Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN POSKEDES

PROGRAM UKBM
(UPAYA KESEHATAN BERBASIS
MASYARAKAT)

UPT PUSKESMAS SUKOREJO


TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN KUNJUNGAN RUMAH
PROGRAM KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
(PERKESMAS)
UPTD PUSKESMAS KECAMATAN SUKOREJO

Mengetahui,
Penanggung Jawab
Koordinator Poskedes Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
dan Perkesmas

ALIN ALIYATUL AZIZAH, Amd . Keb dr. Alma Palupi


NIP. 19850402 201704 2 006 NIP. 19910606 201902 2 005

Kepala UPT Puskesmas sukorejo

drg. Wisma Yuniar


NIP. 19770604 201001 2 003

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberik
petunjuk, hidayah, kemudahan, serta kelancaran sehingga kami dapat
menyelesaikan Panduan Poskesdes Program UKBM UPT Puskesmas
Sukorejo.Panduan ini kami jadikan acuan dan petunjuk dalam kegiatan sehari –
hari.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
proses penyusunan panduan ini. Maka dari itu penyusun membuka untuk saran
dan kritik yang positif membangun.
Akhirnya, semoga buku Panduan Poskedes Program UKBM UPT
Puskesmas Sukorejo ini bermanfaat bagi penyusun, pelaksana program maupun
orang lain yang membacanya.

Blitar, Januari 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. DEFINISI..........................................................................................1
B. TUJUAN..........................................................................................2
C. SASARAN.......................................................................................3
D. DASAR HUKUM.............................................................................3
E. BATASAN OPERASIONAL...........................................................4
BAB II RUANG LINGKUP...........................................................................7
BAB III TATA LAKSANA............................................................................8
A. LINGKUP KEGIATAN....................................................................8
B. METODE.......................................................................................10
C. LANGKAH KEGIATAN.................................................................10
BAB IV DOKUMENTASI...........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Poskesdes merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar
untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi.
Pada saat masa pandemi COVID-19, masyarakat diharuskan untuk
disiplin menghindari keluar rumah, menjaga jarak fisik dengan orang lain,
memakai masker dan menerapkan perilaku hidup bersih sehat. Dalam
rangka mencegah penularan COVID-19 pada masyarakatuntuk tetap
memperhatikan upaya-upaya menurunkan Angka Kematian Bayi. Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit saluran
napas yang disebabkan oleh virus corona jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. COVID-19 pertama kali ditemukan
di Wuhan, China pada akhir tahun 2019 dan dikenal dengan nama Novel
Corona Virus 2019 atau SARS Coronavirus 2. COVID-19 dapat mengenai
siapa saja, tanpa memandang usia, status sosial ekonomi dan sebagainya.
Tanda dan gejala COVID-19 pada anak sulit dibedakan dari penyakit saluran
pernapasan akibat penyebab lainnya. Gejala dapat berupa batuk pilek
seperti penyakit common cold atau selesma, dengan atau tanpa demam,
yang umumnya bersifat ringan dan akan sembuh sendiri. Penyakit saluran
pernapasan menjadi berbahaya apabila menyerang paru-paru, yaitu menjadi
radang paru atau yang disebut pneumonia. Gejala pneumonia adalah
demam, batuk, dan kesulitan bernapas yang ditandai dengan napas cepat
dan sesak napas. Data angka kejadian COVID-19 pada balita belum
memadai, namun dari Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, vol7, 2020
disebutkan kasus COVID-19 pada usia 0-9 tahun di China 0,9%, Korea
Selatan 1%, dan Italia 0,6%. Di Indonesia, berdasarkan data
www.covid19.go.id per 13 Mei 2020, terdapat 15.438 terkonfirmasi
diantaranya 1,4% usia balita, dari 11.123 dalam perawatan terdapat 1,6%
balita dirawat/diisolasi, dari 3.287 dinyatakan sembuh terdapat 1,2% usia
balita, dan dari 1.028 meninggal terdapat 0,7% balita meninggal. Biasanya
gejala pada anak ringan sehingga memiliki kemungkinan sebagai carrier,

