Oleh :
KELOMPOK C
1. Bima Fajri Amanda 6. Media efendi
2. Hengki Purnama 7. Kurnia Ilahi
3. Kiki Novrianita Putri 8. Mieke Milanti
4. Laras Qullazah 9. Mardalena Yolanda
5. Laras Indriani 10. Mega Putri
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat
dan hidayahNya, Akhirnya Program terapi bermain ini dapat disusun dan selesaikan.
Program terapi bermain ini kami susun berdasarkan hasil kegiatan yang sudah
dilaksanakan di Bangsal Anak di RSUP DR. M. DJAMIL padang Tahun 2018 agar
Tingkat Kota Padang khususnya terapi bermain menyusun gelas pada anak pra-
sekolah.
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan untuk itu kami mohon kritikan yang
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Tujuan ............................................................................................................
C. Pelaksanaan Kegiatan .....................................................................................
D. Waktu dan Tempat ..........................................................................................
E. Proses Terapi Bermain.....................................................................................
F. Seting Tempat ..................................................................................................
G. Pengorganisasian.............................................................................................
H. Uraian Tugas....................................................................................................
LAMPIRAN
A. Pengertian........................................................................................................
B. Tujuan..............................................................................................................
C. Manfaat............................................................................................................
D. Alat Permainan Edukatif (Ape).......................................................................
E. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain.........................................
F. Tumbuh Kembang Anak Pra Sekolah...............................................................
G. Tumbuh kembang anak prasekolah dalam aspek fisik....................................
5. Sosialisasi..................................................................................................
6. Bermain dan mainan..................................................................................
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
3
SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN
tahun)
A. Latar Belakang
emosi, mental, intelektual, kreatifitas dan sosial. Dengan bermain di rumah sakit,
anak dapat beradaptasi lebih adaptif terhadap stress akibat hospitalisasi dan dapat
aktifitas bermain tidak hanya diperlukan oleh anak sehat saja, tapi diperlukan
juga bagi anak dalam keadaan sakit dan dirawat (hospitalisasi) sehingga anak
4
Terapi bermain yang dilakukan di rumah sakit mempunyai beberapa prinsip
yaitu, tidak boleh bertentangan dengan terapi yang sedang berjalan, tidak
dilakukan pada kelompok umur yang sama, melibatkan orang tua (Ebrahim, G.J.
2010).
Anak yang dirawat di ruang rawat inap bangsal anak RSUP Dr. M. Djamil
Padang pada umumnya mengalami stres hospitalisasi karena ketika anak dirawat
inap anak harus menghadapi perubahan-perubahan situasi dan kondisi yang ada
Oleh karena itu melalui permainan ini diharapkan stres hospitalisasi yang terjadi
pada anak dapat dikurangi dan daya pikir mereka dapat distimulasi, sehingga
Bermain menyusun gelas adalah salah satu jenis permainan yang bisa
dilakukan dalam proses terapi bermain bagi klien anak yang sedang menjalani
proses sosialisasi.
satunya menyusun gelas, dimana terapi ini bermanfaat untuk membina hubungan
antara anak dengan petugas sehingga terapi selanjutnya dapat diberikan secara
maksimal, setelah itu terapi ini juga dapat memotivasi anak untuk bersosialisasi
5
permainan permainan tidak membutuhkan banyak energi, dapat mengasah otak
Selain itu terapi bermain menyusun gelas lebih cocok untuk anak usia pra
sekolah dan lebih efektif diberikan kepada anak usia pra sekolah karena anak
lebih mudah untuk diajak bekerja sama dan lebih mudah untuk diarahkan.
