Anda di halaman 1dari 14

PROSES – PROSES SOSIAL

(Laporan Responsi Sosiologi Pedesaan)

Oleh
Kelompok 8

Adinda Nur Pratiwi 1814131018


Rofi Al Akbar 1814131054
Nur Anisa M 1814131056
Dinda Anisa Yuliana 1814131068
M Aditya Al Asyam 1854131014

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018/2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di


dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia dengan yang lainnya.
Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari secara terus menerus. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai
pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan
individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Proses sosial
pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan
aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat.

1.2 Tujuan

1. Dapat mengetahui apa itu proses sosial.


2. Dapat mengetahui syarat - syarat terjadinya proses sosial.
3. Dapat mengetahui bentuk - bentuk proses sosial.
II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proses Sosial Menurut Para Ahli

Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka
waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan
hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat.

a. Gillin dan Gillin


Proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang
perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila
ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang
telah ada.

b. Abu Ahmadi
Dengan proses sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi dan reaksi) yang
dapat diamati apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah
ada. Dengan konsep interaksi sosial, ia memberikan batasan proses sosial sebagai
pengaruh timbal balik antara individu dan golongan di dalam usaha mereka untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk
mencapai tujuannya.
c. Soerjono Soekanto
Poses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk
hubungan sosial.

2.2 Syarat – Syarat Terbentuknya Proses Sosial

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan
sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan
kelompok manusia (Gillin, 1945).

Interaksi sosial sangat berguna untuk menelaah dan mempelajari banyak masalah
dalam masyarakat. Sebagai contoh di Indonesia, dapat dibaha bentuk0bentuk
interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai pelaku suku bangsa, antara
golongan-golongan yang disebut mayoritas dan minoritas, dan antar golongan
terpelajar dengan golongan agama dan seterusnya. Interaksi sosial merupakan
kunci semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial tidak mungin ada
kehidupan bersama.

Syarat terjadinya Interaksi sosial adalah :


1. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga
bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok.
Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain,
perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut.
2.3 Bentuk – Bentuk Proses Sosial

1. Proses Sosial yang Asosiatif


a. Kerja Sama ( Coorporation )
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut ber-
kembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan
harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat
bagi semua. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap
kelompoknya (in-group-nya) dan kelompok lainya ( out-group-nya).

Kerja sama akan bertambah kuat apabila ada hal-hal yang menyinggung anggota
perorangan lainnya. kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-
fakta penting dalam kerjasama yang berguna ( C. H Cooley, 1930).

Ada 5 bentuk kerjasama :


- Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
- Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang
dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
- Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah
satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas
organisasi yang ber-sangkutan
- Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan
yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih
tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu
dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat
satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
- Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu,
misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan,
dst.

b. Akomodasi ( Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatu
keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada
keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan
atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial
dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu
pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.

Tujuan akomodasi antara lain :


1. Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok
manusia akibat perbedaan paham.
2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan sementara waktu atau secara
temporer.
3. Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial
yang hidupnya terpisah.
4. Mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk Akomodasi:

- Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena


adanya paksaan
- Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan yang ada.
- Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang
ber-hadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
- Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
- Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal
bentuknya.
- Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena
mem-punyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
- Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.

c. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-
perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan
memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Faktor yang mendukung asimilasi adalah toleransi, kesempatan di bidang ekonoi
yang seimbang, menghargai kebudayaan lain, terbuka, ada persamaan unrur
kebudayaan, perwakilan campuran, dan musuh bersama dari luar.
Faktor yang menghambat asimilasi adalah kehidupan yang terisolasi, tidak punya
pengetahuan budaya yang lain, perasaan takut pada budaya lain, perbedaan cirri
fisik, in-group feeling yang kuat, dan perbedaan kepentingan.

2. Proses Sosial yang Disosiatif


Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis
halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun
bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat
bersangkutan.

a. Persaingan (Competition)

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana
individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian
umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik
perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa
mempergunakan ancaman atau kekerasan.

Persaingan mempunya dua tipe umum :

- Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh


kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
- Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang
bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.

Bentuk-bentuk persaingan :

- Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan


dengan jumlah konsumen
- Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan,
pendidikan, dst.
- Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam
kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang
mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
- Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini
disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan
lainnya.
b. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada
antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
Bentuk – bentuk kontraversi :
- yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan,
perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan,
pengacauan rencana
- yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum,
memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan
beban pembuktian pada pihak lain, dst.
- yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak
lain
- yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan,
provokasi, intimidasi, dst.

Tipe - tipe umum kontravensi :


- Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah
mengalami perubahan yang sangat cepat
- Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
- Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan
minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam
lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.

c. Pertentangan (Pertikaian atau conflict)


Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya
dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku,
dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan
yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab pertentangan adalah :
- Perbedaan antara individu
- Perbedaan kebudayaan
- Perbedaan kepentingan
- Perubahan sosial.
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan
pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.

Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:


- Pertentangan pribadi
- Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya
perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
- Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan
kepentingan
- Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu
masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
- Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan
kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan Negara

Akibat-akibat bentuk pertentangan


- Tambahnya solidaritas in-group
- Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok
tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan
kelompok tersebut.
- Perubahan kepribadian para individu
- Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
- Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak
Contoh Kasus pada Proses Sosial

Tawuran pelajar antara SMAN 6 dengan SMAN 70 Jakarta

Sudah setiap hari rasanya kita mendengarkan berbagai kasus tawuran antar
pelajar yang terjadi khususnya di wilayah Ibukota Jakarta. Berbagai respon
negatif bermunculan menanggapi masalah ini seperti saling menuduh dan
melemparkan tanggung jawab antar pihak sekolah. Sebagian masyarakat
beranggapan bahwa ini adalah kesalahan para pelajar yang terlalu membesarkan
masalah hingga tidak bisa menahan emosi yang tak terkendali. Sebagian
masyarakat yang lain menuduh pihak sekolah dan keluargalah yang menjadi
tanggung jawab akibat kelalaiannya mengawasi anak didiknya. Bahkan juga ada
beberapa yang mengganggap bahwa sistem pendidikannya lah yang
membutuhkan perbaikan karena minimnya pendidikan agama dan moral. Namun
seharusnya berbagai masalah dapat dilihat bukan hanya dari segi pandang
pemerhati saja, namun ditinjau dari segi prespektif pelaku dengan
mengindahkan egoisme dan justifikasi semata.

Karakteristik remaja pada usia remaja hingga mencapai dewasa memang


memiliki ego tinggi, perlu diakui, rasa ingin mencoba dan membuktikan
tantangan besar. Ditambah lagi mungkin dengan adanya masalah keluarga,
terlalu disiplin, menghadapi pola pendidikan yang otoriter dan mungkin adanya
beban pendidikan yang berat. Sementara media dan lingkungan membombardir
dengan sikap penurunan moral, saling mencela tau menyalahkan antar public
figure serta berbagai korupsi yang ditunjukkan oleh pejabat. Ditambah dengan
pelabelan anak sebagai anak bodoh, anak nakal, anak preman dan lain
sebagainya. Tawuran disini adalah bentuk kenakalan remaja sekaligus sebuah
bentuk protes sosial yang dilakukan untuk mendapatkan pengakuan publik.
Masalah ini seharusnya tidak diselesaikan dengan hanya dari satu sudut pandang
saja tetapi harus ditinjau dari berbagai sudut pandang. Bukan hanya shock lalu
memberikan respon yang reaktif. Ini adalah masalah realita sosial yang
seharusnya dapat dilakukan secara bersama-sama.
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa


1. Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu
jangka waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan
hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat.
2. Syarat terjadinya proses sosial adalah dengan adanya kontak sosial dan
komunikasi
3. Bentuk-bentuk proses sosial adalah proses sosial yang asosiatif dan proses
sosial yang disosiatif
DAFTAR PUSTAKA

Febriyanti, Febria. 2017. Contoh Kasus Realita Proses Sosial.


https://materiips.com/contoh-kasus-realita-sosial diakses pada 2 Oktober 2018.

Habib, M A Fuadillah. 2012. Proses Sosial. http://alhada-


fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45460-Makalah-Proses%20Sosial.html
diakses pada 2 Oktober 2018.

Septiana, Ajeng. 2016. Interaksi dan Proses Sosial.


http://ajengseptiana96.blogspot.com/2016/02/interaksi-dan-proses-sosial.html
diakses pada 2 Oktober 2018.

Soekanto, Soerjono. 1986. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press: Jakarta.

Subakti, A. Ramlan. 2011. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Kencana Prenada
Media Group. Jakarta.

Suwardi, Arya. 2014. Proses-proses Sosial.


http://aryasuwardi08.blogspot.com/2014/10/proses-proses-sosial.html diakses
pada 2 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai