Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PROGRAM INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM) DI

KELURAHAN JAMBULA KECAMATAN PULAU TERNATE TAHUN 2021

Oleh

MAHASISWA JURUSAN GIZI

SEMESTER VI

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA GIZI

POLTEKKES KEMENKES TERNATE

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat


rahmat dan hidayah-Nya yang di berikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan “PRAKTIK KERJA LAPANGAN INTERVENSI GIZI
MASYARAKAT” tanpa hambatan.

Laporan ini berisi tentang kegiatan praktik kerja lapangan yang


dimulai dari penerimaan mahasiswa di kantor kecamatan pulau ternate,
penerimaan mahasiswa di kelurahan jambula, pemasangan spanduk,
pembagian masker, penyuluhan dan sekaligus pembagian leaflet,
demonstrasi pemberian makanan tambahan (PMT) dan pengambilan data
anak gizi kurang.

Dalam penyelesaian laporan PKL PIGM ini, penulis banyak


mendapatkan masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Rusny Muhammad, S.Pd, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kemenkes Ternate.
2. Wadir I, II, III, Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate.
3. Ibu Sitti Salmiyah A. Bahruddin, SP, MPH selaku ketua Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Ternate.
4. Ibu NizmawatyAmra, S.SiT, M.Kes, Pak Fahmi Abdul Hamid, SKM, M.Si
dan Pak Nofiandri, SKM, M.Kes selaku penanggung jawab mata kuliah
PKL PIGM.
5. Pak Nofiandri, SKM, M.Kes selaku pembimbing PKL PIGM.

ii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan sumbangan kritik
serta saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan penulisan laporan
selanjutnya.

Ternate, Maret 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

JUDUL .........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................1
B. Tujuan ...............................................................................2
1. Tujuan Umum................................................................4
2. Tujuan Khusus...............................................................4
C. Manfaat..............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Gambaran Umum Tentang Covid-19.....................................6
B. Gambaran Umum Tentang Pola Makan.................................6
C. Gambaran Umum Tentang Isi Piringku..................................8
D. Gambaran Umum Tentang Balita..........................................11
E. Gambaran Umum Tentang Status Gizi..................................13
F. Gambaran Umum Tentang PMT...........................................17

BAB III METODE PELAKSANA


A. Jenis Pelaksanaan Praktek...................................................19
B. Waktu Dan Tempat.............................................................19
C. Populasi Dan Sampel...........................................................19
D. Jenis Data Dan Sumber Data................................................20
E. Cara Pengolahan Data ........................................................20
F. Teknik Penyajian Data ........................................................21
G. Penyajian Data ...................................................................21

iv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil...................................................................................22
B. Pembahasaan.....................................................................26

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................33
B. Saran..................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DOKUMENTASI

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. POA Kegiatan Intervensi Gizi............................................... 33

Lampiran 2. Leaflet Pola Makan Sesuai Isi Piringku Untuk Pencegahan


COVID-19............................................................................................. 36

Lampiran 3. Leaflet Pentingnya Konsumsi Ikan Pada Balita...................... 37

Lampiran 4. Leaflet Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Dasar


Pangan Lokal Untuk Mengatasi Gizi Kurang............................................. 38

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak awal tahun 2020 hingga saat ini yaitu 2021, dunia masih

diselimuti ketakutan dengan merebaknya virus baru yaitu Coronavirus

jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus Disease

2019 (COVID-19). Berdasarkan data WHO pada 29 Maret 2021 jumlah

kasus COVID-19 diseluruh dunia sebanyak 126.697.603 kasus,

2.776.175 yang meninggal dunia dan 103.762.701 yang sembuh (WHO,

2021).

Di Maluku Utara sendiri pada 14 Maret 2021 tercatat 6

Kabupaten/Kota yang beresiko sedang yaitu Halmahera Tengah,

Halmahera Timur, Halmahera Selatan, Kota Tidore Kepulauan,

Halmahera Utara, dan Kota Ternate; 3 Kabupaten/Kota beresiko rendah

yaitu Kepulauan Sula, Pulau Morotai, dan Halmahera Baret; dan 1

Kabupaten/Kota yang tidak terdapat kasus COVID-19 yaitu Pulau

Taliabu. Dari 9 Kabupaten/Kota yang terpapar virus COVID-19 tersebut,

tercatat sebanyak 559 (13,37%) kasus aktif, 115 (2,75%) meninggal

dengan positif COVID-19, dan 3.500 (83,87%) yang sembuh dari positif

COVID-19 (Satuan Tugas Penanganan COVID-19, 2021).

1
Dalam situasi pandemi saat ini, tentunya peran gizi sebagai sumber

imunitas tubuh sangat berpengaruh bagi setiap orang. Seseorang

dengan imunitas yang kuat akan kebal terhadap infeksi virus, sebaliknya

orang dengan imunitas tubuh yang lemah akan mudah terinfeksi virus

dan dapat berdampak pada penyakit yang lebih serius. Sehingga

seseorang yang memiliki masalah gizi akan rentan terinfeksi virus

maupun penyakit.

Masalah gizi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling

mempengaruhi secara kompleks. Ditingkat rumah tangga, keadaan gizi

dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga menyediakan pangan di

dalam jumlah dan jenis yang cukup serta pola asuh yang dipengaruhi

oleh faktor pendidikan, perilaku dan keadaan kesehatan rumah tangga.

Salah satu penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita adalah

akibat pola asuh anak yang kurang memadai (Soekiman, 2000).

Masalah Gizi selain ibu hamil, bayi, anak, dan ibu menyusui masih

terdapat juga masalah gizi mengenai lansia. Selain masalah gizi buruk

dan gizi kurang, gizi lebih atau obesitas juga merupakan masalah gizi

yang perlu ditangani dengan baik. Kegemukan atau obesitas merupakan

salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya: penyakit jantung,

kencing manis/diabetes mellitus, dan darah tinggi/hipertensi. Gizi kurang

2
sering disebabkan oleh masalah-masalah sosial ekonomi dan juga

karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang

dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila ini

disertai dengan dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-

kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok,

daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah

terkena infeksi (Muchtaromah, 2010).

Program perbaikan gizi merupakan bagian integral dari program

kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan

derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Untuk mencapai

tujuan tersebut, program perbaikan gizi harus dilaksanakan secara

sistematis dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui rangkaian

terus-menerus mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan yang

jelas, penentuan strategi intervensi yang tepat sasaran, identifikasi

kegiatan yang tepat serta adanya kejelasan tugas pokok dan fungsi

institusi yang berperan diberbagai tingkat administrasi (Kemenkes RI,

2011).

Kelurahan Jambula terletak di kecamatan Pulau Ternate dengan

jumlah penduduk sebanyak 2755 jiwa dan memiliki kepala keluarga

sebanyak 617. Kelurahan Jamula memiliki hasil perikanan yang begitu

3
banyak yaitu hasil laut. Luas wilayah, batas wilayah Kelurahan Jambula

bagian Barat berbatasan dengan Kelurahan Kastela, bagian Selatan

berbatasan dengan Laut Ternate, bagian Utara berbatasan dengan

Kelurahan Foramadiahi dan bagian Timur berbatasan dengan Kelurahan

Sasa.

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan PIGM ini dilaksanakan pada saat

situasi pandemi COVID-19 sehingga proses intervensi dilakukan dengan

tetap mengikuti protokol COVID-19 yang dianjurkan oleh pemerintah

kepada seluruh masyarakat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melakukan perencanaan intervensi gizi pada masyarakat,

khususnya masyarakat di Kelurahan Jambula.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menentukan dan merencanakan program intervensi

gizi masyarakat dalam bentuk Planing of Action (POA).

b. Memberikan penyuluhan mengenai kesehatan khususnya

terkait gizi kepada masyarakat Kelurahan Jambula.

c. Melakukan demonstrasi pembuatan PMT Nugget Ikan Tuna

kepada masyarakat Kelurahan Jambula.

4
d. Melakukan pemantauan anak gizi kurang di wilayah kerja

Puskesmas Jambula, khususnya di Kelurahan Jambula.

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam menyusun program gizi masyarakat serta kerja

sama dalam tim program intervensi gizi masyarakat.

2. Bagi Institusi

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi penentu kebijakan

kesehatan dalam hal ini puskesmas dan instansi terkait agar dapat

mengambil kebijakan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat kelurahan Jambula Kecamatan Pulau Ternate.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat

Kelurahan Jambula Kecematan Pulau Ternate.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum tentang Covid-19

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan

penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis Coronavirus

diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari

batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19

(WHO, 2020).

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis

coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang

disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan,

Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah

pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia (WHO,2020).

B. Gambaran Umum Tentang Pola Makan

Pola makan dapat diartikan suatu kebiasaan menetap dalam

hubungan konsumsi makan yaitu jenis bahan makanan : makanan pokok,

sumber protein, sayur, buah, dan berdasarkan frekuensi: harian,

6
mingguan, pernah, dan tidak pernah sama sekali. Dalam hal pemilihan

makanan dan waktu makan manusia dipengaruhi oleh usia, selera

pribadi, kebiasaan, budaya dan sosial ekonomi (Almatsier, 2012).

Pola makan ini akan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain

adalah kebiasaan kesenangan, budaya agama, taraf ekonomi, lingkungan

alam dan sebagainya. Sejak zaman dahulu kala, makanan selain untuk

kekuatan pertumbuhan, memenuhi rasa lapar, dan selera, juga

mendapat tempat sebagai lambang yaitu sebagai lambang kemakmuran,

kekuasaan, ketentraman dan persahabatan. Semua faktor bercampur

membentuk suatu ramuan yang kompak yang disebut dengan pola

konsumsi (Santoso, 2014). Secara umum pola makan memiliki 3

komponen yang terdiri : jenis, frekuensi, dan jumlah makanan.

1) Jenis Makan

Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan

setiap hariterdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,

sayuran dan buah yang dikonsumsi setiap hari. Makanan pokok

adalah sumber makanan utama di negara indonesia yang dikonsumsi

setiap orang atau sekelompok masyarakat terdiri dari beras, jangung,

sagu, umbi-umbian dan tepung (Sulistyoningsih, 2012).

7
2) Frekuensi Makan

Frekuensi makan adalah berapa kali makan dalam sehari

meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan

(DepkesRI, 2014). Frekuensi makan adalah jumlah makan sehari-hari

baik kualitatif dan kuanitatif, secara alamiah makanan diolah dalam

tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus

halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis

makanan, jika rata-rata lambung kosong antara 3-4 jam, jadwal

makanpun menyesuaikan dengan kosongnya lambung (Okviani,

2011).

Pola makan yang baik dan benar mengandung karbohidrat,

lemak, protein, vitamin dan mineral. Pola makan 3 kali sehari yaitu

makan pagi, selingan siang, makan siang, selingan sore, makan

malam dan sebelum tidur. Makanan selingan sangat diperlukan,

terutama jika porsi makanan utama yang dikonsumsi saat makan

pagi, makan siang dan makan malam belum mencukupi. Makan

selingan tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan nafsu

makan saat menyantap makanan utama berkurang akibat

kekenyangan makanan selingan (Okviani, 2011).

8
3) Jumlah Makan

Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang dimakan setiap

orang atau setiap individu dalam kelompok. Jumlah dan jenis

makanan sehari-hari merupakancara makan seorang individuatau

sekelompok orang dengan mengkonsumsi makanan mengandung

karbohidrat, protein, sayuran dan buah. Frekuensi tiga kali sehari

dengan makan selingan pagi dan siang mencapai gizi tubuh yang

cukup, pola makan yang berlebihan dapat mengakibatkan kegemukan

atau obesitas pada tubuh (Willy, 2011).