1
namun data COVID-19 diatas menunjukkan persentase meninggal cukup
tinggi, untuk itu sangat penting mencegah penularan pada kelompok usia
balita, selain mencegah risiko kematian pada bayi dan anak balita juga
mencegah risiko penularan kepada pengasuh atau orang disekitarnya.
COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO,
2020) dan juga telah dinyatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana melalui Keputusan Nomor 9 A Tahun 2020 diperpanjang melalui
Keputusan Nomor 13 A tahun 2020 sebagai Status Keadaan Tertentu
Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia.
Selanjutnya dikarenakan peningkatan kasus dan meluas antar wilayah,
Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Penerapan physical
distancing maupun kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang membatasi mobilitas penduduk, berdampak membatasi aksesibilitas
pelayanan kesehatan.
Saat ini, dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat
masih diposisikan sebagai objek dan belum sebagai subjek. Selain itu,
masih banyak upaya kesehatan belum menyentuh masyarakat yang tinggal
di daerah terpencil, tertinggal, kepulauan, dan perbatasan. Untuk itu, perlu
adanya Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), agar upaya
kesehatan lebih mudah diakses (accessible), lebih terjangkau (affordable),
serta lebih berkualitas (quality) pada saat pandemic civid-19 masih
berlangsung.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Sebagai panduan bagi tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas
Sukorejo terkait Terwujudnya masyarakat sehat yang peduli, tanggap,
dan mampu mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan
kesehatan yang dihadapi Panduan ini ditujukan kepada seluruh pengelola
program kesehatan yang ada di Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di
bidang kesehatan.
b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan (bidan) dan kader kesehatan.
c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan pelaporan dalam
rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan

2
masyarakat terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta
faktorfaktor risikonya (termasuk status gizi dan ibu hamil yang
berisiko)

C. SASARAN
Seluruh masyarakat yang ada di desa / kelurahan

D. DASAR HUKUM
Beberapa dasar hukum yang menjadi alasan perlunya
perlakuan/penanganan khusus bagi sasaran Poskedes adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang
Wabah Penyakit Menular.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan sosial (BPJS)
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader
kesehatan Pemberdayaan Masyarakat.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa/Kelurahan.
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/ Kelurahan.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang
Perencanaan Pembangunan Desa.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/ X/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 631/MENKES/PER/ III/2011 tentang
Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan

3
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 tahun 2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu yang dapat menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan
15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular
16. Peraturan Pemerintah Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 (Covid-19)
17. Peraturan Presiden Rl Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014
18. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 20 Tahun 2020 tentang
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019.
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19)
21. Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor 1457 Tahun 2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
22. Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor 128 Tahun 2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
23. Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor 131 Tahun 2004 tentang Sistim
Kesehatan Nasional
24. Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor 1529 Tahun 2010 tentang
Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
25. Keputusan Menteri Dalam Negeri Rl Nomor 140.05/292 Tahun 2011
tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Pusat

E. BATASAN OPERASIONAL
1. Puskesmas : Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja
a. Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada.
b. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yang

4
meliputi pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat.
c. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)
a. Tenaga kesehatan (bidan) dapat mengaktualisasikan dirinya dalam
membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
di wilayahnya.
b. Tenaga kesehatan (bidan) dapat lebih mudah memberikan pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat.
c. Tenaga kesehatan (bidan) mendapatkan informasi secara cepat
tentang permasalahan kesehatan di masyarakat dan upaya
kesehatan bagi masyarakat
3. Bagi Masyarakat Desa
a. Permasalahan kesehatan di desa dapat dideteksi secara dini,
sehingga bisa ditangani dengan cepat dan diselesaikan, sesuai
kondisi, potensi dan kemampuan yang ada.
b. Masyarakat desa dapat memperoleh pelayanan kesehatan dasar
(KIA/KB, peningkatan gizi masyarakat khususnya balita dan maternal,
imunisasi termasuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular
dan tidak menular, upaya mewujudkan lingkungan sehat, dan
pengobatan sederhana termasuk trauma, didukung dengan
penyediaan obat-obat esensial) serta pengetahuan dan keterampilan
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kesiapsiagaan
serta penanggulangan masalah kesehatan.
c. Masyarakat dapat mengaktualisasikan diri dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
d. Tenaga kesehatan (bidan) mendapatkan informasi secara cepat
tentang permasalahan kesehatan di masyarakat dan upaya
kesehatan bagi masyarakat
4. Bagi Kader kesehatan
a. Kader kesehatan mendapatkan informasi lebih awal di bidang
kesehatan.
b. Kader kesehatan dapat mengaktualisasikan dirinya dalam membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di
wilayahnya.
c. Kader dapat menjadi teladan bagi masyarakat desanya

5
5. Bagi Sektor lain
Dapat memadukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan secara efektif dan efisien.
i.

