Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ISPA

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
“Keperawatan Anak”

Dosen Pengampu :

Ima Sukmawati S.Kep., Ners., MPH.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. Hana Yuliani Nurpazriah (2003277021)


2. Kiki Hamdani (2003277026)
3. Ana Helistiana (2003277052)
4. Nisa Nuraeni (2003277076)
5. Reval Al Attaya (2003277081)
6. Susi Lestari (2003277099)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS
2020/2021

Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.20, Ciamis, Kec. Ciamis,


Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 46216
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat, karunia serta
kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-
satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW tidak lupa pula saya ucapkan terima
kasih kepada Ibu Ima Sukmawati S.Kep., Ners., MPH. selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Anak.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.

Ciamis, 24 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Pengertian ISPA..............................................................................................2
B. Faktor penyebab ISPA.....................................................................................3
C. Tanda dan gejala ISPA....................................................................................3
D. Cara Mengatasi ISPA......................................................................................4

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................................6

A. Pengkajian......................................................................................................6
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................11
C. Perencanaan....................................................................................................11
D. Implementasi/ Evaluasi..................................................................................15

BAB III PENUTUP.......................................................................................................23


Kesimpulan...........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
ISPA (Infeksi saluran pernapasan Akut) adalah infeksi saluran pernapasan
yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Infeksi saluran pernapasan akut
merupakan komponen penyakit yang keadaan heterogen, yang disebabkan oleh
300 lebih jenis virus, bakteri, serta jamur. Penyebab ISPA antara lain golongan
miksovirus yang meliputi virus influenza, virus pra-influenza dan virus campak.
Menurut WHO, ISPA merupakan peringkat ke empat dari 15 juta penyebabpada
setiap tahunnya. Jumlah tiap tahun kejadian ISPA di Indonesia 150.000 kasus
atau dapat dikatakan seorang meninggal setiap 5 menit, bahkan 20-30% kematian
disebabkan oleh ISPA. Faktor penting yang mempengaruhi ISPA adalah
pencemaran udara di lingkungan rumah akan merusak mekanisme pertahanan
paru-paru sehingga mempermudah timbulnya gangguan pernapasan. Selain itu
penyakit ISPA juga dikarenakan oleh perubahan iklim serta rendahnya kesadaran
perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Pengertian ISPA?
2. Apa saja Faktor Penyebab dari ISPA?
3. Apa saja Tanda dan Gejala dari ISPA?
4. Bagaimana Cara Mencegah ISPA?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui penyakit ISPA, Faktor Penyebab dari ISPA, Tanda dan
Gejala ISPA, serta Cara Mengatasi Penyakit ISPA.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang
melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian
bawah. Inveksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan
menyerang host, apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Penyakit ISPA
ini paling banyak di temukan pada anak-anak dan paling sering menjadi satu-
satunya alasan untuk datang ke rumah sakit atau puskesmasuntuk menjalani
perawatan inap maupun rawat jalan. Anak di bawah lima tahun adalah kelompok
yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai
penyakit ( Danusantoso, 2012).
ISPA dapat disebabkan oleh karena adanya paparan dari virus maupun
bakteri misalnya bakteri dari genus streptococcus, haemophylus, staphylococcus,
dan pneumococcu, dan jenis virus influenza, parainfluena, dan rhinovirus. Selain
dari virus, jamur dan bakteri, ISPA juga dapat disebabkan karena sering
menghirup asap rokok, asap kendaraan bermotor, Bahan Bakar Minyak biasanya
minyak tanah dan, cairan amonium pada saat lahir (Utami, 2013). Asap rokok
dari orang tua atau penghuni rumah yang satu atap dengan balita merupakan
bahan pencemaran dalam ruang tempat tinggal yang serius serta akan menambah
resiko kesakitan dari bahan toksik pada anak-anak. Paparan yang terusmenerus
akan menimbulkan gangguan pernafasan terutama memperberat timbulnya
infeksi saluran pernafasan akut dan gangguan paru-paru pada saat dewasa.
Semakin banyak rokok yang dihisap oleh keluarga semakin besar memberikan
resiko terhadap kejadian ISPA, khususnya apabila merokok dilakukan oleh ibu
bayi (Trisnawati dan Juwarni, 2012).
Sampai saat ini ISPA masih menjadi masalah kesehatan dunia. Menurut
World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 di New York jumlah
penderita ISPA adalah 48.325 anak dan memperkirakan dinegara berkembang
berkisar 30-70 kali lebih tinggi dari negara maju dan diduga 20% dari bayi yang
lahir di negara berkembang gagal mencapai usia 5 tahun dan 26-30% dari
kematian anak disebabkan oleh ISPA. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka
kesakitan dan kematian akibat ISPA. Kematian akibat penyakit ISPA pada balita
mencapai 12,4 juta pada balita golongan umur 0-1 tahun dan sebanyak 80,3%
kematian ini terjadi dinegara berkembang ( Kemenkes, 2010).

B. Faktor Penyebab ISPA


ISPA dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor individu anak, faktor
perilaku dan faktor lingkungan. Faktor individu anak meliputi: umur anak, berat
badan lahir, status gizi, vitamin A dan status imunisasi. Faktor perilaku meliputi
perilaku pencegahan dan penanggulangan ISPA pada bayiatau peran aktif
keluarga/masyarakat dalam menangani penyakit ISPA. Faktor lingkungan
meliputi: pencemaran udara dalam rumah (asap rokok dan asap hasil pembakaran
bahan bakar untuk memasak dengan konsentrasi yang tinggi),ventilasi rumah dan
kepadatan hunian (Prabu, 2009).
Salah satu penyakit infeksi yang paling sering di derita oleh balita adalah
infeksi pernapasan akut (ISPA). Infeksi ini mengenai saluran pernapasan yang
merupakan organ yang sangat peka sehingga kuman penyakit mudah berkembang
biak. Apalgi daya tahan tubuh balita belum kuat. Keadaan gizi sangat
berpengaruh pada daya tahan tubuh (status nutrisi, imunisasi). Anak yang gizinya
kurang atau buruk (badanya kurus) akan mudah terjankit penyakit menular atau
penyakit infeksi salah satunya penyakit ISPA atau pneumonia. Sama halnya
dengan imunisasi menunjukkan bahwa adanya kaitan antara penderita pneumonia
yang mendapatkan imusiasi tidak lengkap dan lengkap, dan bermakna secra
stistis. Ketidak patuhan imunisasi berhubungan dengan peningktan penderita
ISPA.

C. Tanda dan Gejala ISPA


Penyakit ISPA meliputi hidung, telinga, tenggorokan (faring,
trakea,bronchioli, dan paru-paru. Tanda dan gejala penyakit ISPA pada anak
bermacam-macam seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, pilek,
demam, dan sakit telinga.
Tanda dan gejala ISPA dibagi menjadi dua yaitu golongan umur 2 bulan-5
tahun dan golongan umur kurang dari 2 bulan:
1. Tanda dan gejala ISPA untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun
Pneumonia adalah, bila disertai nafas sesak ada tarikan di dinding dada
bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa
anak harus dalam keadaan tenang, tidak menangis dan tidak meronta).
Pneumonia, bila disertai nafas cepat, batas nafas cepat adalah untuk umur
2 bulan sampai < 12 bulan = 50 x/menit atau lebih, untuk umur 1-5 thn = 40
x/menit atau lebih.
Bukan pneumonia (batuk pilek biasa, bila tidak di temuka tarikan dinding
dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
2. Tanda dan Gejala untuk golongan umur < 2 bulan
Pneumonia berat, bila disertai tanda tarikan kuat dinding dada bagian
bawah atau nafas cepat. Atas nafas cepat untuk golongan umur < 2 bulan
yaitu 60 x/ menit atau lebih.
Bukan pneumonia (batuk pilek biasa), bila tidak di temukan pada tarikan
kuat pada dinding dada bagian bawah atau nafas cepat.

