Anda di halaman 1dari 188

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS : FOKUS MASALAH COVID-19


DI RT 03 KELURAHAN TAJUR CILEDUG TANGERANG

11 MEI-5 JUNI 2020

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

JAKARTA SELATAN

2020
LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS : FOKUS MASALAH COVID-19
DI RT 03 KELURAHAN TAJUR CILEDUG TANGERANG

11 MEI-5 JUNI 2020

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. Christina Kusumaningrum
2. Eka Winarsih
3. Raenah
4. Susanti
5. Widawati
6. Yoyoh Srialfiah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


JAKARTA SELATAN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN KOMUNITAS : FOKUS MASALAH COVID-19
DI RT 03 KELURAHAN TAJUR CILEDUG TANGERANG

i
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA PROGRAM
STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN

Juni 2020

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN KOMUNITAS : FOKUS MASALAH COVID-19
DI RT 03 KELURAHAN TAJUR CILEDUG TANGERANG
V + 104 Halaman + 13 Diagram + 1 Skema + 3 Lampiran

ABSTRAK
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama, yakni:
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (herediter). Maka dari
itu, upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
harus ditunjukkan pada keempat faktor utama tersebut secara bersama-sama.
Pendidikan atau promosi kesehatan pada hakikatnya adalah upaya intervensi yang
ditujukan pada faktor perilaku. Namun pada kenyataannya tiga faktor yang lain
perlu intervensi pendidikan dan promosi kesehatan juga, karena perilaku juga
berperan pada faktor-faktor tersebut. Apabila lingkungan baik dan sikap
masyarakat pofitif maka lingkungan dan fasilitas tersebut niscaya akan
dimanfaatkan atau digunakan oleh masyarakat. Dalam kegiatan komunitas ini
kami melaksanakannya di RT 03 dengan jumlah ±335 KK,langkah awal saat
menjalani keperawatan komunitas mahasiswa menyebar angket untuk mengetahui
masalah kesehatan yang ada di RT 03, dalam melaksanakan penyebaran
mahasiswa mengambil sampel dari semua jumlah populasi KK yang ada secara
accidental sampling. Dari hasil penyebaran angket teridentifikasi 3 masalah
penyakit, diantaranya hipertensi (38%), diabetes mellitus (21%), asam urat (12%).
Tetapi pada masa pandemi covid-19 ini, telah disepakati oleh para mahasiswa
untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencegah penyebaran virus covid-19
dengan memberikan suatu implementasi selama 3 minggu. Dari hasil evaluasi,
ditemukan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat dalam melakukan
pencegahan penyebaran covid-19 sehingga diharapkan masyarakat RT 03 dapat
menangani dan memelihara kesehatannya dengan baik dan mandiri.
Kata Kunci : Covid-19, Keperawatan Komunitas

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan KaruniaNya sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Laporan Hasil Praktik Profesi Keperawatan Komunitas Dan Asuhan
Keperawatan Komunitas Fokus Pada Masalah Covid-19 Di RT 03 RW 01,
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Tangerang”.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Keperawatan
Komunitas pada Program Studi Profesi Ners Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.

Mahasiswa menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak awal penyusunan
sampai selesainya laporan ini. Pada kesempatan ini mahasiswa ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Muhammad Ali, SKM., M.Kep. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
2. Ibu Ns. Elly Junalia, S.Kep, M.Kep.selaku koordinator mata ajar Keperawatan
Keluarga dan Komunitas.
3. Ibu Wasijati, SKP., M.Si. selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
4. DR. Lenny Rosbi Rimbun, SKp., M.Si., M.Kep., Rian Agus Setiawan, S.Kep.,
Ns., Nilla Rostarina, S.Kep., Ns. Elly Junalia, S.Kep, M.Kep., Ns., Heny
Fitriany, SAB., SKM., M.Kes selaku pembimbing dengan kesabaran dan
kebaikannya telah membimbing mahasiswa selama proses praktik kerja
lapangan ini.
5. Ketua RT 03 Kelurahan Tajur Ciledug Tangerang
6. Tokoh Masyarakat dan Kader di Lingkungan RT 03 Kelurahan Tajur Ciledug
Tangerang
7. Seluruh wakilan masyarakat RT 03 yang telah ikut berpartisipasi.
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya laporan ini.

iii
Mahasiswa menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak sekali
kekurangannya, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
demi perbaikan penulisan dan penyusunan hasil laporan di masa mendatang.

Jakarta, Juni 2020

Mahasiswa

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i

ABSTRAK...............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR SKEMA...................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Tujuan........................................................................................................3

BAB II......................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI.................................................................................................5

A. Paradigma Sehat........................................................................................5

B. Konsep Keperawatan Komunitas............................................................17

C. Asuhan Keperawatan Komunitas............................................................19

D. Kerangka Konsep Perawatan Kesehatan Komunitas..............................27

BAB III..................................................................................................................28

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN............................................................28

A. Pengkajian Keperawatan Komunitas.......................................................28

B. Data Demografi dan Data Penunjang Masalah Kesehatan......................30

BAB IV................................................................................................................100

PEMBAHASAN..................................................................................................100

A. Pengkajian.............................................................................................100

v
B. Perencanaan...........................................................................................102

C. Implementasi.........................................................................................104

D. Evaluasi.................................................................................................107

KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................108

A. Kesimpulan............................................................................................108

B. Saran......................................................................................................108

vi
DAFTAR DIAGRAM

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agregat

Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tabel 3.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 3.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku

Tabel 3.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Per Bulan

Tabel 3.8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kegiatan Menabung

Tabel 3.9 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pencahayaan

Tabel 3.10 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Sumber Air

Tabel 3.11 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Cara Pengelolaan Sampah

Tabel 3.12 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembuangan Air Limbah

Tabel 3.13 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Keadaan Sarana Pembuangan Air


Limbah

Tabel 3.14 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembersihan Sarana Pembuangan


Air Limbah

Tabel 3.15 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Jarak Kehamilan

Tabel 3.16 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Keluhan Saat Kehamilan

Tabel 3.17 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Jumlah Ibu Menyusui

Tabel 3.18 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu Menyusui

Tabel 3.19 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu Menyusui

vii
Tabel 3.20 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Masalah Penggunaan Alat
Kontarsepsi

Tabel 3.21 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang digunakan

Tabel 3.22 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Partisipasi Ibu Untuk Menimbang


Balita Tiap Bulan

Tabel 3.23 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Jenis Masalah Yang Terjadi Pada
Anak Sekolah

Tabel 3.24 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Remaja yang Merokok

Tabel 3.25 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Masalah Kesehatan pada Lansia

Tabel 3.26 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Periksa Kesehatan Rutin pada


Lansia

viii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Skema Kerangka Konsep Keperawatan Komunitas

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Pendahuluan


Lampiran 2 Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 4 Laporan Evaluasi

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang kesehatan No. 36 Tahun 2009 memberikan batasan:

kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial

dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang paling baru ini memang lebih luas

dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang mengatakan,

bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial,

dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Pada batasan yang terdahulu,

kesehatan itu hanya mencakup tiga aspek, yakni; fisik, mental, dan sosial,

tetapi menurut UU No. 36 Tahun 2009, kemudian kesehatan itu mencakup

lima aspek yakni fisik (badsqan), mental (jiwa), sosial, spiritual, ekonomi.

Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental,

spiritual, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti

mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang belum

memasuki usia kerja, anak, dan remaja: atau bagi yang sudah tidak bekerja

(pensiun) atau usia lanjut, berlaku produktif secara sosial, yakni mempunyai

kegiatan, misalnya sekolah atau kuliah bagi anak dan kesehatan tersebut saling

mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang,

kelompok, atau masyarakat. Itulah sebabnya, kesehatan itu bersifat holistik

atau menyeluruh.

1
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yakni:

lingkungan, perilaku, pelayana kesehatan, dan keturunan (herediter). Karena

itu upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

harus ditujukan pada keempat faktor utama tersebut secara bersama-sama.

Pendidikan atau promosi kesehatan pada hakikatnya adalah upaya intervensi

yang ditujukan pada faktor perilaku. Namun pada kenyataannya 3 faktor yang

lain perlu intervensi pendidikan atau promosi kesehatan juga, karena perilaku

juga berperan pada faktor-faktor tersebut. apabila lingkungan baik dan sikap

masyarakat positif maka lingkungan dan fasilitas tersebut niscaya akan

dimanfaatkan oleh masyarakat.

Pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat telah

menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lingkungan di masyarakat, tetapi

kurang dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakatnya, begitupun dengan

penyediaan fasilitas kesehatan yang tidak diimbangi dengan peran masyarakat

dalam menyelesaikan permasalahan kesehatannya. Agar perilaku masyarakat

sesuai dengan nilai-nilai kesehatan atau perilaku sehat, maka diperlukan

pendidikan atau promosi kesehatan.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pertamedika merupaka lembaga pendidikan

kesehatan khususnya pendidikan keperawatan. Visi STIKes Pertamedika

adalah menjadi program studi Ners yang unggul dalam bidang pendidikan

keperawatan kritis dan kegawatdaruratan, penelitian serta pengabdian

masyarakat secara nasional dapat bersaing secara internasional di Tahun 2018.

2
Berkaitan dengan visi tersebut, mahasiswa S1 program profesi STIKes

Pertamedika melaksanakan pengabdian masyarakat sesuai dengan mata ajar

keperawatan komunitas yang telah diajarkan. Tujuan dari praktik keperawatan

komunitas ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan komunitas sesuai

dengan permasalahan yang ditemukan.

Praktik keperawatan komunitas dilaksanakan di RT 03 Kelurahan Tajur

Ciledug Tangerang, dilaksanakan mulai 11 Mei-5 Juni 2020. Wilayah RT 03

Kelurahan Tajur Ciledug Tangerang berjumlah + 335 KK . Karakteristik

komunitas di RT 03 sangat majemuk, mayoritas penduduk adalah penduduk

tetap dan pendatang dengan latar belakang yang beragam. Kondisi lingkungan

di RT 03 tergolong padat, jarak satu rumah ke rumah yang lain berdempetan

dan banyak gang kecil. Pelaksanaan praktik keperawatan komunitas dilakukan

dengan pendekatan masyarakat. Pendekatan masyarakat dilaksanakan melalui

kegiatan pendidikan kesehatan melalui Whatsapp group yang menunjang

program pemerintah untuk memutuskan penyebaran Covid-19.

Mahasiswa melakukan identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di RT 03

bersama dengan pengurus RW, RT, kader kesehatan dengan melakukan

penyebaran angket. Dari hasil penyebaran angket tersebut teridentifikasi 4

masalah penyakit, diantaranya hipertensi, diabetes, asam urat serta adanya

pandemi Covid-19. Selanjutnya mahasiswa melakukan kegiatan pertama

dengan pengurus RW, RT, kader kesehatan dan tokoh masyarakat RT 03

untuk mendiskusikan rencana kerja yang akan dilakukan sesuai dengan

masalah yang telah ditemukan di RT 03. Karena ditengah pandemi Covid-19

3
jadi Rencana kerja yang telah disepakati meliputi bagaimana Pencegahan

Penyebaran Covid-19.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan

asuhan keperawatan komunitas mahasiswa STIKes Pertamedika di RT 03

Kelurahan Tajur Ciledug Tangerang Tahun 2020

2. Tujuan Khusus

a. Diperolehnya gambaran umum hasil pengkajian keperawatan

komunitas di RT 03 Kelurahan Tajur Tangerang Tahun 2020.

b. Menggambarkan prioritas diagnosa keperawatan komunitas di RT 03

Kelurahan Tajur Tangerang Tahun 2020.

c. Menggambarkan intervensi keperawatan komunitas dan disepakatinya

Plan Of Action (POA) terhadap masalah keperawatan komunitas di RT

03 Kelurahan Tajur Tangerang Tahun 2020.

d. Menjelaskan implementasi asuhan keperawatan komunitas di RT 03

Kelurahan Tajur Tangerang Tahun 2020.

e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan komunitas di RT 03

Kelurahan Tajur Tangerang Tahun 2020.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Paradigma Sehat
1. Definisi Paradigma
Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memaknai, menyikapi, serta memilih tindakan atas fenomena
yang ada. Paradigma merupakan suatu diagram kerangka berfikir yang
menjelaskan suatu fenomena yang mengandung berbagai konsep yang
terkait dengan fokus keilmuannya (Konsep Dasar Keperawatan oleh Ns.
Asmadi, S.Kep) dalam Hudaya, Isna (2010).
Beberapa pengertian dari paradigma:
a. Paradigma adalah hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang
mengukur teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan hal-hal yang perlu diselidiki (DEPKES RI, 1980)
b. Paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek
tertentu setiap kenyataan (Ferguson, 1998)
c. Menurut Thomas Kuhn (1979) paradigma sebagai model, pola atau
pandangan dunia yang dilandasi pada dua karakterisktik yaitu
penampilan dari kelompok yang menunjukkan keberadaannya terhadap
sesuatu yang diyakini dan terbuka untuk penyelesaian masalah dalam
kelompoknya.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
paradigma kesehatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara
kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih
tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam bidang kesehatan.

2. Definisi Sehat
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuanhidup sehat bagi

5
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktifsecara sosial dan ekonomi. Keberhasilan pembangunan kesehatan
sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sector,
serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh
periode sebelumnya.

Undang- undang Nomer 25 Tahun 2014, tentang Sistem Pencernaan


Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementrian
perlu menyusun Rencana Strategis (Restra) Yang mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan telah
ditetapkannya RPJMN 2015-2019 maka kementrian Kesehatan menyusun
Restra Tahun 2015-2019. Renstra kementrian Kesehatan merupakan
dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh kementrian
Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan.
Penyusunan Restra kementrian kesehatan dilaksanakan melalui
pendekatan : praktek nopolitik, partisipatif, atas bawah (Top Down), dan
bawah atas (bottom up)

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah program


Indonesia sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan pinansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) Meningkatnya
status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) Meningkatnya pengendalian
penyakit, (3) Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan terutama didaerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4)
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan,(5)
Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta (6)
Meningkatkan responsitas system kesehatan .

6
Program Indonesia sehat dilaksanakan dengan 3 pilar Utama yaitu,
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan
nasional : 1) Pilar paradigm sehat dilakukan dengan strategi pengaruh
utama kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif, preventif dan
pemberdayaan masyarakat, 2) Penguatan kesehatan masyarakat dilakukan
dengan strategi peningkatan pelayanan kesehatan, optimalisasi system
rujukan, dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis resiko kesehatan, 3)
Sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan benefide serta kendali mutu dan kendali biaya.

Menurut WHO (World Health Organization) definisi sehat merupakan


suatu keadaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan social yang
merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan fisik, pengertian sehat menurut UU Pokok KesehatanNo .9
tahun 2010, BAB I pasal 2 keadaan yang meliputi kesehatan badan
(jasmani), mental (rohani), dan social, serta bukan hanya keadaan bebas
dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Menurut UU No.23 Tahun 1992
tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
kesejahtera dari badan , jiwwa dan social yang memungkinkan hidup
produktif secara social dan ekonomi. Menurut WHO, ada 3 komponen
penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat, yaitu :
a. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat
seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih,
mata bersinar, rambut tersisir rapih, berotot dan tidak gemuk,
nafas,tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit, dan seluruh
fungsi fisiologistubuh berjalan lancar.

7
b. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain
dalam pepatah kuno “jiwa yang sehat terdapat didalam tubuh yang
sehat” (Men Sana In Corpore Sano). Atribut seorang insan yang
memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut :
1) Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah
menyesal dan kasian terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan
menyenangkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan.
2) Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak
mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi
terhadap kebutuhan emosi orang lain.
3) Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah
takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan
masalah secara cerdik dan bijaksana.

c. Kesejahteraan Sosial
Batasan kesejahteraan social yang ada disetiap tempat atau negara sulit
diukur dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat
kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki,
kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman
damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam
kehidupan masyarakat yang sejahtera masyarakat hidup tertib dan
selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.

d. Sehat Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh
WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat. Setiap individu perlu mendapakan pendidikan formal
maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengarkan alunan
lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya
agar tersedia keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

8
Keempat komponen ini dikenal sebagai “Positive Health” karena lebih
realitis dibandingkan dengan definisi WHO yang hanya bersifat idealitik
semata-mata
3. Paradigma Sehat
Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Cara pandang ini
menekankan pada melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh
banyak faktor yang bersifat lintas sektor. Upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. dengan
diterapkannya paradigma ini, diharapkan mampu mendorong masyarakat
untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui
kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif (Hudaya, 2010).

Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik


secara makro maupun mikro.
a. Secara makro berarti bahwa pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan, minimal memberi
sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.
b. Secara mikro berarti bahwa pembangunan kesehatan harus
menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Menurut Kamus Populer Kesehatan Lingkungan (2002) paradigma sehat


atau cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat
holistik, menyeluruh, bahwa masalah kesehatan dipengaruhi banyak faktor
dan multidimensional yang upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan yang lebih dikenal dengan
preventif dan promotif.

9
Perubahan pemahaman tentang konsep sehat dan sakit makin kayanya
khasanah ilmu pengetahuan dengan informasi tentang determinan
penyebab penyakit yang multifaktoral telah menggugurkan paradigma
pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan kesehatan
yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Pentingnya penerapan paradigma
pembangunan kesehatan baru, yaitu paradigma sehat merupakan upaya
untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif.
Paradigma sehat tersebut merupakan model pembangunan kesehatan yang
dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap
mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang
lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
dan preventif. Paradigma sehat ini pertama kali disampaikan oleh Menteri
Kesehatan RI Prof. Dr. F. A Moeloek dalam Rapat Sidang DPR Komisi VI
pada tanggal 15 september 1998 (Kebidanan Komunitas, 2007).

Stepen R. Covey dalam bukunya “The Seven Habits of Highly Effective


People” menjelaskan arti paradigma sebagai berikut: “Kata Paradigma
berasal dari Yunani. Hal ini berhubungan dengan kata ilmiah dan
umumnya digunakan pada saat ini dalam arti model, teori, konsep,
orientasi persepsi, asumsi, atau cara pandang dari referensi. Dalam
pengertian umum adalah cara melihat dunia tidak hanya dari sudut
pandang kami, tetapi berhubungan dengan penerimaan, pemahaman dan
interpretasi (Dodiet, 2008).

Paradigma sehat dengan sebutan “Gerakan Pembangunan yang


Berwawasan Kesehatan” dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 1
Maret 1999. Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari
pembangunan peradaban dan kemanusiaan secara keseluruhan. Paradigma
sehat adalah perubahan mental dan watak dalam pembangunan.

10
Paradigma sehat adalah perubahan sikap dan orientasi, yaitu sebagai
berikut :
a. Pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat
pasif menjadi menjadi merupakan keperluan dan bagian dari Hak
Asasi Manusia (HAM).
b. Sehat bukan hal konsumtif, melainkan suatu investasi karena
menjamin tersedianya SDM yang produktif secara sosial dan ekonomi.
c. Kesehatan yang semula hanya berupa penanggulangan yang bersifat
jangka pendek kedepannya akan menjadi bagian dari upaya
pengembangan SDM yang bersifat jangka panjang.
d. Pelayanan kesehatan tidak hanya pelayanan medis yang melihat bagian
dari yang sakit / penyakit, tetapi merupakan pelayanan kesehatan
paripurna yang memandang manusia secara utuh.
e. Kesehatan tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat mental dan
sosial.
f. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented), tetapi
terpadu (integrated).
g. Fokus kesehatan tidak hanya pada penyakit, tetapi juga bergantung
pada permintaan pasar.
h. Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum
(pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan umum), melainkan juga
masyarakat swasta (pelayanan kesehatan untuk perorangan / pribadi
misalnya homecare.
i. Kesehatan bukan hanya menjadi urusan pemerintah, melainkan juga
menjadi urusan swasta.
j. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah untuk keperluan publik
(seperti pemberantasan penyakit menular, Pendidikan kesehatan),
sedangkan keperluan lainnya perlu ditanggung bersama dengan
pengguna jasa.
k. Biaya kesehatan bergeser dan pembayaran setelah pelayanan menjadi
pembayaran di muka dengan model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat.

11
l. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi
ekonomi.
m. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top down), tetapi
berdasarkan aspirasi dari bawah (bottom up).
n. Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi telah
terdesentralisasi.
o. Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat birokratis tetapi entrepreneur.
p. Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi telah berperan
sebagai mitra.
(Entjang, 2000).

4. Dasar Pemikiran Paradigma Sehat


a. Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat merupakan
sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu
dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi untuk
kehidupan yang produktif, bukanlah hal yang konsumtif, melainkan
prasyarat agar hidup kita menjadi berarti, sejahtera dan bahagia.
b. Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia, disamping pendidikan dan
pendapatan (ekonomi). Oleh karena itu, kualitas kesehatan perlu
dipelihara dan ditingkatkan.
c. Sehat juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri.
Mensyukuri karunia dapat ditunjukkan dengan perkataan, perasaan,
dan perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan ditunjukkan dengan
memelihara kesehatan dan berupaya untuk meningkatkannya.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada
mengobati penyakit. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan
(promosi) dan pencegahan penyakit (preventif) perlu ditekankan tanpa
mengesampingkan upaya penyembuhan dan pemulihan.
e. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan perilaku,
pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku
memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap kualitas derajat

12
kesehatan. Di pihak lain, faktor lingkungan dan perilaku terkait dengan
banyak sektor di luar kesehatan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
dampak pembangunan semua sektor di bidang kesehatan.
f. Adanya transisi demografis dan epidemiologis, tantangan global dan
regional, perkembangan IPTEK, tumbuhnya era desentralisasi, serta
maraknya demokratisasi segala bidang, mendorong perlunya upaya
peninjauan kebijakan yang ada serta perumusan paradigma baru
dibidang kesehatan.

Berdasarkan paradigma sehat, dirumuskan visi, misi dan strategi


pembangunan kesehatan. Visi Indonesia Sehat 2015 adalah sebagai
berikut:
Visi :
Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan yang ingin dicapai
melalui :
a. Pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku hidup sehat
b. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata
c. Serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh Negara
Republik Indonesia

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui


pembangunan kesehatan tersbeut dirumuskan sebagai : Indonesia Sehat
2015. Dengan adanya rumusan visi tersebut, maka lingkungan yang
diharapkan pada masa depan adalah :
a. Lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi
lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat,
perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya

13
kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan
memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
b. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2015 adalah perilaku proaktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya
resiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
c. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia adalah
layanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara
merata di Indonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.