6
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang lingkup Poskesdes, meliputi:


Ruang lingkup kegiatan Poskesdes meliputi upaya kesehatan yang
mencakup upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader kesehatan. Kegiatan
Poskesdes, utamanya adalah pelayanan kesehatan dasar yaitu layanan
kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui, kesehatan anak dan pengamatan dan
kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku
berisiko, surveilans lingkungan, dan masalah kesehatan lainnya), penanganan
kegawatdaruratan kesehatan, serta kesiapsiagaan terhadap bencana. Sebagai
bentuk pertanggungjawaban maka kegiatan di Poskesdes didukung dengan
pencatatan dan pelaporan. Poskesdes merupakan pendorong dalam
menumbuhkembangkan terbentuknya UKBM lain di masyarakat serta
meningkatkan partisipasi masyarakat dan kemitraan dengan berbagai pemangku
kepentingan terkait. Kegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau
kemasyarakatan yang dilakukan melalui musyawarah dan mufakat oleh forum
desa siaga aktif atau forum kesehatan lainnya yang sudah ada, yang
disesuaikan dengan kondisi dan potensi masyarakat setempat

7
BAB III
TATA LAKSANA

A. LINGKUP KEGIATAN
Poskesdes merupakan penggerak dalam pengembangan Desa Siaga
Aktif sehingga pengembangan Poskesdes terintegrasi dalam
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif sebagaimana tercantum
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529 tahun 2010 tentang
Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Untuk
lebih jelasnya, langkah-langkah pengembangan Poskesdes sebagai berikut
i. PENDEKATAN INTERNAL, Langkah ini merupakan awal
kegiatan, tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan
petugas kesehatan dan aparat desa setempat, sehingga bersedia
dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Poskesdes,
dalam upaya untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi
masyarakat. Persiapan ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan
dan pelatihan/orientasi yang bersifat konsolidasi yang tentunya
disesuaikan dengan kondisi setempat.
ii. PENDEKATAN EKSTERNAL, Tujuan pendekatan eksternal
adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat
sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Poskesdes.
Untuk ini, perlu dilakukan berbagai pendekatan dengan tokoh
masyarakat yang bertempat tinggal di daerah setempat.Jika di
daerah tersebut telah terbentuk Forum Desa Siaga Aktif atau
Forum Peduli Kesehatan lainnya, pendekatan eksternal ini juga
dilakukan bersama dan atau mengikutsertakan forumforum
tersebut. Dukungan yang diharapkan adalah dukungan moril,
finansial dan material, seperti kesepakatan dan persetujuan
masyarakat, bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta
peralatan Poskesdes
iii. SURVEI MAWAS DIRI (SMD), Tujuan SMD adalah menimbulkan
rasa memiliki masyarakat (sense of belonging) melalui penemuan
sendiri masalah kesehatan di wilayahnya serta memecahkan
masalahnya sesuai dengan sumber daya dan kearifan lokal yang
dimiliki. SMD dilakukan oleh kader Poskesdes yang merupakan
masyarakat setempat bersama tokoh masyarakat serta anggota
Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang terlatih dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disepakati dengan

