Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TREN DAN ISSUE DALAM PELAYANAN KESEHATAN


DI PUSKESMAS

DI SUSUN OLEH :
ELIH SUMIARSIH,Amd.Keb

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


WIJAYA HUSADA
2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dengan kekuatan pikiran dan

keterbukaan hati penulis dapat menyelesaikan makalah dengan topik “Tren Dan

Issue Dalam Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Asyysifaa Leuwiliang

Bogor”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan masukan

berupa gagasan maupun saran hingga terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun untuk kelengkapan tulisan ini kedepan agar dapat berguna bagi
kita semua.

Bogor, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................ 4
1.3.1 Tujuan umum ................................................................. 4
1.3.2 Tujuan khusus ................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kesehatan primer ...................................................... 5
2.2 Pengertian Puskesmas ................................................................ 5
2.3 Masalah yang muncul di Puskesmas ......................................... 5
2.4 Penyebab terjadinya masalah di Puskesmas .............................. 7
2.5 Kepuasan pasien ....................................................................... 7
2.5.1 Pengertian ..................................................................... 7
2.5.2 Indeks kepuasan masyarakat .......................................... 8
2.5.3 Dimensi kepuasan ......................................................... 10
2.6 Solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di puskesmas ... 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 15
3.2 Saran ......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan yang memadai merupakan tumpuan masyarakat.

Pelayanan kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar selain pangan dan

juga pendidikan. Pelayanan kesehatan bukan salah monopoli rumah sakit saja.

Penduduk Indonesia yang jumlahnya melebihi 200 juta jiwa tidak

mungkin harus bergantung dari rumah sakit yan jumlahnya sedikit dan tidak

merata penyebarannya.

Pelayanan kesehatan yang bermutu masih jauh dari harapan

masyarakat, serta berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu, maka UU

Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 menekankan pentingnya upaya peningkatan

mutu pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat Puskesmas.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional

yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta

aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah

dan masyarakat. Upaya kesehatan tesebut diselenggarakan dengan menitik

beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat

kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada

1
perorangan. Pengelolaan puskesmas biasanya berada di bawah Dinas

Kesehatan Kabupaten dan Kota.

Tetapi dalam kenyataannya puskesmas tidak dapat memenuhi

fungsinya dengan baik. Apalagi puskesmas yang berada di desa-desa kecil.

Banyak keluhan masyarakat desa yang mengatakan tentang masalah

pelayanan, tenaga medis serta manajemen puskesmas yang masih buruk dan

tidak bisa memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat

Indonesia.

Saat ini, pudarnya Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan, demikian

halnya Puskesmas menjadi hal yang sangan disayangkan dibandingkan pada

tahun 1980-an dimana pusat Pelayanan Kesehatan terlihat sangat ramai

dikunjungi pasien yang hendak berobat, yang kini fenomena itu jarang terjadi.

Sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat, mestinya puskesmas dapat

menjadi tempat rujukan pertama dengan pelayanan prima yang dapat

menangani berbagai masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat, dan

yang lebih fatal dimana petugas puskesmas tidak begitu tanggap dengan

pelayanan medik, tetapi lebih menekankan administrasi.

Banyak masalah yang menjadi pemicu rendahnya pencitraan

puskesmas pada saat sekarang. Sarana yang tidak lengkap seperti obat-obatan

yang kurang bermutu dari segi variasi, petugas yang kurang tanggap dengan

pasien, keramahan yang kurang dari pemberi layanan, sehingga masyarakat

kurang puas setiap berobat ke pusat pelayanan kesehatan ini. Disamping itu

2
program puskesmas yang kurang berjalan menjadi pemicu rendahnya mutu

pelayanan puskesmas di mata masyarakat.

Kepuasan pasien sering dipandang sebagai suatu komponen yang

penting dalam pelayanan kesehatan. Keramahan dan kenikmatan berkaitan

dengan pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan klinis

dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan ketersediaannya untuk kembali ke

fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan berikutnya. Umumnya

fasilitas layanan milik pemerintah kurang/ tidak dimanfaatkan oleh

masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah bahwa umumnya mutu layanan

kesehatan yang diselenggarakan oleh fasilitas layanan kesehatan milik

pemerintah masih belum atau tidak memenuhi harapan pasien dan atau

masyarakat.

Solusi yang tepat untuk masalah puskesmas sangat diperlukan untuk

kemajuan puskesmas serta kemajuan kesehatan masyarakat. Dalam makalah

ini penulis mengangkat tentang masalah dalam pelayanan kesehatan tingkat

kesehatan primer yaitu keefektifan puskesmas bagi masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja masalah yang terdapat di puskesmas ?

2. Apa penyebab terjadi masalah di puskesmas ?

3. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah di puskesmas ?

