Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik/materi : Pencegahan penyakit Gastritis


Sasaran : Pasien RS Baladhika Husada DKT Jember
Tanggal : 12 Januari 2019
Waktu : 08.00-08.30
Tempat : Ruang Melati RS Baladhika Husada DKT Jember

1. Standar Kompetensi
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, peserta diharapkan dapat
memahami mengenai Gastritis.

2. Kompetensi Dasar
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan tentang pengertian Penyakit Gastritis.
b. Menjelaskan tentang penyebab Penyakit Gastritis.
c. Menjelaskan tentang tanda dan Penyakit Gastritis.
d. Menjelaskan tentang pencegahan Penyakit Gastritis.
e. Menjelaskan tentang penatalaksanaan Penyakit Gastritis

3. Pokok Bahasan
Pencegahan penyakit gastritis

4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian Penyakit Gastritis.
b. Penyebab Penyakit Gastritis.
c. Tanda dan gejala Penyakit Gastritis
d. Pencegahan Penyakit Gastritis.
e. Penatalaksanaan penyakit Gastritis

5. Waktu
1 x 30 Menit

6. Bahan/Alat yang digunakan


a. Leaflet dan Poster
b. Sound
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi.
b. Landasan Teori: Konstruktivisme
c. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana pendidikan kesehatan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut

8. Persiapan
Penyuluh mencari referensi (buku, jurnal dan lain-lain) tentang
pencegahan penyakit Gastritis dan membuat media penyuluhan (leaflet).

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Memberikan salam, Memperhatikan 5 menit
memperkenalkan diri, dan dan menjawab
membuka penyuluhan. salam
b. Menjelaskan materi secara Memperhatikan
umum dan manfaat bagi
peserta.
c. Menjelaskan tentang TIU dan Memperhatikan
TIK.

Penyajian a. Menjelaskan pengertian Memperhatikan 20 menit


penyakit gastritis
1) Menanyakan kepada Memberikan
peserta mengenai materi pertanyaan
yang baru disampaikan
2) Mendiskusikan bersama Memperhatikan
jawaban yang diberikan dan memberi
tanggapan

b. Menjelaskan penyebab Memperhatikan


penyakit Gastritis.
1) Menanyakan kepada Memberikan
peserta mengenai materi pertanyaan
yang baru disampaikan
2) Mendiskusikan bersama Memperhatikan
jawaban yang diberikan dan memberi
tanggapan

c. Menjelaskan tanda dan gejala Memperhatikan


penyakit Gastritis.
1) Menanyakan kepada Memberikan
peserta mengenai materi pertanyaan
yang baru disampaikan
2) Mendiskusikan bersama Memperhatikan
jawaban yang diberikan dan memberi
tanggapan

d. Menjelaskan pencegahan Memperhatikan


penyakit Gastritis.
1) Menanyakan kepada Memberikan
peserta mengenai materi pertanyaan
yang baru disampaikan
2) Mendiskusikan bersama Memperhatikan
jawaban yang diberikan dan memberi
tanggapan

e. Menjelaskan penatalaksanaan Memperhatikan


penyakit Gastritis.
1) Menanyakan kepada Memberikan
peserta mengenai materi pertanyaan
yang baru disampaikan
2) Mendiskusikan bersama Memperhatikan
jawaban yang diberikan dan memberi
tanggapan

Penutup a. Menutup pertemuan dengan Memperhatikan 5 menit


memberi kesimpulan dari
materi yang disampaikan.
b. Mengajukan pertanyaan Memberi saran
kepada peserta

c. Mendiskusikan bersama Memberi


jawaban dari pertanyaan yang komentar dan
telah diberikan menjawab
pertanyaan
bersama
d. Menutup pertemuan dan Memperhatikan
memberi salam. dan membalas
salam
10. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Penyelenggaraan penatalaksanaan promosi kesehatan Senam penyakit
gastritis di ruang melati RS. Baladhika Husada DKT Jember
2) Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilakukan sebelum
pelaksanaan.
3) Tersedia lingkungan yang nyaman.
b. Evaluasi Proses
1) Penyuluh dapat menfasilitasi dan meningkatkan kemampuan
penatalaksanaan pencegahan Gastritis.
2) Peserta dapat mengikuti pendidikan kesehatan
3) Peserta antusias terhadap kegiatan yang dilakukan.
4) Peserta berpartisipasi dalam kegiatan dengan mengajukan dan
menjawab pertanyaan dengan benar.
5) Proses pendidikan kesehatan pencegahan penyakit gastritis
c. Evaluasi Hasil
1) Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
2) Peserta dapat merasakan manfaat pendidikan kesehatan pencegahan
penyakit gastritis
3) Kegiatan pendidikan kesehatan pencegahan penyakit gastritis sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Materi
1. Gastritis
A. Definisi
Gastritis merupakan inflamasi pada mukosa gaster, yang dapat disebabkan
oleh infeksi H.pylori, refluks empedu, anti-inflamasi non steroid, autoimuns atau
respon alergi (Alianto,2015). Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa
lambung yang disebabkan oleh kuman helicobakteri pylori yang dapat bersifat
akut, kronik difus atau lokal (Hirlan, 2009). Gastitis adalah suatu peradangan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus, atau lokal yang di
sebabkan oleh bakteri atau obat-obatan (Price, 2005).
Gastritis merupakan peradangan yang terjadi di lambung disebabkan oleh
infeksi bakter (H. pylori), respon alergi, obat-obatan anti-inflamasi non steroid.
Gastritis dapat bersifat akut, kronik, atau lokal.
B. Penyebab
Penyebab dari gastritis dibedakan sesuai dengan klasifikasinya :
1. Gastritis Akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti merokok, jenis


obat, alcohol, bakteri, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau antioksitasi
dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma
langsung (Muttaqin, 2011).
a. Obat-obatan seperti obat inflamasi non steroid, yang bersifat
mengiritasi mukosa lambung
b. Sering mengkonsumsi minuman beralkohol seperti whisky, vodka dan
gin.
c. Infeksi bakteri seperti H.pylori (paling sering), H.heilmanii,
Streptococci, Staphylococci, Protectus species, Clostridium species,
E.coli, dan secondary syphilis.
d. Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplomosis, phycomycosis
e. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus.
f. Iskemia, akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma langsung
lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa yang dapat
menyebabkan peradangan pada mukosa lambung.
g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan seperti makanan
berbumbu, minuman yang mengandung kafein dan alkohol
2. Gastritis Kronik

Penyebab pasti dari gastritis kronik masih belum diketahui, tetapi ada dua
faktor predisposisi yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik yaitu
infeksi dan non infeksi (Wehbi, 2008)
a. Gastritis Infeksi

Beberapa agen infeksi masuk ke mukosa lambung dan memberikan


manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen itu sebagai berikut : H.
Pylori, Helicpbacter heilmanii, Mycobacteriosis, infeksi parasit seta
infeksi virus.
b. Gastritis non-infeksi
1. Kondisi imunologi (autoimun) terdapat kira-kira 60% serum pasien
gastritis kronik mempunyai antibody terhadap sel parientalnya
2. Gastropati akibat kimia yang dihubungkan dengan refluks garam
empedu kronis dan kontak dengan Obat Anti Inflamasi
Nonsteroid/OAIN atau aspirin
3. Gastropati uremik, terjadi pada pasien gagal ginjal kronik yang
menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung.
C. Klasifikasi
Menurut Misnadiarly (2009) gastritis terbagi menjadi 3, yaitu :
1. Gastitis gastropati
Tanda dan gejalanya meliputi :
a. Nyeri pada ulu hati
b. Mual
c. Muntah
d. Diare
Disebabkan oleh obat-obatan (seperti aspirin), alkohol, trauma pada
lambung (seperti pengobatan dengan laser), kelainan pembuluh darah pada
lambung, luka akibat operasi/bedah lambung.
2. Gastritis spesifik
Tanda dan gejalanya meliputi :
a. Nyeri pada ulu hati (anroksia)
b. Mual
c. Muntah
Disebabkan oleh infeksi dari bakteri, virus, jamur, parasit, nematoda dan
adanya penyakit pada saluran pencernaan. Apabila disebabkan oleh infeksi,
biasanya disertai dengan diare, nyeri perut, badan menjadi panas, menggigil,
kejang otot.
3. Gastritis Kronis
Tanda dan gejalanya, meliputi :
a. Perasaan tidak enak pada ulu hati, kadang disertai mual dan muntah
b. Perasaan penuh di ulu hati
Jenis ini disebabkan oleh infeksi bakteri (H.pylori), autoimun, adanya tumor
pada lambung dan stress.
D. Pencegahan

