LINGKUNGAN
Dosen :
Nama Kelompok :
1. Firda Rahayu Kusumawati 2130018015
2. Amanda Diva Ikfiani 2130018026
3. Febie Trisna Suryani 2130018031
4. Naufal Ardan Al Afthor 2130018054
5. Elvina Faril Sabillah 2130018027
6. Mimin Indriani Mulia 2130018016
7. Marta Bela Kartika 2130018025
8. Dita Amelia Sari 2130018039
PENGERTIAN
■ Ekologi mempelajari rumah tangga mahluk hidup (oikos), istilah yang digunakan oleh Ernst
Haeckel sejak tahun 1869 (Odum 1983:2). Dalam ekologi, dikenal istilah sinekologi yaitu ekologi
yang ditujukan pada lebih dari satu jenis organisme hidup, misalnya ekologi hutan dimana terdapat
berbagai jenis tumbuhan dan hewan, dan autekologi yaitu ekologi tentang satu jenis mahluk hidup
misalnya ekologi Anoa, ekologi burung Maleo, hingga ekologi manusia.
■ Ekologi merupakan studi keterkaitan antara organisme dengan lingkungannya, baik lingkungan
abiotik maupun biotik. Lingkungan abiotik tediri dari atmosfer, cahaya, air, tanah dan unsur
mineral. Tetapi perlu diketahui apa yang dimaksud dengan organisme. Ini penting karena pada
hakikatnya organisme dibangun dari sistem-sistem biologik yang berjenjang sejak dari molekul-
molekul biologi yang paling rendah meningkat ke organel-organel subseluler, sel-sel, jaringan-
jaringan, organ-organ, sistem-sistem organ, organismeorganisme, populasi, komunitas, dan
ekosistem. Interaksi yang terjadi pada setiap jenjang sistem biologik dengan lingkungannya tidak
boleh diabaikan, karena hasil interaksi jenjang biologik sebelumnya akan mempengaruhi proses
interaksi jenjang selanjutnya.
KONSEP EKOLOGI KESEHATAN
■ Malaria masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, karena dapat mengakibatkan dampak
yang luas dan berpeluang muncul sebagai kejadian luar biasa. Berdasarkan data kasus malaria
yang dilaporkan maupun hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, di wilayah Timur
Indonesia menunjukkan endemisitas yang cukup tinggi dibanding daerah lainnya. Analisis dari
penelitian cross sectional ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai faktor lingkungan
yang berhubungan
■ 2010 menggunakan kuesioner Individu (RKD 10 IND) dan Rumah tangga (RKD 10 RT), dalam
70.000 rumah tangga. Sedangkan analisis ini melibatkan 12.299 subjek dalam 2 997 rumah
tangga. Dari analisis bivariat didapatkan bahwa faktor lingkungan yang berhubungan dengan
kejadian malaria adalah kepadatan penghunian (p=0,000), lokasi tempat tinggal disekitar
peternakan hewan besar (p=0,000), lokasi tempat tinggal di sekitar tambak atau kolam atau
galian pasir (0,000). Dari analisis multivariat didapatkan tiga variabel yang berpengaruh secara
signifikan, yaitu kepadatan penghunian (p=0,002), lokasi tempat tinggal disekitar peternakan
hewan besar (0,000), dan lokasi tempat tinggal di sekitar tambak atau kolam atau galian pasir
(p=0,000).Untuk mengurangi kejadian malaria antara lain dengan cara pemisahan rumah atau
tempat tinggal dengan kandang ternak hewan besar atau diberikan jarak yang cukup antara
kandang hewan besar.
REFERENSI
■ Medina-Ramon, et al.The Effect of Ozone and PM10 on Hospital Admissions for
Pneumonia and Chronic Obstructive Pulmonary Disease: a National Multicity Study.
American Journal of Epidemiology. 2006;163(6):579—588
■ Peters, A et al.Associations Beetwen Mortality and Air Pollution in Central Europe.
Environmental Health Perspective.2000;108(4):283-287.
■ Rahman, Abdur et al. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pertambangan Kapur di
Sukabumi, Cirebon, Tegal, Jepara, dan Tulung Agung. Jurnal Ekologi Kesehatan.
2008;7(1):665-677
■ Suryaman, Ujang Saleh dan Abdur Rahman. Safe Area For Residential Population to
Reside Near Limestone Mining: a risk management approach. Jurnal Ekologi
Kesehatan. 2011;10(4):256-266
■ ZelekeZKet al. 2010. Cement Dust Exposure and Acute Lung Function: A Cross-shift
study. BMC Pulm Medicine. 2010;10:19. doi: 10.1186/1471-2466-10-19.
■ Sastrawijaya, Tresna.2000. Pencemaran lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta.