Oleh
Kelompok 8
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018/2019
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka
waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan
hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat.
b. Abu Ahmadi
Dengan proses sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi dan reaksi) yang
dapat diamati apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah
ada. Dengan konsep interaksi sosial, ia memberikan batasan proses sosial sebagai
pengaruh timbal balik antara individu dan golongan di dalam usaha mereka untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk
mencapai tujuannya.
c. Soerjono Soekanto
Poses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk
hubungan sosial.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan
sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan
kelompok manusia (Gillin, 1945).
Interaksi sosial sangat berguna untuk menelaah dan mempelajari banyak masalah
dalam masyarakat. Sebagai contoh di Indonesia, dapat dibaha bentuk0bentuk
interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai pelaku suku bangsa, antara
golongan-golongan yang disebut mayoritas dan minoritas, dan antar golongan
terpelajar dengan golongan agama dan seterusnya. Interaksi sosial merupakan
kunci semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial tidak mungin ada
kehidupan bersama.
Kerja sama akan bertambah kuat apabila ada hal-hal yang menyinggung anggota
perorangan lainnya. kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-
fakta penting dalam kerjasama yang berguna ( C. H Cooley, 1930).
b. Akomodasi ( Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatu
keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada
keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan
atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial
dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu
pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-
perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan
memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Faktor yang mendukung asimilasi adalah toleransi, kesempatan di bidang ekonoi
yang seimbang, menghargai kebudayaan lain, terbuka, ada persamaan unrur
kebudayaan, perwakilan campuran, dan musuh bersama dari luar.
Faktor yang menghambat asimilasi adalah kehidupan yang terisolasi, tidak punya
pengetahuan budaya yang lain, perasaan takut pada budaya lain, perbedaan cirri
fisik, in-group feeling yang kuat, dan perbedaan kepentingan.
a. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana
individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian
umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik
perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa
mempergunakan ancaman atau kekerasan.
Bentuk-bentuk persaingan :
Sudah setiap hari rasanya kita mendengarkan berbagai kasus tawuran antar
pelajar yang terjadi khususnya di wilayah Ibukota Jakarta. Berbagai respon
negatif bermunculan menanggapi masalah ini seperti saling menuduh dan
melemparkan tanggung jawab antar pihak sekolah. Sebagian masyarakat
beranggapan bahwa ini adalah kesalahan para pelajar yang terlalu membesarkan
masalah hingga tidak bisa menahan emosi yang tak terkendali. Sebagian
masyarakat yang lain menuduh pihak sekolah dan keluargalah yang menjadi
tanggung jawab akibat kelalaiannya mengawasi anak didiknya. Bahkan juga ada
beberapa yang mengganggap bahwa sistem pendidikannya lah yang
membutuhkan perbaikan karena minimnya pendidikan agama dan moral. Namun
seharusnya berbagai masalah dapat dilihat bukan hanya dari segi pandang
pemerhati saja, namun ditinjau dari segi prespektif pelaku dengan
mengindahkan egoisme dan justifikasi semata.
3.1 Kesimpulan
Subakti, A. Ramlan. 2011. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Kencana Prenada
Media Group. Jakarta.