Misi :
Untuk dapat mewujudkan visi Indonesia Sehat 2015, ditetapkan empat
misi pembangunan kesehatan sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan
oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh
hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan
lainnya. Untuk optimalisasi hasil kontribusi positif tersebut, harus
dapat diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok
program pembangunan. Dengan perkataan lain untuk dapat
terwujudnya Indonesia Sehat 2015, para penanggungjawab program
pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam
semua kebijakan pembangunannya.

Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap


kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakn. Untuk dapat
terlaksananya pembangunan yang berwawasan kesehatan, adalah
seluruh tugas yang berelemen dari sistem kesehatan untuk berperan
sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan.

14
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah, dan swasta. Apapun peran yang dimainkan
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara
mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai.
Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan
mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu
upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,


merata, dan terjangkau.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau mengandung makna bahwa salah satu tanggung
jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak semata-mata berada di
tangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan sebesar-besarnya
peran aktif segenap anggota masyarakat dan berbagai potensi swasta.

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan


masyarakat beserta lingkungannya.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya mengandung makna bahwa tugas
utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan
kesehatan segenap warga negaranya, yakni setiap individu, keluarga,
dan masyarakat indonesia, tanpa meninggalkan upaya menyembuhkan
penyakit atau memulihkan kesehatan penderita. Untuk
terselenggaranya tugas ini penyelenggaraan upaya kesehatan yang

15
harus diutamakan adalah yang bersifat promotif dan preventif yang
didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif. Agar dapat memelihara
dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
diperlukan pula terciptanya lingkungan yang sehat, dan oleh karena itu
tugas-tugas penyehatan lingkungan harus pula lebih diprioritaskan
5. Faktor Pendorong Paradigma Sehat
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah “Health
Program for Human Development”. Paradigma sehat dicanangkan Depkes
pada tanggal 15 September 1998. Upaya pelayanan kesehatan yang
menekankan upaya kuratif – rehabilitatif kurang menguntungkan karena :
a. Melakukan intervensi setelah sakit
b. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang
c. Dari segi ekonomi lebih cost effective
d. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang
penyakit

Kebijakan upaya pelayanan kesehatan senantiasa berubah sesuai dengan


pemahaman dan pembuat kebijakan tentang peran kesehatan sebagai
modal dasar “Human Capital” yang sangat penting untuk tercapainya
kemandirian dan ketahanan bangsa agar mampu bersaing dalam era
globalisasi (Setyawan, 2010). Berdasarkan pemahaman tersebut, maka
dapat disebutkan faktor-faktor yang mendorong perlunya Paradigma
Sehat, yaitu :
a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit
ternyata tidak efektif
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehat
terkandung unsur Sehat Produktif secara Sosial dan Ekonomi
c. Adanya transisi epidemiologis dari penyakit infeksi ke penyakit
Kronik-Degeneratif, dimana untuk pencegahannya sangat diperlukan
perubahan perilaku

16
d. Adanya transisi demografis yaitu semakin meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut yang memerlukan pendekatan yang berbeda
dalam penanganannya
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan penduduk
(Setyawan, 2010)

Lalonde (1974) dan Hendrik L. Blum (1974 secara persamaan


mengemukakan bahwa status kesehatan penduduk / manusia bukan hanya
hasil pelayanan medis saja, melainkan faktor-faktor lain seperti
lingkungan, perilaku dan genetik justru lebih berpengaruh terhadap status
kesehatan manusia (Setyawan, 2010).

Upaya kesehatan yang selama ini yang dilakukan masih berorientasi pada
upaya penanggulangan penyakit secara episodik dan upaya penyembuhan
saja. Upaya kesehatan yang demikian ini sering kali menyesatkan pola
pikir kita bahwa seolah-olah apabila semua orang sakit bisa diobati, maka
masyarakat menjadi sehat. Upaya kesehatan harusnya diarahkan untuk
dapat membawa setiap penduduk memiliki kesehatan yang optimal agar
biasa hidup produktif.

Orientasi baru upaya kesehatan adalah orientasi memeliharan dan


meningkatkan kesehatan penduduk, yang merupakan suatu orientasi sehat
positif sebagai kebalikan dari orientasi pengobatan penyakit yang bersifat
kuratif – responsif. Dengan kata lain, program kesehatan yang berorientasi
pada upaya kuratif merupakan “Health Program Survival”, sedangkan
program kesehatan yang berorientasi pada upaya promotif dan preventif
merupakan “Health Program for Human Development”. (Setyawan,
2010).

B. Konsep Keperawatan Komunitas


Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok

17
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai
yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya didalam
kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok
anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah
desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat
ada masyarakat petani, masyarakat pedangang, masyarakat pekerja,
masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan prefentif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing
Process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan


yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok
serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa ilmu dan praktik kesehatan


masyarakat, yang diimplementasikan melalui penggunaan proses
keperawatan yang sistematis, dirancang untuk mempromosikan kesehatan
dan mencegah penyakit pada kelompok populasi (Clark, 1999). Dimana
sebagai pelayanan keperawatan profesional diberikan komprehensif
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
dipengaruhi oleh lingkungan (bio, psiko, sosio, mental, dan spiritual)
mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Pada praktik keperawatan
komunitas itu sendiri rangkaian prosesnya dimulai dari awal tahap

18
pengkajian sampai evaluasi, dimana diharapkan terjadi alih peran sehingga
peran perawat yang lebih banyak berangsur-angsur berkurang digantikan
meningkatnya kemandirian masyarakat sebagai klien.

Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan masalah


kesehatan dapat dicapai dengan pengorganisasian masyarakat karena peran
serta masyarakat didalamnya akan meningkat oleh karena itu, dalam
proses keperawatan komunitas ada tahap-tahap yang perlu dilaksanaakan
perawat (DEPKES RI, 1993), yaitu: 1. Tahap persiapan : memilih area
atau daerah yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk berhubungan
dengan masyarakat, mempelajari serta bekerjasama dengan masyarakat, 2.
Tahap pengorganisasian. Persiapan pembentukan kelompok dan
penyesuaian pola dalam masyarakat dilanjutkan dengan pemilihan ketua
kelompok dan pengurus inti. 3. Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok
masyarakat: kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat,
melakukan pengkajian, membuat program berdasarkan masalah atau
diagnosa keperawatan, melatih kader kesehatsn yang akan membina
masyarakat di lingkungannya dan pelayanan keperawatan langsung
terhadap individu, keluarga dan masyarakat. 4. Tahap formasi
kepemimpinan ; memberi dukungan latihan dan pengembangan
ketrampilan kepemimpinan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan, dan pengawasan kegiatan pemeliharaan kesehatan. 5. Tahap
koordinasi intersektoral : kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya
memandirikan masyarakat. 6. Tahap akhir : supervise bertahap, evaluasi
serta umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja berikutnya.

C. Asuhan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif,

19
preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran
serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya
untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat
sehingga ddapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan
seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara
kesehatannya (Chayatin, 2009).

Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan


melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan
pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).

Keperawatan komunitas merupakan pelaksanaan keperawatan yang


dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan
komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang
dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung
melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan
kontrak/partnership dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).

Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep (Riehl and
Roy, 1980). Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan
pernyataan yang mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu
kesatuan. Model keperawatan dapat di definisikan sebagai kerangka piker,
sebagai salah satu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran tentang
lingkup keperawatan.

20
Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian
komunitas; analisa dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas
yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier,
dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999). Fokus pada
model ini komunitas sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan
sebagai pendekatan. Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka
dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis.
Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari berbagai stressor yang
dapat mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan,
yaitu fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance
defense.

Agregat klien dalam model communitty as partner ini meliputi intrasistem


dan ekstrasistem. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang
memiliki satu atau lebih karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004).
Agregat ekstrasistem meliputi delapan subsistem yaitu komunikasi,
transportasi, dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan
pemerintahan, layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi
(Helvie, 1998; Anderson & McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock,
Schubert, Thomas, 1999; Stanhope & Lancaster, 2004; Allender &
Spradley, 2005).

Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu


dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Didalam komunitas ada lines
of resistance, merupakan mekanisme internal untuk bertanggung jawab
terhadap kesehatan contoh dari line of resistance Anderson dan McFarlane
(2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan model community as
partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas
dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua
bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang
merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses

21
keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencnaan, implementasi, dan evaluasi.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga, atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat
ditentukan.

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan


untuk mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan
negatif yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat
hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini
terdapat lima kegiatan, yaitu ; pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah.
a. Pengumpulan Data
Tujuan :
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi, dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya.

Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data


meliputi:
1) Data Inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

22
b) Data demografi
c) Vital statistik
d) Status kesehatan komunitas

2) Data lingkungan fisik


a) Pemukiman
b) Sanitasi
c) Fasilitas
d) Batas-batas wilayah
e) Kondisi geografis
3) Pelayanan kesehatan dan sosial
a) Pelayanan kesehatan
b) Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)

4) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut
usia

5) Keamanan dan transportasi


a) Keamanan
b) Transportasi

6) Politik dan pemerintahan


a) System pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

7) System komunikasi
a) Sarana umum komunikasi

23
b) Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi

8) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
c) Jenis bahasa yang digunakan.

9) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi

b. Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1) Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan
pengukuran.

c. Sumber data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa
atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.

24
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record (Wahid, 2005)

d. Cara pengumpulan data


1) Wawancara atau anamnesa
2) Pengamatan
3) Pemeriksaan fisik

e. Pengolahan data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
(Anderson and Mc Farlane, 1998. Community as Client)

f. Analisis data
Tujuan analisis data :
1) Menetapkan kebutuhan kontinue
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon kontinue
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
5) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

g. Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria :
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

25
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan


menurut Abraham H. Mashlow yaitu :
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian (American Nurse of Association
(ANA)). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan
yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan kesehatan
pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.

3. Perencanaan / Intervensi
a. Persiapan, penentuan prioritas daerah
b. Pengorganisasian, pembentukan pokjakes
c. Koordinasi intersektoral
d. Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap

4. Pelaksanaan / Implementasi
a. Bantuan mengatasi masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi
seimbang, meningkatkan kesehatan
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi
c. Advokat komunitas

26
5. Evaluasi atau penilaian
a. Relevansi antara kenyataan dengan target
b. Perkembangan / kemajuan proses, kesesuaian dengan perencanaan,
peran pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
d. Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas
e. Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan
f. Menilai respon verbal dan nonverbal
g. Mencatat adanya kasus baru yang diruj

27
D. Kerangka Konsep Perawatan Kesehatan Komunitas

Derajat Kesehatan
Kematian
Kesakitan
Resiko

Lingkungan PerilakuKesehatan UpayaKesehatan


Kondisi rumah Kebiasaan membersihkan Puskesmas
Sarana sanitasi rumah Posbindu
Air Kebiasaan menggantungkan Alternatif
Jamban pakaian
Air limbah Kebiasaan BAB di jamban
Sampah Kebiasaan membuang sampah
Vektor

Pengetahuan perilaku hidup


sehat
Bayi
Balita
Anak
Dewasa
Lansia

Skema 2.1
Kerangka Konsep Perawatan Kesehatan Komunitas

28
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

Aplikasi asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan di RT 03 Kelurahan


Tajur Tangerang Tahun 2020. menggunakan pendekatan proses keperawatan
meliputi kegiatan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi keperawatan yang dilakukan mahasiswa melibatkan
keluarga, tokoh masyarakat, dan kader.

A. Pengkajian Keperawatan Komunitas


Pengkajian dilakukan menggunakan Winshield Survey, wawancara dengan
ketua RT, RW, Kader, beberapa keluarga yang dibina mahasiswa, observasi
dan penyebaran angket ke sejumlah masyarakat melalui penghitungan sampel.
Data angket kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik.
1. Persiapan
a. Persiapan ke Masyarakat
Pengkajian ke masyarakat dilakukan oleh mahasiswa setelah mendapat
izin terlebih dahulu dari ketua RT 03 Kelurahan Tajur Tangerang.
Mahasiswa mulai melakukan pengkajian dengan mengenal
karakteristik wilayah RT 03 dengan cara Random Survey. Data
demografi diambil melalui data sekunder yaitu data hasil pengkajian
mahasiswa STIKes Pertamedika pada 11-14 Mei 2020. Setelah itu
dilakukan dengan mencari data atau informasi kesehatan melalui ketua
RT dan kader.
b. Persiapan Teknis
Persiapan teknis dimulai pada 11 Mei 2020, mahasiswa izin dengan
ketua RW serta ketua RT untuk membentuk whatsapp group karena
pada kondisi pandemi covid-19 harus social distancing, yang
beranggotakan, Ketua RT 03, kader RT 03, tokoh masyarakat dan
ketua remaja RT 03 Kelurahan Tajur, mahasiswa melakukan
pengkajian komunitas, mengerjakan kegiatan komunitas yaitu
menyiapkan untuk menyebarkan kuesioner, persiapan untuk lokakarya

29
mini dan kegiatan komunitas lainnya. Beberapa hari kemudian,
mahasiswa mengumumkan untuk dilakukan Lokakarya Mini 1 pada
tanggal 20 Mei 2020 pada pukul 16.00 pada whatsapp group.
Lokakarya Mini 1 bertujuan untuk menyambung silaturahmi serta
memaparkan hasil penyebaran angket yang telah dilakukan oleh
mahasiswa.

2. Pelaksanaan
a. Identifikasi Masalah
RT 03 terdiri dari perangkat RT yaitu Ketua RT, Wakil Ketua RT,
Sekretaris, dan Bendahara serta Kader. Pada pertemuan 1 mahasiswa
mengundang pengurus RT, Tokoh Masyarakat, ketua remaja, dan
Kader. Pertemuan 1 bertujuan untuk memaparkan hasil penyebaran
angket beserta masalah kesehatan di RT 03 secara umum. Berdasarkan
identifikasi masalah yang telah dilakukan, didapatkan 4 masalah
kesehatan yang terjadi di Wilayah RT 03 antara lain hipertensi,
reumatik, diabetes mellitus dan resiko penyebaran covid-19.

b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Random Sampling.
Pengumpulan data selain menggunakan angket juga dilakukan dengan
wawancara dengan ketua RT, kader serta ketua remaja dan observasi
(Winshield Survey), yang meliputi :

1. Data Inti Komunitas


a. Data RT
RT 03 merupakan bagian dari RW 01 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Tangerang menurut sensus penduduk jumlah penduduk diperkirakan adalah
± 1128 orang dengan jumlah kepala keluarga mencapai ± 335 KK.
Bangunan yang berada di RT 03 mayoritas adalah bangunan permanen
yaitu rumah dan kontrakan. Pengurus organisasi di RT tersebut meliputi
ketua RT beserta jajarannya, para kader pendukung program-program

30
(posyandu balita, posyandu lansia, jumantik), mayoritas berjenis kelamin
perempuan dengan rata-rata usia 36-50 tahun. Status pernikahan warganya
rata-rata sudah menikah dan mayoritas warganya juga beragama islam.

2. Distribusi Kelompok

Data Distribusi

Data diambil sacara acak menggunakan rumus stratifed random sampling.


Hasil survey bersifat subjektif (tergantung kejujuran responden) dan survey
juga dilakukan secara acak terhadap 335 kepala Keluarga.

B. Data Demografi dan Data Penunjang Masalah Kesehatan

1. Data Demografi
Pada RT 03 Kampung Tajur Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Tangerang.

a. Jenis kelamin
Tabel 3.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di RT 03
Kelurahan Tajur, Ciledug Tangerang Pada Bulan Mei 2020
(N: 1128)

Jumla
No Jenis Kelamin h Persentasi
1 Perempuan 617 55%
2  Laki-Laki 511 45%
Jumlah 1128 100%

31
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
60%

50%

40%
Jumlah
30%

20%

10%

0%
Perempuan Laki-laki

Kesimpulan:
Pada tabel di atas data yang diambil dari jumlah 335 KK dari
penduduk yang tinggal di RT 03 dapat dilihat bahwa presentase
terbesar yang memiliki sumber daya manusia berdasarkan jenis
kelamin yaitu perempuan di sebanyak 55% dan yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 45%.

b. Usia
Tabel 3.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Di RT 03 Kelurahan
Tajur Kecamatan Ciledug Tangerang Pada Bulan Mei 2020
(N:1128)

No Umur Jumlah Persentasi


1 0 - 1 Tahun 24 2%
2 2 - 5 Tahun 119 11%
3 6 - 12 Tahun 110 10%
4 13 - 21 Tahun 206 18%
5 22 - 35 Tahun 228 20%
6 36 - 50 Tahun 329 29%
7 51 - 65 Tahun 68 6%
8 65 > 44 4%

32
Jumlah 1128 100%

Distribusi Penduduk Menurut Usia


35%
30%
25%
20%
15%
Jumlah
10%
5%
0%

Kesimpulan:
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa presentase tertinggi pada
lingkup usia di RT 03 adalah pasangan usia subur usia 36-50 tahun
sebanyak 326 orang dengan persentase 29%. Banyaknya angka
pasangan usia subur di lingkungan ini memungkinkan seluruh
penduduk masih dalam batas usia produktif.

c. Agama
Tabel 3.3

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Di RT 03 Kelurahan


Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020 (N: 1128)

No Agama Jumlah Persentasi


1  Islam 1045 93%
2  Kristen 83 7%
Jumlah 1128 100%

33
Distribusi Penduduk Menurut Agama
100%
90%
80%
70%
60%
Jumlah
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Islam 93% Kristen7%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas dapat dilihat mayoritas penduduk Di RT 03
beragama islam dengan persentase 93% dan beragama Kristen dengan
presentasi 7%.

d. Pendidikan
Tabel 3.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di RT 03
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 1128)

No Pendidikan Jumlah Presentasi


1 Belum Sekolah 148 13%
2 TK 38 3%
3 SD 212 19%
4 SLTP 388 35%
5 SLTA 276 24%
6 Perguruan Tinggi 66 6%

34
Jumlah 1128 100%

Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan


40%
35%
30%
25%
20% Jumlah

15%
10%
5%
0%

Kesimpulan :
Pada tabel di atas menunjukan pendidikan warga RT 03 dengan
mayorits berpendidikan terakhir SLTP dengan besar persentase 35%.
Hal ini merupakan kekuatan yang dimiliki oleh warga untuk
memperbaiki taraf kesehatannya. Kondisi tersebut memungkinkan
warga lebih mudah menerima informasi kesehatan dan mudah diajak
ke arah perubahan yang lebih baik.

e. Pekerjaan

Tabel 3.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di RT 03
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 1128)

No Pekerjaan Jumlah Presentasi

1 Pelajar 326 28%

2 Tidak Bekerja 123 11%

3 PNS 18 2%

35
4 Wirausaha 144 13%

5 Swasta 384 34%

6 Pensiunan 25 2%

7 IRT 108 10%

Jumlah 1128 100%

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


40%
35%
30%
25%
20%
15% Jumlah
10%
5%
0%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan pekerjaan penduduk atau warga RT
03. Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan sawasta sebanyak
384 orang dengan persentase 34%.

f. Suku

Tabel 3.6

Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Di RT 03 Kelurahan


Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 1128)

No Suku Jumlah Persentasi


1 Jawa 312 28%
2 sunda 215 19%
3 betawi 526 47%
4 padang 46 4%
5 batak 10 1%

36
6 lampung 3 0%
7 bugis 1 0%
8 madura 11 1%
9 bali 4 0%
jumlah 1128 100%

Distribusi Penduduk Menurut Suku


50%
45%
40%
35%
30%
25%
Jumlah
20%
15%
10%
5%
0%

Kesimpulan :
Pada tabel di atas dapat dilihat suku penduduk warga RT 03 dengan
persentase terbesar dari penduduk yang bersuku betawi sebanyak 526
orang dengan persentasei 47%.

2. Data Ekonomi
a. Data Penghasilan Per Bulan
Tabel 3.7

Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Per Bulan Di RT

03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020

37
(N: 335)

No Jenis Jumlah Presentasi


1 < Rp. 1.000.000,- 42 13%
2 Rp. 2.000.000 s/d Rp. 4.000.000 124 38%
3 > Rp. 4.000.000 169 49%
Jumlah 335 100%

Data Penghasilan Per Bulan


60%

50%

40%
Jumlah
30%

20%

10%

0%
< Rp. 1.000.000 Rp. 2.00.000 s/d Rp. 4.000.000 > Rp. 4.000.000

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan penghasilan per bulan penduduk
atau warga RT 03. Mayoritas penduduk mempunyai penghasil diatas
UMR yaitu sekitar 49%.

b. Kegiatan Menabung
Tabel 3.8
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kegiatan Menabung
Penduduk Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Pada Bulan Mei 2020 (N: 335)

38
No Jenis Jumlah Presentasi
1 Menabung 242 72%
2 Tidak Menabung 93 28%
Jumlah 335 100%

Kegiatan Menabung
80%

70%

60%

50%
Jumlah
40%

30%

20%

10%

0%
Menabung 72% Tidak Menabung 28%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan kegiatan menabung penduduk
atau warga RT 03. Mayoritas penduduk memiliki tabungan dari
penghasilan yang dihasilkan yaitu 89%.

3. Data Kesehatan Lingkungan


a. Pencahayaan
Tabel 3.9
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pencahayaan Di RT 03
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 335)

No Pencahayaan Jumlah Presentasi


1  ya 295 88%

39
2  tidak 40 12%
  Jumlah 335 100%

Data Pencahayaan
100%
90%
80%
70%
60%
Jumlah
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Ya Tidak

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan sistem pencahayaan dirumah warga
RT 03 sebagian besar yaitu 88% sistem pencahayaan rumah pada
siang hari terang karena sinar matahari masuk ke dalam rumah
sehingga mengurangi kelembapan pada kondisi rumah dan sirkulasi
pada rumah lebih baik sedangkan sistem pencahayaan rumah pada
siang hari gelap sebesar 12% karena letak atau posisi rumah yang
tidak memungkinkan untuk sinar matahari masuk ke dalam rumah.

b. Sumber Air
Tabel 3.10
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Sumber Air Di RT 03
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 335)
No Sumber air Jumlah Presentasi
1 Sumur gali 179 53%

40
2 PDAM 34 10%
3 lain-lain 122 37%
Jumlah 335 100%

Sumber Air
60%

50%

40%
Jumlah
30%

20%

10%

0%
Sumur gali 53% PDAM 10% Lain-Lain 37%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan sember air warga di RT 03. Sumber air
yang paling banyak digunakan yaitu bersumber dari lain-lain sebanyak
58%, sedangkan yang menggunakan sumur gali sebanyak 33%.

c. Pengolahan sampah
Tabel 3.11
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Cara Pengelolaan
Sampah Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada
Bulan April 2020 (N: 335)
No pengelolaan Jumlah Presentasi
 1 Dibakar 8 2%
 2 Dibuang ketanah kosong 3 1%
Dikumpulkan kemudian diangkut
 3 petugas 317 95%

41
 4 Dibuang sembarangan 7 2%
  Jumlah 335 100%

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


100%
80%
60%
40%
20%
0%
Jumlah

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan cara pengelolaan sampah di warga RT
03. Terdapat 95% pengelohan sampah warga di angkut oleh petugas
kebersihan.

d. Pembuangan air limbah


Tabel 3.12
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembuangan Air Limbah RT
03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei
2020(N: 335)
No jenis jamban Jumlah Presentasi
 1 got 328 98%
 2 sungai 2 1%
 3 tidak ada 5 1%
  Jumlah 335 100%

42
Pembuangan Air Limbah
120%

100%

80%
Jumlah
60%

40%

20%

0%
got 97% sungai 1% tidak ada 2%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan penggunaan saluran air limbah di warga
RT 03. Terdapat 98% warga memiliki Got sebagai tempat
pembuangan air limbah.

e. Keadaan Sarana Pembuangan Air Limbah

Tabel 3.13
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Keadaan Sarana Pembuangan
Air Limbah Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada
Bulan Mei 2020 (N: 335)
Presentas
No keadaan jumlah i
 1 Terbuka mengalir 92 28%
 2 Tertutup mengalir 179 53%
 3 Tidak ada got 13 4%
 4 Terbuka tergenang 46 14%
 5 Tertutup tergenang 5 1%
  Jumlah 335 100%

43
Keadaan Sarana Spal
60%

50%

40%

30%

20% Jumlah
10%

0%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan keadaan sarana pembuangan air limbah
di RT 03 persentase terbesar yaitu 53% keadaan sarana pembuangan
air limbah dalam bentuk tertutup mengalir dan persentase terkecil
yaitu 1% keadaan sarana pembuangan air limbah dalam bentuk
tertutup tergenang.

f. Pembersihan Sarana Pembuangan Air Limbah

Tabel 3.14
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembersihan Sarana
Pembuangan Air Limbah Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan
Ciledug Pada Bulan Mei 2020 (N: 335)
No dibersihkan setiap Jumlah Presentasi
 1 1x seminggu 12 4%
 2 1x sebulan 286 85%
 3 bila tersumbat 27 8%
 4 tidak pernah 10 3%
 5 Jumlah 335 100%

44
Pembersihan Sarana Spal
90%

80%

70%

60%

50% Jumlah

40%

30%

20%

10%

0%
1x seminggu 4% 1x seminggu 85% bila tersumbat 27% tidak pernah 3%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan pembersihan sarana pembuangan air
limbah di RT 03. Terdapat 85% pembersihan sarana pembuangan air
limbah dilakukan 1x sebulan.

4. Data Ibu Hamil


a. Usia Ibu Hamil
Tabel 3.15
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan jarak kehamilan di RT
06 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 7)
No jarak kehamilan Jumlah Presentasi
 1 < 1 tahun 0 0%
 2 1-2 tahun 2 28%
 3 2-5 tahun 5 71%
 4 > 5 tahun 0 %0
 5 Jumlah 7 100%

45
Jarak Kehamilan
80%

70%

60%

50%
Jumlah
40%

30%

20%

10%

0%
< 1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun > 5 tahun

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan jarak kehamilan di RT 03 . Mayoritas
jarak kehamilan RT 03 berjarak 2-5 tahun dengan persentase 71%.

b. Keluhan Saat Kehamilan


Tabel 3.16
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Keluhan Saat
Kehamilan di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Pada Bulan Mei 2020
(N: 7)
No keluhan saat kehamilan Jumlah Presentasi
 1 mual dan muntah yang berlebihan 5 72%
 2 pusing dalam waktu yang lama 1 14%
 3 perdarahan 1 14%
 4 tidak ada nafsu makan 0 0%
  Jumlah 7 100%

46
Keluhan Saat Kehamilan
80%
60%
40%
20%
0%
Jumlah

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan keluhan yang sering dirasakan saat
kehamilan pada ibu hamil di RT 03. Mayoritas ibu hamil RT 03
memiliki keluhan mual dan muntah saat kehamilan dengan
persentase 72% sedangkan 14% ibu hamil memiliki keluhan pusing
dalam waktu yang lama dan 14% lainnya mengalami Perdarahan.

5. Data Ibu Menyusui


a. Jumlah Ibu Menyusi
Tabel 3.17

Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jumlah Ibu Menyusui


Di RT 03 Kelurahan Tangerang Kecamatan
Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 21)
No menyusui Jumlah Presentasi
 1 ya 18 85%
 2 tidak 3 15%
  Jumlah 21 100%

47
Data Ibu Menyusui
90%

80%

70%

60%

50% Jumlah

40%

30%

20%

10%

0%
ya tidak

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan jumlah ibu menyusui di RT 03. Mayoritas
warga menyusui anaknya dengan persentase 85%.

b. Masalah Menyusui
Tabel 3.18
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu
Menyusui Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Pada Bulan Mei 2020 (N: 18)
No alasan Jumlah Presentasi
 1 puting susu lecet 11 61%
 2 air susu ibu sedikit 7 39%
 3 puting susu terbenam 0 0%
  Jumlah 18 100%

48
Masalah Menyusui
70%

60%

50%

40% Jumlah

30%

20%

10%

0%
puting susu lecet 61% air susu ibu sedikit 39% puting susu terbenam

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan masalah yang terjadi pada ibu
menyusui di RT 03. Mayoritas warga mengalami masalah menyusui
yaitu putting susu lecet dengan persentase 61% , masalah lain yang
muncul seperti air susu ibu sedikit dengan persentase 39% dan yang
lainnya mengatakan tidak mengalami masalah dalam menyusui.

Tabel 3.19
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu
Menyusui Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Pada Bulan Mei 2020 (N: 18)
membersihkan puting
No susu Jumlah Presentasi
1 ya 7 39%
2 tidak 11 61%
Jumlah 18 100%

49
Membersihkan Puting Susu
70%

60%

50%

40% Jumlah

30%

20%

10%

0%
ya 39% tidak 61%

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan masalah yang terjadi pada ibu
menyusui di RT 03. Mayoritas warga tidak membersihkan putting
susu terlebih dahulu dengan persentase 61% dan itu bisa menjadi
salah satu masalah kebersihan untuk bayinya.

6. Data Keluarga Berencana (PUS)


a. Penggunaan kontrasepsi
Tabel 3.20
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Penggunaan Alat
Kontrasepsi Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Pada Bulan Mei 2020 (N: 225)
No penggunaan KB Jumlah Presentasi
 1 ya 150 67%
 2 tidak 75 33%
  Jumlah 225 100%

50
Penggunaan Kontrasepsi
80%

70%

60%

50%
Jumlah
40%

30%

20%

10%

0%
ya 67% tidak 33%

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan penggunaan alat kontrasepsi di warga RT
03. Terdapat 67% warga telah menggunakan alat kontrasepsi dan masih
ada 33% warga yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini masih
perlu diberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya penggunaan
alat kontrasepi sebagai perencanaan kehailan yang baik bagi keluarga.

b. Jenis penggunaan kontrasepsi

Tabel 3.21
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang
Digunakan Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Pada Bulan Mei 2020 (N: 180)
No alat KB apa Jumlah Presentasi
 1 suntik 50 27%
 2 pil 85 50%
 3 spiral 45 23%
 4 kondom 1 0%
  Jumlah 181 100%

51
Alat KB
60%

50%

40%
Jumlah
30%

20%

10%

0%
suntik 27% pil 50% spiral 23% kondom 0%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan jenis alat kontrasepsi di warga RT 03.
Terdapat 50% warga menggunakan Pil , 27% menggunakan Suntik
dan 23% warga menggunakan spiral.

7. Data Balita
a. Menimbang Balita Tiap Bulan
Tabel 3.22
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Partisipasi Ibu untuk
Menimbang Balita tiap Bulan Di RT 03 Kelurahan Tajur
Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020 (N: 100)
menimbang balita tiap
No bulan Jumlah Presentasi
1 ya 94 94%
2 tidak 8 6%
3 Jumlah 100 100%

52
Menimbang Balita Tiap Bulan
100%
90%
80%
70%
60%
Jumlah
50%
40%
30%
20%
10%
0%
ya 94% tidak 6%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan partisipasi ibu untuk menimbang balita tiap
bulan di wilayah RT 03. Terdapat 94% ibu sudah ikut berpartisipasi
untuk menimbangkan balita tiap bulan ke posyandu. Hal ini penting
dilakukan karena untuk memantau perkembangan balita setiap bulannya.
8. Anak Usia Sekolah
a. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah
Tabel 3.23
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jenis Masalah Yang
Terjadi Pada Anak Sekolah RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan
Ciledug Pada Bulan Meil 2020
(N: 125)

No masalah kesehatan Jumlah Presentasi


 1 gigi berlubang 89 71%
 2 penyakit kulit 4 3%
 3 penurunan prestasi belajar 2 2%
 4 gangguan personal hygiene 28 22%
 5 gangguan pengelihatan 2 2%
  Jumlah 125 100%

53
Masalah Kesehatan Anak
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% Jumlah
0%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil jenis masalah yang terjadi pada anak
usia sekolah di RT 03 dengan masalah gigi berlubang 71%, gangguan
personal hygiene 22%, dan gangguan kulit 3%. Hal ini perlu diadakan
penyuluhan kesehatan tentang pencegahan gigi berlubang sehingga dapat
menurunkan angka kejadian gigi berlubang pada anak sekolah.

9. Remaja
a. Remaja Merokok
Tabel 3.24
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Remaja yang Merokok
Di Wilayah RT 03 Kelurahan Tajur
Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020 (N: 118)

No remaja merokok Jumlah Presentasi


 1 ya 8 8%
 2 tidak ada 105 88%
 3 kadang-kadang 5 4%
 4 Jumlah 118 100%

54
Jumlah Remaja Merokok
100%
90%
80%
70%
60%
Jumlah
50%
40%
30%
20%
10%
0%
ya 8% tidak ada 88% kadang-kadang 4%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan remaja yang merokok di RT 03. Mayoritas
remaja tidak merokok dengan persentase 88%. Namun disamping itu
masih terdapat juga remaja yang merokok dengan persentase 8% dan
yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 4%.

10. Lansia
a. Masalah Kesehatan Pada Lansia
Tabel 3.25
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Kesehatan Pada
Lansia Di wilayah RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Pada Bulan April 2020 (N: 95)
No penyakit yang di derita Jumlah Presentasi
1 darah tinggi 36 38%
2 jantung 8 8%
3 sakit gula 20 21%
4 reumatik 12 11%
5 sesak nafas 2 2%
6 lain-lain 18 19%
jumlah 95 100%

55
Penyakit Yang Diderita
40%

35%

30%

25%
Jumlah
20%

15%

10%

5%

0%
darah tinggi 38% jantung 8% sakit gula 21% reumatik 11% sesak nafas 2% lain-lain 19%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil jenis penyakit yang di derita pada
warga di wilayah RT 03 yang menderita penyakit darah tinggi sebanyak
38%, penyakit diabetes millitus 21%, penyakit rematik 11%, lain-lain
19% dan jantung 8%. Hal ini perlu diadakan penyuluhan kesehatan
tentang penyakit darah tinggi, sehingga dapat menurunkan angka
kejadian ketiga penyakit tersebut.

b. Periksa Kesehatan Rutin


Tabel 3.26
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Periksa Kesehatan
Rutin Pada Lansia Di wilayah RT 03 Kelurahan Tajur
Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 120)
memeriksa kesehatan secara
No rutin Jumlah Presentasi
1  ya 112 93%
 2 tidak 8 7%
  Jumlah 120 100%

56
Pemeriksaan Kesehatan Rutin
100%
90%
80%
70%
60%
Jumlah
50%
40%
30%
20%
10%
0%
ya 93% tidak 7%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil kebiasaan periksa kesehatan rutin
pada lansia di RT 03. Mayoritas lansia memeriksakan kesehatan
secara rutin dengan persentase 93% dan yang lainnya tidak
memeriksakan dengan persentase 7%. Hal ini dikarenakan alasan
tidak ada yang mengantarkan lansia tersebut atau jarak pelayanan
kesehatan yang cukup jauh dari rumah.

C. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Komunitas
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus hipertensi di
RT 03 Tajur Ciledug Tangerang.
b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus diabetes di RT
03 Tajur Ciledug Tangerang.
c. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus asam urat di
RT 03 Tajur Ciledug Tangerang.
d. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus covid-19 di
RT 03 Tajur Ciledug Tangerang.

57
1. Tujuan Umum
a. Terjalin hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan masyarakat
di wilayah RT 03 Kelurahan Tajur Ciledug Tangerang.

2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil kuesioner yang telah disebar pada warga RT 03
Kelurahan Tajur Ciledug Tangerang.
b. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di RT 03 Kelurahan Tajur
Ciledug Tangerang.

D. Rancangan Kegiatan
a. Topik
Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat di RT 03 Kelurahan Tajur
Ciledug Tangerang.
b. Metode
Metode yang digunakan yaitu Pemaparan melalui Whatsapp group dan
Tanya jawab.
c. Sasaran
1) Ketua RT 03
2) Kader RT 03
3) Tokoh Masyarakat
4) Tokoh Agama
5) Perwakilan Organisasi Remaja
3. Media
PPT
4. Waktu dan Tempat
Lokakarya Mini 1 diselenggarakan pada :
Hari / Tanggal : Rabu 20 Mei 2020
Waktu : 16.30 – Selesai
Tempat : di Kediaman masing masing melalui whatsapp group

58
5. Pengorganisasian Acara Loka Karya Mini 1
NO NAMA JABATAN TUGAS
1. Raenah Ketua 1. Bertanggung jawab mulai
dari persiapan sampai
pelaksanaan kegiatan.

2. Mengkoordinir anggota
kelompok dan menjelaskan
tugas dan peran masing-
masing anggota.
2. Yoyoh Srilfiah Wakil Ketua Membantu ketua dalam
persiapan sampai
pelaksanaan kegiatan,
mengkoordinasikan
anggota kelompok tugas
dan peran anggota.
3. Widawati Sekretaris Menyiapkan laporan
kegiatan dan
mengkonsultasikan laporan
kegiatan ke dosen
4. Susanti Wakil Sekretaris Membantu sekretaris dalam
menyiapkan laporan
kegiatan dan mendampingi
saat konsultasi ke dosen.
5. Eka Winarsih Bendahara Mengatur keuangan
pemasukan dan
pengeluaran kegiatan
6. Yoyoh Srialfiah Pembawa Acara 1. Mengatur pelaksanaan
acara.
2. Membuka dan menutup
kegiatan.
3. Mengatur jalannya
pelaksanaan kegiatan.
4. Mengarahkan peserta saat

59
diskusi dan Tanya jawab.
7. Raenah Moderator Mengatur jalannya acara
8 Widawati Notulen 1. Mencatat hasil diskusi dan
Tanya jawab.
2. Mencatat hasil dari
kegiatan secara
keseluruhan.
9. Susanti Penyaji Menyampaikan hasil data
dalam Lokmin.
10. Eka Winarsih Observer 1. Menyebarkan Undangan
2. Mengamati jalannya
kegiatan.
3. Membuat laporan tentang
jalannya kegiatan.
11. Christina Fasilitator Menyiapkan peralatan yang
akan digunakan selama
Lokmin.
12. Christina Konsumsi Mempersiapkan makanan
yang akan disediakan
dalam acara Lokmin.

8. Susunan Acara
N KEGIATAN MAHASISWA MASYARAKAT WAKTU
O
1 Pembukaan : Mengucap Menjawab salam 5 menit
salam
Salam pembuka
2 Sambutan : Memperhatikan Memperhatikan 30 menit
Ketua
Kelompok,
Pembimbing

60
institusi,
Ketua dan
Ketua RT 03
3 Penyajian data Mahasiswa Memperlihatkan 30 menit
Diskusi dan menjelaskan dan Tanya jawab

Tanya jawab
masalah
kesehatan di
RT 03
4 Penutup Menjelaskan Memperhatikan 20 menit
dan mengucap dan menjawab
10. Kesimpulan
salam salam
hasil diskusi
11. Salam penutup

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1. Diharapkan melakukan konsul materi dan prosedur pelaksanaan lokmin
oleh dosen pembimbing Institusi.
2. Diharapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan saat lokmin telah
disiapkan oleh kelompok
3. Diharapkan mengundang melalui whatsapp group perwakilan RT 03

2. Evaluasi proses
Diharapkan perwakilan masyarakat aktif dalam proses jalannya acara Loka
Karya Mini 1 dengan Tanya jawab dengan mahasiswa untuk melakukan
kegiatan-kegiatan selanjutnya setelah Loka Karya Mini 1.

3. Evaluasi hasil
1) Diharapkan mahasiswa saling mengenal dengan masyarakat.
2) Tergalinya Data awal permasalahan kesehatan di RT 03.
3) Diharapkan mahasiswa dengan masyarakat dapat menjalin kontrak kerja.

61
F. ANALISA DATA

DATA PENUNJANG Masalah Keperawatan


No
(angket, wawancara, observasi)
1. Berdasarkan wawancara penyakit saat ini Resiko terjadinya
sebagian besar dari kelompok dewasa dan lansia peningkatan kasus
mengalami hipertensi hipertensi di RT 03 Tajur
Ciledug Tangerang
Hasil wawancara:
• Sebagian masyarakat belum mengetahui
cara pencegahan dan perawatan hipertensi.
• Sebagian besar penderita hipertensi belum
menerapkan pola hidup sehat seperti
olahraga secara teratur, tidak merokok,
istirahat yang cukup, dll.
• Sebagian besar penderita hipertensi belum
menerapkan diit rendah garam.
• Sebagian besar masyarakat belum
mengetahui akibat lanjut dari hipertensi.

Hasil Observasi:
Masyarakat di RT 03 Tajur Ciledug lansia
memeriksakan kesehatan mereka ke pelayanan
kesehatan seperti Puskesmas.
2. Berdasarkan wawancara penyakit saat ini Resiko terjadinya
sebagian besar dari kelompok dewasa dan lansia peningkatan kasus diabetes
mengalami Diabetes Mellitus mellitus di RT 03 Tajur
Ciledug Tangerang.
Hasil Wawancara :
• Sebagian besar masyarakat belum mengetahui
cara pencegahan dan diit diabetes mellitus
• Sebagian besar penderita asam urat belum
menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga
secara teratur, tidak merokok, istirahat yang
cukup, dll.

Hasil Observasi :
Dari beberapa lansia yang mengalami Diabetes
Melitus jarang memeriksakan kesehataannya ke

62
pelayanan kesehatan seperti puskesmas.

3. Berdasarkan wawancara penyakit saat ini Resiko terjadinya


sebagian besar dari kelompok dewasa dan lansia peningkatan kasus
mengalami rheumatik Rheumatik di RT 03 Tajur
Ciledug, Tangerang.
Hasil Wawancara :
• Sebagian besar masyarakat belum mengetahui
cara pencegahan dan diit reumatik
• Sebagian besar penderita reumatik belum
menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga
secara teratur, pola makan, tidak merokok,
istirahat yang cukup, dll.

Hasil Observasi :
Dari beberapa lansia yang mengalami reumatik
jarang memeriksakan kesehatannya ke pelayanan
kesehatan seperti puskesmas.
4. Berdasarkan wawancara dengan Bapak RT Perilaku Kesehatan
belum ditemukan kasus Covid-19 di RT 03 dan cenderung beresiko kasus
di kelurahan lain sekitar RW 01 juga belum Covid-19 di RT 03 Tajur
ditemukan kasus PDP Ciledug Tangerang.

Hasil Wawancara :
• Sebagian besar masyarakat belum mengetahui
cara pencegahan kasus Covid-19
• Sebagian besar penduduk RT 03 belum
menerapkan pola hidup sehat seperti memakai
masker, cuci tangan dan menjaga jarak

Hasil Observasi :
Saat ini sebagian besar dari kelompok remaja
masih tampak berkumpul di taman tanpa
memakai masker

63
FORMAT SKORING MASALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Setelah dilakukan analisis data, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan
komunitas. Dari beberapa diagnosa keperawatan yang ditegakkan, akan
diselesaikan berdasarkan prioritas masalah. Prioritas penyelesaian masalah
keperawatan komunitas, diperoleh berdasarkan skoring yang telah dilakukan
oleh mahasiswa dan masyarakat.

