Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ALIRAN ISLAM MODERN


Dikumpulkan untuk memenuhi tugas Makalah
Mata Kuliah Pengantar Studi Islam

Disusun Oleh:
Haifa
(06020323033)
Moch. Misbahul Alam
(06020323037)

Dosen Pengampu
Dr. Hj. Mardiyah, M.Ag
NIP. 196707252003122001

SEMESTER 1 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara
tepat waktu. Makalah ini kami beri judul “Aliran Islam Modern”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari
dosen pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya
dalam hal manfaat mengetahui aliran islam modern.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr. Hj. Mardiyah, M.Ag, selaku dosen pengampu dan tidak lupa bagi rekan-rekan
mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini saya juga
mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya
sempurna. Maka dari itu saya terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan saya, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para
pembaca.
Surabaya, 24 Agustus 2023

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
D. Manfaat Pembahasan....................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Konsep Kepuasan Kerja................................................................................2
B. Faktor Kepuasan Kerja..................................................................................4
C. Teori-teori Kepuasan Kerja...........................................................................6
D. Pengukuran Kepuasan Kerja.........................................................................6
BAB III....................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Era modern seperti sekarang ini, umat Islam sering dihadapkan pada
sebuah tantangan, di antaranya adalah menjawab pertanyaan tentang di mana
posisi Islam dalam kehidupan modern, serta bentuk Islam yang bagaimana
yang harus ditampilkan guna menghadapi modernisasi dalam kehidupan
publik, sosial, ekonomi, hukum, politik dan pemikiran.

Yang dimaksud dari akibat modernisasi di sini adalah perubahan yang


biasanya terjadi bersamaan dengan usaha modernisasi. Secara global
pemikiran Islam modern ini merupakan pemikiran yang memiliki
kecenderungan untuk mengambil beberapa pemikiran Barat yang modern,
rasional, bahkan liberal atau menafsirkan Islam melalui pendekatan rasional
untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Di kalangan umat Islam terdapat empat orientasi pemikiran ideologis
yang dianggap mewakili kelompok yang ada, diantaraya : tradisionalis,
konservatif, reformis-modernis, radikal-puritan, dan sekuler-liberal.

Maka suatu kewajaran, jika manusia, kelompok masyarakat dan


lingkungan hidup mengalami perubahan,Islam yang merupakan agama
rahmatan lil`alamin sebagai agama yang sesuai untuk setiap masa dan tempat
tentunya menyambut baik segala bentuk perubahan yang bersifat positive itu,
makadaritu makalah ini sedikit mengurai tentang tantangan yang dihadapi
khazanah islam terhadap perubahan modernisasi dan pengaruh globalisasinya.

B. Rumusan Pembahasan

1
1. Aliran apa saja yang ada dalam islam?
2. Apa yang dimaksud islam secara modern ?
3. Apa yang melatarbelakangi munculnya pemikiran modern dalam islam?
4. Kapan pemikiran modern dalam islam ini muncul ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui aliran apa saja yang ada dalam islam
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud islam secara modern
3. Untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi munculnya pemikiran
modern dalam islam
4. Untuk mengetahui kapan pemikiran modern dalam islam ini muncul
D. Manfaat
1. Bagi penulis :
Untuk menambah wawasan mengenai aliran modern dalam islam,
sekaligus memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam.
2. Bagi pembaca :
Untuk menambah wawasan mengenai aliran modern dalam islam.

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1.macaAliran dalam Islam

2.2. Beberapa Pemkiran Modern dalam islam

Secara global, di kalangan umat islam terdapat empat orientasi pemikiran


ideologi yang dianggap mewakili kelompok- kelompok yang ada : tradisionalis,
konservatif, refornis- refornis radikal, puritan dan sekuler- liberal.

Kelompok tradisionalis- konservatif adalah mereka yang menentang


kecenderungan pembaratan (wezternizing) yang terjadi pada beberapa abad yang
lalu atas nama islam seperti yang dipahami dan dipraktikan di kawasan – kawasan
tertentu, Kelompok ini juga ingin mempertahankan beberapa tradisi ritual yang
dipraktekkan oleh beberapa ulama’ salaf, Para pendukung orientasi ideologis
semacam ini bisa ditemukan khususnya dikalangan penduduk desa dan kelas
bawah.

Kelompok reformis- modernis adalah kelompok yang memandang islam


sangat relevan untuk semua lapangan kehidupan, publik, dan pribadi, Bahkan
mereka menyatakan bahwa pandangan-pandangan dan praktik tradisional harus
direformasi berdasarkan sumber-sumber asli yang otoritatif, yakni al- Qur’an dan
as-Sunnah (purifikasi Agama) dalam konteks situasi dan kebutuhan kontemporer.

Pemikiran islam modern ini merupakan pemikiran yang memiliki


kecenderungan untuk mengambil beberapa pemikiran Barat yang modern, rasional
bahkan liberal atau menafsirkan islam melalui pendekatan rasional untuk
menyesuaikan dengan perkembangan Zaman.

