Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dewa Ayu Kartika Chandra Dewi

NIM : P07134122018

Kelas : IIA

Interaksi Sosial dan Tatanan Sosial

A. Pengertian Interaksi Sosial


Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi ada aksi ada reaksi,
pelakunya lebih dari satu, misalnya individu dengan individu, individu dengan kelompok dan
kelompok dengan kelompok. Contohnya guru/dosen mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara
individu dengan kelompok. Definisi interaksi sosial menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :
 Maryati Da Suryawati (2003), interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal
balik atau interstimulasi dan respons antar individu dan kelompok.
 Murdiyatmoko dan Handayani (2004), interaksi sosial adalah hubungan antara
manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh-mempengaruhi yang
menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial.
 Young dan Raymond W. Mack, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial
yang dinamis dan menyangkut hubungan-hubungan antar individu dengan kelompok
maupun antar kelompok dengan kelompok.

Dari pengertian ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu
hubungan antar sesame manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan
maupun antar individu dengan kelompok.

B. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Terdapat pula syarat-syarat terjadinya interaksi sosial. Ada dua syarat utama, yaitu :
1. Kontak sosial
Merupakan bertemunya dua pihak atau lebih secara fisik, baik tanpa alat (langsung)
maupun dengan alat (tidak langsung), contohnya seperti telepon, SMS dan media sosial.
2. Komunikasi
Merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan dari satu pihak kepada
pihak lain agar terjadi upaya saling memengaruhi antara keduanya. Proses komunikasi ada dua
bentuk, yaitu verbal dan non verbal. Komunikasi verbal menggunakan lisan dan tulisan
sedangkan non verbal menggunakan simbol-simbol, misalnya gestur tubuh dan bahasa isyarat.

C. Ciri-Ciri Interaksi Sosial


Terdapat ciri-ciri terjadinya sebuah interaksi sosial, yaitu:
1. Pelakunya lebih dari satu orang
Interaksi sosial yang paling menonjol adalah terjadi karena ada interaksi lebih dari
satu orang. Jika interaksi dilakukan oleh satu orang maka akan dianggap tidak waras karena
berbicara dengan diri sendiri. Itu sebabnya syarat interaksi sosial harus ada orang lain baik
dalam bentuk perorangan maupun dalam bentuk kelompok.
2. Ada komunikasi
Seperti yang disebutkan di pengertian interaksi sosial, bentuk interaksi sosial
sangatlah beragam. Mengedipkan mata kepada orang lain, tersenyum dan bertengkar
sekalipun juga termasuk komunikasi. Dalam psikologi, ada yang disebut dengan komunikasi
verbal dan non verbal.
3. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas
Ciri interaksi sosial yang lain, segala bentuk interaksi memiliki tujuan-tujuan
tertentu. Misalnya, interaksi dengan pedagang sayur, tujuan kita ingin membeli sayur. Atau
melakukan interaksi dengan tenaga pendidik atau guru, tujuannya belajar mencari ilmu, agar
mendapat nilai yang bagus, lulus dan mendapat pekerjaan bergaji besar.
4. Ada dimensi waktu
Maksud dari dimensi waktu adalah ada keterangan waktu. Misalnya masa lalu, masa
kini dan masa depan. Dimansi waktu inilah yang akan menentukan sifat dari aksi yang sedang
berlangsung.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
 Sugesti, proses pemberian pandangan atau pengaruh kepada orang lain dengan cara tertentu
dan diikuti tanpa berfikir panjang. Contohnya seorang remaja putus sekolah akan mudah ikut-
ikutan terlibat kenakalan remaja.
 Imitasi, pembentukan nilai dengan meniru cara-cara orang lain. Contohnya. Seorang anak
sering meniru kebiasaan orang tua.
 Identifikasi, meniru dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya. Contoh meniru gaya
artis.
 Simpati, perasaan tertarik yang timbul dan membuat merasa seolah-olah berada dalam
keadaan orang lain. Contoh mengucap selamat ulang tahun.
 Empati, rasa haru ketika seorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik
perhatian, dan merupakan kelanjutan dari rasa simpati. Contohnya ketika orang kecelakaan
kita berempati membantu korban.
 Motivasi, dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan
pertimbangan dan muncul dari pengaruh orang lain sehingga individu melakukan kontak
dengan orang lain. Contohnya pemberian tugas dari seorang guru merupakan bentuk motivasi
seupaya mereka mau belajar, rajin dan bertanggung jawab.

