Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ESSAY

NAMA : DEWA AYU KARTIKA CHANDRA DEWI


NO : 04
KELAS : XII MIPA 5

SMA NEGERI 1 GIANYAR

TAHUN AJARAN 2021/2022


Lestarikan Kebudayaan Bali Di Masa Pandemi

Pendahuluan

Selama dua tahun belakangan ini, seluruh negara di dunia dilanda pandemi virus
corona yang berasal dari Kota Wuhan, Cina. Berdasarkan data yang diambil dari website
resmi World Health Organization, pada tanggal 2 Januari 2022 telah terkonfirmasi sebanyak
289.279.435 kasus positif terinfeksi virus corona dan kasus kematian berjumlah 5.440.497
kasus. Besarnya angka tersebut memperlihatkan bahwa virus ini sangatlah berbabaya bagi
kehidupan manusia.

Sejak kasus pertama terkonfirmasi di Indonesia pada bulan Maret 2020, saat ini kasus
infeksi virus corona di Indonesia masih terus meningkat dengan jumlah kasus positif pada
tanggal 2 Januari 2022 telah terkonfirmasi sebanyak 4.262.994 kasus positif dan kasus
kematian berjumlah 144.096 kasus. Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai
kebijakan dalam menanggulangi dampak pandemi ini, mulai dari dilakukannya program
vaksinasi, bantuan ekonomi bagi masyarakat hingga kebijakan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) antara Jawa dan Bali.

Kebudayaan Bali merupakan salah satu yang kebudayaan terancam akan kehadiran
pandemi Covid-19 di Indonesia. Selama ini, kebudayaan Bali telah menjadi daya tarik
wisatawan lokal maupun mancanegara, disamping keindahan alam yang dimiliki oleh Pulau
Bali tersebut. Warisan leluhur yang menyangkut unsur seni, agama, tempat bersejarah hingga
kegiatan-kegiatan utama menjadikan Kebudayaan Bali begitu dinikmati. Namun, pandemi
Covid-19 mengharuskan pembatasan kegiatan-kegiatan di masyarakat, termasuk kegiatan
yang berkaitan dengan Kebudayaan Bali.

Pembahasan

Tradisi di Bali tidak semata-mata hanya sebuah acara ataupun upacara adat biasa,
akan tetapi keyakinan orang Bali terhadap tradisi sangatlah serius, unik dan beragam.
Masyarakat Bali memiliki keyakinan, yaitu ketika tradisi tersebut dilaksanakan maka akan
mendatangkan sesuatu yang baik bagi kehidupan kedepannya dan akan terjadi musibah bila
kegiatan tersebut tidak dijalankan. Selama pandemi Covid-19 ini, terjadi banyak perubahan
yang terjadi pada Kebudayaan Bali saat ini. Antropolog UGM, Dr. Pande Made Kutanegara
menyebut rakyat Bali menghadapi kekhawatiran terhadap situasi di masa depan. Alasannya,
karakter orang Bali yang biasanya gotong-royong dan hidup kebersamaan sebagai komunitas
terpaksa berubah di era new normal menjadi lebih individualistis sehingga terjadi perubahan
esensial dalam kebudayaan Bali.

Dilansir melalui Kumparan, pada September 2020, Pemprov Bali bersama Parisada
Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali mengeluarkan
surat edaran yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan saat melakukan kegiatan
ritual adat dan budaya. Pada surat edaran itu, berisi himbauan untuk membatasi kegiatan adat
dan budaya yang menyebabkan keramaian. Pada pelaksanaannya, pecalang selaku satuan
pengamanan adat bersama tokoh-tokoh desa adat mengontrol penerapan protokol kesehatan.

Akibat dari pandemi Covid-19 ini banyak sekali kebudayaan Bali yang terganggu
keberjalanannya. Perayaan yang identic dengan keramaian hampir semuanya diberhentikan
sejenak. Semua kegiatan adat yang melibatkan banyak orang seperti piodalan, ngaben,
pawiwahan dan kegiatan sejenisnya terpaksa ditunda atau dilaksanakan dengan jumlah
peserta yang dibatasi.

Di masa pandemi seperti ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi pariwisata dan
ekonomi Bali menurun drastis. Namun, kehidupan budaya di Bali tidak akan pernah mati
karena budaya Bali adalah budaya yang memiliki nilai luhur yang memengaruhi kehidupan
manusianya. Kebudayaan Bali akan terus berjalan di masa pandemi ini namun dengan
menerapkan protokol kesehatan.

Kesimpulan

Pandemi menyebabkan penyesuaian terhadap berbagai kegiatan adat di Bali seperti


Pawiwahan, Piodalan, Ngaben dan kegiatan lainnya. Beberapa diantaranya ada yang terpaksa
ditunda da nada juga yang tetap menjalankan kegiatan tersebut tetapi dibatasi dengan
menerapkan protokol kesehatan. Tentunya hal ini selain berdampak pada budaya juga
berdampak pada bidang ekonomi dan pariwisata di Bali. Melihat adanya potensi budaya Bali
yang luntur atau bahkan hilang pasca pandemi, dihimbau bahwa sebagai masyarakat
Indonesia yang menjunjung tinggi budaya bangsa untuk tetap melestarikan budaya Bali
meskipun di tengah keterbatasan kondisi pandemi seperti saat ini.

Dengan adanya program “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang mengandung makna
menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan
karma Bali yang sejahtera dan bahagia diharapkan dapat menata kembali kebudayaan Bali
yang luntur atau bahkan hilang.
DAFTAR PUSTAKA

 Wibowo, Rahmat. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kebudayaan Bali:


ResearchGate. Bandung Institute of Technology.
https://www.researchgate.net/publication/346452908_Dampak_Pandemi_Covid-
19_Terhadap_Kebudayaan_Bali
 Disdikpora Prov,Bali. 2022. Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Denpasar: website
Disdikpora Provinsi Bali.
https://disdikpora.baliprov.go.id/nangun-sat-kerthi-loka-bali/

Anda mungkin juga menyukai