KELOMPOK III
1. Mochamad Firmansyah A NIM. P17211175001
2. Romida Khurotin A’Yuni NIM. P17211175007
3. Ricky Alpianor NIM. P17211175009
4. Mawardin NIM. P17211175012
5. Made Agung Eko Buwono NIM. P17211175017
iv
BAB I
PENDAHULUAN
masing – masing. Rumah, pemukiman, gedung yang berjajar di tepi sungai disitulah
banyak sekali berbagai penyakit jika mereka tidak menjaga lingkungannya, salah satu
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi oleh virus Dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, dengan cirri demam tinggi mendadak disertai
(Ditjen PPM & PL). Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
menyebabkan kematian dalam waktu singkat serta dapat menimbulkan kejadian wabah
(Depkes,1997).
bulan Januari-Februari 2016 sebanyak 8.487 orang penderita DBD dengan jumlah
kematian 108 orang. Golongan terbanyak yang mengalami DBD di Indonesia pada usia
5-14 tahun mencapai 43,44% dan usia 15-44 tahun mencapai 33,25%. Sedangkan Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang mencatat sebanyak 1.114 kasus demam berdarah terjadi
kecamatan yang menjadi endemik DBD karena setiap tahun selalu ada kejadian (kasus)
di wilayah itu. Ke-10 kecamatan endemik DBD itu adalah Kecamatan Pakis,
Karangploso, Dau, Singosari, Kepanjen, Turen, Bululawang, Sumberpucung, dan
SBS mencapai 517 orang dan 184 kasus diantaranya sudah positif DBD. Namun, dari
10 kecamatan endemik DBD tesrebut, Kecamatan Pakis yang paling rentan karena
jumlah penderitanya juga paling banyak, yakni 65 pasien dan satu pasien meninggal.
Kondisi fisik rumah adalah keadaan rumah secara fisik dimana orang
manusia. Demam Berdarah Dengue dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang buruk.
Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik perumahan yang tidak
mempunyai syarat seperti ventilasi, suhu, kelembaban, dan tempat penampungan air.
Ketika cuaca berubah dari musim kemarau ke musim hujan sebagian besar permukaan
dan barang bekas itu menjadi sarana penampung air hujan. Bila di antara tempat atau
barang bekas itu berisi telur hibernasi maka dalam waktu singkat akan menetas menjadi
larva Aedes aegypti yang dalam waktu (9-12 hari) menjadi nyamuk dewasa (Supartha,
2008). Jumlah penderita demam berdarah dengue akan terus bertambah selama musim
hujan masih berlangsung, karena banyak tempat diluar rumah yang berpotensi ada
menerus telah dan akan dilakukan Pemerintah melalui kerjasama lintas program dan
lintas sektoral termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian penyakit ini
masih terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah.
Oleh karena itu peningkatnya peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan
Salah satu strategi ampuh untuk pemberantasan wabah DBD yaitu pemberdayaan
masayarakat, maka dari itulah diperlukan adanya perencanaan bentuk kegiatan nyata
1.2 Tujuan
masyarakat.
1.4 Manfaat
TINJAUAN TEORI
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disertai dengan
Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk dan
ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai, dan ruam (Brooker, 2001).
terasa dingin, bibir biru, capillary reffil time lebih dari dua detik, nadi cepat dan
lemah.
a. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji trombosit openia dan
hemokonsentrasi. tourniquet.
b. Derajat II
Derajat I dan disertai pula perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.
c. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan daerah rendah
(hipotensi), gelisah, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan).
d. Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue,
yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti albopictus, Aedes polynesiensis dan
beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun merupakan vektor yang
kurang berperan. Nyamuk Aedes tersebut mengandung virus dengue pada saat menggigit
manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur
berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat
ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Virus dalam tubuh nyamuk
beina dapat ditularkan kepada telurnya (transsovarian transmission), namun perannya dalam
penularan virus tidak penting. Sekali virus dapat masuk dan berkembang biak di dalam tubuh
nyamuk, nyamuk tersebut akan menularkan virus selama hidupnya (infektif). Di tubuh
manusia, virus memerlukan masa tunas 4-6 hari (intrinsic incubation period) sebelum
menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila
nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas
Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3-14 hari), timbul gejala
prodormal yang tidak khas seperti: nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah.
Demam Dengue (DD) merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua
a. Nyeri kepala.
b. Nyeri retro-orbital.
c. Mialgia / artralgia.
d. Ruam kulit.
Demam Berdarah Dengue (DBD) berdasarkan criteria WHO 1997 diagnosis DBD
a. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.
Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau perdarahan dari
tempat lain.
d. Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut :
PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan
1. Membentuk keanggotaan panitia dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.
2. Melakukan perijin dalam bentuk surat kepada kepala camat dengan tembusan
surat kepada lurah, Ketua RW, Ketua RT. Sekaligus menyampaikan maksud
dan tujuan atas kegiatan yang akan dilakukan.
3. Mengatur jadwal pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dengan tujuan
mensosialisasikan kegiatan yang akan dilaksanakan sekaligus memberikan
pemahaman kepada tokoh-tokoh masyarakat, dengan harapan mendapatkan
dukungan penuh dari tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat, dalam melakukan pengkajian kepada masyarakat terlebih dahulu
untuk menemukan permasalahan kesehatan yang ada dimasyarakat.
4. Melakukan pengkajian kepada masyarakat di kecamatan Pakis
Adapun hal-hal yang akan dikaji data geografis dari kecamatan Pakis, data
demografi dari kecamatan Pakis.
5. Sehingga dapat menentukan solusi yang tepat untuk permasalahan yang
ditemukan nantinya.
B. Pengkajian Data
Pengkajian data yang dilakukan petugas kepada masyarakat di Kecamatan Pakis. Yaitu
sehubungan dengan tingginya angka kejadian DBD dan masih adanya rumah warga dengan
jentik nyamuk, juga banyak rumah yang terdapat larva pada penampungan airnya. Faktor –
faktor itu di pengaruhi oleh sedikitnya warga yang menguras kamar mandi atau penampungan
air. Selain itu banyaknya rumah yang tertutup sehingga tidak adanya sinar matahari.
1. Riwayat
Identitas wilayah
Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Pakis
Kondisi pemukiman
Secara umum, kondisi pemukiman di Kecamatan Pakis cukup bersih.
Sarana untuk menuju fasilitas umum meliputi kondisi jalan yang baik, dan
alattransportasi yang digunakan meliputi sepedamotor dan mobil.
Data Kelurahan di kecamatan Pakis Kabupaten Malang meliputi
Penduduk Penduduk Jumlah
No. Nama Desa/Kelurahan
Laki-Laki Perempuan Penduduk
1. Pakisjajar 6394 6227 12621
2. Pakiskembar 4516 13439 17955
3. Sumberpasir 3288 3368 6656
4. Asrikaton 7703 7440 15143
5. Mangliawan 9749 9708 19457
6. Ampeldento 3021 2960 5981
7. Sekarpuro 5656 5928 11584
8. Sumberkadenan 3227 3177 6404
9. Kedungrejo 2457 2592 5049
10. Banjarejo 3700 2594 6294
11. Pucangsongo 1425 1399 2824
12. Sukoanyar 3435 3418 6853
13. Tirtomoyo 4547 5716 10263
14. Bunutwetan 5089 5079 10168
15. Saptorenggo 8588 8626 17214
Jumlah 72795 81671 154466
Sumber: http://pakis.malangkab.go.id/?page_id=46
Pengkajian
Untuk pengkajian dilaksanakan dengan teknik survey mawas diri oleh pegawai
Puskesmas dan dilaksanakan pada tanggal Rabu-Jumat, 11-13 Agustus 2017
Pukul.08.00 WIB di setiap kelurahan pada Kecamatan Pakis.
Proses Pengkajian
Pada tahap pengkajian di setiap kelurahan pada kecamatan pakis, dengan melakukan
survey mawas serta wawancara bersama Camat, Lurah, Ketua RW dan Ketua RT
mengenai data geografis dan demografis, serta melakukan pendekatan pada
lingkungan yang menjadi target. Sebelum melakukan pengkajian, dilakukan
penyusunan alat ukur untuk melakukan pengkajiandan didalam alat pengkajian
tersebut mampu mewakili seluruh data yang menjadi permasalahan di wilayah
kecamatan Pakis.
a. Data Demografis
Usia
Object 3
`
Dari diagram 3.1 Diagram lingkaran usia di Kecamatan Pakis.
Berdasarkan gambar 3.1 diatas dapat diketahui bahwa hampir setengah 45% (69.510
Jiwa) dengan usia 21-59 tahun.
Jenis kelamin
Object 5
Gambar 3.2 Diagram lingkaran jenis kelamin di wilayah Kecamatan Pakis (n =154.466
Jiwa)
Berdasarkan gambar 3.2 diatas dapat diketahui bahwa hampir setengah 53% (81.671 Jiwa)
dengan jenis kelamin perempuan.
Status Perkawinan
Object 7
Agama
Object 9
Gambar 3.4 Diagram lingkaran agama di wilayah Kecamatan Pakis (n =154.466 Jiwa)
Berdasarkan gambar 3.4 diatas dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan 96% (148.287
Jiwa) beragama islam.
Suku
Object 11
Gambar 3.5 Diagram lingkaran suku di wilayah Kecamatan Pakis (n =154.466 Jiwa).
Dari diagram 3.5 diketahui 100%(154.466 Jiwa) dari suku Jawa
Pekerjaan
Object 13
Tingkat pendidikan
Object 15
Gambar 3.7 Diagram lingkaran tingkat pendidikan di Kecamatan Pakis Agustus 2017
Dari diagram 3.7 diketahui sebagian besar pendidikan terakhir SMA sebanyak 28%
Gambar 3.8 Diagram lingkaran keluhan saat ini pada dewasa pekerja di lingkungan RT
8/RW 10 Kelurahan Cemorokandang.
Dari diagram 3.8 ada 8% (10) orang mengeluh linu (n =119)
Object 20
Object 23
Gambar 3.11 Diagram lingkaran cara mengolah sampah di lingkungan Kecamatan Pakis
Berdasarkan gambar 3.11 didapatkan bahwa dari 54 rumah ada lebih dari setengah atau
53% yang diambil petugas.
Berdasarkan gambar 3.12 didapatkan sebagian besar 77% atau 198 warga memanfaatkan
pelayanan kesehatan kepuskesmas dari 267 warga.
Kader
Di kecamatan pakis sudah memiliki kader Posyandu, tetapi masih belum memiliki
kader jumantik.
Object 27
Gambar 3.13 Diagram lingkaran identifikasi jentik nyamuk di lingkungan Kecamatan Pakis
Berdasarkan gambar 3.13 didapatkan bahwa dari 54 rumah masih ada 56 % atau 30 rumah
Berdasarkan gambar 3.14 didapatkan bahwa dari 54 rumah sebesar 64% atau 36 rumah
menguras bak mandi 2 kali seminggu.
Tipe bangunan
Object 32
Berdasarkan gambar 3.15 didapatkan bahwa dari 79 KK, semuanya atau 100% memiliki
tipe bangunan permanen.
Ventilasi
Object 34
Pencahayaan
Object 36
Berdasarkan gambar 3.17 didapatkan bahwa dari 54 rumah masih ada 48% atau 28 rumah
memiliki pencahayaan kurang baik.
Berdasarkan gambar 3.18 didapatkan bahwa dari 56 rumah masih ada 16 % atau 12
rumah tidak biasa membuka jendela
Object 40
Gambar 3.20 Diagram lingkaran sarana pembuangan air limbah tiap rumah di Kecamatan
Pakis
Berdasarkan gambar 3.20 didapatkan bahwa masih ada 36% atau 20 rumah membuang air
limbah di selokan
Object 44
Gambar 3.21 Diagram lingkaran sarana genangan air di lingkungan tiap rumah di
Kecamatan Pakis
Berdasarkan gambar 3.21 didapatkan bahwa 64% atau 36 rumah masih memiliki
genangan air di lingkungan rumahnya
Gambar 3.22 Diagram lingkaran rumput sekitar rumah tiap rumah di Kecamatan Pakis
Berdasarkan gambar 3.22 didapatkan bahwa 57% atau 32 rumah memiliki rumput yang
rindang di lingkungan rumahnya
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat di identifikasi masalah yang dihadapi peneliti
sebagai berikut :
Belum terbentuknya Jumantik di setiap Kelurahan pada kecamatan Pakis dan warga
Didapatkan bahwa dari 56 rumah masih ada 56 % atau 30 rumah terdapat larva nyamuk.
Didapatkan bahwa dari 56 rumah masih ada 48% atau 28 rumah memiliki pencahayaan
kurang baik
Didapatkan bahwa dari 56 rumah masih ada 16 % atau 12 rumah tidak biasa membuka
jendela
Didapatkan bahwa masih ada 36% atau 20 rumah membuang air limbah di selokan.
Di dapatkan data sekita 64% rumah warga yang masih memiliki genangan air.
Terdapat data sekitar 57% rumah warga atau 32 rumah memiliki rumput yang rindang di
lingkungan rumah.
Pada Kecamatan Pakis kami mengambil masalah Demam Berdarah Dangue (DBD).
Karena hasil observasi kami mendapatkan data baik dari masyarakat maupun instansi
kesehatan bahwa kurangnya pengetahuan dan pemahaman warga mengenai penerapan 4M
dan pemberantasan jentik nyamukdan hasil data dariObservasi serta wanawancara dengan
para tokoh masyarakat yang kami dapatkan bahwa di setiap keluirahan pada kecamatan pakis
tersebut mengalami kasus penyakit Demam Bedarah Dangue (DBD) yang meningkat.
