di bawah puncak
kurva, Mdn terletak di sebelah
kanannya, dan M terletak di sebelah kanannya lagi, atau Mo < Mdn <
M .
c. Distribusi juling negatif, bentuk kurvanya hampir menyerupai genta
dengan ekor di sebelah kiri. Di sini Mo terletak di bawah puncak kurva.
Mdn di sebelah kirinya, dan M di

sebelah kirinya lagi atau Mo > Mdn > M .

Mo Mo
Mo

Mdn Mdn
Mdn

Bentuk normal Bentuk juling positif Bentuk juling negatif

Sumber: Sutrisno Hadi, 1989. Halaman 251.

Kegunaan mean antara lain sebagai berikut.

a. Paling stabil digunakan untuk menganalisis statistik jika distribusinya


normal.
b. Paling andal untuk menafsir.
c. Dapat digunakan untuk perhitungan statistik yang lebih luas.
Kegunaan media adalah untuk menghadapi distribusi yang tidak normal,
karena median merupakan nilai variabel yang terletak di tengah. Median
sangat tepat untuk distribusi terbuka. Kegunaan modus sebagai alat

188
deskripsi yang cepat tetapi kasar. Cocok untuk mendeskripsikan kasus
tipikal, dan tidak terpengaruh oleh kasus-kasus ekstrim.

Antara data kualitatif dengan data kuantitatif terdapat hubungan.

Data Kuantitatif adalah data yang dapat dihitung dengan angka, baik angka
nominal atau presentase. Contohnya data jumlah siswa dalam satu
sekolahan.

Data kualitatif adalah data yang berupa pernyataan-pernyataan atau status


seseorang, atau kategori variabel yang tidak dapat dihitung angka.
Contohnya status perkawinan.

Kedua jenis data di atas tidak terpisah-pisah, melainkan saling mengisi dan
saling melengkapi. Keduanya sama-sama ditemukan dalam populasi atau
sampel penelitian. Yang berbeda adalah pendekatan dan teknik analisisnya.

3. Menganalisis dan Menginterprestasikan Data

Kegiatan selanjutnya setelah pengolahan data selesai yang dilakukan adalah


menganalisis data. Menganalisis data artinya mengelompokkan, membuat
suatu urutan, serta menyingkatkan data. Menganalisis data tujuannya adalah
untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan mudah
ditafsirkan.

Menganalisis data diawali dengan kegiatan editing, coding, dan tabulasi.


Dalam kegiatan ini dilakukan manipulasi data yaitu mengubah data mentah
yang masih berserakan menjadi bentuk baru yang lebih simpel, rapi, mudah
dipahami, dan memperlihatkan hubungan antarfenomena atau variabel.
Bentuk baru tersebut, misalnya grafik, tabel, diagram, peta, dan sebagainya.
Jika pendekatannya kualitatif, maka teknis analisis datanya menggunakan
metode deskripsif, tetapi jika pendekatannya kuantitatif, maka kita
menggunakan metode analisis statistik. Kegiatan pokok analisis data
menurut J. Supranto, M.A. adalah sebagai berikut.

a. Membandingkan variabel-variabel yang ada untuk mengetahui


persamaannya, perbedaannya, presentasenya, dan sebagainya.

b. Memecahkan suatu keseluruhan data menjadi bagian-bagian yang lebih


kecil, agar dapat mengetahui bagian-bagian yang menonjol,
membandingkan antarkomponen yang ada, dan membandingkan suatu
bagian dengan keseluruhan.

189
c. Memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu
perubahan guna memprediksikan kejadian berikutnya yang mungkin
terjadi.

d. Menarik kesimpulan atas dasar hasil analisis di atas.

Interpretasi data perlu dilakukan sebagai rangkaian dari analisis data.


Interpretasi data adalah mencari makna yang lebih luas dari hasil-hasil
penelitian.

4. Pengolahan Data Kualitatif

Proses dan langkah yang perlu diperhatikan dalam setiap pengolahan data
kualitatif antara lain adalah reduksi data, penyajian (display) data, dan
pengambilan kesimpulan.

a. Reduksi Data

Data yang telah terkumpul dan terekam kemudian dirangkum dan


diseleksi. Merangkum dan menyeleksi data didasarkan pada fokus
kategori, atau pokok permasalahan tertentu yang telah ditetapkan dan
dirumuskan sebelumnya. Pada akhir tahap ini semua data yang relevan
diharapkan telah tersusun dan terorganisir sesuai kebutuhan.

b. Penyajian Data

Setelah proses reduksi data, selanjutnya data diolah lagi dengan


menyusun atau menyajikan ke dalam matriks-matriks yang sesuai dengan
keadaan data. Misalnya data dimasukkan ke dalam matriks kronologis
yang menunjukkan urutan waktu suatu kejadian atau data dimasukkan ke
dalam matriks yang menggambarkan hubungan antara faktor atau
komponen dalam suatu peristiwa atau kejadian.

Matriks berfungsi untuk beberapa macam berikut ini.

1) Memilah-milah data yang telah ada


2) Memudahkan pengkonstruksian data yang berguna untuk menuturkan,
menyimpulkan, dan menginterpretasikan data.
3) Memudahkan mengetahui cakupan data yang telah terkumpul
sehingga bila data dianggap masih kurang atau belum lengkap, segera
dapat dilengkapi dengan cara pengumpulan ulang di lapangan.
c. Pengambilan Kesimpulan

190
Berdasarkan hasil pemahaman dan pengertian ini peneliti menarik
kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan.

Dalam pengolahan data secara kualitatif, ada tiga hal yang perlu dikuasai
peneliti, antara lain sebagai berikut.

1) Kemampuan merinci fokus masalah yang benar untuk ditelaah secara


mendalam.
2) Kemampuan melacak, mencatat, dan mengorganisasikan data untuk
masing-masing fokus, kategori, atau pokok permasalahan.
3) Kemampuan melukiskan dan menuturkan apa yang dipahami dan
diketahui tentang masalah yang diteliti ke dalam uraian kalimat yang
diskretif dan interpretatif.

