OSTEOARTHRITIS
Mata Kuliah :
Keperawatan Medika Bedah III
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena berkat campur
tangan dan penyertaanya sehingga Makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini memuat
tentang Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Osteoarthritis. Meskipun masih banyak
kekurangan baik dari isi dan penyajiannya. Semoga makalah ini dapat memberikan sedikit atau
lebihnya tambahan pengetahuan pembaca tentang penyakit osteoarthritis Semoga bermanfaat
bagi pembaca. Mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan. Penyusun menerima segala
bentuk kritik dan saran pembaca yang berkaitan dengan makalah ini. Terimakasih.
Penulis
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
DAFTAR ISI
1.1Definisi.......................................................................................................................1
1.2Etiologi.......................................................................................................................1
1.3Manifestasi Klinis.......................................................................................................3
1.4Patofisiologi................................................................................................................4
1.5Pemeriksaan Penunjang..............................................................................................4
1.6Penatalaksanaan..........................................................................................................5
1.7Komplikasi..................................................................................................................6
2.1Pengkajian...................................................................................................................7
2.1.1Identitas Klien......................................................................................................7
2.1.5Riwayat Psikososial.............................................................................................7
2.1.6Pemeriksaan Fisik................................................................................................7
2.2Diagnosa Keperawatan...............................................................................................9
2.3Intervensi Keperawatan............................................................................................10
2.4Evaluasi.....................................................................................................................16
3.1Kesimpulan...............................................................................................................17
3.2Saran.........................................................................................................................17
Daftar Pustaka................................................................................................................................18
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
BAB I
KONSEP PENYAKIT
I.1 Definisi
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena
OA [ CITATION Sud09 \l 1057 ].
Osteoartritis (OA) berarti pembengkakan atau radang sendi, walaupun lebih dikenali
sebagai penyakit degeneratif yang dikarenakan peradangan sendi dengan penipisan tulang rawan
yg berkaitan. Tulang rawan pada persendian kita memungkinkan pergerakan sendi yg mulus.
Ketika tulang rawan ini rusak karena cedera, infeksi atau efek penuaan, pergerakan sendi
menjadi terganggu. Hasilnya jaringan di dalam sendi mengalami iritasi serta menyebabkan rasa
nyeri dan pembengkakan. Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu
penyakit kerusakan tulang rawan sendi yg berkembang lambat yg tak diketahui penyebabnya,
walaupun terdapat beberapa factor resiko yg berperan. Keadann ini berkaitan dgn usia lanjut,
terutama pada sendi-sendi tangan & sendi besar yg mananggung beban & secara klinis ditandai
karena nyeri, deformitas, pembesaran sendi & hambatan gerak [ CITATION Mic06 \l 1057 ].
I.2 Etiologi
Menurut [ CITATION Eli09 \l 1057 ] penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih
belum terungkap, tapi beberapa faktor resiko munculnya osteoarthritis diantaranya ialah :
a. Umur
Dari semua faktor resiko buat munculnya osteoartritis, faktor ketuaan ialah yg
terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin berkembang atau berubah naik
dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada
umur dibawah 40 tahun & kerap kali pada umur diatas 60 tahun.
Perubahan fisis dan biokimia yg terjadi sejalan dengan bertambahnya umur
dengan menurunnya jumlah kolagen, kadar air dan endapannya berwujud pigmen yg
berwarna kuning.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih kerap sering terkena osteoarthritis lutut dan sendi. Sedangkan laki
-laki lebih sering terkena osteoarthritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
1
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis minus pada laki-laki & wanita tetapi
diatas 50 tahun frekuensi oeteoarthritis lebih berlimpah pada wanita dari pada laki-laki
hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesisosteoartritis.
c. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada munculnya osteoarthritis misal, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoarthritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali
lebih berisiko osteoarthritis pada sendi-sendi tersebut, anak-anaknya perempuan
cenderung memiliki tiga kali lebih berisiko dari pada ibu dan anak perempuan dari wanita
tidak ada osteoarthritis. Salah satu osteoarthritis yg biasanya diketemukan pada laki-laki
yang orang tuanya terkena osteoarthritis, sedangkan wanita hanya salah satu dari orang
tuanya yang terkena.
d. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang
pada manusia-manusia kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering
diketemukan pada penduduk Amerika asli dari pada manusia kulit putih. Hal ini mungkin
berkaitan dgn perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan
kongenital dan pertumbuhan.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan naiknya resiko munculnya
osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya
berkaitan dgn osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
f. Cedera sendi, pekerjaan dan olah raga (trauma)
Kegiatan fisik yang bisa menyebabkan osteoartritis ialah trauma yang
memunculkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
g. Kepadatan tulang & pengausan (wear and tear)
Penggunaan sendi yang berlebihan secara teoritis bisa merusak rawan sendi lewat
dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang wajib
dikandungnya.
h. Dampak penyakit pembengkakan atau radang sendi lain
2
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
a. Nyeri & kekakuan pada satu atau lebih sendi, biasanya pada tangan, pergelangan tangan,
kaki, lutut, spina bagian atas dan bawah, panggul, dan bahu. Nyeri bisa berkaitan dengan
rasa kesemutan atau kebas, terutama pada malam hari.
b. Pembengkakan sendi yg terkena dan menurunnya rentang gerak. Sendi tampak
mengalami deformitas.
c. Nodus Heberden, pertumbuhan tulang di sendi interfalangeal distal pada jari tangan, bisa
terbentuk.
d. Pemeriksaan menunjukkan adanya daerah nyeri tekan krepitus dan gejala-gejala
inflamasi pada saat-saat tertentu.
e. Kehilangan fungsi secara progresif
3
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
I.4 Patofisiologi
Tulang rawan sendi adalah sasaran utama perubahan degeneratif pada osteoarthritis.
Tulang rawan sendi memiliki letak strategis yaitu diujung - ujung tulang melaksanakan 2 fungsi,
yaitu (1) menjamin gerakan yang hampir tiada gesekan didalam sendi, berkat adanya cairan
sinovium dan (2) disendi sebagai penerima beban, menebarkan beban keseluruh permukaan
sendi sedemikian sehingga tulang dibawahnya bisa menerima benturan dan berat tanpa
mengalami kerusakan. Kedua fungsi ini mengharuskan tulang rawan elastis (yaitu memperoleh
kembali arsitektur normalnya sesudah tertekan) dan memiliki daya regang (tensile streghth) yang
cukup tinggi [ CITATION Eli09 \l 1057 ].
Secara total perubahan ini cenderung menurunkan daya regang dan kelenturan tulang
rawan sendi. Sebagai respons terhadap perubahan regresif ini, kondrosit pada lapisan yang lebih
dalam berproliferasi dan berupaya memperbaiki kerusakan dengan menghasilkan kolagen dan
proteoglikan baru. Walaupun perbaikan ini pada mulanya mampu mengimbangi kemerosotan
tulang rawan, sinyal molekular yang menyebabkan kondrosit lenyap dan matriks ekstrasel
berubah akhirnya menjadi predominan. Faktor yang menyebabkan pergeseran dari gambaran
reparatif menjadi generatif ini masih belum diketahui.
a. Uji serologi
Uji serologi dapat pendeteksian di dalam cairan sinovium dan serum adanya
makromolekul (misalnya, glikosaminoglikan) yang dilepas karena tulang rawan atau
tulang yg mengalami degenerasi.
b. Sinar-X
Foto sinar X pada engsel mau menunjukkan perubahan yang terjadi pada tulang
seperti pecahnya tulang rawan.
c. Tes darah.
Tes darah dapat membantu memberi informasi buat memeriksa rematik.
d. Analisa cairan engsel
4
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
Dokter dapat mengambil sampel cairan pada engsel buat diketahui apakah nyeri
atau ngilu tersebut dikarenakan karena encok atau infeksi.
e. Artroskopi
Artroskopi ialah alat kecil berupa kamera yg diletakkan dalan engsel tulang.
Dokter dapat mengamati ketidaknormalan yang terjadi.
f. Foto Rontgent
Menunjukkan menurunnya progresif massa kartilago sendi sebagai penyempitan
rongga sendi.
I.6 Penatalaksanaan
Pengelolaan OA berdasarkan atas sendi yang terkena dan berat ringannya OA yang
diderita. Penatalaksanaan OA terbagi atas 3 hal, yaitu :
1. Terapi non-farmakologi
a. Edukasi
Edukasi pada pasien perlu dilakukan agar pasien dapat mengetahui serta
memahami tentang penyakit yang dideritanya, bagaimana agar penyakitnya tidak
bertambah semakin parah dan agar persendiannya tetap terpakai.
b. Terap fisik atau rehabilitasi
Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini
dilakukan untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan
melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.
c. Penurunan berat badan
Berta badan yang berlebih merupakan faktor yang memperberat OA. Oleh
karena itu, berat badan harus tetap dijaga agar tidak berlebih dan diupayakan
untuk melakukan penurunan berat badan berlebih.
2. Terapi farmakologi
Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang timbul,
mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasi klinis dari
ketidakstabilan sendi.
a. Obat anti inflamasi non-steroid (AINS), inhibitor siklooksigenase - 2 (COX 2)
dan asetaminofen.
5
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat
AINS dan inhibitor COX 2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan
asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penangaan
rasa nyeri OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas pada obat AINS
adalah dengan cara mengombinasikan dengan menggunakan inhibitor COX – 2.
b. Chondroprotective Agent
Obat-obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan dari kartilago
pada pasien OA. Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah : tetrasiklin,
asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin c dan sebagainya.
3. Terapi pembedahan
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologitidak berhasil untuk mengurangi
rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang
mengganggu aktivitas sehari-hari.
I.7 Komplikasi
Osteoarthritis yang tidak mendapatkan penanganan dapat meyebabkan nyeri dan rasa
tidak nyaman. Kondisi ini dapat menyebabkan penderita mengalami beberapa komplikasi, seperti
:
a. Gangguan tidur
b. Gangguan kecemasan
c. Depresi
d. Osteonecrosis atau avascular necrosis (kematian jaringan tulang)
e. Infeksi sendi
f. Saraf terjepit di tulang belakang
6
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOARTHRITIS
II.1 Pengkajian
II.1.1 Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan asuransi kesehatan, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk RS, diagnosa medis
7
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
penggunaan otot bantu napas. Pada palpasi, taktil fremitus seimbang kanan dan
kiri. Pada perkusi, suara napas hilang atau melemah pada sisi yang sakit,
biasanya didapatkan ronchi atau mengi.
b. B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin
dan pusing. Adanya pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh
darah atau edema yang berkaitan dengan efek obat atau penyakit osteoartris.
c. B3 (Brain)
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien
biasanya mengeluh pusing dan gelisah.
Kepala dan wajah: ada sianosis.
Mata : sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis pada kasus efusi
pleura hemoragi kronis.
Leher: biasanya JVP dalam batas normal.
d. B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada
sistem perkemihan.
e. B5 (Bowel)
Untuk kasus ini tidak ada eliminasi. Walaupun demikian, perlu dikaji
frekuaensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah. Klien biasanya merasa mual,
nyeri lambung yang menyebabkan klien tidak nafsu makan, terutama klien yang
menggunakan obat NSAID dalam waktu lama.
f. B6 (Bone)
Look
Keluhan nyeri merupakan keluhan utama yang sering mendorong
klien meminta pertolongan. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Nyeri osteoatritis juga dapat berupa
penjalaranatau akibat radikulopati (misalnya osteoartritis dan lumbal).
Osteoartritis lumbal yang menyebabkan stenosis spinal mungkin
menimbulkan keluhan nyeri betis, yang biasanya disebut dengan klaudikasi
intermiten. Klien mungkin menunjukkan salah satu sendi (lutut atau tangan)
8
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
9
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
10
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
11
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
menghindari
cedera akibat
kecelakaan
seperti jatuh.
6. Membantu
pasien dalam
melakukan
teknik
ambulasi
3. Defisit Setelah dilakukan 1. Edukasi keluarga 1. Memberi
perawatan tindakan untuk memberikan dukungan agar
diri keperawatan selama dukungan positif pasien mandiri
berhubungan 3x24 jam diharapkan pasien dalam dalam
dengan defisit perawatan diri melakukan perawatan melakukan
penurunan teratasi dengan diri. perawatan diri.
fungsi tulang kriteria hasil : 2. Monitor lokasi dan 2. Mencegah
- Melaksanakan kecenderungan adanya terjadinya
aktivitas nyeri selama komplikasi atau
perawatan diri beraktivitas. keparahan
yang konsisten 3. Bantu pasien membuat penyakit.
sesuai jadwal latihan ROM 3. Melatih
kemampuan aktif. persendian agar
klien. 4. Kolaborasi dalam dapat dipakai
- Mendemonstasik pemberian terapi dan melindungi
an perubahan farmakologi sendi yang
gaya hidup untuk penurunan rasa nyeri. sakit.
memenuhi 4. Menunjang
kebutuhan kesembuhan
perawatan diri. dengan
menurunkan
rasa nyeri.
12
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
13
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
dalam masa
penyembuhan
14
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
8. instruksikan
pasien mengenai
tanda dan gejala
untuk melaporkan
pada pemberi
perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat
15
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
II.4 Evaluasi
Evaluasi merupakan lagkah terakhir proses keperawatan untuk melengkapi semua proses.
melalui evaluasi memungkinkan perawatan untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap
pengkajian, analisa perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. penilaian ini sesuai dengan kriteria
standart yang telah ditetapkan dengan perencanaan. meskipus tahap evaluasi diletakkan pada
akhir proses keperawatan, tetapi evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses
keperawatan. diagnosa juga perlu dievaluasi untuk menentukan apakah realistik dapat dicapai
dan efektif.
1. Nyeri akut
3. Risiko cidera
5. Defisiensi pengetahuan
16
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena
Osteoartritis (OA) berarti pembengkakan atau radang sendi, walaupun lebih dikenali
sebagai penyakit degeneratif yang dikarenakan peradangan sendi dengan penipisan tulang rawan
yang berkaitan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan
sendi besar yg mananggung beban dan secara klinis ditandai karena nyeri, deformitas,
III.2 Saran
dengan penyakit osteoartritis secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio psiko
3. Mahasiswa sebaiknya menggunakan makalah ini sebagai sumber ilmu untuk mempelajari
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit osteoartritis lebih lanjut
17
Kelompok 1 | Asuhan Keperawatan Osteoarthritis
DAFTAR PUSTAKA
Amin huda nurafif, H. k. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis
& NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
PPNI T. P. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: dewan pengurus
pusat PPNI.
Sudoyo Aru, dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, edisi keempat. Jakarta:
Internal Publishing.
18