Waktu : 45 menit
1. Anisa Jamiluha
2. Anisa Sultoni
3. Desi Puspita Rahayu
4. Desiana Eka Putri
5. Desti Setya Rini
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan ibu hamil dan keluarga dapat
mengerti tentang imunisasi dasar lengkap.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap, ibu hamil dan keluarga
mampu :
1. Menyebutkan pengertian imunisasi dasar lengkap.
2. Menyebutkan tujuan pemberian imunisasi dasar lengkap.
3. Menyebutkan manfaat pemberian imunisasi dasar lengkap.
4. Menyebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar lengkap.
5. Menyebutkan macam-macam imunisasi dasar lengkap.
6. Mengetahui jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap.
B. Materi (Terlampir)
1. Pengertian lima imunisasi dasar lengkap.
2. Tujuan pemberian lima imunisasi dasar lengkap.
3. Manfaat pemberian lima imunisasi dasar lengkap.
4. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar lengkap.
5. Macam-macam imunisasi dasar lengkap.
6. Jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap.
C. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Diskusi
D. Media
1. Flipchart
2. Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
f. Jadwal
Menjelaskan jadwal Menyimak
pemberian
pemberian imunisasi
imunisasi dasar
dasar lengkap.
lengkap.
3. Penutup
a. Tanya jawab Memberi kesempatan Bertanya 10 menit
pada ibu untuk
bertanya dan
menjawab pertanyaan
yang diajukan
G. DAFTAR PUSTAKA
Wati.Linda. 2009. Kelengkapan Imunisasi pada Anak Usia 12-32 Bulan. Lib.ui.ac.id.
diunduh pada Jum’at 2014 pukul 20.02 wib
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit sehingga kelak jika terpapar penyakit tidak akan menderita penyakit
tersebut. ( Depkes RI, 2005 ).
Imunisasi merupakan salah satu yang paling penting tindakan kesehatan preventif
(pencegahan) dalam kehidupan anak-anak, karena memberikan perlindungan terhadap
penyakit anak yang paling berbahaya (Vivian, 2010).
B. Tujuan Imunisasi
Tujuan Imunisasi Mencegah terjadinya suatu penyakit dan menghilangkan penyakit.
Imunisasi juga bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat terhindar dari
penyakit, mencegah anak cacat, mencegah kematian pada anak.
1. Tuberculosis
Diptheri
Yaitu penyakit yang disebabkan olehCorynebacterium diptheriae. Diptheri menular
lewat kontak fisik dan pernapasan. Bakteri ini menyerang tenggorokan, kotak suara dan
saluran udara menuju paru-paru. Gejala Diptheri berupa radang tenggorokan, hilang nafsu
makan, demam ringan, dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiruan pada tenggorokan
dan tonsil. Diptheri dapat menimbulkan komplikasi yang berujung pada kematian.
Pertusis
Dikenal dengan batuk rejan/batuk 100 hari. Pertusis disebabkan oleh Bordotella
pertusis yang menyebar melalui batuk/bersin penderita. Komplikasi pertusis berupa
pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian. Pertusis ditandai dengan pilek,
mata merah, bersin, demam, batuk ringan yang lama kelamaan dapat menimbulkan batuk
menggigil yang cepat dan keras.
Tetanus
Haemophilus Influenzae tipe b (Hib) merupakan suatu bakteri gram negatif dan
hanya ditemukan pada manusia. Penyebarannya melalui percikan ludah (droplet).
Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib adalah usia 4-8 bulan. Sebagian besar
orang yang mengalami infeksi tidak menjadi sakit, tetapi menjadi karier. Prevalensi
karier cukup tinggi (>3%), sehingga kemungkinan kejadian meningitis dan pneumonia
akibat Hib, biasanya juga tinggi.
3. Polio
Penyakit polio disebabkan oleh virus Polio strain 1,2,3 yang menyerang system syaraf
pusat. Secara klinis polio diidentifikasi dengan adanya lumpuh layuh akut pada anak
dibawah 15 tahun. Polio menular melalui tinja yang terkontaminasi virus Polio.
Kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit yang diawali dengan demam dan nyeri
otot. Polio bisa menyebabkan kematian jika menginfeksi otot pernapasan yang tidak segera
ditangani.
4. Campak
Campak disebarkan melalui virus measles melalui droplet bersin/batuk penderita.
Gejala khas campak berupa demam, bercak kemerahan, batuk, pilek dan konjungtivitis.
Komplikasi campak berupa diare hebat, peradangan pada telinga dan pneumonia.
5. Hepatitis B
Hepatitis B atau sakit kuning disebabkan virus Hepatitis yang menyerang hati. Virus
ini menular terutama melalui suntikan yang tidak aman. Infeksi pada anak tidak
menimbulkan gejala. Gejala pada dewasa berupa lemah, gangguan perut, urin kuning
seperti the, muka pucat bahkan warna kuning terlihat pada mata dan kulit. Hepatitis ini
dapat bersifat kronis dan menimbulkan serosis hati bahkan kanker hati dan kematian.
Imunisasi BCG
Efek perlindungan terhadap penyakit timbul 8-12 minggu setelah penyuntikan. Imunisasi BCG
diberikan pada anak ketika berumur < 2 bulan dan sebaiknya dilakukan tes tuberculin.
Manfaat :
Untuk pemberian perlindungan terhadapTBC, mencegah penularan penyakit Tuberkolosis (TBC)
yang berat
Efek samping :
Imunisasi Polio
Imunisasi polio diberikan pada bayi baru lahir mulai umur 2-3 bulan yang diberikan dosis
terpisah berturut-turut dengan interval waktu 6-8 minggu. Satu dosis sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
diberikan lewat mulut pada umur 2-3 bulan, yang pemberiannya dapat diberikan bersamaan
dengan imunisasi DPT dan Hepatitis B. Bila vaksin yang diberikan dimuntahkan dalam waktu 10
menit, maka dosis tersebut perlu diulang.
Poliomyelitis (lumpuh layu) adalah penyakit pada susunan saraf pusat . Penyebarannya dapat
melalui tinja yang terkontaminasi oleh virus poliomyelitis dengan gejala demam, nyeri otot,
kelumpuhan terjadi pada minggu pertama.
Manfaat :
Efek samping :
Imunisasi Campak
Pada saat ini di Negara yang sedang berkembang, angka kejadian campak masih tinggi dan
seringkli dijumpai penyulit. Campak adalah penyakit yang disebabkan virus measles.
Penyebarannya dapat melalui batuk/bersin dari penderita, dengan gejala demam, bercak
kemerahan, batuk, pilek, mata merah, lalu ruam muka leher, tubuh, tangan dan kaki.
Oleh karenanya WHO menganjurkan pemberian imunisasi campak pada bayi berumur 9 bulan.
Untuk Negara maju, imunisasi campak (MMR) dianjurkan ketika anak berumur 12-15 bulan.
Manfaat :
Efek samping :
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat
terjadi 8 – 12 hari setelah imunisasi.
Imunisasi Pentavalen
Imunisasi pentavalen merupakan kombinasi dari 3 jenis vaksin, yaitu vaksin DPT, HB, dan
Hib.
Vaksin pentavalen adalah kombinasi dari lima vaksin dalam satu: difteri, tetanus, batuk rejan,
hepatitis B dan Haemophilus influenza tipe b/Hib (bakteri yang menyebabkan meningitis,
pneumonia dan otitis). Lima antigen tersebut diberikan dalam satu suntikan, sehingga
memberikan kenyamanan bagi bayi yang mendapat imunisasi beserta ibunya.
Vaksin DPT
Imunisasi DPT terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan dan bakteri pertusis yang
telah dimatikan.
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheria. Dapat menyebar
melalui kontak fisik dan pernafasan dengan gejala radang tenggorokan, hilang nafsu mkn,
demam ringan, dalam 2-3 hari timbul selaput putih kbiruan pd tenggorokan & tonsil.
Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari) adalah penyakit yang disebabkan oleh Bordetella
pertussis. Penyebarannya dapat melalui batuk/bersin, dengan gejala pilek, mata merah, bersin,
demam, batuk ringan sampai batuk parah.
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Penyebarannya dapat melalui
kotoran yg masuk ke luka yg dalam, dengan gejala kaku otot pd rahang, leher, perut, sulit
menelan, berkeringat dan demam, bayi jd berhenti menetek, kejang, tubuh kaku.
Pemberian imunisasi DPT pada bayi umur 2 – 11 bulan, pemberian imunisasi 3 kali (DPT 1, 2,
3) selang waktu pemberiannya 4 minggu.
Manfaat :
Imunisasi DPT bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit difteri yang dapat menyumbat
saluran pernafasan, mencegah penularan penyakit batuk rejan ( Batuk 100 hari) serta penyakit
tetanus. Untuk pemberian kekebalan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
Efek samping :
Gejala – gejala yang bersifat sementara seperti : lemas, demam, kemerahan pada tempat
suntikan. Kadang – kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi iritasi dan mengigau yang
biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi.
Vaksin HB
Imunisasi hepatitis B adalah berasal dari virus yang telah dimatikan dan tidak menginfeksi.
Hepatitis B sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yg merusak hati
Dengan gejala, merasa lemah, gangguan perut, flu, mata/kulit/urine kuning, kotoran pucat.
Jadwal pemberian
1. Imunisasi awal diberikan sebanyak 3 kali. Jarak antara suntikan 1 dan 2 adalah 1-2 bulan,
sedangkan untuk suntikan 3 diberikan dengan jarak 6 bulan dari suntikan 1.
2. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan anti-HbsAg pasca imunisasi setelah 3 bulan
imunisasi terakhir
3. Pemberian pada usia 0 – 11 bulan dengan 2 kali pemberian (hepatitis B 1, 2, 3) selang
waktu 4 minggu untuk bayi yang lahir di RS atau puskesmas/ RB diberikan dalam 24 jam
pertama kelahiran
Manfaat :
Untuk pemberian perlindungan terhadap infeksi yang disebabakan oleh virus hepatitis B.
Efek samping :
rasa sakit kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi
bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
Vaksin Hib
Imunisasi Hib adalah berasal dari Haemophilus Influenza type B (Hib). Hib biasa menyerang
anak di bawah 5 tahun.
Anak-anak dapat tertular bakteri Hib dari anak lain yang sakit atau orang dewasa yang membawa
bakteri Hib, namun tidak sakit. Kuman tertular melalui kontak dengan penderita Hib. Jika bakteri
Hib berada di rongga hidung atau tenggorokan, mungkin tidak menyebabkan sakit. Namun
bakteri Hib dapat masuk ke paru-paru dan peredaran darah dan menyebabkan penyakit serius.
Sebelum ditemukannya vaksin Hib, penyakit Hib merupakan penyebab utama radang selaput
otak (meningitis) pada anak di bawah 5 tahun. Meningitis menyebabkan kerusakan otak
dan medullaspinalis. Hib juga menyebabkan pneumonia, infeksi berat di tenggorokan, infeksi
pada persendian, tulang dan selaput jantung, bahkan kematian.
Anak di atas 5 tahun tidak perlu mendapatkan vaksin Hib. Namun dalam kondisi
tertentu, vaksinasi Hib perlu diberikan, seperti penderita sickle cell, HIV, pengangkatan limpa,
transplantasi sumsum tulang atau penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi.
Efek Samping
Vaksin Hib beresiko menimbulkan efek samping ringan. Berikut efek samping vaksinasi Hib
yang pernah dilaporkan: merah dan bengkak di tempat penyuntikan dan demam tinggi. Keluhan
tersebut biasanya hilang sendiri dalam 2-3 hari.