K DENGAN
DIAGNOSA MEDIS OSTEOARTHITIS GENU DEXTRA DI MALEER V
diajukan untuk memenuhi tugas profesi ners stase keperawatan gerontik
Dosen Pembimbing:
Yayat Hidayat, S.Kep., Ners., M.Kep
disusun oleh
Hilma Halimatusy Syfa
NIM. 402019049
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................3
2.1. Konsep teori.....................................................................................................................3
2.1.1. Definisi......................................................................................................................3
2.3.1. etode Penelusuran Bukti.......................................................................................18
2.3.2. Rumusan Masalah.................................................................................................18
2.3.3. VIA..........................................................................................................................22
BAB III..........................................................................................................................................28
ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................................28
3.1. Pengkajian.....................................................................................................................28
3.2. Diagnosa keperawatan..................................................................................................42
3.3. Intervensi.......................................................................................................................42
3.4. Implementasi.................................................................................................................44
3.5. Evaluasi..........................................................................................................................47
BAB IV..........................................................................................................................................50
PEMBAHASAN............................................................................................................................50
4.1. Pengkajian.....................................................................................................................50
BAB V...........................................................................................................................................53
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................53
5.1. Kesimpulan....................................................................................................................53
5.2. Saran..............................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................55
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Osteoarthritis merupakan suatu penyakit degeneratif pada persendian yang disebabkan oleh
beberapa faktor. Penyakit ini mempunyai karateristik berupa terjadinya kerusakan pada kartilago
(tulang rawan sendi). Kartilago merupakan suatu jaringan keras bersifat licin yang melingkupi
sekitar bagian akhir tulang keras di dalam persendian. Jaringan ini berfungsi sebagai penghalus
gerakan antar tulang dan sebagai peredam (shock absorber) pada saat persendian melakukan
aktivitas atau gerakan. Gejala osteoarthritis bersifat progresif, dimana keluhan terjadi perlahan-
lahan dan lama-kelamaan akan memburuk (Helmi, 2012). Osteoarthritis merupakan penyakit
sendi menahun yang ditandai adanya kemunduran tulang rawan sendi dan tulang di dekatnya,
disertai pembentukan tulang baru dan jaringan lunak didalam dan sekitar sendi yang
bersangkutan. Osteoarthritis dapat menyebabkan patahnya bantalan tulang rawan yang menjadi
bantalan tulang secara keseluruhan. Osteoarthritis terjadi karena proses perbaikan sendi tidak
mampu mengimbangi kerusakan yang terjadi. Penyakit ini biasanya menyerang sendi-sendi yang
menahan berat badan dan sering digunakan, seperti kaki, lutut, pangkal paha, dan jari tangan.
Osteoarthritis dapat menyerangpria maupun wanita. Di bawah usia 45 tahun OA lebih banyak
menyerang pria, dan di atas 55 lebih banyak wanita yang terserang (Sasongko, 2011).
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan Asuhan Keperawatan gerontik dengan pasien Osteoarthitis pada
Ny. K
2. Tujuan Khusus
Tujuan dalam penulisan ini adalah diperolehnya gambaran asuhan keperawatan
yang meliputi:
1.Melakukan identifikasi masalah pada Ny. K dengan Osteoarthitis
2.Merumuskan diagnosa keperawatan terkait masalah keperawatan yang dialami
Ny. K dengan Osteoarthitis
3.Menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada Ny. K dengan Osteoarthitis
2
3
3
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep teori
2.1.1. Definisi
Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak (Price dan
Wilson, 2013). Disebut juga penyakit sendi degeneratif, merupakan ganguan
sendi yang tersering. Kelainan ini sering menjadi bagian dari proses penuaan dan
merupakan penyebab penting cacat fisik pada orang berusia di atas 65 tahun
(Robbins, 2007). Sendi yang paling sering terserang oleh osteoarthritis adalah
sendi-sendi yang harus memikul beban tubuh, antara lain lutut, panggul, vertebra
lumbal dan sevikal, dan sendi-sendi pada jari (Price dan Wilson, 2013). Penyakit
ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh
adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru
pada permukaan persendian. Osteoarthritis adalah bentuk arthritis yang paling
umum, dengan jumlah pasiennya sedikit melampaui separuh jumlah pasien
arthritis. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki
(Price dan Wilson, 2013). Hal yang sama juga ditemukan dalam penelitian Zhang
Fu-qiang et al. (2009) di Fuzhou yang menunjukkan peningkatan prevalensi lebih
9 tinggi pada perempuan jika dibandingkan dengan laki-laki yaitu sebesar
35,87%.
