Anda di halaman 1dari 21

PROSES SOSIAL &

INTERAKSI SOSIAL
PROSES SOSIAL
Pengertian Proses Sosial
Beberapa pendapat para ahli mengenai proses sosial :

Adham Nasution; proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan


individu-individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk-
bentuk yang nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau
orang perorangan mengadakan hubungan satu sama lain.
Soerdjono Dirdjosisworo; Proses sosial adalah pengaruh timbal balik
sebagai akibat hubungan timbal balik antara individu dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompok mengenai berbagai
aspek kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, sosial budaya,
keamanan, dan berbagai segi kehidupan lainnya.
Gillin dan Gillin; proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang
dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok
manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-
bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara
hidup yang telah ada.
Abu Ahmadi; Proses sosial adalah
cara-cara interaksi sebagai
pengaruh timbal balik antara
individu dan golongan di
dalam usaha mereka untuk
memecahkan persoalan yang
dihadapi dan di dalam usaha
mereka untuk mencapai
tujuannya.
Macam-macam Proses Sosial
Secara garis besar, proses sosial bisa dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu
proses sosial yang asosiatif, dan proses sosial yang disosiatif.
1) Proses Sosial Asosiatif
Proses sosial bisa disebut asosiatif apabila proses itu mengindikasikan
adanya “gerak pendekatan atau penyatuan”.
Ada empat bentuk khusus proses sosial yang asosiatif, yakni:
a. Kooperasi
Kooperasi berarti kerja sama.
Kooperasi merupakan perwujudan
minat dan perhatian orang untuk
bekerja bersama-sama dalam suatu
kesepahaman, sekalipun motifnya
sering dan bisa tertuju pada
kepentingan diri sendiri.
b) Akomodasi, adalah suatu proses ke arah
tercapainya kesepakatan sementara yang
dapat diterima kedua belah pihak yang
tengah bersengketa. Akomodasi ini terjadi
pada orang-orang atau kelompok-kelompok
yang mau tak mau harus bekerja sama,
sekalipun dalam kenyataannya mereka
masing-masing selalu memiliki paham yang
berbeda dan bertentangan.
Tanpa akomodasi dan kesediaan
berakomodasi, dua pihak yang
berselisih paham tak akan
mungkin bekerja sama untuk
selama-lamanya.
c) Asimilasi, merupakan proses yang
lebih berlanjut apabila dibandingkan
dengan proses akomodasi.
Pada proses asimilasi terjadi proses
peleburan kebudayaan, sehingga
pihak-pihak atau warga-warga dari
dua-tiga kelompok yang tengah
berasimilasi akan merasakan
adanya kebudayaan tunggal yang
dirasakan sebagai milik bersama.
d) Amalgamasi, merupakan proses
sosial yang melebur dua kelompok
budaya menjadi satu, yang pada
akhirnya melahirkan sesuatu yang
baru. Amalgamasi itu jelas akan
melenyapkan pertentangan-
pertentangan yang ada di dalam
kelompok.
Contoh : Di masa lalu, etnis Jawa
dan etnis Sunda bukanlah dua etnis
yang saling akur meskipun sama-
sama tinggal di Pulau Jawa. Dan
kemudian, semakin banyak etnis
Jawa yang menikahi etnis Sunda dan
sebaliknya.
Dengan adanya pernikahan ini,
secara perlahan-lahan pertikaian
antara etnis Jawa dan etnis Sunda
semakin terlupakan.
2) Proses Sosial Disasosiatif, yaitu : proses interaksi sosial yang
menjurus pada adanya konflik atau masalah yang justru menimbulkan
kerenggangan dalam berinteraksi.
Ada tiga bentuk khusus proses sosial yang disasosiatif, yakni:
a) Kompetisi, adalah proses sosial yang
mengandung perjuangan untuk memperebutkan
tujuan-tujuan tertentu yang sifatnya terbatas,
yang semata-mata bermanfaat untuk
mempertahankan suatu kelestarian hidup.
Kompetisi ini dapat dibedakan ke dalam dua tipe
umum :
- Pertama, kompetisi personal, yaitu kompetisi
yang bersifat pribadi antara dua orang.
- Kedua, kompetisi impersonal, yaitu kompetisi
antara dua kelompok; sebagai contoh dapat
disebutkan persaingan antara dua perusahaan,
atau kelompok lainnya.
b) Konflik. Konflik sebagai suatu proses ternyata dipraktikkan juga secara
luas di dalam masyarakat. Berbeda hal dengan kompetisi yang selalu
berlangsung di dalam suasana “damai”, konflik adalah suatu proses
sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau
kelompok-kelompok yang saling menentang dengan ancaman
kekerasan. Dalam bentuknya yang ekstrem, konflik itu dilangsungkan
tidak hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi, akan
tetapi juga bertujuan sampai ke taraf pembinasaan eksistensi orang
atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.
c) Kontravensi,
Dalam kontravensi dikandung usaha untuk merintangi pihak lain
mencapai tujuan.
Yang diutamakan dalam kontravensi adalah menggagalkan
tercapainya tujuan pihak lain. Hal ini didasari oleh rasa tidak senang
karena keberhasilan pihak lain yang dirasa merugikan, walaupun
demikian tidak terdapat maksud untuk menghancurkan pihak lain
INTERAKSI SOSIAL
Pengertian Interaksi Sosial
Beberapa pengertian interaksi sosial :

a. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis


yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia (Gillin & Gillin, 1954).
b. Roucek dan Warren; Interaksi adalah suatu proses melalui tindak
balas tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi
tindak balas dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal
balik, yang mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak
lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku
orang lain.
c. interaksi sosial adalah proses hubungan sosial yang melibatkan
antar individu, antar kelompok ataupun antar individu dan
kelompok. Interaksi sosial yaitu hubungan sosial yang dinamis
antar perseorangan dan antar orang-orang perseorangan , antara
perseorangan dan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok.
Ciri-Ciri dan Tujuan Interaksi Sosial
Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan itu bisa dikatakan
interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri hubungan sebagai berikut :
a. Jumlah pelakunya adalah dua orang atau lebih
b. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau
lambang-lambang
c. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini dan
masa yang akan datang
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari interaksi sosial itu adalah :
a. Terciptanya hubungan yang harmonis
b. Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan
c. Sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan
sosial masyarakat)
Faktor-Faktor yang Mendasari Proses Terbentuknya
Interaksi Sosial

a. Faktor Internal
Adapun yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk
berinteraksi sosial meliputi hal-hal berikut :
1) Dorongan untuk meneruskan keturunan
2) Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
3) Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
4) Dorongan untuk berkomunikasi
b. Faktor Eksternal, terdiri dari :
1) Faktor Imitasi
Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang
lain, baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang
dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lingkungan tetangga dan
lingkungan masyarakat.
2) Faktor Sugesti
Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang
individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti
menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
3) Faktor Identifikasi
Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang
individu untuk menjadi sama (identik) dengan
individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi
tidak hanya terjadi melalui serangkaian
proses peniruan pola perilaku saja, tetapi
juga melalui proses kejiwaan yang sangat
mendalam.
4) Faktor Simpati
Yaitu proses kejiwaan dimana
seorang individu merasa tertarik
kepada seseorang atau kelompok
orang dikarenakan sikapnya,
penampilannya, wibawanya atau
perbuatannya yang sedemikian rupa.
5) Faktor Motivasi
Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu
kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau
melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh
rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang
memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa. Contohnya : motivasi
dari seorang ayah kepada anaknya dan dari seorang guru kepada siswa.

6) Faktor Empati
Faktor empati mirip dengan
simpati, akan tetapi tidak
semata-mata perasaan kejiwaan
saja. Empati dibarengi dengan
perasaan organisme tubuh yang
sangat dalam (intens).
Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Dalam proses sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial, apabila
telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu
adanya kontak sosial dan komunikasi sosial

a. Kontak Sosial (Social Contact)


Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui
percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan
masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Kontak social dapat
terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara pihak satu
dengan pihak lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak
sosial yang menggunakan alat sebagai perantaranya. Misalnya :
melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain.
b. Komunikasi (Communication)
Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi adalah bahwa seseorang
memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud
pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-perasaan
apa yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan perasaan di satu pihak
orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami.

Anda mungkin juga menyukai