Menurut Foraldy (2017) Gastritis atau Maag dapat dicegah dengan 4 langkah,
yakni ;

1. Hindari merokok

Nikotin dalam rokok memiliki efek relaksasi otot, sehingga otot saluran
pencernaan yang seharusnya mempertahankan agar isi lambung tidak naik ke atas
menjadi lemah. Hal ini menyebabkan refluks asam lambung, serangkaian gejala
gangguan pencernaan yang ditandai dengan rasa terbakar pada dada akibat asam
lambung yang naik. Perokok juga cenderung mudah batuk, di mana setiap kali
batuk perut akan tertekan sehingga semakin memperbesar resiko asam lambung
naik. Selain rokok, alkohol dan coklat juga memiliki efek yang mirip dengan
nikotin.

2. Mengubah pola makan

Mencegah maag kambuh kembali dapat dengan mengubah pola makan harian.
a) Membiasakan makan lebih sering dengan porsi yang lebih sedikit. Apabila
pada biasanya makan 3 kali sehari, coba diubah menjadi makan 5-6 kali
sehari dengan porsi yang lebih sedikit.
b) Hindari makan hingga terlalu kenyang karena jika isi lambung terlalu
penuh maka isi lambung bisa naik ke tenggorokan.
c) Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam seperti
makanan pedas, jeruk, dan kopi. Makanan atau minuman bersifat asam
memicu rasa nyeri pada ulu hati.
d) Hindari makan sebelum tidur karena meningkatkan resiko naiknya isi
lambung.

3. Mengurangi berat badan

Kegemukan memiliki risiko lebih tinggi mengalami maag karena cenderung


makan dalam porsi besar, yang meningkatkan tekanan dalam lambung sehingga
isi lambung mudah naik keluar. Mengurangi berat badan 2-5 kg dapat membantu
untuk mencegah maag datang kembali.

4. Menghindari obat pereda nyeri tanpa pengawasan dokter

Obat anti nyeri yang sering digunakan salah satunya adalah obat anti inflamasi
non-steroid (OAINS). Obat ini memiliki efek meningkatkan asam lambung
sehingga dapat menyebabkan nyeri ulu hati.

E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis gastritis menurut (Brunner dan Suddarth , 2011) terbagi


menjadi dua yaitu penatalaksanaan medis pada gastritis akut dan gastritis kronik.
Penatalaksanaan gastritis akut yaitu berdasarkan konsep bahwa mukosa lambung
mampu memperbaiki dirinya sendiri setelah episode gastritis. Biasanya pasien
pulih dalam satu hari, meskipun nafsu makan mungkin akan hilang selama 2 atau
3 hari. Pasien tidak boleh mengonsumsi alkohol dan makan sampai gejala reda.
Kemudian diet pasien dapat dilanjutkan menjadi diet non iritatif. Jika gejala
menetap, cairan intravena mungkin diperlukan. Jika perdarahan terus terjadi,
penatalaksanaannya serupa dengan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran atas.

Jika gastritis disebabkan oleh menelan asam atau alkali yang kuat, encerkan
dan netralkan asam dengan antasid yang umum (misal aluminium hidroksida),
netralkan alkali dengan jus lemon encer atau cuka encer. Jika korosi luas atau
berat, hidnari emetik dan lavase karena terdapat bahaya perforasi. Terapi suportif
dapat mencakup intubasi nasogastrik, agens analgesik dan sedatif, antasid, dan
cairan IV. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan, pembedahan darurat
mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan gangren atau jaringan yang
mengalami perforasi, reseksi lambung (gostrojejunostomi) mungkin diperlukan
untuk mengatasi obstruksi pilorik.
Sedangkan penatalaksanaan medis pada gastritis kronis dengan cara modifikasi
diet, istirahat, kurangi stres, hindari alkohol dan NSAID, dan farmakoterapi
adalah tindakan terapi inti. Gastritis yang disebabkan oleh H. Pilori ditangani
dengan kombinasi obat tertentu.
Penatalaksaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan untuk pasien dengan gastritis diantaranya :
1. Mengurangi ansietas

 Laksanakan tindakan darurat untuk kasus ingesti asam atau alkali

 Berikan terapi supportif kepada pasien dan keluarga selama terapi dan
setelah asam atau basa yang tertelan telah dinetralisasi atau diencerkan.

 Berikan terapi suportif kepada pasien dan keluraga selama terapi dan setelah
asam atau basa yang tertelan telah di netralisir atau diencerkan.

 Persiapkan pasien untuk menjalani pemeriksaan diagnostik tambahan


(endoskopi) atau pembedahan.

 Dengarkan secara tenang dan jawab pertanyaan selengkap-lengkapnya dan


jelaskan prosedur terapi.

2. Meningkatkan nutrisi yang optimal


 Berikan dukungan fisik dan emosional untuk pasien gastritis akut.
 Bantu pasien menangani gejala (misal mual, muntah, nyeri ulu hati, dan
keletihan).
 Hindari makanan dan minuman per oral selama beberapa jam atau beberapa
hari sampai gejala akut reda.
 Berikan kepingan es dan cairan jernih ketika gejala reda.
 Anjurkan pasien untuk melaporkan setiap gejala yang menunjukkan episode
gastritis berulang ketika makanan dimasukkan.
 Cegah konsumsi minuman berkafein (Kafein meningkatkan aktivitas
lambung dan sekresi pepsin), alkohol, dan merokok sigaret (nikotin
menghambat netralisasi asam lambung di dalam duodenum).
 Rujuk pasien untuk menjalani konseling alkohol dan berhenti merokok jika
tepat.
3. Meningkatkan kesimbangan cairan
 Pantau asupan dan haluaran harian untuk mengetahui adanya dehidrasi
(minimal asupan 1,5 L/hari dan haluaran urin 30 Ml/jam). Infuskan cairan
intravena jika diprogamkan.
 Kaji nilai elektrolit setiap 24 jam untuk mendeteksi ketidakseimbangan
cairan.
 Waspadai indikator gastritis hemoragik (hematemesis, takikardia, hipotermi)
dan beri tahu dokter.
4. Meredakan nyeri
 Instruksikan pasien untuk menghindari makanan dan minuman ringan yang
dapat mengiritasi mukosa lambung.
 Ajarkan pasien cara penggunaan obat secara benar untuk meredakan
gastritis kronis.
 Kaji nyeri dan kenyamanan yang dirasakab melalui penggtunaan medikasi
dan menghindari zat-zat yang mengiritasi.
5. Mengajarkan psdien tentang perawatan diri
 Kaji pengetahuan pasien mengenai gastritis dan buat rencana pendidikan
individual yang menggabungkan pada makan pasien, kebutuhan kalori
harian, dan pilihan makanan.
 Berikan daftar zat yang harus dihindari (kafein, nikotin, makanan pedas,
makanan yang mengiritasi atau makanan yang sangat berbumbu, alkohol)
konsultasikan dengan ahli gizi jika diindikasikan.
 Beri penjelasan mengenai agens antibiotik, antasid, garam bismuth,
medikasi sedatif/penenang, atau agens antikolinergik yang dapat diresepkan.
 Jika perlu, tekankan pentingnya melengkapi regimen medikasi sesuai
program untuk mengatasi infeksi H.Pylori.

DAFTAR PUSTAKA

Alianto, R. 2015. Diagnosis Histopatologik Gastritis. CDK-231. Vol 42 : 597-600


http://www.kalbemed.com/Portals/6/10_231Diagnosis%20Histopatologi
%20 Gastritis.pdf [diakses pada 09 Januari 2019]

Bunner dan Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta.


Foraldy, T. 2017. 4 Cara Mudah Mencegah Maag Kambuh Lagi. Dapat diakses
pada https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/maag-asam-lambung/tips
-mencegah-maag-kambuh/ [Diakses pada 12 Januari 2019]

Hirlan, 2009. Gastritis, dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, K.M., Setiati, S., editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid I. 5: 509-512. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK-UI.

Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna: Gastritis (Dyspepsia atau


Maag), Infeksi Mycobacteria pada Ulcer Gastrointestinal. Ed.1. Jakarta :
Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi


Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.

Price and Wilson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Vol.2.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai