Disusun Oleh :
3. Mawaddah (0801203409)
5. Putri Rahmadhani
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Paparan Radiasi” ini tepat pada waktunya
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Lintas Minat Kesehatan Lingkungan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Susilawati, SKM,
M. Kes selaku Dosen Lintas Minat Kesehatan Lingkungan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan prinsip
dan konsep dasar radiasi lingkungan jenis-jenis bahan radioaktif dalam
lingkungan, cara mendeteksi radiasi lingkungan, hubungan radiasi lingkungan
dengan kesehatan, pemantauan radiasi lingkungan, dan pengendalian radiasi
lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Radiasi
1. Radiasi alam
Radiasi alam berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit
bumi, peluruhan radom dan thorium di udara, serta radionuklida yang
adadalam bahan makanan.
2. Radiasi buatan
Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul karena atau berhubungan
dengan aktivitas manusia, seperti penyinaran dengan sinar-X di bidang
medis (radio diagnostik dan radio terapi), radiasi diperoleh di
pembangkit tenaga nuklir, radiasi yang diperoleh di bidang industri dll.
- Radiasi Eksterna
Adalah sumber radiasi yang terletak diluar tubuh pasien atau pasien
mendapat pajanan radiasi dari luar tubuhnya yang dapat mengenai
seluruh tubuh (penyinaran total) ataupun mengenai sebagian tubuh
saja (penyinaran parsial). Radiasi eksterna ada yang dimanfaatkan
untuk keperluan diagnosa biasanya digunakan sumber radiasi sinar-X
yang dibangkitkan pada tegangan 40 kV-150 kV, sedangkan untuk
keperluan terapi selain digunakan sinar gamma dari radioisotope
Cobalt dan Cessium.
- Radiasi Interna
Adalah sumber radiasi yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien.
Sumber radiasi yang diperlukan adalah radioisotope non toksik yang
mempunyai waktu paruh pendek dan aktivitas rendah, misalnya Tc 99
atau I-131. Radiasi interna kebanyakan untuk keperluan diagnosa.
2. Radiasi Non-Ionisasi
Radiasi non-ionisasi, sebaliknya, mengacu pada jenis radiasi yang
tidak membawa energi yang cukup per foton untuk mengionisasi atom
atau molekul. Ini terutama mengacu pada bentuk energi yang lebih
rendah dari radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio,
gelombang mikro, radiasi terahertz, cahaya inframerah, dan cahaya
yang tampak). Dampak dari bentuk radiasi pada jaringan hidup hanya
baru-baru ini telah dipelajari. Alih-alih membentuk ion berenergi
ketika melewati materi, radiasi elektromagnetik memiliki energi yang
cukup hanya untuk mengubah rotasi, getaran atau elektronik
konfigurasi valensi molekul dan atom. Namun demikian, efek biologis
yang berbeda diamati untuk berbagai jenis radiasi non-ionisasi.
RADIASI NEUTRON
Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron
bebas. Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi
nuklir, prosesfusi nuklir, atau dari reaksi nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi
atom dengan carayang sama bahwa partikel bermuatan seperti proton dan
elektron tidak (menarikelektron), karena neutron tidak memiliki muatan.
Namun, neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai elemen,
membuat isotop yang tidak stabil dan karena itu mendorong radioaktivitas
dalam materi yang sebelumnya non-radioaktif. Proses ini dikenal sebagai
aktivasi neutron.
RADIASI ELEKTROMAGNETIK
CAHAYA
Adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang terlihat
oleh mata manusia (sekitar 400-700 nm), atau sampai 380-750 nm. Lebih luas
lagi, fisikawan menganggap cahaya sebagai radiasi elektromagnetik dari semua
panjang gelombang, baik yang terlihat maupun tidak.
RADIASI TERMAL
Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi alam disebut juga sebagai
radiasi latar belakang. Radiasi ini setiap harinya memakan manusia dan
merupakan radiasi terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja
ditempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi
berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi latar belakang yang
diterima oleh seseorang dapat berasal dari 3 sumber utama :
- Radiasi Kosmis
Radiasi kosmis berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari
ruang antar bintang dan matahari.
- Radiasi Terrestrial
Secara natural dipancarkan oleh radionuklida didalam kerak bumi.
Radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang disebut primordial,
yang ada sejak terbentuknya bumi.
- Radisi Internal
Adalah radiasi yang diterima dari dalam tubuh manusia itu sendiri.
Contoh nyata dari sumber radiasi UV dari alam adalah matahari.
Namun karena adanya serapan oleh atom oksigen yang kemudian
membentuk lapisan ozon, maka radiasi matahari yang sampai ke bumi
(terestrial) intensitasnya menjadi lebih rendah, yang meliputi UV
dengan panjang gelombang 290-400 nm. Sedangkan panjang
gelombang yang lebih pendek diserap oleh lapisan atmosfer. Sebagai
penyerap utama radiasi UV, lapisan gas ini berfungsi sebagai
pelindung bumi dari pajanan sebagian radiasi UV yang lebih pendek
dari 340 nm. Berkurangnya lapisan ozon akibat pelepasan
cholorofluorokarbon (CFC) buatan manusia ke atmosfer akan
mengurangi daya proteksi ozon terhadap sinar UV dan memperbesar
tingkat kerusakan akibat pajanan radiasi UV. Sumber radiasi UV
buatan manusia pada dasarnya terdapat beberapa contoh yaitu seperti
lampu halogen tunksten, lampu neon, lampu intensitas tinggi yang
digunakan pada industri untuk fotopolimerisasi, lampu germisidal, dan
lain-lain.
Tanpa kita sadari, kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan radiasi.
Radiasi telah menjadi bagian dari lingkungan kita sejak dunia ini diciptakan,
bukan hanya dimulai dari ditemukannya tenaga nuklir setengah abad yang lalu,
terdapat lebih dari 60 radionuklida yang berdasarkan asalnya dibagi atas 2
kategori yaitu :
Radiasi memiliki banyak pengertian yaitu ditinjau dari massa dan muatan
listrik. Jika ditinjau dari massa, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel, berikut penjelasannya :
Jika ditinjau dari muatan listriknya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi
pengion dan radiasi non-pengion, berikut penjelasannya :
Gambar 1.1 Tiga macam radiasi pengion yang dapat menembus benda padat
(kertas, aluminium dan timbal)
Jauh sebelum sinar X ditemukan oleh Roentgen dan uranium radioaktif oleh
Becquerel yaitu sekitar tahun 1895, manusia sudah dan senantisa mendapat
radiasi dari alam sekitarnya. Radiasi yang diperoleh dari alam sekitarnya
disebut radiasi latar belakang (alam). Rasiasi latar belakang yang diterima tubuh
manusia terdiri dari sinar kosmik dan radiasi pengion lain yang berasal dari
radionuklida alam. Beberapa ahli berpendapat bahwa 2 – 10 % mutasi alam
pada manusia disebabkan oleh radiasi latar belakang. Beberapa ahli lain
mencoba mencari hubungan antara dosis radiasi latar belakang dengan frekuensi
terjadinya perubahan genetik, leukimia dan kanker lain.
Jika suatu inti tidak stabil, maka inti mempunyai kelebihan energi. Suatu
inti tidak dapat bertahan kerena ini akan melepaskan kelebihan energi tersebut
dan mungkin melepaskan satu atau dua atau lebih partikel atau gelombang
sekaligus. Setiap inti yang tidak stabil akan mengekuarkan energi atau partikel
radiasi yang berbeda.
Radioaktivitas Alam
Merupakan radioaktivitas yang berasal langsung dari radiasi
kosmik. Dari seluruh radionuklida yang ada dibumi, sebagian besar
merupakan inti atom yang ada di kerak bumi sejak terbentuk
(radiasi promordial). Selain itu terdapat inti yang terjadi dari
interaksi antara radiasi kosmik dengan inti atom yang ada di udara,
bahan radioaktif akibat peluruhan spontan akibat interaksi dengan
neutron dari radiasi kosmik dan radionuklida yang pernah ada
tetapi saat ini sudah tidak ada lagi karena waktu paro nya pendek.
Jumlah inti yang musnah ini tidak terlalu banyak. Berikut ini
dijelaskan radiasi yang dipancarkan radionuklida teresterial yang
ada sejak terbentuknya bumi.
a) Primordial
Radionuklida promodial telah ada sejak alam semesta dibentuk. Pada
umunya, radionuklida ini mempunyai umur paro yang panjang.
b) Kosmogenik
Sumber radiasi kosmogenik berasal dari luar sistem tata surya kita,
dan dapat berupa berbagai macam radiasi. Radiasi kosmik ini berinteraksi
dengan atmosfir bumi dan membentuk nuklidaradioaktif yang sebagian
besar mempunyai umur paro pendek, walaupun ada juga yang
mempunyai umur paro panjang.
Radioaktivitas Buatan
Radioaktivitas buatan merupakan radioaktif yang berasal
dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Radioaktivitas buatan
dipancarkan oleh radioisotop yang sengaja dibuat manusia dan
berbagai jenis radionuklida yang dibuat sesuai dengan
penggunaannya, yaitu :
a) Radioaktivitas yang berhubungan dengan pembangkit listrik tenaga
nuklir. Energi yang dihasilkan oleh peluruhan dapat digunakan sebagai
pembangkit listrik tenaga nuklir. Dalam instalasi pembangkit listrik
tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi menjadi prioritas utama dan
dengan berkembangnya teknologi pembangkit tenaga nuklir.
b) Radioaktivitas akibat percobaan tenaga nuklir biasa disebut juga dengan
Fall Out.
c) Radioaktivitas dalam kedokteran, dalam bidang kedokteran digunakan
misalnya untuk mendiagnosis, terapi dan strerilisasi alat kedokteran.
d) Radioaktivitas dalam rekayasa teknologi, penggunaan dalam bidang
pengukuran, analisis struktur materi, pengembangan bahan baru dan
sebagai sumber energi.
e) Radioaktivitas dalam bidang pertanian, digunakan dalam bidang
bioteknologi, pembasmian serangga atau bahan pangan dan teknologi
pelestarian lingkungan.
1. Citra atau gambar dari organ atau bagian tubuh pasien yang
dapatdiperoleh dengan bantuan peralatan yang disebut kamera gamma
ataupunkamera positron (teknik imaging).
2. Kurva-kurva kinetika radioisotop dalam organ atau bagian tubuh
tertentudan angka-angka yang menggambarkan akumulasi radioisotop
dalamorgan atau bagian tubuh tertentu disamping citra atau gambar
yangdiperoleh dengan kamera gamma atau kamera positron.
3. Radioaktivitas yang terdapat dalam contoh bahan biologis (darah, urine
dsb) yang diambil dari tubuh pasien, dicacah dengan instrumen
yangdirangkaikan pada detektor radiasi (teknik non-imaging).
Pada studi in-vitro, dari tubuh pasien diambil sejumlah tertentu bahan
biologis misalnya 1 ml darah. Cuplikan bahan biologis tersebut
kemudiandireaksikan dengan suatu zat yang telah ditandai dengan
radioisotop.
Diagnosa
Terapi
Penggunaan Sinar-X
Efek Deterministik
Sindroma radiasi akut (SRA) merupakan efek yang terjadi jika seluruh
tubuh menerima dosis radiasi sekitar 1 Gy atau lebih, dan dapat berakhir dengan
kematian dalam waktu yang singkat.
Kematian terjadi sebagai akibat kerusakan dan kematian sel organ dan
sistem vital tubuh dalam jumlah yang banyak. SRA terdiri atas tiga tahap.