2.1.2. Etiologi
a. Umur.
b. Jenis Kelamin.
5
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih
sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama
pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih
banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran
hormonal pada patogenesis osteoartritis.
c. Genetic
d. Suku.
e. Kegemukan
i. Joint Mallignment
j. Penyakit endokrin
5) Foto Rontgent
menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi
6) Serologi dan cairan sinovial dalam batas
2.1.6. Penatalaksanaan
10
l. Medikamentosa
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk
osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas
dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid
(OAINS) bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis,
meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis
osteoartritis.
3. Diet
11
4. Dukungan psikososial
5. Persoalan Seksual
6. Fisioterapi
7. Operasi
2.2.4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter & Perry,
2011, dalam Hidayah, 2019).
2.2.5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil
akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan (Asmadi, 2008, dalam Hidayah 2019).
2.3. Jurnal
2.3.3. VIA
A
No JUDUL V (VALIDITY) I (IMPORTANT)
(APPLICABILITY)
1. 1. Validitas Seleksi Penelitian ini penting Hasil penelitian ini
Pengaruh Self Menggunakan Kuasi untuk mengatasi nyeri dapat diterapkan
Healing Eksperimen dengan desain pada pasien post op karena tidak
Terhadap pretest dan posttest. Populasi memerlukan alat dan
Penurunan Skala dalam penelitian ini adalah bahan serta biaya
Nyeri Pasien semua pasien post operatif dalam
Post OP yang dirawat di RSUD pelaksanaannya.
Bangkinang Kabupaten Intervensi ini
Author : Kampar. Kritesia inklusi terdiri memerlukan
Ahmad Redho; dari pasien post operasi, pasien kesiapan dari tenaga
Yani Sofiani; dalam keadaan sadar, pasien kesehatan untuk
Anwar Wardi mengalami nyeri dengan skala memberikan edukasi
Warongan ringan sampe sedang, pasien kepada pasien cara
berumur 12-65 tahun, mampu melakukan quantum
Publikasi berkomunikasi secara verbal. touch yang benar
Jurnal Of Telenursing
(JOTING) Vol 1 No 1, Sedangkan kriteria eksklusi sesuai keluhan yg
2019
yaitu pasien tidak bersedia, dirasakan sehingga
e-ISSN 2684-8988 pasien dengan fraktur di keluarga dapat
ekstermitas melakukan secara
mandiri kepada
2. Validitas Informasi pasien. Sangat di
Tidak mencatumkan validitas sayangkan penlitian
informasi ini tidak terdapat
prosedur nya seperti
3. Validitas Pengontrolan apa
Perancu
Tidak terdapat perancu
4. Validitas Analisis
Hasil analisis bivariate
menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan antara Self healing
dengan skala nyeri pada pasien
post op dengan p value <0.05.
Disimpulkan self healing
dijadikan sebagai salah metode
25
A
No JUDUL V (VALIDITY) I (IMPORTANT)
(APPLICABILITY)
non medikasi untuk menurunkan
skala nyeri pada pasien post op.
5. Validitas Eksterna
Tidak mencantumkan validitas
eksterna
2. Pengaruh 1. Validitas Seleksi Penelitian ini penting Hasil penelitian ini
Sentuhan Menggunakan pre untuk mengidentifikasi dapat diterapkan
Spiritual eksperimental one grup pengaruh spiritual karena tidak
quantum terhadap nyeri
Quantum pretest – posttest. Tehnik memerlukan alat dan
saat perubahan posisi
Terhadap Nyeri pengambilan data paska operasi di ruang bahan serta biaya
Saat Perubahan menggunakan purposive perawatan intensif. dalam
Posisi Pada sampling. Kriteria inklusi dan pelaksanaannya.
Pasien Paska eksklusi sudah dicantumkan. Intervensi ini
Operasi di Pada penelitian ini responden memerlukan
Ruang adalah kesadaran kompos kesiapan dari tenaga
Perawatan mentis, berusia 17-65 tahun, kesehatan untuk
Intensif dan indikasi imobilisasi dan memberikan edukasi
Author : pasien dengan terapi analgetik kepada pasien cara
Haryani, Ani; intermiten 2-3 kali dalam 24 melakukan quantum
Susilaningsih, F. jam. Tidak tercantum kriteria touch yang benar
Sri; Sriati, Aat eksklusi sesuai keluhan yg
dirasakan sehingga
2. Validitas Informasi keluarga dapat
Dilakukan pengukuran nyeri melakukan secara
Publikasi : pada saat istirahat, lalu pasien mandiri kepada
JKP, 2016 dimiringkan dan dinilai nyeri pasien.
Volume 4, No.3 saat dimiringkan. Pasien
dikembalikan pada posisi
terlentang dan dilakukan
intervensi SSQ selama 20
menit lalu kembali dimiringkan
dan dinilai intensitas nyeri nya.
Intervensi kedua dilakukan
setelah dua jam dari intervensi
pertama dengan prosedur yang
sama. Instrumen penelitian ini
menggunakan Numeric Scale
Ranting (NSR)
3. Validitas Pengontrolan
26
A
No JUDUL V (VALIDITY) I (IMPORTANT)
(APPLICABILITY)
Perancu
Tidak terdapat perancu
4. Validitas Analisis
Hasil penelitian menunjukkan
sesi 1 didapatkan penurunan
intensitas nyeri secara
bermakna (p=0,001) sebesar
2,5 skala nyeri menjadi 5,5.
Pada penilaian intensitas nyeri
setelah intervensi SSQ sesi 2
juga didapatkan penurunan
intensitas nyeri sebesar 0,5
sehingga intensitas nyeri
kembali pada nilai saat
istirahat yaitu 5 (p=0,041).
5. Validitas Eksterna
Menurut penelitian Kessous et
al (2012) menunjukkan
skor nyeri pada kedua
kelompok hamper seimbang,
sehingga tidak terdapat
perbedaan intensitas nyeri
pada 6 sampai dengan 24 jam
paska operasi
A
No JUDUL V (VALIDITY) I (IMPORTANT)
(APPLICABILITY)
Kediri menunjukkan kadar asam urat
Author : tinggi. Tidak mencantumkan
Anik kriteria eksklusi
Nuridayanti
2. Validitas Informasi
Publikasi : Pada penelitian ini instrumen
JuKE Vol 1 No yang digunakan adalah lembar
2. 2017 observasi dengan skala VAS
(Visual Analog Scale) yaitu
untuk menilai skala nyeri pada
asam urat dengan cara
memberikan lembar observasi
kepada responden dan
menjelaskan tentang skala
nyeri 0-10
3. Validitas Pengontrolan
Perancu
Tidak terdapat perancu
4. Validitas Analisis
Hasil penelitian yaitu ada
pengaruh rendam air garam
terhadap penurunan tingkat
nyeri sebelum dan sesudah
dilakukan rendam air garam.
5. Validitas Eksterna
Tidak mencamtumkan
validitas eksterna
A
No JUDUL V (VALIDITY) I (IMPORTANT)
(APPLICABILITY)
Arthitis Gout untuk kelompok perlakuan
Author : kompres air hangat dan 15
Riyan orang untuk kelompok
Mulfianda, perlakuan rendam air garam.
Sarah Nidia
Publikasi : 2. Validitas Informasi
SEMDI Instrument yang digunakan
UNAYA, Vol 2 untuk mengukur nyeri adalah
No 2. 2019 lembar Numeric Rating Scale
(NRS). Pengumpulan data
penelitian ini adalah observasi
eksperimental yaitu observasi
yang dilakukan pada hasil
perlakuan. Penelitian ini
dilakukan selama 1 Minggu
dengan cara wawancara skala
nyeri dengan pedoman lembar
penilaian skala Nyeri NRS.
Penilaianskala nyeri dilakukan
sebelum dan sesudah
perlakuan.Pada kelompok
perlakuan kompres air hangat
selama 15 menit dan pada
kelompok perlakuan rendam
air garam selama 15 menit.
3. Validitas Pengontrolan
Perancu
Tidak terdapat perancu
4. Validitas Analisis
Hasil penelitian menunjukkan
sesi 1 didapatkan penurunan
intensitas nyeri secara
bermakna (p=0,001) sebesar
2,5 skala nyeri menjadi 5,5.