5. Menyusun Instrumen

Dalam menentukan instrumen penelitian harus diperhatikan variabel-


variabel dan subvariabel obyek penelitian. Instrumen adalah alat yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data guna menguji hipotesis.
Contoh instrumen yaitu wawancara, soal tes, check list, kuesioner, angket.
Metode dan instrumen pengumpulan data dipengaruhi beberapa hal, antara
lain sebagai berikut.

a. Tujuan penelitian, tujuan menentukan macam-macam variabel dan


metode apa yang akan digunakan pengumpulan data.
b. Sampel penelitian, besar kecilnya sampel menentukan mudah sukarnya
metode penelitian yang akan digunakan. Sampel besar digunakan metode
angket.
c. Lokasi penelitian, lokasi yang luas sebaiknya menggunakan metode
angket atau kuesioner.
d. Biaya dan waktu, sebaiknya menggunakan metode interview apabila
menghendaki hasil yang lebih baik, tetapi biaya dan waktu terbatas, maka
kebanyakan yang digunakan metode kuesioner.
e. Pelaksana penelitian, apabila pelaksana banyak sedangkan responden
sedikit, seharusnya menggunakan metode wawancara.
f. Data, agar data menggambarkan kondisi yang mendalam maka metode
yang paling tepat adalah wawancara.

F. MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN

191
Salah satu kaidah ilmiah yang diakui dan diterima komunitas
ilmiah adalah mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khlayak/public.
Berdasarkan hal tersebut seorang peneliti memiliki kewajiban moral untuk
membagikan hasil penelitiannya dalam bentuk laporan hasil penelitian.

Laporan hasil penelitian dapat berbentuk naskah akademis formal


(disertasi, tesis, dan skripsi), ataupun naskah akademis nonformal (makalah
atau kertas kerja). Kadang laporan hasil penelitian tidak hanya dalam bentuk
penyajian tertulis, tetapi juga penyajian secara langsung berupa presentasi hasil
penelitian.

1. Menyusun Garis Besar Laporan


Kata laporan berasal dari awalan Latin re yang artinya kembali, dan kata
portare yang berarti membawa. Jadi laporan berarti membawa kembali
hasil-hasil penyelidikan. Laporan adalah dokumen tertulis. Fungsi laporan
sebagai media komunikasi antara peneliti dengan para pembaca. Bentuk
laporan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini.

a. Jenis Konsumen

Jenis konsumen ada tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.

1) Masyarakat umum, laporannya harus praktis dan langsung dapat


digunakan oleh warga masyarakat.
2) Masyarakat ilmiah, wujudnya berupa skripsi, tesis, disertasi, artikel
ilmiah.
3) Sponsor penelitian, laporannya harus sesuai dengan keinginan sponsor
karena merekalah yang membiayainya.
b. Jenis Laporan Ilmiah

Jenis laporan ilmiah ada empat yaitu sebagai berikut.

1) Laporan monograf, berisi proses penelitian menyeluruh sesuai dengan


metodologi ilmiah, faktanya harus nyata.
2) Artikel ilmiah, difokuskan pada masalah penelitian tunggal yang
objektif atau mengambil aspek tertentu dari laporan lengkap.
3) Laporan ringkas, penulisannya lebih sederhana, menggunakan bahasa
sehari-hari, tidak terikat pada metodologi dan desain. Hal ini ditujukan
kepada masyarakat umum.
4) Laporan untuk administrasi, tidak perlu dibuat lengkap, tidak perlu
memuat keterangan rinci mengenai desain dan pelaksanaan penelitian.

c. Outline dari Laporan

192
Outline dari laporan meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Pernyataan tentang maslah yang ingin dipecahkan.


2) Prosedur penelitian
3) Hasil penelitian dan penemuan-penemuan.
4) Implikasi yang dapat ditarik dari penelitian tersebut.

Bentuk outline pada penelitian ilmu sosial adalah sebagai berikut.

1) Judul
2) Kata pengantar
3) Daftar Isi
4) Pendahuluan
5) Masalah dan Tujuan penelitian
6) Metodologi penelitian
7) Pengolahan data dan analisis
8) Hasil penelitian
9) Ringkasan
10) Daftar pustaka
11) Lampiran

2. Menyusun Hasil Penelitian

Syarat-syarat dalam penulisan laporan, antara lain sebagai berikut.

a. Penulis laporan harus tahu betul kepada siapa laporan ditujukan,


misalnya majalah, buku, dan surat kabar.
b. Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak
mengikuti kegiatan proses penelitian.
c. Penulis laporan menyadari bahwa latar belakang tidak mengikuti
kegiatan proses penelitian.
d. Laporan penelitian merupakan elemen yang pokok dalam proses
kemajuan ilmu pengetahuan, artinya penulis laporan penelitian ilmiah
jelas dan meyakinkan.
Untuk dapat memulai proses penulisan terlebih dahulu peneliti merancang
sebuah garis besar laporan, bersamaan waktunya dengan waktu peneliti
mengajukan desain penelitian. Agar proses penelitian lebih praktis,
diharapkan setiap peneliti menyiapkan laporan.

Perbedaan model format dalam penulisan laporan tidak menjadi masalah,


karena walaupun terjadi perbedaan, sebenarnya isi yang dicakupnya sama.
Penyebab adanya perbedaan format penelitian adalah urutan penyajian,

193
penekanan materi yang dilaporkan, dan pandangan perlu tidaknya suatu
bagian tertentu disampaikan kepada pembaca.

Menurut Burroghs yang sangat penting diperhatikan dalam menentukan


format penelitian adalah sebagai berikut.

a. Pembaca dapat memahami dengan jelas apa yang telah dilakukan oleh
peneliti, apa tujuannya dan bagaimana hasilnya.
b. Langkah dan medannya jelas, pembaca dapat mengulangi proses
penelitian apabila pembaca menghendaki.
Contoh format:

Penulisan laporan hasil penelitian dalam garis besarnya dibagi menjadi tiga
bagian yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Ketiga bagian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Bagian Pembukaan:

1) Halaman judul
2) Kata Pengantar
3) Daftar Isi
4) Daftar tabel
5) Daftar gambar/diagram

Bagian Isi:

Bab I. Pendahuluan

A. Permasalahan
B. Rumusan permasalahan
C. Tujuan penelitian
Bab II. Penelaahan Kepustakaan

A. Penemuan yang lalu


B. Teori yang mendasari
C. Ringkasan dan kerangka pikir peneliti
D. Hipotesis
Bab III. Metodologi

A. Pemilihan subjek (populasi, sampel, dan teknik sampling)


B. Desain dan pendekatan penelitian
C. Pengumpulan Data

194
Bab IV. Pelaksanaan Penelitian

A. Validitas Instrumen
B. Pengumpulan dan Penyajian Data
C. Analisis Data
D. Hasil Analisis
Bab V. Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil penelitian
B. Pembahasan
C. Diskusi
Bab VI. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
B. Saran-saran

Bagian penutup:

1) Daftar kepustakaan
2) Lampiran
3) Indeks

Keterangan:

Bagian Pembukaan:

1) Judul Penelitian

Judul merupakan cerminan dari topik yang dirumuskan dalam bentuk


kalimat secara singkat, padat, komunikatif, tetapi jelas dan dapat
ditangkap dalam pandangan sekilas. Judul harus objektif dan sesuai
dengan masalah yang diteliti.

2) Kata Pengantar

Kata pengantar berisi keterangan dari penulis mengenai tulisannya yang


menjelaskan mengapa sasaran penelitian dipilih oleh peneliti. Juga dapat
dimuat ucapan terima kasih kepada setiap pihak yang memberi bantuan
sejak perencanaan, hingga terbuat laporan.

3) Daftar Isi

195
Daftar isi menunjukkan bagian-bagian dari laporan dan hubungan antara
satu bagian dari bagian yang lain. Daftar isi sangat membantu untuk
melihat secara analistis isi laporan secara keseluruhan.

4) Daftar Tabel

Daftar tabel memuat judul-judul gambar atau diagram yang ada dalam
lapangan penelitian.

5) Daftar Gambar

Membuat keterangan atau judul gambar dalam laporan penelitian.

Bagian Isi:

1) Bab Pendahuluan

Bagian ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah penelitian,


rumusan masalah, penelitian, tujuan penelitian yang hendak dicapai,
hipotesis (bila ada). Bagian ini telah disiapkan ketika peneliti menyusun
usulan penelitian.

2) Bab Penelaahan Kepustakaan

Bagian ini memberikan gambaran mengenai hal yang telah dirintis oleh
peneliti lain untuk memberikan penekanan pentingnya permasalahan dan
memberikan petunjuk kepada pembaca ke mana mereka dapat
mempelajari masalah tersebut lebih lanjut.

3) Bab Metodologi

Bagian ini menjelaskan kepada pembaca tentang subjek, objek, ruang


lingkup penelitian, pendekatan yang diambil sampai teknik pengumpulan
data.

4) Bab Penemuan (Pelaksanaan Penelitian)

Bagian ini merupakan inti laporan penelitian, harus dikemukakan dalam


porsi yang banyak dan detail. Karena bagian ini yang umumnya ditunggu
serta ingin diketahui oleh pembaca. Bobot penemuan suatu penelitian
terletak pada kualitas pemilihan, bukan pada tebal tipisnya laporan.

5) Bab hasil penelitian dan pembahasan

196
Kesimpulan penelitian harus dibuat jelas, singkat, dan padat, karena bagi
pembaca yang memiliki waktu singkat, biasanya hanya menganggap
penting membaca tujuan, hipotesis, dan kesimpulan penelitian.

Bagian Penutup:

1) Daftar Pustaka

Pada bagian ini ditulis keterangan mengenai buku-buku atau laporan-


laporan yang digunakan dalam penelitian. Tujuan utama daftar pustaka
adalah memberi informasi mengenai bahan-bahan bacaan yang
digunakan. Hal-hal yang perlu dikemukakan dalam daftar pustaka antara
lain nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, tempat penerbit, nama
penerbit, sedangkan bila sumber yang digunakan berupa jurnal/laporan
penelitian, susunannya adalah nama penulis, tahun penulisan, judul
tulisan, nama jurnal, dan halaman.

2) Lampiran-Lampiran

Lampiran memuat hal-hal yang dirasakan perlu untuk diikutsertakan


dalam laporan hasil penelitian seperti surat-surat, tabel-tabel dan grafik-
grafik, format instrumen, dan unsur lain yang dirasa perlu untuk
menunjang hasil penelitian yang disampaikan.

3) Indeks

Dalam bagian ini disusun peristilahan yang digunakan dalam laporan


penelitian. Penyusunan dilakukan menurut urutan abjad.

2. Merumuskan Kesimpulan dan Saran

a. Merumuskan Kesimpulan

Kesimpulan ditarik berdasarkan data yang sudah diolah atau dianalisis.


Sebagaimana halnya dalam pengolahan data, penarikan kesimpulan juga
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu cara nonstatistik dan cara statistik
atas data kualitatif dan data kuantitatif. Penarikan kesimpulan dengan
cara nonstatistik atas dasar data kualitatif dilakukan dengan
membandingkan suatu standar atau kriteria yang telah dibuat oleh
peneliti. Sedangkan penarikan kesimpulan dengan cara nonstatistik atas
dasar kuantitatif, dilakukan dengan mencari proporsi, presentasi, dan
rasio. Cara ini juga disebut cara statistik sederhana.

b. Merumuskan Saran

197
Saran-saran atau rekomendasi berhubungan erat dengan kesimpulan,
saran-saran dibentuk sesuai dengan kesimpulan-kesimpulan. Bila
kesimpulan benar-benar didasarkan pada hasil penelitian, maka saran-
saran penelitian lahir dari penelitian itu sendiri, saran mengandung
usulan-usulan peneliti.

G. MEMPRESENTASIKAN HASIL PENELITIAN

Sebuah penelitian belum berarti jika tidak dipresentasikan. Tujuan


mempresentasikan hasil penelitian adalah untuk mengkaji apakah penelitian
yang dibuat salah atau tidak, sehingga dapat diketahui hasil penelitian tersebut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempresentasikan hasil penelitian


sebagai berikut.

1. Persiapan

Ada tiga hal yang perlu dipersiapkan, yaitu sebagai berikut.

a. Membuat kerangka utama bahan yang akan dipresentasikan dalam hal ini
yaitu garis besar hasil penelitian.
b. Mengetahui karakteristik dan dasar pengetahuan pendengar. Buatlah
sebuah pembukaan yang menggiring pendengar pada satu pemikiran,
kemudian menunjukkan pendapat atau topik yang akan disampaikan
c. Mempersempit topik presentasi menjadi beberapa pemikiran utama.
d. Mengadakan latihan presentasi baik dengan cara merekam sendiri
maupun dengan bantuan beberapa teman.

2. Teknik Presentasi

Teknik yang harus dikuasai dalam presentasi, antara lain sebagai berikut.

a. Membuat suasana yang santai dan relaks.


b. Penggunaan kata ganti personal dalam memberikan presentasi.
c. Melakukan kontak mata dengan pendengar
d. Menggunakan suara yang ramah, akrab dan memberi variasi atau
penekanan pada beberapa kata penting.
e. Memberi pertanyaan-pertanyaan kepada pendengar untuk melibatkan
mereka
f. Mengambil kesimpulan sesuai dengan pemikiran yang dipresentasikan.

198
g. Menyisakan waktu untuk beberapa pertanyaan kemudian mintalah
masukan terhadap isi presentasi (ide-ide yang berhubungan yang belum
sempat disinggung), kesimpulan yang dibuat, dan cara presentasi.

3. Penggunaan Alat Audio-Visual

Hal-hal yang perlu diperhatikan apabila menggunakan audio visual antara


lain sebagai berikut.

a. Bila menggunakan komputer periksalah apakah hardware yang


digunakan cocok dengan softwarenya.
b. Datang lebih awal untuk memeriksa alat bantu yang akan dgunakan
c. Menggunakan huruf sederhana dan berukuran besar agar dapat dibaca
dengan mudah.
d. Melengkapi setiap pemikiran utama dengan material yang bisa
ditunjukkan.
e. Jangan membagikan kertas/dokumen termasuk kerangka utama sebelum
memulai presentasi.

4. Moderator

Peran moderator dalam presentasi adalah sebagai berikut.

a. Memberi kesempatan kepada para peserta atau pendengar untuk


bertanya.
b. Mencegah terjadinya penguasaan forum oleh orang-orang tertentu saja.
c. Mengatur kesempatan berbicara para peserta secara bergiliran
d. Mengatur jalannya presentasi agar dapat dipahami oleh semua peserta.

H. MENYAJIKAN LAPORAN MELALUI DISKUSI KELAS

1. Manfaat Diskusi Kelas

Manfaat penyajian laporan penelitian melalui diskusi kelas adalah sebagai


berikut.

a. Mengungkapkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh para peserta.


b. Memperoleh kesempatan kepada para peserta untuk menyalurkan
kemampuan masing-masing.

199
c. Memperoleh umpan balik dari peserta mengenai sasaran laporan yang
telah dicapai dan yang belum dicapai.
d. Membantu peserta berpikir teoritis dan praktis lewat topik yang
disajikan.
e. Membantu peserta menilai kemampuan peneliti atau penulis laporan.
f. Membantu peserta mengetahui, memahami, dan merumuskan berbagai
masalah sosial yang timbul dan terjadi di masyarakat.
g. Mengembangkan motivasi untuk lebih mendalami dan memecahkan
setiap masalah yang dibahas sebagai wujud kepeduliannya terhadap
masyarakat.

2. Bentuk-Bentuk Diskusi Kelas

Diskusi adalah percakapan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang yang
tergabung dalam suatu kelompok, yang masing-masing anggota kelompok
saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari
pemecahan dan jawaban suatu masalah.

Laporan penelitian yang telah selesai disusun, selanjutnya dipaparkan dalam


suatu diskusi kelas. Pemaparan ini dimaksudkan agar peserta diskusi
mengetahui, memahami, dan bisa mengevalusi hasil penelitian yang
disajikan oleh peneliti atau penulis.

Bentuk diskusi kelas yang biasa digunakan antara lain sebagai berikut.

a. The Social Problem Meeting

Para siswa berdiskusi tentang masalah-masalah sosial di kelas atau di


lingkungan sekolahnya dengan harapan setiap siswa terpanggil untuk
belajar dan bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. The opened Meeting

Para siswa berdiskusi mengenai masalah apa saja yang berhubungan


dengan kehidupan mereka sehari-hari.

c. The Educational Meeting

Para siswa berdiskusi mengenai pelajaran di kelas dengan maksud saling


mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang diterimanya,
sehingga masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih
baik.

Langkah-langkah penyajian diskusi sebagai berikut.

200
1. Dalam penentuan topik atau masalah yang akan didiskusikan perlu
disesuaikan dengan judul penelitian atau judul laporan yang akan disiapkan
2. Penyaji sebaiknya sudah mempersiapkan diri dengan mempelajari ulang
laporannya dan membuat resume yang akan didiskusikan.
3. Forum diskusi membentuk kelompok-kelompok, memilih pimpinan diskusi,
mengatur tempat duduk, ruangan, sarana yang dianggap perlu.
4. Penyaji memaparkan hasil penelitian secara sistematis mulai dari awal
hingga akhir penelitian secara jelas sesuai dengan apa yang tertuang dalam
laporan penelitian.
5. Pemimpin diskusi menyimpulkan hasil diskusi.
6. Pembimbing memberi ulasan atau menjelaskan hasil diskusi yang belum
terjawab secara tuntas.
7. Peserta mencatat hasil-hasil diskusi.

201
UJI KOMPETENSI

1. Sesuai dengan pilihannya, siswa IPS mengambil topik penelitian gejala sosial
tentang cita-cita siswa setelah lulus ujian. Topik yang dipilih sudah tergolong
baik, karena memenuhi persyarakatannya, yakni…
A. Tersedia data
B. Menarik minat
C. Bukan duplikat
D. Bermanfaat
E. Sesuai bidang

2. Ketika mencari data tentang kehidupan buruh pabrik, Hanni sebagai siswa
peneliti ikut menjadi buruh pabrik selama libur sekolah. Sambil berpura-pura
sebagai buru, Hanni mencatat data yang diperlukan untuk membuat karya
tulis penelitian lapangan (field research). Cara Hanni mengumpulkan data
tersebut dinamakan teknik..
A. Kuesioner
B. Wawancara
C. Analisis media
D. Observasi
E. Dokumentasi

3. Tabulasi data cabang olah raga kegemaran siswa sebagaii berikut:


Cabang olahraga f %
Tenis Meja 30 12,50
Tenis Lapangan 40 16.67

202
Futsal 60 25,00
Sepak Bola 40 16,67
Bola Volley 70 29,16
Jumlah 240 100
Berdasarkan table, cabang olahraga yang paling diminatii adalah..
A. Tenis lapangan
B. Bola volley
C. Futsal
D. Tenis meja
E. Sepak bola

4. Hasil penelitian siswa harus ditulis dalam bentuk laporan yang tersusun
sistematis. Untuk mendpatkan tanggapan terhadap laporan tertulis tersebut,
peneliti dapat melakukan presntasi dalam bentuk..
A. Diskusi kelas
B. Pengumpulan data
C. Pengolahan data
D. Kesimpulan dan saran
E. Pengesahan laporan