melakukan terapi bermain menyusun gelas pada anak dalam tahap tahap
hospitalisasi di ruang rawat inap bangsal anak RSUP Dr. M. Djamil Padang
tahun 2018
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Pelaksanaan Kegiatan
6
1. Pokok Pembahasan
2. Sasaran
Terapi bermain ini ditujukan untuk anak usia pra-sekolah yang mengalami
A.kriteria insklusi
3. Tidak mempunyai keterbatasan fisik atau akibat terapi lain yang dapat
B. Kriteria eksklusi
1. Anak -anak usia pra sekolah yang memiliki keterbatasan fisik untuk
3. Media
a. Gelas
b. Tikar
7
c. Menyediakan gelas plastik setiap kelompok sebanyak 12 perkelompok
8
disediakan. - Memperhatikan
- Memberi reinforcement positif atas
jawaban anak
- Leader mengajarkan anak cara
menyusun gelas yang ada pada tikar
yang telah disediakan - Mendengarkan
- Memotivasi anak untuk menyusun
gelas dalam bentuk segitiga, bentuk
gambar payung,
- Memberi reinforcement positif atas - Memperhatikan
kemampuan anak
3. 10 menit Penutup
- Meminta anak untuk memberikan - Memberikan pertanyaan
pertanyaan atas permainan yang
telah dilaksanakan.
- Menjawab pertanyaan yang diajukan - Memperhatikan
bila ada.
- Melakukan evaluasi terhadap - Memperlihatkan kotak
ketepatan dalam mencocokkan dengan gambar yang
gambar (bentuk yang sama dengan telah dicocokkan.
yang diajarkan leader)
- Memberikan masukan tentang - Memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan
anak yang harus dicapai anak pada
orang tua.
- Menutup permainan dan - Menjawab salam
mengucapkan salam
9
F. Seting Tempat
Keterangan :
: Anak/pasien : Keluarga
:Pembimbing
Klinik
: Observer : Leader
:Pembimbing
: Fasilitator : Coeleader Akademik
: Moderator
G. Pengorganisasian
10
Moderator : Kiky Nofrianita putri
-laras qullazah
H. Uraian Tugas
1. Leader
2. Coleader
11
a. Mendampingi leader
3. Fasilitator
4. Observer
I. Materi (Terlampir)
Lampiran
A. Pengertian
Menyusun gelas adalah suatu terapi bermain yang melatih saraf motoriknya,
12
Terapi bermain ini bermanfaat untuk membina hubungan antara anak dengan
petugas sehingga terapi selanjutnya dapat diberikan secara maksimal, selain itu
terapi ini juga dapat memotivasi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya,
hugies, 2011).
B. Tujuan
Tujuan dari terapi bermain menyusun gelas dengan tingkat kesulitan sedang
terhadap anak usia pra-sekolah yang sedang dirawat di rumah sakit adalah
sebagai berikut :
3. Bermain ini dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan usia
selama hospitalisasi
C. Manfaat
Diharapkan terapi bermain ini dapat dijadikan sebagai sebuah terapi selain
terapi medis yang bisa mengurangi tingkat stress pada anak, sehingga anak bisa
13
lebih kooperatif terhadap asuhan keperawatan dan kesehatan yang akan
(Soetjiningsih. 2012).
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
14
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
15
menjadi lebih langsing. Puncak energi fisik dan kebutuhan tidur menurun
sampai 11-13 jam/24 jam, biasanya termasuk sekali tidur siang. Ketajaman
penglihatan mencapai 20/30 pada usia 3 tahun. 20 gigi primer telah muncul
pada usia 3 tahun (Behrmaan dan Kliegman, 2010).
Proporsi fisik tidak lagi menyerupai anak todler dalam posisi jongkok
dan perut yang gembung. Postur tubuh anak prasekolah lebih langsing tetapi
kuat, anggun, tangkas dan tegap. Hanya ada sedikit perbedaan dalam
karakteristik fisik sesuai dengan jenis kelamin, kecuali yang ditentukan oleh
faktor lain seperti pakaian dan potongan rambut. Sebagaian sistem tubuh telah
matur dan stabil serta dapat menyesuaikan diri dengan stres dan perubahan
yang moderat. Selama periode ini sebagaian anak sudah menjalani toilet
training. Seluruh gigi desidua yang berjumlah 20 harus lengkap pada usia 3
tahun. Perkembangan motorik halus pada usia prasekolah memungkinkan
anak mampu menggunakan sikat gigi dengan baik, anak harus menggosok
giginya dua kali sehari (poter dan perry,2011).