Tanda dan Gejala ISPA berdasarkan tingkat keparahan:


1. Gejala dari ISPA ringan, seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan
jika ditemukan saru atau lebih gejala-gejala lebih, batuk, serak, pilek, panas
atau demam atau suhu badan lebih dari 37̊ C.
2. Gejala dari ISPA sedang, seperti : pernapasan cepat, suhu lebih dari 39̊ C,
tenggorokan berwarna merah, timbul bercak-bercak merah pada kulit
menyerupai bercak campak, telinga sakit atau mengeluarkan nanah, dari
lubang telinga dan pernapasan berbunyi seperti mendengkur.
3. Gejala dari ISPA berat, seperti : bibir atau kulit membiru, anak tidak sadar
atu kesadaran menurun, pernapasan seperti mengorok dan anak tampak
gelisah, sela iga tertarik kedalam pada waktu bernapas, nadi lebih cepat dari
160 x/menit atau tidak teraba serta tenggorokan berwarna merah.

D. Cara Mencegah ISPA


Agar anak tidak sering terkena ISPA, lakukanlah beberapa langkah
pencegahan ISPA berikut ini:
1. Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.
2. Ingatkan anak untuk mencuci tangan secara rutin, terutama setelah
beraktivitas diluar rumah, menyentuh benda kotor, sehabis buang air kecil
maupun besar, dan sebelum makan.
3. Ajari anak untuk selalu menutup hidung saat batuk dan bersin.
4. Hindari berbagi mainan, peralatan makan, atau handuk dengan orang lain
yang sedang sakit.
5. Rutin bersihkan rumah dan benda-benda yang ada di kamar tidur anak seperti
seprei, selimut dan mainannya.
6. Lengkapi imunisasi anak.
ISPA pada anak memang dapat sembuh dengan sendirinya, terutama bila
daya tahan tubuh anak baik. Namun, bila gejalanya tidak juga membaik setelah
beberapa hari dan semakin memburuk, segera periksa anak ke dokter.
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian
1. Identitas Anak
Nama : An. D
Umur : 9 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Tanggal pengkajian : 3 Maret 2020
Diagnosa Medis : ISPA
2. Identitas Orang Tua
Nama : Tn. R
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Ayah kandung
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
3. Anamnese
a. Keluhan utama
Data subjektif : Orang tua klien mengatakan anaknya batuk, batuk
berdahak susah dikeluarkan, pilek sejak 2 hari yang lalu, orang tua klien
mengatakan anaknya malas makan, porsi makan tidak dihabiskan.
Data Objektif : Klien tampak kurus, klien tampak pucat, klien tampak
lemas, BB 24 ( menurun ), IMT: 18,7 (24 kg/128 cm x 100=18,7),TTV: P:
24x/ menit, N: 106x/ menit, S: 37,3℃, mukosa bibir kering, dan porsi
makan tampak tidak dihabiskan, ketidakseimbangan nutrisi.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit yang lalu. Orang tua klien mengatakan sebelumnya
anaknya pernah sakit panas 2 hari sebelum dipelayanan kesehatan.
2) Riwayat penyakit sekarang Orang tua klien mengatakan anaknya batuk,
pilek serta terasa panas,dan susah makan sejak 2 hari yang lalu yaitu
tanggal 1 Maret 2020.
3) Riwayat penyakit keluarga / menurun Orang tua klien mengatakan dalam
keluarga baik bapak maupun ibu tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit menurun seperti asma, jantung, ginjal, hepatitis, hipertensi, DM,
dan penyakit menular seperti TBC dan pneumonia.
4) Riwayat sosial
a. Pengasuh
Orang tua klien mengatakan anaknya diasuh oleh mereka sendiri
dan keduanya saling membantu dan keduannya saling membantu
dalam hal mengurus anak.
b. Hubungan dengan anggota keluarga
Orang tua klien mengatakan hubungan anaknya dengan anggota
keluarga sangat baik.
c. Hubungan dengan teman sebaya
Orang tua klien mengatakan hubungan anaknya dengan teman
sebayanya sangat baik.
d. Lingkungan rumah
Orang tua klien mengatakan linkungan rumah aman, rapi dan
bersih, letak rumah berdekatan dengan rumah yang lain.
5) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Makanan yang disukai : orang tua klien mengatakan anaknya
menyukai makanan seperti ikan, telur dan sayur-sayuran.
Makanan yang tidak disukai : orang tua klien mengatakan bahwa
tidak ada makanan yang tidak disukai oleh anaknya.
b) Pola makan
Sebelum sakit : orang tua klien mengatakan sebelum sakit nafsu
makan anaknya sangat baik, frekuensi makan tiga kali sehari dan
makanan yang dikonsumsi yaitu nasi, ikan, telur dan sayur-
sayuran.
Selama sakit : orang tua klien mengatakan selama sakit nafsu
makan anaknya berkurang, frekuensi makan dua kali sehari dan
hanya memakan bubur selama dirumah sakit.
c) Istrahat / tidur
Sebelum sakit : orang tua klien mengatakan anaknya tidur siang
kurang lebih 3 jam dan tidur malam kurang lebih 8 jam.
Selama sakit : orang tua klien mengatakan anaknya tidur siang
kurang lebih 1 jam dan tidur malam kurang lebih 5 jam dan
kadang sering terbangun.
d) Personal hygiene
Sebelum sakit : orang tua klien mengatakan anaknya mandi 2 kali
sehari, rajin menggosok gigi, dan ganti baju sewaktu-waktu ketika
baju kotor.
Selama sakit : orang tua klien mengatakan anaknya mandi tetap 2x
sehari walaupun sakit.
e) Aktivitas
Sebelum sakit : orang tua klien mengatakan anaknya sangat aktif
bermain dengan teman-teman sebayanya.
Selama sakit : orang tua klien mengatakan anaknya kurang aktif,
lemah, dan sering mengeluhkan batuknya.
f) Eliminasi
Sebelum sakit : orang tua klien mengatakan anaknya BAB 2-3
x/hari dengan konsistensi padat dan berwarna kecoklatan, dan
BAK 5-6 x/hari, dan berwarna kuning jernih.
Selama sakit : orang tua klien mengatakan anaknya 1-2 x/hari,
konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan dan BAK 5-6 x/hari,
warna kuning pekat dan bau khas.
g) Pemeriksaan fisik (data objektif).
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis
Mukosa bibir : tampak kering
Tanda Vital : R : 42 x/menit, S: 37,3oC, N: 106x/menit, BB:
24 kg
Porsi makan tampak tidak dihabiskan
Pemeriksaan data objektif
- Kepala : bentuk simetris, rambut berwarna hitam dan tidak
rontok dan tidak ada lesi pada kulit kepala.
- Mata : kanan kiri simetris, conjungtiva berwarna merah
muda, sklera berwarna putih dan bersih.
- Muka : bersih, tidak ada oedema, dan agak pucat. Telinga
simetris, tidak ada kanan kiri cairan yang keluar, tidak ada
peradangan dan tidak ada nyeri tekan.
- Hidung : bentuk simetris, terdapat cairan / lendir berwarna
jernih, hidung bagian luar tampak kemerahan.
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroyd, tidak ada
peningkatan vena jugularis, dan tidak ada pembengkakan pada
leher.
- Dada : tidak ada tarikan dinding dada waktu bernapas, bentuk
dada simetris, pernapasan terdengar stridor.
- Perut : tidak ada penonjolan umbilikus, tidak ada nyeri tekan,
dan tidak ada bekas luka operasi.
4. Analisa Data
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Infeksi saluran Ketidakseimbangan
- Orang tua klien nafas nutrisi kurang dari
mengatakan anaknya kebutuhan tubuh
batuk, pilek disertai Merangsang
demam sejak 2 hari yang refluks peristaltic
lalu, anaknya malas
makan selama dirawat Menekan lambung

dan porsi makannya


tidak di habiskan. Nafsu makan

DO: menurun

- Klien tampak lemah,


Ketidakseimbangan
pucat, kurus, BB 24 kg
nutrisi kurang dari
- IMT : 24/128 cm x 100
kebutuhan tubuh
=18,7
- TTV : R: 42x/menit,
N: 106x/menit
S: 37,3℃
2. DS: Virus bakteri, Bersihan jalan nafas
- Orang tua klien jamur tidak efektif
mengatakan anaknya
batuk berdahak dan Infeksi saluran
susah bernafas nafas atas

