Anda di halaman 1dari 17

GIZI BURUK PADA BALITA

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh :

Annis Uswatun Hasanah 194102073


Tiara Khoirunnisa 194102068

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2019

I
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafaatnya di akhirat nanti.

Makalah ini kami beri judul “Gizi Buruk Pada Balita.“ Adapun tujuan utama
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
serta untuk menambah wawasan mengenai gizi buruk pada balita, bagi para
pembacanya.

Makalah ini memuat tentang hal-hal mengenai gizi buruk pada balita. Seperti
pengertian, faktor penyebab,tanda atau ciri terjadinya serta cara mencegah dan
mengatasi terjadinya gizi buruk pada balita.

Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Yuni Ertinawati.M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, dan kepada semua pihak yang sudah
membantu dalam penulisan makalah ini dari awal hingga selesai.

Jika terdapat kesalahan dalam makalah ini, izinkan kami menghaturkan


permohonan maaf. Sebab, makalah ini tidak sempurna dan masih memiliki banyak
kelemahan. Besar harapan kami, di kemudian hari, makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya ataupun penelitian selanjutnya.

Tasikmalaya,18 September 2019

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ II

DAFTAR ISI .......................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan Makalah .................................................................... 2
D. Kegunaan Makalah ............................................................... 2
E. Prosedur Makalah ................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3

A. Pengertian Gizi Buruk .......................................................... 3


B. Faktor yang Memengaruhi Gizi Buruk................................. 4
C. Ciri / Gejala Terjadinya Gizi Buruk ..................................... 7
D. Cara Mencegah dan Mengatasi Gizi Buruk .......................... 10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 12

A. KESIMPULAN .................................................................... 12
B. SARAN................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 14

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah gizi buruk pada balita merupakan masalah kesehatan


masyarakat sejak dahulu. Gizi buruk merupakan suatu keadaan dimana
seseorang mengalami kelainan akibat kurangnya asupan nutrisi yang baik
sehingga memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Menurut
Suhardjo (2003) berpendapat bahwa “gizi kurang atau gizi buruk adalah
kurangnya pemasukan energi dan protein sehingga mengakibatkan kelainan
yang sulit atau tidak disembuhkan dan menghambat dalam perkembangan
selanjutnya.”
Gizi buruk biasanya terjadi pada balita yang hidup dikalangan keluarga
yang kurang mampu, sehingga ketersediaan bahan makanan dalam keluargapun
menjadi terbatas dan karena keterbatasan ekonomi itu orang tua menjadi tidak
peduli akan asupan nutrisi yang dikonsumsi anaknya. Selain itu, kurangnya
pemahaman orang tua mengenai pentingnya nutrisi atau gizi yang baik terhadap
balita juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya gizi
buruk pada balita.
Terjadinya gizi buruk dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
memengaruhi kualitas hidup seseorang dalam hal ini adalah balita. Balita yang
mengalami gizi buruk, pertumbuhan dan perkembangannya akan terhambat.hal
tersebut juga berpengaruh terhadap kecerdasan /perkembangan otak balita.tak
sedikit juga kekurangan gizi menjadi faktor utama yang menyebabkan kematian
bayi dan balita.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. apa pengertian gizi buruk?
2. apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk?
3. bagaimana tanda-tanda terjadinya gizi buruk?
4. bagaimana cara mencegah dan mengatasi terjadinya gizi buruk?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini, yaitu untuk
mengetahui :
1. pengertian gizi buruk
2. faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk
3. tanda-tanda terjadinya gizi buruk
4. cara mencegah dan mengatasi terjadinya gizi buruk

D. Kegunaan Makalah
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai
masukan pengetahuan yang dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi para
civitas akademik yang sedang mempelajari ilmu gizi,khususnya mengenai
gizi buruk pada balita.

2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan menambah wawasan mengenai gizi buruk pada balita bagi
masyarakat maupun penulis.

E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun menggunakan prosedur studi pustaka.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gizi Buruk


Di Indonesia kelompok anak balita menunjukkan prevalensi paling
tinggi untuk menderita KKP (Kekurangan Kalori Protein) dan defisiensi
vitamin A serta anemia defisiensi gizi fe. Kelompok umur ini sulit dijangkau
oleh berbagai upaya kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan lainnya, karena
tidak dapat datang sendiri ke tempat pelayanan kesehatan gizi dan kesehatan
(Agus Krisno, 2009).
Gizi buruk merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami
kelainan akibat kurangnya asupan nutrisi yang baik sehingga memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Menurut Suhardjo (2003)
berpendapat bahwa “gizi kurang atau gizi buruk adalah kurangnya pemasukan
energi dan protein sehingga mengakibatkan kelainan yang sulit atau tidak
disembuhkan dan menghambat dalam perkembangan selanjutnya.”

Sejalan dengan Suhardjo(2003), Kemenkes, (2011) juga berpendapat


bahwa ‘gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat
badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah
underweight (gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk). Balita
disebut gizi buruk apabila indeks berat badan menurut Umur (BB/U)
kurang dari -3 SD. Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah
teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan
kedokteran.’

Memperhatikan gizi pada balita sangat penting dilakukan oleh orang


tua karena balita (bayi di bawah lima tahun) merupakan masa saat otak anak
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Tahap ini juga umumnya dikenal dengan
istilah masa keemasan (the golden age). Agar di masa yang akan datang bayi dapat

3
tumbuh menjadi anak yang cerdas, maka orangtua wajib memberikan stimulasi secara
menyeluruh baik dari segi kesehatan, kecukupan gizi, pola asuh, dan pendidikan.

B. Faktor yang Memengaruhi Gizi Buruk


Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk pada balita.
Menurut Soekirman (2000), faktor penyebab kurang gizi atau yang
mempengaruhi status gizi seseorang adalah :
1. Penyebab langsung
a. Konsumsi zat gizi
Konsumsi zat gizi yang kurang dapat menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan badan dan keterlambatan perkembangan otak serta
dapat pula terjadinya penurunan atau rendahnya daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi (Krisnansari d, 2010). Selain itu faktor
kurangnya asupan makanan disebabkan oleh ketersediaan pangan,
nafsu makan anak, gangguan sistem pencernaan serta penyakit
infeksi yang diderita (Proverawati A, 2009).
b. Penyakit infeksi
Infeksi dan kekurangan gizi selalu berhubungan erat. Infeksi pada
anak-anak yang malnutrisi sebagian besar disebabkan kerusakan
fungsi kekebalan tubuh, produksi kekebalan tubuh yang terbatas
dan atau kapasitas fungsional berkurang dari semua komponen
seluler dari sistem kekebalan tubuh pada penderita malnutrisi
(RodriquesL, 2011)

2. Penyebab tidak langsung


a. Pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan
Seorang ibu merupakan sosok yang menjadi tumpuan dalam
mengelola makan keluarga. Seorang ibu harus memiliki

4
pengetahuan yang lebih mengenai makanan atau asupan yang akan
diberikan kepada anaknya. Kurangnya pengetahuan tentang gizi
akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk menerapkan
informasi dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan salah satu
penyebab terjadinya gangguan gizi. Pemilihan bahan makanan,
tersedianya jumlah makanan yang cukup dan keanekaragaman
makanan ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang
makanan dan gizinya.” Ketidaktahuan ibu dapat menyebabkan
kesalahan pemilihan makanan terutama untuk anak balita”
(Nainggolan J dan Zuraida R, 2010).

b. Pola asuh anak


Pola asuh anak adalah praktek pengasuhan yang diterapkan orang
tua kepada anak anaknya. Pola asuh anak sangat berpengaruh
terhadap terjadinya masalah gizi buruk. Ini sangat berhubungan
dengan pengetahuan ibu mengenai gizi dan kesehatan. Semakin
tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki ibu,maka semakin besar
pula kontribusi yang yang diberikan ibu kepada anaknya.
Sebaliknya, semakin minim pengetahuan ibu maka ibu tersebut
akan kekurangan informasi sehingga akan berpengaruh terhadap
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

c. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan orang tua juga berpengaruh terhadap
terjadinya gizi buruk pada balita. Semakin rendah tingkat
pendapatan seseorang, maka memungkinkan konsumsi pangan dan
gizi terutama pada balita rendah dan hal ini mempengaruhi status

5
gizi pada anak balita. Sebaliknya, seseorang dengan pendapatan
yang tinggi atau mencukupi akan dapat memenuhi segala
kebutuhannya termasuk dalam hal makanan.Mereka akan
mengonsumsi makanan yang lebih baik dibandingkan dengan
seseorang yang pendapatannya rendah.
“Balita yang mempunyai orang tua dengan tingkat pendapatan
kurang memiliki risiko 4 kali lebih besar menderita status gizi
kurang dibanding dengan balita yang memiliki orang tua dengan
tingkat pendapatan cukup”(Persulessy V, 2013).

d. Sanitasi
Sanitasi lingkungan termasuk faktor tidak langsung yang
mempengaruhi status gizi. Gizi buruk dapat bermula dari
kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi
buruk. Ini dapat terjadi karena ketidakpedulian seseorang terhadap
kebersihan lingkungannya, tak hanya kebersihan
lingkungan,kebersihan alat-alat makan juga berpengaruh terhadap
terjadinya gizi buruk pada anak atau balita karena alat-alat makan
tersebut merupakan media masuknya nutrisi atau zat ke dalam
tubuh seseorang yang apabila diabaikan kebersihannya akan
menimbulkan gejala yang tidak diinginkan akibat adanya kuman
dan bakteri dan tentunya berimbas pada terjadinya gizi buruk
akibat kurangnya asupan gizi yang masuk.

6
C. Ciri / Gejala Terjadinya Gizi Buruk
Menurut Dr. Sri Kurniati, M.S., Dokter Ahli Gizi Medik Rumah Sakit
Anak dan Bersalin Harapan Kita, ciri anak kurang gizi diantaranya :
1. Kekurangan energi protein ringan
Pada tahap ini, Sri menjelaskan bahwa belum ada tanda-tanda khusus
yang dapat dilihat dengan jelas. Hanya saja, berat badan anak hanya
mencapai 80 persen dari berat badan normal.
2. Kekurangan energi protein sedang
Pada tahap ini, berat badan si anak hanya mencapai 70 persen dari
berat badan normal. Selain itu, ada tanda yang bisa dilihat dengan jelas
adalah wajah menjadi pucat, dan warna rambut berubah agak
kemerahan.
3. Kekurang energi protein berat
Pada bagian ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu kurang sekali, biasa
disebut marasmus dan kwashiorko.
a. Marasmus
Tanda pada marasmus ini adalah berat badan anak hanya mencapai
60 persen atau kurang dari berat badan normal.
b. Kwashiorkor
Selain marasmus, ada lagi yang disebut sebagai kwashiorkor. Pada
kwashiorkor, selain berat badan ada beberapa tanda lainnya yang
bisa secara langsung terlihat, antara lain kaki mengalami
pembengkakan, rambut berwarna merah dan mudah dicabut,
kemudian karena kekurangan vitamin A, mata menjadi rabun,
kornea mengalami kekeringan, dan terkadang terjadi borok pada
kornea, sehingga mata bisa pecah. Selain tanda-tanda atau gejala-
gejala tersebut, ada juga tanda lainnya seperti penyakit
penyertanya. Penyakit-penyakit penyerta tersebut misalnya adalah
anemia atau kurang darah, infeksi, diare yang sering terjadi, kulit

7
mengerak dan pecah sehingga keluar cairan, serta pecah-pecah di
sudut mulut.
4. Kekurangan kalsium
Ciri anak kurang gizi biasanya sulit tidur, rewel, kejang dan detak
jantung anak lemah. Kondisi ini kemungkinan karena kekurangan
kalsium.
5. Kekurangan vitamin C
Ciri-ciri anak kurang gizi biasanya memiliki rambut kusut, mudah
lelah, dan memiliki luka yang sukar sembuh. Anak yang kekurangan
vitamin C juga mengalami depresi, seperti anak yang rewel, tidak
bergairah, dan murung.
6. Kekurangan zat besi
Ciri anak kekurangan zat besi akan kesulitan bernapas, terlihat pucat,
lemah, sering kedinginan, dan rewel. Pertumbuhan dan kemampuan
kognitif anak kurang gizi ini juga terhambat.
7. Kekurangan vitamin D
Ciri-ciri anak yang kekurangan vitamin D akan berpengaruh pada
pertumbuhan tulangnya. Cirinya adalah perubahan bentuk pada tulang
yang melangkung seperti bentuk O atau X.
8. Kekurangan protein
Anak yang kekurangan protein biasanya ditandai dengan rambut
kering dan berubah warna, kulit kering dan kusam, perut buncit,
pertumbuhan luka lambat yang tidak kunjung sembuh, dan mengalami
penurunan berat badan.
9. Kekurangan zinc (seng)
Ciri anak kurang gizi yang satu ini adalah mudah mengalami sakit dan
tidak nafsu makan, sehingga perkembangan tubuhnya terhambat.
Lebih parahnya bila tidak segera ditangani, akibat kondisi ini anak

8
berisiko mengalami penurunan berat badan, penglihatan terganggu,
mengalami kerontokan pada rambut, dan gangguan pencernaan.
10. Kekurangan yodium
Ciri anak kurang yodium biasanya mengalami pembesaran kelenjar
tiroid atau gondok, terhambatnya pertumbuhan fisik anak, dan bahkan
berisiko menganggu secara psikologis anak.
11. Kekurangan Vitamin A
Vitamin ini bagus untuk penglihatan, namun bila kekurangan gizi jenis
ini akan mengalami penurunan kemampuan penglihatan pada anak dan
bahkan radang pada selaput mata.
12. Kekurangan Vitamin K
Ciri anak kurang gizi jenis ini biasanya tampak pada kulit anak seperti
memar, pucat dan kekuningan, mimisan tanpa sebab, muntah dan
terkadang rewel.
13. Kekurangan asam lemak
Ciri-ciri anak kurang gizi berikutnya adalah kekurangan asam lemak,
yang ditandai dengan nafsu makan anak menurun, demam, muntah,
kulit pucat, dan mudah ngantuk.

9
D. Cara Mencegah dan Mengatasi Gizi Buruk
Balita malnutrisi atau kekurangan gizi beresiko akan mengalami gangguan
kesehatan seiring tumbuh kembangnya. Gizi buruk pada balita tidak bisa
disepelekan karena akan memengaruhi kehidupan dimasa depannya.
Sebelum hal tersebut terjadi,ada beberapa cara untuk mengatasi dan
mencegah terjadinya gizi buruk pada balita,sebagai berikut :

1. Meningkatkan asupan makanan yang padat gizi


Orang tua diharapkan tidak memberikan makanan yang asal kenyang
saja untuk balita tanpa memerhatikan kandungan gizi di dalamnya.
Seperti memberikan anak makanan frozen food, mie instan atau lauk
seadanya yang jauh dari standar gizi seimbang.
Dengan memerhatikan gizi dan nutrisi yang terkandung dalam
makanan balita, orang tua dapat meberikan makanan yang bergizi
tinggi dari bahan alami agar kebutuhan gizi dan nutrisi balita terpenuhi
dan tentunya memilih bahan alami yang bergizi tinggi pada menu
MPASI untuk bayi 6 bulan. Contohnya Blueberry, yoghurt, kacang
lentil, squash, brokoli, alpukat dan masih banyak lagi.

2. Menghindari makanan instan atau fast food


Menurut Bertram (1975) dalam Hayati (2000), ‘Fast food
didefinisikan : pertama, sebagai makanan yang disajikan dalam waktu
yang sesingkat mungkin. Kedua, merupakan makanan yang dapat
dikonsumsi secara cepat.’ Makanan instan dan cepat saji memang
lebih terasa lezat dibanding makanan rumahan,yang biasanya
dijadikan cara agar balita mau makan. Orang tua disarankan tidak
membiasakan memberi balita makanan instan karena belum tentu
gizinya baik dan tercukupi.