16
punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan kesalahan. Masa-
masa bermain merupakan masa di mana seorang anak ingin belajar dan
mampu belajar terhadap tantangan dunia luar, serta mempelajari kemampuan-
kemampuan baru juga merasa memiliki tujuan. Indikator positif pada masa ini
mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan. Mulai
mengevaluasi kebiasaan (perilaku) diri sendiri. Sedangkan indikator
negatifnya adalah kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan
kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi. Inisiatif, mencoba hal-hal
baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan perasaan bersalah
dan identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama. Pembatasan
akan mencegah anak dari perkembangan inisiatif. Rasa bersalah mungkin
muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua.
Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak orang lain
(poter dan perry,2011).
17
dapat merekatkan sepatu, meniru gambar bujur sangkar, menjiplak segilima
dan menambahkan 3 bagian ke dalam gambar garis. Pada anak usia 5 tahun
anak dapat mengikat tali sepatu, menggunakan gunting dengan baik, meniru
gambar segilima dan segitiga, menambahkan 7 sampai 9 bagian pada gambar
garis dan menulis beberapa huruf dan angka serta nama depan (poter dan
perry,2011)
18
Buku-buku bergambar berperan khusus bukan saja dalam
mengenalkan anak-anak tentang kata-cetak, tetapi juga perkembangan bahasa
lisan. Membaca dengan keras dengan anak merupakan proses interaktif
dimana orang tua memfokuskan perhatian anak pada gambar tertentu,
menayakan tanggapan (dengan bertanya Apa itu?), dan kemudian
memberikan jawaban (Benar, itu anjing.). tanya jawab yang rutin ini diulang
berkali-kali dalam latihan membaca buku. Seiring pertumbuhan pengalaman
anak, orang tua menambah pertanyaan lebih kompleks, meminta
penggambaran (Apa warna annjing itu?) dan kemudian proyeksi (apa yang
akan dilakukan oleh anjing?). Unsur-unsur pembagian perhatian, partisipasi
aktif, tanya jawab segera, pengulangan dan penyelesaian kesukaran membuat
kerutinan untuk belajar bahasa (Behrmaan dan Kliegman, 2010)
19
perkembangan anak tentang sifat alamiah dunia, juga kesulitan mereka dalam
menyelesaikan berbagai situasi secara serentak (Behrmaan dan Kliegman,
2010). Pengetahuan anak prasekolah tentang dunia tetap berhubungan secara
erat pada pengalaman konkret (dirasa dengan perasaan). Pada anak usia
prasekolah ditandai dengan pemikiran perseptual yang terbatas, dimana anak
menilai orang, benda dan kejadian dari penampilan luar mereka atau apa yang
tampak terjadi (poter dan perry,2011)
6. Sosialisasi
a. Hubungannya dengan orang lain selain orang tua termasuk kakek, nenek,
saudara, dan guru - guru yang ada di sekolah.
b. Anak memerlukan interaksi yang baik dengan teman yang sebaya untuk
membantu mengembangkan ketrampilan sosial.
c. Tujuan utama anak usia prasekolah adalah membantu mengembangkan
ketrampilan sosial anak.
7. Bermain dan mainan
a. Permainan anak usia prasekolah biasanya bersifat asosiatif, interaktif, dan
kooperatif.
b. Anak usia pras sekolah memerlukan hubungan dengan teman.
c. Aktivitas harus meningkatkan pertumbuhan dan ketrampilan motorik
seperti : Melompat, berlari, dan memanjat.
d. Permainan imitasi imajinatif, dan dramatis sangat dibutuhkan untuk
kepentingan pertumbuhan dan perkembangan anak usia 4 - 6 tahun.
PENUTUP
Menyusun gelas adalah suatu terapi bermain yang melatih saraf motoriknya,
Terapi bermain ini bermanfaat untuk membina hubungan antara anak dengan
petugas sehingga terapi selanjutnya dapat diberikan secara maksimal, selain itu
terapi ini juga dapat memotivasi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya,
20
membutuhkan banyak energi, dapat mengasah otak anak dalam memecahkan
hugies, 2011).
Untuk itu aktifitas bermain tidak hanya diperlukan oleh anak sehat saja, tapi
diperlukan juga bagi anak dalam keadaan sakit dan dirawat (hospitalisasi) sehingga
anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan dan fantasi serta tetap dapat
DAFTAR PUSTAKA
21
Hidayat, A.A. 2010. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Buku 2. Salemba
Medika:jakarta
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
22