E. Bentuk-Bentuk Inetraksi Sosial


Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
a. Proses Asosiatif
Bersifat mengarah pada bentuk penyatuan terdiri atas beberapa hal berikut :
1) Kerjasama, terbentuk karena masyarakat menyadari adanya kepentingan yang sama
untuk mencapai tujuan bersama.
2) Akomodasi, suatu proses penyesuaian dalam interaksi untuk mengurangi, mencegah
atau mengatasi ketegangan dan kekacauan. Proses ini dibedakan menjadi beberapa
bentuk, yaitu :
 Coeraon, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena
adanya paksaan, misalnya perbudakan.
 Kompromi, yaitu bentuk akomodasi antara pihak-pihak yang terlibat
mengurangi tuntutannya agar mencapai suatu penyelesaian pada konflik.
 Mediasi, yaitu cara menyelesaikan konflik dengan bantuan pihak ketiga yang
netral.
 Arbitration, yaitu meminta bantuan pihak ketiga dengan dipilih oleh kedua
belah pihak. Contoh, konflik buruh-buruh pengusaha dan badan perburuan
Depnaker sebagai pihak ketiga.
 Adjudication (peradilan), suatu bentuk penyelesaian konflik melalui
pengadilan.
 Statelemate, pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang dan
berhenti pada suatu titik karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin
untuk maju dan mundur. Contoh goncatan senjata.
 Toleransi, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan.
 Consiliation, usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih
agar mencapai persetujuan bersama.
3) Akulturasi, proses yang muncul apabila suatu kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur kebudayaan itu
diterima diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian budaya itu sendiri.
4) Asimilasi, proses yang menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha
mengurangi perbedaan dalam masyarakat seperti usaha menyamakan sikap mental
dan tindakan. Asimilasi timbul apabila munculnya kelompok masyarakat dengan
latar belakang budaya yang berbeda, dan kemudian bergaul secara intensif dalam
jangka waktu lama, sehingga kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya
membentuk kebudayaan baru sabagai kebudayaan campuran.
b. Proses Disosiatif
Interaksi yang mengarah pada bentuk pemisahan yang terbagi dalam tiga bentuk, yaitu sebagai
berikut :
1) Kompetisi, suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok agar
memperoleh kemenangan.
2) Kontravensi, bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan, pertentangan
atau konflik, wujudnya antara lain tidak senang, menghalangi, menghasut,
memfitnah, dan lain sebagainya.
3) Konflik, proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan paham dan kepentingan
yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan masalah yang mengganjal di antara
mereka yang bertikai.

F. Tatanan Sosial dan Pengendalian Sosial


Ralph Linton (1968) menambahkan bahwa struktur sosial terdiri atas dua konsep penting, yaitu status
dan peran.
 Status (Kedudukan)
Status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Cara-cara
memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut:
a. Ascribed status, status yang diberikan kepada individu tanpa memandang kemampuan
atau perbedaan antarindividu yang dibawa sejak lahir.
b. Achieved status, status yang memerlukan kualitas tertentu yang harus diraih melalui
persaingan dan usaha pribadi.
c. Assigned status, status yang diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari
pihak lain atas jasa-jasa tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat selalu ada benturan-benturan atau pertentangan yang
dialami seseorang, sehubungan dengan status yang dimilikinya. Hal ini disebut konflik status.
a. Konflik status individual. Dirasakan oleh orang yang bersangkutan dalam bathinnya
sendiri. Contohnya seorang perempuan harus memilih antara bekerja atau menjadi
ibu rumah tangga.
b. Konflik status antarkelompok. Terjadi antara kelompok yang satu dengan yang
lainnya. Contohnya peraturan yang dikeluarkan oleh suatu instansi sering
bertentangan dengan peraturan instansi lain.
c. Konflik status antarindividu. Terjadi antara individu yang satu dengan individu yang
lain. Contohnya seorang istri bertengkar dengan suaminya mengenai pengasuhan
anak.
Pada umumnya orang juga menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menunjukkan
kedudukannya dalam masyarakat. Simbol tersebut dapat berupa gaya bicara, cara berpakaian,
dan penggunaan gelar kebangsawanan maupun akademis.
 Peranan
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari suatu status atau kedudukan. Jika
seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, ia telah
menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang
memiliki kedudukan atau status. Konflik peranan timbul jika orang harus memilih peranan
dari dua status atau lebih yang dimilikinya. Umumnya konflik timbul karena peranan-peranan
itu saling bertentangan. Contohnya konflik peranan seseorang yang berstatus sebagai guru
sekaligus ibu.

