Anda di halaman 1dari 2

Remaja Miliki Peran Penting Cegah Stunting!

Gagal tumbuh atau gagal kembang pada anak biasa disebut stunting menjadi sesuatu hal yang
harus diperhatikan. Tidak hanya tugas pemerintah untuk menanggulangi masalah stunting ini,
namun semua pihak termasuk kalangan remaja bisa turut serta memutus rantai stunting.

Remaja penting diedukasi terkait masalah stunting. Banyak yang menyangka masalah
stunting hanya edukasi untuk orang tua dan pasangan yang sudah menikah. Padahal
sebenarnya stunting adalah sebuah siklus. Jika seorang calon ibu punya asupan gizi kurang
sejak remaja ia berisiko mempunyai anak kurang gizi dan si anak akan mencontoh pola
makan ibunya dan terus berputar bagaikan roda.

Karakteristik perilaku konsumsi masyarakat Indonesia adalah senang makanan manis, asin
dan mengandung lemak. Asupan lemak rata-rata orang Indonesia memang hanya 32%, tidak
lebih tinggi dibandingkan negara lain. Namun asupan lemak jenuhnya, 2 kali lipat dari negara
lain dan ini adalah sumber dari segala penyakit.

Menurut Fiastuti Witjaksono, Dokter Spesialis Gizi Klinis UI, pada remaja, perilaku
konsumsi yang tidak seimbang tersebut terlihat lebih jelas. Untuk itu, perlu fokus pada
remaja karena saat ketidaktepatan nutrisi akan mempengaruhi status gizi dan kesehatan
generasi yang akan dating. Bila remaja melakukan diet yang salah akan berakibat gangguan
pertumbuhan. Dan bila dietnya salah maka akan menjadi remaja yang pendek dan akan
melahirkan bayi-bayi yang stunting.
Saya telah mewawancarai salah satu kakak kelas saya yang merupakan seorang Ahli Gizi di
Puskesmas Gianyar, Mira Pebriyanti. “Pencegahan stunting itu berawal dari masa remaja
khususnya remaja putri karena remaja putri akan melahirkan generasi, apabila pada saat
remaja kurang memahami masalah kesehatan seperti anemia dan pola makan sudah salah atau
kurang kemungkinan akan melahirkan anak yang stunting”. Ujar Mbok Mira saat
diwawancarai pada Kamis, 6 Oktober 2022.

Upaya penanggulangan stunting harus dimulai jauh ke belakang, yaitu dengan memberi
perhatian pada kesehatan remaja dan terutama calon ibu. Sebab stunting bukan hanya
persoalan saat anak mengalami persoalan gizi. Pencegahan stunting harus diawali dengan
memastikan calon ibu benar-benar siap menerapkan 1000 HPK.

Perkembangan kesehatan saat remaja sangat menentukan kualitas seseorang untuk menjadi
individu dewasa. Masalah gizi yang terjadi pada masa remaja akan meningkatkan kerentanan
terhadap penyakit di usia dewasa serta berisiko melahirkan generasi yang bermasalah gizi.

Edukasi stunting sangat bisa dilakukan oleh remaja, misalnya melalui sosial media. Remaja
bisa dilibatkan dalam mendukung program penanggulangan stunting secara langsung.
Setidaknya dengan mendengarkan ide-ide untuk mendapatkan perspektif baru.

Anda mungkin juga menyukai