8
bimbingan dari tenaga kesehatan setempat melalui google fom.
Hasil SMD dicatat untuk menjadi acuan dalam melaksanakan
langkah-langkah pemecahan masalah. Untuk itu, sebelumnya
perlu dilakukan pemilihan dan orientasi anggota masyarakat yang
dinilai mampu melakukan SMD, seperti guru, anggota Pramuka,
kelompok dasawisma, PKK, anggota karang taruna, murid sekolah,
atau kelompok potensial lainnya yang ada di desa. Hasil dari SMD
adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat
untuk memecahkan masalah yang ada di desa.
iv. MUSYAWARAH MASURVEI MAWAS DIRI (MMD), dengan
memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal yang dimiliki desa.
MMD diselenggarakan oleh semua pengurus Forum Desa Siaga
Aktif bersama seluruh masyarakat. Data serta temuan lain yang
diperoleh pada saat SMD disajikan, terutama adalah daftar
masalah kesehatan, data sumber daya, serta skala prioritas
kebutuhan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat. Hasil
pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas
masalah yang akan ditindak lanjuti, dukungan dan kontribusi apa
yang dapat disumbangkan oleh masingmasing individu/organisasi
kemasyarakatan (ormas)/sektor yang diwakilinya, serta langkah-
langkah pemecahan masalah untuk pengembangan
Poskesdes.Pada pelaksanaan MMD tetap mengunakan protocol
kesehatan Menjaga jarak fisik (physical distancing).
v. PEMBENTUKAN POSKESDES, Secara operasional pembentukan
Poskesdes dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Pemilihan Pengurus dan Kader kesehatan Poskesdes.
Pemilihan pengurus dan kader kesehatan Poskesdes
dilakukan melalui pertemuan khusus para pimpinan,
pengelola, dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil
masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah
mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang
disepakati, dengan fasilitasi Puskesmas. Jumlah kader
kesehatan untuk setiap Poskesdes minimal2 (dua) orang
atau disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan dan
kemampuan serta potensi desa setempat.
2. Pelatihan/Orientasi Kader Kesehatan
vi. PENGEMBANGAN JEJARING KERJASAMA, Mengingat
permasalahan kesehatan sangat kompleks, maka pemecahannya

9
perlu melibatkan berbagai pihak baik yang ada di wilayah desa
maupun dukungan dari mitra yang ada di luar desa, seperti
individu/organisasi kemasyarakatan/institusi/sektor. Untuk
memajukan Poskesdes, perlu adanya pembentukan dan
pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak guna
terlaksananya aktivitas Poskesdes yang optimal. Aktualisasi dari
pengembangan jejaring Poskesdes, dapat dilakukan melalui temu
jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau temu
jejaring antar-Poskesdes, serta temu jejaring antar-tenaga
kesehatan.

B. METODE
Pelayanan kesehatan poskedses meliputi : aspek promotif, preventif
dan rehabilitatif dengan lebih menekankan unsur-unsur sebagai berikut:
a. Pro-aktif : berupa pelayanan kesehatan pada saat kegiatan yang
ada poskedses
b. Memberikan kemudahan proses pelayanan.
c. Santun : kegiatan Poskesdes di lakukan secara proporsional
dengan memberikan perlakuan sopan,hormat dan menghargai.
WIlayah kerja yang belum memberlakukan kebijakan PSBB atau tidak
terdapat kasus COVID-19, jika melaksanakan kegiatan poskedses harus
tetap memperhatikan protocol kesehatan

C. LANGKAH KEGIATAN
Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa yang
dilaksanakan di Poskesdes adalah:
1. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas
a. Pemeriksaan kehamilan, meliputi pemeriksaan tinggi fundus uteri,
pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran tinggi badan,
penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah serta
pendeteksian dini tanda-tanda bahaya pada kehamilan melalui
Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan Komplikasi
(P4K).
b. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah
tetanus pada saat proses persalinan.
c. Pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk mencegah timbulnya
anemia/kurang darah