C. Gambaran Umum Tentang Isi Piringku

Sejak tahun 2014 Kementerian Kesehatan memperkenalkan Piring

Makanku, contoh sajian sekali makan (Permenkes No. 41 tahun 2014

tentang Pedoman Gizi Seimbang). Visualisasi Piring Makanku selanjutnya

disempurnakan menjadi Isi Piringku yang merupakan penjelasan lebih

lanjut dari Pedoman Gizi Seimbang, mengambarkan mengenai

bagaimana menerjemahkan pembagian kelompok makanan kedalam

piring makan untuk setiap kali makan.

Isi Piringku dibuat untuk memudahkan setiap orang dalam

mempraktekan Gizi Seimbang dalam setiap kali makan. Isi Piringku

9
dimaksudkan sebagai panduan yang menunjukan proporsi makanan dari

setiap kelompok makanan dalam satu piring. Piring makan sebaiknya diisi

dengan makanan sumber karbohidrat, protein, Vitamin dan mineral. Hal

ini dikarenakan tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung

semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjadi sehat. Visual

Isi Piringku menganjurkan isilah separuh (50%) dari piring dengan sayur

dan buah, dan separuh (50%) lagi dengan makanan pokok dan lauk

pauk.

Anjuran isi piringku sebagai panduan makanan seimbang dan

sehat :

1. Isilah ½ piring dengan sayur dan buah : buah terbanyak dari isi piring

adalah sayur dan buah, semakin meraneka warna dan bervariasi

semakin baik. Porsi sayur harus lebih banyak dari buah. Jika

dipersenkan maka sayur sekitar 30% dan buah sekitar 20% dari isi

piring. Jika sedang tidak ada buah, maka porsi sayut adalah ½ piring.

2. Istilah 1/3 piring dengan makanan pokok: Utamakan mengonsumsi

karbohidrat kompleks seperti beras merah, jagung, oatmeal, sorgum,

cantel dan biji-bijian utuh lainnya.

3. Istilah bagian tersisa dari piring dengan lauk-pauk : Istilah piring

dengan sumber protein hewani dan nabati, seperti ikan, ayam, telur,

10
tempe, tahu, dan kacang-kacangan lainnya. Batasi gading merah dan

makanan olahan, seperti sosis, nugget, bakso, kornet dan lain-lain.

Panduan isi piringku tidak menentukan jumlah kalori atau jumlah

porsi dari setiap kelompok makanan perhari. Tujuan Isi Piringku adalah

memudakan orang untuk memenuhi kebutuhan gizinya dengan cara

mengisi piring makannya dengan kelompok makanan sesuai proporsi

relative masing-masing. Untuk orang dengan kondisi khusus seperti

atlet, ibu hamil, penyakit tertentu seperti penyakit ginjal kronis yang

membutuhkan diet khusus maka anjuran Isi Piringku tidak bisa di

jadikan acuan atau perlu dimodifikasi sesuai prinsip diet menurut kondisi

penyakit.

D. Gambaran Umum Tentang Balita

1. Definisi Balita

Balita adalah kelompok anak yang berada pada rentang usia 0-5

tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Masa balita merupakan periode

penting dalam proses tumbuh kembang manusia dikarenakan tumbuh

kembang berlangsung cepat. Perkembangan dan pertumbuhan

dimasa balita menjadi factor keberhasilan pertumbuhan dan

perkembangan anak di masa mendatang (Prasetyawati, 2011).

11
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah

istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah

(3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada

orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang

air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah

bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita

merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.

Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode

selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang

berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering

disebut golden age atau masa keemasan.

Karakteristik Balita Menurut karakteristik, balita terbagi dalam

dua kategori yaitu anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak usia

prasekolah. Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya

anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju

pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah

sehingga diperlukan jumlah makanan yang relative besar. (Uripi,

2004).

12
2. Tumbuh Kembang

Soetjiningsih (2012) menjelaskan tumbuh kembang adalah suatu

proses yang berkelanjutan dari konsepsi sampai dewasa yang

dipengaruhi oleh factor genetik dan lingkungan. Pertumbuhan paling

cepat terjadi pada masa janin, usia 0-1 tahun dan masa pubertas.

Sedangkan tumbuh kembang yang dapat dengan mudah diamati oleh

masa balita. Pada saat tumbuh kembang setiap anak mempunyai pola

perkembangan yang sama, akan tetapi kecepatannya berbeda.

Pada masa balita termasuk kelompok umur paling rawan

terhadap kekurangan energi dan protein, asupan zat gizi yang baik

sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan. Zat

gizi yang baik adalah zat-zat gizi yang kualitas tinggi dan jumlahnya

mencukupi kebutuhan. Apabila zat gizi tubuh tidak terpenuhi dapat

menyebabkan dampak yang serius, contohnya gagal dalam

pertumbuhan fisik serta perkembangan yang tidak optimal (Waryana,

2010).

13
E. Gambaran Umum Tentang Status Gizi

1. Defenisi Status Gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam

bentuk variable tertentu atau pewujudan dari natriture dalam bentuk

variable tertentu (Supariasa, dkk, 2016). Status gizi adalah keadaan

yang diakibatkan oleh keseimbngan antra asupan zat gizi dari

makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk

metabolism tubuh. Setiap individu membutuhkan asupan zat gizi yang

berbeda antar individu, hal ini tergantung pada usia orang tersebut,

jenis kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari, dan berat badan (Par’I,

HolilM.dkk, 2017).

Status gizi dapat dinilai dengandu acara, yaitu penilaian status

gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:

survey konsumsi makanan, statistik vital, dan factor ekologi.

Sedangkan penilaian gizi secara langsung dibagi menjadi empat, yaitu

antropometri, biokimia, klinis dan biofisik (Supariasa, 2012).

Menentukan status gizi menggunakan aturan baku. Sesuai

dengan keputusan Menteri Kesehatan RI tahun 2010 ditetapkan

bahwa untuk menilai status gizi anak memerlukan standar

14
antropometri yang mengacu pada standart World Health Organization

(WHO 2005). Indeks yang digunakan untukmenilai status gizimeliputi

BB/U, PB/U, atau TB/U, BB/PB atau BB/TB, dan IMT/U.

Berdasarkan indeks BB/U memberikan indekasi masalah gizi

secara umum. Indicator BB/U dengan hasil kurang dari -2 SD yang

meliputi gizi buruk dan gizi kurang dapat disebabkan karena jangka

waktu singk atatupun lama misalnya menderita diare. Sedangkan

pengukuran dengan indeks BB/TB dan IMT/U dengan hasil kurang

dari -2 SD (sangat kurus dan kurus) memberikan indikasi masalah gizi

yang bersifat singkat, bias disebabkan karena terjadinya wabah

penyakit dan kelaparan. Indicator BB/TB dan IMT/U juga dapat

berfungsi untuk mengidentifikasi masalah gemuk pada anak. Masalah

gemuk pada balita dapat mengakibatkan resiko berbagai penyakit

degenerative pada saat dewasa.

Pada pengukuran panjang badan atau tinggi badan menurut

umur dengan hasil kurang dari -2 SD pada dapat dikatakan stunted.

Stunted dapat mencerminkan kekurangan gizi jangka panjang yang

disebakan oleh pelayanan kesehatan yang kurang baik, pola makan

yang buruk dan penyakit infeksi. Stunted pada balita merupakan

indicator utama dalam menilai kualitas modal sumberdaya manuasia

15
dimasa mendatang. Gangguan pertumbuhan yang diderita pada awal

kehidupan dapat menyebabkan kerusakan yang permanen

(Soetjiningsih, 2012).

2. Klasifikasi Status Gizi

a. Gizi Kurang

Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan jasmani dan

kesehatan manusia. Gizi buruk dapat meyebabkan daya tahan

tubuh manusia menurun dan akan lebih mudah terkena penyakit

infeksi (Soetjiningsih, 2012).

b. Gizi baik

Konsumsi gizi makanan pada manusia dapat menentukan

tercapainya tingkat kesehatan, atau bisa disebut dengan status

gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan pada kondisi

terbaik maka tubuh akan terhindar dari pennyakit dan mempunyai

daya tahan yang setinggi-tingginya (Soetjiningsih, 2012).

c. Gizi Lebih

Gizi lebih (overweight) merupakan keadaan gizi seseorang

yang pemenuhan kebutuhannya melampau batas lebih dari cukup

(kelebihan) dalam waktu cukup lama dan dapat terlihat dari

kelebihan berat badan yang terdiri dari timbunan lemak,besar

16
tulang, dan otot atau daging. Gizi lebih dapat juga diartikan

sebagai peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan fisik

dan skeletal sebagai akibat akumulasi lemak yang berlebihan

dalam tubuh. Gizi lebih menunjukkan suatu keadaan dimana

terdapat berat badan berlebih. Seseorang dikatan bergizi lebih

atau overweight bila jumlah lemak 10-20% di atas nilai normal

(Almatsier 2009).

F. Gambaran Umum Tentang Pemberian Makanan Tambahan

(PMT)

1. Definisi

Makanan tambahan adalah makanan yang bergizi sebagai

tambahan selain makanan utama bagi balita untuk memenuhi

kebutuhan gizi. Makanan tambahan bagi balita dapat berupa makanan

yang dibuat dengan bahan pangan lokal yang tersediadan mudah

diperoleh oleh masyarakat dengan harga yang terjangkau atau

makanan hasil olahan pabrikan (Kemenkes RI, 2011).

2. Tujuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Secara umum pemberian makanan tambahan bertujuan untuk

memperbaiki keadaan gizi pada anak golongan rawan gizi yang

menderita kurang gizi dan diberikan kepada anak balita dengan

17
kriteria tiga kali berturut-turut tidak naik timbangan serta yang berat

badannya pada KMS terletak dibawah garis merah. Pemberian

makanan memiliki tujuan untuk menambah energi dan zat gizi

essensial, serta tujuan pemberian makanan tambahan (PMT)

pemulihan pada bayi dan balita gizi buruk, antara lain untuk

memberikan makanan tinggi energi, protein, dan cukup mineral dan

vitamin secara bertahap, guna mencapai status gizi optimal (Kesmas,

2015).

18
BAB III

METODE PELAKSANA

A. Jenis Pelaksanaan Praktek

Jenis pelaksanaan parktik perencanaan program gizi adalah survei,

pelaksanaan praktek ini bertujuan untuk melihat secara menyeluruh dan

mendalam mengenai permasalahan kesehatan dan gizi yang terdapat di

Kelurahan Jambula RT 01 sampai RT 10.

B. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dalam rangka pelaksanaan praktek

perencanaan program gizi dilakukan selama 14 hari yang di mulai pada

hari Selasa, 16 Maret 2021 sampai Selasa, 30 Maret 2021.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam praktek perencanaan program gizi adalah ibu

hamil, ibu menyusui, ibu anak balita, anak balita, ibu-ibu kader di

Kelurahan Jambula Kecamatan Pulau Ternate.

2. Sample

Sample dalam praktek perencanaan program gizi adalah seluruh

masyarakat yang tersebar di RT 01 sampai RT 10 yang berjumlah

617 KK dengan total sampling.

19
D. Jenis Data dan Sumber Data

Sumber data dalam praktek ini yaitu menggunakan data perimer dan

Data sekunder. Data primer berupa data yang diperoleh langsung atau di

ambil langsung. Data sekunder berupa data yang diperoleh melalui

perantara atau berbagai sumber yang ada. Data primer dalam

pelaksanaaan praktek ini ialah pengukuran antropometri pada anak gizi

kurang. Data sekunder dalam pelaksanaan praktek ini ialah pengambilan

data di puskesmas. Data tersebut diambil di kantor Kelurahan Jambula.

E. Cara Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan fasilitas

komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing data adalah proses pemerikasaan data yang telah didaptkan

atau dikumpulkan dari daftar pertanyaan yang telah diisi dengan

kelengkapan pengisian, kejelasan dan konsisten jawaban serta korelasi

terhadap data.

b. Coding data disi adalah untuk mempermudah pola saat analisis data

yaitu dengan memberikan kode pada setiap pertanyaan pada

kuesioner penelitian.

c. Entry data ini dilakukan setelah editing dan coding data dengan

masukkan data yang diolah

20
d. Tabulasi data adalah memastikan bahwa seluruh data yang telah

dimasukkan sesuai dengan informasi yang hendak diolah.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam praktek ini adalah

menggunakan komputer.

G. Penyajian Data

Penyajian data yaitu dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan persentasi serta dengan narasi sebagai penjelasannya.

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pelaksanaan PKL PIGM di lakukan di Keluarahan Jambula

Kecamatan Pulau Ternate selama 2 minggu. Minggu pertama kegiatan

yang dilakukan yaitu pengenalan diri dimasyarakat Kelurahan Jambula,

pengambilan data balita di Posyandu dan pengambilan data kunjungan di

Puskesmas, dan minggu kedua kegiatan yang di lakukan yaitu

pemasangan spanduk, pembagian masker pada peserta penyuluhan,

melakukan penyuluhan, melakukan demostrasi mengenai Pemberian

Makanan Tambahan (PMT) dan melakukan pengukuran antropometri

pada anak gizi kurang.

1. Pengambilan Data Balita di Posyandu

Tabel 1.1. Distribusi Jumlah Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di


Kelurahan Jambula
Jumlah
Jenis Kelamin Balita
n %
Laki - laki 70 55.6
Perempuan 56 44.4
Total 126 100

22
Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa dari total 126 balita terdapat
sebanyak 55,6% jenis kelamin laki-laki dan 44,4% jenis kelamin
perempuan.

Tabel 1.2. Distribusi Jumlah Balita Berdasarkan Usia dalam Bulan di


Kelurahan Jambula
Jumlah
Usia Dalam Bulan
n %
6 bulan 4 3.2
7 bulan 1 0.8
8 bulan 6 4.8
9 bulan 2 1.6
10 bulan 7 5.6
11 bulan 6 4.8
12 bulan 36 28.6
24 bulan 36 28.6
36 bulan 18 14.3
48 bulan 10 7.9
Total 126 100
Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa dari total 126 balita terdapat

sebanyak 3,2% usia 6 bulan, 0,8% usia 7 bulan, 4,8% usia 8 bulan, 1,6%

usia 9 bulan, 5,6% usia 10 bulan, 4,8% usia 11 bulan, 28,6% usia 12

bulan, 28,6% usia 24 bulan, 14,3% usia 36 bulan, dan 7,9% usia 48

bulan.

23
2. Kegiatan Pemasangan spanduk

Kegiatan pemasangan spanduk dilakukan oleh mahasiswa

sebanyak 3 orang yang di letakan di depan kantor kelurahan jambula

Kecamatan Pulau Ternate.

3. Kegiatan Pembagian Masker

Kegiatan pembagian masker dilakukan dikelurahan jambula oleh

mahasiswa sebanyak 2 orang, kepada masyarakat yang datang

dikegiatan isra’miraj, penyuluhan dan demokrasi.

4. Kegiatan Penyuluhan Sekaligus Pembagian Leaflet

Kegiatan penyuluhan dilakukan di kelurahan jambula dengan

perwakilan per RT peserta sebanyak 2 orang. Selama penyuluhan yang

dilakukan sebagian besar sasaran yang didapatkan yaitu ibu-ibu kader,

ibu yang memiliki balita, wanita usia subur dan staf kelurahan. Dalam

pelaksaan tersebut mahasiswa tidak lupa menggunakan masker.

Penyuluhan yang disampaikan sebanyak 3 materi yaitu pola makan

sesuai isi piringku untuk pencegahan covid-19, pentingnya konsumsi

ikan pada anak balita, pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan

dasar pangan lokal untuk mengatasi anak gizi kurang. Setelah

dilakukan penyuluhan sekaligus dilanjutkan dengan pembagian leaflet

mengenai materi yang disampaikan.

24
5. Kegiatan Demostrasi Pemberian Makanan Tambahan

Kegiatan Demostrasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dilakukan

di kelurahan jambula dengan masyarakat sebanyak 8 orang. Selama

demostrasi PMT yang dilakukan sebagian besar sasaran yang

didapatkan yaitu ibu-ibu kader, ibu yang memiliki balita, wanita usia

subur, ibu menyusui, ibu hamil dan staf kelurahan. Dalam pelaksaan

tersebut mahasiswa tidak lupa menggunakan masker dan sarung

tangan. Demostrasi yang dilakukan yaitu tentang nugget ikan tuna

subtitusi bayam dan wortel.

6. Kegiatan Pengambilan Data Pada Anak Gizi Kurang

Kegiatan pengambilan data pada anak gizi kurang sebanyak 3 orang

anak yang dilakukan dikelurahan jambula. Pengambilan data yang

meliputi nama orangtua, pekerjaan orangtua, nama anak, umur anak,

pengukuran berat badan (BB), pengukuran tinggi badan (TB) dan

kebiasaan makan.

B. Pembahasan

Kegiatan PKL PIGM yang dilakukan mahasiswa gizi sebanyak 6

kegiatan. Kegiatan yang pertama dilakukan yaitu pengambilan data,

data yang diambil meliputi data Balita, Ibu hamil, dan Ibu menyusui.

Diketahui Balita berjumlah 126 jiwa yang terdiri laki-laki 70 (55,6%)

25
dan perempuan 56 (44,4%), Berdasarkan usia 6 bulan berjumlah 4

(3,2%), usia 7 bulan berjumlah 1 (8%), usia 8 bulan berjumlah 6

(4,8%), usia 9 bulan berjumlah 2 (1,6%), usia 10 bulan berjumlah 7

(5,6%), usia 1 bulan berjumlah 6 (4,8%), usia 1 tahun berjumlah 36

(28,6%), usia 2 tahun berjumlah 36 (28,6%), usia 3 tahun berjumlah

18 (14,3%), usia 4 tahun berjumlah 10 (7,9%). Dan diketahui ibu

hamil berjumlah 26 jiwa serta Ibu menyusui berjumlah 83 jiwa.