64
No Masalah Karakteristik
Kesehatan
Total
Score
A B C D E F
Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobo
1-3 1-3 1-3 1-3 1-3 t 1-3
1 Hipertensi 1 1 3 3 3 3 14
2 DM 1 1 2 2 3 3 12
3 Asam urat 1 1 2 2 2 2 10
4 kasus 1 1 1 2 2 2 9
Covid-19

Keterangan Pembobotan:

1. Rendah
2. Cukup
3. Tinggi

Keterangan Abjad :

1. Kesadaran masyarakat akan masalah


2. Motovasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah
3. Kemampuan perawat dalam menyelesaikan masalah
4. Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap penyelesaian masalah
5. Dampak terhadap masyarakat jika masalah tidak terselesaikan
6. Mempercepat penyeselaian masalah dengan solusi penyelesaian masalah

65
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Data Diagnosis keperawatan NOC NIC
Berdasarkan hasil observasi : Perilaku kesehatan cenderung Prevensi Primer Prevensi primer
1. Masih banyak warga yang berisiko pada penyakit Covid-
tidak menggunakan masker Pengetahuan : manajemen Pendidikan kesehatan (5510)
19 di RT 03 Kelurahan Tajur penyakit akut (1844)
saat berada diluar rumah Ciledug Tangerang 1. Targetkan sasaran pada
2. Masih banyak remaja yang 1. Dipertahankan pada kelompok beresiko tinggi
berkumpul disuatu tempat pengetahuan terbatas (2) dan rentang usia yang akan
tanda dan gejala penyakit mendapat manfaat besar dari
Berdasarkan wawancara melalui ditingkatkan ke pengetahuan pendidikan kesehatan.
whatsapp : banyak (4) 2. Tentukan pengetahuan
1. Sebagian masyarakat belum 2. Dipertahankan pada kesehatan dan gaya hidup
mengetahui cara pengetahuan terbatas (2) perilaku saat ini pada
pencegahan COVID -19. strategi untuk mencegah individu, komunitas , atau
2. Sebagian masyarakat belum komplikasi ditingkatkan ke kelompok sasaran.
mengetahui cara cuci tangan pengetahuan banyak (4) 3. Tekankan manfaat kesehatan
yang tepat positif yang langsung atau
3. Sebagian masyarakat belum Pengetahuan : proses penyakit (manfaat) jangka pendek
mengetahui bagaimana (1803) yang bisa diterima oleh
meningkatkan imunitas perilaku gaya hidup positif
4. Sebagian masyarakat belum 1. Dipertahankan pada dari pada (menekankan
mengetahui minuman pengetahuan terbatas (2 ) pada) manfaat jangka
tradisional untuk sumber-sumber informasi panjang atau efek negatif
meningkatkan imunitas penyakit spesifik yang dari ketidak patuhan.
5. Sebagian masyarakat belum terpercaya ditingkatkan ke Memfasilitasi pembelajaran
mengetahui manajemen pengetahuan sangat banyak (5520)
stress dan olahraga (5)

82
2. Dipertahankan pada 1. Buat isi pendidikan
pengetahuan terbatas (2 ) kesehatan sesuai dengan
tanda dan gejala penyakit kemampuan kognitif,
yang terpercaya ditingkatkan psikomotor, dan afektif
ke pengetahuan sangat pasien.
banyak (5) 2. Ciptakan lingkungan yang
3. Dipertahankan pada kondusif untuk belajar.
pengetahuan terbatas (2 ) 3. Gunakan nakan bahasa yang
faktor-faktor penyebab dan umum digunakan.
faktor yang berkontribusi 4. Jelaskan kata-kata yang sulit
yang terpercaya ditingkatkan dimengerti dorong pasien
ke pengetahuan sangat untuk berpartisipasi aktif.
banyak (5) 5. Beri waktu untuk pasien
bertanya dan mendiskusikan
Pengetahuan : perilaku sehat pikirannya.
(1805) 6. Jawab pertanyaan pasien
dengan benar.
1. Dipertahankan pada
pengetahuan terbatas (2) Pengajaran prosedur/tindakan
tehnik skrining sendiri (5618)
ditingkatkan ke pengetahuan
banyak (4) 1. Informasikan pada pasien
2. Dipertahankan pada pada orang terdekat
pengetahuan terbatas (2) mengenai kapan dan dimana
perlindungan kesehatan tindakan akan dilakukan
ditingkatkan ke pengetahuan jelaskan
banyak (4) 2. Tujuan tindakan yang akan
Pengetahuan : gaya hidup sehat dilakukan
(1855) 3. Informasikan pasien agar

83
1. Dipertahankan pada pasien ikut terlibat dalam
pengetahuan sedang (3) proses penyembuhannya
manfaat olah raga teratur 4. Libatkan komunitas atau
ditingkatkan ke pengetahuan orang terdekat jika
sangat banyak (5) memungkinkan.
2. Dipertahankan pada
pengetahuan sedang (3) Prevensi sekunder
strategi untuk membatasi
lemak jenuh dan diabetes Manajemen perilaku (4350)
melitus ditingkatkan ke 1. Berikan pasien tanggung
pengetahuan sangat banyak jawab terhadap
(5) perilakukanya (sendiri)
2. Gunakan suara bicara lembut
Prevensi sekunder dan rendah
Kepatuhan perilaku (1600) 3. Jangan memojokan pasien
4. Turunkan (motofasi)
1. Dipertahankan pada jarang perilaku pasif – agresif
dilakukan (2) melakukan 5. Hindari mendebat pasien
aktifitas hidup harian sesuai
dengan energi dan toleransi Modifikasi perilaku (4360)
ditingkatkan ke sering
dilakukan (4) 1. Dukung untuk mengganti
2. Dipertahankan pada jarang kebiasaan yang tidak
dilakukan (2) menggunakan diinginkan dengan kebiasaan
jasa pelayanan kesahatan yang diinginkan
sesuai dengan kebutuhan 2. Dukung pasien untuk
ditingkatkan ke sering memeriksa perilakunya
dilakukan (4) sendiri

84
3. Bantu pasien dalam
Kontrol gejala (1608) mengidentifikasi meski[un
hanya keberhasilan kecil
1. Dipertahankan pada jarang 4. Pilah-pilah perilaku menjadi
menunjukan (2) atau bagian bagian kecil untuk
memantau munculnya gejala dirubah menjadi unit-unit
ditingkatkan ke sering perilaku yang terukur
menunjukan (4) (misalnya, berhenti merokok
2. Dipertahankan pada jarang : jumlah rokok yang dihisap)
menunjukan (2) melakukan 5. Fasilitasi keterlibata
tindakan pencegahan komunitas dalam proses
ditingkatkan ke sering modifikasi (perilaku),
menunjukan (4) dengan cara yang tepat
3. Dipertahankan pada jarang 6. Cegah memberi penguatan
menunjukan (2) melakukan positif dari perilaku-perilaku
tindakan untuk mengurangi yang tidak diinginkan, dan
gejala ditingkatkan ke sering penguatan diberikan pada
menunjukan (4) penggantian perilaku yang
diinginkan
Deteksi faktor resiko (1908)
1. Dipertahankan pada jarang Skrinning kesehatan (6520)
menunjukan (2) mengetahui 1. Tentukan populasi target
riwayat penyakit dalam untuk (dilakukannya)
komunitas diktingkatkan ke pemeriksaan kesehatan
sering menunjukan (4) 2. Instruksikan pasien akan
2. Dipertahankan pada jarang rasionalisasi dan tujuan
menunjunkan (2) melakukan pemeriksaan kesehatan serta
pemeriksaan mandiri sesuai pemantauan diri

85
waktu yang dianjurkan 3. Dapatkan riwayat kesehatan
ditingkatkan ke sering komunitas, yang sesuai
menunjukan (4) 4. Beri saran pada pasien (yang
memiliki hasil) dengan
Status kesehatan komunitas temuan abnormal mengenai
(2701) alternatif pengobatan atau
kebutuhan untuk
1. Dipertahankan pada cukup (dilakukannya) evaluasi
baik (2) status kesehatan lebih lanjut
orang dewasa dan lansia 5. Berikan privasi dan
ditingkatkan ke sangat baik kerahasiaan
(4) 6. Berikan kenyamanan selama
2. Dipertahankan pada cukup prosedur skrining
baik (2) tigkatkan
pasrtisipasi dalam program Prevensi tersier
kesehatan komunitas
ditingkatkan ke sangat baik Dokumentasi (7920)
(4)
1. Catat hasil pengkajian
Prevensi tersier dengan lengkap dicatatan
awal
Partisipasi tim kesehatan dalam 2. Dokumentasikan pengkajian,
komunitas (2605) diagnosis, dan intervensi
keperawatan beserta
1. Dipertahankan pada jarang outcome perawatan yang
menunjukan (2) bekerja diberikan
sama dalam menentukan 3. Catat semua data yang
perawatan ditingkatkan ke masuk sesegera mungkin
sering menunjukan (4) 4. Catat dengan tepat tanggal

86
2. Dipertahankan pada jarang waktu prosedur atau
menunjukan (2) membuat konsultasi dengan penyedia
keputusan ketika pasien perawatan kesehatan lainnya
tidak dapat melakukannya 5. Catat respon pasien terhadap
ditingkatkan ke sering intervensi keperawatan
menunjukan (4) 6. Jaga kerahasiaan
dokumentasi keperawatan
Penggunaan sumber yang ada
di komunitas (2108) Pengembangan kesehatan
masyarakat (8500)
1. Bantu anggota komunitas
untuk meningkatkan
kesadaran dan memberikan
perhatian mengenai
masalah-masalah kesehatan
2. Jaga komunikasi terbuka
dengan anggota dan lembaga
komunitas
3. Satukan anggota komunitas
dalam misi yang sama
4. Pastikan bahwa anggota
komunitas mempertahankan
kontrol pengambilan
keputusan
5. Fasilitasi implementasi dan
revisi dari rencana
komunitas

87
Pemasaran sosial di
masyarakat ( 8750)
1. Rancang rencana aksi
berdasarkan tujuan saling
menguntngkan yang
disepakati
2. Identifikasi kegiatan-
kegiatan khusus untuk setiap
tujuan, termasuk penamaan
peserta-peserta yang sesuai
3. Implementasikan rencana
kolaborasi bersama dengan
populasi sasaran
4. Pelihara keterlibatan secara
sukarela terkait dengan
perubahan-perubahan sosial
yang direncanakan
5. Berikan laporan-laporan
sesuai secara tepat waktu
6. Evaluasi rencana untuk
pencapaian tujuan dengan
pertimbangan yang
berkelanjutan dan
kemudahan untuk
didapatkan
7. Modifikasi rencana sesuai
kebutuhan.

88
A. POA (Plan Of Action)

No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran Waktu dan Tempat

1 Perilaku Kesehatan cenderung 1. Masyarakat Memberikan Warga Kediaman masing


beresiko kasus Covid-19 di RT 03 menyadari perilaku pendidikam masig via Whatsapp
Kelurahan Tajur Kecmatan hidup yang berisiko kesehatan tentang : 
Ciledug Tangerang menyebabkan
penularan Covid-19 1. Covid-19
2. PHBS (cuci
2. Masyarakat mampu tangan,
melaksanakan tugas pemakaian
keluarga untuk masker)
mengatasi masalah 3. Pshycal
agar tidak terjadi distansing dan
penyebaran / sosial distansing
penularan Covid-19 4. Peningkatan
imun (gizi dan
3. Masyarakat istirahat)
mengetahui yang 5. Manajamen
berisiko menyebabkan stress dan
mudahnya penyebaran kebutuhan
/ penularan Covid-19 aktivitas
di masyarakat olahraga

89
PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
RT 03 RW 01 KELURAHAN TAJUR KECAMATAN CILEDUG TANGERANG
NO Diagnosa Tujuan Strategi Rencana Evaluasi Sumber Tempat Penanggu
Keperawat Intervensi Kegiatan ng Jawab
Umum Khusus Kriteria Standar
an
1. Perilaku Setelah Setelah dilakukan Kunjungan Melakukan Memiliki PPT tersebar ke Mahasis Rumah Mahasisw
kesehatan dilakukan intervensi komunitas kunjungan kemampuan semua whatsapp wa masing a
cenderung intervensi keperawatan dengan komunitas terkait untuk masyarakat masing
beresiko keperawat bersama masalah 5 tugas komunitas melaksanakan warga
pada an pada masyarakat selama Covid-19 dalam tugas melalui
penyakit warga RT 3 minggu, pencegahan komunitas komunik
03 penyebaran terkait masalah
covid-19 di diharapkan asi
Kelurahan covid-19: covid-19 :
RT 03 Masyarakat whatsapp
Tajur
Kelurahan Ciledug mengerti tentang : 1. Peningkatan 1. 100%
1. Pendidikan 1. Penkes tentang
Tajur dalam 3 kesehatan pengetahuan komunitas
1. covid-19 covid-19
Ciledug minggu, masyarakat binaan
2. PHBS (cuci
diharapkan tangan dan pakai tentang mahasiswa
tidak masker) covid-19. mengetahui
terjadi 3. Pshycal tentang covid-
masalah distansing dan 19.
peningkata sosial distansing
n kasus 4. Peningkatan 2. Peningkatan
2. Demonstrasi 2. PHBS (cuci 2. 100%
covid-19, imun (gizi dan kesadaran
cuci tangan tangan dan masyarakat
dengan masyarakat

90
indikator: istirahat) dan pakai masker) untuk cuci mampu
5. Manajamen pemakaian tangan dan melakukan cuci
 Terjadi stress dan masker memakai tangan dengan
peningka kebutuhan masker. tepat dan
tan aktivitas memakai
100% olahraga masker
masyara 3. Warga patuh
kat 3. Pemberian 3. pshycal tentang 3. 100%
menyada informasi distansing dan pishycal masyarakan
ri resiko sosial distancing / melakukan
Covid- distansing social pishycal
19 distancing. distancing/socia
l distancing.
4. Masyarakat
4. Pemberian 4. peningkatan mengkonsu 4. 100%
informasi imun (gizi, msi makan masyarakat
dan minuman bergizi dan mengkonsumsi
Demonstra tradisional dan meminum makanan
si istirahat) minuman bergizi dan
pembuatan tradisional dapat membuat
minuman yang dibuat minuman
tradisional oleh tradisional
penambah mahasiswa untuk
imunitas untuk meningkatkan
meningkatka imunitas dan
n imun. beristirahat
yang cukup.
5. Peningkatan

91
masyarakan 5. 100%
5. Pemberian 5. manajamen untuk masyarakat
informasi stress dan melakukan
kebutuhan manajemen
aktivitas stress yang 6. dapat
olahraga baik dan mengelola
aktivitas manajemen
olah raga stress dan
melakukan olah
raga

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Komunitas

92
No Masalah Rencana
Keperawatan Kegiatan Tujuan Evaluasi Hambatan Tindakan
Lanjut

1. Perilaku 1. Pendidikan 1. Tujuan umum Jumlah peserta whatsapp Terdapat beberapa Memotivasi
kesehatan kesehatan Setelah dilakukan grup sebanyak 6 orang hambatan pada peserta grup
cenderung tentang pendidikan ( Ketua RT 03, Tokoh kegiatan untuk
berisiko pada covid-19. kesehatan tentang Masyarakat, Tokoh implementasi ini menyebarkan
covid-19 di 2. PHBS Agama, 3 Kader RT 03, diantaranya : informasi yang
covid-19 selama
RT 03 (cuci Ketua Organisasi Remaja sudah di dapat
Kelurahan tangan dan 1x60 menit RT 03. Penkes dilakukan keseluruh
Tajur Ciledug penggunaa diharapkan tidak melalui grup masyarakat RT
Tangerang n masker). terjadi penyebaran 1. Struktur whatsapp yang tidak 03 Kelurahan
3. Pishycal covid-19 di RT 03 a. Laporan pendahuluan, dapat diikuti oleh Tajur Ciledug
distancing/ Kelurahan Tajur SAP, dan materi semua masyarakat
social Ciledug tentang covid-19 telah
distancing dikonsultasikan dan Penkes tidak
disetujui pembimbing. dilakukan dengan
Hari/Tanggal 2. Tujuan khusus b. Waktu, tempat dan dengan video call
: Setelah dilakukan sasaran kegiatan telah karena kesibukan
Kamis, 28 pendidikan disepakati oleh pihak peserta sehingga
Mei 2020 kesehatan terkait. peserta memilih
Pukul : diharapkan c. Media dan alat yang chatting grup
09.00-10.00 masyarakat mampu : dibutuhkan telah
WIB 1. Menyebutkan disiapkan. Tidak bisa langsung
4. Pendidikan tentang covid-19 2. Proses mengevaluasi
kesehatan 2. PHBS (demonstrasi a. Peserta mengikuti masyarakat karena
tentang cuci tangan dan pendidikan kesehatan PSBB

93
peningkata pakai masker) secara aktif dan
n imun dan 3. Pshycal distansing antusias.
istirahat dan sosial b. Peserta berdiskusi dan
yang distansing Tanya jawab dengan
cukup 4. Peningkatan imun mahasiswa tentang
serta (gizi, demonstrasi covid-19
demonstra membuat minuman
si tradisional dan 3. Hasil
pembuatan istirahat) Peserta antusias
minuman 5. Manajamen stress mengikuti penkes dan
tradisional. dan kebutuhan dapat lebih memahami
aktivitas olahraga tentang tentang :
Hari/Tanggal a. covid-19
: b.PHBS (demonstrasi
Jumat, 29 cuci tangan dan pakai
Mei 2020 masker)
Pukul : c. Pshycal distansing dan
09.00-10.00 sosial distansing
WIB d.Peningkatan imun
(gizi, demonstrasi
5. Pendidikan membuat minuman
kesehatan tradisional dan
tentang istirahat)
manajame e. Manajamen stress dan
n stress kebutuhan aktivitas
dan olahraga
kebutuhan
aktivitas

94
olahraga

Hari/Tanggal
:
Sabtu, 30
Mei 2020
Pukul :
09.00-10.00
WIB

95
BAB IV
PEMBAHASAN

Pendekatan proses asuhan keperawatan komunitas meliputi tahapan pengkajian,


penetapan diagnosa berdasarkan skoring, perencanaan keperawatan komunitas,
implementasi serta evaluasi (Effendy, 2009). Proses asuhan keperawatan
komunitas yang dilakukan di RT 03 berlangsung selama 3 minggu sejak tanggal
11 Mei - 5 Juni 2020 dengan menggunakan model community as partner. Dimana
dalam aplikasi proses asuhan keperawatan komunitas tersebut, masyarakat RT 03
tidak hanya dijadikan sebagai target atau sasaran tetapi juga sebagai mitra
mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi.

Analisa proses asuhan keperawatan komunitas pada laporan ini akan dilakukan
dengan menggunakan Analisis SWOT yang mencakup analisa faktor kekuatan
(Strength), analisa faktor kelemahan (Weakness), analisa faktor peluang
(Opportunity), serta analisa terhadap ancaman (Threat) yang terjadi pada setiap
tahapan proses.

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan pertama dalam proses asuhan keperawatan. Fase
awal dari pengkajian keperawatan komunitas adalah mengenal secara umum
wilayah serta membuat kontrak dengan masyarakat RT 03. Komunitas adalah
sekelompok sosial yang ditentukan oleh ruang lingkup geografis atau nilai serta
ketertarikan yang umum. Komunitas juga memiliki makna kesamaan hubungan,
gaya hidup, frekuensi kontak, dan keintiman yang lebih besar di antara individu
yang tinggal dalam sebuah komunitas (Brooker, 2008).

Pada praktik keperawatan komunitas ini, mahasiswa STIKes Pertamedika


ditempatkan di wilayah RT 03 Kelurahan Tajur Ciledug tangerang. Pada
Kelurahan Tajur Ciledug Tangerang secara geografis memiliki batas wilayah
sebagai berikut :

96
Utara : Perumahan komplek tajur
Selatan : Kali angke
Barat : Perumahan Fortune
Timur : RT 04 Kelurahan Tajur

Tujuan pengkajian kesehatan komunitas diantaranya untuk mengidentifikasi


kebutuhan komunitas, mengklarifikasi masalah kesehatan komunitas, serta
mengidentifikasi kekuatan dan sumber-sumber yang ada di komunitas tersebut.

Jenis-jenis instrument yang digunakan pada pengkajian komunitas ini diantaranya


adalah angket, wawancara, dan hasil Winshield Surveyr dari kader kesehatan serta
pengurus RT untuk mendapatkan data demografi, nilai dan keyakinan,
karakteristik lingkungan, pendidikan, pelayanan kesehatan dan sosial,
komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Wawancara dengan masyarakat dilakukan
pada tanggal 11 Mei 2020 sampai dengan 14 Mei 2020. Dari hasil penyebaran
angket ditemukan masalah di RT 03 diantaranya Hipertensi, Diabetes Mellitus,
Rheumatik dan Resiko Penyeberan Covid-19.

Analisa dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa bersama


masyarakat pada tahap pengkajian keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut :

1. Kekuatan (Strength)
Adanya keterlibatan dari kader kesehatan dan pengurus RT mulai dari
tahap mengidentifikasi masalah, dan tahap klarifikasi masalah atau
tahap pengumpulan data.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Jumlah maskyarakat yang berdomisisli di RT 03 cukup padat
sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data
kepada seluruh masyarakat yang dikarenakan pandemi covid-19
yang sedang terjadi sehingga akan memerlukan waktu yang cukup
lama.
b. Penerimaan masyarakat terhadap keberadaan mahasiswa sangat
mendukung berbagai proses pada tahap pengkajian keperawatan

97
tetapi banyak sekali yang tidak mau dimasukkan ke dalam group
whatsapp dengan alasan memori yang sudah penuh.

3. Peluang (Opportunity)
a. Keberadaan mahasiswa di RT 03 Kelurahan Tajur Ciledug Tangerang
telah mendapat ijin dari ketua RW 01.
b. Adanya kuesioner online pengkajian data awal, sehingga proses
penyusunan instrumen penelitian menjadi tidak begitu lama.

4. Ancaman (Threat)
Instrumen penelitian tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas secara
statistik, sehingga validitas instrument pengumpulan data belum diukur
dengan standar tertentu.

B. Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap penyusunan dan pengurutan masalah


sesuai prioritas, menetapkan tujuan dan kriteria hasil yang dapat diukur dan
mempunyai batasan waktu, menetapkan strategi intervensi dan rencana
evaluasi. Tahap perencanaan dilakukan setelah mengkaji kesehatan komunitas,
menganalisis data, dan menetapkan diagnosa keperawatan komunitas. Hasil
pengumpulan dan analisis data yang telah dikumpulkan mahasiswa bersama
dengan kader RT 03, dirumuskan dalam empat diagnosa keperawatan yaitu
masalah hipertensi, diabetes mellitu, asam urat dan resiko penyebaran covid-
19.
Diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan kemudian di prioritaskan.
Prioritas ini ditetapkan berdasarkan enam komponen yaitu kesadaran
masyarakat terhadap masalah, motivasi masyarakat untuk menyelesaikan
masalah, kemampuan masyarakat untuk menyelesaikan masalah, tersedianya
fasilitas di masyarakat untuk menyelesaikan masalah, derajat keparahan
masalah, serta waktu untuk menyelesaikan masalah. Setelah tersusun prioritas
masalah kesehatan, selanjutnya dibuat rencana keperawatan dan POA (Plan Of
Action) berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah di rumuskan. Dalam
rencana keperawatan dan POA juga ditentukan tujuan umum dan tujuan

98
khusus. Tujuan umum adalah pernyataan secara spesifik dari hasil akhir yang
diinginkan. Tujuan khusus memiliki prinsip SMART yaitu Spesifik,
measurable (dapat diukur), acceptable (mudah dicapai), reliable (sesuai
masalah), dan time (ada batasan yang jelas).

Analisis yang didapat pada saat dilakukan pelaksanaan penyusunan


perencanaan adalah :

1. Kekuatan (Strength)
a. Adanya dukungan dari Ketua RW, Ketua RT, para kader serta wakil
dari organisasi remaja dibuktikan dengan kehadirannya pada
pertemuan pertama pada saat pemaparan masalah yang ditemukan
dan penyusunan rencana keperawatan serta bersama-sama
menyusun rencana kerja (POA)
b. Peserta yang hadir pada pertemuan pertama bersedia
mengemukakan pendapatnya masing-masing.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan sedangkan rencana
kegiatan yang disusun sangat banyak.
b. Peserta mengikutinya hanya bersedia melalui chatting grup tidak
mau video call .
3. Peluang (Opportunity)
a. Adanya dukungan dari Ketua RW 01 dan warga RT 03 kelurahan
Tajur Ciledug Tangerang
4. Ancaman (Threat)
Dalam proses perencanaan ini tidak ada ancaman yang harus
diantisipasi.

C. Implementasi
Implementasi merupakan tahap realisasi dari apa yang telah direncanakan oleh
mahasiswa bersama dengan masyarakat terkait masalah kesehatan yang telah
teridentifikasi. Implementasi dilaksanakan bertujuan untuk masalah kesehatan
yang sedang mewabah di Dunia yaitu Covid-19. Kegiatan implementasi yang
telah dilakukan mahasiswa bersama dengan Ketua RT 03, Kader kader RT 3,

99
Tokoh masyarakat dan agama serta perwakilan organisasi remaja RT 03
Kelurahan Tajur Ciledug Tangerang.

1. Masalah Kesehatan Covid-19


Melakukan Pendidikan kesehatan dan praktek cuci tangan yang dilakukan
pada tanggal 28 Mei 2020.

Analisa SWOT untuk kegiatan ini adalah :

a. Kekuatan (Strength)
1) Tersedianya fasilitas tempat untuk melaksanakan Pendidikan
kesehatan.
2) Kegiatan yang dilakukan mahasiswa diterima dengan baik oleh warga
RT 03.
3) Mahasiswa mengajak warga untuk melakukan Cuci tangan dengan
sabun atau hand sanitizer.
b. Kelemahan (Weakness)
1) Tidak semua warga dapat ikut pendidikan kesehatan di whatsapp grup.
2) Pendidikan kesehatan di setujui peserta hanya dengan chatting grup
whatsapp bukan videocall.
c. Peluang (Opportunity)
1) Warga yang mengikuti acara Pendidikan kesehatan dan praktek cuci
tangan berpartisipasi sangat aktif
2) Tersedianya grup online untuk melakukan implementasi
d. Ancaman (Threat)
Dalam proses implementasi ini tidak ada ancaman yang harus diantisipasi.

D. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan akhir dari proses keperawatan. Tujuan pada
tahap ini adalah untuk membandingkan rencana keperawatan yang telah
ditetapkan bersama antara mahasiswa dengan masyarakat RT 03 dengan
implementasi yang telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah kesehatan
yang telah teridentifikasi. Proses evaluasi dilaksanakan juga bertujuan untuk
menentukan rencana tindak lanjut dari proses implementasi yang akan

100
dilakukan oleh masyarakat sesuai tingkat kemandirian yang dimiliki
masyarakat saat ini. Kegiatan evaluasi dan terminasi telah dilaksanakan pada
hari, tanggal 2 Juni 2020.

Analisa SWOT terhadap kegiatan evaluasi dan terminasi adalah sebagai


berikut :

Kekuatan (Strength)
1. Hasil laporan masing-masing kegiatan telah terkumpul
2. Materi dan media untuk kegiatan evaluasi telah dipersiapkan dengan baik
sebelum pelaksanaan
3. Sambutan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sangat baik dan
mendukung.
Kelemahan (Weakness)

Tidak bisa memantau langsung aktifitas warga karena pandemi covid-19


sehingga evaluasi hanya didapat dari rekaman video

Peluang (Opportunity)

Tersedianya handphone untuk bukti melakukan evaluasi

Ancaman (Threat)

Dalam proses evaluasi ini tidak ada ancaman yang harus diantisipasi.

101
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Profesi Keperawatan STIKes Pertamedika di RT 03 Kelurahan Tajur
Ciledug yang dilakukan sejak tanggal 11 Mei - 5 Juni 2020, telah
mengidentifikasi 4 masalah keperawatan komunitas, yaitu masalah hipertensi,
diabetes mellitus, reumatik, resiko penyebaran Covid-19. Dari empat masalah
tersebut, masalah covid-19 menjadi prioritas masalah yang diselesaikan dan
mahasiswa melakukan implementasi berdasarkan perencanaan yang telah
dibuat bersama untuk menyelesaikan masalah kesehatan tersebut. Bentuk-
bentuk implementasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut berupa pendidikan kesehatan tentang covid, PHBS (cuci tangan dan
pakai masker), pishycal distansing dan sosial distansing, peningkatan imun
(gizi , obat tradisional minuman jahe madu dan istirahat), manajamen stress
dan kebutuhan aktivitas olahraga.
Berdasarkan evaluasi hasil kegiatan asuhan keperawatan komunitas yang telah
dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam
hal melakukan perawatan masalah covid-19. Ketua RT 03, Kader
kesehatan, tokoh masyarakat dan agama serta perwakilan organisasi
remaja di RT 03 aktif dan kooperatif dalam setiap kegiatan yang diadakan
bersama mahasiswa.
2. Mahasiswa telah mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan komunitas
yang telah dipelajar, antara lain proses keperawatan komunitas,
pengorganisasian kelompok dan community as partner.

B. Saran
Selama dilakukan praktek asuhan keperawatan komunitas selama 4 minggu di
RT 03 Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, terdapat beberapa hal yang
harus ditindaklanjuti untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya.

102
Adapun saran yang dapat diberikan seperti melakukan Pendidikan kesehatan
dan pemeriksaan kesehatan gratis setiap bulannya dan memberikan senam
hipertensi, senam kaki diabetik dan peragaan kompres jahe untuk Rheumatik
secara rutin atau terjadwal serta memberikan informasi kepada warga jika
diadakannya Pendidikan Kesehatan tersebut.

103
Daftar Pustaka

Achjar Henny Ayu Komang. 2016. Asuhan Keperawatan Komunitas.Jakarta:


Buku Kedokteran EGC

Efendi, Ferry dan Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori


dan praktik dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), 2020, Pneomonia Covid-19,


Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia, Jakarta: Jln.Cipinang Bunder
No. 19 Pulogadung

Isbaniah Fatiah dr, Kusumawardani Dyani dr, Sitompul agustiana Pompini dr,
Ett all, Pedoman pencegahan Dan Pengendalian COVID-19, Kemenkes
RI, Direktoral Jendral Pencegahan & Pengendalian Penyakit (P2P)

WHO. Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report-1. Januari 21, 2020.

Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Zang Li, Fan G, etc. Clinical features
of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The
Lancet. 24 jan 2020

Wang Z, Qiang W, Ke H. A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and


Prevention. Hubei Science and Technologi Press. China; 2020

104
LAMPIRAN

105
lampiran 1

LAPORAN PENDAHULUAN KEGIATAN LOKA KARYA MINI


MAHASISWA PROFESI STIKES PERTAMEDIKA DENGAN WARGA
RW 03 KELURAHAN TAJUR KECAMATAN CILEDUG- TANGERANG

Kelompok : 2 Komunitas STIkes PERTAMEDIKA


Tanggal : 20 Mei 2020

A. INTI KOMUNITAS (CORE)

2. Sejarah Wilayah
Data RT
RT 03 merupakan bagian dari RW 01 Kelurahan Tajur, Ciledug
Tangerang menurut sensus penduduk jumlah penduduk diperkirakan adala
h ± 1128 orang dengan jumlah kepala keluarga mencapai ± 335 KK.
Bangunan yang berada di RT 03 mayoritas adalah bangunan permanen
yaitu rumah dan kontrakan. Pengurus organisasi di RT tersebut meliputi
ketua RT beserta jajarannya, para kader pendukung program-program
(posyandu balita, posyandu lansia, jumantik), mayoritas berjenis kelamin
perempuan dengan rata-rata usia 36-50 tahun. Status pernikahan
warganya rata-rata sudah menikah dan mayoritas warganya juga beragama
islam.

2. Distribusi Kelompok

Data Distribusi
Data diambil sacara acak menggunakan rumus stratifed random
sampling. Hasil survey bersifat subjektif (tergantung kejujuran
responden) dan survey juga dilakukan secara acak terhadap 386 kepala
Keluarga.

B. Data Demografi dan Data Penunjang Masalah Kesehatan


1. Data Demografi
Pada RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Tangerang.

106
2. Jenis kelamin
Tabel 3.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di RT 03
Kelurahan Tajur, Ciledug Tangerang Pada Bulan Mei 2020
(N: 1128)

Jumla
No Jenis Kelamin h Persentasi
1 Perempuan 617 55%
2 Laki-Laki 511 45%
Jumlah 1128 100%

Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin


60%

50%

40%
Jumlah
30%

20%

10%

0%
Perempuan Laki-laki

Kesimpulan:
Pada tabel di atas data yang diambil dari jumlah 335 KK dari
penduduk yang tinggal di RT 03 dapat dilihat bahwa presentase
terbesar yang memiliki sumber daya manusia berdasarkan jenis
kelamin yaitu perempuan di sebanyak 55% dan yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 45%.

3. Usia

107
Tabel 3.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Di RT 03 Kelurahan
Tajur Kecamatan Ciledug Tangerang Pada Bulan Mei 2020
(N:1128)
No Umur Jumlah Persentasi
1 0 - 1 Tahun 24 2%
2 2 - 5 Tahun 119 11%
3 6 - 12 Tahun 110 10%
4 13 - 21 Tahun 206 18%
5 22 - 35 Tahun 228 20%
6 36 - 50 Tahun 329 29%
7 51 - 65 Tahun 68 6%
8 65 > 44 4%
Jumlah 1128 100%

Distribusi Penduduk Menurut Usia


35%
30%
25%
20%
15%
Jumlah
10%
5%
0%

Kesimpulan:
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa presentase tertinggi pada
lingkup usia di RT 03 adalah pasangan usia subur usia 36-50 tahun
sebanyak 326 orang dengan persentase 29%. Banyaknya angka
pasangan usia subur di lingkungan ini memungkinkan seluruh
penduduk masih dalam batas usia produktif.

108
4. Agama
Tabel 3.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Di RT 03 Kelurahan
Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020 (N: 1128)

No Agama Jumlah Persentasi


1 Islam 1045 93%
2 Kristen 83 7%
Jumlah 1128 100%

Distribusi Penduduk Menurut Agama


100%
90%
80%
70%
60%
Jumlah
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Islam 93% Kristen7%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas dapat dilihat mayoritas penduduk Di RT 03
beragama islam dengan persentase 93% dan beragama Kristen dengan
presentasi 7%

109
5. Pendidikan
Tabel 3.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di RT 03
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 1128)

No Pendidikan Jumlah Presentasi


1 Belum Sekolah 148 13%
2 TK 38 3%
3 SD 212 19%
4 SLTP 388 35%
5 SLTA 276 24%
6 Perguruan Tinggi 66 6%
Jumlah 1128 100%

Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan


40%
35%
30%
25%
20% Jumlah

15%
10%
5%
0%

Kesimpulan :
Pada tabel di atas menunjukan pendidikan warga RT 03 dengan
mayorits berpendidikan terakhir SLTP dengan besar persentase 35%.

110
Hal ini merupakan kekuatan yang dimiliki oleh warga untuk
memperbaiki taraf kesehatannya. Kondisi tersebut memungkinkan
warga lebih mudah menerima informasi kesehatan dan mudah diajak
ke arah perubahan yang lebih baik.

6. Pekerjaan
Tabel 3.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di RT 03
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 1128)

No Pekerjaan Jumlah Presentasi


1 Pelajar 326 28%
2 Tidak Bekerja 123 11%
3 PNS 18 2%
4 Wirausaha 144 13%
5 Swasta 384 34%
6 Pensiunan 25 2%
7 IRT 108 10%
Jumlah 1128 100%

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


40%
35%
30%
25%
20%
15% Jumlah
10%
5%
0%

111
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan pekerjaan penduduk atau warga RT
03. Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan sawasta sebanyak
384 orang dengan persentase 34%

7. Suku

Tabel 3.6
Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Di RT 03 Kelurahan
Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 1128)

No Suku Jumlah Persentasi


1 Jawa 312 28%
2 sunda 215 19%
3 betawi 526 47%
4 padang 46 4%
5 batak 10 1%
6 lampung 3 0%
7 bugis 1 0%
8 madura 11 1%
9 bali 4 0%
jumlah 1128 100%

112
Distribusi Penduduk Menurut Suku
50%
45%
40%
35%
30%
25%
Jumlah
20%
15%
10%
5%
0%

Kesimpulan :
Pada tabel di atas dapat dilihat suku penduduk warga RT 03 dengan
persentase terbesar dari penduduk yang bersuku betawi sebanyak 526
orang dengan persentasei 47%.

8. Data Ekonomi
a. Data Penghasilan Per Bulan
Tabel 3.7
Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Per Bulan Di RT
03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 335)

No Jenis Jumlah Presentasi


1 < Rp. 1.000.000,- 42 13%
2 Rp. 2.000.000 s/d Rp. 4.000.000 124 38%
3 > Rp. 4.000.000 169 49%
Jumlah 335 100%

113
Data Penghasilan Per Bulan
60%

50%

40%
Jumlah
30%

20%

10%

0%
< Rp. 1.000.000 Rp. 2.00.000 s/d Rp. 4.000.000 > Rp. 4.000.000

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan penghasilan per bulan penduduk
atau warga RT 03. Mayoritas penduduk mempunyai penghasil diatas
UMR yaitu sekitar 49%.

b. Kegiatan Menabung
Tabel 3.8
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kegiatan Menabung
Penduduk Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Pada Bulan Mei 2020 (N: 335)

No Jenis Jumlah Presentasi


1 Menabung 242 72%
2 Tidak Menabung 93 28%
Jumlah 335 100%

114
Kegiatan Menabung
80%

70%

60%

50%
Jumlah
40%

30%

20%

10%

0%
Menabung 72% Tidak Menabung 28%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan kegiatan menabung penduduk
atau warga RT 03. Mayoritas penduduk memiliki tabungan dari
penghasilan yang dihasilkan yaitu 89%.

9. Data Kesehatan Lingkungan


a. Pencahayaan
Tabel 3.9
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pencahayaan Di RT 03
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 335)

No Pencahayaan Jumlah Presentasi


1 ya 295 88%

115
2 tidak 40 12%
Jumlah 335 100%

Data Pencahayaan
100%
90%
80%
70%
60%
Jumlah
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Ya Tidak

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan sistem pencahayaan dirumah warga
RT 03 sebagian besar yaitu 88% sistem pencahayaan rumah pada
siang hari terang karena sinar matahari masuk ke dalam rumah
sehingga mengurangi kelembapan pada kondisi rumah dan sirkulasi
pada rumah lebih baik sedangkan sistem pencahayaan rumah pada
siang hari gelap sebesar 12% karena letak atau posisi rumah yang
tidak memungkinkan untuk sinar matahari masuk ke dalam rumah.

b. Sumber Air
Tabel 3.10
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Sumber Air Di RT 03
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 335)

No Sumber air Jumlah Presentasi


1 Sumur gali 179 53%
2 PDAM 34 10%
3 lain-lain 122 37%

116
Jumlah 335 100%

Sumber Air
60%

50%

40%
Jumlah
30%

20%

10%

0%
Sumur gali 53% PDAM 10% Lain-Lain 37%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan sember air warga di RT 06. Sumber air
yang paling banyak digunakan yaitu bersumber dari lain-lain sebanyak
58%, sedangkan yang menggunakan sumur gali sebanyak 33%.

c. Pengolahan sampah
Tabel 3.11
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Cara Pengelolaan
Sampah Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Pada Bulan April 2020 (N: 335)

No pengelolaan Jumlah Presentasi


1 Dibakar 8 2%
2 Dibuang ketanah kosong 3 1%

117
Dikumpulkan kemudian diangkut
3 petugas 317 95%
4 Dibuang sembarangan 7 2%
Jumlah 335 100%

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


100%
80%
60%
40%
20%
0%
Jumlah

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan cara pengelolaan sampah di warga RT
03. Terdapat 95% pengelohan sampah warga di angkut oleh petugas
kebersihan.

d. Pembuangan air limbah


Tabel 3.12
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembuangan Air Limbah RT
03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei
2020(N: 335)

No jenis jamban Jumlah Presentasi


1 got 328 98%
2 sungai 2 1%

118
3 tidak ada 5 1%
Jumlah 335 100%

Pembuangan Air Limbah


120%

100%

80%
Jumlah
60%

40%

20%

0%
got 97% sungai 1% tidak ada 2%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan penggunaan saluran air limbah di warga
RT 03. Terdapat 98% warga memiliki Got sebagai tempat
pembuangan air limbah.

e. Keadaan Sarana Pembuangan Air Limbah


Tabel 3.13
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Keadaan Sarana Pembuangan
Air Limbah Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada
Bulan Mei 2020 (N: 335)

Presentas
No keadaan jumlah i

119
1 Terbuka mengalir 92 28%
2 Tertutup mengalir 179 53%
3 Tidak ada got 13 4%
4 Terbuka tergenang 46 14%
5 Tertutup tergenang 5 1%
Jumlah 335 100%

Keadaan Sarana Spal


60%

50%

40%

30%

20% Jumlah
10%

0%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan keadaan sarana pembuangan air limbah
di RT 03 persentase terbesar yaitu 53% keadaan sarana pembuangan
air limbah dalam bentuk tertutup mengalir dan persentase terkecil
yaitu 1% keadaan sarana pembuangan air limbah dalam bentuk
tertutup tergenang.

f. Pembersihan Sarana Pembuangan Air Limbah


Tabel 3.14
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembersihan Sarana
Pembuangan Air Limbah Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan
Ciledug Pada Bulan Mei 2020 (N: 335)

No dibersihkan setiap Jumlah Presentasi


1 1x seminggu 12 4%

120
2 1x sebulan 286 85%
3 bila tersumbat 27 8%
4 tidak pernah 10 3%
5 Jumlah 335 100%

Pembersihan Sarana Spal


90%

80%

70%

60%

50% Jumlah

40%

30%

20%

10%

0%
1x seminggu 4% 1x seminggu 85% bila tersumbat 27% tidak pernah 3%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan pembersihan sarana pembuangan air
limbah di RT 03. Terdapat 85% pembersihan sarana pembuangan air
limbah dilakukan 1x sebulan.

10. Data Ibu Hamil


a. Usia Ibu Hamil
Tabel 3.15
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan jarak kehamilan di RT
06 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 7)

121
No jarak kehamilan Jumlah Presentasi
1 < 1 tahun 0 0%
2 1-2 tahun 2 28%
3 2-5 tahun 5 71%
4 > 5 tahun 0 %0
5 Jumlah 7 100%

Jarak Kehamilan
80%

70%

60%

50%
Jumlah
40%

30%

20%

10%

0%
< 1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun > 5 tahun

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan jarak kehamilan di RT 03 . Mayoritas
jarak kehamilan RT 03 berjarak 2-5 tahun dengan persentase 71%.

b. Keluhan Saat Kehamilan


Tabel 3.16
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Keluhan Saat
Kehamilan di RT 03 Kelurahan TajurKecamatan Ciledug
Pada Bulan Mei 2020 (N: 7)
No keluhan saat kehamilan Jumlah Presentasi

122
1 mual dan muntah yang berlebihan 5 72%
2 pusing dalam waktu yang lama 1 14%
3 perdarahan 1 14%
4 tidak ada nafsu makan 0 0%
Jumlah 7 100%

Keluhan Saat Kehamilan


80%
60%
40%
20%
0%
Jumlah

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan keluhan yang sering dirasakan saat
kehamilan pada ibu hamil di RT 03. Mayoritas ibu hamil RT 03
memiliki keluhan mual dan muntah saat kehamilan dengan
persentase 72% sedangkan 14% ibu hamil memiliki keluhan pusing
dalam waktu yang lama dan 14% lainnya mengalami Perdarahan.

11. Data Ibu Menyusui


a. Jumlah Ibu Menyusi
Tabel 3.17
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jumlah Ibu Menyusui
Di RT 03 Kelurahan Tangerang Kecamatan
Ciledug Pada Bulan Mei 2020 (N: 21)

123
No menyusui Jumlah Presentasi
1 ya 18 85%
2 tidak 3 15%
Jumlah 21 100%

Data Ibu Menyusui


90%

80%

70%

60%

50% Jumlah

40%

30%

20%

10%

0%
ya tidak

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan jumlah ibu menyusui di RT 03. Mayoritas
warga menyusui anaknya dengan persentase 85%.

b. Masalah Menyusui
Tabel 3.18
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu
Menyusui Di RT 03 Kelurahan Tajur
Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020 (N: 18)
No alasan Jumlah Presentasi

124
1 puting susu lecet 11 61%
2 air susu ibu sedikit 7 39%
3 puting susu terbenam 0 0%
Jumlah 18 100%

Masalah Menyusui
70%

60%

50%

40% Jumlah

30%

20%

10%

0%
puting susu lecet 61% air susu ibu sedikit 39% puting susu terbenam

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan masalah yang terjadi pada ibu
menyusui di RT 03. Mayoritas warga mengalami masalah menyusui
yaitu putting susu lecet dengan persentase 61% , masalah lain yang
muncul seperti air susu ibu sedikit dengan persentase 39% dan yang
lainnya mengatakan tidak mengalami masalah dalam menyusui.

Tabel 3.19
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu
Menyusui Di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Pada Bulan Mei 2020 (N: 18)
membersihkan puting
No susu Jumlah Presentasi
1 ya 7 39%

125
2 tidak 11 61%
Jumlah 18 100%

Membersihkan Puting Susu


70%

60%

50%

40% Jumlah

30%

20%

10%

0%
ya 39% tidak 61%

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan masalah yang terjadi pada ibu
menyusui di RT 03. Mayoritas warga tidak membersihkan putting
susu terlebih dahulu dengan persentase 61% dan itu bisa menjadi
salah satu masalah kebersihan untuk bayinya.

12. Data Keluarga Berencana (PUS)


a. Penggunaan kontrasepsi
Tabel 3.20
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Penggunaan Alat
Kontrasepsi Di RT 03 Kelurahan Tajur
Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 225)

126
No penggunaan KB Jumlah Presentasi
1 ya 150 67%
2 tidak 75 33%
Jumlah 225 100%

Penggunaan Kontrasepsi
80%

70%

60%

50%
Jumlah
40%

30%

20%

10%

0%
ya 67% tidak 33%

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan penggunaan alat kontrasepsi di warga RT
03. Terdapat 67% warga telah menggunakan alat kontrasepsi dan masih
ada 33% warga yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini masih
perlu diberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya penggunaan
alat kontrasepi sebagai perencanaan kehailan yang baik bagi keluarga.

b. Jenis penggunaan kontrasepsi


Tabel 3.21
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jenis Kontrasepsi
Yang Digunakan Di RT 03 Kelurahan Tajur
Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020 (N: 180)

No alat KB apa Jumlah Presentasi


1 suntik 50 27%

127
2 pil 85 50%
3 spiral 45 23%
4 kondom 1 0%
Jumlah 181 100%

Alat KB
60%

50%

40%
Jumlah
30%

20%

10%

0%
suntik 27% pil 50% spiral 23% kondom 0%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan jenis alat kontrasepsi di warga RT 03.
Terdapat 50% warga menggunakan Pil , 27% menggunakan Suntik
dan 23% warga menggunakan spiral.

13. Data Balita


a. Menimbang Balita Tiap Bulan
Tabel 3.22
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Partisipasi Ibu untuk
Menimbang Balita tiap Bulan Di RT 03 Kelurahan Tajur

128
Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020 (N: 100)
menimbang balita tiap
No bulan Jumlah Presentasi
1 ya 94 94%
2 tidak 8 6%
3 Jumlah 100 100%

Menimbang Balita Tiap Bulan


100%
90%
80%
70%
60%
Jumlah
50%
40%
30%
20%
10%
0%
ya 94% tidak 6%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan partisipasi ibu untuk menimbang balita tiap
bulan di wilayah RT 03. Terdapat 94% ibu sudah ikut berpartisipasi
untuk menimbangkan balita tiap bulan ke posyandu. Hal ini penting
dilakukan karena untuk memantau perkembangan balita setiap bulannya.

14. Anak Usia Sekolah


a. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah
Tabel 3.23
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jenis Masalah Yang
Terjadi Pada Anak Sekolah RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan
Ciledug Pada Bulan Meil 2020 (N: 125)

129
masalah kesehatan Jumlah Presentasi
1 gigi berlubang 89 71%
2 penyakit kulit 4 3%
3 penurunan prestasi belajar 2 2%
4 gangguan personal hygiene 28 22%
5 gangguan pengelihatan 2 2%
Jumlah 125 100%

Masalah Kesehatan Anak


80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% Jumlah
0%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil jenis masalah yang terjadi pada anak
usia sekolah di RT 03 dengan masalah gigi berlubang 71%, gangguan
personal hygiene 22%, dan gangguan kulit 3%. Hal ini perlu diadakan
penyuluhan kesehatan tentang pencegahan gigi berlubang sehingga dapat
menurunkan angka kejadian gigi berlubang pada anak sekolah.

15. Remaja
a. Remaja Merokok
Tabel 3.24
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Remaja yang Merokok
Di Wilayah RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug

130
Pada Bulan Mei 2020 (N: 118)
No remaja merokok Jumlah Presentasi
1 ya 8 8%
2 tidak ada 105 88%
3 kadang-kadang 5 4%
4 Jumlah 118 100%

Jumlah Remaja Merokok


100%
90%
80%
70%
60%
Jumlah
50%
40%
30%
20%
10%
0%
ya 8% tidak ada 88% kadang-kadang 4%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan remaja yang merokok di RT 03. Mayoritas
remaja tidak merokok dengan persentase 88%. Namun disamping itu
masih terdapat juga remaja yang merokok dengan persentase 8% dan
yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 4%.

16. Lansia
a. Masalah Kesehatan Pada Lansia
Tabel 3.25
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Kesehatan
Pada Lansia Di wilayah RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama
Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020
(N: 95)

131
No penyakit yang di derita Jumlah Presentasi
1 darah tinggi 36 38%
2 jantung 8 8%
3 sakit gula 20 21%
4 reumatik 12 11%
5 sesak nafas 2 2%
6 lain-lain 18 19%
jumlah 95 100%

Penyakit Yang Diderita


40%

35%

30%

25%
Jumlah
20%

15%

10%

5%

0%
darah tinggi 38% jantung 8% sakit gula 21% reumatik 11% sesak nafas 2% lain-lain 19%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil jenis penyakit yang di derita pada
warga di wilayah RT 03 yang menderita penyakit darah tinggi sebanyak
38%, penyakit diabetes millitus 21%, penyakit rematik 11%, lain-lain
19% dan jantung 8%. Hal ini perlu diadakan penyuluhan kesehatan
tentang penyakit darah tinggi, sehingga dapat menurunkan angka
kejadian ketiga penyakit tersebut.

b. Periksa Kesehatan Rutin


Tabel 3.26
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Periksa Kesehatan
Rutin Pada Lansia Di wilayah RT 03 Kelurahan Tajur

132
Kecamatan Ciledug Pada Bulan Mei 2020
(N: 120)
memeriksa kesehatan secara
No rutin Jumlah Presentasi
1 ya 112 93%
2 tidak 8 7%
Jumlah 120 100%

Pemeriksaan Kesehatan Rutin


100%
90%
80%
70%
60%
Jumlah
50%
40%
30%
20%
10%
0%
ya 93% tidak 7%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil kebiasaan periksa kesehatan rutin
pada lansia di RT 03. Mayoritas lansia memeriksakan kesehatan
secara rutin dengan persentase 93% dan yang lainnya tidak
memeriksakan dengan persentase 7%. Hal ini dikarenakan alasan
tidak ada yang mengantarkan lansia tersebut atau jarak pelayanan
kesehatan yang cukup jauh dari rumah.
B. SUB SISTEM KOMUNITAS
1. Lingkungan Fisik
Pengelolaan sampah di RT 03 setiap 3x/seminggu di ambil oleh petugas
kebersihan. Keadaan rumah mayoritas pencahayaan dan ventilasi cukup,
ruangan tidak lembab dan mayoritas cahaya matahari masuk ke dalam
rumah warga. Setiap pagi mayoritas warga membuka jendela. Rata-rata

133
rumah permanen, mayoritas rumah beralaskan kramik. Vasitas MCK
sudah ada dikamar mandi dilengkapi dengan jamban di dalam rumah.
Saluran limbah pembuangan air disalurkan ke kali. Jalur utama ke RT 03
terpasang portal.

2. Pelayanan kesehatan dan sosial


a. Fasilitas kesehatan di RW
Tersedia puskesmas, tetapi agak jauh dari wilayah tersebut. Jarak
tempuh ke puskesmas menggunakan roda dua. Posyandu dan posbindu
ada di RT 03 juga ada klinik bidan terdekat
b. Pelayanan sosial
Posyandu balita dan bayi di RT 03. Namun sejak pandemi posyandu
ditiadakan

3. Ekonomi
a. Jenis pekerjaan penduduk
Mayotitas penduduk RW 01 bekerja sebagai pedagang, pegawai negri
dan wiraswasta.

b. Pendapatan asli wilayah


Rata-rata pendapatan warga RT 03 adalah Rp 1.500.000 – Rp
4.500.000

4. Keamanan dan Transportasi


a. Transportasi menggunakan motor.
b. Belum ada poskamling
c. Masih ada warga yang keluar rumah tanpa memakai masker
d. Angkutan umum masih aktif mengakut penumpang tanpa ada
pembatasan jarak

5. Komunikasi dan Informasi


a. Bahasa sehari-hari yang dipakai oleh masyarakat di RT 03 mayoritas
menggunakan bahasa betawi karena mayoritas orang betawi.
b. Tidak ada wartel

134
c. Rata-rata alat komunikasi di desa tersebut menggunakan HP, dan signal
yang bagus adalah kartu Telkomsel & XL
d. Informasi yang disampaikan ke masyarakat melalui door to door atau
menggunakan pengeras suara di musolah.

6. Pendidikan
a. Jumlah sekolah paud 1
b. Jumlah sekolah SD 3
c. Jumlah sekolah SMP 2
d. Jumlah sekolah SMA 2
e. Rata- rata pendidikan warga SMA

7. Politik dan Pemerintahan


a. Situasi politik dan pemerintahan : Apabila ada pemilihan Kades/Lurah
dipilih oleh masyarakat dengan sistem pemilu.
b. Pemilihan RT/RW ditunjuk oleh Kades/Lurah.
c. Masa jabatan RT tidak ada pensiun karena sangat jarang peminatnya.

8. Rekreasi
a. Tidak ada lapangan atau taman.
b. Saat menjelang sore masih tampak beberapa anak remaja yang
berkumpul di taman tanpa menggunakan masker

C. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Komunitas
a. Resiko terjadinya peningkatan kasus hipertensi di RT 03 Tajur, Ciledug
Tangerang
b. Resiko terjadinya peningkatan kasus diabetes mellitus di RT 03 Tajur,
Ciledug Tangerang

135
c. Resiko terjadinya peningkatan kasus Rhematik di RT 03 Tajur, Ciledug
Tangerang
d. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko kasus Covid-19 di RT 03
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Tangerang.

2. Tujuan Umum
Terjalin hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan masyarakat di
wilayah RW 01 khususnya pada RT 03, Kelurahan Tajur, Ciledug
Tangerang

3. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil kuesioner yang telah disebar pada warga RW 01
khususnya pada RT 03, Kelurahan Tajur, Ciledug Tangerang
b. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di RT 03, Kelurahan Tajur,
Ciledug Tangerang

4. Rancangan Kegiatan
a. Topik
Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat di RT 03, Kelurahan
Tajur, Ciledug Tangerang
b. Metode
Metode yang digunakan yaitu Ceramah dan Tanya jawab.
c. Sasaran
1) Ketua RT 03
2) Kader RT 03
3) Tokoh Masyarakat
4) Tokoh Agama

5. Media
Layar PPT

6. Waktu dan Tempat


Lokakarya Mini 1 akan diselenggarakan pada :
Hari / Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020
Waktu : 16.30 – Selesai
Tempat : kediaman masing masing via whatsapp

136
7. Pengorganisasian Acara Loka Karya Mini 1
N NAMA JABATAN TUGAS
O
1. Raenah Ketua a. Bertanggung jawab
mulai dari persiapan
sampai pelaksanaan
kegiatan.
b. Mengkoordinir anggota
kelompok dan
menjelaskan tugas dan
peran masing-masing
anggota.
2. Yoyoh Srialfiah Wakil Ketua Membantu ketua
dalam persiapan
sampai pelaksanaan
kegiatan,
mengkoordinasikan
anggota kelompok
tugas dan peran
anggota.
3. Susanti Sekretaris Menyiapkan laporan
kegiatan dan
mengkonsultasikan
laporan kegiatan ke
dosen
4. Widawati Wakil Sekretaris Membantu sekretaris
dalam menyiapkan
laporan kegiatan dan
mendampingi saat
konsultasi ke dosen.
5. Eka Winarsih Bendahara Mengatur keuangan
pemasukan dan
pengeluaran kegiatan
6. Christina K Wakil Bendahara Membantu bendahara
mengatur keuangan
pemasukan dan

137
pengeluaran kegiatan.

2. Yoyoh Sri A Pembawa Acara  Mengatur pelaksanaan


acara.
 Membuka dan menutup
kegiatan.
 Mengatur jalannya
pelaksanaan kegiatan.
 Mengarahkan peserta saat
diskusi dan Tanya jawab.
3. Susanti Notulen  Mencatat hasil diskusi dan
Tanya jawab.
 Mencatat hasil dari
kegiatan secara
keseluruhan.
4. Raenah Penyaji Menyampaikan hasil data
dalam Lokmin.
5. 1. Christina Observer  Mengamati jalannya
2. Eka Winarsih kegiatan.
 Membuat laporan tentang
jalannya kegiatan.

7. 1. Widawati Fasilitator Menyiapkan peralatan yang


akan digunakan selama
Lokmin.

Susunan Acara

138
N KEGIATAN MAHASISWA MASYARAKAT WAKTU
O
1 Pembukaan : Mengucap salam Menjawab salam 5 menit
Salam pembuka
2 Sambutan : Memperhatikan Memperhatikan 30 menit
Ketua Panitia
Pembimbing
Institusi
Ketua RT 03
3 Penyajian data Mahasiswa Memperlihatkan 60 menit
menjelaskan dan Tanya jawab
Diskusi dan Tanya
jawab masalah
kesehatan di RT 03
4. Penutup Menjelaskan Memperhatikan 20 enit
mengucap salam dan menjawab
Kesimpulan hasil
salam
diskusi
Salam penutup

5. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Diharapkan melakukan konsul materi dan prosedur peaksanaan
lokmin oleh dosen pembimbing Institusi.
2) Diharapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan saat lokmin telah
disiapkan oleh kelompok
3) Diharapkan mengundang via group whatsapp ketua RT, Kader RT,
Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

b. Evaluasi proses
Diharapkan masyarakat aktif dalam proses jalannya acara Loka Karya
Mini dengan Tanya jawab dengan mahasiswa untuk melakukan kegiatan-
kegiatan selanjutnya setelah Loka Karya Mini 1.

c. Evaluasi hasil

139
1) Diharapkan mahasiswa saling mengenal dengan perwakilan RT.
2) Tergalinya Data awal permasalahan kesehatan di RT 03
Diharapkan mahasiswa dengan masyarakat dapat menjalin kontrak
kerja

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN COVID-19 KIAT
MENGAHADAPI WABAH COVDI-19, PHBS (CUCI TANGAN),
PHYSICAL & SOSIAL DIESTENSING

Kelompok : 2 Komunitas STIKes PERTAMEDIKA

Tanggal : 26 Mei 2020

140
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2007). Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat
atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari
masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan
dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah
tersebut (Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga / kelompok


dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan
sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat
diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam
menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007). Derajat
kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat
RT dan RW.

Wilayah RT 03 rw 01 Tajur, Kecamatan Ciledug, tangerang terdiri dari ± 335


Kepala Keluarga. Mahasiswa STIKes PERTAMEDIKA bersama masyarakat
RT 03 RW 01 pada pertemuan pertama telah mengidentifikasi masalah
kesehatan umum yang ada di RT 03 RW 01 kelurahan Tajur yang dilaksanakan
pada tanggal 12 Mei 2020 di RT 03. Pada pertemuan tersebut dilakukan diskusi
kelompok di RT 03. Diskusi kelompok ini telah berhasil mengidentifikasi
masalah kesehatan secara umum dari berbagai umur seperti Hipertensi, DM,
asam Urat dan kasus Covid-19.

141
Salah satu cara yang dapat dilakukan pada masyarakat dalam usaha
meningkatkan kesehatan yaitu dengan melakukan promosi kesehatan. Promosi
Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses pembelajaran bersama masyarakat, khususnya masyarakat
pendidikan di sekolah. Promosi kesehatan ini dilakukan agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
pada masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan secara internal maupun lingkungannya yang berwawasan
kesehatan. Dalam konteks menolong diri sendiri dimaksudkan bahwa
masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah
kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula
mengatasi apabila masalah kesehatan tersebut terlanjur terjadi di lingkungan
mereka.

Sejak kasus pertama di Wuhan ditemukan terjadi peningkatan kasus Covid-19


dan memuncak hingga Februari 2020. Sedangkan di Indonesia kasus pertama
dilaporkan di pada awal Maret 2020 dan terjadi lonjakan kasus dengam tingkat
mortalitas sebesar 8,9 %. (Adityo,2011). Beberapa warga masih tampak belum
menyadari tentang cara pencegahan dan penularan Covid-19.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dan hasil wawancara


mahasiswa bahwa masalah kesehatan yang ditemukan sama dengan yang
diungkapkan oleh warga maka mahasiswa bersama-sama warga RT 03,
kelompok tertarik untuk mengadakan pendidikan kesehatan mengenai
pencegahan kasus Covid-19 di RT 06 Kebayoran Lama Utara.

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Mengenal masalah Covid-19.
b. Mengambil keputusan yang tepat
c. Merawat anggota keluarga yang sakit atau yang punya masalah
d. Memodifikasi lingkungan
e. Memanfaatkan sarana kesehatan

142
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ± 35 menit, masyarakat RT
03 memahami dan mengerti tentang pencegahan kasus Covid-19.

3. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah oembelajaran ini antara
lain :
Kognitif :
a. Masyarakat mampu menyebutkan pengertian Covid-19.
b. Menyebutkan kembali penyebab Covid-19
c. Menyebutkan kembali Tanda dan gejala Covid-19
d. Menyebutkan kembali Komplikasi Covid-19
e. Menyebutkan kembali yang perlu dihindari untuk pencegahan
penularan Covid-19
f. Menyebutkan kembali yang perlu dianjurkan untuk pencegahan
penularan Covid-19
g. Masyrakat mampu mendemonstrasikan kemabali cara cuci tangan

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Pendidikan kesehatan Covid-19
2. Media : Banner, leaflet
3. Waktu dan tempat : 28 Mei 2020 Pukul 16.00 – selesai di RT 03
Kelurahan Tajur
4. Strategi dan metode :

Strategi Metode

1. Memfokuskan pencegahan Covid- Demonstrasi, diskusi


19
2. Menjelaskan cara pencegahan Demonstrasi, diskusi
Covid-19 dengan cuci tangan
3. Evaluasi hasil pendidikan kesehatan Diskusi, tanya jawab

143
5. Pengorganisasian waktu
a. Fase orientasi (3 menit)
1) Pembukaan (1 menit)
2) Pemaparan maksud dan tujuan kegiatan (2 menit)
b. Fase kerja (30 menit)
1) Diskusi dan demonstrasi (30 menit)
c. Fase terminasi (17 menit)
1. Evaluasi (12 menit)
2. Penutup (5 menit)
6. Pengorganisasian kelompok

Nama Anggota Job Desk


a. Pembawa Acara : 1) Bertanggung jawab terhadap
Raenah kelancaran jalannya acara sejak
perencanaan, pelaksanaan sampai
dengan evaluasi.
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan
acara.
b. Moderator : 1) Bertanggung jawab memimpin dan
Susanti mengarahkan proses acara.
2) Memandu acara.
c. Presentator : Memaparkan hasil, identifikasi
Yoyoh dilapangan.

d. Notulen : Bertanggung jawab dalam


Widawati pendokumentasian diskusi
e. Fasilitator : 1) Bertanggung jawab membuat
Eka pemerataan diskusi.
2) Meningkatkan partisipasi peserta.
3) Memotivasi peserta dan membantu
proses pelaksanaan diskusi.

f. Observasi 1) Mendokumentasikan penyuluhan


Christina kesehatan COVID-19
2) Membuat laporan Penyuluhan

144
Kesehatan COVID-19

D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan pendahuluan (LP) telah dikonsultasikan 1 hari sebelum
pelaksanaan dan telah diperbaiki sesuai saran.
b. Alat bantu atau media telah tersedia.
c. Tempat dan waktu pertemuan sesuai rencana.
d. Peserta dan mahasiswa hadir tepat waktu.

2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan dimulai tepat waktu.
b. Metode yang digunakan berupa diskusi dan demonstrasi.
c. 100% mahasiswa mengikuti kegiatan dan hadir 15 menit sebelum acara
dimulai.
d. 80% peserta berpartisipasi aktif dalam diskusi.

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta berperan aktif dalam acara penyuluhan kesehatan.
b. Peserta berperan aktif dalam mengikuti kegiatan.

4. Susunan Acara
a. Pembukaan oleh moderator (3 menit)
b. Diskusi dan Demonstrasi (30 menit)
c. Evaluasi (12 menit)
d. Penutup (5 menit)

145
146
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Topik : Covid-19

Pokok bahasan : Cara Pencegahan dan Penularan Covid-19

Sasaran : Usia Remaja, Dewasa dan Lansia

Waktu : 20 menit

Tempat : RT 03 RW 01 Kebayoran Lama

Hari, tanggal : Kamis, 28 Mei 2020

A. Identifikasi Masalah
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang serius
seperti MERS dan SARS - Penularannya dari hewan ke manusia (zoonosis)
dan penularan dari manusia ke manusia

Sejak kasus pertama di Wuhan ditemukan terjadi peningkatan kasus Covid-19


dan memuncak hingga Februari 2020. Sedangkan di Indonesia kasus pertama
dilaporkan di pada awal Maret 2020 dan terjadi lonjakan kasus dengam
tingkat mortalitas sebesar 8,9 %. (Adityo,2011)

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan selama 20 menit diharapkan
peserta mampu memahami dan mengerti tentang Covid-19 serta
mengontrol dan melakukan pencegahan penularan di rumah dengan benar

2. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara
lain:

147
Kognitif : Peserta mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, komplikasi dari Covid-19 dan peserta mampu
menyebutkan manfaat hal yang harus dihindari pada
penyakit Covid-19

Afektif : Peserta dapat melakukan cuci tangan dengan benar

Psikomotor : Peserta dapat mendemontrasikan cara cuci tangan dengan


benar

C. Materi
a. Pengertian Covid-19
b. Penyebab Covid-19
c. Tanda dan gejala Covid-19
d. Komplikasi Covid-19
e. Yang perlu dihindari untuk pencegahan penularan Covid-19
f. Yang perlu dianjurkan untuk pencegahan penularan Covid-19

D. Metode
1. Ceramah.
2. Tanya Jawab.

E. Media
1. Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan : 1. Menjawab
salam
1. Memberi salam
2. Mendengark
2. Menjelaskan tujuan an dan
pembelajaran memperhatikan

2 20 menit Pelaksanaan : Menyimak dan

148
Menjelaskan materi penyuluhan mendengarkan serta
secara berurutan dan teratur demontrasi

a. Pengertian Covid-19
a. Pengertian Covid-19
b. Penyebab Covid-19
c. Tanda dan gejala Covid-
19
d. Komplikasi Covid-19
e. Yang perlu dihindari
untuk pencegahan
penularan Covid-19
f. Yang perlu dianjurkan
untuk pencegahan
penularan Covid-19

3 12 menit Evaluasi : Bertanya dan


menjawab
1. Menyimpulkan inti penyuluhan
pertanyaan
secara singkat materi penyuluhan
2. Memberi kesempatan kepada
warga untuk bertanya
3. Memberi kesempatan kepada
warga untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
4 5 menit, Penutup : Menjawab salam

1. Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
2. Menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu yang
telah di berikan kepada peserta
3. Mengucapkan salam

149
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (Power point, leaflet).
b. Persiapan tempat yang akan digunakan.
c. Kontrak waktu.
d. Persiapan SAP.