3
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui masalah dalam pelayanan kesehatan tingkat

kesehatan primer yaitu keefektifan pelayanan puskesmas bagi masyarakat

Indonesia.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui apa saja masalah yang ada di puskesmas, penyebab

dan solusi untuk menyelesaikan masalah di puskesmas.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Primer

Kesehatan Primer adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin

tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk.

2.2 Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah suatu unit pelaksana funsional yang berfungsi

sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta

masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan

kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu

masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

2.3 Masalah Yang Muncul Di Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak

pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu

masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama dengan standar

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal murah seharusnya

menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi

masyarakat, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih

memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas

kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang

negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan

5
bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak

cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik

dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran

yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari. Sehingga banyak

sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu tidak sesuai dengan

Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. sikap tidak disiplin

petugas medis pada unit pelayanan puskesmas juga menjadi sebuah masalah.

Masyarakat selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis

yang dinilai cenderung arogan, berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan

pada puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli

obat pada apotik. Tidak hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas, lebih

dari itu, masih ada permasalahan yang muncul di lingkup puskesmas,

misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat singkathanya sampai jam 12.00

WIB dan tambahan waktu lembur sampai jam 14.00 WIB, kemampuan

keuangan daerah yang terbatas, puskesmas yang kurang memiliki otoritas

untuk memanfaatkan peluang yang ada, puskesmas belum terbiasa mengelola

kegiatannya secara mandiri, serta kurangnya kesejahteraan karyawan yang

berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas.

6
2.4 Penyebab Terjadinya Masalah Di Puskesmas

1. Pelaksanaan manajemen yaitu merupakan hal penting yang menentukan

dalammencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas.

Dapat dikatakan juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala

Puskesmas dan rendahnya disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur

manajemen ini tidak berjalan. Tentu hal ini menghambat kinerja.

2. Sarana dan prasarana di puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian

oleh pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit untuk

dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam Puskesmas

sangat terbatas, baik berupa alat medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi

akibat dari sumber keuangan yang dimiliki Puskesmas terbatas sehingga

mutu pelayanan puskesmas pun menjadi rendah karena tidak sesuai

dengan standart kesehatan.

3. Tenaga medis: Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan

ketidakmampuannya melaksanakan program dari Dinas Kesehatan.

2.5 Kepuasan Pasien

2.5.1 Pengertian

Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan

dan kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila

pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

7
Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa

senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan

sebagainya).

2.5.2 Indeks Kepuasan Masyarakat

Indeks kepuasan masyarakat (IKM) adalah data dan informasi singkat

tentang kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara

kuantitatif/kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan

dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara

harapan dan kebutuhannya.

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

KEPMENPAN No.25/M/PAN/2/2004, yang kemudian dikembangkan

menjadi 14 unsur yang “relevan”, “valid” dan “reliabel”, sebagai unsur

minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat

adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya.

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan

tanggung jawabnya).

8
4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan

kepada masyarakat.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

serta saling menghargai dan menghormati.

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang telah ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

9
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan.

14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan

unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

resiko resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

2.5.3 Dimensi kepuasan

Menurut Midwifery (2013), secara umum dimensi kepuasan dibedakan

atas dua macam:

1. Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik dan standar pelayanan

a. Hubungan bidan dan pasien

Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu,

hubungan bidan dan pasien yang baik harus dapat dipertahankan.

Diharapkan setiap bidan dapat dan bersedia memberikan perhatian

yang cukup kepada pasiennya secara pribadi, menampung dan

mendengarkan semua keluhan, serta menjawab dan memberikan

keterangan yang sejelas-jelasnya tentang segala hal yang ingin

diketahui pasien.

10
b. Kenyamanan pelayanan

Kenyamanan yang dimaksudkan disini tidak hanya yang menyangkut

fasilitas yang disediakan, tetapi juga sikap serta tindakan para

pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

c. Kebebasan melakukan pilihan

Memberikan kebebasan kepada pasien untuk memilih serta

menentukan pelayanan kesehatan.

d. Pengetahuan dan kompetensi teknis

Makin tinggi tingkat pengetahuan dan kompetensi teknis pelayanan

kesehatan maka makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan.

e. Efektifitas pelayanan

Makin efektif pelayanan kesehatan makin tinggi pula mutunya.

f. Keamanan tindakan

Untuk dapat dikatakan pelayanan kesehatan yang bermutu, aspek

keamanan harus diperhatikan. Pelayanan medis yang membahayakan

pasien, bukanlah pelayanan yang baik.

2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan sesuai persyaratan pelayanan

kesehatan.

a. Available (ketersediaan layanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan kesehatan

tersebut tersedia di masyarakat.

11
b. Appropriate (kewajaran pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat

wajar, dalam arti sesuai dengan kebutuhan masalah medis yang

dihadapi.

c. Continue (kesinambungan pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan bersifat

berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap waktu dan ataupun pada

setiap kebutuhan.

d. Acceptable (penerimaan pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan dapat diterima

oleh pemakai jasa pelayanan.

e. Accessible (ketercapaian pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan dapat dicapai

oleh pemakai jasa pelayanan.

f. Affordable (keterjangkauan pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan kesehatan

tersebut dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan.

g. Efficient (efisisensi pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan kesehatan

tersebut dapat diselenggarakan secara efisien.

12
h. Effectivity (efektifitas pelayanan)

Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan kesehatan

tersebut dapat diselenggarakan secara efektif.

2.6 Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Yang Ada Di Puskesmas

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi

mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model

pelayanan kesehatan di daerah. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan

untuk meningkatkan atau meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan

kesehatan dengan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan

memperluas jaringan yang efektif dan efisiensi puskesmas,peningkatan

jumlah dan kualitas tenaga kesehatan atau revitalisasi kader

PKK,pembentukan standar pelayanan kesehatan untuk kinerja sistem

kesehatan yang komperehensif,serta memperbaiki sistem informasi pada

semua tingkatan pemerintah.

Dari banyak kasus yang terjadi di banyak daerah, jelas bahwa puskesmas

memiliki pencitraan yang rendah pada saat sekarang,terutama jika dilihat dari

sarana,puskesmas tidak memilki fasilitas yang lengkap walaupun sudah

mendapat dana dari dinas kesehatan.

Selain itu dari semua masalah yang muncul persoalan pertama yang harus

diatasi adalah masalah manajemen puskesmas dengan cara penempatan SDM

kesehatan yang memiliki kemampuan manajemen yang mumpuni, sehingga

13
tidak terkendala dalam penjabaran fungsi-fungsi Puskesmas yang terintegrasi

dengan visi dan misi pembangunan kesehatan.

Semua program puskesmas dengan manajemen yang sudah di perbaiki

terlebih dahulu tersebut, yang selanjutnya harus dilaksanakan dengan

mengutamakan prinsip-prinsip non-diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan.

Artinya, kita harus membuka akses seluas-luasnya kepada masyarakat tanpa

kecuali untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. dengan mengutamakan

upaya pereventif, promotif, tanpa harus mengabaikan upaya rehabilitatif dan

kuratif.

Kepada masyarakat, tetap kita berharap mereka memelihara dan menjaga

perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya prioritas yang harus

dibudayakan, sehingga kita berharap fungsi-fungsi Puskesmas lebih fokus

kepada upaya preventif dan rehabilitatif.

Namun sebagai upaya kita untuk mendekatkan dan membuka akses

pelayanan kesehatan dasar seluas-luasnya yang bersifat kuratif dan

rehabilitatif, setiap hari kerja baik di Puskesmas Perawatan dan Non

Perawatan, kita memiliki petugas yang siap melayani. Karena itu masyarakat

tidak perlu ragu untuk datang, baik itu melakuakan pemerikasaan kesehatan,

pengobatan maupun konsultasi masalah kesehatan yang mereka hadapi.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni puskesmas

sebagai pusat pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat,

belum mampu menjalankan visi dan misinya sebagai ujung tombang

pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh

banyak faktor, diantaranya semakin rendahnya sopan dan santun tenaga

kesehatan yang tersedia di puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat, sehingga mereka enggan untuk berobat ke puskesmas, serta

adanya anggapan masyarakat bahwa penanganan di puskesmas terkesan

seadanya, karena kurangnya ketersediaan alat dan dokter ahli yang siap sedia

di puskesmas. Dua hal krusial tersebut menjadikan puskesmas belum dapat

memenuhi visi dan misinya. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal

tersebut, dimulai dari pembenahan manajemen puskesmas, jika hal ini bisa di

atasi maka masalah yang lain akan ikut terselesaikan.

3.2 Saran

1. Saran untuk pembaca

Untuk pembaca makalah ini, penulis harapkan agar pembaca dapat

membantu tercapainya visi misi puskesmas demi meningkatkan derajat

15
kesehatan Indonesia, mungkin dengan membaca makalah kami ini,

pembaca bisa menyebarkan kepada seluruh sanak saudara tetangga dan

teman agar tidak menyepelekan layanan di puskesmas. Bukanlah hal yang

tidak mungkin puskesmas akan menjadi jauh lebih baik dengan dukungan

dan partisipasi masyarakatnya sendiri.

2. Saran Untuk Penulis Selanjutnya

Untuk penulis selanjutnya, semoga makalah ini dapat dijadikan

sebuah acuan atau referensi untuk pembuatan makalah tentang masalah

pelayanan kesehatan primer agar menjadi lebih baik dan sempurna.

Mengingat banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, penulis

selanjutnya hendaknya dapat memperoleh bahan dan sumber yang lebih

akurat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Satrianegara, M. Fais. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan

Kesehatan.Jakarta: Salemba Medika, 2009.

Wijono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga

University Press, 2000

17

Anda mungkin juga menyukai