10
d. Penyuluhan atau konseling tentang gizi dan kehamilan serta KB
setelah persalinan.
e. Penyelenggaraan kelas ibu hamil.
f. Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
g. Pertolongan persalinan aman, termasuk pencegahan infeksi. h.
Kunjungan ibu nifas.
h. Rujukan ke Puskemas/rumah sakit untuk kasus kehamilan/
persalinan/nifas yang tidak dapat ditangani di Poskesdes
2. Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui
a. Penyuluhan tentang cara menyusui dan perawatan bayi yang
benar.
b. Penyuluhan tentang gizi bagi ibu menyusui dan KB setelah
persalinan.
c. Penyuluhan tentang penanganan permasalahan kesehatan bayi
dan anak balita.
3. Pelayanan kesehatan untuk anak
a. Perawatan bayi baru lahir.
b. Pemeriksaan kesehatan anak.
c. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita.
d. Pemberian lima imunisasi dasar lengkap.
e. Penyuluhan gizi pada anak.
f. Penanganan permasalahan kesehatan pada anak
4. Penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit,
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), serta penyakit tidak
menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB seperti penyebaran
covid-19 yang sedang berlangsung serta penyakit tidak menular
serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan melalui metode simulasi yang tetap
memperhatikan protocol kesehatan.

5. Melakukan koordinasi dengan kader kesehatan, jika diperlukan

11
a. Menggunakan APD sesuai dengan anjuran kesehatan karena
pandemic seperti : masker, handscoon, face shield dll
b. Melakukan kontrak waktu
c. Memberikan KIE dan konseling kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien
d. Melakukan intervensi keperawatan kolaborasi dan/atau rujukan,
jika diperlukan
e. Melaporkan hasil kegiatan pada wilayah kerja kepada
koordinator program yang ada Puskesmas secara periodik
dan/ataupun insidentil.

12
BAB IV
DOKUMENTASI

I. Pencatatan
Meliputi :
1. Formulir survey SMD berbentuk google
 SMD dilakukan oleh kader Poskesdes yang merupakan masyarakat
setempat bersama tokoh masyarakat serta anggota Forum Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif yang terlatih dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang sudah disepakati dengan bimbingan dari tenaga
kesehatan setempat melalui google fom.
 dilakukan pemilihan masyarakat yang dinilai mampu mewakili
permasalahan kesehatan dalam pelakasaan kegitan survey SMD
dengan mengunakan rumus slovin.
 Hasil dari SMD di rekap sama pemengang program untuk
memperioritaskan pemecahan masalah yang ada didesa.
 Melaksakan kegitan MMD.
Hasil pendataan Survey SMD tersebut dimusyawarahkan untuk
penentuan prioritas masalah yang akan ditindak lanjuti, dukungan dan
kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masingmasing
individu/organisasi kemasyarakatan (ormas)/sektor yang diwakilinya,
serta langkah-langkah pemecahan masalah untuk pengembangan
Poskesdes.Pada pelaksanaan MMD tetap mengunakan protocol
kesehatan Menjaga jarak fisik (physical distancing).
 Menganalisa hasil kegitan MMD
 Buku Register Pembinaan Kelompok/Desa/Masyarakat
Merupakan catatan untuk mengetahui identitas, masalah
kesehatan yang dihadapi serta kemajuan pembinaan kelompok
khusus/masyarakat/desa yang dibina.
 Laporan Bulanan
Laporan bulanan program poskedes yang menjadi laporan
indikator kinerja program Perkesmas
 Laporan Semesteran
PKP
 Laporan Kegiatan
 Laporan Tahunan
Laporan tahunan program Perkesmas.

13
II. Pelaporan
Disesuaikan dengan kebutuhan informasi untuk mengukur
keberhasilan kesehatan masyarakat sesuai dengan indikator yang sudah
ditetapkan.Bentuk format laporan terintegrasi dengan sistem pelaporan
yang berlaku.
Sedangkan untuk alur pelaporan sebagai berikut:
a. Pelaporan dilakukan oleh koordinator program poskedes kepada
Penanggungjawab UKM esensial tentang capaian indikator kinerja,
pelaksanaan kegiatan bulan lalu, serta laporan laporan lainnya pada
rapat pra minilokakarya.
b. Penanggungjawab UKM selanjutnya memberikan laporan pertanggung
jawaban kepada Kepala Puskesmas pada rapat minilokakarya bulanan.
c. Laporan tersebut selanjutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Blitar

14
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan; PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN DAN


PENYELENGGARAAN POSKESDES, Kementerian Kesehatan RI 2012
Pemerintah Kota Blitar; Pedoman Umum Tata Naskah Di Lingkungan UPTD
Puskesmas Di Kota Blitar, Blitar, 2019.

15

Anda mungkin juga menyukai