Kegiatan kedua pemasangkan spanduk dilaksanakan oleh

mahasiswa gizi semester 6, Pemasangan spanduk program intervensi

gizi masyarakat dilakukan sebagai bentuk edukasi dengan

menggunakan bahasa yang mudah dipahami yaitu bahasa sehari-hari

yang biasa digunakan oleh masyarakat. Dalam spanduk tersebut

dijelaskan mengenai 5 M protokol kesehatan cegah covid-19, peran

pangan lokal untuk meningkatkan imun anak gizi kurang dimasa

pandemik, gizi seimbang untuk kehamilan optimum dalam mencegah

stunting, pola makan seimbang untuk kualitas hidup yang lebih baik

pada lansia, dan cegah anemia dengan konsumsi makanan sesuai isi

piringku.

Kegiatan yang ketiga yaitu dilakukan pembagian masker kepada

masyarakat. Pembagian masker pada masyarakat dilakukan pada saat

26
proses kegiatan isra’miraj, penyuluhan dan demostrasi. Pembagian

masker dilakukan di lokasi kegiatan isra mi’raj dan dikantor lurah

jambula. Pemakaian masker saat pendemi COVID-19 ini juga

merupakan salah satu protokol kesehatan dalam pencegahan COVID-

19. Tujuan dari pembagian masker agar dapat membantu masyarakat

dalam pencegahan COVID-19 sehingga tingkat kasus penderita

COVID-19 bisa menurun atau setidaknya tidak terjadi penambahan.

Kegiatan yang keempat yaitu penyuluhan dan pembagian leaflet,

Penyuluhan merupakan salah satu intervensi yang dilakukan dalam

kegiatan PKL PIGM ini. Penyuluhan bertujuan agar meningkatkan

derajat pengetahuan masyarakat, adapun penyuluhan sekaligus

pembagian leaflet yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Penyuluhan Tentang Pola Makan Sesuai Isi Piringku Untuk Pencegahan

Covid-19

Pola makan dapat diartikan suatu kebiasaan menetap dalam

hubungan konsumsi makan yaitu jenis bahan makanan : makanan pokok,

sumber protein, sayur, buah, dan berdasarkan frekuensi: harian,

mingguan, pernah, dan tidak pernah sama sekali. Dalam hal pemilihan

makanan dan waktu makan manusia dipengaruhi oleh usia, selera

pribadi, kebiasaan, budaya dan sosial ekonomi (Almatsier, 2012).

27
Isi Piringku dibuat untuk memudahkan setiap orang dalam

mempraktekan Gizi Seimbang dalam setiap kali makan. Isi Piringku

dimaksudkan sebagai panduan yang menunjukan proporsi makanan dari

setiap kelompok makanan dalam satu piring. Piring makan sebaiknya diisi

dengan makanan sumber karbohidrat, protein, Vitamin dan mineral. Hal

ini dikarenakan tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung

semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjadi sehat. Visual

Isi Piringku menganjurkan isilah separuh (50%) dari piring dengan sayur

dan buah, dan separuh (50%) lagi dengan makanan pokok dan lauk

pauk.

Anjuran isi piringku sebagai panduan makanan seimbang dan

sehat :

1) Isilah ½ piring dengan sayur dan buah : buah terbanyak dari isi piring

adalah sayur dan buah, semakin meraneka warna dan bervariasi

semakin baik. Porsi sayur harus lebih banyak dari buah. Jika

dipersenkan maka sayur sekitar 30% dan buah sekitar 20% dari isi

piring. Jika sedang tidak ada buah, maka porsi sayut adalah ½ piring.

2) Istilah 1/3 piring dengan makanan pokok: Utamakan mengonsumsi

karbohidrat kompleks seperti beras merah, jagung, oatmeal, sorgum,

cantel dan biji-bijian utuh lainnya.

28
3) Istilah bagian tersisa dari piring dengan lauk-pauk : Istilah piring

dengan sumber protein hewani dan nabati, seperti ikan, ayam, telur,

tempe, tahu, dan kacang-kacangan lainnya. Batasi gading merah dan

makanan olahan, seperti sosis, nugget, bakso, kornet dan lain-lain.

2. Penyuluhan Tentang Pentingnya Konsumsi Ikan Pada Anak Balita

Ikan kaya akan gizi utamanya protein, mineral dan lemak, serta

penghasil terbesar asam lemak omega‐3 (PUFA) khususnya,

eicosapentaenoic (EPA) dan docosahexaenoic (DHA), yang bermanfaat

bagi kesehatan. Ikan diketahui sangat bermanfaat bagi ibu-‐ibu hamil,

bayi dalam kandungan dan bayi. Makan ikan 2-‐3 kali dalam seminggu

dapat menjaga kesehatan anak-‐anak dan wanita serta keluarga

secara keseluruhan. Ikan memberi kontribusi terhadap 180 kcal per

orang per hari bagi energi dalam makanan (Venugopal, 2010). Pada

umur balita protein sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh dan

perkembangan otak. Salah satu alternative untuk memenuhi

kebutuhan akan sumber protein hewani adalah ikan.

3. Penyuluhan Tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan

Dasar Pangan Lokal Untuk Mengatasi Anak Gizi Kurang

Makanan tambahan adalah makanan yang bergizi sebagai tambahan

selain makanan utama bagi balita untuk memenuhi kebutuhan gizi.

29
Pangan lokal merupakan produk pangan yang telah

diproduksidanbiasanya berkaitan erat dengan budaya masyarakat

setempat. pemberian makanan tambahan bertujuan untuk

memperbaiki keadaan gizi pada anak golongan rawan gizi yang

menderita kurang gizi dan diberikan kepada anak balita dengan kriteria

tiga kali berturut-turut tidak naik timbangan serta yang berat

badannya pada KMS terletak dibawah garis merah. Pemberian

makanan memiliki tujuan untuk menambah energi dan zat gizi

essensial, serta tujuan pemberian makanan tambahan (PMT)

pemulihan pada bayi dan balita gizi buruk, antara lain untuk

memberikan makanan tinggi energi, protein, dan cukup mineral dan

vitamin secara bertahap, guna mencapai status gizi optimal (Kesmas,

2015).

Penyuluhan dan pembagian leaflet dilakukan untuk memberikan

informasi kepada masyarakat terkait pola makan sesuai isi piringku

untuk pencegahan covid-19, pentingnya konsumsi ikan pada anak

balita, pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan dasar pangan

lokal untuk mengatasi anak gizi kurang.

Kegiatan ke empat yaitu demostrasi Pemberian Makanan

Tambahan Berbasis Pangan Lokal yaitu nugget ikan tuna substitusi

30
bayam dan wortel utuk balita. Pemberian makanan tambahan bertujuan

untuk memperbaiki keadaan gizi pada anak golongan rawan gizi yang

menderita kurang gizi dan diberikan kepada anak balita dengan kriteria

tiga kali berturut-turut tidak naik timbangan serta yang berat badannya

pada KMS terletak dibawah garis merah. Oleh karena itu, penting sekali

merancang perencanaan pangan berbasis pada pangan lokal. Sebab,

setiap daerah memiliki sumberdaya yang berbeda dan unik. Sehingga

tiap daerah harus membuat rancangan sesuai potensi wilayahnya.

Kegiatan kelima yaitu pemantauan anak gizi kurang di

Kelurahan Jambula. Berdasarkan hasil pemantauan, terdapat 3 orang

anak dengan status gizi kurang di Kelurahan Jambula yaitu : 1 anak di

RT 003, 1 anak di RT 006, dan 1 anak di RT 009. Gizi kurang

(malnutrisi) terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi.

Penyebabnya berupa pola makan yang buruk, kondisi pencernaan atau

penyakit lain. Gejala kelelahan, pusing, dan penurunan berat badan.

Dikelurahan jambula terdapat 3 anak yang mengalami gizi kurang,

kemudian kami mengambil data anak-anak yang mengalami gizi kurang

dan kami melakukan kunjungan di rumah mereka untuk melakukan

pengukuran antropometri dan recall pada orang tua anak gizi kurang.

31
32
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Plan of Action (POA) dibuat berdasarkan kegiatan intervensi yang akan

dilakukan yaitu : Penyuluhan Tentang Pola Makan Sesuai Isi Piringku

Untuk Pencegahan COVID-19, Penyuluhan Tentang Pentingnya

Konsumsi Ikan Pada Balita, dan Penyuluhan Pemberian Makanan

Tambahan Berbahan Dasar Pangan Lokal Untuk Mengatasi Anak Gizi

Kurang.

b. Penyuluhan Gizi terdiri atas tiga topik yaitu : 1) Pola Makan Sesuai Isi

Piringku Untuk Pencegahan Covid-19; 2) Pentingnya Konsumsi Ikan

Pada Anak Balita; 3) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan

Dasar Pangan Lokal Untuk Mengatasi Anak Gizi Kurang.

c. Demonstrasi Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal

yaitu kegiatan pembuatan Nugget Ikan Tuna Subtitusi Bayam dan

Wortel untuk Balita.

d. Pemantauan anak gizi kurang yang dilakukan mendapatkan hasil

bahwa di Kelurahan Jambula terdapat 3 orang anak yang mengalami

gizi kurang, yaitu : 1 anak di RT 003, 1 anak di RT 006, dan 1 anak di

RT 009.

33
B. Saran

Disarankan agar masyarakat dapat memberlakukan protokol

pencegahan kesehatan pada diri masing-masing sehingga terhindar dari

COVID-19 dan masyarakat dapat memanfaatkan pangan lokal sebagai

pemberian makanan tambahan pada balita.

34
DAFTAR PUSTAKA

Adriani M, Bambang W 2014. Gizi dan Kesehatan Balita (Peranan Mikro Zinc
pada pertumbuhan balita). Jakarta : Kencana
Almatsier, Sunita, 2012. Prinsip Dasar Ilmu Gizi . Jakarta. Gramedia Pustaka
Umum.

Departemen Kesehatan RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 5. Jakarta: Depkes RI.
KEMENKES RI, 2011. Pedoman Pelaksanaa Jaminan Kesehatan Masyarakat ,
Jakarta: Kemenkes.

Kementerian Kesehatan RI, 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable


Development Goals (SDGs). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Okviani, 2011. Hubungan Pola Makan. Jakarta. Retrived Desember 5, 2011.
From http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3keperawatan pdf/207312041
/abstrak.pdf.

Prasetyawati, A.E, 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Par’i, H. M, 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Santoso, Singgih, 2014. Statistik Parametrik Edisi Revisi. Jakarta : Elex Media
Komputindo.

Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak . Jakarta : Graha
ilmu.

Supariasa, Bakri bachyar, Fajar ibnu, 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
EGC.

Uripi, V, 2004. Menu Sehat Untuk Balita. Jakarta : Puspa Swara.

WHO (World Health Organization). https://www.who.int/indonesia/news


/novel-coronavirus/qa-for-public. Diakses pada tanggal 26 Juni 2020.

Willy, 2011, Metode Metaheuristik Konsep dan Implementasi, Surabaya: Guna


Widya.

Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rahima

35
LAMPIRAN

36
POA PROGRAM INTERVENSI GIZI

KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG POLA MAKAN SESUAI ISI PIRINGKU UNTUK PENCEGAHAN COVID-19

Sumber
Strategi Kegiatan
Daya
Tujuan
Deskipsi
Umum & Target Rincian kegiatan Personil & Intrinsik
Intervensi Sasaran Tempat
Khusus terkait Jeni As
Langsung Kegiatan Waktu
Langsun Pendukung s
g
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Mampu Persiapan : Mahasisw Kepala Lurah Masyarakat Kantor ± 15  Leafl MH
Melasakanak Umum : menerapkan 1. Pembelajaran: a Kepala RT Lurah menit et
an Peningkatan apa yang  Menyiapkan Alat peraga Koordinator  Mas
penyuluhan pengetahuan telah dan bahan pembelajaran. Gizi ker
tentang pola masyarakat diketahui/pel -Leaflet Kader  Kons
makan ajari selama 2. Penyuratan pada Ketua RT Posyandu umsi
sesuai isi Khusus: mengikuti 3. Menyimapkan tempat Bidan
piringku  Mampu kegiatan kegiatan Masyarakat
untuk memahami penyuluhan. 4. Menyiapkan Konsumsi
pencegahan apa yang
covid-19. disampaikan Pelaksaan
Materi yang  Mampu 1.Absensi
disampaikan, menerapkan 2.Pembukaan
Gambaran pola makan 3.Penyampaian materi
umum sesuai isi penyuluhan
tentang isi piringku dan 4.Tanya jawab
piringku, pedoman 5.Pemberian Dorprize kepada
serta gizi peserta yang bertanya
menjelaskan seimbang maupun yang menjawab
tentang dalam
pedoman kehidupan Evaluasi
gizi sehari-hari. Terjadi pengikatan
seimbang. pengetahuan dan keterampilan
dengan pencapaian 100%.

37
POA PROGRAM INTERVENSI GIZI

KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG PENTINGNYA KONSUMSI IKAN PADA BALITA

Strategi Kegiatan Sumber Daya


Personil & Intrinsik Sasara Temp
Tujuan
Deskipsi terkait n at Asal
Umum & Target Rincian kegiatan
Intervensi Langsun Pendukun Langsu Kegia Waktu Jenis
Khusus
g g ng tan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Mampu Persiapan : Mahasisw Kepala Ibu-ibu Kantor ± 20 Materi MHS
Melasakanakan Umum : memberikan 1. Pembelajaran: a Lurah yang lurah menit ATK MASY
penyuluhan Peningkatan pengetahuan  Pembuatan SAP Kepala memiliki Konsumsi
tentang pengetahuan kepada ibu -Waktu puskesmas balita
pentingnya ibu-ibu yang balita -Tempat Kepala RT
konsumsi ikan memiliki balita. tentang -Materi Kepala RW
pada balita. manfaat ikan  Menyiapkan bahan Bidan
Materi yang Khusus: dan pembelajaran. Kader
disampaikan  Mampu kandungan -Leaflet Masyaraska
yaitu manfaat mengetahui nilai gizi pada 2.Persuratan kepada t
ikan dan manfaat, ikan. Kader
kandungan nilai dan 3.Menyiapkan tempat
gizi. kandungan kegiatan
nilai gizi 4. Menyiapkan Konsumsi
pada ikan.
Pelaksaan
Absensi
Pembukaan
Tanya jawab

Evaluasi
Terjadi pengikatan
pengetahuan dan
keterampilan dengan
pencapaian 100%.

38
POA PROGRAM INTERVENSI GIZI

KEGIATAN PENYULUHAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERBAHAN DASAR PANGAN LOKAL UNTUK

MENGATASI ANAK GIZI KURANG

Strategi Kegiatan Sumber Daya


Personil & Sasara
Tempat
Deskipsi Tujuan Umum Intrinsik terkait n Asal
Target Rincian kegiatan Kegiata Wakt
Intervensi & Khusus Langsu Penduk Langsu Jenis
n u
ng ung ng

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Mampu Persiapan : Mahasis Kepala Ibu-ibu Aula 15 Leaflet Mahasiswa
Melasakanakan Umum : menjelaska 1. Pembelajaran: wa Keluraha dan Keluraha menit masyarakat
penyuluhan Peningkatan n  Pembuatan n, Kader n
pemberian makanan keterampilan pengertian, -Materi Masyara Posyand Jambula
tambahan berbahan dan tujuan  Menyiapkan Alat kat u
dasar pangan lokal pengetahuan pemberian Penyuluhan.
untuk mengatasi masyarakat PMT, -Lealet
anak gizi kurang di penyebab 2.Persuratan kepada
kelurahan jambula Khusus: terjadinya Kader dan RT
sebagai strategi  Pengertian, gizi kurang, 3.Menyimapkan tempat
peningkatan tujuan PMT, contoh PMT kegiatan
pengetahuan penyebab berbahan 4. Menyiapkan Konsumsi
&keterampilanmasya terjadinya gizi dasar
rakat. Materi yang kurang, pangan Pelaksaan
disampaikan. contoh PMT lokal. Absensi
Pegertian, tujuan berbahan Pembukaan
pemberian PMT, dasar pangan Penyampaian Materi
penyebab terjadinya lokal Tanya jawab
gizi kurang, contoh  Mampu
PMT berbahan dasar menjelaskan Evaluasi
pangan lokal. tahap-tahap Terjadi pengikatan

39
pembuatan pengetahuan dan
PMT keterampilan dengan
pencapaian 100%.

40
1. Leaflet Pola Makan Sesuai Isi Piringku Untuk Cegah COVID-19

41
2. Leaflet Pentingnya Konsumsi Ikan Pada Balita

42
3. Leaflet PMT Pangan Lokal Untuk Mengatasi Gizi Kurang

43
DOKUMENTASI

Gambar 1. Pembukaan Kegiatan Penyuluhan Gizi

Gambar 2. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Gizi

44
Gambar 3. Pembagian Doorprize

Gambar 4. Penutupan Kegiatan Penyuluhan Gizi

45
Gambar 5. Pembukaan Kegiatan Demonstrasi PMT Pangan Lokal

46
Gambar 6. Pelaksanaan Kegiatan Demonstrasi PMT Pangan Lokal

Gambar 7. Penutupan Kegiatan Demonstrasi PMT Pangan Lokal

47
Gambar 8. Kegiatan Pemantauan Anak Gizi Kurang

48
49

Anda mungkin juga menyukai