Tahap pertama adalah fase inisial atausindroma prodromal, dengan gejala
hilangnya napsu makan, rasa mual, muntah dan diare; gejala yang bersifat
umum dan tidak bisa dibedakan dari gejala penyakit yang lain. Mual dan
muntah terjadi 2-3 jam setelah pajanan dosis 1-2 Gy pada sekitar 50% pasien,
atau 1-2 jam setelah pajanan 2-4 Gy pada sekitar 75-80%pasien.
Tahap kedua adalah fase laten, suatu periode dimana pasien tidak
mengalami gejala apapun setelah sindroma prodromal selesai. Lama fase ini
tidak pasti dan bergantung pada dosis yang diterima. Makin besar dosis makin
singkat fase latennya.
Secara umum diketahui pula bahwa jika dosis radiasi seluruh tubuh yang
diterima antara 6-10 Gy, kebanyakan individu akan mengalami kematian
kecuali jika segera mendapat pertolongan medik yang tepat untuk mencegah
terjadinya infeksi dan perdarahan. Namun pada dosis di atas 10 Gy, kematian
akan terjadi meskipun telah dilakukan usaha seperti transplantasi sumsum
tulang dari donor yang sesuai.
Efek Stokastik
Dalam hal ini yang terjadi bukan kematian sel namun perubahansel
dengan fungsi yang berbeda.Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel
somatik, maka sel tersebut dalam jangka waktu yang lama, ditambah dengan
pengaruh dari bahan toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi
kanker. Periode laten untuk terjadinya induksi leukemia, salah satu jenis kanker,
diperkirakan sekitar 8 tahun, dan dua atau tiga kali lebih panjang untuk kanker
solid (padat) seperti kanker payudara atau kanker tulang.
Kanker akibat radiasi pada dasarnya tidak berbeda dengan kanker akibat
mekanisme lain. Karena itu, kebolehjadian induksi kanker hanya dapat dilihat
secara epidemiologi berdasar kejadian berlebih secara statistik di atas kejadian
alamiah atau spontan.
Jika sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat sel
terubah ini dapat diwariskan ke keturunannya sehingga timbul efek genetik atau
efek terwaris. Pada berbagai percobaan di laboratorium dengan hewan
percobaan terbukti bahwa efek ini bisa terjadi. Namun, bahkan dari studi
terhadap para korban yang selamat dari bom atom di Jepang, efek terwaris ini
belum terbukti terjadi pada manusia.
1. Pengaturan Waktu
Seorang pekerja radiasi berada dalam medan radiasi akan
menerima dosis radiasi yang besarnya sebanding dengan lamanya pekerja
tersebut berada di dalam medan radiasi. Semakin lama seseorang berada
ditempat itu, akan semakin besar dosis radiasi yang diterimanya,
demikian pula sebaliknya.
2. Pengaturan Jarak
Faktor jarak berkaitan erat dengan fluks (_) radiasi. Fluks radiasi
pada suatu titik akan berkurang berbading terbalik dengan kuadrat jaraj
antara titik tersebut dengan sumber radiasi.
3. Penggunaan Perisai Radiasi
Untuk penanganan sumber-sumber radiasi dengan aktivitas sangat
tinggi yang berorde MBq atau Ci, seringkali pengaturan waktu dan jarak
kerja tidak mampu menekan penerimaan dosis oleh pekerja dibawah nilai
batas dosis yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam penanganan
sumber- sumber beraktivitas tinggi diperlukan perisai radiasi. Sifat dari
bahan perisai radiasi ini harus mampu menyerap energi radiasi (untuk
sinar-β dan neutron) dan dapat melemahkan intensitas radiasi (untuk
sinar-X dan sinar- γ). Mengingat sifat serap bahan perisai terhadap
berbagai jenis dan energi radiasi. berbeda- bedam maka jumlah dan jenis
bahan penahan radiasi yang diperlukan bergantung pada jenis dan energi
radiasi yang dipancarkan sumber.
1. Pengungkungan
Pengungkungan zat radioaktif dilakukan sedemikian rupa sehingga
zat radioaktif tersebut tidak tersebar ke lingkungan. atau sumber
radiasinya.
2. Pemantauan
Apabila dipastikan telah terjadi pelepasan zat radioaktif ke
lingkungan, perlu dilakukan pemantauan kadar zat radioaktif baik dalam
medium udara, tanah maupun air. Pemantauan kadar zat radioaktif
lingkungan dimaksudkan untuk memastikan bahwa tingkat pencemaran
radioaktif masih berada dibawah nilai batas yang ditetapkan. Pemantauan
juga dilakukan terhadap rantai makanan yang akan dikonsumsi oleh
manusia, termasuk pamantauan air minum dan udara. Perlu juga
dilakukan pemantauan zat radioaktif di dalam tubuh manusia untuk
memperkirakan jumlah pemerimaan dosis oleh personel dari sumber
internal.
3. Pakaian Pelindung (tameng)
Filosofi proteksi radiasi dimaksudkan untuk mengupayakan agar
pemaparan radiasi terhadap pekerja berada di bawah batas nilai batas
maksimum yang diizinkan. Oleh sebab itu, dalam setiap penanganan
sumber radiasi terbuka, pekerja radiasi memerlukan perlengkapan
proteksi radiasi berupa pakaian pelindung yang digunakan secara terbatas
hanya pada daerah kontaminasi. Pakaian pelindung tersebut berupa jas
lab, sarung tangan, sepatu atau pembungkus sepatu, dan lain-lain.
4. Pelindung Pernapasan
Jika pekerja radiasi diperkirakan akan menerima paparan internal
dari gas radioaktif yang kadarnya di dalam udara sangat tinggi, maka
masker untuk melindungi pernapasan harus dikenakan oleh pekerja
tersebut selama menjalankan tugasnya. Terdapat dua jenis alat pelindung
pernapasan untuk tujuan proteksi radiasi, yaitu respirator jenis filter dan
masker seluruh muka. Pentingnya pelindung pernapasan karena zat
radioaktif dalam bentuk debu merupakan sumber internal yang sangat
berbahaya karena sebagian besar partikel tersebut akan mengendap di
dalam paru-paru. Zat radioaktif dalam bentuk aerosol di udara dapat
masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalur pernapasan. Sebanyak 25%
zat radioaktif tersebut akan tinggal pada bagian bawah dari saluran
percernaan yang selanjutnya masuk ke dalam aliran darah. Sebanyak 50%
akan tinggal dalam saluran pernapasan pada bagian teratas dan selebihnya
tertelan.
1. Pemanfaatan Radiasi
1. Teknik Radiografi
2. Teknik fluoroskopi a
Adalah teknik yang memanfaatkan salah satu darisifat sinar-X yaitu bila
mengenai bahan akan berpendar (fluorosensi). Biasanya radiografer, dokter, dan
perawat tidak dapat menghindaruntuk berada diruang pemeriksa selama
pemeriksaan berlangsung,untuk itu diwajibkan menggunakan alat pelindung
radiasi, seperti body apron, thyroid apron, goggle dan glove. Kondisi
penyinaran fluoroskopi untuk pemakaian arus tabung dan waktu penyinaran
berbeda dengan teknik radiografi. Waktu pemeriksaan dengan menggunakan
fluoroskopi lebih lama dibandingkan dengan pemeriksaan dengan menggunakan
fluoroskopi lebih lama dibandingkan dengan pemeriksaan radiografi, karena
radiasi yangdikeluarkan oleh fluoroskopi secara kontinu sesuai dengan
kebutuhan diagnosa.
Apron/celemek
Tabir radiasi
Kacamata
Sarung Tangan
Pelindung tiroid : yang terbuat dari karet timbal, terbuat dari bahan yang
setara dengan 1mm Pb, digunakan untukmelindungi daerah tyroid yang
tidak tertutup bodyapron/celemek. Dan menurut penelitian
memperlihatkan bahwa bila pekerja melakukan fluoroskopi maka daerah
tyroid merupakan daerah kedua tertinggi setelah gonad yang
sensitifmenerima dosis radiasi.
Pelindung tiroid
Gonad Apron
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA