Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

OSTEOARTHRITIS

Mata Kuliah :
Keperawatan Medika Bedah III

Dosen pengampu : Rudi Hariyono M. Kep

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Dilla Najmi A (201801048) 8. Shanti Dwi Lestari (201801079)


2. Halimatus Sa’diyah (201801049) 9. Okki Wahyu Atikasari (201801080)
3. Vira Nadia Fellesya (201801052) 10. Sinta Dwi Apriliya (201801081)
4. Adomina Kormasela (201801054) 11. Vega Candra N. (201801082)
5. Muhammad Akbar M. (201801072) 12. Ruci Nurul Y. (201801083)
6. Koko Arifianto (201801077) 13. Mochammad Yusuf A.R (201801087)
7. Rafifi Adika W. (201801078) 14. Candra Yolis N. (201801088)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TA 2020/2021

Jl. Raya Jabon Km 6 Mojokerto, (0321) 39020


Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena berkat campur
tangan dan penyertaanya sehingga Makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini memuat
tentang Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Osteoarthritis. Meskipun masih banyak
kekurangan baik dari isi dan penyajiannya. Semoga makalah ini dapat memberikan sedikit atau
lebihnya tambahan pengetahuan pembaca tentang penyakit osteoarthritis Semoga bermanfaat
bagi pembaca. Mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan. Penyusun menerima segala
bentuk kritik dan saran pembaca yang berkaitan dengan makalah ini. Terimakasih.

Mojokerto,22 Agustus 2020

Penulis
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

DAFTAR ISI

BAB I Konsep Penyakit...................................................................................................................1

1.1Definisi.......................................................................................................................1

1.2Etiologi.......................................................................................................................1

1.3Manifestasi Klinis.......................................................................................................3

1.4Patofisiologi................................................................................................................4

1.5Pemeriksaan Penunjang..............................................................................................4

1.6Penatalaksanaan..........................................................................................................5

1.7Komplikasi..................................................................................................................6

BAB II Konsep Asuhan Keperawatan Osteoarthritis.....................................................................7

2.1Pengkajian...................................................................................................................7

2.1.1Identitas Klien......................................................................................................7

2.1.2Riwayat Penyakit Sekarang.................................................................................7

2.1.3Riwayat Penyakit Dahulu....................................................................................7

2.1.4Riwayat Penyakit Keluarga.................................................................................7

2.1.5Riwayat Psikososial.............................................................................................7

2.1.6Pemeriksaan Fisik................................................................................................7

2.2Diagnosa Keperawatan...............................................................................................9

2.3Intervensi Keperawatan............................................................................................10

2.4Evaluasi.....................................................................................................................16

BAB III Penutup............................................................................................................................17

3.1Kesimpulan...............................................................................................................17

3.2Saran.........................................................................................................................17

Daftar Pustaka................................................................................................................................18
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

BAB I
KONSEP PENYAKIT
I.1 Definisi
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena
OA [ CITATION Sud09 \l 1057 ].

Osteoartritis (OA) berarti pembengkakan atau radang sendi, walaupun lebih dikenali
sebagai penyakit degeneratif yang dikarenakan peradangan sendi dengan penipisan tulang rawan
yg berkaitan. Tulang rawan pada persendian kita memungkinkan pergerakan sendi yg mulus.
Ketika tulang rawan ini rusak karena cedera, infeksi atau efek penuaan, pergerakan sendi
menjadi terganggu. Hasilnya jaringan di dalam sendi mengalami iritasi serta menyebabkan rasa
nyeri dan pembengkakan. Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu
penyakit kerusakan tulang rawan sendi yg berkembang lambat yg tak diketahui penyebabnya,
walaupun terdapat beberapa factor resiko yg berperan. Keadann ini berkaitan dgn usia lanjut,
terutama pada sendi-sendi tangan & sendi besar yg mananggung beban & secara klinis ditandai
karena nyeri, deformitas, pembesaran sendi & hambatan gerak [ CITATION Mic06 \l 1057 ].