G. Pranata Sosial (Institusi Sosial)


Elemen yang lain dari struktur sosial adalah institusi sosial. Institusi sosial berkaitan erat
dengan upaya individu untuk memenuhi kebutuhannya, di mana untuk itu individu berusaha
membentuk dan mengembangkan serangkaian hubungan sosial dengan individu lainnya. Serangkaian
hubungan sosial tersebut terlaksana menurut pola-pola tertentu. Pola resmi dari suatu hubungan sosial
ini terjadi di dalam suatu sistem yang disebut dengan sistem institusi sosial. Judson R. Landis (1986:
255) mendefinisikan institusi sosial sebagai norma-norma, aturan-aturan, dan pola-pola organisasi yang
dikembangkan di sekitar kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah pokok yang terkait dengan
pengalaman masyarakat. Dari definisi ini maka bisa kita pahami bahwa institusi sosial merujuk pada
upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mengatasi masalah. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan atau mengatasi masalah tersebut, maka kita jumpai banyak sekali institusi sosial dalam
masyarakat. Besar kecilnya sosial yang ada di masyarakat sangat tergantung pada sederhana dan
kompleksnya kebutuhan atau masalah dari masyarakat tersebut. Para sosiolog telah berusaha membuat
penggolongan institusi sosial yang ada di masyarakat atas dasar fungsi dari institusi sosial tersebut.
Durkheim mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari institusi. Dalam bahasa Indonesia
dijumpai terjemahann berlainan dari konsep institution. Selo Soemardjan dan Soelaeman, misalnya,
menggunakan istilah “lembaga kemasyarakatan” sebagai terjemahan konsep social institution.
Institusi sosial adalah organisasi norma-norma untuk melaksanakan sesuatu yang dianggap
penting, institusi berkembang berangsur-angsur dari kehidupan sosial manusia. Bila kegiatan penting
tertentu dibakukan, dirutinkan, diharapkan dan disetujui, maka prilaku itu telah melembaga. Peran yang
melembaga adalah peran yang telah dibakukan disetujui dan diharapkan, dan biasanya dipenuhi dengan
cara-cara yang sungguh-sungguh dapat diramalkan, lepas dari siapa orang yang mengisi peran itu.
Institusi mencakup sekumpulan unsur kelembagaan (norma prilaku, sikap, nilai, symbol, ritual dan
ideologi) fungsi manifest (tujuan yang dikehendaki) dan fungsi laten (hasil/akibat yang tidak
dikehendaki dan tidak direncanakan).

H. Masyarakat
Pengertian msyarakat menurut beberapa ahli, yaitu sebagai berikut :
 Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adata istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama.
 Selo Soemardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan.
 Paul B. Horton dan C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri
hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama tinggal disuatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan yang sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam
kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
 J.L Giliin dan J.P Giliin, masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai
kebiasaan-kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
 Emile Durkhem, masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota
sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.
 Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau
perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok secara ekonomi.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat adalah manusia yang hidup bersama
di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Menurut Soerjono Soekanto
alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut :
a. Beranggotakan minimal dua orang
b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan
c. Berhubungan dengan waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu
sama lain sebagai anggota masyarakat.
Dalam masyarakat pasti akan ada interaksi sosial, yang bermula dari individu melakukan tndakan
sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan perbuatan yang ditunjukan atau dipengaruhi
orang lain untuk maksud dan tujuan tertentu oleh karena adanya sifat mempengaruhi satu sama lain,
tindakan ini menyebabkan hubungan sosial. Jika sosial ini berlangsung timbal-balik maka akan
menciptakan interaksi sosial. Sesuatu baru dapat disebut masyarakat apabila terpenuhi syarat-syarat:
1) Self-sufficiency, kemampuan diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan dirinya
menggunakan kemampuan sendiri.
2) Self-regulation, kemampuan diri sendiri dalam mengelola pikiran, perasaan dorongan
dan keinginan untuk mencapai tujuan tertentu di masa yang akan datang.
3) Self-generation, kemampuan diri untuk berdiri di atas kaki sendiri.

I. Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan
mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan
adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang
berperilaku menyimpang / membangkang. Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan sosial masyarakat :
1. Pengendalian Lisan (Pengendalian Sosial Persuasif)
Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak anggota
kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku.
2. Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif)
Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui gambar,
tulisan, iklan, dan lain-lain. Contoh : Spanduk, poster, Rambu Lalu Lintas, dll.
3. Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif)
Pengendalian melalui cara-cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan kesalahan yang sama.
Contoh seperti main hakim sendiri.

Anda mungkin juga menyukai