Pada penilaian intensitas nyeri
setelah intervensi SSQ sesi 2
juga didapatkan penurunan
intensitas nyeri sebesar 0,5
29
A
No JUDUL V (VALIDITY) I (IMPORTANT)
(APPLICABILITY)
sehingga intensitas nyeri
kembali pada nilai saat
istirahat yaitu 5 (p=0,041).
5. Validitas Eksterna
Hasil uji statistik dengan uji
independent sample T-Test
didapatkan ada perbedaan
kompres air hangat dan
rendam air garam terhadap
penurunan skala nyeri pada
penderita arthritis gout P
value=0,036.Dapat
disimpulkan bahwa terapi
kompres air hangat lebih
efektif dari pada terapi rendam
air garam dalam menurunkan
nyeri arthitis gout
Keputusan klinis:
Dari keempat jurnal yang telah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan rendam
air jahe hangat efektif untuk menurunkan intensitas nyeri pada lansia dengan oasteoarthitis.
Rendam kaki air garam hangat garam hangat dapat mempercepat penyembuhan nyeri karena
garam berguna untuk membantu konsentrasi otak dan menjaga tubuh tidak terasa lemas, selain
itu rendam air garam hangat menyebabkan vadilatasi pada pembuluh darah, meningkatkan
metabolisme kapiler, meningkatkan metabolisme selular, merelaksasi ototm dan meningkatkan
aliran darah ke suatu area nyeri. Dan quantum touch dapat menghasilkan pengeluaran edorphin
dan enkefalin. Dimana hormon endorpin mempunyai peran yang merupakan subtansi atau
neurotransmitter menyerupai morfin yang dihasilkan tubuh secara alami. Keberadaan endorphin
pada sinap sel sel saraf mengakibatkan penurunan nyeri.
30
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Karakteristik Demografi
Nama : Tn. S
4. Aktivitas Rekreasi
Bepergian/wisata : jarang
Lain-lain :
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
Keterangan
Keadaan Saat ini
Nama Masih Hidup/
Sehat atau Sakit
Sudah Meninggal
1. Ny. K Meninggal
2. Ny, K Meninggal
3. Tn. S Meninggal
4. Tn. B Meninggal
5. Ny. T Meninggal
6. Tn. M Meninggal
7. Ny. K Meninggal
8. Tn. D Meninggal
9. Ny, T Meninggal
b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)
Nama :
Umur :
Penyebab Kematian :
C. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir
Pasien mengeluh kadang nyeri lutut kanan
c. Faktor Pencetus
Keluhan akan terasa apabila sudah banyak beraktifitas dan naik turun tangga
f. Upaya mengatasi :
Pergi ke RS/klinik pengobatan/dokter praktek: puskesmas atau ke RS
Pergi ke Bidan/perawat
Mengkonsumsi obat-obatan sendiri
Mengkonsumsi obat-obatan tradisional
Lain-lain : dibalur dengan minyak kayu putih
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah di derita :
34
Batu empedu ± 3 tahun yang lalu, diare, hipertensi, DB, Tifus, Gastritis
c. Riwayat kecelakaan :
Amlodipin 5 mg
b. BB/TB : 47 kg/146 cm
f. Mulut, gigi dan bibir : mukosa bibir sedikit kering, gigi terlihat bersih, gigi graham
bawah kiri bolong, gigi taring bolong, terdapat beberapa karang gigi
g. Dada : dada simetris, batas jantung dalam batas normal, bunyi jantung S1, S2
j. Ekstrimitas atas : reflek trisep (+), reflek bisep (+), terdapat fraktur tangan atas, tidak
terdapat nyeri saat dilakukan rom pasif 5 5
k. Ekstrimitas bawah : reflek patela (+). reflek axila (+), terdapat sedikit nyeri pada saat
kaki kanan di tekukan dan terdapat bunyi krepitasi 5 5
2. Penerangan : kurang
8. Sumber pencemaran : udara karena rumah berada di gang kecil dengan sirkulasi udaranya
kurang
Analisis Hasil
Skor < 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s/d masalah kesehatan kronis ringan
Skor 26-50 : masalah kesehatan kronis sedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronis berat
2. FUNGSI KOGNITIF
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien berdasarkan
daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.
Petunjuk : isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respons klien
JUMLAH BENAR 10
Analisis Hasil :
Skore benar : 8 - 10 : tidak ada gangguan
Skore benar : 0 - 7 : ada gangguan
3. STATUS FUNGSIONAL
Tergantun
Mandiri
No Aktivitas g
(Nilai 1)
(0)
1 Mandi dikamar mandi (menggosok, membersihkan, √
39
Tergantun
Mandiri
No Aktivitas g
(Nilai 1)
(0)
dan mengeringkan badan).
Menyiapkan pakaian, membuka, dan
2 √
mengenakannya.
3 Memakan makanan yang telah disiapkan. √
Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri
4 (menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok √
gigi, mencukur kumis).
Buang air besar di WC (membersihkan dan
5 √
mengeringkan daerah bokong).
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja). √
Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan dan
7 √
mengeringkan daerah kemaluan).
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih. √
Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau ke luar
9 √
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat.
Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan
10 √
yang dianut.
Melakukan pekerjaan rumah, seperti : merapihkan
11 tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan √
membersihkan ruangan.
Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan
12 √
keluarga.
Mengelola keuangan (menyimpan dan
13 √
menggunakan uang sendiri).
Menggunakan sarana transfortasi umum untuk
14 √
bepergian.
Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan
15 √
aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat).
Merencanakan dan mengambil keputusan untuk
kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang,
16 √
aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan.
Tergantun
Mandiri
No Aktivitas g
(Nilai 1)
(0)
menyalurkan hobi).
Analisis hasil :
Point : 13 - 17 : mandiri
Point : 0 - 12 : ketergantungan
Analisa hasil :
Terganggu nilai 1
Normal nilai 0
Alat pengkajian ini membantu anda mengevaluasi resiko jatuh. Nilai diatas 4 menunjukkan
perlunya intervensi
Nilai
Aspek 4 3 2 1
Pasien
Usia >80 70-79 2
Status mental Konfusi Konfusi atau
Intermiten disorientasi
setiap waktu 0
atau
disorientasi
Eliminasi Mandiri dan Memerlukan Kateter
tidak bantuan menetap atau
menderita ostomi 1
inkontinensia
Nilai
Aspek 4 3 2 1
Pasien
keseimbangan keseimbanga tertatih
n yang buruk
Obat-obatan* Tiga jenis 2 Jenis obat- 1 Jenis obat-
atau lebih obatan obatan 1
obat-obatan
Jumlah Skor 7
Interpretasi :
0 sampai 4 = resiko rendah
5 samapi 10 = resiko sedang
11 sampai 24 = resiko tinggi
*Obat-obatan : yang dimaksud : antidiabetik, antihipertensi, katartik, diuretik, narkotik, sedativ,
antikonvulsan, hipnotik, benzodiazepin
Diadaptasi dari Abington Memorial Hospital of Hospital tahun 2003
6. THERAPI
Amlodipin 5 mg
ANALISA KASUS
a. ANALISA DATA
TTD & NAMA
NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
TERANG
1. Ds: Nyeri kronis Umur
Pasien mengatakan bd gesekan
kadang nyeri lutut antar sendi Kerusakan fokal
kanan tulang rawan sendi
Do: yang progresif
Saat di tekukan
terdapat sedikit Perubahan
nyeri dan bunyi metabolisme tulang
krepitasi
Skala 3 (0-10) Kadar proteglikan
Nyeri yang
dirasakan seperti di Perubahan sifat
tusuk tusuk kolagen
Nyeri yang
dirasakan Kadar air tulang
bertambah saat rawan sendi
43
Leserasi sendi
antar tulang
Pelepasan mediator
nyeri
Nyeri Akut
2. Ds: Gangguan Umur
Pasien mengatakan Mobilitas Fisik
ketika nyeri bd penonjolan Kerusakan fokal
timbul, aktivitas tulang tulang rawan sendi
sedikit terganggu yang progresif
Do:
Gaya berjalan Perubahan
tertatih metabolisme tulang
Saat kaki kanan di
angkat pasien Kadar proteglikan
terlihat meringis
Usia 75 tahun Perubahan sifat
kolagen
Timbul laserisasi
OA
Penyempitam celah
sendi
Osteofit di tepi
44
Deformitas tulang
Penonjolan tulang
Keterbatasan gerak
Kekauan sendi,
terutama pada saat
pagi hari atau
banyak beraktivitas
Gangguan
mobilitas fisik
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut bd gesekan antar sendi
2. Gangguan Mobilitas Fisik bd gangguan integritas tulang
3. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1 Nyeri akut bd gesekan Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
antar sendi perawatan selama 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetahui tingkat
proses inflamasi (0- karakteristik, durasi, nyeri dari perilaku
7) hari akan frekuensi kualitas dan ekspresi
tercapai kriteria intensitas nyeri
hasil sebagai 2. Identifikasi faktor yang 2. Mengetauhi faktor
berikut : memperberat dan yang memperberat
- Mampu memperingan nyeri atau memperingan
mengontrol nyeri nyeri
dengan cara 3. Ajarkan teknik 3. Meningkatkan
nonfarmakologi relaksasi napas dalam suplai O2 sehingga
dan mampu dan distraksi pada saat menurunkan nyeri
45
4. Implementasi
TTD &
NO.
NO TGL DAN WAKTU TINDAKAN DAN RESPON NAMA
DIAGNOSA
TERANG
1 Senin, 6 Juli 2020 1&2 1. Memeriksa keadaan umum
11.00-12.00 E/ pasien mengeluh masih
nyeri lutut kadang kadang
2. Observasi TTV
E/ TD 140/90 mmHg, N 84
x.menit, R 20 x/menit, S
36,5ºC
3. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Pasien mengatakan nyeri
akan bertambah apabila
47
TTD &
NO.
NO TGL DAN WAKTU TINDAKAN DAN RESPON NAMA
DIAGNOSA
TERANG
banyak beraktivitas dan akan
berkurang apabila istirahat
dan di balur minyak kayu
putih
4. Mengajarkan relaksasi nafas
dalam
E/ pasien mengatakan
nyerinya masih terasa
5. Mengajarkan pasien ambulasi
sederhana dari duduk ke
berdiri
E/ pasien mengatakan masih
kelusitan untuk melakukan
ambulasi dini
2 Selasa, 7 Juli 2020 1&2 1. Memeriksa keadaan umum
E/ pasien mengeluh kadang
kadang nyeri lutut kanan
2. Observasi TTV
E/ TD 130/90 mmHg, N 84
x.menit, R 20 x/menit, S
36,5ºC
3. Edukasi dan ajarkan pasien
rendam kaki air garam
E/ pasien mengatakan
menjadi rileks dan skala
nyeri berkurang 2 (0-10)
4. Mengajarkan pasien ambulasi
sederhana dari duduk ke
berdiri di bantu dengan
48
TTD &
NO.
NO TGL DAN WAKTU TINDAKAN DAN RESPON NAMA
DIAGNOSA
TERANG
perawat
E/ pasien mampu ambulasi
sederhana dengan bantuan
perawat
3 Rabu, 8 Juli 2020 1&2 1. Memeriksa keadaan umum
E/ pasien mengatakan nyeri
lutut kanan nya mulai
berkuarang
2. Observasi TTV
E/ TD 130/90 mmHg, N 85
x.menit, R 20 x/menit, S
36,5ºC
3. Mengajarkan dan
membimbing pasien quantum
touch healing pada area lutut
kanan dengan membaca do’a
mengahadapi rasa nyeri
E/ pasien mengatakan nyeri
terasa lebih ringan dan
hangat di bagian lutut, skala
1 (0-10)
4. Mengajarkan pasien ambulasi
sederhana dari duduk ke
berdiri mandiri
E/ pasien mulai bisa ambulasi
mandiri secara perlahan
49
5. Evaluasi
NO. TTD & NAMA
NO TGL DAN WAKTU EVALUASI
DIAGNOSA TERANG
1 Senin, 6 Juli 2020 1 S: Pasien mengeluh nyeri kaki
kanan kadang-kadang
O: pasien tampak meringis
ketika lutut kanan nya di tekukan
Skala nyeri 3 (0-10)
Nyeri akan bertambah ketika
banyak beraktivitas dan
berkurang ketika istirahat
A: Nyeri Akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1, 2 & 3
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pengkajian
Berdasarkan data di atas diperoleh hasil pengkajian dari klien yaitu klien berusia 79 tahun,
pasien mengalami nyeri sendi semenjak 5 tahun yang lalu, nyeri karena faktor usia dan banyak
berjalan, nyeri terasa pada bagian lutut kanan, skala 3, datang hilang timbul, gaya berjalan pasien
seperti tertatih, pasien berjalan lambat dan lemah, kekuatan otot 5 namun disertai nyeri apabila di
angkat kaki kanan nya. Menurut jurnal[ CITATION Fat161 \l 1057 ] Secara histopatologis osteoartritis
ditandai dengan menipisnya kartilago disertai pertumbuhan dan remodelling tulang diikuti
dengan atrofi dan destruksi tulang sekitarnya, akibatnya menimbulkan nyeri yang pada stadium
lanjut menimbulkan kecacatan sehingga membuat pasien mengeluh nyeri lutut.