10
3. Memeriksa kesehatan anak
Memeriksa kesehatan merupakan hal yang penting dilakukan oleh
orang tua untuk mengetahui kondisi kesehatan balita. Kesehatan balita
yang memburuk karena adanya gangguan dalam tubuh seperti parasit,
adanya infeksi dalam saluran cerna juga bisa menghalangi penyerapan
nutrisi pada balita.
Maka dari itu obati segala penyakit yang mungkin bersarang di tubuh
balita agar tidak lagi membuat balita kekurangan gizi dan nutrisi
dengan melakukan pengecekan kesehatan secara rutin.

4. Mengonsultasikan dengan ahli gizi jika gizi anak tidak membaik


Apabila kondisi balita kian memburuk, berat badannya tidak
mengalami peningkatan atau tidak kunjung naik dan masih
memerlihatkan gejala kurang gizi, baiknya konsultasikan kepada ahli
gizi. Dengan begitu anak akan mendapatkan penanganan yang tepat.

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Gizi buruk merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami


kelainan akibat kurangnya asupan nutrisi yang baik sehingga memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Gizi buruk bisa dialami oleh siapa
saja, namun biasanya sering dialami oleh balita. Balita (bayi di bawah lima
tahun) merupakan masa saat otak anak mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat. Kerena itu dikenal dengan istilah masa keemasan (the golden age). Orang
tua wajib memberikan asupan nutrisi yang cukup agar balita dapat tumbuh
menjadi anak yang cerdas dan aktif.

Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk pada balita
yaitu, penyabab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung
yaitu bekaitan dengan kondisi tubuh balita sedangkan peyebab tidak langsung
biasanya dipengaruhi oleh faktor pendukung seperti lingkungan dan pola asuh
orang tua.

Terjadinya gizi buruk pada balita,berhubungan dengan kurangnya


asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh balita. Sehingga gejalanya pun akan
tergantung pada nutrisi yang kurang terpenuhi pada balita, seperti kekurangan
protein berat yang akan menyebabkan timbulnya gejala marasmus dan
kwashiorkor.

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk seperti


memerhatikan asupan nutrisi yang diberikan kepada balita. Sedangkan untuk
mengatasi jika balita sudah terkena gizi buruk maka bisa dikonsultasikan
kepada ahli gizi supaya mendapatkan penanganan yang tepat.

12
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan makalah di atas, dapat dikemukakan


beberapa saran berikut.

1. Orang tua harus memerhatikan asupan nutrisi yang diberikan kepada balita
supaya balita terhindar dari terjadinya gizi buruk.
2. Orang tua harus mengetahui kondisi pada balita sehingga jika terjadi
ataupun muncul gejala gizi buruk pada balita maka bisa segera ditangani
dengan cara memperbaiki asupan makanannya ataupun jika keadaan balita
semakin memburuk maka dapat dikonsultasikan kepada ahli gizi atau
dokter.

13
DAFTAR PUSTAKA

Z,Luwisa.(2019).7 cara mengatasi gizi buruk atau malnutrisi.[online].Tersedia :


https://klubwanita.com/cara-mengatasi-anak-gizi-buruk [5 januari 2019].

Dokter,Klik.(2018).Gizi Buruk [online].Tersedia :


https://www.klikdokter.com/penyakit/gizi-buruk.[2018]

Halodoc,Redaksi.(2019) Pertumbuhan Balita. [online]. Tersedia :


https://www.halodoc.com/kesehatan/pertumbuhan-balita [23 September 2019].

Nuraini,A.(2015). “Epidimiologi Riwayat Alamiah Gizi Buruk dan Upaya


Pencegahan”.Makalah Gizi Buruk.Surabaya.

Khairunnisa,Amalia.(2013).Manfaat Teoritis.[Online]. Tersedia :


https://www.academia.edu/6542423/Manfaat_Teoritis [2013]

14

Anda mungkin juga menyukai