5. Dalam upaya mendapatkan data, seseorang peneliti mewawancarai 10


pegawai, 10 pedagang, 10 buruh, dan 10 pengusaha yang berdomisili
diwilayahnya. Pengambilan sumber data dari empat jenis pekerjaan dengan
jumlah yang sama tersebut dinamakan teknik sampling…
A. Wilayah/area
B. Strata
C. Accidental
D. Kelompok
E. Imbangan/proportional

6. Selama satu semester, tim peneliti mencatat kehadiran seluruh siswa setiap
pagi jam masuk sekolah. Tim tersebut bekerja dengan melihat langsung
berdiri di pintu gerbang dan membawa numerator (alat pencatat).
Berdasarkan caranya, teknik pengumpulan data tersebut adalah…
A. Interview
B. Simulasi
C. Eksperimen
D. Observasi
E. Kuesioner

203
7. Data konsumsi Premium (Rep. 11 Desember 2009):
Bulan Jumlah (juta kilo liter)
Juli 2008 1.72
Agustus 2008 1.73
September 2008 1.70
Oktober 2008 1.70
Nopember 2008 1.60
Berdasarkan table tersebut, peningkatan konsumsi terbesar terjadi pada
bulan..
A. September
B. Agustus
C. Juli
D. November
E. Oktober

8. Peneliti harus membuat laporan kegiatan penelitian lapangan (field) secara


tertulis dengan menggunakan sistematis sesuai ketentuan metodologi.
Disamping bermanfaat bagi masyarakat, laporan tersebut juga bermanfaat
bagi pembinaan kepribadian siswa peneliti, yakni melatih berpikir
berdasarkan…
A. Sistematika laporan
B. Ilmu pengetahuan
C. Perumusan masalah
D. Data dan fakta
E. Metode penelitian

9. Seorang siswa melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Minat Baca


terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Garuda”, variable bebas dalam
penelitian tersebut adalah…
A. proses belajar
B. minat baca
C. siswa
D. prestasi siswa
E. pengaruh

10. Ketika mengumpulkan data, sambil bermain di Warnet, siswa peneliti


mengamati para pelajar yang bermain Games On Line. Kemudian ia mencatat
jenis permainan apa yang paling disukai para pelajar. Dalam contoh tersebut,
data penelitian diperoleh dengan teknik…
A. Observasi non partisipasi

204
B. Angket/kuesioner
C. Observasi partisipasi
D. Dokumentasi
E. Wawancara mendalam

11. Data besaran uang suku harian para siswa disusun dalam Tabel berikut:

Uang saku f
(Rp)
25.000 30
20.000 40
15.000 60
10.000 70
5.000 40
Catatan: Mo = 10.000,-
Modus dari data dalam table sebesar Rp. 10.000,- mempunyai arti, bahwa…
A. Paling kecil uang saku siswa miskin Rp. 10.000/hari
B. Rata-rata uang saku siswa di sekolah Rp. 10.000/hari
C. Terbanyak siswa dengan uang saku Rp. 10.000/hari
D. Paling tinggi uang saku siswa Rp. 10.000/hari
E. Paling idial uang saku siswa Rp. 10.000/hari

12. Hasil kegiatan penelitian sosial perlu sekali disusun dalam bentuk laporan
tertulis dengan sistematika serbagai karya ilmiah. Fungsi pokok dari laporan
penelitian tersebut adalah…
A. Mengembangkan minat terhadap penelitian
B. Mengkomunikasikan hasil penelitian
C. Menggali sumber ilmu pengetahuan baru
D. Melengkapi tugas mata pelajaran tertentu
E. Menambah jumlah koleksi perpustakaan

13. Siswa IPS lebih banyak melakukan penilitian dengan terjun langsung dalam
kehidupan nyata sehingga mendapatkan data dari masyaarakat. Berdasarkan
tempatnya, penelitian tersebut termasuk jenis..
A. Library research
B. Field research
C. Sampling research
D. Population research
E. Laboratory research

205
14. Penentuan topic penelitian yang baik harus memperhatikan beberapa syarat.
Diantara persyaratan tersebut adalah..
A. Ada acuan, dapat dilaksanakan, berguna dan bukan duplikat
B. Ada buku sumber, terjangkau tempat dan bukan duplikat
C. Sudah ada peneliti sebelumnya, praktis dan terjangkau
D. Menarik, dapat dilaksanakan, berguna dan bukan duplikat
E. Ada abuku sumber, berguna dan terjangkau biayanya

15. Rumusan judul penelitian berbunyai STUDI MENGENAL KEDISIPLINAN


BELAJAR SISWA SMA NASIONAL TAHUN 2009. Dari judul tersebut
dapat diketahui, bahwa jenis penelitiannya adalah..
A. Deskriptif
B. Korelatif
C. Prediktif
D. Komparatif
E. Eksploratif

16. Seorang peneliti mendapatkan data dengan cara dating langsung ke kelurahan
untuk melihat dan mencatat jumlah penduduk yang terdapat di papan statistic.
Menurut cara memperolehnya. Data tersebut termasuk jenis…
A. Kualitatif
B. Sekunder
C. Internal
D. Kuantitatif
E. Primer

17. Seorang peneliti mengadakan penelitian tentang hasil pemilu legislative di


Indonesia. Sampel diambil dari masing-masing provinsi sehingga hasilnya
dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Sampel tersebut dipilih
dengan memperhatikan aspek..
A. Wilayah
B. Strata
C. Tujuan
D. Peluang
E. Kelompok

18. Masyarakat pantai utara Jawa yang diteliti terdiri dari petani, pedagang,
petambak, dan nelayan. Setiap kategori dipilih 10 orang untuk diwawancarai
dalam rangka pengumpulan data. Teknik sampling yang digunakan adalah..
A. Purposive sampling

206
B. Stratified sampling
C. Random sampling
D. Quota sampling
E. Cluster sampling

19. Pada saat melaksanakan penelitian sosial tentang kehidupan Kampung


Gajeboh Baduy Propinsi Banten. Seorang peneliti tinggal bersama selama
tiga hari dan ikut melakukan sebagian kegiatan yang dilakukan masyarakat.
Cara pengumpulan data tersebut dinamakan observasi..
A. Simulasi
B. Sistematis
C. Nonpartisipasi
D. Dokumentasi
E. Partisipasi

20. Hampir setiap penerimaan pegawai baru, pihak managemen menggunakan


teknik wawancara dalam seleksi karyawan yang berkepribadian prima. Hal
itu menunukkan adanya keunggulan metode wawancara untuk…
A. Mendapatkan data yang mudah dianalisis
B. Menginkatakan kualitas kerja di perusahaan
C. Mengungkapkan kualitas pribadi individu
D. Mengembangkan jaringan perusahaan
E. Menyejahteraan pegawai perusahaan

21. Tabel perkembangan proporsi pajak terhadap penerimaan Negara:

Tahun Pajak
(persen)
2000 47,52
2004 59,14
2005 60,28
2006 56,14
2007 60,10
Sumber: Data Depkeu (Koran: 20-09-2008)
Berdasarkan data pada table di atas, kontibusi paling kecil sector pajak terjadi
pada tahun…
A. 2000
B. 2005
C. 2007
D. 2004

207
E. 2006

22. Manfaat laporan hasil penelitian secara tertulis bagi kepentingan masyarakat
ilmiah (para ilmuwan) antara lain berfungsi sebagai dasar …
A. Pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut
B. Penentuan arah program pembangunan sosial
C. Pembuatan kerangka karangan ilmiah
D. Perumusan kebijakan sekolah

23. Peneliti harus melakukan keseluruhan rangkaian kegiatan penelitian tanpa rasa
malas. Untuk itu diperlukan topik yang memenuhi syarat tertentu, yakni….
A. Bermanfaat
B. Menarik minat
C. Tersedia data
D. Terjangka
E. Bukan duplikat

24. Ani melakukan penelitian tentang pengaruh televisi terhadap penurunan


prestasi belajar siswa SMA. Ia member instrument penelitian kepada
sejumlah siswa tanpa melihat kelas, tingkat kepandaian, usia, jenis kelamin,
maupun penghasilan orang tua. Teknik pengambilan sampal tersebut adalah…
A. Area sampling
B. Proporsi sampling
C. Cluster sampling
D. Random sampling
E. Stratified sampling

25. Akbar meneliti tentang upacara adat suku Minangkabau di Sumatra Barat. Ia
berada dan ikut dalam prosesi adat sehingga data yang diperoleh lebih akurat.
Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara….
a. dokumentasi
b. observasi partisipasi
c. angket-kuesioner
d. studi kepustakaan
e. wawancara mendalam

26. Sumber data sangat banyak dan mencakup semua sekolah yang letaknya tidak
berdekatan. Supaya efisien, maka teknik pengumpulan data yang tepat
adalah…
A. Wawancara

208
B. Kuesioner
C. Analisis media
D. Observasi
E. Eksperimen

27. Dengan menggunakan instrument penelitian tim peneliti memperoleh data


besaran penghasilan pengrajin souvenir tidak kurang dari Rp. 20.000,- per
hari. Berdasarkan bentuknya, jenis data tersebut adalah….
A. Primer
B. Kualitatif
C. Ekonomis
D. Sekunder
E. Kuantitatif

28. Siswa IPS lebih banyak mendapatkan data sosial dari kehidupan nyata dari
masyarakat. Dilihat dari tempat data diperoleh, penelitian tersebut tergolong
jenis penelitian…
A. Kepustakaan
B. Lapangan
C. Kasus
D. Laboratorium
E. Historis

29. secara kuantitatif, prosedur pokok dalam kegiatan pengolahan/analisa data


penelitian deskkriptif meliputi dua langkah, yakni…
A. Pengumpulan dan perhitungan data
B. Tabulasi dan perhitungan tendesi sentral
C. Penafsiran dan penyimpulan data penelitian
D. Pemeriksaan dan penyusunan data penelitian
E. Penulisan dan pelaporan hasil penelitian

30. Perhatikan data jumlah penduduk miskin pedesaan di Indonesia dari BPS
(Koran 7 Desember 2009) berikut ini !

Tahun Jumlah (juta)


2004 11.40
2005 12.40
2006 14.49
2007 13.56
2008 12.77

209
Berdasarkan table tersebut, tingkat efektifitas tertinggi dalam pengentasan
kemiskinan terjadi pada tahun…
A. 2004
B. 2005
C. 2008
D. 2006
E. 2007

31. Hasil penelitian disusun dalam bentuk laporan tertulis dan disajikan pada
forum diskusi. Peserta diskusi dapat memberikan kritik dan tanggapan untuk
perbaikan dan penyempurnaan. Kegiatan diskusi tersebut memberikan
manfaat bagi peneliti untuk mengembangkan sikap…
A. Mandiri dalam berpendapat
B. Terbuka terhadap kebenaran
C. Mandiri dalam menghadapi masalah
D. Sopan-santun dalam berinteraksi sosial
E. Setia kepada tata cara penelitian ilmiah

32. Masalah minat belajar di kalangan pelajar sudah pernah diteliti. Namun untuk
pendalaman, sejumlah siswa sengaja memilih topik tersebut, sehingga
penelitiannya tergolong ….
A. Ekplanatif (menjelaskan)
B. Eksploratif (menjelajahan)
C. Developmen (pengembangan)
D. Eksperimen (percobaan)
E. Verifikatif (pengujian)

33. Dengan pertimbangan tertentu, peneliti harus memilih topik yang menarik
minat (interesting topic). Persyaratan tersebut harus dipenuhi agar kegiatan
penelitian dapat berlangsung sesuai dengan ….
A. Data yang tersedia
B. Jadwal yang tersedia
C. Fungsi yang diharapkan
D. Manfaat yang direncanakan
E. Sistematika yang ditetapkan

34. Rumusan judul secara singkat dalam pernyataan yang berbunyi: Studi tentang
Pengaruh Penggunaan Media Komunikasi terhadap Efektivitas
Pembelajaran Siswa SMA Abdi Bangsa Tahun 2010. Dengan judul tersebut,
variabel bebas yang dipilih adalah ….
A. Efektivitas pembelajaran siswa

210
B. Penggunaan media komunikasi
C. Teknologi komunikasi modern
D. Siswa smaabdi bangsa
E. Prestasi belajar di sekolah

35. Sebagai siswa peneliti yang baik, Hansem rajin mencari data dari media massa
termasuk internet. Data yang diperoleh, selanjutnya digunakan sebagai dasar
atau argumen dalam membahas topik penelitiannya. Oleh sebab itu, Hansem
menggunakan jenis data ….
A. Internal
B. Eksternal
C. Sekunder
D. Dokumen
E. Primer

36. Peneliti mengumpulkan data dengan mewawancarai 10 pegawai, 10 pedagang,


10 buruh, dan 10 pengusaha yang bertempat tinggal di kelurahannya. Subjek
atau sumber data terdiri dari empat jenis pekerjaan/profesi dengan jumlah
yang sama. Oleh sebab itu teknik sampling yang digunakan adalah .…
A. Area sampling
B. Random sampling
C. Cluster sampling
D. Accidental sampling
E. Propostional sampling

37. Setiap hari, sambil menjadi penumpang, siswa peneliti mencatat data yang
diperoleh melalui kegiatan tanya jawab dan melihat langsung sopir angkutan
umum langganannya. Cara pengumpulan data tersebut adalah ….
A. Interview dan observasi
B. Observasi dan kusioner
C. Kuesioner dan angket
D. Angket dan dokumentasi
E. Dokumentasi dan interview

38. Beberapa karakteristik metode pengumpulan data:


(1). Mendapatkan data ketika gejala berlangsung
(2). Menggunakan pedoman pertanyaan sederhana
(3) Tidak menuntut responden yang melek huruf
(4). Tidak memerlukan banyak biaya dan peralatan
Yang termasuk keunggulan Observasi adalah ….

211
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)

39. Data yang diperoleh dari hasil kegiatan berkomunikasi langsung dengan
responden selaku sumber data harus diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi. Fungsi dari kegiatan tabulasi data adalah ….
A. Mengubah sumber data penelitian
B. Memeriksa jumlah sumber data
C. Menghitung frekuensi data mentah
D. Menyusun data sehingga sistematis
E. Menggabung data primer dan sekunder

40. Perhatikan besaran konsumsi Premium pada tabel berikut !


Bulan Jumlah
(juta kilo liter)
Juli 2008 1.72
Agustus 2008 1.73
September 2008 1.70
Oktober 2008 1.70
November 2008 1.60

(Sumber: Harian Ibukota.,11 Desember 2009)

Berdasarkan tabel tersebut, efisiensi konsumsi terbesar terjadi pada bulan ….

212
A. September
B. November
C. Agustus
D. Oktober
E. Juli

41. Keseluruhan kegiatan penelitian sejak rancangan hingga kesimpulan dan saran
harus disusun dalam bentuk laporan resmi dan ditulis dengan bahasa baku.
Untuk menyempurnakan isi laporan, penulis/peneliti dapat memperoleh saran
melalui kegiatan ….
A. Presentasi dalam forum diskusi
B. Perumusan masalah penelitian
C. Pemilihan metode penelitian
D. Pengembangan ilmu sosial
E. Pengolahan data kuantitatif

41. Suatu penelitian yang difokuskan pada masalah tertentu dalam waktu lama
dan mengungkapkan data apa adanya. Data penelitian diperoleh dari beberapa
informan yang merupakan pelaku dari obyek yang diteliti. Penelitian tersebut
tergolong... ...
A. Eksperiman
B. Studi kasus
C. Eksplorasi
D. Dokumentasi
E. Analisis isi

42. Sekelompok siswa SMA/MAmelakukan pengamatan dan wawancara dengan


para sopir angkutan kota guna memperoleh data. Data tersebut mengenai
tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungannya,
lama bekerja dalam sehari, pendapatan kotor, jumlah uang yang harus
disetorkan kepada perusahaan, dan lain-lain. Dilihat dari cara
memperolehnya, data tersebut termasuk jenis……..
A. Sekunder
B. Kualitatif
C. Primer
D. Nominal
E. Kuantitatif

43. Pemerintah melakukan penelitian tentang pendidikan masyarakat secara


sampling. Dengan pertimbangan efisiensi dan masyarakatnya tersebar dalam

213
beberapa kecamatan, maka teknik pengambilan sampel yang sesuai
adalah………..
A. Incidental sampling
B. Purposive sampling
C. Cluster sampling
D. Area sampling
E. Stratified sampling

44. Untuk mengetahui dampak negatif penyalahgunaan narkotika bagi kehidupan


sosial, peneliti hanya mengambil sampel dari para pengguna narkotika saja.
Contoh tersebut merupakan jenis sampel………
A. Proporsi
B. Wilayah
C. Berstrata
D. Kuota
E. Bertujuan

45. Sebuah judul penelitian. “Perbandingan Tingkat Pelanggaran Tata Tertib di


Sekolah Antara Siswa Pria dengan Siswa Wanita”. Dari judul tersebut,
metode pembahasan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah….
A. Komparasi
B. Deskripsi
C. Korelasi
D. Survey
E. Kasus

46. Seorang peneliti meneliti upacara adat di Minangkabau, ia berada dan ikut
dalam proses diacara tersebut sehingga data yang diperoleh lebih akurat, hal
itu menunjukkan contoh pengumpulan data dengan cara……..
A. Studi kepustakaan
B. Angket/kuesioner
C. Observasi partisipasi
D. Wawancara
E. Dokumentasi

47. Beberapa ciri teknik pengumpulan data.


(1) Dapat menjangkau populasi yang banyak
(2) Cocok bagi responden berpendidikan renda
(3) Waktu menjawab pertanyaan bersifat fleksibel
(4) Dapat memperoleh data yang mendalam dari pribadi

214
Yang merupakan kekuatan pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner adalah……..
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)

48. Tabel yang disenangi siswa IPS:

NO Mata Pelajaran Presentasi


1 Matematika 10
2 Ekonomi 25
3 Bahasa Inggris 10
4 Geografi 45
5 Sosiologi 10
Jumlah 100 %
Dari data pada table diketahui bahwa mata pelajaran yang paling disukai oleh
siswa IPS adalah…..
A. Matematika
B. Ekonomi
C. Bahasa Inggris
D. Sosiologi
E. Geografi

49. Perhatikan pernyataan berikut !


(1) Ditulis berdasarkan sistematika ilmiah
(2) Menggunakan istilah/bahasa asing
(3) Menggunakan bahasa yang komunikatif
(4) Banyak menggunakan simbol berupa gambar
Syarat penulisan laporan yang baik dan benar adalah…
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)

50. Peneliti menyusun laporan hasil kegiatan penelitian agar dapat dibaca oleh
masyarakat ilmiha. Hal itu sesuai fungsi akademik dari laporan hasil
penelitian yaitu…..

215
A. Mengadakan kegiatan kemanusiaan
B. Melaksanakan praktik penelitian modern
C. Mewujudkan kemakmuran kelompok sosial
D. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
E. Mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat

51. Agar peneliti bersemangat untuk menyelesaikan kegiatan penelitiannya sesuai


jadwal, maka topik penelitian harus memenuhi syarat tertentu, yaitu…
A. Menarik minat peneliti
B. Menjadi perhatian masyarakat
C. Penting untuk diselidiki
D. Tersedia data yang sesuai
E. Penelitian factual dan obyektif

52. Untuk mengetahui seluk beluk kehidupan masyarakat nelayan, seorang


peneliti tinggal bersama nelayan dalam kurun waktu yang lama. Cara
mengumpulkan data seperti yang dilakukan oleh peneliti tersebut adalah….
A. Interview mendalam
B. Observasi sistematis
C. Observasi partisipatif
D. Kuesioner terstruktur
E. Survey lapangan

53. Petugas sensus memperoleh data dengan cara dating dari rumah ke rumah
penduduk untuk menanyakan jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan,
keadaan ekonomi, dan lain-lain. Berdasarkan cara memperolehnya data
tersebut merupakan jenis data….
A. Primer
B. Sekunder
C. Kualitatif
D. Kuantitatif
E. Campuran

54. Seringkali data yang diperoleh dari lapangan atau sumber data masih mentah
dan belum sistematis. Oleh sebab itu, peneliti harus mengolah data tersebut
sehingga sistematis dan ringkas dengan cara……..
A. Membuat tabel data
B. Membedakan jenis data
C. Menghitung jumlah data
D. Membandingkan porsi data

216
E. Menentukan sumber data

55. Peneliti berusaha menjelaskan gejala sosial dalam masyarakat secara


kualitatif, dan dalam mengolah data tidak menggunakan statistik. Model
penelitian tersebut adalah…..
A. Komparatif
B. Eksperimen
C. Korelatif
D. Deskriptif
E. Eksplanatif

56. Penelitian menyusun laporan hasil kegiatan penelitian agar dapat dibaca oleh
masyarakat ilmiha. Hal itu sesuai fungsi akademik dari laporan hasil
penelitian yaitu…….
A. Mengadakan kegiatan kemanusiaan
B. Melaksanakan praktik penelitian modern
C. Mewujudkan kemakmuran kelompok sosial
D. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
E. Mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat

57. Beberapa ciri metode pengumpulan data:


(1) Mudah diisi sesuai keadaan responden
(2) Memerlukan banyak waktu untuk mengisi dengan benar
(3) Kemungkinan angket dikembalikan oleh responden cuku besar
(4) Pengolahan data sukar dilaksanakan oleh peneliti sosial
Dari daftar di atas yang termasuk kelebihan teknik pengumpulan data dengan
angket adalah……
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)

58. Pemerintah kota Surabaya melakukan penelitian tentang tingkat pendidikan


masyarakt. Pengambilan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan
penduduk yang tersebar dalam beberapa kecamatan. Teknik pengambilan
sampel tersebut adalah…..
A. Area sampling
B. Purposive sampling
C. Incidental sampling

217
D. Cluster sampling
E. Stratified sampling

59. Tugas terakhir seorang peneliti adalah menyusun laporan tertulis mengikuti
tata tulis dan kerangka yang sistematis. Laporan tersebut perlu
dipresentasikan dalam forum diskusi untuk mendapatkan ….
A. Banyak data primer dari para responden
B. Saran untuk perbaikan isi laporan penelitian
C. Banyak dukungan dana untuk penelitian berikut
D. Kesimpulan yang berguna bagi masyarakat luas
E. Teknik pengolahan data penelitian secara kuantitatif

60. Sambil bertamasya, rombongan siswa diberi tugas untuk mendapatkan data
mengenai kehidupan penduduk sekitar objek yang dikunjungi. Para siswa
aktif memperhatikan kegiatan penduduk dan bertanya ketika menemukan
sesuatu yang dapat dijadikan data penelitian. Cara pengumpulan data tersebut
adalah ….
A. Observasi dan kusioner
B. Kuesioner dan angket
C. Angket dan dokumentasi
D. Dokumentasi dan interview
E. Interview dan observasi

218
DAFTAR PUSTAKA

Bunyamin Maftuh. 1996. Penuntun Belajar Sosiologi 2. Bandung: Ganeca


Exact.

Calhoun, Craig, et. All. 1997. Siciology. New York: Mc. Graw-Hill Companies,
Inc.

Departeman Pendidikan nasional. 2006. Standar Isi 2006, Mata Pelajaran


Sosiologi SMA / MA. Jakarta : Pusat Kurikulum.

_____________, 2007. Petunjuk Teknis Pengemabangan Silabus dan


Contoh/model silabus sosologi SMA/MA. Jakarta: Depdiknas

Dolet Unaradjan. 2000. Pengantar Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta:


Grasindo.

219
Harmanto, Gatot, 2009, Sosiologi untuk SMA Kelas X, XI, dan XII, Bandung:
Yrama Widya

Horton, Paul B. 1996. Sosiologi I & II. Jakarta: Erlangga.

Koentjaraningrat. 1993. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Luth, Nursal dan Fernandez Daniel, 2006, Sosiologi untuk SMA/MA kelas X,
XI, dan XII, Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega

Maryati, Kun dan Suryawati Juju, 2007, Sosiologi untuk SMA Kelas X, XI, dan
XII, Jakarta: Esis

Muin, Idianto, 2006, Sosiologi untuk SMA Kelas X, XI, dan XII, Jakarta:
Elangga

M. Sitorus. 1999. Sosiologi 2. Jakarta: Erlangga.

_______. 2000. Sosiologi 2. Jakarta: Erlangga.

Neuman, W. Lawrence. 2000. Social Research Methods. Boston: Allyn and


Bacon.

Nurseno. 2007. Kompetensi Dasar Sosiologi untuk kelas XI SMA dan MA


Semester I. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Pudjiastuti, Puline.2007. Sosiologi untuk SMA / MA kelas XI. Jakarta : PT.


Grasindo
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: FEUI.

_______________, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja


Grafindo Persada.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: FEUI

Sutang, Bambang & Saptono. 2007. Sosiologi untuk SMA kelas XI. Jakarta :
PT. Phipeta Aneka Gama
Sutrisno Kutoyo, dkk. 2004. Sosiologi Kelas 3, Jakarta: Grasindo.
Tika, Pabundu,et al. 2007. Pengetahuan Sosial Sosiologi SMA/MA KelasXII.
Jakarta : PT Bumi Aksara

220
Wahyuni, Ninik Sri dan Yasniati. 2007. Manusia dan Masyarakat : Pelajaran
Sosiologi untuk SMA / MA. Jakarta : Ganeca Exact

Zeitlin, Irving. M. 1998. Memahami Kembali Sosiologi. Yogyakarta: Gadjah


Mada Univertsity Press.

221

Anda mungkin juga menyukai