4.2. Diagnosa Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian dan mendapatkan data-data, penulis mengelompokkan data,
menganalisa dan merumuskan diagnose keperawatan pada Ny. K dengan berdasarkan prioritas
mengacu pada kaidah dalam menentukan diagnosa prioritas yaitu berdasarkan tingkat
kegawatan, bedasarkan kebutuhan maslow, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan
keselamatan, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi
diri.
Berdasarkan data hasil pengkajian, penulis mengambil 2 diagnosa keperawatan yang sesuai
dengan kondisi pasien. Diagnosa keperawatan pertama yaitu nyeri kronis berhubungan dengan
agen cedera fisik.Nyeri kronis merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berinteraksi ringan hingga berat dan konsisten, yang berlangsung lebih dari 3 bulan [ CITATION
Tim17 \l 1033 ]. Penyebab : kondisi muskuloskeletal kronis, kerusakan sistem saraf, penekanan saraf,
infiltrasi tumor, ketidakseimbangan (neurotransmiter, neuromodulator dan reseptor), gangguan
imunitas (mis.neuropati terkait HIV, virus varicella-zoster), gangguan fungsi metabolik, riwayat
posisi kerja statis, peningkatan indeks massa tubuh, kondisi pasca trauma, tekanan emosional,
riwayat penganiayaan (mis.fisik, psikologis, seksual), riwayat penyalahgunaan obat/zat [ CITATION
Tim17 \l 1033 ]. Diagnosa ini diangkat karena pasien mengalami nyeri, nyeri dirasakan seperti
ditusuk- tusuk, nyeri terasa pada bagian lutut kanan, skala 3, datang hilang timbul, nyeri seperti
di tusuk tusuk, nyeri yang dirasakan sudah 5 tahun.
53
Diagnosa keperawatann kedua yaitu Gangguan Mobilitas fisik merupakan keterbatasan dalam
gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri. Penyebab nya yaitu salah satunya
adalah kerusakan integritas struktur tulang, perubahan metabolisme, ketidakbugaran fisik,
pernurunan kendali otot. Diagnosa ini diangkat karena pasien berusia 75 tahun, Gaya berjalan
tertatih, saat kaki kanan di angkat pasien terlihat meringis.
4.3. Intervensi
Intervensi yang disusun sama pada klien dengan menggunakan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (2018). Untuk diagnosa yang pertama yaitu nyeri kronis, intervensi yang
dilakukan yaitu:
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi kualitas intensitas nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
3. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam dan distraksi pada saat nyeri
4. Ajarkan pasien rendam kaki air garam hangat
5. Ajarkan dan bimbing pasien quantum touch healing dengan bacaan do’a rasa nyeri
Untuk dianosa kedua yaitu ganguan mobilitas fisik, intervensi yang dilakukan yaitu:
Dukungan Ambulasi
Lansia sehingga tercapai kehidupan Lansia yang sejahtera terutama dalam hal fisik dengan
adanya peningkatan tingkat kemandirian Lansia dan penurunan ketergantungan Lansia
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes.
Doeges E Marilynn, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Potter, patricia A.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan . Jakarta : EGC
Prince, Sylvia Anderson, 2000., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4,
EGC, Jakarta.
R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi (1999), Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut, Jakarta,
Balai Penerbit FK Universitas Indonesia
Smeltzer S. C. & Bare B.G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner suddart.
Ed. 8. Vol. 3. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.