I.2 Etiologi
Menurut [ CITATION Eli09 \l 1057 ] penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih
belum terungkap, tapi beberapa faktor resiko munculnya osteoarthritis diantaranya ialah :

a. Umur
Dari semua faktor resiko buat munculnya osteoartritis, faktor ketuaan ialah yg
terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin berkembang atau berubah naik
dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada
umur dibawah 40 tahun & kerap kali pada umur diatas 60 tahun.
Perubahan fisis dan biokimia yg terjadi sejalan dengan bertambahnya umur
dengan menurunnya jumlah kolagen, kadar air dan endapannya berwujud pigmen yg
berwarna kuning.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih kerap sering terkena osteoarthritis lutut dan sendi. Sedangkan laki
-laki lebih sering terkena osteoarthritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara

1
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis minus pada laki-laki & wanita tetapi
diatas 50 tahun frekuensi oeteoarthritis lebih berlimpah pada wanita dari pada laki-laki
hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesisosteoartritis.
c. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada munculnya osteoarthritis misal, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoarthritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali
lebih berisiko osteoarthritis pada sendi-sendi tersebut, anak-anaknya perempuan
cenderung memiliki tiga kali lebih berisiko dari pada ibu dan anak perempuan dari wanita
tidak ada osteoarthritis. Salah satu osteoarthritis yg biasanya diketemukan pada laki-laki
yang orang tuanya terkena osteoarthritis, sedangkan wanita hanya salah satu dari orang
tuanya yang terkena.
d. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang
pada manusia-manusia kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering
diketemukan pada penduduk Amerika asli dari pada manusia kulit putih. Hal ini mungkin
berkaitan dgn perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan
kongenital dan pertumbuhan.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan naiknya resiko munculnya
osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya
berkaitan dgn osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
f. Cedera sendi, pekerjaan dan olah raga (trauma)
Kegiatan fisik yang bisa menyebabkan osteoartritis ialah trauma yang
memunculkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
g. Kepadatan tulang & pengausan (wear and tear)
Penggunaan sendi yang berlebihan secara teoritis bisa merusak rawan sendi lewat
dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang wajib
dikandungnya.
h. Dampak penyakit pembengkakan atau radang sendi lain

2
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

Infeksi (artritis rematord, infeksi akut, infeksi kronis) memunculkan reaksi


peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi karena membran
sinovial dan sel-sel pembengkakan atau radang.
i. Joint mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, kian rawan
menyebabkan sendi menjadi tak stabil atau seimbang sehingga mempercepat proses
degenerasi.
j. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi,
ligamen, tendo, synovia dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa menyebabkan produksi
proteaglikan menurun
k. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat bisa
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium
urat atau pirofosfat dalam rawan sendi.

I.3 Manifestasi klinis


Menurut [ CITATION Aby14 \l 1057 ] manifestasi klinis dari osteoarthritis adalah :

a. Nyeri & kekakuan pada satu atau lebih sendi, biasanya pada tangan, pergelangan tangan,
kaki, lutut, spina bagian atas dan bawah, panggul, dan bahu. Nyeri bisa berkaitan dengan
rasa kesemutan atau kebas, terutama pada malam hari.
b. Pembengkakan sendi yg terkena dan menurunnya rentang gerak. Sendi tampak
mengalami deformitas.
c. Nodus Heberden, pertumbuhan tulang di sendi interfalangeal distal pada jari tangan, bisa
terbentuk.
d. Pemeriksaan menunjukkan adanya daerah nyeri tekan krepitus dan gejala-gejala
inflamasi pada saat-saat tertentu.
e. Kehilangan fungsi secara progresif

3
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

I.4 Patofisiologi
Tulang rawan sendi adalah sasaran utama perubahan degeneratif pada osteoarthritis.
Tulang rawan sendi memiliki letak strategis yaitu diujung - ujung tulang melaksanakan 2 fungsi,
yaitu (1) menjamin gerakan yang hampir tiada gesekan didalam sendi, berkat adanya cairan
sinovium dan (2) disendi sebagai penerima beban, menebarkan beban keseluruh permukaan
sendi sedemikian sehingga tulang dibawahnya bisa menerima benturan dan berat tanpa
mengalami kerusakan. Kedua fungsi ini mengharuskan tulang rawan elastis (yaitu memperoleh
kembali arsitektur normalnya sesudah tertekan) dan memiliki daya regang (tensile streghth) yang
cukup tinggi [ CITATION Eli09 \l 1057 ].

Secara total perubahan ini cenderung menurunkan daya regang dan kelenturan tulang
rawan sendi. Sebagai respons terhadap perubahan regresif ini, kondrosit pada lapisan yang lebih
dalam berproliferasi dan berupaya memperbaiki kerusakan dengan menghasilkan kolagen dan
proteoglikan baru. Walaupun perbaikan ini pada mulanya mampu mengimbangi kemerosotan
tulang rawan, sinyal molekular yang menyebabkan kondrosit lenyap dan matriks ekstrasel
berubah akhirnya menjadi predominan. Faktor yang menyebabkan pergeseran dari gambaran
reparatif menjadi generatif ini masih belum diketahui.

I.5 Pemeriksaan penunjang


Dalam OA tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diagnostik, tetapi pemeriksan
laboratorium yang spesifik bisa membantu mengetahui penyakit yg mendasari pada OA. Berikut
adalah pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan :

a. Uji serologi
Uji serologi dapat pendeteksian di dalam cairan sinovium dan serum adanya
makromolekul (misalnya, glikosaminoglikan) yang dilepas karena tulang rawan atau
tulang yg mengalami degenerasi.
b. Sinar-X
Foto sinar X pada engsel mau menunjukkan perubahan yang terjadi pada tulang
seperti pecahnya tulang rawan.
c. Tes darah.
Tes darah dapat membantu memberi informasi buat memeriksa rematik.
d. Analisa cairan engsel

4
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

Dokter dapat mengambil sampel cairan pada engsel buat diketahui apakah nyeri
atau ngilu tersebut dikarenakan karena encok atau infeksi.
e. Artroskopi
Artroskopi ialah alat kecil berupa kamera yg diletakkan dalan engsel tulang.
Dokter dapat mengamati ketidaknormalan yang terjadi.
f. Foto Rontgent
Menunjukkan menurunnya progresif massa kartilago sendi sebagai penyempitan
rongga sendi.

I.6 Penatalaksanaan
Pengelolaan OA berdasarkan atas sendi yang terkena dan berat ringannya OA yang
diderita. Penatalaksanaan OA terbagi atas 3 hal, yaitu :

1. Terapi non-farmakologi
a. Edukasi
Edukasi pada pasien perlu dilakukan agar pasien dapat mengetahui serta
memahami tentang penyakit yang dideritanya, bagaimana agar penyakitnya tidak
bertambah semakin parah dan agar persendiannya tetap terpakai.
b. Terap fisik atau rehabilitasi
Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini
dilakukan untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan
melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.
c. Penurunan berat badan
Berta badan yang berlebih merupakan faktor yang memperberat OA. Oleh
karena itu, berat badan harus tetap dijaga agar tidak berlebih dan diupayakan
untuk melakukan penurunan berat badan berlebih.
2. Terapi farmakologi
Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang timbul,
mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasi klinis dari
ketidakstabilan sendi.
a. Obat anti inflamasi non-steroid (AINS), inhibitor siklooksigenase - 2 (COX 2)
dan asetaminofen.

5
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat
AINS dan inhibitor COX 2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan
asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penangaan
rasa nyeri OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas pada obat AINS
adalah dengan cara mengombinasikan dengan menggunakan inhibitor COX – 2.
b. Chondroprotective Agent
Obat-obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan dari kartilago
pada pasien OA. Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah : tetrasiklin,
asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin c dan sebagainya.
3. Terapi pembedahan
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologitidak berhasil untuk mengurangi
rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang
mengganggu aktivitas sehari-hari.

I.7 Komplikasi
Osteoarthritis yang tidak mendapatkan penanganan dapat meyebabkan nyeri dan rasa
tidak nyaman. Kondisi ini dapat menyebabkan penderita mengalami beberapa komplikasi, seperti
:

a. Gangguan tidur
b. Gangguan kecemasan
c. Depresi
d. Osteonecrosis atau avascular necrosis (kematian jaringan tulang)
e. Infeksi sendi
f. Saraf terjepit di tulang belakang

6
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOARTHRITIS
II.1 Pengkajian
II.1.1 Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan asuransi kesehatan, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk RS, diagnosa medis

II.1.2 Riwayat Penyakit Sekarang


Pengumpulan data dilakukan sejak keluhan muncul dan mencakup awitan
gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang. Penting ditanyakan pemakaian
obat-obatan reumatik dan NSAID.

II.1.3 Riwayat Penyakit Dahulu


Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung
terjadinya osteoatritis dan masalah lain yang perlu ditanyakan adalah apakah klien
pernah dirawat dengan masalah yang sama. Karena osteoatritis merupakan keadaan
kronis, riwayat kesehatan harus juga mencakup informasi mengenai persepsi klien
terhadap masalah tersebut, terapi yang dijalani sebelumnya, dan efektivitasnya,
sistem dukungan klien dan dasar pengetahuan klien yang paling akhir serta sumber
informasinya.

II.1.4 Riwayat Penyakit Keluarga


Kaji tentang adakah keluarga dari generasi terdahulu yang mengalami
keluhan yang sama.

II.1.5 Riwayat Psikososial


Kaji respons klien terhadap penyakit dan peran klien dalam keluarga dan
masyarakat

II.1.6 Pemeriksaan Fisik


a. B1 (Breathing)
Pada inspeksi, bila tidak mengenai sistem pernapasan, biasanya
ditemukan kesimetrisan rongga dada normal, klien tidak sesak napas, tidak ada

7
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

penggunaan otot bantu napas. Pada palpasi, taktil fremitus seimbang kanan dan
kiri. Pada perkusi, suara napas hilang atau melemah pada sisi yang sakit,
biasanya didapatkan ronchi atau mengi.
b. B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin
dan pusing. Adanya pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh
darah atau edema yang berkaitan dengan efek obat atau penyakit osteoartris.
c. B3 (Brain)
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien
biasanya mengeluh pusing dan gelisah.
 Kepala dan wajah: ada sianosis.
 Mata : sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis pada kasus efusi
pleura hemoragi kronis.
 Leher: biasanya JVP dalam batas normal.
d. B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada
sistem perkemihan.
e. B5 (Bowel)
Untuk kasus ini tidak ada eliminasi. Walaupun demikian, perlu dikaji
frekuaensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah. Klien biasanya merasa mual,
nyeri lambung yang menyebabkan klien tidak nafsu makan, terutama klien yang
menggunakan obat NSAID dalam waktu lama.
f. B6 (Bone)
 Look
Keluhan nyeri merupakan keluhan utama yang sering mendorong
klien meminta pertolongan. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Nyeri osteoatritis juga dapat berupa
penjalaranatau akibat radikulopati (misalnya osteoartritis dan lumbal).
Osteoartritis lumbal yang menyebabkan stenosis spinal mungkin
menimbulkan keluhan nyeri betis, yang biasanya disebut dengan klaudikasi
intermiten. Klien mungkin menunjukkan salah satu sendi (lutut atau tangan)

8
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

secara perlahan membesar. Perubahan ini timbul karena kontraktur sendi


lama, perubahan permukaan sendi. Hampir semua klien osteoartritis
mengalami kerusakan persendian pergelangan kaki, tumit, lutut, atau
panggul yang akhirnya menyebabkan klien pincang. Pembengkakan sendi
sering asimetris yang timbul karena efusi sendi yang biasanya tidak banyak
(<100cc). Penyebab lain adalah adanya osteofit yang dapat mengubah
permukaan sendi.
 Feel
Tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak,
rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan) mungkin dijumpai pada
klien osteoartritis karena adanya sinovitis. Biasanya tanda ini idak menonjol
dan timbul belakangan, sering dijumpai pada lutut, pergelangan kaki dan
sendi kecil ditangan dan kaki. Krepitasi lebih berarti untuk pemeriksaan
klinis osteoartritis lutut. Pada awalnya berupa perasaan ada yang remuk dan
patah. Dengan bertambah beratnya, krepitasi dapat terdengar pada jarak
tertentu. Gejala ini timbul karena gesekan tulang sendi pada saat sendi
digerakkan atau secara pasif dimanipulasi.
 Move
Hambatan gerakan sendi biasanya semakin berat secara perlahan
sejalan dengan bertambahnya nyeri. Pada beberapa klien, nyeri atau kaku
sendi dapat timbul setelah imobilisasi seperti duduk dikursi atau mobil
dalam waktu lama atau bahkan setelah tidur.
II.2 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi, kerusakan integritas
struktur tulang
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan fungsi tulang
4. Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit

9
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

II.3 Intervensi keperawatan


TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian 1. Mengidentifika
berhubungan tindakan 3x24 jam nyeri secara si laporan nyeri
dengan diharapkan nyeri komprehensif termasuk sangat penting
penurunan akut dapat teratasi lokasi karakteristik, untuk
fungsi tubuh dengan kriteria durasi, frekuensi, menentukan
hasil : kualitas dan factor terapi yang
1. Mampu presipitasi. cocok serta
mengontrolo nyeri 2. Gunakan teknik observasi
(tahu penyebab komunikasi terapeutik keefektifan dari
nyeri mampu untuk mengetahui terapi yang
menggunakan pengalaman nyeri diberikan.
teknik pasien. 2. Untuk
nonfarmakologi 3. Ajarkan tentang teknik mengetahui
untuk mengurangi non farmakologi pengalaman
nyeri, cari 4. Berikan analgesic nyeri pasien.
bantuan). untuk mengurangi 3. Agar pasien
2. Melaporkan nyeri dapat
bahwa nyeri 5. Tingkatkan istirahat mengontrol
berkurang dengan 6. Kolaborasi dengan rasa nyeri
menggunakan dokter jika ada keluhan 4. Meningkatkan
managemen nyeri dan tindakan nyeri relaksasi dan
3. Mampu tidak berhasil dapat
mengenali nyeri meningkatkan
(skala intensitas, kemampuan
frekuensi dan koping px.
tanda nyeri) 5. Istirahat yang
4. Menyatakan rasa cukup
nyaman setelah diperlukan

10
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

nyeri berkurang untuk


membatasi
nyeri.
6. Mengurangi
rasa nyeri yang
tidak dapat
dikontrol
2. Hambatan Setelah dilakukan 1. Monitoring vital sign 1. Untuk
mobilitas tindakan 3x24 jam sebelum/sesudah mengetahui
fisik diharapkan latihan dan lihat respon adanya
berhubungan hambatan mobilitas pasien saat latihan perubahan
dengan fisik dapat teratasi 2. Kaji kemampuan tanda-tanda
kekakuan dengan kriteria hasi : pasien dalam vital pada
sendi, 1. Klien meningkat mobilisasi. pasien.
kerusakan dalam aktivitas 3. Ajarkan pasien atau 2. Untuk
integritas fisik tenaga kesehatan lain mengetahui
struktur 2. Mengerti tujuan tentang teknik kemampuan
tulang dari peningkatan ambulasi. mobilitas fisik
mobilitas 4. Latih pasien dalam pasien.
3. Memverbalisasi pemenuhan kebutuhan 3. Agar pasien
perasaan dalam ADLs secara mandiri dapat
meningkatkan sesuai kemampuan. mempraktek
kekuatan dan 5. Berikan alat bantu jika teknik
kemampuan klien memerlukan. ambulasi
berpindah 6. Konsultasikan dengan dengan benar.
4. Memperagakan terapi fisik tentang 4. Meningkatkan
penggunaan alat rencana ambulasi fungsi sendi,
5. Bantu untuk sesuai dengan kekuatan otot,
mobilisasi kebutuhan. dan stamina
(walker) umum.
5. Untuk

11
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

menghindari
cedera akibat
kecelakaan
seperti jatuh.
6. Membantu
pasien dalam
melakukan
teknik
ambulasi
3. Defisit Setelah dilakukan 1. Edukasi keluarga 1. Memberi
perawatan tindakan untuk memberikan dukungan agar
diri keperawatan selama dukungan positif pasien mandiri
berhubungan 3x24 jam diharapkan pasien dalam dalam
dengan defisit perawatan diri melakukan perawatan melakukan
penurunan teratasi dengan diri. perawatan diri.
fungsi tulang kriteria hasil : 2. Monitor lokasi dan 2. Mencegah
- Melaksanakan kecenderungan adanya terjadinya
aktivitas nyeri selama komplikasi atau
perawatan diri beraktivitas. keparahan
yang konsisten 3. Bantu pasien membuat penyakit.
sesuai jadwal latihan ROM 3. Melatih
kemampuan aktif. persendian agar
klien. 4. Kolaborasi dalam dapat dipakai
- Mendemonstasik pemberian terapi dan melindungi
an perubahan farmakologi sendi yang
gaya hidup untuk penurunan rasa nyeri. sakit.
memenuhi 4. Menunjang
kebutuhan kesembuhan
perawatan diri. dengan
menurunkan
rasa nyeri.

12
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

4. Resiko cidera Setelah dilakukan 1. observasi tanda-tanda 1. untuk


b/d tindakan 2x24 jam vital mengetahui tanda-
penurunan diharapkan pasien tanda vital pasien
fungsi tulang tidak mengalami 2. identifikasi kebutuhan
resiko cidera dengan keamanan pasien, sesuai 2. untuk
kriteria hasil: dengan kondisi fisik dan mengetahui
fungsi kognitif pasien dan kebutuhan pasien
1. Klien bebas dari riwayat penyakit selama dalam
cidera terdahulu pasien masa perawatan
atau sakit
2. mampu 3. memasang side rail
memodifikasi gaya tempat tidur 3. agar pasien
hidup untuk tidak cidera atau
mencegah injury 4. menganjurkan keluarga jatuh saat tidur
untuk menemani pasien atau beraktifitas di
3. menggunakan tempat tidur
fasilitas kesehatan 5. berikan penjelasan
yang ada pada pasien dan keluarga 4. agar pasien
atau pengunjung adanya aman atau dalam
4. mampu mengenali perubahan status pemantauan
perubahan status kesehatan dan penyebab keluarga dan jika
kesehatan penyakit pasien
membutuhkan
6. kerjasama dengan sesuatu keluarga
keluarga untuk membatasi dapat membantu
pengunjung.
5. agar keluarga
atau pengunjung
tau bahwa pasien
harus beristirahat
terlebidahulu, dan

13
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

dalam masa
penyembuhan

6. agar pasien bisa


istirahat serta tidak
banya beraktifitas,
dan tidak
terganggu oleh
pengunjung.
5. Defisiensi Setelah dilakukan 1. observasi tanda-tanda 1. observasi tanda-
pengetahuan tindakan 2x24 jam vital tanda vital
b/d diharapkan pasien
kurangnya atau keluarga 2. berikan penilaian 2. berikan
informasi mengetahui tentang tingkat penilaian tentang
tentang informasi tentang pengetahuan pasien tingkat
penyakit penyakitnya, dengan tentang proses penyakit pengetahuan
kriteria hasil : yang sprsifik pasien tentang
proses penyakit
1. Pasien dan 3. jelaskan patofisiologi yang sprsifik
keluarga menyatakan dari penyakit dan
pemahaman tentang bagaimana hal ini 3. jelaskan
kondisi, proknosis berhubungan dengan patofisiologi dari
dan program anatomi dan fisiologi, penyakit dan
pengobatan dengan cara yang tepat bagaimana hal ini
berhubungan
2. pasien dan 4. gambarkan proses dengan anatomi
keluarga mampu penyakit dengan cara dan fisiologi,
melaksanakan yang tepat dengan cara yang
prosedur yang tepat
dijelaskan secara 5. identifikasi
benar kemungkinan penyebab, 4. gambarkan

14
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

dengan cara yang tepat proses penyakit


3. pasien dan dengan cara yang
keluarga mampu 6. diskusikan pilihan tepat
menjelaskan kembali terapi atau penanganan
apa yang dijelaskan 5. identifikasi
perawat atau tim 7. rujuk pasien pada grup kemungkinan
kesehatan lainnya atau agensi di komunitas penyebab, dengan
local, dengan yang tepat cara yang tepat

8. instruksikan pasien 6. diskusikan


mengenai tanda dan pilihan terapi atau
gejala untuk melaporkan penanganan
pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara 7. rujuk pasien
yang tepat pada grup atau
agensi di
komunitas local,
dengan yang tepat

8. instruksikan
pasien mengenai
tanda dan gejala
untuk melaporkan
pada pemberi
perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat

15
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

II.4 Evaluasi

Evaluasi merupakan lagkah terakhir proses keperawatan untuk melengkapi semua proses.
melalui evaluasi memungkinkan perawatan untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap
pengkajian, analisa perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. penilaian ini sesuai dengan kriteria
standart yang telah ditetapkan dengan perencanaan. meskipus tahap evaluasi diletakkan pada
akhir proses keperawatan, tetapi evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses
keperawatan. diagnosa juga perlu dievaluasi untuk menentukan apakah realistik dapat dicapai
dan efektif.

Evaluasi yang diharapkan pada pasiendengan osteoarthritis adalah :

1. Nyeri akut

2. Gangguan mobilitas fisik

3. Risiko cidera

4. Defisit perawatan diri

5. Defisiensi pengetahuan

16
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan

kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena

OA [ CITATION Sud09 \l 1057 ].

Osteoartritis (OA) berarti pembengkakan atau radang sendi, walaupun lebih dikenali

sebagai penyakit degeneratif yang dikarenakan peradangan sendi dengan penipisan tulang rawan

yang berkaitan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan

sendi besar yg mananggung beban dan secara klinis ditandai karena nyeri, deformitas,

pembesaran sendi dan hambatan gerak[ CITATION Mic06 \l 1057 ].

III.2 Saran

1. Mahasiswa harus mengerti tentang pengertian osteoartritis berserta etiologi dan

patofisiologi nya secara lengkap.

2. Mahasiswa keperawatan harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien

dengan penyakit osteoartritis secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio psiko

sosio spiritual dengan pendektan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan,

rencana keperawatan, implementasi, evaluasi).

3. Mahasiswa sebaiknya menggunakan makalah ini sebagai sumber ilmu untuk mempelajari

tentang asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit osteoartritis lebih lanjut

17
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

DAFTAR PUSTAKA

Aby, A. (2014). Osteoarthritis OA / Pengapuran Sendi. Diambil kembali dari


http://ahmadaby.blogspot.com

Amin huda nurafif, H. k. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis
& NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Bulecheck, G. M. (2013). Nursing Intervention Classificaton. UNITED KINGDOM:


ELSEVIER.

Corwin, E. J. (2009). Patofisiologi : Buku Saku Edisi 3. Jakarta: EGC.

PPNI T. P. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: dewan pengurus
pusat PPNI.

Stanley, M. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.

Sudoyo Aru, dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, edisi keempat. Jakarta:
Internal Publishing.

18

Anda mungkin juga menyukai