MAKALAH
Oleh :
I
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafaatnya di akhirat nanti.
Makalah ini kami beri judul “Gizi Buruk Pada Balita.“ Adapun tujuan utama
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
serta untuk menambah wawasan mengenai gizi buruk pada balita, bagi para
pembacanya.
Makalah ini memuat tentang hal-hal mengenai gizi buruk pada balita. Seperti
pengertian, faktor penyebab,tanda atau ciri terjadinya serta cara mencegah dan
mengatasi terjadinya gizi buruk pada balita.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Yuni Ertinawati.M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, dan kepada semua pihak yang sudah
membantu dalam penulisan makalah ini dari awal hingga selesai.
Penulis
II
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .................................................................... 12
B. SARAN................................................................................. 13
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. apa pengertian gizi buruk?
2. apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk?
3. bagaimana tanda-tanda terjadinya gizi buruk?
4. bagaimana cara mencegah dan mengatasi terjadinya gizi buruk?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini, yaitu untuk
mengetahui :
1. pengertian gizi buruk
2. faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk
3. tanda-tanda terjadinya gizi buruk
4. cara mencegah dan mengatasi terjadinya gizi buruk
D. Kegunaan Makalah
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai
masukan pengetahuan yang dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi para
civitas akademik yang sedang mempelajari ilmu gizi,khususnya mengenai
gizi buruk pada balita.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan menambah wawasan mengenai gizi buruk pada balita bagi
masyarakat maupun penulis.
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun menggunakan prosedur studi pustaka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tumbuh menjadi anak yang cerdas, maka orangtua wajib memberikan stimulasi secara
menyeluruh baik dari segi kesehatan, kecukupan gizi, pola asuh, dan pendidikan.
4
pengetahuan yang lebih mengenai makanan atau asupan yang akan
diberikan kepada anaknya. Kurangnya pengetahuan tentang gizi
akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk menerapkan
informasi dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan salah satu
penyebab terjadinya gangguan gizi. Pemilihan bahan makanan,
tersedianya jumlah makanan yang cukup dan keanekaragaman
makanan ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang
makanan dan gizinya.” Ketidaktahuan ibu dapat menyebabkan
kesalahan pemilihan makanan terutama untuk anak balita”
(Nainggolan J dan Zuraida R, 2010).
c. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan orang tua juga berpengaruh terhadap
terjadinya gizi buruk pada balita. Semakin rendah tingkat
pendapatan seseorang, maka memungkinkan konsumsi pangan dan
gizi terutama pada balita rendah dan hal ini mempengaruhi status
5
gizi pada anak balita. Sebaliknya, seseorang dengan pendapatan
yang tinggi atau mencukupi akan dapat memenuhi segala
kebutuhannya termasuk dalam hal makanan.Mereka akan
mengonsumsi makanan yang lebih baik dibandingkan dengan
seseorang yang pendapatannya rendah.
“Balita yang mempunyai orang tua dengan tingkat pendapatan
kurang memiliki risiko 4 kali lebih besar menderita status gizi
kurang dibanding dengan balita yang memiliki orang tua dengan
tingkat pendapatan cukup”(Persulessy V, 2013).
d. Sanitasi
Sanitasi lingkungan termasuk faktor tidak langsung yang
mempengaruhi status gizi. Gizi buruk dapat bermula dari
kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi
buruk. Ini dapat terjadi karena ketidakpedulian seseorang terhadap
kebersihan lingkungannya, tak hanya kebersihan
lingkungan,kebersihan alat-alat makan juga berpengaruh terhadap
terjadinya gizi buruk pada anak atau balita karena alat-alat makan
tersebut merupakan media masuknya nutrisi atau zat ke dalam
tubuh seseorang yang apabila diabaikan kebersihannya akan
menimbulkan gejala yang tidak diinginkan akibat adanya kuman
dan bakteri dan tentunya berimbas pada terjadinya gizi buruk
akibat kurangnya asupan gizi yang masuk.
6
C. Ciri / Gejala Terjadinya Gizi Buruk
Menurut Dr. Sri Kurniati, M.S., Dokter Ahli Gizi Medik Rumah Sakit
Anak dan Bersalin Harapan Kita, ciri anak kurang gizi diantaranya :
1. Kekurangan energi protein ringan
Pada tahap ini, Sri menjelaskan bahwa belum ada tanda-tanda khusus
yang dapat dilihat dengan jelas. Hanya saja, berat badan anak hanya
mencapai 80 persen dari berat badan normal.
2. Kekurangan energi protein sedang
Pada tahap ini, berat badan si anak hanya mencapai 70 persen dari
berat badan normal. Selain itu, ada tanda yang bisa dilihat dengan jelas
adalah wajah menjadi pucat, dan warna rambut berubah agak
kemerahan.
3. Kekurang energi protein berat
Pada bagian ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu kurang sekali, biasa
disebut marasmus dan kwashiorko.
a. Marasmus
Tanda pada marasmus ini adalah berat badan anak hanya mencapai
60 persen atau kurang dari berat badan normal.
b. Kwashiorkor
Selain marasmus, ada lagi yang disebut sebagai kwashiorkor. Pada
kwashiorkor, selain berat badan ada beberapa tanda lainnya yang
bisa secara langsung terlihat, antara lain kaki mengalami
pembengkakan, rambut berwarna merah dan mudah dicabut,
kemudian karena kekurangan vitamin A, mata menjadi rabun,
kornea mengalami kekeringan, dan terkadang terjadi borok pada
kornea, sehingga mata bisa pecah. Selain tanda-tanda atau gejala-
gejala tersebut, ada juga tanda lainnya seperti penyakit
penyertanya. Penyakit-penyakit penyerta tersebut misalnya adalah
anemia atau kurang darah, infeksi, diare yang sering terjadi, kulit
7
mengerak dan pecah sehingga keluar cairan, serta pecah-pecah di
sudut mulut.
4. Kekurangan kalsium
Ciri anak kurang gizi biasanya sulit tidur, rewel, kejang dan detak
jantung anak lemah. Kondisi ini kemungkinan karena kekurangan
kalsium.
5. Kekurangan vitamin C
Ciri-ciri anak kurang gizi biasanya memiliki rambut kusut, mudah
lelah, dan memiliki luka yang sukar sembuh. Anak yang kekurangan
vitamin C juga mengalami depresi, seperti anak yang rewel, tidak
bergairah, dan murung.
6. Kekurangan zat besi
Ciri anak kekurangan zat besi akan kesulitan bernapas, terlihat pucat,
lemah, sering kedinginan, dan rewel. Pertumbuhan dan kemampuan
kognitif anak kurang gizi ini juga terhambat.
7. Kekurangan vitamin D
Ciri-ciri anak yang kekurangan vitamin D akan berpengaruh pada
pertumbuhan tulangnya. Cirinya adalah perubahan bentuk pada tulang
yang melangkung seperti bentuk O atau X.
8. Kekurangan protein
Anak yang kekurangan protein biasanya ditandai dengan rambut
kering dan berubah warna, kulit kering dan kusam, perut buncit,
pertumbuhan luka lambat yang tidak kunjung sembuh, dan mengalami
penurunan berat badan.
9. Kekurangan zinc (seng)
Ciri anak kurang gizi yang satu ini adalah mudah mengalami sakit dan
tidak nafsu makan, sehingga perkembangan tubuhnya terhambat.
Lebih parahnya bila tidak segera ditangani, akibat kondisi ini anak
8
berisiko mengalami penurunan berat badan, penglihatan terganggu,
mengalami kerontokan pada rambut, dan gangguan pencernaan.
10. Kekurangan yodium
Ciri anak kurang yodium biasanya mengalami pembesaran kelenjar
tiroid atau gondok, terhambatnya pertumbuhan fisik anak, dan bahkan
berisiko menganggu secara psikologis anak.
11. Kekurangan Vitamin A
Vitamin ini bagus untuk penglihatan, namun bila kekurangan gizi jenis
ini akan mengalami penurunan kemampuan penglihatan pada anak dan
bahkan radang pada selaput mata.
12. Kekurangan Vitamin K
Ciri anak kurang gizi jenis ini biasanya tampak pada kulit anak seperti
memar, pucat dan kekuningan, mimisan tanpa sebab, muntah dan
terkadang rewel.
13. Kekurangan asam lemak
Ciri-ciri anak kurang gizi berikutnya adalah kekurangan asam lemak,
yang ditandai dengan nafsu makan anak menurun, demam, muntah,
kulit pucat, dan mudah ngantuk.
9
D. Cara Mencegah dan Mengatasi Gizi Buruk
Balita malnutrisi atau kekurangan gizi beresiko akan mengalami gangguan
kesehatan seiring tumbuh kembangnya. Gizi buruk pada balita tidak bisa
disepelekan karena akan memengaruhi kehidupan dimasa depannya.
Sebelum hal tersebut terjadi,ada beberapa cara untuk mengatasi dan
mencegah terjadinya gizi buruk pada balita,sebagai berikut :
10
3. Memeriksa kesehatan anak
Memeriksa kesehatan merupakan hal yang penting dilakukan oleh
orang tua untuk mengetahui kondisi kesehatan balita. Kesehatan balita
yang memburuk karena adanya gangguan dalam tubuh seperti parasit,
adanya infeksi dalam saluran cerna juga bisa menghalangi penyerapan
nutrisi pada balita.
Maka dari itu obati segala penyakit yang mungkin bersarang di tubuh
balita agar tidak lagi membuat balita kekurangan gizi dan nutrisi
dengan melakukan pengecekan kesehatan secara rutin.
11
BAB III
A. Kesimpulan
Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk pada balita
yaitu, penyabab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung
yaitu bekaitan dengan kondisi tubuh balita sedangkan peyebab tidak langsung
biasanya dipengaruhi oleh faktor pendukung seperti lingkungan dan pola asuh
orang tua.
12
B. Saran
1. Orang tua harus memerhatikan asupan nutrisi yang diberikan kepada balita
supaya balita terhindar dari terjadinya gizi buruk.
2. Orang tua harus mengetahui kondisi pada balita sehingga jika terjadi
ataupun muncul gejala gizi buruk pada balita maka bisa segera ditangani
dengan cara memperbaiki asupan makanannya ataupun jika keadaan balita
semakin memburuk maka dapat dikonsultasikan kepada ahli gizi atau
dokter.
13
DAFTAR PUSTAKA
14