Anda di halaman 1dari 4

1

RADANG DAN MEKANISME PROSES INFEKSI


(By: Alfeus M.)

A. RADANG
1. Pengertian
Radang (inflamasi) adalah reaksi dari jaringan hidup terhadap semua bentuk jejas. Banyak
yang ikut berperan dalam reaksi ini seperti pembuluh darah, syaraf, cairan dan sel-sel
tubuh di tempat jejas. Radang akan memusnahkan, melarutkan atau membatasi agen
penyebab jejas dan merintis jalan untuk pemulihan jaringan yang rusak pada tempat itu.
Untuk mencapai tujuan tersebut, reaksi radang seringkali menimbulkan tanda dan gejala.

2. Tanda tanda radang


a. Rubor (Kemerahan)
Rubor atau kemerahan biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang
mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriol yang
mensuplai daerah melebar, dengan demikian lebih banyak darah mengalir. Kapiler-
kapiler yang sebelumnya kosong dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini
yang dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal. Timbulnya
hyperemia pada permulaan reaksi peradangan diatur oleh tubuh baik secara neurogenik
maupun secara kimia, melalui pengeluaran zat seperti histamin.
b. Kalor (Panas)
Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan akibat reaksi peradangan yang
hanya terjadi pada permukaan tubuh. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih
panas dari sekelilingnya karena darah yang disalurkan tubuh ke permukaan daerah yang
terkena lebih banyak daripada yang disalurkan ke daerah lain yang tidak mengalami
radang. Fenomena panas lokal ini tidak terjadi pada daerah-daerah yang terkena radang
jauh di dalam tubuh, karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti
37°C.
c. Dolor (Rasa Sakit)
Dolor atau rasa sakit muncul akibat adanya perubahan pH lokal yang merangsang
ujung- ujung saraf. Selain itu terjadi pengeluaran zat kimia bioaktif lainnya seperti
bradikinin dan histamin yang semuanya merangsang saraf. Dengan adanya
pembengkakan jaringan yang meradang, maka terjadi peningkatan tekanan lokal yang
tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit.
d. Tumor (Pembengkakan)
Masalah lain dari peradangan akut adalah terjadinya pembengkakan lokal (tumor).
Pembengkakan timbul karena adanya pengiriman cairan dari sel-sel dan dari sirkulasi
darah ke jaringan interstitial. Campuran berupa cairan dan sel yang tertimbun di daerah
peradangan disebut eksudat. Pada kejadian awal reaksi peradangan sebagian besar
eksudat yang terbentuk adalah cair, seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan
oleh luka bakar ringan. Kemudian sel-sel darah putih akan bergabung meninggalkan
aliran darah dan tertimbun sebagai bagian dari eksudat.
e. Fungsio Laesa (Perubahan Fungsi)
Fungsio laesa atau perubahan fungsi adalah reaksi yang mudah dimengerti, sebab ada
bagian tubuh yang bengkak, panas dan nyeri sehingga sulit untuk menjalankan
fungsinya.
2

3. Jenis Radang
Jenis radang dikelompokkan berdasarkan jenis eksudat yang terbentuk, organ atau jaringan
tertentu yang terlibat, dan lamanya proses peradangan. Tata nama proses peradangan
memperhitungkan masing-masing variabel ini.
a. Radang Kataral
Terbentuk di atas permukaan membran mukosa dimana terdapat sel-sel yang dapat
mensekresi musin. Eksudat musin yang paling banyak dikenal adalah puck yang
menyertai banyak infeksi pernapasan bagian atas.
b. Radang Pseudomembran
Istilah ini dipakai untuk reaksi radang pada permukaan selaput lendir yang ditandai
dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superfisial, mengandung endapan
fibrin, sel-sel nekrotik dan sel darah putih. Sebagai contoh yaitu radang membranosa
sering dijumpai dalam orofaring, trakea, bronkus, dan traktus gastrointestinal.
c. Ulkus
Terjadi apabila sebagian permukaan jaringan hilang, sedangkan jaringan sekitarnya
meradang.
d. Abses
Abses adalah lubang yang terisi nanah dalam jaringan. Abses adalah lesi yang sulit
untuk diatasi oleh tubuh karena kecenderungannya untuk meluas dengan pencairan,
kecenderungannya untuk membentuk lubang. Jika terbentuk abses, maka obat-obatan
seperti antibiotik dalam darah sulit masuk ke dalam abses. Umumnya penanganan abses
oleh tubuh sangat dibantu oleh pengosongannya secara pembedahan, sehingga
memungkinkan ruang yang sebelumnya berisi nanah mengecil dan sembuh. Jika abses
tidak dikosongkan secara pembedahan oleh ahli bedah, maka abses cenderung untuk
meluas, merusak struktur lain yang dilalui oleh abses tersebut.

e. Flegmon
Flegmon adalah radang purulen yang meluas secara difuse pada jaringan.
f. Radang Purulent
Terjadi akibat infeksi bakteri terdapat pada cedera aseptik dan dapat terjadi dimana-
mana pada tubuh yang jaringannya telah menjadi nekrotik.
g. Radang supuratif
Gambaran ini adalah nekrosis liqeuvaktifa yang disertai emigrasi sel darah putih dalam
jumlah banyak. Infeksi supuratif disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara
kolektif diberi nama piogen (pembentukan nanah). Perbedaan penting antara radang
supuratif dan radang purulen bahwa pada radang supuratif terjadi nekrosis liquefaktiva
dari jaringan dasar.
3

4. Reaksi sistemik
Reaksi sistemik yang menyertai reaksi lokal pada peradangan di antaranya adalah:
a. Demam
Merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen endogen yang berasal dari neutrofil dan
makrofag. Selanjutnya zat tersebut akan memacu pusat pengendali suhu tubuh yang ada
di hypothalamus.
b. Perubahan hematologis
Rangsangan yang berasal dari pusat peradangan mempengaruhi proses maturasi dan
pengeluaran leukosit dari sumsum tulang yang mengakibatkan kenaikan suatu jenis
leukosit, kenaikan ini disebut leukositosis.

5. Gejala konstitusional
Pada cedera yang hebat, terjadi perubahan metabolisme dan endokrin yang menyolok.
Reaksi peradangan lokal sering diiringi oleh berbagai gejala konstitusional berupa malaise,
anoreksia atau tidak ada nafsu makan dan ketidakmampuan melakukan sesuatu yang
beratnya berbeda-beda bahkan sampai tidak berdaya melakukan apapun.

B. INFEKSI
1. Pengertian
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berkembang di dalam tubuh yang
menyebabkan sakit. Infeksi adalah invasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh yang
menimbulkan cedera seluler setempat. Mikroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit
disebut pathogen (agen infeksi). Penyakit timbul jika pathogen berkembang biak dan
menyebabkan perubahan pada jaringan normal. Jika penyakit bisa ditularkan dari satu
orang ke orang lain, penyakit ini merupakan penyakit menular (contagius).

2. Tipe mikroorganisme penyebab infeksi


Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: bakteri, virus, parasit dan fungi.

3. Tipe infeksi
a. Kolonisasi
Merupakan proses dimana benih mikroorganisme menjadi flora yang menetap.
Mikroorganisme bisa tumbuh dan berkembang biak tetapi tidak dapat menimbulkan
penyakit. Infeksi terjadi ketika mikroorganisme yang menetap tadi dapat menyerang
bagian tubuh yang sistem pertahanannya tidak efektif sehingga terjadi kerusakan
jaringan akibatnya terjadilah infeksi.
b. Infeksi lokal: Spesifik dan terbatas pada bagian tubuh dimana mikroorganisme tinggal.
c. Infeksi sistemik: Terjadi bila mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh yang lain dan
menimbulkan kerusakan.
d. Bakterimia: Terjadi ketika dalam darah ditemukan adanya bakteri
e. Septikemia: Multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik
f. Infeksi akut: Infeksi yang muncul dalam waktu singkat
g. Infeksi kronik: infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama (dalam
hitungan bulan sampai tahun)
4

4. Rantai infeksi
Proses terjadinya infeksi yang digambarkan seperti rantai yang saling terkait antar
berbagai faktor yang mempengaruhi, yaitu agen infeksi (pathogenic microorganism),
reservoir, portal of exit (means of exit), cara penularan (mode of transmission), portal of
entry (means of entry) dan host/pejamu.

Lihat contoh rantai infeksi berikut ini.

5. Proses infeksi
Infeksi terjadi secara progresif dan secara umum proses infeksi terdiri dari:
a. Periode inkubasi
Interval antara masuknya patogen ke dalam tubuh dan munculnya gejala pertama.
Contoh: flu 1-3 hari, campak 2-3 minggu, mumps/gondongan 18 hari.
b. Tahap prodromal
Interval dari mulainya tanda dan gejala nonspesifik muncul seperti malaise, demam
ringan, keletihan sampai gejala yang spesifik. Selama masa ini, mikroorganisme
tumbuh dan berkembang biak dan pasien dapat menyebarkan penyakit ke orang lain.
c. Tahap sakit
Pasien menampakan tanda dan gejala yang spesifik sesuai jenis infeksi.
Contoh: Faringitis dimanifestasikan dengan sakit tenggorokan, mumps
dimanifestasikan dengan sakit telinga, demam tinggi, pembengkakan kelenjar parotid
dan saliva.
d. Pemulihan
Pasien memperlihatkan kesembuhan dengan hilangnya tanda dan gejala infeksi.

Rangkuman
Radang akan memusnahkan, melarutkan atau membatasi agen penyebab jejas dan merintis
jalan untuk pemulihan jaringan yang rusak. Untuk mencapai tujuan tersebut, reaksi radang
seringkali menimbulkan tanda dan gejala yaitu dolor, kalor, rubor, tumor dan fungsio laesa.
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit.
Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: bakteri, virus, fungi dan parasit.
Proses infeksi terjadi secara progresif terdiri dari: periode inkubasi, periode prodromal,
periode sakit dan periode pemulihan.

Anda mungkin juga menyukai