2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang
disampaikan.
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan.
c. Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.

3. Evaluasi Hasil Akhir


Diharapkan peserta penyuluhan dapat:
1. Menyebutkan kembali pengertian Pengertian Covid-19
2. Menyebutkan kembali penyebab Covid-19
3. Menyebutkan kembali Tanda dan gejala Covid-19
4. Menyebutkan kembali Komplikasi Covid-19
5. Menyebutkan kembali yang perlu dihindari untuk
pencegahan penularan Covid-19
6. Menyebutkan kembali yang perlu dianjurkan untuk
pencegahan penularan Covid-19

150
MATERI COVID-19

A. Pengertian Covid-19
Coronavirus merupakan keluarga besar virus RNA yang menyebabkan
penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit
yang serius seperti MERS dan SARS .

B. Penyebab
Penularannya dari hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari manusia
ke manusia.Sumber transmisi utama dari manusia ke manusia sehingga
penyebarannya menjadi lebih agresif.

C. Tanda dan Gejala


Manifestasi klinis pasien Covid-19 dapat timbul mulai dari tanpa gejala
(asimptomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, Sepsis
hingga syok sepsis.
Gejala ringan seperti pada infeksi saluran nafas tanpa komplikasi seperti
demam,fatigue, batuk,nyeri tenggorokan, pilek, dan sakit kepala. Pada
beberapa kasus juga ditemukan diaredan muntah.

D. Penyebaran
Penyebaran Covid-19 dapat melalui percikan dari hidung atau mulut yang
keluar saat orang terjangkit Covid-19. Percikan ini kemudian jatuh ke benda
benda dan permukaan sekitar. Orang yang menyentuh benda atau permukaan
tersebut kemudian menyentuh mata hidung atau mulutnya dapat terjangkit
virus ini.

E. Perlindungan Covid-19
1. Sering mencuci tangan dengan air bersih dan sabun atau cairan antiseptic
berbahan dasar alcohol.
2. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk dan bersin

151
3. Lakukan etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung
dengan siku atau gunakan masker.
4. Tetaplah tinggal di rumah bila merasa kurang sehat

152
MATERI CUCI TANGAN

A. Pengertian cuci tangan


Menurut WHO (2009) cuci tangan adalah suatu prosedur/ tindakan
membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir
atau Hand rub dengan antiseptik (berbasis alkohol). Sedangkan menurut
James (2008), mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting
dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi.

B. Manfaat cuci tangan


Menurut Susiati (2008), manfaat dilakukan cuci tangan yaitu untuk:

a) menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan,


b) mencegah infeksi silang (cross infection),
c) menjaga kondisi steril,
d) melindungi diri dan pasien dari infeksi,
e) memberikan perasaan segar dan bersih.

C. Waktu mencuci tangan


Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah
beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan
memakai sabun menurut Ana (2015):

a. Sebelum dan sesudah makan.


b. Sebelum dan sesudah menyiapkan bahan makanan
c. Sebelum dan sesudah mengganti popok
d. Setelah buang air besar dan buang air kecil
e. Setelah bersin atau batuk
f. Sebelum dan setelah menggunakan lensa kontak
g. Setelah menyentuh binatang
h. Setelah menyentuh sampah
i. Sebelum menangani luka
j. Setelah memegang benda “umum”

153
D. Cara melakukan cuci tangan

1. Basahi seluruh tangan dengan air bersih dan mengalir.


2. Gosok sabun ke telapak punggung tangan dan sela jari.
3. Bersihkan bagian bawah kuku-kuku.
4. Bilas tangan dengan air mengalir dan bersih.
5. Keringkan tangan dengan handuk atau tisu atau keringkan dengan cara
diangin- anginkan.

E. Langkah-langkah cuci tangan


Enam langkah cara cuci tangan menurut WHO :
1. Telapak Tangan
Basahi tangan dengan air dan menggunakan sabun/handrub ditaruh di
telapak tangan gosokkan telapak tangan yang sudah dikasih sabun
tersebut.
2. Telapak Punggung Tangan
Gosok juga punggung tangan bagian kanan dan kiri. Pastikan seluruh
permukaan terkena sabun.
3. Sela-sela Jari
Selanjutnya, gosokkan sabun ke sela-sela jari. Karena sela-sela jari
menjadi salah satu tempat bersembunyinya kuman.
4. Punggung Tangan
Bersihkan juga punggung tangan dengan gerakan saling mengunci.
5. Jempol
Bersihkan jempol bagian kanan dan kiri secara bergantian dengan
gerakan memutar. Jempol menjadi salah satu bagian jari tangan yang
paling aktif beraktivitas.
6. Ujung Jari
Bersihkan bagian ujung jari dengan gerakan menguncup. Tujuannya
untuk membebaskan kuku dari kuman-kuman.

154
Menururt KEMENKES

155
MATERI PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (MASKER)

1. Pengertian :
Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat perlengkapan yang berfungsi
untuk melindungi penggunanya dari bahaya atau gangguan kesehatan tertentu,
misalnya infeksi virus atau bakteri.

2. Tujuan :

APD mampu menghalangi masuknya virus atau bakteri ke dalam tubuh melalui
mulut, hidung, mata, atau kulit.

3. Jenis APD :

Jenis APD yang dapat digunakan oleh masyarakat pada umumnya ada masker
bedah. Masker bedah merupakan masker penutup wajah yang terdiri dari 3
lapisan bahan yang digunakan sekali pakai. Masker ini dinilai efektif untuk
mencegah masuknya virus Corona melalui mulut atau hidung, ketika ada
percikan ludah penderita COVID-19 saat ia batuk, bersin, atau bicara.

4. Prosedur Penanganan APD Bekas Pakai

Setelah selesai digunakan, APD sekali pakai maupun yang bisa dipakai ulang
harus dimasukkan ke dalam kantong plastik khusus dan dikemas secara
terpisah.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan
APD bekas pakai:

a. Tidak meletakkan APD bekas pakai secara sembarangan, baik di lantai atau
permukaan benda lain, seperti meja, kursi, atau loker.
b. Tidak membongkar kembali APD bekas pakai yang telah dikemas dalam
plastik khusus.
c. Segera cuci APD yang dapat dipakai ulang.
d. Bersihkan diri, cuci tangan setelah melepas APD.

156
Materi Social Distancing/Phisical Distancing

1. Pengertian
Social distancing adalah langkah pencegahan dan pengendalian infeksi
virus Corona dengan menganjurkan orang sehat untuk membatasi
kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Kini,
istilah social distancing sudah diganti dengan physical distancing oleh
pemerintah.
2. Penerapan social distancing

penerapan social distancing yang umum dilakukan, yaitu:

a. Jaga jarak minimal 1.5 meter dengan orang lain

b. Jangan berkumpul lebih dari 5 orang

c. Hindari kerumunan orang

d. Bekerja dari rumah (work from home)


e. Belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa
f. Menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti
konferensi, seminar, dan rapat, atau melakukannya
secara online lewat konferensi video atau teleconference
g. Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup
melalui telepon atau video call

3. Persiapan Social diastancing

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjalani social


distancing atau pembatasan sosial, yaitu:

a. Merencanakan kegiatan

Anda mungkin sudah terbiasa beraktivitas, misalnya belanja, tanpa


perlu khawatir ramai atau tidaknya tempat yang Anda kunjungi.
Namun, di masa pembatasan sosial ini, hal tersebut harus

157
direncanakan ulang. Pasalnya, berkunjung ke tempat ramai akan
meningkatkan risiko Anda terjangkit virus Corona.

Jika Anda memang harus datang ke tempat umum, pilihlah waktu


berkunjung di luar jam sibuk. Misalnya, ketika Anda ingin membeli
kebutuhan rumah di pusat perbelanjaan, datanglah di siang hari pada
hari biasa dan bukan di akhir pekan.

b. Menyediakan obat-obatan yang diperlukan

Jika Anda menderita penyakit tertentu dan sedang menjalani


pengobatan, pastikan Anda memiliki persediaan obat yang biasa Anda
gunakan.

Bila perlu, pasok obat-obatan lain juga, misalnya paracetamol untuk


meredakan nyeri dan demam. Hal ini perlu dilakukan agar Anda tidak
perlu pergi ke rumah sakit atau ke apotek jika obat tersebut habis.

c. Memenuhi kebutuhan harian

Persiapkan stok makanan, sabun, disinfektan, dan kebutuhan sehari-


hari lainnya dalam jumlah yang secukupnya. Hindari punic
buying atau membeli barang secara berlebihan. Jika Anda dan anggota
keluarga Anda sehat, tidak perlu menyiapkan stok masker.

Saat membeli makanan, pilih dan konsumsilah makanan bergizi


seimbang yang dapat memperkuat daya tahan tubuh, seperti buah-
buahan dan sayuran, kemudian simpan makanan yang sudah Anda beli
di dalam wadah yang bersih dan letakkan di kulkas.

d. Mempersiapkan akses internet

Jika Anda harus belajar atau bekerja dari rumah, akses internet tentu
merupakan hal penting yang perlu Anda persiapkan. Agar proses
belajar atau bekerja tetap lancar, sediakanlah Wi-Fi atau kuota internet
yang cukup dan memiliki kecepatan yang stabil.

158
Selain untuk membantu Anda belajar atau bekerja, internet juga bisa
Anda manfaatkan untuk mencari informasi terbaru perihal situasi
wabah virus Corona atau menjalankan aplikasi online untuk
keperluan sehari-hari.

Jika Anda berisiko tinggi tertular virus Corona dan mengalami demam
yang disertai gejala pernapasan, seperti batuk, pilek, sakit
tenggorokan, dan sesak napas, segeralah temui dokter untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Kesadaran Anda dalam menjaga kebersihan dan menjalankan upaya


pencegahan virus Corona memiliki peran yang sangat besar dalam
mengatasi wabah COVID-19. Mulailah menerapkan social
distancing dari sekarang demi melindungi diri Anda, keluarga, dan
orang lain.

159
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN COVID-19

PENINGKATAN IMUNITAS TUBUH

Kelompok : 2 STIKes PERTAMEDIKA

Tanggal : 29 Mei 2020

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2007). Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat
atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari
masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan
dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah
tersebut (Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga / kelompok


dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan
sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat
diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam
menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007). Derajat
kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat
RT dan RW.

160
Wilayah RT 03 RW 01 Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Tangerang
terdiri dari ± 335 KK. Mahasiswa STIKes PERTAMEDIKA bersama
masyarakat RT 03 pada pertemuan pertama telah mengidentifikasi masalah
kesehatan umum yang ada di RT 03 kelurahan Kebayoran Lama Utara yang
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2020 di RT 03. Pada pertemuan tersebut
dilakukan diskusi kelompok di RT 03. Diskusi kelompok ini telah berhasil
mengidentifikasi masalah kesehatan secara umum dari berbagai umur seperti
Hipertensi, DM, Asam urat dan kasus Covid-19.

Salah satu cara yang dapat dilakukan pada masyarakat dalam usaha
meningkatkan kesehatan yaitu dengan melakukan promosi kesehatan. Promosi
Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses pembelajaran bersama masyarakat, khususnya masyarakat
pendidikan di sekolah. Promosi kesehatan ini dilakukan agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
pada masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan secara internal maupun lingkungannya yang berwawasan
kesehatan. Dalam konteks menolong diri sendiri dimaksudkan bahwa
masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah
kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula
mengatasi apabila masalah kesehatan tersebut terlanjur terjadi di lingkungan
mereka.

Sejak kasus pertama di Wuhan ditemukan terjadi peningkatan kasus Covid-19


dan memuncak hingga Februari 2020. Sedangkan di Indonesia kasus pertama
dilaporkan di pada awal Maret 2020 dan terjadi lonjakan kasus dengam tingkat
mortalitas sebesar 8,9 %. (Adityo,2011). Beberapa warga masih tampak belum
menyadari tentang cara pencegahan dan penularan Covid-19.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dan hasil wawancara


mahasiswa bahwa masalah kesehatan yang ditemukan sama dengan yang
diungkapkan oleh warga maka mahasiswa bersama-sama warga RT 006,

161
kelompok tertarik untuk mengadakan pendidikan kesehatan mengenai
pencegahan kasus Covid-19 di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug
Tangerang..

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Mengenal masalah Covid-19.
b. Mengambil keputusan yang tepat
c. Merawat anggota keluarga yang sakit atau yang punya masalah
d. Memodifikasi lingkungan
e. Memanfaatkan sarana kesehatan

2. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ± 35 menit, masyarakat RT
03 memahami dan mengerti tentang Peningkatan imunitas fisik.

3. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah oembelajaran ini antara
lain :

Kognitif :

a. Masyarakat mampu menyebutkan cara peningkatan imunitas fisik


b. Menyebutkan kembali cara membuat minuman tradisional air jahe untuk
meningkatkan imunitas
c. Mendemonstrasikan cara membuat minuman tradisional air jahe untuk
meningkatkan imunitas

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Peningkatan Imunitas Fisik untuk mencegah
Covid-19
2. Media : PPT
3. Waktu dan tempat : 30 Mei Pukul 10.00 – selesai
Di grup whatsap

162
D. Strategi dan metode :

Strategi Metode

4. Memfokuskan peningkatan imunitas diskusi


fisik untuk pencegahan Covid-19
5. Menjelaskan dan demonstrasi cara Demonstrasi, diskusi
membuat minuman tradisional air
jahe
6. Evaluasi hasil pendidikan kesehatan Diskusi, tanya jawab

E. Pengorganisasian waktu
1. Fase orientasi (3 menit)
a. Pembukaan (1 menit)
b. Pemaparan maksud dan tujuan kegiatan (2 menit)
2. Fase kerja (15 menit)

Diskusi dan demonstrasi (30 menit)

3. Fase terminasi (17 menit)


a. Evaluasi (12 menit)
b. Penutup (5 menit)
4. Pengorganisasian kelompok

5. Nama Anggota Job Desk


a. Pembawa Acara : 3) Bertanggung jawab terhadap
Yoyoh kelancaran jalannya acara sejak
perencanaan, pelaksanaan sampai
dengan evaluasi.
4) Mengkoordinasikan pelaksanaan
acara.
b. Moderator : 3) Bertanggung jawab memimpin dan
Eka mengarahkan proses acara.
4) Memandu acara.
5)
c. Presentator : Memaparkan hasil, identifikasi

163
Santi dilapangan.
d. Notulen : Bertanggung jawab dalam
Wida pendokumentasian diskusi
e. Fasilitator : 4) Bertanggung jawab membuat
Raenah pemerataan diskusi.
5) Meningkatkan partisipasi peserta.
6) Memotivasi peserta dan membantu
proses pelaksanaan diskusi.

f. Observasi 3) Mendokumentasikan penyuluhan


Christina kesehatan COVID-19
4) Membuat laporan Penyuluhan
Kesehatan COVID-19

F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan pendahuluan (LP) telah dikonsultasikan 1 hari sebelum
pelaksanaan dan telah diperbaiki sesuai saran.
b. Alat bantu atau media telah tersedia.
c. Tempat dan waktu pertemuan sesuai rencana.
d. Peserta dan mahasiswa hadir tepat waktu.

2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan dimulai tepat waktu.
b. Metode yang digunakan berupa diskusi dan demonstrasi.
c. 100% mahasiswa mengikuti kegiatan dan hadir 15 menit sebelum acara
dimulai.
d. 80% peserta berpartisipasi aktif dalam diskusi.

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta berperan aktif dalam acara penyuluhan kesehatan.
b. Peserta berperan aktif dalam mengikuti kegiatan.

164
4. Susunan Acara
a. Pembukaan oleh moderator (3 menit)
b. Diskusi dan Demonstrasi (20 menit)
c. Evaluasi (12 menit)
d. Penutup (5 menit)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN IMUNITAS TUBUH

165
Topik : Covid-19

Pokok bahasan : peningkatan imun (gizi dan istirahat)

Sasaran : Usia Remaja, Dewasa dan Lansia

Waktu : 20 menit

Tempat : RT 03 RW 01 Kelurahan Tajur Ciledug Tangerang

Hari, tanggal : Sabtu, 30 Mei 2020

A. Identifikasi Masalah
Covid -19 sekarang ini menjadi pandemi yang melanda dunia. Di tengah
pandemi ini, masyarakat perlu menerapkan pola hidup sehat dengan gizi
seimbang agar bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Sebab, dengan daya
tahan tubuh yang prima, seseorang tidak akan mudah terinfeksi Covid-19.

Langkah-langkah yang diambil (untuk mencegah virus corona) semuanya


penting. Tetapi penting juga bagi kita memperhatikan status gizi kita
sehingga sistem kekebalan tubuh kita bisa berfungsi dengan baik (Gombart,
2020)

    

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan selama 20 menit diharapkan
peserta mampu memahami dan mengerti tentang cara meningkatkan imun
untuk pencegahan Covid-19

2. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara
lain:

166
Kognitif : Peserta mampu cara meningkatkan imun untuk pencegahan
Covid-19

Afektif : Peserta mengetahui cara membuat minuman tradisional air


jahe untuk meningkatkan imun

Psikomotor : Peserta dapat mendemontrasikan cara membuat minuman


air jahe

A. Materi
1. Meningkatkan imunitas fisik

2. Menjelaskan cara membuat minuman tradisional air jahe

3. Mendemonstrasikan cara membuat air jahe

B. Metode
1. Ceramah.
2. Tanya Jawab.
C. Media
1. PPT
2. Video dan alat peraga

D. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan : 3. Menjawab
salam
1. Memberi salam
4. Mendengark
2. Menjelaskan tujuan an dan
pembelajaran memperhatikan

2 20 menit Menyimak dan


Menjelaskan materi penyuluhan
mendengarkan serta
secara berurutan dan teratur :
demontrasi
4. Meningkatkan imunitas fisik

5. Menjelaskan cara membuat

167
minuman tradisional air jahe

6. Mendemonstrasikan cara
membuat air jahe

3 12 menit Evaluasi : Bertanya dan


menjawab
4. Menyimpulkan inti penyuluhan
pertanyaan
secara singkat materi penyuluhan
5. Memberi kesempatan kepada
warga untuk bertanya
6. Memberi kesempatan kepada
warga untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
4 5 menit, Penutup : Menjawab salam

4. Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
5. Menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu yang
telah di berikan kepada peserta
6. Mengucapkan salam

E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (Power point, Video).
b. Persiapan online grup whatsapp yang akan digunakan.
c. Kontrak waktu.
d. Persiapan SAP.

2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang
disampaikan.

168
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan.
c. Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.

3. Evaluasi Hasil Akhir


Diharapkan peserta penyuluhan dapat:
a. Menyebutkan kembali peningkatan imunitas fisik
b. Menyebutkan kembali cara membuat air jahe untuk menambah
imunitas
c. Mendemonstrasikan cara membuat air jahe.

MATERI

A. Peningkatan Imunitas Fisik


1. Mempertahankan dan memantau berat badan ideal atau normal.

169
Bila berat badan normal, maka telah terjadi keseimbangan zat gizi
yang baik dalam tubuh. Keseimbangan zat gizi yang baik dalam
tubuh juga meningkatkan daya tahan tubuh yang baik.

2. Menerapkan hidup sehat (cuci tangan)


Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Harus mencuci
tangan sebelum makan. Hal ini menjelaskan bahwa adanya
hubungan timbal balik antara infeksi dan status gizi. Status gizi yang
baik bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang
tinggi menyebabkan tidak mudah terinfeksi virus maupun bakteri.

3. Mengonsumsi aneka ragam makanan, sesuai dengan  pedoman gizi


seimbang
Yang dimaksud dengan gizi seimbang yakni susunan pangan sehari-
hari yang mengandung zat gizi  dalam jenis dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan  tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman  pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan 
mempertahankan berat badan normal untuk mencegah  masalah gizi

4. Mengkonsumsi vitamin tetapi hindari konsumsi secara berlebihan


Kecemasan karena covid-19 ini membuat masyarakat memborong
membeli suplemen di apotek untuk dikonsumsi. Dipercaya
konsumsi suplemen ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

5. Minum yang cukup, 2000 ml perhari


6. Sebaiknya tidak makan bersama dengan alat makan yang  sama.
Penggunaan alat makan yang sama saat makan bersama, misalnya
menyuapi beberapa anak dengan piring dan sendok yang sama
baiknya dihindari dalam masa pandemi covid-19 ini. Kebiasaan ini
memudahkan penularan virus. Setelah menggunakan alat makan,
baiknya harus dicuci bersih.
7. Bahan makanan harus dimasak dengan matang

170
Menghilangkan atau mematikan kuman

8. Kurangi mengonsumsi gorengan dan makanan berlemak tinggi, gula


atau sejenisnya
Dalam keadaan covid-19 ini, kurangi mengonsumsi makanan yang
bisa mentrigger respons imun,  supaya imun tidak harus kerja keras

B. Beberapa zat gizi yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan


tubuh (Kemenkes) :
1. Vitamin A
Vitmin A merupakan zat gizi yang membantu mengatur sistem
kekebalan tubuh dan perlindungan terhadap infeksi. Vitamin A bisa
kita dapatkan pada sayur sayuran seperti wortel, brokoli, bayam, dan
ubi jalar. Selain itu, Vitamin A juga terkandung pada minyak ikan
dan kuning telur.

2. Vitamin E
Antioksidan yang terkadung pada Vitamin E bisa menetralkan
radikal bebas sehingga meningkatkan kekebalan tubuh. Vitamin E
bisa kita dapatkan dari kacang-kacangan, sayuran hijau, almond, dan
minyak sayur.

3. Vitamin C
Vitamin C juga berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Zat
gizi satu ini banyak tekandung pada buah-buahan. Seperti pepaya,
stroberi, jeruk, tomat, jambu biji, dan kiwi. Vitamin C juga
dibutuhkan tubuh untuk pembentukan antibodi

4. Zinc
Tidak hanya vitamin, tubuh kita juga memerlukan zinc yang
berperan mengoptimalkan kerja sistem kekebalan tubuh. Zinc bisa

171
kita dapatkan dari telur, keju, daging sapi, hati ayam, dan berbagai
makanan hasil laut..

C. Peningkatan Imun dengan Istirahat yang cukup


Kekhawatiran berlebih sama sekali tidak membantu menghadapi
pandemi global virus Corona Covid-19 saat ini. Kondisi ini justru
berpotensi mengganggu kualitas tidur yang buruk bagi kesehatan
Tidur menjadi kebiasaan wajib yang harus dimiliki setiap orang untuk
menjaga kesehatan mereka. Di tengah pandemi virus Corona Covid-19,
sebagian orang mengalami kekacauan dalam tidur. Sehingga tidur
mereka menjadi tidak berkualitas.
Jika kondisi ini terus berlangsung, maka bisa menjadi penyebab turunnya
imun tubuh. di mana imun tubuh di tengah pandemi virus corona
COVID-19 sangat penting untuk melawan virus.
Istirahat cukup untuk orang dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur
7-8 jam dan remaja sekitar 9-10 jam’
Cara membuat tidur agar berkualitas

D. Minuman tradisional air jahe untuk menambah imunitas


 Bahan :
1 ruas Jahe cuci bersih
3 sendok madu
200 ml air
Panci untuk merebus

 Cara membuat :
Siapkan panci, geprek jahe, masukkan air dan jahe yang sudah di
geprek, rebus hingga mendidih, diamkan 5 menit lalu tuang ke dalam
gelas, beri madu. Minuman jahe siap diminum

172
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN COVID-19

MANAGEMEN STRESS

Kelompok : 2 Komunitas STIKes PERTAMEDIKA

173
Tanggal : 30 Mei 2020

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang
sama (Riyadi, 2007). Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari
keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan
melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat
bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang
dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga / kelompok


dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan
sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat
diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam
menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007). Derajat
kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat
RT dan RW.

Wilayah RT 03 RW 01 Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Jakarta Selatan


terdiri dari ± 335 KK. Mahasiswa STIKes PERTAMEDIKA bersama
masyarakat RT 03 pada pertemuan pertama telah mengidentifikasi masalah
kesehatan umum yang ada di RT 03 kelurahan Tajur yang dilaksanakan pada
tanggal 11 Mei 2020 di RT 03. Pada pertemuan tersebut dilakukan diskusi
kelompok di RT 03. Diskusi kelompok ini telah berhasil mengidentifikasi

174
masalah kesehatan secara umum dari berbagai umur seperti Hipertensi, DM,
Asam Urat dan kasus Covid-19.

Salah satu cara yang dapat dilakukan pada masyarakat dalam usaha
meningkatkan kesehatan yaitu dengan melakukan promosi kesehatan. Promosi
Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses pembelajaran bersama masyarakat, khususnya masyarakat
pendidikan di sekolah. Promosi kesehatan ini dilakukan agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
pada masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan secara internal maupun lingkungannya yang berwawasan
kesehatan. Dalam konteks menolong diri sendiri dimaksudkan bahwa
masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah
kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula
mengatasi apabila masalah kesehatan tersebut terlanjur terjadi di lingkungan
mereka.

Sejak kasus pertama di Wuhan ditemukan terjadi peningkatan kasus Covid-19


dan memuncak hingga Februari 2020. Sedangkan di Indonesia kasus pertama
dilaporkan di pada awal Maret 2020 dan terjadi lonjakan kasus dengam tingkat
mortalitas sebesar 8,9 %. (Adityo,2011). Beberapa warga masih tampak belum
menyadari tentang cara pencegahan dan penularan Covid-19.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dan hasil wawancara


mahasiswa bahwa masalah kesehatan yang ditemukan sama dengan yang
diungkapkan oleh warga maka mahasiswa bersama-sama warga RT 03,
kelompok tertarik untuk mengadakan pendidikan kesehatan mengenai
pencegahan kasus Covid-19 di RT 03 Tajur Ciledug.

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Mengenal masalah Covid-19.

175
b. Mengambil keputusan yang tepat
c. Merawat anggota keluarga yang sakit atau yang punya masalah
d. Memodifikasi lingkungan
e. Memanfaatkan sarana kesehatan

2. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ± 35 menit, masyarakat
RT 03 memahami dan mengerti tentang manajemen stress

3. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini
antara lain :
Kognitif :
a. Masyarakat mampu menyebutkan pentingnya manajemen
stress
b. Menyebutkan kembali cara mengatasi stress dan mengurangi
kecemasan

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Manajemen stress dan kecemasan untuk mencegah
Covid-19
2. Media : PPT
3. Waktu dan tempat : 31 Mei Pukul 10.00 – selesai
Di grup whatsapp
4. Strategi dan metode :

Strategi Metode

7. Memfokuskan pentingnya diskusi


manajemen stress dan cemas
8. Menjelaskan dan menyebutkan cara- diskusi
cara mengurangi stress dan cemas
9. Evaluasi hasil pendidikan kesehatan Diskusi, tanya jawab

176
5. Pengorganisasian waktu
a. Fase orientasi (3 menit)
1) Pembukaan (1 menit)
2) Pemaparan maksud dan tujuan kegiatan (2 menit)
b. Fase kerja (30 menit)
1) Diskusi (30 menit)
c. Fase terminasi (17 menit)
1. Evaluasi (12 menit)
2. Penutup (5 menit)
6. Pengorganisasian kelompok

Nama Anggota Job Desk


g. Pembawa Acara : 5) Bertanggung jawab terhadap
Susanti kelancaran jalannya acara sejak
perencanaan, pelaksanaan sampai
dengan evaluasi.
6) Mengkoordinasikan pelaksanaan
acara.
h. Moderator : 6) Bertanggung jawab memimpin dan
Yoyoh mengarahkan proses acara.
7) Memandu acara.
i. Presentator : Memaparkan hasil, identifikasi
Crhistina dilapangan.
j. Notulen : Bertanggung jawab dalam
Eka pendokumentasian diskusi
k. Fasilitator : 7) Bertanggung jawab membuat
Raenah pemerataan diskusi.
8) Meningkatkan partisipasi peserta.
9) Memotivasi peserta dan membantu
proses pelaksanaan diskusi.
l. Observasi 5) Mendokumentasikan penyuluhan
Wida kesehatan COVID-19
6) Membuat laporan Penyuluhan
Kesehatan COVID-19

177
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan pendahuluan (LP) telah dikonsultasikan 1 hari sebelum
pelaksanaan dan telah diperbaiki sesuai saran.
b. Alat bantu atau media telah tersedia.
c. Tempat dan waktu pertemuan sesuai rencana.
d. Peserta dan mahasiswa hadir tepat waktu.

2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan dimulai tepat waktu.
b. Metode yang digunakan berupa diskusi
c. 100% mahasiswa mengikuti kegiatan dan hadir 15 menit sebelum acara
dimulai.
d. 80% peserta berpartisipasi aktif dalam diskusi.

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta berperan aktif dalam acara penyuluhan kesehatan.
b. Peserta berperan aktif dalam mengikuti kegiatan.

4. Susunan Acara
a. Pembukaan oleh moderator (3 menit)
b. Diskusi dan Demonstrasi (20 menit)
c. Evaluasi (12 menit)
d. Penutup (5 menit)

178
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

MANAGEMEN STRESS

Topik : Covid-19

Pokok bahasan : Manajemen Stress

Sasaran : Usia Remaja, Dewasa dan Lansia

Waktu : 20 menit

Tempat : RT 03 RW 01 Tajur

Hari, tanggal : Minggu, 31 Mei 2020

A. Identifikasi Masalah
Covid -19 sekarang ini menjadi pandemi yang melanda dunia. Di tengah
pandemi ini, masyarakat perlu menerapkan pola hidup sehat dengan gizi
seimbang agar bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Sebab, dengan daya
tahan tubuh yang prima, seseorang tidak akan mudah terinfeksi Covid-19.

Langkah-langkah yang diambil (untuk mencegah virus corona) semuanya


penting. Tetapi penting juga bagi kita memperhatikan m

    

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan selama 20 menit diharapkan
peserta mampu memahami dan mengerti tentang cara meningkatkan
manajemen stress yang baik dan mengurangi kecemasan

2. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara
lain:
Kognitif : Peserta mampu menyebutkan cara meningkatkan
managemen stress dan mengurangi kecemasan

Afektif : Peserta mengetahui cara membuat nyaman dalam kondisi


pandemi saat ini

Psikomotor : Peserta dapat menyebutkan kembali cara cara menangani


stress dan kecemasan saat pandemi

C. Materi
1. Manajemen stress

2. Menjelaskan cara menangani stress dan cemas saat pandemi

D. Metode
1. Ceramah.
2. Tanya Jawab.

E. Media
1. PPT

F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan : 5. Menjawab
salam
1. Memberi salam
6. Mendengark
2. Menjelaskan tujuan an dan
pembelajaran memperhatikan

2 30 menit Pelaksanaan : Menyimak dan


mendengarkan
Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur :

a. Manajemen stress

Menjelaskan cara mengatasi


stress dan cemas selama pandemi

3 12 menit Evaluasi : Bertanya dan


menjawab
7. Menyimpulkan inti penyuluhan
pertanyaan
secara singkat materi penyuluhan
8. Memberi kesempatan kepada
warga untuk bertanya
9. Memberi kesempatan kepada
warga untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
4 5 menit, Penutup : Menjawab salam

7. Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
8. Menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu yang
telah di berikan kepada peserta
9. Mengucapkan salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (Power point).
b. Persiapan online grup whatsapp yang akan digunakan.
c. Kontrak waktu.
d. Persiapan SAP.

2. Evaluasi Proses
a.Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang
disampaikan.
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan.
c. Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.

3. Evaluasi Hasil Akhir


Diharapkan peserta penyuluhan dapat:
a. Menyebutkan kembali pentingnya manajemen stres
b. Menyebutkan kembali cara-cara mengurangi stress dan kecemasan
selama pandemi

MATERI MANAGEMEN STRESS


Pada pandemi covid-19 menuntut banyak perubahan seperti mengharuskan rajin
cuci tangan, etika batuk dan bersin, belajar dan bekerja dirumah, tidak berada
ditempat keramaian. Dengan adanya perubahan ini wajar kita menjadi merasa
resah, bingung, takut, cemas bahkan marah. Stres yang berlebihan dapat berakibat
buruk pada daya tahan tubuh, memjbuat menjadi lebih mudah sakit. Beberapa
anjuran penangana stres dan cemas saat pandemi.
Beberapa anjuran penangana stres dan cemas saat pandemi.
1. Jaga jarak fisik tapi tidak putus silaturrahmi
Saat ini kita memang dianjurkan untuk menjaga jarak fisik atau physical
distancing untuk menghindari percikan batuk atau bersin yang berpotensi
membawa virus. Akan tetapi, menjaga jarak fisik bukan berarti mengisolasi diri
dari social. Kita dapat terus menjalin silaturahmi dengan memamfaatkan
teknologi seperti, samungan telepon atau video call, saling bertukar pesan atau
melalui media social. Bertukar sapa atau mengobrol dengan tetangga taau
orang sekitar, hindari bersalaman, berpelukan ataupun mencium pipi dan jaga
jarak 1-2 meter saat berinterakasi.

2. Batasi konsumsi berita


Apabila anda mulai merasa stress berlebihan setelah menonton, membaca ,atau
mendengar berita mengenai pandemic covid-19, maka sangat dianjurkan untuk
membatasi informasi. Caranya antara lain: jangan menghabis kan waktu anda
didepan televisi, atau membaca media social sepanjang hari. Batasi waktu
untuk mencari informasi mengenai covid-19 hanya 1-2 jam per hari saja.
Hindari akun, sumber informasi, atau jenis berita yang meresahkan. Focus pada
informasi yang positif dan berguna bagi keluarga.

3. Cari informasi terpercaya


Cari informasi dari sumber yang terpercaya, utamakan sumber yang memang
memiliki otoritas dalam permasalahan ini. Agar tidak termakan berita hoax
atau berita bohong, atau informasi yang menyesatkan. Usahan mengecek
informasi pada sumberterpercaya seperti: https://www.covid19.go.id, website
resmi Gugus Tugas Covid-19. Jangan mudah terpercaya pada informasi yang
tersebar di media social dari sumber yang tidak terpercaya.

4.Lakukan aktivitas yang menenangkan diri

Alihkan perhatian da energy anda pada aktivitas yang menenangkan diri.


Kecemasan, ketakutan, bahkan perasaan tidak berdaya yang sangat dirasakan
saat ini. Cari kegiatan yang positif yang dapat membuat anda dan orang
terdekat merasa tenang. Memasak, membac, mendengarkan musik, berolahraga
ringan, atau merapihkan tempat tinggal dapat membantu mengalihkan
perhatian dan jangan lupa untuk tetap terus berdo’a guna menenangkan hati.

LAPORAN PENDAHULUAN LOKMIN II


PERTEMUAN MASYARAKAT RT 03 KAMPUNG TAJUR KELURAHAN
TAJUR KECAMATAN CILEDUG TANGERANG
Selasa, 3 Juni 2020

A. Latar Belakang
Lokakarya Mini adalah suatu pertemuan kecil yang dihadiri oleh sekelompok
orang yang ada di Desa untuk mengadakan penelitian, pembahasan dan
pertukaran pikiran mengenai suatu bidang tertentu untuk menggalang kerja
sama tim dalam memecahkan permasalahan yang ada Desa dengan
melibatkan sektor formal dan informal sehingga masyarakat berperan serta
aktif dalam memecahkan masalah kesehatan yang ada di Desanya.

Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pertemuan ini agar


masyarakat dapat mengetahui dan memahami masalah kesehatan yang
muncul di desanya dan diharapkan masyarakat dapat mengambil alternatif
tindakan segera untuk mencegah dan mengurangi masalah kesehatan yang
muncul. Peran perawat komunitas juga sangat diperlukan sekali untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan masyarakat terhadap kemungkinan
dan bahaya/resiko dan mengajarkan pada mereka bagaimana mencegah atau
menanggulangi bila mengalami masalah tersebut.

Lingkungan Tajur merupakan salah satu lingkungan yang berada di bawah


Kecamatan Ciledug. Keperawatan komunitas dilaksanakan di RT 03 RW 01
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Tangerang, dilaksanakan mulai 11 Mei
s/d 5 Juni 2020. Wilayah RT 03 RW 01 Kelurahan Tajur Ciledug berjumlah +
335 KK.

Lokakarya mini di Lingkungan di RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug


Tangerang dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil pengkajian
keperawatan komunitas yang telah dilakukan, melalui metode windshield
survey, kuesioner, wawancara dan diskusi dengan masyarakat. Lokakarya
mini ini bertujuan untuk memaparkan pengkajian keperawatan komunitas,
untuk selanjutnya bersama sama masyarakat menetapkan masalah dan
prioritas masalah serta menentukan solusi/intervensi untuk menyelesaikan
masalah dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan
masalah sehingga angka kesakitan dan kematian dimasyarakat dapat di
kurangi. Oleh karena itu, mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners
STIKes Pertamedika Jakart diharapkan menjadi motivator dan fasilitator
dalam menentukan masalah dan memperioritaskan masalah serta menentukan
implementasi yang tepat untuk memecahkan masalah yang ada di Lingkungan
RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Tangerang..

B. Rencana Keperawatan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan lokakarya mini masyarakat RT 03 RW 01 Kelurahan
Tajur Kecamatan Ciledug Tangerang bersama mahasiswa mampu
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di RT 03 Kelurahan Tajur.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pertemuan kurang lebih 90 menit ini, masyarakat
Lingkungan RT 03 Kelurahan Kebayoran Lama mampu mengatasi
masalah kesehatan yang ada di Lingkungan RT 03 Kelurah Tajur
Kecamatan Ciledug Tangerang..

C. Rencana Kegiatan
1. Topik
Pertemuan Masyarakat di Lingkungan RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan
Ciledug Tangerang

2. Metode
Presentasi dan diskusi.

3. Media
a. Laptop
b. Power Point
4. Waktu
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Juni 2020

Pukul : 15.00 WIB s/d 16.00


5. Tempat
RT 03 Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Tangerang

6. Strategi Pelaksanaan
N WAKTU KEGIATAN

O
15.00-15.15 WIB 1. Pembukaan

a. Memberikan salam

2. Kegiatan inti

a. Menyajikan data hasil evaluasi kepada

masyarakat Lingkungan RT 03 Kelurahan

Tajur

b. Meminta dukungan dari kepala Lingkungan

RT 03 Kelurahan Tajur

3. Penutup.
15.15-09.30 WIB
a. Menyimpulkan materi

b. Mengucapkan salam.

D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan masyarakat dalam mengikuti lokakarya mini
b. Media dan hasil tabulasi data yang memadai
c. Tempat kegiatan sesuai perencanaan

2. Evaluasi proses
a. Diharapkan lokakarya mini di laksanakan selama 90 menit.
b. Diharapkan masyarakat dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan
berlangsung.
c. Diharapkan masyarakat mengikuti kegiatan sampai selesai dan
kegiatan berlangsung dengan lancar tanpa ada gangguan yang berarti.

3. Evaluasi hasil
a. Data disajikan dengan jelas oleh penyaji selama 15 menit
b. Peserta terlibat aktif dalam proses skoring dan penyusunan rencana
kegiatan yang akan dilakukan selama 45 menit
c. Rencana kegiatan disepakati beserta dengan penanggungjawab
masing-masing kegiatan baik dari mahasiswa maupun dari masyarakat
Lingkungan RT 03 Kelurahan Tajur

E. Pengorganisasian

Pengorganis
Nama Mahasiswa UraianTugas
asian
Penanggung 1. Bertanggung jawab mulai dari
jawab acara persiapan sampai pelaksanaan
Raenah
kegiatan
2. Mengkoordinasikan anggota
kelompok dan menjalankan tugas
dan peran masing-masing anggota
3. Memimpin pertemuan untuk
mempersiapkan pelaksanaan
kegiatan
4. Menyusun laporan pendahuluan
Notulen Yoyoh 1. Menampilkan data hasil
pengkajian komunitas, analisa
data, criteria dan bobot penilaian
skoring
2. Mencatat hasil curah pendapat,
diskusi dan tanya jawab pada poer
point.
3. Bekerjasama dengan moderator
saat diskusi berlangsung
Pembawa Wida 1. Membuat susunan acara
acara 2. Mengatur acara selama
pelaksanaan kegiatan
3. Membuka dan menutup acara
kegiatan
Penyaji data Eka 1. Menyajikan data hasil pengkajian
komunitas
Leader I Christina 1. Menyajikan analisa data
2. Membuka dan mengarahkan
diskusi
3. Merangkum hasil diskusi
4. Memandu scoring masalah
kesehatan yang telah di sepakati
sebelumnya
5. Memandu perumusan rencana
kegiatan yang akan dilakukan
6. Memandu kesepakatan untuk
jadwal pelaksanaan kegitan
Observer Christina 1. Mencatat lengkap proses
pelaksanaan kegiatan

2. Memberikan evaluasi di akhir


acara
Fasilitator 1. Memfasilitasi peserta untuk
bersikap aktif selama acara diskusi
berlangsung (bertanya, merespon,
mengungkapkan pendapat, dan
lain-lain)
2. Mendorong para peserta yang
tidak aktif untuk ikut aktif dalam
diskusi
3. Memfasilitasi peserta pada
saat perumusan scoring
4. Memandu peserta menyusun
rencana kegiatan sesuai kisi-kisi
yang telah dipersiapkan
Penanggung Wida 1. Menghubungi pihak-
jawab HPD pihak terkait dalam pelaksanaan
(Humas kegiatan
Publikasi dan 2. Menyebarkan undangan
Dokumentasi kepada pengurus RW Siaga dan
) seluruh kader
3. Mempersiapkan alat
pendokumentasian
4. Melakukan
pendokumentasian selama acara
berlangsung
Penanggungj Eka 1. Menentukkan menu snack
awab
2. Membagikan snack kepada para
konsumsi
undangan
Penanggung Raenah 1. Menyiapkan perlengkapan yang
jawab dibutuhkan
perlengkapan
2. Menangani masalah yang
berhubungan dengan perlengkapan

lampiran 2
1. Data Demografi & Data Penunjang
2. PPT Lokmin I RT 03
3. PPT Managemen Covid-19
4. PPT PHBS (Cuci Tangan )
5. PPT Physical & Social Distansing
6. PPT Penimngkatan Imun Fisik
7. PPT Managemen Stress
8. Video Cuci Tangan
9. Video Cara Membuat Minuman Jahe

Lampiran 3
Daring melalui Washapp :
1. Kontrak awal dengan aparat RT 03 RW 01 Kelurahan
Tajur
2. Presentasi Lokmin 1 & Evaluasi
3. Prenentasi Implementasi 1,2 &3 & Evaluasi
4. Presentasi Implementasi 4 & Evaluasi
5. Presentasi Implementasi 5 & Evaluasi
6. Presentasi Lokmin II

Anda mungkin juga menyukai