Kuman berlebih
DO: dibronkus
- Keadaan umum lemah,
kesadaran compos mentis Proses peradangan
- Klien tampak batuk
berdahak, suara nafas Akumulasi secret

vesikuler basah disertai di bronkus

ronchi dan perkusi sonor


memendek Bersihan jalan

- RR: 42x/menit nafas tidak efektif

S: 37,7℃
N: 106x/menit
3. DS: Infeksi saluran Gangguan pola
- Orang tua klien nafas atas tidur
mengatakan biasanya
anaknya tidur siang 3 Kuman berlebih
jam, tetapi selama sakit dibronkus
menjadi hanya 1 jam,
tidur malam biasanya 8 Proses peradangan

jam tetapi selama sakit


menjadi 5 jam dan sering
Akumulasi secret
terbangun.
dibronkus
DO:
- Klien tampak lemah,
mata cekung
- Klien tampak batuk Batuk berdahak,
berdahak, suara nafas sesak
vesikuler basah disertai
ronchi dan perkusi sonor
memendek, RR: Gangguan pola

42x/menit, tidur

S: 37,3℃, N:
106x/menit

2. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sekret berlebih
3. Perencanaan
N Diagnosa Tujuan dan
Intervensi Rasional
o Keperawatan Kriteria hasil
1. Bersihan jalan Tujuan: 1. Posisikan 1. Posisi
napas tidak efektif Menunjukan pasien untuk semifowler
berhubungan bersihan jalan memaksimalkan membantu klien
dengan akumulasi nafas yang ventilasi. memaksimalkan
secret di bronkus efektif ventilasi
Kriteria hasil: sehingga
Setelah 2. Auskultasi suara kebutuhan
dilakukan napas, catat oksigen
tindakan adanya suara terpenuhi.
keperawatan tambahan. 2. Memastikan
selama 3x24 suara napas
jam maka 3. Ajarkan batuk vesikuler.
kriteria hasil efektif. 3. Batuk efektik
yang diharapkan membantu klien
yaitu: untuk
4. Monitor repirasi
kemudahan mengeluarkan
dan status O2
bernafas, sekret sehingga
frekuensi dan pernafasan tidak
irama bernafas, 5. Kolaborasi terganggu.
pergerakan dengan tim 4. Penurunan
sputum keluar medis lain dalam saturasi oksigen
dari jalan nafas, pemberian terapi dapat
pergerakan sesuai program menunjukan
sumbatan keluar perubahan
dari jalan nafas. 6. Memberikan status kesehatan
edukasi klien yang
mengenai ISPA dapat
kepada keluarga mengakibatkan
klien. terjadinya
hipoksia.
5. Pemberian
terapi sesuai
program
membantu
memngeluarka
n atau
mengencerkan
secret pada
saluran napas.
6. Memastikan
klien mengerti
mengenai ISPA
dan mudah
untuk
berkerjasama.
2. Ketidakseimbanga Tujuan: 1. Kaji adanya 1. Untuk
n nutrisi kurang Kebutuhan alergi makanan mengetahui
dari kebutuhan nutrisi terpenuhi 2. Anjurkan orang adanya riwayat
tubuh Kriteria hasil : tua klien untuk alergi makanan
Berhubungan Setelah memberikan
dengan anoreksia dilakukan porsi makan 2. Untuk
tindakan kecil tapi sering memenuhi
keperawatan 3. Yakinkan diet kebutuhan
selama 3x24 yang dimakan nutrisi klien
jam maka mengandung
kriteria hasil tinggi serat 3. Untuk mencegah
yang diharapkan untuk mencegah konstipasi pada

yaitu: adanya konstipasi anak

peningkatan 4. Kolaborasi
berat badan dengan ahli gizi 4. Untuk
sesuai dengan untuk meningkatkan

tujuan, berat menentukan jumlah kalori

badan ideal jumlah kalori dan nutrisi yang

sesuai tinggi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh

badan, mampu dibutuhkan oleh pasien

mengidentifikas pasien
i kebutuhan 5. Berikan
5. Untuk
nutrisi, tidak permainan atau
memberikan
ada tanda desain ruangan
hiburan kepada
malnutrisi, dan
anak agar mau
menunjukkan
makan
peningkatan
fungsi
pengecapan dari
menelan
3. Gangguan pola Tujuan: 1. Jelaskan 1.Tidur yang
cukup dapat
tidur berhubungan Kebutuhan tidur pentingnya tidur
membantu
dengan sekret terpenuhi yang adekuat proses
penyembuhan
berlebih Kriteria hasil : 2. Fasilitasi untuk
Setelah mempertahanka 2.Kelelahan dapat
dilakukan n aktivitas menurunkan
kualitas tidur
tindakan sebelum tidur
keperawatan 3. Ciptakan 3.Lingkungan
yang nyaman
selama 3x24 lingkungan yang
dapat
jam maka nyaman meningkatkan
kualitas tidur
kriteria hasil 4. Anjurkan klien
yang diharapkan minum air 4.Air hangat dapat
yaitu : jumlah hangat sebelum mengurangi
penumpukan
jam tidur dalam tidur sekret
batas normal, 5. Kolaborasi
pola tidur, pemberian obat 5.Pemberian
bronkodilator
kualitas dalam jika diperlukan dapat melegakan
batas normal, pernafasan dan
mengurangi
perasaan fresh secret
setelah tidur,
mampu
mengidentifikas
i hal-hal yang
meningkatkan
tidur

4. Implementasi/Evaluasi
Tanggal/
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Waktu
1. 3 Maret Bersihan jalan 1. Membina hubungan S:
saling percaya pada
2020 nafas tidak efektif Ibu klien
pasien dan keluarga
09.00 berhubungan pasien untuk mengatakan klien
menjalin kerja sama
WIB dengan akumulasi masih batuk dan
yang baik dalam
secret di bronkus komunikasi demam dan
terapeutik
batuknya masih
2. Memberikan edukasi
tentang ISPA pada terdengar grok-
orang tua pasien
grok.
3. Mengajarkan teknik
batuk efektif O:
4. Mempoisikan klien
 Keadaan umum :
semifowler
lemah
5. Memonitoring suara
 Kesadaran :
nafas klien dengan
auskultasi composmentis GCS
6. Mengukur tanda- 4- 5-6, CRT < 2 detik
tanda vital  Nampak batuk
7. Mengkolaborasikan berdahak
dengan dokter dalam  Suara napas : ronki
pemberian terapi: dan perkus i:
- Nebulizer : hipersonor.
 Tanda vital : RR :
veliton 1 cc +
40x/menit, Suhu : 38
Nacl 1 cc oC, Nadi : 120x/menit
 Klien Nampak lemah,
- Ambroxol
tidak rewel, akral
sirup, sanbe hangat.
 Tidak terpasang
kid oral,
oksigen.
antarin A:
110mg/IV, Masalah teratasi
vitamin A sebagian
200.000/IV P:
Intervensi di
lanjutkan
(2,3,4,5,6,7)
Terapi Nebulizer:
ventolin 2cc + NaCl
2cc Ambroxsol
syrup3x cth/oral
Sanbe kid 2x cth
/oral Antrain 110
mg/IV (jika
demam) Vitamin A
200.000/IV
3 Maret Ketidakseimbangan 1. Mengkaji adanya S:
alergi makanan.
2020 nutrisi kurang dari Orang tua klien
2. Memberikan makan
11.30 kebutuhan tubuh dalam porsi kecil mengatakan
tapi sering
WIB berhubungan anaknya tidak ada
3. Meyakinkan orang
dengan anoreksia tua klien bahwa diet alergi makanan,
yang dimakan
masih malas makan
mengandung tinggi
serat dan porsi makan
4. Berkolaborasi
dengan dokter tidak dihabikan
untuk menentukan
O:
jumlah kalori dan
nutrisi yang  Klien tampak pucat,
dibutuhkan pasien lemas
5. Memberikan  BB: 24 kg
permainan atau  IMT: 18,7
desain ruangan  Porsi makan tampak
tidak dihabiskan
 TTV: P: 24x/menit,
N: 106x/menit, S:
38,3℃
 Klien tampak suka
dengan kamarnya
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan dihari
kedua
3 Maret Gangguan pola 1. Jelaskan pentingnya S:
tidur yang adekuat
2020 tidur berhubungan Orang tua klien
2. Fasilitasi untuk
13.30 dengan secret mempertahankan mengatakan
aktivitas sebelum
WIB berlebih anaknya belum
tidur
3. Ciptakan dapat tidur
lingkungan yang
nyenyak, masih
aman
4. Anjurkan kien sering terbangun
minum air hangat
pada malam hari
sebelum tidur
5. Kolaborasi
pemberian obat jika
diperlukan
O:
 Klien tampak, lemah,
mata cekung
 TTV: P: 24x/menit,
N: 106x/menit, S:
38,3℃
 Klien tampak suka
dengan kamarnya
 Klien tidak
menghabiskan minum
air hangatnya
A:
Masalah belum
teratasi
P:
intervensi
dilanjukan hari
kedua
2. 4 Maret Bersihan jalan 1. Memberikan S:
edukasi pada
2020 nafas tidak efektif Ibu klien
keluarga
09.00 berhubungan 2. Mengajarkan batuk mengatakan klien
efektif
WIB dengan akumulasi masih batuk tetapi
3. Mengajarkan teknik
secret di bronkus cupping pada dada tidak terdengar
dan punggung
grok-grok
4. Memposisikan
pasien semifowler O:
5. Mengauskultasi
 Kesadaran: compos
suara nafas klien
mentis GCS 4-5-6,
6. Mengukur tanda-
CRT < 2 detik
tanda vital
 Klien nampak batuk
7. Mengkolaborasikan
 Suara napas :ronki
pemberian terapi
 Tanda vital : RR :
38x/menit, Suhu :
37,2℃, Nadi :
100x/menit
 Klien nampak lemah,
tidak rewel, akral
hangat.
 Klien nampak bisa
istirahat
 Tidak terpasang
oksigen.

A:
masalah teratasi
sebagian
P:
intervensi di
lanjutkan
(2,3,4,5,6,7)
Terapi Nebulizer:
ventolin 2cc + NaCl
2cc Ambroxsol
syrup3x cth/oral
Sanbe kid 2x cth
/oral Antrain 110
mg/IV (jika
demam) Vitamin A
200.000/IV
4 Maret Ketidakseimbangan 1. Memberikan makan S:
dalam porsi kecil
2020 nutrisi kurang dari Orangtua klien
tapi sering
11.45 kebutuhan tubuh 2. Memotivasi mengatakan nafsu
orangtua dalam
WIB berhubugan dengan makan anaknya
mendukung
anoreksia anaknya untuk sudah mulai
menghabiskan
membaik dan porsi
makanannya
3. Mengkolaborasikan makan hamper
dalam memberikan
dihabiskan
variasi makanan
pada anak O:
4. Mengajarkan
 Klien sudah tidak
orangtua teknik
tampak pucat akan
dikstrasi dalam
tetapi masih sedikit
pemberian makan
tampak lemas.
anaknya
 BB: 24 kg
 IMT :18,7
 Porsi makan tampak
hamper dihabiskan
 TTV: P: 24x/menit,
N: 100x/menit, S:
38℃

A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan dihari
ketiga
4 Maret Gangguan pola 1. Jelaskan pentingnya S:
tidur yang adekuat
2020 tidur berhubungn 2. Fassilitasi untuk Orang tua klien
mempertahankan
11.45 dengan secret mengatakan
aktivitas sebelum
WIB berlebih tidur anaknya sudah
3. Ciptakan
mulai dapat tidur
lingkungan yang
nyaman nyenyak, tetapi
4. Anjurkan klien
masih sering
minum air hangat
sebelum tidur terbangun pada
5. Kolaborasi
malam hari, tidur 6
pemberian obat jika
diperlukan jam malam hari
O:
 Klien tampak lemah,
mata cekung
 TTV: P:24x/menit, N:
100x/menit, S:
37,8℃
 Klien tampak suka
dengan kamarnya
 Klien mulai
menghabiskan minum
air hangatnya
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan dihari
ketiga
3. 5 Maret Bersihan jalan 1. Mengajarkan batuk S:
2020 napas tidak efektif efektif
Ibu klien
08.30 berhubungan 2. Mengajarkan teknik
WIB dengan akumulasi cupping pada dada mengatakan batuk
secret di bronkus dan punggung
klien sudah reda
3. Memposisikan
pasien semifowler O:
4. Mengauskultasi
 Keadaan umum : baik
suara nafas klien
Kesadaran :
5. Mengukur tanda-
composmentis GCS
tanda vital klien
45-6, CRT < 2 detik
6. Mengkolaborasikan
 Batuk nampak
pemberian terapi
berkurang
 Suara napas :vesikuler
 Tanda vital : RR :
28x/menit, Suhu :
36℃, Nadi :
90x/menit
 Klien Nampak baik,
tidak rewel, akral
hangat.
 Tidak terpasang
oksigen.
A:
Masalah teratasi
P:
klien rencana
Pulang
5 Maret Ketidakseimbangan 1. Memberikan S:
2020 makan dalam porsi
nutrisi kurang dari Orang tua klien
11.30 kecil tapi sering.
WIB kebutuhan tubuh 2. Memotivasi mengatakan nafsu
orangtua dalam
Berhubungan makan anaknya
mendukung
dengan anoreksia anaknya untuk telah membaik dan
menghabiskan
porsi makan telah
makanannya
3. Mengkolaborasikan dihabiskan
dengan ahli gizi
O:
daalam
memberikan variasi  Klien sudah tidak
makanan pada anak tampak pucat dan
4. Mengajarkan orang tidak tampak lemas
tua teknik dikstrasi lagi.
dalam pemberian  BB: 24 kg
makan anaknya  IMT: 18,7
 Porsi makan tampak
sudah dihabiskan
 TTV: P:22x/menit,
N: 100x/menit, S:
37,3℃

A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi
dihentikan
5 Maret Gangguan pola 1. Jelaskan pentingnya S:
2020 tidur berhubungan tidur yang adekuat
Orang tua klien
13.00 dengan sekret 2. Fasilitasi untuk
WIB berlebih mempertahankan mengatakan
aktivitas sebelum
anaknya sudah
tidur dapat tidur
3. Ciptakan
nyenyak, tidur 8
lingkungan yang
nyaman jam malam hari,
4. Anjurkan klien
tidur siang 2 jam
minum air hangat
sebelum tidur O:
5. Kolaborasi
 Klien tampak segar
pemberian obat jika
 TTV: P : 22 kali per
diperlukan
menit, N: 100 kali per
menit, S: 37.3℃.
 Klien tampak suka
dengan kamarnya
 Klien menghabiskan
minum air hangatnya
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi
dihentikan
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Seperti yang sudah diuraikan diatas ISPA merupakan terjadinya infeksi yang
parah pada bagian sinus tenggorokan saluran udara atau paru-paru. Gejala yang
muncul akibat ISPA adalah hidung tersumbat atau berair paru-paru terasa terhambat
batuk-batuk, Tenggorokan  terasa sakit, kerap merasa kelelahan
dan tubuh terasa sakit. Seseorang dapat tertular ISPA ketika orang tersebut
menghirup udara yang mengandung virus atau bakteri.
Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan
melalui bersin atau ketika batuk. Sejauh ini belum
ada obat yang efektif untuk membunuh kebanyakan virus yang menyerang manusia.
Pengobatan yang dilakukan biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul
akibat infeksi virus.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/download/39272750/1088-2224-1-SM.pdf
2. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/article/view/7185
3. https://www.academia.edu/22982471/MAKALAH_ISPA
4. https://www.alodokter.com/ispa-pada-anak-jangan-disepelekan
5. http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/4904/1/
ASUHAN%20KEPERAWATAN%20PADA%20A1%20new.pdf

Anda mungkin juga menyukai