E. Perencanaan (POA)
mengikutsertakan masyarakat atau terlibat aktif dalam kegiatan yang telah tercantum
sehat dan bersih dapat meningkat sehingga dapat mengurangi angka kejadian demam
kegiatan PHBS (4M, Kerja Bakti, pembagian “ABATE”, dll) juga akan diadakan
kegiatan metode diskusi ceramah dengan harapan bagi masyarakat yang tidak bisa
mengikuti kegiatan praktik PHBS dapat mengerti tentang kegiatan yang dilakukan
(sesuai dengan prinsip preventif, Promotif, Rehabilitatif), dan juga berprinsip Kuratif
bagi masyarakat yang telah terkena DBD dapat mengetahui gejala sejak dini sehingga
jentik nyamuk aedes aegypti. Serta organisasi yang sudah ada di masyarakat seperti
PKK, Kader, Remas dan lain-lain diikutfungsikan dalam kegiatan yang telah
kepentingannya, dalam hal ini yang perlu diperjuangkan dari kepentingan masyarakat
untuk membunuh nyamuk penyebab jentik, serta mendapatkan jatah pembagian obat
berhubungan dengan tindakan pertama bila ada keluarga yang terkena DBD, serta
4. Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal baik dana,
tenaga serta budaya. Dari kearifan lokal yang ada pada kecamatan pakis seperti
dilakukannya rapat setiap tiga bulan sekali oleh perangkat desa dapat ditambah fungsi
untuk mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan setiap bulannya sehingga
dengan harapan akan menemukan solusi dan mengetahui ada permasalahan baru yang
5. Penggalangan Kemitraan dan Partisipasi lintas sektor terkait, swasta dunia usaha dan
masyarakat. dalam hal ini akan dibahas secara terperinci dihalaman berikut
Definisi Kemitraan
Kemitraan sebagaimana dimaksud UU No. 9 Tahun 1995, adalah kerjasama antara
usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan
pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan prinsif saling memerlukan,
saling memperkuat dan saling menguntungkan.
Kemitraan didefinisikan sebagai hubungan sukarela dan bersifat kerjasama antara
beberapa pihak, baik pemerintah maupun swasta, yang semua orang didalamnya setuju untuk
kerjasama dalam meraih tujuan bersama dan menuanikan kewajiban serta menanggung
resiko, tanggug jawab, sumber daya, kemampuan dan keuntungan secara bersama.
1. Untuk mencapai Indonesia sehat yang dimulai dari Kecamatan Pakis dengan
Membakar).
1. Banyak rumah Memberikan Penyuluhan Menurunnya angka 1. Banyak rumah 1. Mendapat bantuan
Resiko memiliki pencahayaan kesehatan tentang rumah memiliki yang tertutup dari kader wilayah
penyebaran kurang penyebab, siklus hidup pencahayaan kurang karena
penyakit Banyak rumah Nyamuk dan upaya Menurunnya angka penghuninya
terdapat larva nyamuk pemutusan siklus hidup rumah yang terdapat keluar rumah
demam
Sangat sedikit warga nyamuk. larva nyamuk saat survey
berdarah jentik
yang menguras kamar Memantau/ survey jentik Meningkatnya angka
(DHF) berkala dengan kader
mandi sebanyak 2x rumah yang
sehubungan seminggu Memberikan Penyuluhan menguras kamar
dengan masih tentang 4M dan canangkan mandi.
adanya rumah gerakan 4M dan
yang ada jentik pembagian abate
nyamuk Mendapat bantuan
Masih terbentuk kader Pelaihan kader jumantik, dari Pendataan kesetiap Perjaringan oleh
Belum dan support dari
2. posyandu ,belum adanya petugas kesehatan rumah warga, kegiatan petugas jumantik
terbentuknya terhalang karena kader posyandu dan
Kader Jumantik meliputi pembagian
kader Jumantik obat abate, pemeriksaan jika pada pagi hari kader kesehatan
jentik nyamuk. banyak warga yang lainnya, serta tokoh
tidak berada di agama dan tokoh
Menurunya angka rumah karena masyarakat.
rumah warga yang bekerja.
terdapat jenitk nyamuk.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkes.go.id/article/print/16030700001/wilayah-klb-dbd-ada-di-11-provinsi.html
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/03/06/o3ktgk365-empat-warga-
malang-meninggal-akibat-dbd