1. Standar Kompetensi
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, peserta diharapkan dapat
memahami mengenai Gastritis.
2. Kompetensi Dasar
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan tentang pengertian Penyakit Gastritis.
b. Menjelaskan tentang penyebab Penyakit Gastritis.
c. Menjelaskan tentang tanda dan Penyakit Gastritis.
d. Menjelaskan tentang pencegahan Penyakit Gastritis.
e. Menjelaskan tentang penatalaksanaan Penyakit Gastritis
3. Pokok Bahasan
Pencegahan penyakit gastritis
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian Penyakit Gastritis.
b. Penyebab Penyakit Gastritis.
c. Tanda dan gejala Penyakit Gastritis
d. Pencegahan Penyakit Gastritis.
e. Penatalaksanaan penyakit Gastritis
5. Waktu
1 x 30 Menit
8. Persiapan
Penyuluh mencari referensi (buku, jurnal dan lain-lain) tentang
pencegahan penyakit Gastritis dan membuat media penyuluhan (leaflet).
Penyebab pasti dari gastritis kronik masih belum diketahui, tetapi ada dua
faktor predisposisi yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik yaitu
infeksi dan non infeksi (Wehbi, 2008)
a. Gastritis Infeksi
Menurut Foraldy (2017) Gastritis atau Maag dapat dicegah dengan 4 langkah,
yakni ;
1. Hindari merokok
Nikotin dalam rokok memiliki efek relaksasi otot, sehingga otot saluran
pencernaan yang seharusnya mempertahankan agar isi lambung tidak naik ke atas
menjadi lemah. Hal ini menyebabkan refluks asam lambung, serangkaian gejala
gangguan pencernaan yang ditandai dengan rasa terbakar pada dada akibat asam
lambung yang naik. Perokok juga cenderung mudah batuk, di mana setiap kali
batuk perut akan tertekan sehingga semakin memperbesar resiko asam lambung
naik. Selain rokok, alkohol dan coklat juga memiliki efek yang mirip dengan
nikotin.
Mencegah maag kambuh kembali dapat dengan mengubah pola makan harian.
a) Membiasakan makan lebih sering dengan porsi yang lebih sedikit. Apabila
pada biasanya makan 3 kali sehari, coba diubah menjadi makan 5-6 kali
sehari dengan porsi yang lebih sedikit.
b) Hindari makan hingga terlalu kenyang karena jika isi lambung terlalu
penuh maka isi lambung bisa naik ke tenggorokan.
c) Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam seperti
makanan pedas, jeruk, dan kopi. Makanan atau minuman bersifat asam
memicu rasa nyeri pada ulu hati.
d) Hindari makan sebelum tidur karena meningkatkan resiko naiknya isi
lambung.
Obat anti nyeri yang sering digunakan salah satunya adalah obat anti inflamasi
non-steroid (OAINS). Obat ini memiliki efek meningkatkan asam lambung
sehingga dapat menyebabkan nyeri ulu hati.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Jika gastritis disebabkan oleh menelan asam atau alkali yang kuat, encerkan
dan netralkan asam dengan antasid yang umum (misal aluminium hidroksida),
netralkan alkali dengan jus lemon encer atau cuka encer. Jika korosi luas atau
berat, hidnari emetik dan lavase karena terdapat bahaya perforasi. Terapi suportif
dapat mencakup intubasi nasogastrik, agens analgesik dan sedatif, antasid, dan
cairan IV. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan, pembedahan darurat
mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan gangren atau jaringan yang
mengalami perforasi, reseksi lambung (gostrojejunostomi) mungkin diperlukan
untuk mengatasi obstruksi pilorik.
Sedangkan penatalaksanaan medis pada gastritis kronis dengan cara modifikasi
diet, istirahat, kurangi stres, hindari alkohol dan NSAID, dan farmakoterapi
adalah tindakan terapi inti. Gastritis yang disebabkan oleh H. Pilori ditangani
dengan kombinasi obat tertentu.
Penatalaksaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan untuk pasien dengan gastritis diantaranya :
1. Mengurangi ansietas
Berikan terapi supportif kepada pasien dan keluarga selama terapi dan
setelah asam atau basa yang tertelan telah dinetralisasi atau diencerkan.
Berikan terapi suportif kepada pasien dan keluraga selama terapi dan setelah
asam atau basa yang tertelan telah di netralisir atau diencerkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hirlan, 2009. Gastritis, dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, K.M., Setiati, S., editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid I. 5: 509-512. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK-UI.
Price and Wilson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Vol.2.
Jakarta: EGC.