Kelompok modernis ingin menjadikan Agama sebagai landasan dalam


menghadapi medernitas, Menurutnya Agama tidak bertentangan dengan
perkembangan Zaman modern, sehingga mereka ingin menginterpretasikan ajaran
– ajaran Agama sesuai dengan kebutuhan modern. Mereka menyatakan bahwa
tidak ada pertentangan antara islam dan medernitas, Menurut mereka, hukum

3
islam tidak baku, tapi harus dirubah sesuai dengan situasi sosial yang sedang
berkembang.1 .

Kelompok ini menganjurkan penafsiran ulang atas islam secara


fleksibelsesuai dengan kondisi modern. Kelompok ini ada yang menyebutnya
sebagai mu’tazilah, Karena Mu’tazilah yang rasional memiliki peran dalam
membentuk polo berfikirnya kelompok ini.

Kecenderungan modernisasi pemikiran islam muncul pada dekade akhir


abad ke- 19 sebagai tanggapan atas pembaratan rezim dan pemerintahan
Eropa.Kultur elit muslim saat itu terbagi menjadi kelompok yang terbaratkan dan
kelompok tradisional, dan kelompok modernis mencoba untuk mempersatukanya
kelompok oni berkembang pada jamaluddin al-Afghani (1839- 1897 ),M. Abduh
(1849-1905 ) Rashid Rida (1865- 1897 ) M, Iqbal (1876- 1938) dari India.

Kaum radikal- puritan adalah kelompok yang juga menafsirkan islam


berdasarkan sumber- sumber asli dan otoritatif, sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan kontemporer. Tapi mereka sangat keberatan denga tendensi modernis
untuk memberatkan islam. Kelompok ini melakukan pendekatan konservatif
dalam melakukan reformasi keagamaan, bercorak literalis, dan menekankan pada
pemurnian doktrin ( purifikasi ).

Kelompok ini juga bisa disebut sebagai kelompok fundamentalis,


meskipum ada yang menolak penyebutan tersebut, dengan alasan bahwa
kelompok fundamentalis lebih keras dalam menolak pembaratan dan lebih
bersikap konfrontasional dibandingkan kelompok di atas, lebih- lebih kelompok
fundamentalis lebih cenderung untuk menjadikan Agama sebagai doktrin dalam
kehidupan bermasyarakat.

Bagi kelompok radikal- puritan ini , syari’ah memang fleksibel dan bisa
berkembang untuk memenuhi kebutuhan yang terus berubah, tetapi penafsiran dan
perkembangan harus dilakukan melalui cara islam yang murni,. Maka mereka

1
Tim penyusun STUDI ISLAM IAIN SUNAN AMPEL,Pengantar studi islam ( Surabaya: iain sunan
ampel press 2012). Hal 114

4
mengkritik tradisional dan menganggapnya sebagai suatu hal yang bid’ah ibn
Taymiyyah. Tokoh yang meninggal pada tahun 1328, adalah tokoh intelektual
pemikiran fundamentalis.

Sebuah gerakan pemikiran bercorak fundamentalis pernah muncul pada


abad ke 18, di Najd ( sekarang saudi arabia ) bernama Wahhabiyyah, dibawah
pimpinan Muhammad ibn Abd al Wahhab (1703- 1787 ) seorang teolog yang
mengikuti gaya Ahmad bin Hanbal dan Ibn Taymiyyah dalam memahami al-
Quran secara literal. Geakan Wahhabiyyah ini adalah gerakan yang muncul pada
saat terjadinya degradasi moral masyarakat islam, mengajak untuk kembali
kepada ajaran islam murni, memberantas segala bentuk peraktek yang diaggap
mereformasi pandangan – pandangan keagamaan tradisional yang menganggap
bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Mereka menyatakan anti- intelektualisme,
terutama filsafat. Tokoh lain dari gerakan fundamentalis adalah Abu A’la al-
Maududi di pakistan (1903- 1979), dan Seyyed Qutb (1906- 1966 ) di mesir, dan
K ,H, Ahmad Dahlan (1868- 1923 ) di indonesia.

Menurut penelitian , munculnya beberapa kelompok radikal


adalah ,karena kehidupanya yang jauh dari kehidupan modern, Sebagai contoh
penganut Khawarij, adalah mereka yang hidup di gurun, nomaden.Wahhabiyyah,
muncul pada masa sebelum masuknya modernisasi di dunia arab, bahkan ia
disebut sebagai kelompok yang muncul di suatu wilayah yang tidak pernah di
sentuh oleh dunia luar, Najd Muhammad bin Abd al- Wahhab, tokohnya muncul
pada abad sebelum modern ( pre- modern ), sebelum adanya pengaruh
industrialisasi dari Barat, Dari itu, secara kultural Wahhabiyyah muncul sebagai
gerakan yang merepresentasikan bentuk primitif.

Ikhwanul Muslimin, kelompok fundamentalis di Mesir, adalah kaum


rural dan menjadi kaum urban menghadapi kaum realitas yang
disekitarnya.Muhammadiyyah, didirikan oleh tokoh oleh tokoh yang
hidupnyatidak pernah mendapat pendidikan Barat dan tidak pernah melihat
kebudayaan Barat dalam arti yang sebenarnya, K, H. Ahmad Dahlan.

5
Kelompok sekuler- liberal adalah mereka yang memandang bahwa jalan
untuk mereformasi masyarakat adalah dengan menyerahkan atau membatasi
segala urusan Agama dan ritual kepada personal dan menegaskan kekuatan logika
dalam kehidupan publk.Kelompok ini mempengaruhi oleh ideologi Barat
terutama paham nasionalisme.

Dalam sebuah penelitian ditemukan , bahwa untuk menjadi seseorang


muslim indonesia tanpa disertai centelan ( hubungan ) organisasi tertentu” kurang
begitu dinimati”, Dalam kesadaran intrn umat islam label Islam agaknya masih
dilihat terlalu umum, sehingga belum memberi makna sosiologis dalam kehidupan
bermasyarakat secara luas, dan kenyataan sosiologis itulah yang terjadi di
indonesia, sehingga wajar sekali, jika pengelompokan dalam masyarakat islam di
indonesia terus berkembang, dan semakin bertambah jumlahnya hingga puluhan,
bahkan mungkin ratusan.

Perdebatan yang terjadi di antara mereka bukanlah tentang pokok- pokok


ajaran agama itu sendiri, akan tetapi bagaimana memanifestasikan ajaran islam itu
di dalam sistem kehidupan sosial. Sebagaimana yang terjadi pada kemunculan
pada abad klasik, bahwa kemunculan gagasan tentang pemikiran ideologis itu
tidak terlepas dari pengaruh kondisi sosial dan politik, begitu juga dengan
pemikiran yang berkembang di Indonesia, tidak terlepas dari beberapa
kepentingan dan kondisi dan sosial dan budaya bangsa Indonesia yang plural,

Disamping alasan di atas, ada alasan lain yang menjadi kemelut diantara
orientasi ideologis dari beberapa pemikiran di atas, yaitu pemahaman yang
berbeda di antara mereka dalam memahami islam, apakah sebagai model dari
sebuah realitas ( model of reality ) ataukah model untuk sebuah realitas ( models
for reality )

Pemikiran yang pertama mengisyaratkan bahwa agama adalah


representasi dari sebuah realitas, sementata pemikiran yang kedua mengisyaratkan
bahwa agama merupakan konsep bagi realitas , seperti aktifitas manusia, Dalam

6
pemahaman yang kedua ini agama mencakup teori- teori, dogma atau doktrin bagi
sebuah realitas.

Dalam kajian modern tentang sejarah umat islam ditemukan bahwa,


meskipun berdasarkan pada agama yang sama, para pemeluk agama ini memiliki
pemahaman yang berbeda, dan seringkali perbedaan itu mimicu persaingan dan
konflik, di dalam menghadapi tantangan modernitas. Seiring dengan
perkembangan islam dan munculnya ijtihad- ijtihad baru. Paham- paham tersebut
bukan sekedar pengakuan legalitas politik ,melainkan juga berekses pada paham
keagamaan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Iman memiliki arti percaya. Seorang yang beriman berarti ia memiliki
kepercayaan tertentu atas yang diimaninya. Sedangkan Akhlak adalah nilai
suatu perilaku atau tindakan dengan baik atau buruk. keduanya adalah bagian
dasar atau pondasi dalam kehidupan manusia. Tidak akan muncul akhlak yang
baik bila tanpa iman. Begitupun tidak akan sempurna keimanan jika tanpa
akhlak yang baik. Untuk itu, akhlak dan keimanan tidak dapat dipisahkan
sendiri-sendiri. Semuanya sangat bergantung dan saling mempengaruhi.
Sedangkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Makadari itu dapat kita simpulkan bahwasanya dalam dunia pendidikan
penerapan ilmu Iman dan Akhlak sangatlah penting karena menyambung
dengan beberapa aspek yang berlaku didalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga pada intinya manusia benar-benar dan sungguh-sungguh
menjalankan hidupnya berdasarkan pada Tujuan Penciptaan Manusia , Proses
Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam
Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam yang telah Allah tetapkan. Hal
itulah yang nantinya juga kelak akan dimintai pertanggungjawaban
B. Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

Tjiptono, Fandy, dan Anastasia Diana. Total Quality Manajement. Yogyakarta:


ANDI, 2002.
Darsono, DewiUtari. Manajemen SDM Abad 21 (SumberDayaManusia). Jakarta:
MitraWacana Media, 2016.
Samirin. “Konsep Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pendidikan Islam.” At-
Ta’dib 10, no.1 (Juni 2015). Diakses 17 Desember, 2017,
http://download.portalgaruda.org/konsepmutudankepuasanpelanggandala
mpendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai